You are on page 1of 39

PENDIDIKAN KESEHATAN TERKAIT

PENCEGAHAN ANEMIA PADA REMAJA

Disusun untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan Stase 2


Praktik Asuhan Kebidanan pada Remaja, Pranikah dan Prakonsepsi

Oleh:

NAMA : Imas Mandarini

NPM : E1AC23019

PROGAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SUKABUMI
2023

i
LEMBAR PERSETUJUAN

Presentasi Jurnal dengan judul:


PENDIDIKAN KESEHATAN TERKAIT
PENCEGAHAN ANEMIA PADA REMAJA

Oleh:

NAMA : Imas Mandarini

NPM : E1AC23019

Telah dilakukan pembimbingan dan dinyatakan layak untuk dipresentasikan di


hadapan tim penguji.

Tanggal, 3 Oktober 2023

Mengetahui,

Dosen Penanggung Jawab Stase

Qorry Sri Wahyuni, M.Kes


NIDN : 0420098903

ii
LEMBAR PENGESAHAN

Presentasi Jurnal dengan judul:


PENDIDIKAN KESEHATAN TERKAIT
PENCEGAHAN ANEMIA PADA REMAJA

Oleh:

NAMA : Imas Mandarini

NPM : E1AC23019

Telah dipresentasikan pada tanggal 3 Oktober 2023 di hadapan tim penguji Program
Studi Pendidikan Profesi Bidan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sukabumi

3 Oktober 2023

Mengetahui,

Dosen Penanggung Jawab Stase

Qorry Sri Wahyuni, S.ST., M.Kes


NIDN : 0420098903

iii
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT, karena atas kasih sayang dan kuasa-Nya penulis dapat
menyelesaikan Laporan Persentasi Jurnal yang berjudul “PENDIDIKAN
KESEHATAN TERKAIT PENCEGAHAN ANEMIA PADA REMAJA” Dalam
penyusunan laporan ini penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak, oleh
karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang setinggi-tingginya kepada :
1. H. Iwan Permana, SKM., S.Kep., M.Kep., Ph.D Selaku Ketua Sekolah Tinggi
Ilmu Kesehatan Sukabumi
2. Shinta Utami, S.ST., M.Keb Selaku Kepala Prodi Sarjana Kebidanan dan
Pendidikan Profesi Bidan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sukabumi
3. Qorry Sri Wahyuni, M.Kes Selaku Dosen Penanggung Jawab Stase Remaja,
Pranikah dan Prakonsepsi
4. Wina Chaerunisa, S.ST., M.Kes Selaku Preseptor Akademik Stase Remaja,
Pranikah dan Prakonsepsi
5. Seluruh Dosen dan Staf Pengajar Program Studi Pendidikan Profesi Bidan
yang telah memberikan ilmu pengetahuan, arahan dan bimbingan pada penulis
selama mengikuti proses pendidikan.
6. Seluruh teman-teman dalam kelompok Praktek Kebidanan Profesi pada
Program Studi Pendidikan Profesi Bidan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Sukabumi yang senantiasa memberi motivasi dan semangat sehingga presentasi
jurnal kasus ini dapat terselesaikan dengan baik.
Penulis menyadari bahwa penyusunan Laporan Persentasi Jurnal ini jauh dari
kesempurnaan, untuk itu penulis mengharapkan kritikan dan saran untuk perbaikan
kedepannya.
Sukabumi, Oktober 2023

Penulis

iv
DAFTAR ISI

COVER
LEMBAR PERSETUJUAN ........................................................................ ii
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................ iii
KATA PENGANTAR ................................................................................ iv
DAFTAR ISI ............................................................................................... vi
BAB 1: JURNAL
A. Jurnal 1 ................................................................................................... 1
B. Jurnal 2 .................................................................................................. 2
C. Jurnal 3 ................................................................................................... 3
BAB II: TINJAUAN KASUS
Tinjauan Kasus ............................................................................................ 5
BAB III: PEMBAHASAN
Pembahasan ................................................................................................. 12
BAB IV: PENUTUP
A. Simpulan .............................................................................................. 17
B. Saran .................................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

v
BAB I
JURNAL

A. Jurnal 1
Judul : Edukasi Pencegahan Anemia Pada Remaja Disertai Cara
Benar Konsumsi Tablet Tambah Darah (Ttd)
Penulis : Zaiyidah Fathony, Rizki Amalia, Pratiwi Puji Lestari
Tahun : 2022
Link : https://jurnal.unigo.ac.id/index.php/gjph/article/view/144
Jurnal

Abstrak
Permasalahan gizi di Indonesia masih menjadi pekerjaan rumah yang belum
terselesaikan. Masalah kekurangan gizi mikro seperti anemia adalah salah satu
dari beberapa masalah yang terjadi di Indonesia. Remaja putri pada masa
pubertas sangat berisiko mengalami anemia gizi besi. Penyebabnya adalah
banyaknya zat besi yang hilang selama proses menstruasi. Metode pelaksanaan
kegiatan ini adalah dengan penyuluhan kepada siswa sekolah dasar di SDN
Kaarang Indah Barito Kuala berjumlah 6 orang siswi. Media yang digunakan
adalah flyer, PPT dan Leaflet serta Tablet Tambah Darah (Fe dan Asam Folat).
Hasil: remaja dapat memahami tentang pengertian anemia, penyebab anemia,
cara mengatasi anemia, dan cara meminum tablet tambah darah dibuktikan
dengan evaluasi langsung setelah penyuluhan dilakukan. Kesimpulan:
Pelaksanaan edukasi tentang anemia pada remaja dapat meningkatkan
pengetahuan remaja tentang pencegahan anemia dan cara yang benar
mengkonsumsi tablet tambah darah.
Kata Kunci: Anemia, Pendegahan Anemia Remaja, Tablet Tambah Darah

1
B. Jurnal 2
Judul : Literature Review : Hubungan Asupan Protein Terhadap
Kejadian Anemia Pada Remaja Putri
Penulis : Dina Permatasari, Elida Soviana
Tahun : 2022
Link : https://jurnal.uisu.ac.id/index.php/wahana/article/view/1445
Jurnal

Abstrak
Penelitian ini dilakukan untuk mengkaji hasil penelitian berbagai artikel mengenai
hubungan asupan protein terhadap kejadian anemia pada remaja putri. Metode
penelitian Literature riview dengan menggunakan 10 artikel penelitian yang
memiliki tema hubungan asupan protein terhadap kejadian anemia pada remaja
putri. Artikel dicari menggunakan database google scholar dengan kriteria inklusi
waktu terbit 10 tahun terakhir (2011-2021), bereputasi nasional sinta 1-4, full text
bahasa indonesia atau bahasa inggris, subjek penelitian adalah remaja usia 12-20
tahun yang mengalami anemia dan non anemia serta sehat. Hasil peneltian ini
Rata-rata asupan protein pada remaja putri didapatkan 56,48% yang tergolong
baik, namun masih ada beberapa penelitian dengan asupan protein yang kurang.
Terdapat 7 artikel dari 10 yang memiliki hubungan yang signifikan antara protein
dengan kejadian anemia, 3 artikel tidak berhubungan dise babkan kurangnya
konsumsi protein jenis protein hewani.

C. Jurnal 3
Judul : Pengaruh Pemanfaatan Media Edukasi Gizi untuk
Meningkatkan Pengetahuan Terkait Anemia pada Remaja
Putri : Literature Review
Penulis : Fachira Kasmarini, Ratih Kurniasari
Tahun : 2022

2
Link : http://gizi-
Jurnal indonesia.persagi.org/index.php/Gizi_Indon/article/view/401

Abstrak
kadar hemoglobin (Hb) di dalam darah kurang dari batas normal disebut
dengan anemia. Prevalensi anemia pada remaja putri kelompok usia 15-24
tahun di Indonesia sebesar 27,2% sementara pada remaja putra sebesar 20,3%.
Angka kejadian anemia pada remaja putri lebih tinggi daripada remaja laki-laki
sebab remaja putri mengalami menstruasi dan sedang dalam masa pertumbuhan
sehingga membutuhkan asupan zat gizi yang lebih tinggi. Diperlukan suatu
upaya pencegahan dan
penanggulangan anemia untuk meningkatkan pengetahuan remaja, terutama
remaja putri, mengenai anemia melalui pemanfaatan media dalam edukasi gizi.
Tujuan: Penulisan literature review ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
pemanfaatan media edukasi gizi dalam meningkatkan pengetahuan remaja putri
mengenai anemia.
Metode: Penulisan ini menggunakan metode literature review. Artikel ilmiah
ditemukan melalui mesin pencari Google Scholar dengan kata kunci “anemia”,
“media edukasi gizi”, dan “remaja putri”. Artikel ilmiah terindeks Sinta 1-5
dengan rentan waktu publikasi antara tahun 2018-2021.
Hasil: Kesimpulan: Terdapat peningkatan pengetahuan gizi pada remaja putri
setelah diberikan intervensi.
Pemberian edukasi gizi melalui media berupa kartu games, media animasi,
komik, dan video blog (vlog) berpengaruh terhadap peningkatan pengetahuan
remaja putri terkait anemia.
Kata Kunci: Anemia; Edukasi Gizi; Pemanfaatan Media; Peningkatan
Pengetahuan; Remaja Putri

3
BAB II
TINJAUAN KASUS

DOKUMENTASI ASUHAN KEBIDANAN


PADA MASA PRAKONSEPSI

No. Registrasi : 03
Tanggal pengkajian : 03 Oktober 2023
Waktu Pengkajian : 11.00 WIB
Tempat Pengkajian : PMB Bidan I
Pengkaji : Imas Mandarini

PENGKAJIAN
A. Data Subjektif
Nama Ibu : Nn. D
Umur : 13 tahun
Agama : Islam
Suku : Sunda
Pekerjaan : IRT
Alamat : KP.Cikembar RT 02 RW 03

1. Alasan datang
Ingin memeriksa keadaannya
2. Keluhan utama
Pusing, lemas, lunglai
3. Riwayat Obstetri
a. Riwayat menstruasi
1) Haid pertama : 11 Tahun
2) Siklus : 28 hari

4
3) Banyaknya : 7 hari
4) Dismenorrhoe : Tidak ada
5) Teratur/tidak : Teratur
6) Lamanya : 7 hari
7) Sifat darah : Encer dengan sedikit gumpalan
8) Keputihan : Sebelum dan sesudah menstruasi, warnanya
putih jernih, tidak berbau dan tidak gatal.

4. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan
Tidak memiliki riwayat terutama pada penyakit menular,
menurun, dan sistemik yangdapat berpengaruh pada keadaan ibu dan
janin (HIV, sifilis, Hep.B, malaria, kelainan jantung, hipertensi,
Diabetes Mellitus
b. Riwayat Kesehatan Keluarga
Tidak memiliki riwayat terutama pada penyakit menular,
menurun, dan sistemik yang dapat berpengaruh pada keadaan ibu dan
janin (HIV, sifilis, Hep.B, malaria, kelainan jantung, hipertensi,
Diabetes Mellitus.
5. Pola Kebiasaan Sehari-hari
a. Pola Istirahat
Ibu biasa tidur malam 7-8 jam dan tidur siang 1-2 jam
b. Pola aktifitas
Ibu sehari-hari beraktifitas sebagai ibu rumah tangga, namun pekerjaan
rumah dikerjakan dan dibantu bersama dengan suami apabila ada di
rumah
c. Pola Eliminasi
BAK : 6-7 x sehari, warna bening dan tidak pekat
BAB : 1x sehari konsistensi lembek, tidak ada masalah

5
d. Pola Nutrisi
Makan : 2x sehari, porsi sedang, dengan lauk pauk, tidak suka
sayur dan daging
Minum : 7-8 gelas perhari, air putih
e. Pola Personal Hygiene
mandi, gosok gigi dan ganti pakaian 2x/hari. Keramas 3x/minggu

B. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
2. Pemeriksaan Umum
Tekanan darah : 110/70 mmhg
Denyut Nadi : 80 x/menit
Frekuensi Nafas : 24 x/ menit
Suhu tubuh : 36,5 ℃
3. Pemeriksaan Antropometri
Berat Badan : 42 kg
Tinggi Badan : 152 cm
LILA : 23 cm
4. Pemeriksaan Fisik :
Wajah : Tidak pucat, simetris, tidak oedema,
Mata : Simetris, konjungtiva pucat, sklera putih,
refleks pupil normal mengikuti arah cahaya
Mulut : Mukosa bibir lembab, tidak ada stomatitis,
tidak ada caries gigi

6
Leher : Tidak ada bendungan vena jugularis, tidak
ada pembengkakan kelenjar limfe, tidak
ada pembesaran kelenjar tiroid
Dada : Simetris, tidak ada retraksi dinding dada
Jantung : Bunyi jantung reguler, frekuensi 84 x/menit
Paru : Bentuk dan gerak pernafasan simetris, tidak
terdengar nafas tambahan seperti wheezing
dan ronchi
Ambomen : Simetris, tidak ada bekas luka dan nyeri
tekan
Ekstremitas atas : Simetris, tidak ada oedema, tidak ada
kelainan, turgor kulit normal
Ekstremitas bawah : Simetris, tidak ada oedema, tidak ada
kelainan, turgor kulit normal, tidak ada
varices
5. Pemeriksaan Penunjang
Hb : 10 gr%
Golongan darah : A

C. Analisis
Diagnosa : Nn. D Usia 13 tahun dengan anemia
Kebutuhan : konseling pencegahan anemia

D. Penatalaksanaan
1. Memberitahukan hasil pemeriksaan pada bahwa keadaan umum baik
namun hanya saja mengalami anemia atau kekurangan kadar HB dalam
darah .pasien mengetahui hasil pemeriksaan
2. Memberitahu keluhan yang klien rasakan disebabkan oleh penyakit anemia
yang diderita, klien mengetahuinya

7
3. Menganjurkan untuk makan makanan yang bergizi seimbang, nasi lauk
pauk, sayuran, dan buah, perbanyak makan makanna yang mengandung
tinggi protein dan zat besi, seperti ikan daging ayam dan sayuran hijau
bayam, katuk dll klien mau mengikuti anjuran bidan
4. Menganjurkan untuk istirahat yang cukup siang 1-2 jam per hari, malam 6-
8 jam perhari, klien mau mengikuti anjuran bidan
5. Memberikan terapi FE 1X1/ hari sebanyak 30 biji, klien mau meminumnya
6. Menganjurkan untuk datang kunjungan selanjutnya 1 bulan kemudian
dalam rangka memberikan asuhan yang berkesinambungan. Ibu akan
datang sesuai jadwal.
7. Melakukan pendokumentasian asuhan. Pendokumentasian telah dilakukan
dalam bentuk SOAP.

Sukabumi, 03 Oktober 2023


Pengkaji,

(Imas Mandarini)

Mengetahui
Preseptor Akademik, Preseptor Lahan,

( ………………..………… ) ( …………………….. )

8
BAB III
PEMBAHASAN

Gizi pada Remaja adalah aspek penting dalam penvegahan anemia. Kehidupan.
Dalam makalah ini, kami akan membahas pentingnya pencegahan enemia perlu
diperhatikan, serta dampak dari anemia.
Berdasarkan hasil wawancara data subjektif saat anamnesa pada Nn. D
didapatkan hasil biodata Nn. D untuk pendidikan terkahir adalah SMP, hal ini Nn. D
mempunyai jenjang pendidikan yang masih kurang. Tingkat pendidikan wanita
mempengaruhi keadaan status gizi dan pemilihan bahan makanan. Semakin tinggi
tingkat pendidikan maka akan mudah menerima hal-hal baru dan mudah menyesuaikan
dengan perubahan baru serta pendidikan yang tinggi diasumsikan mempunyai
pengetahuan dan akses informasi yang cukup tentang berbagai hal termasuk masalah
gizi. Dengan tingginya tingkat pendidikan Nn. D maka akan berpengaruh pula pada
cara penerimaan informasi yang didapatkan sehingga akan lebih meningkatkan
pengetahuannya juga, dengan mengkonsumis makan makanan yang bergizi seimbang
maka akan terhindar anemia yang terjadi pada meraja.
Tingkat pengetahuan akan mempengaruhi perilaku gizi yang berdampak pada
pola kebiasaan makan. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan
seseorang. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan dibagi menjadi dua
yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal yang meliputi pendidikan, pekerjaan,
dan umur sedangkan faktor eksternal meliputi faktor lingkungan dan sosial ekonomi..
Hasil pemeriksaan LILA didapatkan hasil bahwa Nn. D memiliki LILA 24 cm
hal ini berarti Nn. D mengalami KEK karena kurang dari 23,5 cm. KEK dapat
diketahui dengan cara pengukuran lingkar lengan atas (LILA) dengan ambang
batas (cut off point) kurang dari 23,5 cm. Pengukuran mid-upper-arm
circumference (MUAC) atau yang lebih dikenal dengan LILA dapat melihat
perubahan secara paralel massa otot, sehingga bermanfaat untuk mendiagnosis
kekurangan gizi (Gibson, 2005).

9
Serta Nn.D setelah dilakukan pemeriksaan memiliki kadar HB. 10gr/dl,
berdasarkan hasil pemeriksaan Nn.D menderita anemia ditandai dengan kadar
HB <12gr/dl. Anemia merupakan suatu kondisi tubuh dimana kadar hemoglobin (Hb)
dalam darah lebih rendah dari normal (WHO, 2011).
Pola sehari-hari Nn. D kurang memenuhi asupan energi yang baik . Nn.
D hanya makan 2 kali sehari, Nn.D tidak suka saur dan daging. Asupan energi
yang rendah akan berdampak pada status gizi. Kurangnya asupan energi
berpengaruh pada ketersediaan zat gizi lain seperti karbohidrat, protein, dan
lemak yang merupakan sumber energi alternatif. Apabila tubuh kekurangan
energi maka karbohidrat, protein atau lemak akan mengalami perubahan untuk
menjadi sumber energi. Sehingga fungsi utama dari ketiga zat gizi tersebut akan
menurun. Apabila berlangsung dalam waktu lama, akan terjadi perubahan berat
badan dan kerusakan jaringan tubuh dan terjadinya anemia pada remajas
asupan energi kurang dari yang dikeluarkan maka akan terjadi keseimbangan
energy negatif, akibatnya berat badan lebih rendah dari ideal. Perilaku remaja
saat ini lebih mementingkan selera dari pada nilai gizi yang harus diperhatikan,
lebih menyukai karbohidrat dibandingkan dengan protein. Remaja yang kurang
memperhatikan jenis bahan makanan yang dibutuhkan tubuh akan beresiko
mengalami anemia. Anemia pada remaja dapat terjadi apabila perilaku remaja
dalam mencegah anemia tidak memperhatikan kebutuhan zat gizi yang
diperlukan dalam tubuh. Remaja putri yang menderita anemia dapat
mempengaruhi proses belajar seperti mengantuk, tidak konsentrasi dan kurang
semangat dalam beraktivitas karena cepat merasa lelah, kejadian anemia pada
remaja putri juga dapat mempengaruhi pemusatan perhatian, kecerdasan dan
prestasi belajar di sekolah (Almatsier, 2013). Seperti pada kasus tersebut Nn.D
mengeluh pusing lemas dan lungalai, Menurut Kemenkes (2018) anemia terjadi
karena berbagai sebab, seperti kurangnya asupan protein, zat besi (Fe), vitamin
C, asam folat dan vitamin B12. Hal yang mendasari anemia pada remaja putri
adalah kurangnya pengetahuan tentang pentingnya asupan yang mengandung

10
protein dan Fe serta vitamin yang meningkatkan penyerapan besi salah satunya
vitamin C yang membuat prevalensi anemia pada remaja semakin tinggi.
Asupan yang beragam memegang peranan penting untuk mengatasi anemia,
asupan yang tidak beragam dapat membuat remaja semakin rentan terkena
anemia. Pratiwi (2016) menyatakan bahwa protein juga mempunyai peranan
penting dalam transportasi zat besi dalam tubuh. Kurangnya asupan protein
akan mengakibatkan transportasi zat besi terlambat sehingga akan terjadi
defesiensi zat besi yang akan menyebakan anemia.
Masalah gizi pada masa prakonsepsi selain KEK yaitu anemia.. Selain itu,
anemia pada masa remaja akan berlanjut saat kehamilan dapat meningkatkan risiko
persalinan prematur, retardasi pertumbuhan intra uteri (intra-uterine growth
retardation, IUGR) dan kematian janin intra uterin (intrauterine fetal death, IUFD).
Asupan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi status gizi seseorang. Asupan
rendah secara terus menerus dapat menyebabkan gizi kurang dan rendah nya kadar
hemoglobin karena kebutuhan zat gizi terutama protein dan zat besi yang tidak
terpenuhi.
Salah satu upaya untuk menyadarkan masyarakat mengenai gizi adalah melalui
konseling gizi. Secara umum, definisi konseling adalah suatu proses dua arah yang
terjadi antara konselor dan klien yang bertujuan untuk membantu klien mengatasi dan
mengambil keputusan yang benar dalam mengatasi masalah gizi yang dihadapi
Konseling gizi adalah suatu cara untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan
individu atau keluarga melalui bentuk pendekatan guna mendapatkan pengertian yang
lebih baik, sehingga diharapkan individu atau keluarga mampu mengambil
langkahlangkah untuk mengatasi masalah gizi termasuk perubahan pola makan serta
memecahkan masalah terkait gizi kearah kebiasaan hidup sehat. Dalam pemberian
konseling pada Nn D, ibu ditemani dengan ibunya sehingga diharapkan peran keluarga
juga turut membantu dalam keberhasilan konseling gizi. Anggota keluarga yang lain
dapat mendukung pelaksanaan perubahan pola makan klien. Hingga pada akhirnya
klien dapat menerapkan pola makan yang baik sesuai dengan yang diharapkan.

11
menyebabkan kebutuhan zat besi meningkat sehingga pada usia reproduktif
dibutuhkan zat besi untuk mengganti kehilangan yang terjadi saat menstruasi.
Kehilangan zat besi saat mesturasi antara 12,5-15 mg per bulan atau 0,4-05 mg zat besi
perhari dalam darah menstruasi (WHO, 2015). Resiko kejadian anemia akan
diperparah jika asupan gizi pada makanan yang dikonsumsi remaja tidak diperhatikan.
Kebiasaan makan tidak teratur dan rendahnya konsumsi sumber makanan hewani juga
berkontribusi terhadap anemia (Balci et al., 2012)
Penetalaksanaan yang dilakukan pada Nn.D adalah monitoring dan evaluasi.
Pemberian edukasi atau informasi kepada remaja putri dianggap sangat efektif
dilakukan, sejalan dengan pendapat tersebut, pemberian informasi tentang ap aitu
anemia, bagaimana cara pencegahannya, serta memberikan salah satu upayaencegahan
anemia yaitu dengan pemberian TTD yang diterapkan sangat membantu untuk
mengembangkan pengetahuan remaja putri.Pemberian TTD dengan dosis yang tepat
dapat mencegah anemia dan meningkatkan cadangan zat besi di dalam tubuh.
Kemudian konseling gizi seimbangini dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkan
pemahaman temaja tentang anemia pada remaja, cara mengatasi anemia, dan cara
meminum tablet tambah darah telah terlaksana dan dianggap berhasil meningkatkan
pengetahuan dan pemahaman sehingga dapat mengkatkan kadar HB remaja.

12
BAB IV
PENUTUP

A. Simpulan
1. Terdapat hubungan antara pengetahuan gizi, asupan energi dan asupan protein
dengan anemia pada remaja. Konseling yang dilakukan memberikan pengaruh
yang signifikan terhadap peningkatan pengetahuan dan sikap wanita remaja
tentang pencegahan anemia
2. Terdapat pengaruh yang signifikan terhadap pengetahuan dan sikap sebelum
dan sesudah intervensi pemberian konseling tentang gizi remaja

B. Saran
1. Bagi Pasien
Diharapkan pasien dapat meningkatkan pengetahuan dan wawasan
tentang gizi p melalui penyuluhan dan konseling dari tenaga kesehatan di
fasilitas kesehatan bisa di Posyandu atau Puskesmas. Serta dapat pula
menambah wawasan dari media elektronik seperti dari televisi atau media
sosial sehingga pasien dapat terhindar dari anemia
2. Bagi Profesi Bidan
Perlu adanya edukasi dan konseling gizi dan pentingnya tablet tambah
darah pada saat menstruasi. Bidan sebagai profesi diharap dapat lebih
memperhatikan kembali kewenangannya dalam memberikan pelayanan
kebidanan pada klien agar dapat memberikan asuhan yang sesuai dengan
standar dan mencegah komplikasi yang dapat terjadi khususnya masa
prakonsepsi. Bidan sebagai profesi juga harus mampu terus meningkatkan mutu

13
pelayanannya agar klien merasa nyaman berkonsultasi dengan bidan, sehingga
terjalin hubungan kerjasama yang baik antara bidan dan klien.

14
DAFTAR PUSTAKA

1. Almatsier,S.,Soetarjo,S., Soekarti,M. 2011. Gizi Seimbang Dalam Daur


Kehidupan. PT. Gramedia Pustaka Utama : Jakarta
2. Adriani, M dan Wirjatmadi, B. 2016. Peranan Gizi Dalam Siklus Kehidupan.
Cetakan ke 3. Jakarta: Prenadamedia.
3. Adriani, M dan Wirjatmadi, B. 2012. Pengantar Gizi Masyarakat. Jakarta:
Kencana Pedana Media Group.
4. Agustina, E., Laksono, B., Indriyanti, D. 2017. Determinan Risiko Kejadian
Anemia pada Remaja Putri Berdasarkan
5. Jenjang Pendidikan di Kabupaten Kebumen. Public Health Perspective Journal, 2
(1) : 26 – 33.
6. AKG. 2019. Angka Kecukupan Gizi Yang Dianjurkan Untuk Masyarakat
Indonesia. Peraturan Kementrian Kesehatan Republik Indonesia Nomor 28 Tahun
2019.
7. Alfishar, A dan Sumarmi, S. 2017. Kebiasaan Makan Remaja Putri
yangBerhubungan dengan Kejadian Anemia. Amerta Nutr. 10(2473):105-116.

15
DOKUMENTASI ASUHAN

16
Tersedia di https://jurnal.unimus.ac.id/index.php/JPMK/ Jurnal Pengabdian Masyarakat Kebidanan
Volume 4 No 2, 2022, 49-53

EDUKASI PENCEGAHAN ANEMIA PADA REMAJA DISERTAI CARA


BENAR KONSUMSI TABLET TAMBAH DARAH (TTD)

ANEMIA PREVENTION EDUCATION IN ADOLESCENTS AND THE RIGHT


WAY TO CONSUME TABLETS FOR ADDING BLOOD

Zaiyidah Fathony1, Rizki Amalia2, Pratiwi Puji Lestari3*


1,2
Program Studi D3 Kebidanan, Fakultas Keperawatan dan Ilmu Kesehatan
3
Program Studi S1 Kebidanan, Fakultas Keperawatan dan Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Banjarmasin

email : pratiwipuji@umbjm.ac.id

ABSTRAK

Permasalahan gizi di Indonesia masih menjadi pekerjaan rumah yang belum terselesaikan.
Masalah kekurangan gizi mikro seperti anemia adalah salah satu dari beberapa masalah yang terjadi
di Indonesia. Remaja putri pada masa pubertas sangat berisiko mengalami anemia gizi besi.
Penyebabnya adalah banyaknya zat besi yang hilang selama proses menstruasi. Metode pelaksanaan
kegiatan ini adalah dengan penyuluhan kepada siswa sekolah dasar di SDN Kaarang Indah Barito
Kuala berjumlah 6 orang siswi. Media yang digunakan adalah flyer, PPT dan Leaflet serta Tablet
Tambah Darah (Fe dan Asam Folat). Hasil: remaja dapat memahami tentang pengertian anemia,
penyebab anemia, cara mengatasi anemia, dan cara meminum tablet tambah darah dibuktikan dengan
evaluasi langsung setelah penyuluhan dilakukan. Kesimpulan: Pelaksanaan edukasi tentang anemia
pada remaja dapat meningkatkan pengetahuan remaja tentang pencegahan anemia dan cara yang
benar mengkonsumsi tablet tambah darah.

Kata Kunci: Anemia, Pendegahan Anemia Remaja, Tablet Tambah Darah

ABSTRACT

Nutritional problems in Indonesia are still an unresolved homework. The problem of


micronutrient deficiencies such as anemia is one of several problems that occur in Indonesia.
Adolescent girls at puberty are very at risk of iron deficiency anemia. The reason is the amount of iron
lost during the menstrual process. Methods: The method of implementing this activity is to provide
counseling to 6 elementary school students at SDN Kaarang Indah Barito Kuala. The media used are
flyers, PPT and leaflets as well as Blood Add Tablets (Fe and Folic Acid) Results: Adolescents can
understand the meaning of anemia, the causes of anemia, how to overcome anemia, and how to take
blood-added tablets as evidenced by direct evaluation after counseling is carried out. Conclusion: The
implementation of education about anemia in adolescents can increase adolescent knowledge about
anemia prevention and the correct way to consume blood-added tablets.

Keywords: Anemia, Prevention of Adolescent Anemia, Blood Add Tablets

kesehatan masyarakat di dunia. Hampir


PENDAHULUAN 2,3 miliar orang mengalami anemia. Di
Permasalahan gizi di Indonesia masih Indonesia sendiri, anemia merupakan
menjadi pekerjaan rumah yang belum penyakit paling umum, perumpamaannya
terselesaikan. Masalah kekurangan gizi 1 dari 5 orang Indonesia memiliki risiko
mikro seperti anemia adalah salah satu untuk terkena anemia, bahkan remaja kita
dari beberapa masalah yang terjadi di yang menderita anemia cukup banyak.
Indonesia. Tidak hanya di Indonesia, Prevalensi anemia pada remaja sebesar
anemia juga merupakan masalah

Copyright © 2022, JPMK, e-ISSN: 2654-7996


Jurnal Pengabdian Masyarakat Kebidanan 50
Volume 4 No 2, 2022

32%, artinya 3-4 dari 10 remaja menderita dengan mengkonsumsi tablet tambah
anemia (Riskesdas, 2018). darah (TTD).
Remaja putri pada masa pubertas Sesuai rekomendasi WHO tahun 2011,
sangat berisiko mengalami anemia gizi upaya penanggulangan anemia pada
besi. Penyebabnya adalah banyaknya zat remaja putri dan wanita usia subur
besi yang hilang selama proses difokuskan pada kegiatan promosi dan
menstruasi. Kejadian anemia juga pencegahan, yaitu peningkatan makanan
diperburuk oleh kurangnya asupan zat kaya zat besi, suplemen (TTD), serta
besi, dimana zat besi pada remaja putri peningkatan fortifikasi bahan pangan
sangat dibutuhkan tubuh untuk percepatan dengan zat besi dan asam folat.
pertumbuhan dan perkembangan. (WHO, Suplementasi TTD pada remaja putri dan
2011; 2016) wanita usia subur merupakan salah satu
Menurut Almatsier dkk (2011), upaya pemerintah Indonesia untuk
penyebab terjadinya anemia pada remaja memenuhi asupan zat besi. Pemberian
adalah pada umumnya masyarakat TTD dengan dosis yang tepat dapat
Indonesia (termasuk remaja putri) lebih mencegah anemia dan meningkatkan
banyak mengkonsumsi makanan nabati cadangan zat besi di dalam tubuh.
yang kandungan zat besinya sedikit,
dibandingkan dengan makanan hewani, METODE
sehingga kebutuhan tubuh akan zat besi Sasaran pada kegiatan pengabdian
tidak terpenuhi ; remaja putri biasanya masyarakat ini adalah siswi sekolah dasar
ingin tampil langsing, sehingga kelas 4 sampai kelas 6 yang sudah
membatasi asupan makanan; setiap hari mengalami mentsruasi dan sudah
manusia kehilangan zat besi 0,6 mg yang mendapatkan suplemen tambah darah dari
diereksi, khususnya melalui feses (tinja) ; pihak puskesmas setempat. Sasaran
remaja putri mengalami haid setiap bulan, kegiatan berjumlah 6 orang siswi.
sehingga kehilangan zat besi + 1,3 mg per Metode pelaksanaan kegiatan ini
hari, sehingga kebutuhan zat besi lebih antara lain adalah dengan kordinasi dan
banyak daripada pria. sosialisasi. Kordinasi dilakukan kepada
Beberapa dampak anemia pada remaja Kepala Sekolah SDN Karang Indah
putri cukup memprihatinkan, seperti sekaligus menyesuaikan jadwal untuk
penurunan kesehatan dan prestasi sekolah. kegiatan sosialisasi dan pemberian
Di masa dewasa, kondisi anemia edukasi pada siswa sekolah dasar
diperparah ketika hamil yang mengenai pencegahan anemia dan
menyebabkan tidak optimalnya bagaimana mengkonsumsi tablet tambah
pertumbuhan dan perkembangan janin, darah yang benar. Materi edukasi yang
komplikasi hamil dan persalinan, serta diberikan adalah pengetahuan tentang
berakibat pada kematian ibu dan anak ( anemia, pencegahan anemia dan cara
Kemenkes, 2021). mengkonsumsi tablet tambah darah yang
Mengingat dampak dari anemia, benar berdasarkan temuan pada studi
terlebih lagi diwilayah mitra jarang sekali pendahuluan yang sudah dilakukan.
dilakukan sosialisasi ataupun pemberian Kegiatan pengabdian masyarakat ini
edukasi maka upaya pencegahan maupun dilakukan di SDN Karang Indah Kec
perbaikan perlu dilakukan. Upaya yang Mandastana Kabupaten Barito Kuala.
dapat dilakukan diantaranya dengan Target dari kegiatan pengabdian
memberikan informasi yang lengkap masyarakat ini adalah meningkatnya
tentang pengertian anemia, cara pemahaman sasaran terkait pencegahan
pencegahannya, dan salah satu upaya anemia dan cara konsumsi tablet tambah
pencegahan yang bisa dilakukan yaitu darah serta sebagai masukan kepada mitra
untuk melaksanakan kegiatan serupa

Copyright © 2022, JPMK, e-ISSN: 2654-7996


Jurnal Pengabdian Masyarakat Kebidanan 51
Volume 4 No 2, 2022

serap pada masa remaja memuncak pada


HASIL usia antara 14-15 tahun pada perempuan
Kegiatan pengabdian kepada 15 dan satu sampai dua tahun kemudian
masyarakat ini dilakukan sebagai upaya untuk laki-laki. Pada remaja perempuan,
untuk meningkatkan pemahaman temaja mensturasi dapat menyebabkan kebutuhan
tentang anemia pada remaja, cara zat besi meningkat sehingga pada usia
mengatasi anemia, dan cara meminum reproduktif dibutuhkan zat besi untuk
tablet tambah darah. Setelah terlaksana mengganti kehilangan yang terjadi saat
kegiatan pengabdian kepada masyarakat menstruasi. Kehilangan zat besi saat
ini, diharapkan anak-anak remaja dapat mesturasi antara 12,5-15 mg per bulan
mengimplementasikan solusi cara atau 0,4-05 mg zat besi perhari dalam
mengatasi anemia dan cara meminum darah menstruasi (WHO, 2015). Resiko
tablet tambah darah. kejadian anemia akan diperparah jika
Penyuluhan materi dilakukan untuk asupan gizi pada makanan yang
meningkatkan pengetahuan remaja dikonsumsi remaja tidak diperhatikan.
tentang anemia pada remaja. Dimulai dari Kebiasaan makan tidak teratur dan
pengetahuan tentang pengertian anemia, rendahnya konsumsi sumber makanan
penyebab anemia, cara mengatasi anemia, hewani juga berkontribusi terhadap
dan cara meminum tablet tambah darah. anemia (Balci et al., 2012)
Seain pemberian materi, peserta juga Pelaksanaan kegiatan selanjutnya
melakukan diskusi dan sharing tentang adalah monitoring dan evaluasi kepada
pengalaman yang teerkait tentang anemia peserta edukasi. Pemberian edukasi atau
pada remaja. informasi kepada remaja putri dianggap
sangat efektif dilakukan, sejalan dengan
pendapat tersebut, pemberian informasi
PEMBAHASAN tentang ap aitu anemia, bagaimana cara
Terlaksananya kegiatan ini merupakan pencegahannya, serta memberikan salah
hasil kerjasama dengan SDN karang satu upayaencegahan anemia yaitu dengan
Indah dan Kelurahan Karang Indah pemberian TTD yang diterapkan sangat
Kecamatan mandastana Kabupaten membantu untuk mengembangkan
Batola. Target yang ditetapkan untuk pengetahuan remaja putri.
setiap peserta adalah minimal masing- Terlaksananya kegiatan ini efektif
masing peserta dapat memahami dan dilakukan untuk meningkatkan
mengetahui apa yang bisa dilakukan pengetahuan dan pemahaman remaja
sebagai upaya pencegahan terjadinya terkait pencegahan anemia (Lestari, Sari,
anemia. Remaja merupakan sasaran and Wulandatika 2020).
intervensi pencegahan anemia yang Pelaksanaan kegiatan pengabdian
sangat strategis, mengingat prevalensi masyarakat berlangsung sesuai dengan
kejadian anemia cukup besar. perencanaan yang sudah dibuat. Materi
Kebutuhan zat besi memuncak pada edukasi yang dibuat telah menyesuaikan
masa remaja dikarenakan periode pacu dengan target sasaran, yaitu remaja putri
tumbuh dimana terjadi peningkatan pada Sekolah Dasar Karang Indah.
massa tubuh tanpa lemak, volume darah, Karena masih suasana pandemik, maka
dan massa darah merah, yang berdampak saat pemberian edukasi pemateri tetap
pada meningkatnya kebutuhan mioglobin mematuhi protokol kesehatan dengan
di otot dan hemoglobin dalam darah mencuci tangan, menjaga jarak serta tetap
(Thompson & Ward, 2008). Hal ini akan selalu menggunakan masker.
berdampak pada kekurangan nutrisi saat
hamil (Fathony, Amalia, and Lestari
2021). Peningkatan kebutuhan yang di

Copyright © 2022, JPMK, e-ISSN: 2654-7996


Jurnal Pengabdian Masyarakat Kebidanan 52
Volume 4 No 2, 2022

KESIMPULAN “Hemoglobin Examination and


Berdasarkan hasil pengabdian masyarakat Education for Early Detection of
yang telah diuraikan di atas dapat Anemia in Pregnancy.”
disimpulkan Pemberian TTD dengan Omnicompetence Community
dosis yang tepat dapat mencegah anemia Developement Journal 1 (1): 1–6.
dan meningkatkan cadangan zat besi di Lestari, Pratiwi Puji, Bening Prawita
dalam tubuh. Kegiatan pengabdian Sari, and Darmayanti
kepada masyarakat ini dilakukan sebagai Wulandatika. 2020. “Education
upaya untuk meningkatkan pemahaman About Anemia And Nutrition In
temaja tentang anemia pada remaja, cara Adolescent Girls.” Comment: An
mengatasi anemia, dan cara meminum International Journal of
tablet tambah darah telah terlaksana dan Community Development 3 (1):
dianggap berhasil meningkatkan 1–4.
pengetahuan dan pemahaman.

DAFTAR PUSTAKA
Almatsier,S.,Soetarjo,S., Soekarti,M.
2011. Gizi Seimbang Dalam Daur
Kehidupan. PT. Gramedia Pustaka Utama
: Jakarta
Kemenkes RI .2021. Remaja Putri
Sehat Bebas Anemia di Masa Pandemi
Covid-19.
https://promkes.kemkes.go.id/remaja-
putri-sehat-bebas-anemia-di-masa-
pandemi-covid-19
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas).
2018. Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan Kementerian
RI tahun 2018.
http://www.depkes.go.id/resources/downl
oad/infoterkini/materi_rakorpop_20
18/Hasil%20Riskesdas%202018.pdf –
Diakses Agustus 2018
WHO. 2016. Guideline: Daily iron
Supplementation in Adult Women and
Adolescent Girls. Geneva: World Health
Organization.
WHO. 2011. Serum Ferritin
Concentrations for the Assessment of Iron
Status and Iron Deficiency in Populations.
Vitamin and Mineral Nutrition
Information System. Geneva: World
Health Organization
Word Health Organization, 2011. The
Global Prevalence of Anaemia in
2011[Internet]. WHO Report, New Yok
Fathony, Zaiyidah, Rizki Amalia, and
Pratiwi Puji Lestari. 2021.

Copyright © 2022, JPMK, e-ISSN: 2654-7996


Jurnal Pengabdian Masyarakat Kebidanan 53
Volume 4 No 2, 2022

DOKUMENTASI

Gambar 2. Kegiatan Pendidikan


Kesehatan

Gambar 1. Kegiatan Pendidikan Kesehatan

Copyright © 2022, JPMK, e-ISSN: 2654-7996


1 (2) (2022) 8-13

Indonesian Journal of
Nutrition Science and Food

http://e-journal.ivet.ac.id/index.php/IJNuFo/about

LITERATURE REVIEW : HUBUNGAN ASUPAN PROTEIN TERHADAP


KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI

Dina Permatasari1, Elida Soviana1

1
Program Studi Ilmu Gizi, Fakultas Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Surakarta, Indonesia

Info Articles Abstrak


___________________ ____________________________________________________________
Sejarah Artikel: Penelitian ini dilakukan untuk mengkaji hasil penelitian berbagai artikel mengenai
Disubmit 13 Mei 2022 hubungan asupan protein terhadap kejadian anemia pada remaja putri. Metode
Direvisi 28 Mei 2022 penelitian Literature riview dengan menggunakan 10 artikel penelitian yang memiliki
Disetujui 21 Juni 2022 tema hubungan asupan protein terhadap kejadian anemia pada remaja putri. Artikel
___________________ dicari menggunakan database google scholar dengan kriteria inklusi waktu terbit 10
Keywords: tahun terakhir (2011-2021), bereputasi nasional sinta 1-4, full text bahasa indonesia atau
Adolescent; anemi; Protein bahasa inggris, subjek penelitian adalah remaja usia 12-20 tahun yang mengalami
intake. anemia dan non anemia serta sehat. Hasil peneltian ini Rata-rata asupan protein pada
_______________________ remaja putri didapatkan 56,48% yang tergolong baik, namun masih ada beberapa
penelitian dengan asupan protein yang kurang. Terdapat 7 artikel dari 10 yang memiliki
hubungan yang signifikan antara protein dengan kejadian anemia, 3 artikel tidak
berhubungan disebabkan kurangnya konsumsi protein jenis protein hewani.
Abstract
____________________________________________________________
This study was conducted to examine the results of various articles on the relationship between
protein intake and the incidence of anemia in adolescent girls. Research method Literature review
using 10 research articles that have the theme of the relationship between protein intake and the
incidence of anemia in adolescent girls. Articles were searched using the Google Scholar database
with inclusion criteria published in the last 10 years (2011-2021), with national reputation for
Sinta 1-4, full text in Indonesian or English, research subjects were adolescents aged 12-20 years
who were anemic and non-anemic. and healthy. The results of this study found that the average
protein intake in adolescent girls was 56.48% which was classified as good, but there were still some
studies with insufficient protein intake. There are 7 articles out of 10 that have a significant
relationship between protein and the incidence of anemia, 3 articles are not related due to lack of
consumption of animal protein.


Alamat Korespondensi: Program Studi Ilmu Gizi, Fakultas Kesehatan,
Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta, Jawa Tengah
E-mail: elida.soviana@ums.ac.id

8
Indonesian Journal of Nutrition Science and Food 1 (2) (2022)

PENDAHULUAN

Anemia merupakan salah satu masalah yang harus ditangani, prevalensi anemia menurut
data riskesdas mengalami peningkatan dari tahun 2013 ke tahun 2018 yaitu dari 37,1% menjadi
48,9% dengan proporsi anemia usia 15-24 tahun yaitu 84,6%. Anemia merupakan suatu kondisi
tubuh dimana kadar hemoglobin (Hb) dalam darah lebih rendah dari normal (WHO, 2011).
Perilaku remaja saat ini lebih mementingkan selera dari pada nilai gizi yang harus diperhatikan,
lebih menyukai karbohidrat dibandingkan dengan protein. Remaja yang kurang memperhatikan
jenis bahan makanan yang dibutuhkan tubuh akan beresiko mengalami anemia. Anemia pada
remaja dapat terjadi apabila perilaku remaja dalam mencegah anemia tidak memperhatikan
kebutuhan zat gizi yang diperlukan dalam tubuh. Remaja putri yang menderita anemia dapat
mempengaruhi proses belajar seperti mengantuk, tidak konsentrasi dan kurang semangat dalam
beraktivitas karena cepat merasa lelah, kejadian anemia pada remaja putri juga dapat
mempengaruhi pemusatan perhatian, kecerdasan dan prestasi belajar di sekolah (Almatsier, 2013).
Menurut Kemenkes (2018) anemia terjadi karena berbagai sebab, seperti kurangnya asupan
protein, zat besi (Fe), vitamin C, asam folat dan vitamin B12. Hal yang mendasari anemia pada
remaja putri adalah kurangnya pengetahuan tentang pentingnya asupan yang mengandung protein
dan Fe serta vitamin yang meningkatkan penyerapan besi salah satunya vitamin C yang membuat
prevalensi anemia pada remaja semakin tinggi. Asupan yang beragam memegang peranan penting
untuk mengatasi anemia, asupan yang tidak beragam dapat membuat remaja semakin rentan
terkena anemia. Pratiwi (2016) menyatakan bahwa protein juga mempunyai peranan penting dalam
transportasi zat besi dalam tubuh. Kurangnya asupan protein akan mengakibatkan transportasi zat
besi terlambat sehingga akan terjadi defesiensi zat besi yang akan menyebakan anemia.
Transferin merupakan suatu glikoprotein yang disintesis di hati, protein ini berperan sentral
dalam metabolisme besi tubuh sebab transferin mengangkut besi dalam sirkulasi ke tempat-tempat
yang membutuhkan besi, seperti dari usus ke sumsum tulang untuk membentuk hemoglobin yang
baru. Feritin adalah protein lain yang penting dalam metabolisme besi, pada kondisi normal, feritin
meyimpan besi yang dapat diambil kembali untuk digunakan sesuai kebutuhan (Purwatiningtyas,
2011). Kurangnya asupan protein akan mengakibatkan transportasi zat besi terhambat sehingga
akan terjadi defisiensi besi (Almatsier, 2013). Kekurangan zat besi menyebabkan kadar hemoglobin
di dalam darah lebih rendah dari normalnya, keadaan ini disebut anemia (Waryana, 2010). Suatu
studi menunjukkan bahwa asupan protein berhubungan dengan anemia pada remaja putri dengan p-
value 0,031 (Farinendya dkk, 2019). Beberapa penelitian yang menunjukan bahwa protein
mempengaruhi kejadian anemia disebabkan oleh kurangnya asupan protein yang dikonsumsi
remaja sehingga menyebabkan anemia seperti pada penelitian (Soedijanto dkk, 2015).
Remaja putri yang sudah mengkonsumsi sumber protein yang baik juga masih dapat beresiko
terkena anemia dikarenakan kurangnya asupan sayur dan buah yang membantu penyerapan protein
seperti pada penelitian (Farinendya dkk, 2019). Makanan terdiri dari dua macam fe yaitu, fe heme
dan fe non heme, fe heme didapatkan dari makanan lauk hewani seperti daging, ikan dan hati,
sedangkan fe non heme didapatkan dari tumbuh-tumbuhan seperti sayur-sayuran, kacang-kacangan.
Asupan yang didapatkan dari besi heme lebih mudah diabsrobsi yaitu sebanyak 20-30% dan
sebaliknya asupan yang didapatkan dari besi non heme dapat diabsrobsi sebanyak 1-6% (Adriani,
2016).
Remaja putri yang jarang mengkonsumsi protein hewani lebih rentan untuk mengalami resiko
anemia, berdasarkan artikel penelitian Farinendia, 2019 menyatakan bahwa asupan protein yang
rendah pada remaja putri dengan akan mempengaruhi resiko anemia, asupan protein yang kurang
maka menyebabkan penyerapan zat besi di dalam tubuh terhambat dan seiring berjalannya waktu
akan menimbulkan kekurangan zat besi. Penelitian ini didapatkan rata-rata asupan protein 54,8
9
Indonesian Journal of Nutrition Science and Food 1 (2) (2022)

gram dengan asupan protein terendah sebesar 26,2 gram. Berdasarkan uraian diatas peneliti
bertujuan untuk melakukan penelitian yang berjudul “Hubungan asupan protein terhadap kejadian
anemia pada remaja putri”.

METODE

Study desain yang digunakan yaitu literature review modifikasi yang telah disederhanakan.
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah asupan protein. Variabel terikatnya adalah kejadian
anemia. Populasi yang digunakan pada penelitian ini adalah remaja putri dengan usia 12-20 tahun,
teknik pengambilan sampel terdiri dari tiga macam yaitu; consecutive sampling, simple random sampling,
proporsional random sampling.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Karakteristik Artikel Berdasarkan Metode Penelitian

Anemia pada remaja putri sangat penting untuk dibahas, banyak remaja yang tidak
mengetahui dampak dari anemia tersebut, oleh karena itu saat ini penulis memilih 10 artikel yang
akan di review dengan rentang waktu yang dipilih 2011- 2021, jenis penelitian yang ada pada artikel
cross sectional atau case control. Sampel pada artikel ini yaitu remaja putri dengan rentang usia antara
12-20 tahun. Tujuan dari artikel ini adalah untuk mengetahui hubungan asupan protein terhadap
kejadian anemia pada remaja putri. Karakteristik artikel berdasarkan metode penelitian dapat dilihat
pada Tabel 1, sebagai berikut:

Tabel 1. Karakteristik Artikel Berdasarkan Metode Penelitian

Metode Instrumen Pengambilan Data


No Referensi Pengambilan Asupan
Sampel Anemia
Protein
1. Farinendya proporsional random SQ-FFQ easy touch
dkk., (2019) sampling
2. Akib & simple random SQ-FFQ easy touch
Sumarni, sampling
(2017)
3. Indartanti & consecutive sampling SQ-FFQ Cyanmethemoglobin
Kartini, (2014)
4. Salman dkk., simple random SQ-FFQ Cyanmethemoglobin
(2013) sampling
5. Rahayu dkk., simple random SQ-FFQ Cyanmethemoglobin
(2015) sampling
6. Sholihah dkk., simple random food recall 24 easy touch
(2019) sampling jam
7. Permata simple random food recall 24 strip test
dkk.,(2015) sampling jam
8. Junengsih, stratified random food recall 24 easy touch
Yuliasari sampling jam
(2017)
9. Sya`Bani & simple random food recall 24 easy touch
sumarmi, sampling jam
(2016)
10
Indonesian Journal of Nutrition Science and Food 1 (2) (2022)

10. Fithria dkk., proporsional random SQ-FFQ easy touch


(2019) sampling

Karakteristik Subjek Penelitian

Karakteristik pada subjek yang diteliti yaitu usia pada remaja putri. karakteristik remaja
putri tidak dilakukan uji hubungan melainkan hanya gambaran karakteristik subjek penelitian.
Kelompok usia pada subjek dikelompokkan menjadi 3 kelompok.

Tabel 2. Kelompok Usia Remaja Putri

Usia (%)
Jumlah 14-16 Tahun 17-20
No Referensi 12-13
Sampel
Tahun
Tahun
1. Farinendya 78 - -
dkk., (2019)
100
2. Akib & 60 - 13 87
Sumarni,
(2017)
3. Indartanti & 90 95 5 -
Kartini, (2014)

4. Salman dkk., 88 27 73 -
(2013)
5. Rahayu dkk., 148 - 76 24
(2015)
6. Sholihah dkk., 44 - 100 -
(2019)
7. Permata 120 - 85 15
dkk.,(2015)
8. Junengsih, 200 - 89 11
Yuliasari
(2017)
9. Sya`Bani & 106 62 38 -
sumarmi,
(2016)
10. Fithria dkk., 57 - 86 14
(2019)
Rata-rata 18,4 66,5 15,1

Hasil Asupan Protein pada Remaja Putri

Protein merupakan zat makanan yang sangat penting bagi tubuh karena berfungsi sebagai
zat pembangun dan pengatur. Kurangnya asupan protein menyebabkan proses penyerapan zat besi
terhambat dan akan mengakibatkan kekurangan zat besi, maka protein sangat diperlukan untuk
remaja. Asupan protein yang cukup adalah asupan protein yang dikonsumsi remaja sesuai dengan
yang dibutuhkan yaitu 65 gr/hari (AKG, 2019). Tabel berikut merupakan jumlah sampel remaja
yang mengkonsumsi protein sesuai kebutuhan atau cukup. Berdasarkan ke sepuluh artikel diketahui
hasil asupan protein pada remaja putri tersaji pada Tabel 3 sebagai berikut:

11
Indonesian Journal of Nutrition Science and Food 1 (2) (2022)

Tabel 3. Asupan Protein Pada Remaja Putri

Sampel dengan
No Referensi Jumlah Sampel Asupan Protein
Cukup
1. Farinendya dkk., 78 45 (58%)
(2019)
2. Akib & Sumarni, 60 14 (23,3%)
(2017)
3. Indartanti & Kartini, 90 87 (96,7%)
(2014)
4. Salman dkk., (2013) 88 37 (42%)
5. Rahayu dkk., (2015) 148 136 (92%)
6. Sholihah dkk., (2019) 44 30 (68%)
7. Permata dkk.,(2015) 120 40 (33%)
8. Junengsih, Yuliasari 200 99 (49,8%)
(2017)
9. Sya`Bani & sumarmi, 106 61 (57%)
(2016)
10. Fithria dkk., (2019) 57 26 45%)

Hubungan Asupan Protein Terhadap Kejadian Anemia

Protein mempunyai pengaruh yang besar terhadap anemia. Kekurangan asupan protein
mengakibatkan gangguan transpor zat besi untuk pembentukan hemoglobin dan sel darah merah,
sehingga akan menyebabkan anemia. Berdasarkan kesepuluh artikel didapatkan hubungan asupan
protein terhadap kejadian anemia sebagai berikut:

Tabel 4. Hubungan Asupan Protein Terhadap Kejadian Anemia

No Referensi Jumlah Sampel Hasil


1. Farinendya dkk., (2019) 78 p Value 0,031, rata-rata 54,8 gr
2. Akib & Sumarni, (2017) 60 p Value 0,027, rata-rata 39,5 gr
3. Indartanti & Kartini, (2014) 90 p Value 0,111, OR 3,217
4. Salman dkk., (2013) 88 p Value 0,000, OR 4,33
5. Rahayu dkk., (2015) 148 p Value 0,399
6. Sholihah dkk., (2019) 44 p Value 0,001, OR 30,3
7. Permata dkk.,(2015) 120 p Value 0,008, OR 0,821
8. Junengsih, Yuliasari (2017) 200 p Value 0,046, OR 1,9
9. Sya`Bani & sumarmi, (2016) 106 p Value 0,033, rata-rata 54,6 gr
10. Fithria dkk., (2019) 57 p Value 0,466

SIMPULAN

Metode yang digunakan pada kesepuluh artikel bersifat kuantitatif, karakteristik responden
pada artikel ini yaitu remaja putri dengan rentang usia antara 12-20 tahun. Tujuan dari artikel ini
adalah untuk mengetahui hubungan asupan protein terhadap kejadian anemia pada remaja putri.
Karakteristik subjek dari 10 artikel dapat dilihat dari usia subjek dengan rentang usia yaitu 12-20
tahun didapatkan subjek dengan usia rata-rata terbanyak yaitu pada kelompok 14-16 tahun dengan
nilai 66,5%
Presentase asupan protein pada remaja putri tergolong baik dilihat dari persentase asupan
yang memiliki rata-rata jumlah responden yang mengkonsumsi protein dengan jumlah cukup

12
Indonesian Journal of Nutrition Science and Food 1 (2) (2022)

56,48%Kejadian anemia dengan persentase diatas 50% terdapat pada 5 artikel dan 5 artikel dengan
kejadian anemia yang berusaha di bawah persentase 50%. Pada kejadian tidak anemia atau normal
dapat diketahui 5 artikel yang berada pada persentase ditas 50% begitu juga dengan nilai persentase
dibawah 50% terdapat pada 5 artikel. Rata-rata yang diperoleh pada kejadian anemia remaja putri
yaitu 47,1% remaja putri terkena anemia dan 52,9% remaja putri tidak anemia.
Terdapat 10 artikel yang diteliti dan 7 artikel yang memiliki hubungan signifikan antara
protein dengan kejadian anemia, lalu terdapat 3 artikel yang tidak memiliki hubungan signifikan
antara protein dengan kejadian anemia pada remaja putri. Artikel yang memiliki hubungan
disebabkan karena kurangnya asupan protein yang dikonsumsi responden lalu untuk artikel yang
tidak memiliki hubungan antara asupan protein dengan kejadian anemia disebabkan oleh kurangnya
variasi jenis bahan makanan atau karena faktor lain.

DAFTAR PUSTAKA

Adriani, M dan Wirjatmadi, B. 2016. Peranan Gizi Dalam Siklus Kehidupan. Cetakan ke 3. Jakarta: Prenadamedia.
Adriani, M dan Wirjatmadi, B. 2012. Pengantar Gizi Masyarakat. Jakarta: Kencana Pedana Media Group.
Agustina, E., Laksono, B., Indriyanti, D. 2017. Determinan Risiko Kejadian Anemia pada Remaja Putri Berdasarkan
Jenjang Pendidikan di Kabupaten Kebumen. Public Health Perspective Journal, 2 (1) : 26 – 33.
AKG. 2019. Angka Kecukupan Gizi Yang Dianjurkan Untuk Masyarakat Indonesia. Peraturan Kementrian Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2019.
Alfishar, A dan Sumarmi, S. 2017. Kebiasaan Makan Remaja Putri yang Berhubungan dengan Kejadian Anemia.
Amerta Nutr. 10(2473):105-116.
Fithria., Junaid., Sarmin, W. 2019. Hubungan Antara Asupan Zat Gizi dengan Kejadian Anemia Pada Remaja Putri
SMAN 1 Berangka. JIMkesmas. 6(1): halaman 136-142.
Gibson, S. 2005. Principle of Nutritional Assessment. New York. Oxford University Press.
Handayani., Putri, W., Novayelinda., Jumaini. 2014. Hubungan Status Gizi dengan Kejadian Anemia pada Remaja
Putri. Jurnal Universitas Riau.
Herta, M., Laraeni, Y., dan Putri, Y. 2015. Pola Konsumsi (Faktor Inhibitor dan Enhancer Fe) Terhadap Status
Anemia Remaja Putri. (1): 80-86.
Indartanti, D dan Kartini, A. 2014. Hubungan Status Gizi dengan Kejadia Anemia pada Remaja Putri. Journal Of
Nutrition College, (3):33-39.
Junengsih, Y. 2017. Hubungan Asupan Zat besi dengan Kejadian Anemia pada Remaja Putri SMU 98. Jurnal Ilmu
dan Teknologi Kesehatan. 5(1): halaman 55-65.
Jourkesh, M., Sadri, I., Sahranav, A., Ojagil, A., dan Dehyanpoori, M. 2011. The Effects of Two Different doses of
Antioxidant Vitamin C Supplementation on Bioenergetics Index in Male College Student, Journal of American
Science, (6):852-858.
Kalsum, ummi dan Halim, raden. 2016. Kebiasaan Sarapan Pagi Berhubungan dengan kejadian Anemia pada remaja
di SMA Negeri 8 Muaro Jambi. Jurnal penelitian,18(1), hlm. 09-19.
Kemenkes RI. 2014. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2014. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.

13
1329
MPPKI (November, 2022) Vol. 5. No. 11

ISSN 2597– 6052


DOI: https://doi.org/10.31934/mppki.v2i3
MPPKI
Media Publikasi Promosi Kesehatan Indonesia
The Indonesian Journal of Health Promotion

Review Articles Open Access


Pengaruh Pemanfaatan Media Edukasi Gizi untuk Meningkatkan Pengetahuan
Terkait Anemia pada Remaja Putri : Literature Review

Effects of Utilizing Nutrition Education Media to Increase Knowledge Related to Anemia in Young
Women : Literature Review

Fachira Kasmarini1*, Ratih Kurniasari2


1,2S1Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Singaperbangsa Karawang
*Korespondensi Penulis : 1910631220020@student.unsika.ac.id

Abstrak
Latar Belakang: Suatu kondisi yang dialami seseorang ketika kadar hemoglobin (Hb) di dalam darah kurang dari batas normal disebut
dengan anemia. Prevalensi anemia pada remaja putri kelompok usia 15-24 tahun di Indonesia sebesar 27,2% sementara pada remaja putra
sebesar 20,3%. Angka kejadian anemia pada remaja putri lebih tinggi daripada remaja laki-laki sebab remaja putri mengalami menstruasi dan
sedang dalam masa pertumbuhan sehingga membutuhkan asupan zat gizi yang lebih tinggi. Diperlukan suatu upaya pencegahan dan
penanggulangan anemia untuk meningkatkan pengetahuan remaja, terutama remaja putri, mengenai anemia melalui pemanfaatan media
dalam edukasi gizi.
Tujuan: Penulisan literature review ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemanfaatan media edukasi gizi dalam meningkatkan
pengetahuan remaja putri mengenai anemia.
Metode: Penulisan ini menggunakan metode literature review. Artikel ilmiah ditemukan melalui mesin pencari Google Scholar dengan kata
kunci “anemia”, “media edukasi gizi”, dan “remaja putri”. Artikel ilmiah terindeks Sinta 1-5 dengan rentan waktu publikasi antara tahun
2018-2021.
Hasil: Terdapat peningkatan pengetahuan gizi pada remaja putri setelah diberikan intervensi.
Kesimpulan: Pemberian edukasi gizi melalui media berupa kartu games, media animasi, komik, dan video blog (vlog) berpengaruh terhadap
peningkatan pengetahuan remaja putri terkait anemia.

Kata Kunci: Anemia; Edukasi Gizi; Pemanfaatan Media; Peningkatan Pengetahuan; Remaja Putri

Abstract
Background: A condition experienced by a person when the level of hemoglobin (Hb) in the blood is less than the normal limit is called
anemia. The prevalence of anemia in adolescent girls aged 15-24 years in Indonesia is 27.2%, while in young boys it is 20.3%. The incidence
of anemia in adolescent girls is higher than adolescent boys because adolescent girls experience menstruation and are in a period of growth
so that they require a higher intake of nutrients. An effort to prevent and control anemia is needed to increase the knowledge of adolescents,
especially young women, about anemia through the use of media in nutrition education.
Objective: The purpose of this literature review is to determine the effect of using nutrition education media in increasing the knowledge of
young women about anemia.
Methods: This writing uses a literature review method. Scientific articles were found through the Google Scholar search engine with the
keywords "anemia", "nutrition education media", and "adolescent girls". Scientific articles indexed by Sinta 1-5 with a range of publication
times between 2018-2021.
Results: There is an increase in nutritional knowledge in adolescent girls after being given the intervention.
Conclusion: The provision of nutrition education through the media in the form of game cards, animated media, comics, and video blogs
(vlogs) has an effect on increasing the knowledge of young women regarding anemia.

Keywords: Anemia; Nutrition Education; Media Utilization; Increased Knowledge; Teenage Girl

Published By: Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Palu Copyright © 2022 MPPKI. All rights reserved
1330
MPPKI (November, 2022) Vol. 5. No. 11

PENDAHULUAN
Keadaan ketika kadar hemoglobin di dalam darah kurang dari batas normal disebut dengan anemia (1).
Kebiasaan makan, kemiskinan, kurangnya pendidikan, lingkungan, hingga kondisi kesehatan mempengaruhi status
gizi seseorang serta memicu terjadinya anemia (1),(2). Anemia menyebabkan menurunnya imunitas, produktivitas,
kebugaran, serta konsentrasi belajar (3). Di negara berkembang khususnya Indonesia, kejadian anemia defisiensi
besi merupakan masalah gizi utama dimana prevalensi tertingginya dialami oleh kelompok usia remaja. Data oleh
Riskesdas pada tahun 2018 menyebutkan sebesar 84,6% remaja pada kelompok usia 15-24 tahun mengalami
anemia. Pada kelompok usia yang sama, diuraikan bahwa prevalensi anemia pada remaja putri sebesar 27,2%
sementara pada remaja putra sebesar 20,3% (4). Angka kejadian anemia pada remaja putri lebih tinggi mengingat
remaja putri mengalami fase menstruasi dan dalam masa pertumbuhan sehingga membutuhkan asupan zat gizi
yang lebih tinggi (5). Selain itu, kejadian anemia pada remaja putri didorong oleh beberapa faktor, yakni tingkat
pengetahuan gizi, pola konsumsi, status kesehatan, sosial ekonomi, aktivitas fisik, dan siklus menstruasi (6).
Pengetahuan gizi merupakan suatu bentuk pemahaman terkait makanan dan komponen zat gizi, sumber zat
gizi pada bahan makanan, makanan yang aman dikonsumsi dan tidak menimbulkan penyakit, ketepatan dalam
mengolah makanan agar tidak menghilangkan zat gizi dalam bahan makanan, hingga pola hidup sehat. Dengan
pengetahuan gizi yang cukup, remaja putri akan memahami dampak dari kekeliruan perilaku gizi yang diterapkan
selama ini sehingga tumbuh upaya untuk mencegah anemia apabila yang ditandai dengan perubahan pengetahuan
sekaligus sikap (7). Bentuk upaya yang dapat dilakukan untuk mencapai perubahan pengetahuan gizi adalah
dengan edukasi gizi.
Edukasi gizi ditujukan untuk menyampaikan informasi terkait anemia yang bermanfaat sebagai upaya
dalam mencegah anemia. Penyampaian edukasi gizi dapat dilakukan dengan memanfaatkan berbagai media
penyuluhan seperti media audio, media visual, dan media audiovisual, guna mempermudah dalam menyalurkan
pesan, merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan peserta sehingga memotivasi dalam proses belajarnya. Media
pendidikan kesehatan yang umum digunakan di Indonesia saat ini ialah leaflet, booklet, lembar balik, atau power
point (8). Media edukasi gizi yang digunakan dalam himpunan artikel ilmiah di literature review ini adalah video
blog, animasi, leaflet, booklet, komik, hingga kartu games. Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
media edukasi gizi dalam meningkatkan pengetahuan remaja putri mengenai anemia.

METODE
Penulis menggunakan literature review dengan metode PRISMA dalam penyusunan kajian ini. Langkah-
langkah yang dilakukan adalah mengumpulkan beberapa artikel ilmiah yang bertema pemanfaatan media edukasi
gizi mengenai anemia pada remaja putri. Artikel ilmiah ditemukan melalui mesin pencari Google Scholar dengan
kata kunci “anemia”, “media edukasi gizi”, dan “remaja putri”. Artikel ilmiah yang penulis gunakan sebagai bahan
literature review berada pada jurnal yang telah terindeks Sinta 1-5 dengan kurun waktu pengunggahan di antara
tahun 2018-2021

Published By: Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Palu Copyright © 2022 MPPKI. All rights reserved
1331
MPPKI (November, 2022) Vol. 5. No. 11

Tabel 1. Hasil Literatur Review


No. Penulis Judul Sumber Hasil Penelitian
Media yang digunakan dalam
pemberian edukasi gizi ini
adalah kartu permainan.
Kartu Milenial Sehat berisi 30
buah kartu yang terdiri dari
15 buah kartu pertanyaan dan
15 buah kartu jawaban.
Edukasi terkait anemia
disampaikan kepada 41
santriwati putri di pondok
pesantren Miftahun Najah
Games Kartu Milenial Sehat
Sleman.
sebagai Media Edukasi
Silvia Dewi Styaningrum, Ilmu Gizi
1. Pencegahan Anemia pada
Metty (2021)(9) Indonesia Berdasarkan penelitian yang
Remaja Putri di Sekolah
dilakukan, terdapat
Berbasis Asrama
peningkatan median skor
pengetahuan sebesar 14,3
antara sebelum dan setelah
diberikan edukasi
menggunakan Kartu Milenial
Sehat. Hal ini menunjukkan
bahwa terdapat pengaruh
Kartu Milenial Sehat terhadap
peningkatan pengetahuan
remaja putri mengenai
anemia.
Penelitian ini menggunakan
media video audio-visual
berupa animasi dalam
pemberian edukasi gizi
kepada 300 siswi di SMA di
kota Bandar Lampung.

Berdasarkan penelitian yang


Pengaruh Intervensi dilakukan, terdapat
Penyuluhan Gizi dengan peningkatan skor rata-rata
Media Animasi terhadap pre-test dan post-test terkait
2. Sutrio Syakir (2018) (10) ARGIPA
Perubahan Pengetahuan dan pengetahuan subjek yang
Sikap tentang Anemia pada sebelum dilakukan intervensi
Remaja Putri sebesar 69,88 menjadi 77,70
setelah diberikan intervensi.
Hasil penelitian ini
membuktikan bahwa terdapat
pengaruh pemberian
intervensi menggunakan
media animasi terhadap
pengetahuan dan sikap subjek
mengenai anemia.
Penelitian ini menggunakan
media penyampaian edukasi
gizi berupa video blog atau
The Effect of Education Using
vlog dan booklet (sebagai
Video Blog (vlog) On The BEST: Journal
pembanding) pada 36
Siti Damayanti, Dewi Female Adolescents of Biology
responden yang merupakan
3. Marhaeni Diah Herawati, knowledge, Attitudes and Education,
siswi SMKN 1 dan 2 Kota
Alfi Syahri (2021)(11) Behaviors On The Prevention Science, &
Bandung.
of Iron Deficiency Anemia Technology
(PPAGB) in Bandung
Berdasarkan penelitian yang
dilakukan, terdapat pengaruh
peningkatan pengetahuan
Published By: Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Palu Copyright © 2022 MPPKI. All rights reserved
1332
MPPKI (November, 2022) Vol. 5. No. 11

yang signifikan pada


pemberian edukasi melalui
video blog (24,3%) dan
booklet (17,6%). Pada
peningkatan perilaku video
blog dan booklet terdapat
peningkatan masing-masing
sebesar 23,4% dan 24,5%,
namun tidak ditemukan
perbedaan yang signifikan di
antara keduanya. Hasil
penelitian menunjukkan
bahwa edukasi menggunakan
vlog berpengaruh terhadap
peningkatan pengetahuan,
sikap, dan perilaku remaja
putri mengenai pencegahan
dan penanggulangan anemia.
Penelitian ini menggunakan
media komik dan leaflet
untuk penyampaian edukasi
gizi pada 126 responden yang
merupakan siswi SMA Negeri
14 Jakarta.
Berdasarkan penelitian yang
dilakukan, terdapat
peningkatan pengetahuan
responden mengenai anemia
yang ditinjau dari hasil pre-
test dan post-test
menunjukkan hasil pre-test
yang sebelumnya berada pada
kategori sedang (65,5%)
The Effect Of Nutrition berubah menjadi kategori
Herdara Hannanti, Ibnu Education Using Comic And baik (77,3%) setelah
Malkan Bakhrul Ilmi, dan Leaflet On The Improvement Jurnal Gizi dan diberikan intervensi kepada
4.
Muh. Nur Hasan Syah Of Anemia Knowledge In Kesehatan kedua kelompok (komik
(2021)(12) Adolescents Girl In SMA p=0,000; leaflet p=0,000 ;
Negeri 14 Jakarta p<0,05). Selain itu, skor rata-
rata pada kelompok komik
yang sebelum diberikan
intervensi sebesar 68,5
mengalami peningkatan
menjadi 90,2. Begitupula
pada kelompok leaflet, yang
skor rata-rata semula sebesar
69,5 meningkat menjadi 90.
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa kedua media edukasi
yang digunakan sama-sama
berpengaruh terhadap
pengetahuan anemia
responden.

PEMBAHASAN
Literature review ini menggunakan empat buah artikel ilmiah yang membahas mengenai pengaruh
pemanfaatan media edukasi gizi terhadap pengetahuan remaja putri mengenai anemia. Media adalah alat bantu
saluran komunikasi yang dimanfaatkan untuk mempermudah penyampaian pesan kesehatan kepada masyarakat
guna meningkatkan pengetahuan masyarakat. Media yang digunakan sebagai intervensi dalam edukasi promosi
Published By: Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Palu Copyright © 2022 MPPKI. All rights reserved
1333
MPPKI (November, 2022) Vol. 5. No. 11

kesehatan masyarakat di Indonesia adalah media cetak, media elektronik, media games, media sosial, media visual,
media audio-visual, dan media campuran(13). Pada penelitian-penelitian yang dilakukan di dalam literature review
ini, media yang dimanfaatkan oleh peneliti terdiri dari kartu games, media animasi, komik, hingga video blog
(vlog). Berdasarkan analisa terhadap keempat artikel ilmiah tersebut, ditemukan perbedaan hasil yang signifikan
pada nilai skor pengetahuan yang didapati dari nilai rata-rata pada kuesioner pre-test dan post-test.

Kartu Games Milenial Sehat


Anemia dapat disebabkan oleh beberapa faktor, seperti asupan makanan sebagai sumber zat besi yang tidak
adekuat, perdarahan patologis, serta kurangnya pengetahuan (Listiana, 2016). Kurangnya pengetahuan terkait
anemia dapat berakibat pada pemilihan konsumsi makanan yang tidak kaya akan zat besi sehingga kebutuhan zat
besinya tidak terpenuhi(14). Pemberian edukasi kesehatan, khususunya anemia perlu difasilitasi dengan media
pembelajaran yang menarik, serta mudah dipahami dan digunakan. Pembawaan edukasi seperti ini akan
membangun motivasi belajar dan keingintahuan siswa dalam menggali informasi yang disampaikan (15).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, Media Games Kartu Milenial Sehat merupakan media edukasi
yang belum pernah diteliti sebelumnya (9). Media baru yang inovatif dan menarik ini memiliki keunggulan dimana
dalam penggunannya, responden akan dituntut untuk aktif dan kompetitif, namun tetap mengasyikkan dan
menambah pengetahuan. Isi kartu dan bentuk permainan yang menarik menjadi faktor pendukung dalam
meningkatkan pengetahuan remaja putri terkait materi yang dibawakan, yaitu anemia.

Video Animasi
Penelitian yang dilakukan menemukan adanya peningkatan pengetahuan dan sikap tentang anemia setelah
diberikannya penyuluhan gizi dengan media animasi pada remaja putri SMA di Kota Bandar Lampung (10).
Perubahan pengetahuan dihasilkan oleh penyampaian edukasi kesehatan menggunakan media audiovisual yang
dinilai dapat mengembangkan imajinasi dan menciptakan suasana belajar yang menyenangkan. Pada anak berusia
remaja, media ini dianggap sesuai sebab animasi memiliki tampilan yang menarik dan mudah dipahami sehingga
dapat merangsang minat belajar siswa. Animasi merupakan media bergerak yang menampilkan gambar dan teks
serta dapat pula disertai dengan iringan musik (16). Penggunaan media animasi dalam menyampaikan edukasi gizi
mampu menghasilkan cara belajar yang efektif dan efisien serta melekat lebih lama di dalam ingatan. Hal ini
dipengaruhi oleh keterlibatan lebih banyak panca indera jika menyampaikan edukasi dengan media audiovisual
yang dalam hal ini adalah video animasi. Penelitian sebelumnya menemukan bahwa penggunaan animasi sebagai
media penyampaian edukasi terbukti meningkatkan pengetahuan pasien secara signifikan pada berbagai kelompok
penyakit dan usia (8). Di dalamnya disebutkan bahwa pemberian video animasi pada jangka waktu tertentu dinilai
tak hanya dapat merubah pengetahuan, namun juga sikap, perilaku, dan kebiasaan hidup sehat.

Video blog (Vlog)


Upaya dalam meningkatkan kesadaran guna peningkatan sikap individu terkait pencegahan dan
penanggulangan anemia gizi besi adalah melalui edukasi kesehatan. Edukasi kesehatan merupakan proses
pembelajaran yang bermanfaat dalam meningkatkan interpretasi melalui sensasi baik yang diterima. Penelitian
yang telah dilakukan menemukan pengaruh dari pemberian edukasi gizi menggunakan video blog (vlog) terhadap
peningkatan pengetahuan, sikap, dan perilaku remaja putri terkait pencegahan dan penanggulangan anemia gizi
besi (11).
Video merupakan media yang dapat digunakan untuk menyajikan hiburan, dokumentasi, dan edukasi.
Selain itu, video dapat pula dimanfaatkan untuk menyajikan suatu informasi, memaparkan dan menguraikan
berbagai hal, megajarkan keterampilan, menyingkat atau memperpanjang waktu, hingga mempengaruhi sikap(16).
Video blog atau vlog merupakan aktivitas yang digunakan untuk menyalurkan informasi kepada publik. Fungsi lain
dari vlog yakni dapat dimanfaatkan sebagai media pembelajaran dengen menyesuaikan isi dan tema yang akan
disampaikan kepada siswa (16). Pemanfaatan vlog sebagai media pembelajaran memiliki keunggulan dimana dari
segi tampilan, gambar, dan suara, vlog tampak lebih menarik dan variatif yang dapat menarik perhatian dan
mempermudah siswa dalam menerima pelajaran (17).

Komik
Penelitian mengenai penggunaan media komik dan leaflet sebagai media edukasi gizi menemukan adanya
peningkatan pengetahuan yang signifikan setelah diberikannya intervensi melalui media edukasi komik dan leaflet
kepada siswi kelas X dan XI di SMA Negeri 14 Jakarta (12). Media tersebut dinilai efektif dalam meningkatkan
pengetahuan remaja putri sebab penggunaan gambar dan unsur-unsur di dalamnya membuat pembaca lebih mudah
memahami maksud yang ingin disampaikan. Pemanfaatan komik dalam pendidikan membuat proses belajar
Published By: Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Palu Copyright © 2022 MPPKI. All rights reserved
1334
MPPKI (November, 2022) Vol. 5. No. 11

menjadi lebih menarik sehingga merangsang motivasi belajar dan perhatian siswa. Komik merupakan media cetak
yang memuat gambar atau cerita yang diketahui memiliki beberapa keunggulan, yakni praktis, mudah dibawa
kemana saja, serta mudah dipaahmi dengan adanya gambar-gambar sederhana dengan menggunakan bahasa sehari-
hari (18). Di samping itu, melalui media komik, materi yang disampaikan lebih mudah diterima oleh siswa
sehingga tujuan pembelajaran akan tercapai dengan baik.

KESIMPULAN
Studi ini menyimpulkan bahwa pemberian edukasi gizi dengan media berupa kartu games, media animasi,
komik, dan video blog (vlog) berpengaruh terhadap peningkatan pengetahuan remaja putri terkait anemia. Media-
media yang digunakan dalam penyampaian edukasi gizi ini masih dapat dikembangkan sesuai kebutuhan sehingga
manfaatnya tidak hanya terbatas pada kasus anemia saja.

DAFTAR PUSTAKA
1. Masrizal. ANEMIA DEFISIENSI BESI. Jurnal Kesehatan Masyarakat. 2007 Sep;II:140–5.
2. Kurniasari R, Cahya F, Widiastuti Y, Adi P, Zainudin A. KEKURANGAN ENERGI KRONIK (KEK)
PADA IBU HAMIL DI KOTA SEMARANG. Health Science Growth (HSG) Journal. 2018 Aug 16;3:77–
90.
3. Nurhidayati T, Ruspita M, Astyandini B. ANEMIA REMAJA DAN KESEHATAN REPRODUKSI. Jurnal
Pengabdian Masyarakat Kebidanan. 2021;3(2):11–7.
4. Kementerian Kesehatan RI. Riskesdas 2018. 2019.
5. Nasruddin H, Faisal Syamsu R, Permatasari D. ANGKA KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA DI
INDONESIA. Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia [Internet]. 2021 Apr;1(4):357–64. Available from:
http://cerdika.publikasiindonesia.id/index.php/cerdika/index-357-
6. Anjaya PU, Rohmah ZN. FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN TERJADINYA ANEMIA
PADA REMAJA PUTRI. Journal of Holistic and Traditional Medicine [Internet]. 2021;06:662–8.
Available from: www.jhtm.or.id
7. Fadila I, Kurniawati H. UPAYA PENCEGAHAN ANEMIA PADA REMAJA PUTERI SEBAGAI PILAR
MENUJU PENINGKATAN KESEHATAN IBU. In: Peran Matematika, Sains, dan Teknologi dalam
Mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs). 2018. p. 78–89.
8. Aisah S, Ismail S, Margawati A, Doktor M, Kedokteran I, Kesehatan D, et al. Edukasi Kesehatan dengan
Media Video Animasi: Scoping Review. Jurnal Perawat Indonesia. 5(1):641–55.
9. Styaningrum SD, Metty. Games Kartu Milenial Sehat sebagai Media Edukasi Pencegahan Anemia pada
Remaja Putri di Sekolah Berbasis Asrama. Ilmu Gizi Indonesia. 2021 Feb;04:171–8.
10. Syakir S. PENGARUH INTERVENSI PENYULUHAN GIZI DENGAN MEDIA ANIMASI TERHADAP
PERUBAHAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG ANEMIA PADA REMAJA PUTRI. ARGIPA.
2018;3(1):18–25.
11. Damayanti S, Herawati DMD, Syahri A. The Effect of Education Using Video Blog (vlog) On The Female
Adolescents’knowledge, Attitudes and Behaviors On The Prevention of Iron Deficiency Anemia (PPAGB)
in Bandung. Journal of Biology Education, Science, & Technology. 2021;4(2):221–5.
12. Hannanti H, Ilmi IMB, Syah MuhNH. The Effect Of Nutrition Education Using Comic And Leaflet On The
Improvement Of Anemia Knowledge In Adolescents Girl In Sma Negeri 14 Jakarta. Jurnal Gizi Kesehatan.
2021;13(1):40–53.
13. Raodah, Handayani L. Media sebagai Edukasi Intervensi Promosi Kesehatan Masyarakat di Indonesia.
Media Publikasi Promosi Kesehatan Indonesia [Internet]. 2022;5(2):123–33. Available from:
https://doi.org/10.31934/mppki.v2i3
14. Putra RWH, Supadi J, Wijaningsih W. The Effect of Nutrition Education on Knowledge and Attitude About
Anemia in Adolescent. Jurnal Riset Gizi. 2019;
15. Wahyuni D, Amareta DI. Pengembangan Media Pendidikan Kesehatan Flashcard Anemia. Jurnal
Kesehatan. 2019;7(2):69–74.
16. Mudarris B, Rozi F, Islamiyah N. Penggunaan Media Vlog dalam Pengembangan Kemampuan Motorik
Anak. Jurnal Ilmiah Potensia [Internet]. 2022;7(1):1–10. Available from: https://doi.org/10.33369/jip.7.1.
17. Dewi SC, Sari TC, Rosita D. Vlog sebagai Media Edukasi di Era Revolusi Industri 4.0. PRANALA Jurnal
Pendidikan Bahasa Prancis [Internet]. 2020;3:23–34. Available from:
http://jurnal.fkip.unila.ac.id/index.php/PRANALA
Published By: Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Palu Copyright © 2022 MPPKI. All rights reserved
1335
MPPKI (November, 2022) Vol. 5. No. 11

18. Masri E, Putri N, Rini AM. Perilaku Memilih Jajanan Dan Kantin Sehat Siswa Sekolah Dasar Dengan
Edukasi Media Komik. Jurnal Kesehatan Perintis (Perintis’s Health Journal). 2019;6:177–85.

Published By: Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Palu Copyright © 2022 MPPKI. All rights reserved

You might also like