You are on page 1of 20

Jurnal Ekonomi dan Kebijakan Pembanguan, hlm.

176-195 Vol 2 No 2

ANALISIS FRONTIER EFFICIENCY INDUSTRI PERBANKAN INDONESIA


DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISTRIBUTION FREE APPROACH

Agus Herta Sumarto1, Iman Sugema2, Nunung Nuryartono2


1
Mahasiswa Magister Program Studi Ilmu Ekonomi, FEM IPB
2
Staf Pengajar FEM IPB

Artikel diterima September 2013


Artikel disetujui untuk dipublikasikan Desember 2013

ABSTRACT
As an intermediary institution, bank has a very vital role in the economic
development of a country so bank has to operate efficiently. The efficiency analysis can
be conducted with the three approaches, namely cost efficiency, profit efficiency, and
alternative profit efficiency. The three approaches can measured with two methode,
parametric and non parametric. By using parametric methode (Distribution Free
Approach), cost efficiency of 107 commercial banks operating for 10 years (2002-
2011), the average cost efficiency of banks in Indonesia is 0.6729. While the average
value of the profit efficiency in Indonesian banks is 0.96363 or more efficient than cost
efficiency. The score of alternative profit efficiency Indonesian banks is 0.965957. The
cost efficiency of commercial banks on average have no strong correlation with all
financial ratios of banks. The profit efficiency have a strong relationship with financial
ratios ROA and BOPO. Financial performance of the bank's ROE ratio has a moderate
correlation with the level of profit efficiency. While the level of alternative profit
efficiency have a strong relationship with financial performance ratios ROE, ROA, and
ROA. NIM ratio has a low relationship with alternative profit efficiency.

Keyword: Distributin Free Approach, Cost Efficiency, Profit Efficiency, and Alternative
Profit Efficiency.

PENDAHULUAN ekonomi antar negara-negara tersebut.


Latar Belakang Dengan adanya MEA, para pelaku
Pemberlakuan Masyarakat ekonomi kawasan ASEAN akan lebih
Ekonomi ASEAN (MEA) yang akan mudah menanamkan modalnya dan
dimulai pada tahun 2015 sedikit besar melakukan usaha di negara-negara
akan mempengaruhi sistem dan kondisi ASEAN sehingga persaingan usaha
perekonomian di negara-negara ASEAN diharapkan lebih kompetitif.
termasuk Indonesia. Pemberlakukan Dalam kerangka MEA, setelah
pasar tunggal yang diharapkan lebih pengintegrasian sektor riil pada 2015 –
kompetitif dengan prinsip kesetaraan 2020, pada tahun 2020 akan dimulai
(equality) di antara negara-negara pengintegrasian sektor keuangan yang
anggota akan meningkatkan persaingan dimulai dari pasar bebas perbankan

176 | Edisi Desember 2013


Jurnal Ekonomi dan Kebijakan Pembanguan, hlm. 176-195 Vol 2 No 2

ASEAN. Dengan adanya penetrasi bank-bank dari negara ASEAN


pengintegrasian sektor keuangan maka lainnya akan semakin besar.
persaingan lembaga perbankan di antara Tabel 1 Rasio Kredit Terhadap PDB
negara-negara di ASEAN akan semakin Beberapa Negara Tahun 2011
meningkat. Bahkan dalam menyambut Negara Rasio Kredit
pengintegrasian sektor keuangan ini, BI terhadap PDB (%)
sudah melakukan berbagai kajian China 140
mengenai ASEAN Banking Integration Singapura 128.6
Framework (ABIF) yang salah satunya Malaysia 117.7
adalah kajian mengenai penyiapan bank Thailand 92.97
berskala ASEAN atau qualified ASEAN Indonesia 29.62
banks (QAB). Cambodia 27.6
Dari catatan Biro Riset Infobank Laos 20.4
setidaknya ada empat pilar yang akan Sumber: World Bank dalam Majalah Infobank
menjadi acuan ABIF yaitu harmonisasi (2012)
regulasi prudensial, kesiapan Pasca pengalihan fungsi
infrastruktur stabilitas keuangan, pengawasan bank dari BI ke Otoritas
capacity building bagi negara ASEAN Jasa Keuangan (OJK), pada beberapa
yang relatif tertinggal, dan kesepakatan tahun ke depan tingkat efisiensi lembaga
mengenai kriteria QAB. Sedangkan dari perbankan akan menjadi fokus penilaian
sisi efisiensi, dengan rasio biaya OJK dalam hal kebijakan pemberian ijin
operasional terhadap pendapatan bagi bank yang akan berekspansi bisnis
operasional (BO/PO) sekitar 74,94 baik produk maupun layanan. Tingkat
persen dan rasio net interest margin efisiensi bank akan menjadi salah satu
(NIM) 5,41 persen pada posisi Juli 2012, pertimbangan dan penilaian OJK dalam
industri perbankan nasional dituntut pemberian ijin tersebut. Indikator
untuk bisa lebih efisien lagi. Hal ini penilaian tingkat efisiensi bank yang
dikarenakan rata-rata rasio BOPO dan digunakan oleh OJK saat ini masih
NIM perbankan di lima negara besar seperti penilaian yang dilakukan oleh BI
ASEAN masing-masing hanya berada yaitu NIM dan BOPO.
pada kisaran 56,75 persen dan 3,53 Jika dilihat dari indikator yang
persen. dulu digunakan oleh BI dan sekarang
Efisiensi saat ini menjadi oleh OJK maka akan terlihat bahwa
tantangan yang harus diperhatikan oleh BOPO dan NIM perbankan Indonesia
pelaku industri perbankan di Indonesia. selama tujuh tahun terakhir relatif tidak
Pendalaman pasar keuangan Indonesia banyak mengalami perubahan. Nilai
sampai saat ini masih tertinggal dari NIM perbankan Indonesia selama tujuh
beberapa negara besar di ASEAN. Rasio tahun terakhir tetap berada di atas 5,5
kredit terhadap produk domestik bruto persen. Sedangkan untuk nilai BOPO,
(PDB) Indonesia di antara negara-negara selama tujuh tahun terakhir masih ada
Asia dan ASEAN masih termasuk pada kisaran 84 persen sampai dengan
rendah yaitu hanya 29,62 persen per 89 persen.
tahun 2011 masih jauh di bawah China, Sebenarnya selama beberapa
Singapura, Malaysia, dan Thailand. Hal tahun terakhir ini bank-bank di Indonesia
ini harus menjadi perhatian serius para membukukan keuntungan yang sangat
pelaku industri perbankan di Indonesia bagus. Bahkan dari 10 perusahaan
karena dengan kondisi seperti ini maka Indonesia yang masuk ke dalam 2000
perusahaan terbesar di dunia menurut

177 | Edisi Desember 2013


Jurnal Ekonomi dan Kebijakan Pembanguan, hlm. 176-195 Vol 2 No 2

versi Forbes, lima diantaranya adalah menciptakan optimisme para pelaku


lembaga perbankan. Hal ini ekonomi. Hal inilah yang kemudian
menunjukkan bahwa kinerja lembaga menjadikan para pelaku ekonomi
perbankan di Indonesia dari sisi termasuk industri perbankan memiliki
pendapatan sudah sangat bagus. ekspektasi yang positif sehingga
Walaupun dari sisi pendapatan berimbas pada ekspansi bisnisnya.
hampir semua bank di Indonesia Oleh karena itu, untuk menilai
mengalami peningkatan namun nilai tingkat efisiensi bank alangkah baiknya
BOPO selama tujuh tahun terakhir relatif jika melihat secara komprehensif dengan
stabil di atas 84 persen. Hal ini memasukan berbagai variabel penilaian
disebabkan karena seiring dengan tidak hanya sebatas pada nilai BOPO
peningkatan pendapatan operasional, dan NIM saja. Peran bank sebagai
biaya operasional bank juga mengalami lembaga intermediasi harus dilihat
peningkatan sehingga tidak berpengaruh secara lebih menyeluruh baik dari aspek
besar pada nilai BOPO. Seiring dengan pendapatan bank itu sendiri maupun dari
peningkatan laba, bank-bank di aspek biaya yang dikeluarkan oleh bank
Indonesia juga melakukan ekspansi tersebut. Dengan memasukkan beberapa
bisnis dengan menambah berbagai variabel kinerja keuangan bank maka
infrastruktur seperti penambahan kantor tingkat efisiensi suatu bank akan bisa
cabang dan mesin Anjungan Tunai dilihat lebih objektif baik dilihat dari sisi
Mandiri (ATM). pendapatan bank maupun dari sisi biaya
Tabel 2 Kinerja Keuangan Perbankan yang dikeluarkan oleh bank dalam
Nasional menjalankan peran dan fungsinya
KETERANGAN 2007 2008 2009 2010 2011 2012
tersebut.
DALAM RP TRILIUN
- ASET TOTAL 1986.5 2310.56 2534.11 3008.85 3652.83 4262.59
Pengukuran tingkat efisiensi bank
- DANA PIHAK KETIGA 1510.83 1753.29 1950.71 2338.82 2784.91 3225.02 dengan menggunakan pendekatan
* GIRO 405.56 430 465.22 535.86 652.65 767.07
* DEPOSITO 666.71 824.7 899.78 1069.81 1233.97 1381.3
metode parametrik dan non parametrik
* TABUNGAN 438.57 498.59 585.71 733.16 898.3 1076.83 ini bukanlah hal yang baru. Akhtar pada
- KREDIT 1002.01 1307.69 1437.93 1765.85 2216.54 2725.67
tahun 2010 melakukan penelitian
- AKTIVA PRODUKTIF (AP) 1851.99 2242.28 2464.26 2831.87 3426.35 3930.64
- MODAL DISETOR 78.93 86.28 96.3 105.52 112.72 123.28 mengenai tingkat efisiensi bank di
- LABA TAHUN BERJALAN 35.02 30.61 45.22 57.31 75.08 92.83 Pakistan dengan menggunakan data dari
DALAM PERSEN (%)
- ROA 2.78 2.33 2.6 2.86 3.03 3.11
tahun 2001 sampai tahun 2006. Metode
- LDR 66.32 74.58 72.88 75.21 78.77 83.58 yang digunakan adalah Data
- NPLs (gross) 4.07 3.2 3.31 2.56 2.17 1.87 Envelopment Analysis (DEA) dan
- BOPO 84.05 88.59 86.63 86.14 85.42 74.1
- CAR 19.3 16.76 17.42 17.18 16.05 17.43
hasilnya menunjukkan bahwa tingkat
- KREDIT / AP 54.1 58.32 58.53 62.36 64.69 69.34 efisiensi bank di Pakistan masih rendah.
- NIM 5.7 5.66 5.56 5.73 5.91 5.49
Repkova dan Miglietti (2014)
Sumber: Bank Indonesia (2013) meneliti tingkat efisiensi biaya dan
keuntungan sektor perbankan di
Ekspansi usaha yang dilakukan Slovakia periode 2003-2012 dengan
oleh bank beberapa tahun terakhir ini menggunakan metode Stochastic
didasari pada ekspektasi positif kondisi Frontier Approach (SFA). Dari hasil
ekonomi politik nasional. Stabilitas iklim penelitian mereka diperkirakan nilai
politik dua periode pemerintahan ini efisiensi biaya rata-rata berkisar 29-92
setidaknya telah mengakibatkan persen. Sedangkan nilai efisiensi
pertumbuhan ekonomi yang stabil. keuntungan rata-rata berkisar antara 56-
Kestabilian dalam bidang politik 93 persen. Hasil penelitian mereka juga
berimbas pada kondisi ekonomi yang menunjukkan bahwa bank-bank kecil
relatif stabil dan kondusif sehingga

178 | Edisi Desember 2013


Jurnal Ekonomi dan Kebijakan Pembanguan, hlm. 176-195 Vol 2 No 2

dan menengah di Slovakia lebih efisien Di Indonesia penelitian mengenai


daripada bank-bank besar. tingkat efisiensi bank dengan
Pada tahun 2014 penelitian menggunakan DEA, SFA, dan DFA
mengenai sektor perbankan juga pernah sudah banyak dilakukan, salah satunya
dilakukan di Arab Saudi oleh Sillah dkk. adalah Hadad dkk. (2003). Hadad et al.
(2014). Penelitian Sillah mencoba (2003) juga pernah melakukan penelitian
menganalisis tingkat efisiensi teknis yang serupa dengan menggunakan
perbankan di Arab Saudi dengan metode parametrik (SFA dan DFA).
menggunakan model stochastic frontier. Hasilnya menunjukkan berdasarkan
Penelitian Sillah mengambil 12 bank metode parametrik, skor efisiensi DFA
sebagai sampel selama periode tahun lebih beragam dibandingkan dengan skor
2000-2011. Bank yang diambel sebagai efisiensi SFA, jika digunakan data
sampel dibedakan menjadi tiga bulanan dan data tahunan yang
kelompok yaitu bank milik pemerintah, menggabungkan seluruh bank. Namun
bank milik asing, dan bank syariah. Dari demikian, bank-bank yang paling efisien
hasil penelitian ditemukan perbedaan yang dihasilkan dengan menggunakan
yang signifikan antara bank-bank kedua metode adalah sama. Sehingga
tersebut dalam hal efisiensi teknis. Bank perhitungan dengan menggunakan DFA
yang paling efisien adalah bank asing dan SFA jika menggunakan observasi
sedangkan bank milik pemerintah seluruh bank menghasilkan nilai-nilai
kinerja efisiensinya berfluktuasi selama yang konsisten.
periode penelitian dan jenis bank syariah Oleh karena itu, penelitian
tidak berbeda secara signifikan dari mengenai efisiensi bank akan selalu
milik pemerintah. menjadi hal yang menarik. Setiap tahun
Di belahan benua Eropa, bank akan menghadapi kondisi pasar dan
Banerjee (2012) menganalisis tingkat ekonomi yang berbeda sehingga
efisiensi bank di negara-negara yang penelitian mengenai tingkat efisiensi
baru masuk menjadi anggota Uni Eropa. bank akan menghadapi kondisi kebaruan
Banerjee mengukur peringkat relatif setiap tahunnya.
efisiensi masing-masing negara dan
pengaruh struktur kepemilikan terhadap Tujuan Penelitian
kinerja bank. Teknik yang digunakan 1. Menganalisis tingkat efisiensi biaya
adalah DEA, SFA, dan DFA dengan bank umum;
mengukur tingkat efisiensi biaya, 2. Menganalisis tingkat efisiensi
keuntungan, dan keuntungan alternatif. keuntungan bank umum;
Hasil penelitiannya memperlihatkan 3. Menganalisis tingkat efisiensi
bahwa teknik penghitungan dan konsep keuntungan lainnya bank umum; dan
yang berbeda akan menghasilkan hasil 4. Menganalisis hubungan tingkat
yang berbeda untuk peringkat efisiensi, efisiensi biaya, keuntungan, dan
tetapi beberapa pola umum adalah sudah keuntungan alternatif bank umum
sama. Dari penelitiannya ditemukan dengan Capital Adequacy Ratio
bahwa Ceko menjadi negara paling (CAR), Beban Operasional terhadap
efisien dari sisi teknis dan keuntungan Pendapatan Operasional (BOPO),
namun terendah dalam hal efisiensi Return on Asset (ROA), Return on
biaya. Sedangkan bank-bank di Slovenia Equity (ROE), Net Interest Margin
dan Estonia menjadi bank paling efisien (NIM), dan Loan to Deposit Ratio
dari sisi biaya. (LDR).

179 | Edisi Desember 2013


Jurnal Ekonomi dan Kebijakan Pembanguan, hlm. 176-195 Vol 2 No 2

1 TINJAUAN PUSTAKA bank dapat dibedakan menjadi tiga yaitu


cost efficiency, profit efficiency, dan
Pengertian Bank dan Bank Umum
alternative profit efficiency. Cost
Pengertian bank di Indonesia saat efficiency mengukur tingkat kedekatan
ini masih merujuk pada Undang-undang jumlah biaya yang dikeluarkan oleh
(UU) Nomor 10 Tahun 1998 tentang suatu bank dengan jumlah biaya yang
Perubahan Undang-undang Nomor 7 dikeluarkan oleh bank terbaik (best
Tahun 1992 Tentang Perbankan practice bank) untuk menghasilkan
(Sekretariat Negara, 1998). Dalam UU jumlah output yang sama dalam kondisi
tersebut disebutkan bahwa yang yang sama. Standard profit efficiency
dimaksud dengan bank adalah suatu mengukur seberapa dekat sebuah bank
badan usaha yang menghimpun dana kepada tingkat maksimum profit yang
dari masyarakat dalam bentuk simpanan mungkin dihasilkan pada tingkat harga-
dan menyalurkan kepada masyarakat harga input dan output tertentu.
dalam bentuk kredit dan atau dalam Sedangkan alternative profit efficiency
bentuk-bentuk lainnya dalam rangka mengukur seberapa dekat suatu bank
meningkatkan taraf hidup orang banyak. kepada perolehan profit maksimum
Dalam UU tersebut juga dijelaskan dengan tingkat output tertentu, bukan
bahwa terdapat dua macam bank tingkat harga dari output. Jika dilihat
berdasarkan fungsinya yaitu Bank dari hubungan input – output fungsi
Umum dan Bank Perkreditan Rakyat bank, nilai efisiensi bank dapat diperoleh
(BPR). Bank Umum adalah bank yang dengan menggunakan dua pendekatan
melaksanakan kegiatan usaha secara yaitu pendekatan produksi (the
konvensional dan atau berdasarkan production approach), dan pendekatan
Prinsip Syari’ah yang dalam kegiatannya intermediasi (the intermediation
memberikan jasa dalam lalu lintas approach) (Sealey dan Lindley, 1977).
pembayaran.
Konsep DFA
Konsep Efisiensi Metode DFA adalah salah satu
Berdasarkan review komprehensif metode penghitungan nilai efisiensi
yang dilakukan oleh Berger dan dengan pendekatan parametrik yang
Humphrey (1997) terhadap 130 studi dikembangkan oleh Allen N. Berger
tentang efisiensi lembaga keuangan di 21 pada tahun 1993 dengan tujuan membuat
negara diketahui setidaknya ada dua alternatif penghitungan nilai efisiensi
pendekatan untuk mengukur efisiensi di selain SFA. Berger membangun
lembaga perbankan yaitu pendekatan pendekatan DFA untuk menggantikan
non parametrik dan pendekatan beberapa asumsi statistik yang ketat
parametrik. Metode yang biasa dalam pendekatan SFA dengan asumsi
digunakan untuk pendekatan non sederhana dalam dekomposisi residual.
parametrik adalah Data Envelopment Pendekatan ini mengasumsikan bahwa
Analysis (DEA) dan Free Disposal Hull perbedaan biaya (dalam konteks efisiensi
(FDH). Sedangkan untuk pendekatan biaya) yang berkaitan dengan inefisiensi
parametrik metode yang biasa digunakan biaya adalah stabil sepenjang waktu
adalah Stochastic Frontier Analysis dimana komponen acak (random error)
(SFA), Distribution Free Approach bervariasi dan cenderung mendekati
(DFA) dan Thick Frontier Approach rata-ratanya yaitu nol.
(TFA). Jika dilihat dari konsep efisiensi Fungsi biaya dengan pendekatan
dalam industri perbankan maka DFA dapat dituliskan dalam bentuk di
pendekatan pengukuran nilai efisiensi bawah ini:

180 | Edisi Desember 2013


Jurnal Ekonomi dan Kebijakan Pembanguan, hlm. 176-195 Vol 2 No 2

Bank Asing, dan (6). Bank


Dimana C adalah variabel biaya, w Pembangunan Daerah (BPD). Jumlah
adalah variabel harga input, y adalah total bank yang diteliti sebanyak 107
kuantitas output, z adalah kuantitas fixed karena bank Syariah dan bank-bank yang
netputs, v adalah kondisi lingkungan, uc tidak memiliki laporan keuangan
adalah faktor inefisiensi, sedangkan εC lengkap selama periode pengamatan
menggambarkan random error. tidak dimasukkan dalam objek
Fungsi keuntungan dengan penelitian.
pendekatan DFA dapat dituliskan dalam Definisi Operasional
bentuk di bawah ini:
Variabel-variabel yang digunakan
Dalam fungsi keuntungan hampir dalam penelitian ini disesuaikan dengan
semua variabel sama dengan variabel laporan keuangan bank yang berlaku di
pada fungsi biaya kecuali π yang Indonesia dari tahun 2002 sampai
menggambarkan variabel keuntungan, dengan tahun 2011. Variabel-variabel
dan p yang menggambarkan variabel yang digunakan juga berbeda untuk
harga output. setiap pendekatan. Variabel yang
Fungsi keuntungan lainnya dengan digunakan pendekatan Profit Effciciency
pendekatan DFA dapat dituliskan dalam dapat dilihat dalam Tabel 3. Sedangkan
bentuk di bawah ini: variabel yang digunakan untuk
pendekatan Cost Efficiency dan
Dalam fungsi keuntungan lainnya Alternative Profit Efficiency relatif sama
hampir semua variabel sama dengan hanya beda dalam variabel
variabel keuntungan kecuali variabel p depdendennya. Variabel yang digunakan
yang menggambarkan variabel harga untuk pendekatan Cost Efficiency dan
output diganti dengan variabel y yang Alternative Profit Efficiency dalam
menggambarkan kuantitas output. dilihat dalam Tabel 4.
Tabel 3 Variabel Penelitian dengan
METODOLOGI PENELITIAN Pendekatan Profit Efficiency
Jenis Nama
No Variabel Simbol Keterangan
Jenis dan Sumber Data Variabel Variabel
Pendapatan Pendapatan
1 Dependen π
Penelitian ini menggunakan data Operasional
Harga
Operasional
Beban
sekunder, yakni laporan keuangan 2 Input Beban w Bunga /
Bunga Liabilitas
publikasi bank yang terdapat dalam Pendapatan
Harga
direktori Bank Indonesia (BI). Data yang 3 Output
Output
p Bunga /
Total Aset
digunakan adalah data publikasi bank Net
Komitmen –
selama 10 tahun yaitu tahun 2002 – 4 Fixed Netput Komitmen – z1
Kontijensi
Kontijensi
2011. Periode tahun 2002 – 2011 Akumulasi
diambil sebagai tahun pengamatan 5 Fixed Netput Modal Fisik z2 Penyusutan
Aset
karena selama periode tersebut bank 6 Fixed Netput Aset z3 Total Aset
dinilai sudah melalui tahap recovery Non
7 Independen Enviromental Performing NPL Gross NPL
pascakrisis ekonomi tahun 1997/1998. Loan
Data yang digunakan adalah data panel
yang berasal dari seluruh bank umum di Untuk mengontrol
Indonesia periode tahun 2002 – 2011 heteroskedastisitas dalam setiap
yang terdiri dari (1). Bank Persero, (2). persamaan maka setiap variabel dalam
Bank Swasta Devisa, (3). Bank Swasta penelitian ini dibagi oleh variabel total
Non Devisa, (4). Bank Campuran, (5). aset. Selain itu, perlakuan ini diharapkan

181 | Edisi Desember 2013


Jurnal Ekonomi dan Kebijakan Pembanguan, hlm. 176-195 Vol 2 No 2

dapat memberikan interpretasi yang pendekatan cost efficiency, standard


lebih baik secara ekonomi. Dalam profit efficiency, dan alternative profit
manajemen perbankan, pendapatan yang efficiency. Secara matematis model DFA
dibagi dengan aset (ROA) menjadi salah dengan pendekatan cost efficiency dapat
satu indikator utama dalam pencapaian mengikuti perhitungan dari Berger dan
tujuan perusahaan (bank). Mester (1997) sebagaimana rumus
berikut:
Tabel 4 Variabel Penelitian dengan ̂
Pendekatan Cost Efficiency ̂
dan Alternative Profit [̂( ̂ )] [ ̂ ]
Efficiency [̂( )] [ ̂ ]
Jenis Nama
No Variabel Simbol Keterangan ̂
Variabel Variabel
Pendapatan Pendapatan ̂
...(1)
1 Dependen π
Operasional Operasional
Biaya Nilai cost efficiency akan berkisar
2 Dependen c
Operasional dalam interval (0-1) dimana nilai
Harga Beban Beban Bunga
3 Input
Bunga
w
/ Liabilitas efisiensi satu menunjukkan bahwa bank
4 Output
Kredit
y1
Kredit tersebut merupakan bank yang paling
Properti Properti
Kredit Non
Total Kredit – efisien. Model matematis di atas
5 Output y2 Kredit
Properti
Properti
memiliki galat (error term). Setiap galat
Total Aktiva mempunyai dua komponen, yaitu
Produktif –
6 Output
Aktiva
Produktif y3
Kredit komponen acak (random effect) dan
Properti –
Selain Kredit
Kredit Non komponen inefisiensi teknis. Untuk
Net
Properti memahami hal tersebut, menurut Berger
Komitmen –
7 Fixed Netput Komitmen – z1
Kontijensi
dan Mester (1997) dikembalikan pada
Kontijensi
Akumulasi fungsi biaya dan profit dimana
8 Fixed Netput Modal Fisik z2 Penyusutan
Aset
inefisiensi dan random error dapat
9 Fixed Netput Aset z3 Total Aset dipisahkan dari fungsi biaya atau profit
10
Non
Independen Enviromental Performing NPL Gross NPL inti. Inefisiensi uc dan error term εc
Loan diasumsikan membentuk fungsi biaya
dan profit secara multiplikatif sehingga
persamaan biaya dan profit dapat
Model Penelitian
dituliskan dalam bentuk logaritma
Berdasarkan hubungan input –
natural sebagai berikut:
output fungsi bank, pendekatan yang
digunakan dalam penelitian ini adalah ....
pendekatan intermediasi (the (2)
intermediation approach). Pendekatan dimana: lnC adalah total biaya
intermediasi memandang bank sebagai (logaritma natural dari total biaya) dari
intermediator dimana bank berfungsi bank ke-i; w,y,z,v adalah sebuah vektor
merubah dan mentransfer aset-aset (transformasi dari) kuantiatas input
finansial dari unit-unit surplus menjadi output dari unit pengambil keputusan ke-
unit-unit defisit. Dalam hal ini input- i; lnεc adalah variabel acak yang
input institusional adalah pembayaran diasumsikan independent, identical dan
bunga pada deposit, dengan output yang normal distribution (iid), N(0,σV2), dan
diukur dalam bentuk kredit pinjaman variabel independen lnu yang merupakan
(loans) dan investasi finansial (financial variabel acak non negatif yang
investments). digunakan untuk mengukur tingkat
Dalam penelitian ini penggunaan inefisiensi teknis.
model DFA akan diterapkan dengan

182 | Edisi Desember 2013


Jurnal Ekonomi dan Kebijakan Pembanguan, hlm. 176-195 Vol 2 No 2

Model DFA dengan pendekatan


standard profit efficiency yang Menurut Berger dan Mester
mengikuti pendekatan Berger adalah pendekatan alternative profit efficiency
sebagai berikut: akan lebih informatif daripada
pendekatan standard profit efficiency
̂ jika didasarkan pada kondisi-kondisi
{ [̂( ) [ ̂ ]]}
..... (3) berikut:
{ [̂( ) [ ̂ ]]} 1. Ada perbedaan yang tidak terukur
dimana semua komponennya sama dalam kualitas pelayanan
dengan model cost efficiency hanya ada perbankan.
perubahan pada variabel dependen dan 2. Tidak semua bank dapat mencapai
variabel independennya yaitu dari biaya skala ekonomi dan bauran produk
operasional menjadi keuntungan karena ada perbedaan output
operasional dan variabel kuantitas output sebagai suatu variabel.
menjadi harga output (p). Di samping 3. Kondisi pasar tidak sepenuhnya
itu, pada model standard profit kompetitif sehingga sebagian bank
efficiency ada penambahan konstanta, θ, memiliki kekuatan pasar di atas
yang ditambahkan kepada variabel bank lain.
pendapatan setiap bank sehingga tidak 4. Harga output yang diukur tidak
ada bentuk logaritma natural yang sepenuhnya akurat sehingga tidak
nilainya nol (0). Sehingga persamaannya memberikan panduan yang akurat
dapat dituliskan sebagai berikut: terhadap peluang untuk
memperoleh pendapatan dan
keuntungan dalam fungsi standard
..................................(4)
profit.

Sedangkan untuk model DFA Efisiensi biaya dengan


dengan pendekatan alternative profit menggunakan DFA mengukur seberapa
efficiency adalah sebagai berikut: dekat biaya dari suatu bank dengan biaya
terendah yang dibutuhkan untuk
̂ memproduksi output yang sama pada
{ [̂( ) [ ̂ ]]} kondisi yang sama. Sedangkan untuk
..... (5) efisiensi profit adalah mengukur
{ [̂( ) [ ̂ ]]}
seberapa dekat profit yang didapat oleh
dimana semua komponennya sama suatu bank dengan profit tertinggi yang
dengan model cost efficiency hanya ada dihasilkan dari produksi yang sama pada
perubahan pada variabel dependennya kondisi yang sama. Pengukuran efisiensi
yaitu dari biaya operasional menjadi biaya diturunkan dari fungsi biaya
keuntungan operasional. Di samping itu, dimana biaya variabel tergantung dari
pada model alternative profit efficiency harga dari input variabel, kuantitas dari
ada penambahan konstanta, θ, yang output, faktor inefisiensi, dan random
ditambahkan kepada variabel pendapatan error. Untuk pengukuran efisiensi profit
setiap bank sehingga tidak ada bentuk diturunkan dari fungsi profit dimana
logaritma natural yang nilainya nol (0). profit yang diperoleh tergantung dari
Sehingga persamaannya dapat dituliskan harga input variabel, kuantitas dari
sebagai berikut: output, faktor inefisiensi, dan random
error.
...............................(6)

183 | Edisi Desember 2013


Jurnal Ekonomi dan Kebijakan Pembanguan, hlm. 176-195 Vol 2 No 2

Fungsi persamaan alternative rata-rata dari total residual yang telah


profit efficiency menyerupai fungsi mengalami truncated.
persamaan biaya dimana inefisiensi dan Sebagaimana dijelasakan di atas
random error dapat dipisahkan dari biaya pendekatan variabel-variabel yang
inti. Inefisiensi, uc, dan error term εc digunakan dalam penelitian ini diadopsi
diasumsikan membentuk fungsi dari penelitian Allen N. Berger (1993).
alternative profit secara multiplikatif Dalam penelitian ini faktor-faktor yang
sehingga persamaannya dapat dituliskan dianggap mempengaruhi tingkat biaya
dalam bentuk logaritma natural seperti dan keuntungan bank adalah; harga
dalam persamaan 3.4. Namun semua beban bunga, harga output, kredit
variabel dalam penelitian ini sudah properti, kredit non properti, aktiva
dibagi dengan variabel total aset produktif selain kredit, net komitmen –
sehingga semua variabel sudah kontijensi, modal fisik, aset, dan NPL,
berbentuk rasio. Dalam kondisi seperti sehingga model yang terbentuk adalah:
ini maka persamaannya tidak ditulis (
dalam bentuk logaritma natural sehingga ) ( )
penulisan persamaannya adalah:
( )
Persamaan fungsi cost efficiency:
...............(7) ( )
( )
Persamaan fungsi standard profit
.....................(10)
efficiency:
........................................................(8)
Persamaan fungsi alternative profit ( )
efficiency: ( )
........................................................(9) ...................................(11)

Dalam perlakuan terhadap ( )


komponen galatnya, pendekatan DFA ( )
mengasumsikan bahwa perbedaan biaya
( )
(dalam konteks biaya) yang berkaitan
dengan inefisiensi biaya dan perbedaan ( )
profit (dalam konteks profit) yang ( )
berkaitan dengan inefisiensi profit, .............(12)
adalah stabil sepanjang waktu, dimana
komponen acak (random error)
Metode Analisa Data
bervariasi dan cenderung mendekati
Teknik estimasi dalam penelitian
rata-ratanya, yaitu nol. Sehingga
ini menggunakan model data panel. Data
perbedaan (residual) tersebut dianggap
panel adalah data yang memiliki dimensi
sebagai inefficiency term. Namun
ruang (individu) dan waktu (Gujarati,
sepanjang waktu tersebut, nilai efisiensi
2004). Dalam data panel, data cross
dianggap masih memiliki komponen
section yang sama diobservasi menurut
error. Untuk menghilangkan komponen
waktu. Jika setiap unit cross section
error tersebut, nilai residual yang
memiliki jumlah observasi time series
tertinggi dan yang terendah dari periode
yang sama maka disebut sebagai
penelitian dihilangkan (truncated).
balanced panel (total jumlah observasi =
Setelah proses truncated tadi, nilai
N x T). Sebaliknya jika jumlah observasi
inefisiensi diperoleh dengan membuat

184 | Edisi Desember 2013


Jurnal Ekonomi dan Kebijakan Pembanguan, hlm. 176-195 Vol 2 No 2

berbeda untuk setiap unit cross section dapat menangkap fenomena yang
maka disebut unbalanced panel. ada.
Baltagi (2005) mengungkapkan b. Nonresponse : permasalahan
bahwa penggunaan data panel yang muncul dalam panel data
memberikan banyak keuntungan, ketika ada ketidaklengkapan
diantaranya sebagai berikut: jawaban yang diberikan oleh
1. Mampu mengontrol heterogenitas responden (sampel
individu. Dengan metode ini estimasi rumahtangga).
yang dilakukan dapat secara eksplisit c. Attrition : jumlah responden yang
memasukkan unsur heterogenitas cenderung berkurang pada survei
individu. lanjutan yang biasanya terjadi
2. Dapat memberikan data yang
karena responden pindah,
informatif, mengurangi kolinearitas
antar peubah, meningkatkan derajat meninggal dunia atau biaya
bebas dan lebih efisien. menemukan responden yang
3. Lebih baik untuk studi dynamics of terlalu tinggi
adjustment. Karena berkaitan dengan 4. Dimensi waktu (time series) yang
observasi cross section yang pendek. Jenis panel mikro biasanya
berulang, maka data panel lebih baik mencakup data tahunan yang relatif
dalam mempelajari perubahan pendek untuk setiap individu.
dinamis. 5. Cross-section dependence. Sebagai
4. Lebih baik dalam mengidentifikasi contoh, apabila macro panel dengan
dan mengukur efek yang secara unit analisis negara atau wilayah
sederhana tidak dapat diatasi dalam dengan deret waktu yang panjang
data cross section saja atau data time mengabaikan cross-country
series saja. dependence akan mengakibatkan
inferensi yang salah (misleading
Selain manfaat yang diperoleh inference).
dengan penggunaan panel data, metode Analisis data panel secara garis
ini juga memiliki keterbatasan di besar dibedakan menjadi dua macam
antaranya adalah: yaitu statis dan dinamis. Pada analisis
1. Masalah dalam desain survei panel, data panel dinamis, regressor-nya
pengumpulan dan manajemen data. mengandung variabel lag dependent-nya,
Masalah yang umum dihadapi sedangkan pada analisis data panel statis
diantaranya: cakupan (coverage), tidak. Penelitian ini menggunakan
nonresponse, kemampuan daya ingat analisis data panel statis sehingga
responden (recall), frekuensi dan pembahasannya dibatasi untuk analisis
waktu wawancara. statis saja. Secara umum, terdapat dua
2. Distorsi kesalahan pengamatan pendekatan dalam metode data panel,
(measurement errors). Measurement yaitu Fixed Effect Model (FEM) dan
errors umumnya terjadi karena Random Effect Model (REM). Keduanya
respon yang tidak sesuai. dibedakan berdasarkan ada atau tidaknya
3. Masalah selektivitas (selectivity) korelasi antara komponen error dengan
yang mencakup hal-hal berikut: peubah bebas (Baltagi, 2005).
a. Self-selectivity : permasalahan Misalkan diberikan persamaan
yang muncul karena data-data regresi data panel sebagai berikut:
yang dikumpulkan untuk suatu
penelitian tidak sepenuhnya ........................................................(13)

185 | Edisi Desember 2013


Jurnal Ekonomi dan Kebijakan Pembanguan, hlm. 176-195 Vol 2 No 2

dimana: dari individu ( i ). Pada two way telah


Yit : nilai dependent variable
memasukkan efek dari waktu (  t ) ke
untuk setiap unit
individu i pada periode t dalam komponen error, uit diasumsikan
dimana i = 1, …, n dan t tidak berkorelasi dangan X it . Jadi
= 1, …, T
perbedaan antara FEM dan REM terletak
αi : unobserved heterogenity
Xit : nilai independent variable pada ada atau tidaknya korelasi antara i
yang terdiri dari sejumlah dan  t dengan X it .
K variabel.
Fixed Effect Model (FEM)
Struktur dari persamaan regresi Fixed Effect Model digunakan
data panel dapat dilihat dalam gambar 5. ketika efek individu dan efek waktu
Pada one way, komponen error mempunyai korelasi dengan X it atau
dispesifikasikan dalam bentuk: memiliki pola yang sifatnya tidak acak.
 it  i  uit ......................................(14) Asumsi ini membuat komponen error
dari efek individu dan waktu dapat
dimana: λi : efek individu (time menjadi bagian dari intercept. Untuk one
invariant) way komponen error:
uit : disturbance yang ……...... (16)
bersifat acak Sedangkan untuk two way komponen
error:
...... (17)
Untuk two way, komponen error
dispesifikasikan dalam bentuk: Penduga FEM dapat dihitung
 it  i   t  u it ............................. (15) dengan beberapa teknik, yaitu Pooled
Least Square (PLS), Within Group
dimana:
(WG), Least Square Dummy Variable
μt : efek waktu (individual invariant)
(LSDV), dan Two Way Error
Component Fixed Effect Model.
Random Effect Model (REM)
REM digunakan ketika efek
individu dan efek waktu tidak
berkorelasi dengan X it atau memiliki
pola yang sifatnya acak. Keadaan ini
membuat komponen error dari efek
individu dan efek waktu dimasukkan ke
dalam error. Untuk one way komponen
error:
….......... (18)
Untuk two way komponen error:

Gambar 1 Struktur data model panel Asumsi yang digunakan dalam REM
adalah
Pada pendekatan one way
komponen error hanya memasukkan
komponen error yang merupakan efek

186 | Edisi Desember 2013


Jurnal Ekonomi dan Kebijakan Pembanguan, hlm. 176-195 Vol 2 No 2

E uit |  i   0 ini ditujukan untuk memperoleh dugaan


E u it2 |  i    u2
Dimana untuk: yang efisien. Diagram pengujian statistik
One way error untuk memilih model yang digunakan
E  i | xit   0 component: dapat diperlihatkan pada Gambar 4.
untuk semua i dan t  i  i Untuk memutuskan apakah akan
E  i2 | xit    2 Two way error menggunakan fixed effect atau random
untuk semua i dan t component: effect menggunakan uji Haussman.
E uit j   0 untuk  i  i   t Hausman test dilakukan dengan
semua i, t, dan j hipotesis sebagai berikut:
E u it u js   0 untuk H0: E(τi | xit) = 0 atau REM adalah model
yang tepat
i  j dan t  s H1: E(τi | xit) ≠ 0 atau FEM adalah model
E  i j   0 untuk yang tepat
i j Sebagai dasar penolakan H0
Dari semua asumsi di atas, yang maka digunakan statistik Hausman dan
paling penting adalah E  i | xit   0 . membandingkannya dengan Chi square.
Pengujian asumsi ini menggunakan
HAUSMAN test. Uji hipotesis yang
digunakan adalah:
H0 : E(τi | Xit) = 0  Tidak ada
korelasi antara
komponen
error dengan
peubah bebas
H0 : E(τi | Xit) ≠ 0  Ada korelasi
antara
komponen
error dengan
peubah bebas

H  ˆ REM  ˆ FEM  M
'
FEM  M REM 
1
ˆ REM  ~  2 k2 Kerangka Pengambilan
 ˆ FEMGambar
Keputusan
dimana M : matriks kovarians untuk Jika nilai χ2 statistik hasil
parameter  pengujian lebih besar dari χ2 tabel, maka
k : derajat bebas cukup bukti untuk melakukan penolakan
Jika H >  tabel
2
maka komponen error terhadap H0 sehingga pendekatan yang
mempunyai korelasi dengan peubah digunakan adalah fixed effect, begitu
bebas dan artinya model yang valid juga sebaliknya.
digunakan adalah REM. Penduga REM Uji Asumsi
dapat dihitung dengan dua cara yaitu Setelah diputuskan untuk
pendekatan Between Estimator (BE) dan menggunakan suatu model tertentu
Generalized Least Square (GLS). (FEM atau REM), maka langkah
Pemilihan Model dalam Pengujian selanjutnya adalah uji asumsi. Dalam
Data Panel melakukan uji asumsi ini ada tiga uji
Pemilihan model yang digunakan yang harus dilakukan yaitu uji
dalam sebuah penelitian perlu dilakukan heterskedastisitas, uji
berdasarkan pertimbangan statistik. Hal

187 | Edisi Desember 2013


Jurnal Ekonomi dan Kebijakan Pembanguan, hlm. 176-195 Vol 2 No 2

Uji Multikolinearitas Wooldridge test dilakukan dengan


Indikasi multikolinearitas hipotesis sebagai berikut:
tercermin dengan melihat hasil t dan F H0: Tidak terdapat autokorelasi dalam
statistik hasil regresi. Jika banyak model
koefisiensi dari t statistik diduga tidak H1: Terdapat autokorelasi dalam model
signifikan smentara dari hasil F
hitungnya signifikan, maka patut diduga PERKEMBANGAN BIAYA DAN
adanya masalah multikolinearitas. PENDAPATAN OPERASIONAL
Multikolinearitas dapat diatasi dengan BANK
menghilangkan variabel yang tidak
signifikan. Selama 10 tahun terakhir industri
perbankan di Indonesia mengalami
Uji Heteroskedastisitas perkembangan yang cukup pesat.
Salah satu asumsi yang harus Walaupun dari segi jumlah unit lembaga
dipenuhi dalam persamaan regresi perbankan sedikit mengalami penurunan
adalah bahwa taksiran parameter dalam namun jika dilihat dari segi keuntungan
model regresi bersifat BLUE (Best Linier secara rata-rata lembaga perbankan
Unbiased Estimate) maka var (ui) harus mengalami peningkatan yang signifikan.
sama dengan σ2 (konstan), atau semua Selama 10 tahun periode pengamatan
residual atau error mempunyai varian hanya dua tahun saja industri perbankan
yang sama. Kondisi itu disebut dengan di Indonesia mengalami penurunan
homoskedastisitas. Sedangkan bila keuntungan yaitu periode 2004 – 2005
varian tidak konstan atau berubah-ubah dan periode 2007 – 2008 sebagaimana
disebut dengan heteroskedastisitas. terlihat pada Gambar 5. Penurunan
Untuk mendeteksi adanya keuntungan yang terjadi pada periode
heteroskedastisitas dapat menggunakan 2004 – 2005 disinyalir karena mulai
metode General Least Square (Cross meningkatnya biaya pengembangan
section Weights) yaitu dengan lembaga bank seiring dengan
membandingkan sum square Resid pada meningkatnya kesadaran lembaga
Weighted Statistics dengan sum square perbankan untuk meningkatkan fasilitas
Resid unweighted Statistics. Jika sum pelayanan kepada nasabah.
square Resid pada Weighted Statistics
lebih kecil dari sum square Resid
unweighted Statistics, maka terjadi
heteroskedastisitas.
Uji Autokorelasi
Autokorelasi adalah korelasi
yang terjadi antar observasi dalam satu
peubah atau korelasi antar error masa
yang lalu dengan error masa sekarang. Sumber: Bank Indonesia (Tahun 2002-2011)
Uji autokorelasi yang dilakukan Gambar 3 Rata-rata keuntungan dan
tergantung pada jenis data dan sifat biaya operasional bank
model yang digunakan. Autokorelasi konvensional.
dapat mempengaruhi efisiensi dari
estimatornya. Untuk mendeteksi adanya Selama 10 tahun terakhir industri
korelasi serial dalam penelitian ini perbankan di Indonesia mengalami
digunakan pendekatan tes Wooldridge. perkembangan yang cukup pesat.
Walaupun dari segi jumlah unit lembaga

188 | Edisi Desember 2013


Jurnal Ekonomi dan Kebijakan Pembanguan, hlm. 176-195 Vol 2 No 2

perbankan sedikit mengalami penurunan Namun peningkatan tersebut diikuti


namun jika dilihat dari segi keuntungan dengan peningkatan keuntungan
secara rata-rata lembaga perbankan operasional yang diperoleh. Dari gambar
mengalami peningkatan yang signifikan. tersebut bisa disimpulkan juga bahwa
Selama 10 tahun periode pengamatan antara biaya opersional dengan
hanya dua tahun saja industri perbankan pendapatan operasional memiliki
di Indonesia mengalami penurunan hubungan yang positif. Ketika biaya
keuntungan yaitu periode 2004 – 2005 operasional meningkat maka pendapatan
dan periode 2007 – 2008 sebagaimana operasional juga ikut meningkat.
terlihat pada Gambar 5. Penurunan Jika dilihat tren pertumbuhan
keuntungan yang terjadi pada periode keuntungan berdasarkan kelompok bank
2004 – 2005 disinyalir karena mulai atas dasar tahun 2002 maka terlihat Bank
meningkatnya biaya pengembangan Umum Devisa memiliki tingkat
lembaga bank seiring dengan pertumbuhan paling tinggi dibandingkan
meningkatnya kesadaran lembaga bank-bank lainnya seperti terlihat pada
perbankan untuk meningkatkan fasilitas Gambar 6. Namun Bank Umum Devisa
pelayanan kepada nasabah. sempat mengalami penurunan
pertumbuhan pada tahun 2008 sampai
berada di bawah tingkat pertumbuhan
kelompok Bank BUMN, Bank Non
Devisa, BPD, dan Bank Campuran. Pada
tahun 2011 Bank Non Devisa yang
sebelumnya pertumbuhan
keuntungannya selalu berada di bawah
pertumbuhan keuntungan kelompok
bank BUMN dan BPD tumbuh di atas
kedua kelompok bank tersebut.
Sedangkan kelompok Bank Asing
pertumbuhan keuntungannya relatif
Sumber: Bank Indonesia (Tahun 2002 – 2011) stabil dan tidak pernah tumbuh di atas
Gambar 4 Tren Pertumbuhan angka 70 persen.
Keuntungan Berdasarkan
Kelompok Bank Atas
EFISIENSI BANK DALAM
Dasar Tahun 2002.
INDUSTRI PERBANKAN
INDONESIA
Sedangkan penurunan keuntungan
yang terjadi pada periode 2007 – 2008 Efisiensi Biaya
disinyalir karena adanya krisis ekonomi Pengukuran nilai efisiensi biaya
global yang berdampak pada penurunan
pertumbuhan ekonomi Indonesia. Selain dari masing-masing bank digunakan
itu, Gambar 5 juga memperlihatkan tren tujuh variabel yang terdiri dari biaya
perkembangan rata-rata keuntungan operasional, kredit properti, kredit non
operasional dan biaya operasional bank properti, aktiva produktif selain kredit,
konvensional dari tahun 2002 sampai net komitmen – kontijensi, modal fisik,
dengan tahun 2011. Gambar tersebut dan NPL. Variabel biaya operasional,
memperlihatkan bahwa tingkat biaya
kredit properti, kredit non properti,
operasional industri perbankan hampir
setiap tahun mengalami peningkatan. aktiva produktif selain kredit, net

189 | Edisi Desember 2013


Jurnal Ekonomi dan Kebijakan Pembanguan, hlm. 176-195 Vol 2 No 2

komitmen – kontijensi, dan modal fisik Jika dilihat berdasarkan kelompok


dinormalisasi dengan total aset. Hal ini bank maka Bank Campuran memiliki
dilakukan untuk menghilangkan tingkat efisiensi biaya yang paling tinggi
selama 10 tahun terakhir diikuti oleh
heteroskedastisitas dan efek bank besar
Bank Asing, Bank Pembangunan
dan bank kecil. Berdasarkan hasil Daerah, Bank Swasta Nasional Devisa,
analisis regresi data panel model Fixed Bank BUMN, dan Bank Swasta
Effect didapat fungsi biaya sebagai Nasional Non Devisa. Rata-rata nilai
berikut: efisiensi biaya Bank Campuran selama
C = 0,0468 – 0,1184Y1 + 0,0704Y2 + 10 tahun sebesar 0,7735. Sedangkan
0,00005Y3 + 0,01117Z1 + 1,1272Z2 kelompok Bank Swasta Nasional Non
Devisa sebagai kelompok bank yang
+ 0,00028NPL
memiliki rata-rata nilai efisiensi biaya
terendah memiliki rata-rata nilai efisiensi
Dari 107 bank yang beroperasi sebesar 0,6451.
selama 10 tahun terakhir, rata-rata Tabel 7 Rata-rata Nilai Efisiensi Biaya
efisiensi biaya bank di Indonesia adalah Berdasarkan Kelompok Bank
0,6729 dengan standar deviasi 0,0787. Kelompok Bank Rata-rata Efisiensi
Nilai maksimum efisiensi biaya bank Bank Campuran 0.773532992
berdasarkan penghitungan DFA adalah Bank Asing 0.679023718
1,000 dan nilai minimumnya adalah Bank Pembangunan Daerah 0.66559756
0,5013. Bank yang paling efisien dari Bank Swasta Nasional Devisa 0.659604693
Bank BUMN 0.649590178
segi biaya selama 10 tahun terakhir
Bank Swasta Nasional Non Devisa 0.645065108
(2002 – 2011) adalah Bank ICBC Sumber: Hasil olahan, 2013
Indonesia yang merupakan salah satu
bank devisa. Sedangkan bank yang
berada pada peringkat paling bawah Efisiensi Keuntungan
dengan nilai efisiensi 0,5013 adalah JP. Nilai efisiensi keuntungan
Morgan Chase Bank yang termasuk ke diperoleh dengan menggunakan enam
dalam kelompok bank asing. variabel yaitu pendapatan operasional,
Tabel 5 Statistik Deskriptif Efisiensi harga beban bunga, harga output, net
Biaya Bank di Indonesia komitmen – kontijensi, modal fisik, dan
Obs Mean Std. Deviation Minimum Maximum NPL. Variabel pendapatan operasional,
Efisiensi 107 0.6729 0.078701 0.5013 1 net komitmen – kontijensi, dan modal
Sumber: Hasil olahan, 2013 fisik dinormalisasi dengan total aset.
Alasan dilakukannya normalisasi
Jika nilai efisiensi biaya bank beberapa variabel pada fungsi
dikelompokkan ke dalam tiga kategori keuntungan ini sama dengan alasan
yaitu tingkat efisiensi tinggi, sedang, dan normalisasi pada fungsi biaya yaitu
rendah dengan menggunakan metode untuk menghilangkan adanya
mean ± Standard Deviation maka heteroskedastisitas dan menghilangkan
hasilnya dapat dilihat dalam Tabel 3. efek bank besar dan bank kecil.
Tabel 6 Distribusi Nilai Efisiensi Biaya Berdasarkan hasil analisis regresi data
Nilai Efisiensi Frekuensi Persentase Keterangan panel model Fixed Effect didapat fungsi
NE < 0,5942 12 11,2% Efisiensi Rendah keuntungan sebagai berikut:
0,5942 ≤ NE < 0,7516 87 81,3% Efisiensi Sedang π = 0,01468 – 0,26382W + 0,2207P +
NE ≥ 0,7516 8 7,5% Efisiensi Tinggi 0,00055Z1 + 0,21136Z2 +
Sumber: Hasil olahan, 2013 0,00059NPL

190 | Edisi Desember 2013


Jurnal Ekonomi dan Kebijakan Pembanguan, hlm. 176-195 Vol 2 No 2

Rata-rata nilai efisiensi Tabel 10 Rata-rata Nilai Efisiensi


keuntungan dari 107 bank konvensional Keuntungan Berdasarkan
yang beroperasi selama 10 tahun adalah Kelompok Bank
0,96363. Nilai minimum efisiensi Kelompok Bank Rata-rata Nilai Efisiensi Keuntungan
keuntungan adalah 0,92338 dan nilai Bank Asing 0.97631
Bank Campuran 0.9697
maksiumnya adalah 1. Bank yang paling
Bank Pembangunan Daerah 0.96717
maksimum dari segi keuntungan adalah Bank BUMN 0.96014
JP. Morgan Chase Bank. Sedangkan Bank Swasta Nasional Devisa 0.95885
bank yang memiliki nilai efisiensi Bank Swasta Nasional Non Devisa 0.95852
keuntungan paling kecil adalah Bank Sumber: Hasil olahan, 2013
Andara.
Tabel 8 Statistik Deskriptif Efisiensi Kelompok Bank BUMN berada
Keuntungan Bank di Indonesia pada posisi lebih baik dibandingkan
Obs Mean Std. Deviation Minimum Maximum dengan rata-rata nilai efisiensi Bank
Efisiensi 107 0.963633 0.01141191 0.92338 1 Swasta Nasional Devisa dan Bank
Sumber: Hasil olahan, 2013 Swasta Nasional Non Devisa. Kelompok
bank BUMN berada di urutan keempat
Bank yang masuk ke dalam setelah kelompok bank asing, bank
kategori bank dengan nilai efisiensi campuran, dan BPD. Namun nilai rata-
tinggi dalam hal keuntungan berjumlah rata tersebut masih berada di bawah rata-
15 unit. Bank yang masuk kategori bank rata nilai efisiensi keuntungan seluruh
dengan efisiensi sedang berjumlah 81 bank.
unit atau 75,7 persen. Sedangkan bank
yang masuk kategori bank dengan Efisiensi Keuntungan Alternatif
efisiensi rendah berjumlah 11 atau 10,3 Nilai efisiensi keuntungan
persen dari total seluruh bank yang alternatif diukur dengan menggunakan
beroperasi selama 10 tahun terakhir. tujuh variabel yang terdiri dari
Tabel 9 Distribusi Nilai Efisiensi pendapatan operasional, kredit properti,
Keuntungan kredit non properti, aktiva produktif
Nilai Efisiensi Frekuensi Persentase Keterangan selain kredit, net komitmen – kontijensi,
NE < 0,9522 11 10,3% Efisiensi Rendah modal fisik, dan NPL. Variabel
0,9522 ≤ NE < 0,975 81 75,7% Efisiensi Sedang pendapatan operasional, kredit properti,
NE ≥ 0,975 15 14% Efisiensi Tinggi kredit non properti, aktiva produktif
Sumber: Hasil olahan, 2013 selain kredit, net komitmen – kontijensi,
dan modal fisik dinormalisasi dengan
Jika diambil rata-rata selama 10 total aset sebagaimana dilakukan pada
tahun terakhir berdasarkan kelompok fungsi biaya. Alasan dilakukan
bank maka rata-rata nilai efisiensi normalisasi terhadap beberapa variabel
keuntungan kelompok Bank Asing sama dengan alasan normalisasi pada
berada di urutan pertama dengan nilai fungsi biaya. Berdasarkan hasil analisis
efisiensi 0,9763. Bank campuran berada regresi data panel model Random Effect
di urutan kedua setelah kelompok bank didapat fungsi keuntungan alternatif
asing dengan nilai 0,9697. Bank sebagai berikut:
Pembangunan Daerah berada di urutan π alt = 0,019619 – 0,0298Y1 + 0,0179Y2
ketiga dengan nilai rata-rata efisiensi – 0,000025Y3 – 0,00137Z1 –
yang masih berada di atas rata-rata nilai 0,210014Z2 – 0,00075NPL
efisiensi nasional yaitu sebesar 0,96717.

191 | Edisi Desember 2013


Jurnal Ekonomi dan Kebijakan Pembanguan, hlm. 176-195 Vol 2 No 2

Dari 107 bank konvensional yang Nilai Efisiensi Frekuensi Persentase Keterangan
beroperasi selama 10 tahun terakhir rata- NE < 0,9542 19 17,8% Efisiensi Rendah
0,9542 ≤ NE < 0,9776 73 68,2% Efisiensi Sedang
rata nilai efisiensi keuntungan alternatif
NE ≥ 0,9776 15 14% Efisiensi Tinggi
adalah 0,965957. Nilai ini sedikit lebih
Sumber: Hasil olahan, 2013
besar dari rata-rata nilai efisiensi Jika diambil rata-rata selama 10
keuntungan. Pun dengan nilai standar tahun terakhir berdasarkan kelompok
deviasinya. Standar deviasi untuk nilai bank maka dari enam kelompok bank
efisiensi keuntungan alternatif sebesar hanya dua kelompok bank saja yang
0,011761 sedangkan untuk nilai standar nilai rata-rata efisiensinya lebih kecil
deviasi efisiensi keuntungan adalah dari rata-rata nilai efisiensi keuntungan
0,011411. Nilai minimum efisiensi lainnya secara nasional. Kedua
keuntungan alternatif adalah 0,936745 kelompok bank tersebut adalah bank
dan nilai maksimumnya adalah 1. Bank swasta nasional devisa dan bank swasta
yang memiliki nilai satu atau yang nasional non devisa.
paling maksimum dari segi keuntungan Tabel 13 Rata-rata Nilai Efisiensi
alternatif adalah JP. Morgan Chase Keuntungan Alternatif
Bank. Hasil ini sama dengan hasil yang Berdasarkan Kelompok Bank
diperoleh dari analisa efisiensi Kelompok Bank Rata-rata Efisiensi
keuntungan dimana JP. Morgan Chase Bank Asing 0.97464
Bank menempati peringkat pertama Bank Pembangunan Daerah 0.97347
Bank BUMN 0.96928
dengan nilai efisiensi 1. Sedangkan bank
Bank Campuran 0.96739
yang memiliki nilai efisiensi keuntungan Bank Swasta Nasional Devisa 0.96066
alternatif paling kecil adalah Bank BankSwasta Nasional Non Devisa 0.96008
Andara. Sumber: Hasil olahan, 2013
Tabel 11 Statistik Deskriptif Efisiensi
Keuntungan Alternatif Bank di Nilai efisiensi keuntungan lainnya
Indonesia untuk kelompok bank swasta nasional
Obs Mean Std. Deviation Minimum Maximum devisa adalah 0,96066 dan nilai efisiensi
Efisiensi 107 0.965957 0.011761285 0.936745 1 keuntungan lainnya untuk kelompok
Sumber: Hasil olahan, 2013 swasta nasional non devisa adalah
0,96008.
Tabel 9 memperlihatkan bahwa Hubungan Efisiensi Biaya,
sebagian besar bank masuk ke dalam Keuntungan, dan Keuntungan
kategori bank dengan nilai efisiensi Alternatif dengan Kinerja Keuangan
sedang yaitu berjumlah 73 bank atau Bank
sekitar 68,2 persen dari total keseluruhan Tingkat efisiensi biaya,
bank. Bank yang masuk kategori bank keuntungan, dan keuntungan alternatif
dengan nilai efisiensi tinggi terdapat 15 lembaga perbankan tidak serta merta
bank. Sedangkan bank yang masuk ke memiliki hubungan yang erat dengan
dalam kategori bank yang memiliki nilai seluruh variabel kinerja keuangan yang
efisiensi rendah ada 19 unit bank atau selama ini menjadi barometer tingkat
sekitar 17,8 persen dari total keseluruhan kesehatan suatu bank. Ada beberapa
bank. variabel yang memiliki hubungan namun
Tabel 12 Distribusi Nilai Efisiensi beberapa variabel yang lain sama sekali
Keuntungan Alternatif tidak memiliki hubungan. Secara lebih
jelas tingkat hubungan efisiensi biaya,
keuntungan, dan keuntungan alternatif
dapat dilihat dalam Tabel 11.

192 | Edisi Desember 2013


Jurnal Ekonomi dan Kebijakan Pembanguan, hlm. 176-195 Vol 2 No 2

Tabel 14 Hubungan Efisiensi Biaya, Bank Andara dengan nilai efisiensi


Keuntungan, dan 0,92338.
Keuntungan Alternatif 3. Dari 107 bank umum yang
dengan Variabel Kinerja beroperasi selama 10 tahun terakhir
Keuangan Bank rata-rata nilai efisiensi keuntungan
Variabel Kinerja Efisiensi Efisiensi
Efisiensi lainnya adalah 0,965957. Nilai ini
Keuntungan
Keuangan Biaya Keuntungan
Alternatif sedikit lebih besar dari rata-rata nilai
CAR 0,2069* 0,033 0,0519 efisiensi keuntungan. Bank yang
ROE 0,0718 0,5452* 0,6697*
paling efisien dari sisi keuntungan
ROA 0,2654* 0,6834* 0,7318*
LDR 0,3284* -0,0745 -0,1322
lainnya adalah JP. Morgan Chase
NIM -0,1541 0,1297 0,3982 Bank. Sedangkan bank yang
BOPO -0,3963* -0,7452* -0,7399* memiliki nilai efisiensi keuntungan
* Correlation coefficients is significant at the 5% lainnya paling rendah adalah Bank
level or better Andara dengan nilai efisiensi sebesar
** Correlation coefficients is significant at the
1% level or better 0,9367.
Sumber: Hasil olahan, 2013 4. Efisiensi biaya bank umum secara
rata-rata tidak memiliki hubungan
dengan dua rasio keuangan bank
SIMPULAN DAN SARAN yaitu ROE dan NIM. Sedangkan
Berdasarkan tujuan, hasil analisis untuk rasio kinerja keuangan lainnya
dan pembahasan pada bab sebelumnya, yaitu CAR, ROA, LDR, dan BOPO
maka penelitian ini dapat menghasilkan hubungannya relatif rendah. Jika
beberapa kesimpulan dan saran. dilihat dari sisi efisiensi keuntungan
maka secara rata-rata efisiensi
Simpulan
1. Dilihat dari sisi efisiensi biaya 107 keuntungan memiliki hubungan yang
bank umum yang beroperasi selama relatif kuat dengan rasio keuangan
10 tahun (2002 – 2011), terakhir ROA dan BOPO. Rasio keuangan
rata-rata efisiensi biaya bank di kinerja bank ROE memiliki tingkat
Indonesia adalah 0,6729. Bank yang hubungan yang relatif lebih kecil
paling efisien dari segi biaya adalah dibanding dengan ROA dan BOPO.
Bank ICBC Indonesia yang Sedangkan hubungan antara efisiensi
merupakan salah satu bank devisa. keuntungan dengan rasio kinerja
Sedangkan bank yang berada pada keuangan CAR, LDR, dan NIM bisa
peringkat paling bawah dengan nilai dikatakan tidak memiliki hubungan.
efisiensi 0,5013 adalah JP. Morgan Sedangkan tingkat efisiensi
Chase Bank yang termasuk ke dalam keuntungan alternatif memiliki
kelompok bank asing. hubungan yang relatif kuat dengan
2. Dalam kurun waktu 10 tahun terakhir rasio kinerja keuangan ROE, ROA,
(2002 – 2011) rata-rata nilai efisiensi dan BOPO. Rasio NIM memiliki
keuntungan 107 bank umum yang hubungan yang relatif rendah dengan
beroperasi di Indonesia adalah tingkat efisiensi keuntungan
0,96363. Nilai efisiensi keuntungan alternatif. Sedangkan rasio CAR dan
ini jauh lebih baik dibandingkan nilai LDR bisa dikatakan tidak memiliki
efisiensi biaya. Bank yang paling hubungan dengan tingkat efisiensi
efisien dari sisi keuntungan adalah keuntungan alternatif.
JP. Morgan Chase Bank. Sedangkan
bank yang memiliki nilai efisiensi
keuntungan paling rendah adalah

193 | Edisi Desember 2013


Jurnal Ekonomi dan Kebijakan Pembanguan, hlm. 176-195 Vol 2 No 2

Saran alternatif layak untuk


Berdasarkan hasil penelitian, dipertimbangkan.
beberapa saran yang dapat disampaikan 4. Saran untuk penelitian selanjutnya
adalah sebagai berikut: berhubungan dengan pendekatan
1. Persaingan bisnis bank di Indonesia yang digunakan. Penelitian
akan semakin meningkat. Hanya berikutnya disarankan untuk
bank-bank yang efisiensi yang bisa menggabungkan pendekatan yang
bertahan dalam persaiangan yang digunakan yaitu pendekatan produksi
semakin tinggi. Jika dilihat dari sisi (the production approach),
efisiensi biaya maka rata-rata bank di pendekatan intermediasi (the
Indonesia masih belum efisien. Oleh intermediation approach), dan
karena itu, setiap bank di Indonesia pendekatan asset (the asset
harus bisa meningkatkan efisiensi approach).
biayanya. Perluasan ekspansi pasar
dalam negeri yang mengakibatkan
tingkat efisiensi biaya menurun harus DAFTAR PUSTAKA
dikaji lebih mendalam. Sebaiknya Akhtar MH. 2010. E-Efficiency Analysis
bank-bank kecil dan menengah fokus of Pakistani Commercial Banks.
pada pasar tertentu baik dari segi International Management
demografi maupun usaha sehingga Review 6(1):12-24.
tingkat efisiensi biayanya tidak Baltagi BH. 2005. Econometric Analysis
terlalu rendah. of Panel Data. England: John
2. Walaupun tingkat efisiensi Wiley & Sons LTD.
keuntungan dan keuntungan Banerjee, Biswajit. 2012. Banking Sector
alternatif bank-bank di Indonesia Efficiency in New EU Member
telah melampaui angka 90 persen, State: A Survey. Banka Slovenije.
potensi keuntungan pasar Indonesia http://www.bsi.si/iskalniki/razisk
masih besar. Bank-bank di Indonesia ave.asp?MapaId=234. [10 Juli
masih banyak melakukan operasi 2014].
usahanya di pulau Jawa khususnya Bank Indonesia. 2013. Statistik
kota-kota besar seperti Jakarta, Perbankan Indonesia (SPI) bulan
Bandung, Semarang, dan Surabaya. Januari 2013. http:// www.
Sebelum masuknya bank-bank QAB Bi.go.id. [6 Juni 2013].
sebaiknya bank-bank yang sekarang Berger AN. et al. 1993. The Efficiency
telah beroperasi semakin of Financial Institutions: A
menguatkan pasar di dalam negeri Review and Preview of Research
terutama untuk pasar-pasar yang Past, Present, and Future. Journal
belum tersentuh lembaga perbankan of Banking and Finance 17:221-
sehingga efisiensi keuntungannya 249.
bisa lebih tinggi lagi. Berger AN. Humprey DB. 1997.
3. Lembaga perbankan dan BI tidak Efficiency of Financial
hanya menjadikan rasio-rasio kinerja Institution: International Survey
keuangan konvensional sebagai and Direction for Future
barometer utama dalam mengukur Research.
tingkat efisiensi suatu bank. fic.wharton.upenn.edu/. [7
Pengukuran melalui frontier analysis Februari 2013].
dengan pendekatan biaya, Berger AN. Mester LJ. 1997. Inside the
keuntungan, dan keuntungan Black Box: What Explains

194 | Edisi Desember 2013


Jurnal Ekonomi dan Kebijakan Pembanguan, hlm. 176-195 Vol 2 No 2

Differences in The Efficiencies of Sealey, C. And Lindley, J. 1977. Inputs,


Financial Institutions. Outputs, and a theory of
fic.wharton.upenn.edu/. [7 production and cost at depository
Februari 2013]. financial institutions. Journal of
Gujarati, Damodar N. (2004). Basic Finance 32:1251-1266.
econometrics, fourth edition. The Sekretariat Negara. 1998. Undang-
Mcgraw-Hill Companies. Undang Republik Indonesia No.
Hadad MD. et al. 2003. Pendekatan 10 Tahun 1998 tentang
Parametrik untuk Efisiensi Perubahan atas Undang-Undang
Perbankan Indonesia. No. 7 Tahun 1992 tentang
http://www.bi.go.id. [5 Juli Perbankan. Jakarta.
2012]. Sillah BMS. et al. 2014. The
Mohamad, Karnoto. 2012. Berburu 115 Performance of Saudi Banking
Juta Unbanked. Majalah Industry 2000 -2011: Have the
Infobank No.398. Jakarta. Banks Distinguished Themselves
Repkova I. Miglietti CL. 2014. Cost and from One Another?.
Profit Efficiency of The Slovak International Journal of
Banking Sector. Financial Research.
http://icfb.rs.opf.slu.cz/. [10 Juli www.sciedu.ca/ijfr. [10 Juli
2014]. 2014].

195 | Edisi Desember 2013

You might also like