You are on page 1of 13

MAKALAH

PERGERAKAN DAKWAH

Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Manajemen Dakwah

Dosen Pengampu : Dr. H. Ahmad Shofi Muhyiddin, M. S. I.

Disusun Oleh :

1. Muhammad Abdul Mudhofar (2240210068)


2. Akmal Faiz (2240210076)
3. Fadila Noor Rahma (2240210080)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS


FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI ISLAM
PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan ke hadirat Allah SWT karena atas


rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyusun dan menyelesaikan
makalah ini. Sholawat serta salam semoga tetap tercurah kepada Nabi
Muhammad SAW.

Bilamana ada beberapa kesalahan yang terdapat dalam makalah


ini, izinkan penulis menghaturkan permohonan maaf. Sebab, makalah ini
tiada sempurna dan masih memiliki banyak kelemahan. Penulis juga
berharap pembaca makalah ini dapat memberikan kritik dan sarannya pada
penulis.

Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca untuk menambah


wawasan, ilmu pengetahuan, dan menjadi acuan untuk menulis makalah
lainnya.

Kudus, 7 Oktober 2023

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................

DAFTAR ISI................................................................................................................

BAB I. PENDAHULUAN...........................................................................................

A. Latar Belakang.......................................................................................................

B. Rumusan Masalah..................................................................................................

C. Tujuan Penulisan....................................................................................................

BAB II. PEMBAHASAN............................................................................................

A. Penggerakan Dakwah...........................................................................................

B. Peroses Penggerakan Dakwah...............................................................................

BAB III. PENUTUP....................................................................................................

A. Kesimpulan.............................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam penyelenggaraan da'wah, mutlak diperlukan penjalinan hubungan


(koordinasi) diantara satu dengan yang lain. Dengan adanya penjalinan hubungan yang
dilakukan oleh pimpinan terhadap para pelaksana, baik antara mereka yang berada dalam
satu kesatuan, maupun dengan kesatuan yang lainnya, dapatlah dihindarkan kesimpang
siuran, kekacauan, kekembaran, kekosongan dan sebagainya. Kebijakan Nabi Muhammad
SAW bahwa dalam setiap menghadapi masalah beliau senantiasa mengadakan
permusyawaratan dengan para sahabatnya, disamping hal tersebut menunjukkan bahwa
musyawarah adalah merupakan prinsip ajaran islam yang penting. yang juga sebagai
sarana penjalinan hubungan antara Nabi SAW dengan para sahabatnya satu sama lain.
Sehingga terpadulah potensi mereka dalam satu kesatuan dan kekuatan yang sinkron.
Pentingnya arti pemberian motivasi, pembimbingan dan koordinasi, dalam rangka
proses penyelenggaraan da'wah. Selain itu diperlukan pula adanya saling pengertian
diantara para pelaksana. Saling pengertian ini dapat diwujudkan, bilamana masing-
masing mereka secara timbal balik senantiasa menyampaikan informasi, ide
keinginan dan sebagainya.

B. Rumusan Masalah

1. Apa itu Penggerakan Dakwah ?

2. Bagaimana Proses Penggerakan Dakwah ?

C. Tujuan Pennulisan

1. Untuk mengetahui dan Memahami apa itu Penggerakan.

2. Untuk mengetahui dan Memahami Bagaimana Proses Penggerakan Dakwah.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Penggerakan Dakwah
Penggerakan dakwah merupakan inti dari manajemen dakwah,
karena dalam proses ini semua aktivitas dakwah dilaksanakan. Dalam
penggerakan dakwah ini, pimpinan menggerakkan semua elemen
organisasi untuk melakukan semua aktivitasaktivitas dakwah yang telah
direncanakan, dan dari sinilah aksi semua rencana dakwah akan terealisir,
di mana fungsi manajemen akan bersentuhan secara langsung dengan para
pelaku dakwah. Selanjutnya dari sini juga proses perencanaan,
pengorganisasian, dan pengendalian, atau penilaian akan berfungsi secara
efektif.
Adapun pengertian penggerakan adalah seluruh proses pemberian
motivasi kerja kepada para bawahan sedemikian rupa, sehingga mereka
mampu bekerja dengan ikhlas demi tercapainya tujuan organisasi dengan
efisien dan ekonomis.
Apabila fungsi penggerakan dilakukan perenungan lebih dalam,
maka yang menjadi intinya adalah kewenangan, sebagai suatu factor yang
perlu dimiliki oleh pelaku manajemen. Kewenangan sebenarnya adalah
wujud logis dari sifat yang sangat mendasar bagi organisasi. Hal-hal yang
terkait dengan penggerakan adalah motivasi. Motivasi berarti dorongan
yang timbul pada diri seseorang sadar atau tidak sadar untuk melakukan
suatu Tindakan dengan tujuan tertentu, usaha-usaha yang dapat
menyebabkan seseorang atau kelompok tertentu tergerak melakukan ssuatu
karena ingin mencapai tujuan yang dikehendakinya.
Motivasi menyangkut perilaku manusia dan merupakan sebuah
unsur yang vital dalam manajemen. Oleh karena itu, dengan Motivasi
membuat seseorang menyelesaikan pekerjaannya dengan semangat karena
ingin melakukanya.

2
B. Proses Penggerakan Dakwah

Ada beberapa poin dari proses pergerakan dakwah yang menjadikan


kunci dari kegiatan dakwah, yaitu :

1. Pemberian Motivasi

Motivasi diartikan sebagai keampuan seorang manajer atau


pemimpin dakwah dalam memberikan sebuah kegairahan, kegiatan
dan penertian, sehingga para anggotanya mampu untuk mendukung
dan berkerja secara Ikhlas untuk mencapai tujuan organisasi sesuai
tugas yang dibebankan kepadayan. Dengan demikian, motivasi
merupakan dinamistor bagi para elemen dakwah yang secara Ikhlas
dapat merasakan, bahwa pekerja itu adalah kewajiban yang harus
dilaksanakan. Dengan kata lain, bahwa motivasi adalah memberikan
semangat atau dorongan kepada para pekerja untuk mencapai tujuan
Bersama dengan cara memenuhi kebutuhan dan harapan mereka serta
memberikan sebuah penghargaan (reward)

Dengan adanya rasa memiliki ( sense of belonging ) dan rasa


tanggung jawab ( sense of responsibility), maka akan menumbuhkan
rasa kecewa jika gagal dan mengakar, maka fungsi motivasi sudah
berhasil. Motivasi sebagai sesuatu yang di rasakan sangat penting.
akan tetapi ia juga sulit dirasakan, karena disebabkan oleh bebrapa
alesan, Yaitu :

a. Motivasi dikatakan penting (important subject), karena berkaitan


dengan peran pemimpin yang berhubungan dengan
bawahannya. Setiap pemimpin harus bekerja sama melalui orang
lain atau bawahannya, untuk itu diperlukan kemampuan
memberikan motivasi kepada bawahannya.

b. Motivasi sebagai sesuatu yang sulit (puzzling subje) karena


motivasi itu sendiri tidak bisa diamati dan diukur secara pasti.
Karena untuk mengukurnya, berarti harus mengkaji lebih jauh
perilaku masing- masing individu. Hal ini juga dipicu dengan teori
3
motivasi yang berbeda-beda.
Dalam Menejemen dakwah pemberian motivasi ini dapat berupa :
a. Mengikutsertakan dalam Pengambilan Keputusan
pengambilan keputusan atau (dicision making) merupakan
sebuah tindakan yang penting dan mendasar dalam sebuah organisasi.
Betapa tidak, sepanjang proses manajemen berlangsung, mulai dari
tingkat perencanaan. pengorganisasian, pelaksanaan hingga pada
pengendalian pengambilan keputusan akan selalu berlangsung.
Sebuah manajemen akan bisa berarti dan berfungsi jika dilakukan
pengambilan keputusan. Proses pengambilan keputusan ini
merupakan suatu langkah manajer yang bijaksana untuk memilih dari
berbagai alternatif yang ditempuh.
b. Memberikan Informasi Secara Komperehensif
Semua fungsi manajerial dakwah itu sangat tergantung pada
arus informasi, yakni data yang telah diatur atau dianalisis untuk
memberikan arti yang sangat permanen mengenai semua kondisi
yang berlangsung, baik yang terjadi di dalam maupun di luar
organisasi. Dengan sistem informasi yang akurat dan tepat waktu,
maka pemimpin dakwah dapat memonitor semua kemajuan ke arah
sasaran dan mengubah rencana dakwah menjadi sebuah kenyataan.
Karena dalam proses dakwah seorang pemimpin atau pelaksana
harus mampu secara cerdas mengikuti jejak dengan mengantisipasi
semua masalah, kemudian dengan cermat mampu mengembangkan
keterampilan dan skill dalam mengidentifikasi dan mengoreksi. dan
kemudian mengambil langkah-langkah koreksi tersebut. Karena
struktur organisasi tidak hanya suatu rangkaian kontak dan garis
yang saling berhubungan dalam suatu bagan. Tetapi suatu pola
hubungan antarmanusia yang direncanakan maupun tidak
direncanakan, yang telah berkembang selama satu periode sebagai
tanggapan terhadap masalah-masalah manusiawi dalam organisasi
itu. Satu dari peran yang lebih jelas dari manajemen puncak ialah
menentukan tujuan keseluruhan dari organisasi. Dalam realitasnya
proses keputusan itu sering menyangkut tingkat-tingkat yang lebih
4
rendah dalam Organisasi. Dalam penggunaan arus informasi, para
manajer dakwah harus selalu memer hatikan mutu hubungan
manusia di dalam sebuah organisasi yang meliputi hal-hal yang
bersifat: mengambil keputusan kritis, perwakilan, penanganan
komunikasi ke bawah, menangani komunikasi ke atas,
menyelesaikan perselisihan, serta sebuah umpan balik
yang akan didapat.

Ada empat faktor yang dapat dijadikan sebuah evaluasi dalam


sebuah organisasi, yaitu:
a. Mutu informasi, semakin akurat sebuah informasi, maka akan
semakin tinggi mutu dan akan semakin aman pemimpin dakwah
dalam memercayai dalam membuat keputusan.
b. Ketepatan waktu informasi, pada proses aktivitas dakwah
diperlukan sebuah ketepatan informasi, ini diperlukan untuk
menghindari tindakan yang salah, serta pelaksanaan korektif
yang akurat.
c. Mutu informasi, dalam sebuah organisasi akan didapat banyak
sekali informasi yang masuk. Semakin banyak informasi yang
masuk, maka akan semakin sulit dalam pembuatan keputusan.
Namun dari dinilah diperlukan sebuah keterampilan semua
elemen dalam mengakses dan mengakomodir, sehingga
informasi yang sifatnya membantu akan diperoleh dengan tepat.
d. Relevansi informasi, ini merupakan kelanjutan dari mutu
informasi itu sendiri dimana korelansinya terdapat pada para
pemimpi dakwah. Mereka harus mampu
mepertanggungjawabannya informasi yang relevan tersebut
dengan tugas-tugasnya.

Perlu diingat, bahwa dalam pemberian informasi ini harus


memerhatikan feedback-nya, apakah sudah dapat diterima dengan
baik sebagaimana yang diharapkan. Hal ini sesuai dengan sebuah
hadis yang menyatakan: "Tidak termasuk umat kami orang yang
tidak menyenan gi atasan dan bawahan dan tidak melaksanakan amr
5
ma'ruf nahi munkar." Dari sini dapat kita telusuri bahwa dalam
memberikan sebuah informasi yang benar, maka harus memerhatikan
kadar kemampuan, atau dalam istilah lain memerhatikan kadar
kemampuan yang berorientasi kepada khalayak sehingga feedback-
nya sesuai dengan harapan: "Berbicaralah kamu sekalian sesuai
dengan kemampuan kadar akal atau pikiran mereka.

2. Melakukan Bimbingan

Bimbingan di sini dapat diartikan sebagai tindakan pimpinan


dakwah yang dapat menjamin terlaksananya tugas-tugas dakwah sesuai
dengan rencana ketentuan-ketentuan yang telah digariskan. Dalam
proses pelaksanaan aktivitas dakwah itu masih banyak hal-hal yang
harus diberikan sebagai sebuah arahan atau bimbingan. Hal ini
dimaksudkan untuk membimbing para elemen dakwah yang terkait
guna mencapai sasaran dan tujuan yang telah dirumuskan untuk
menghindari kemacetan atau penyimpangan. Pekerjaan ini lebih
banyak dilakukan oleh pmimpin dakwah, karena mereka yang lebih
banyak mengetahui kebijakan organisasi, yakni akan dibawa ke mana
arah organisasi.

Adapun komponen bimbingan dakwah adalah nasihat untuk


membantu para da'i dalam melaksanakan perannya serta mengatasi
permasalahan dalam menjalankan tugasnya adalah:
a. Memberikan perhatian terhadap setiap perkembangan para
anggotanya. Ini merupakan prinsip yang men- dasar dari sebuah
bimbingan, di mana diharapkan para pemimpin dakwah memiliki
perhatian yang sungguh- sungguh mengenai perkembangan pribadi
serta kemajuan para anggotanya.
b. Memberikan nasihat yang berkaitan dengan tugas dakwah yang
bersifat membantu, yaitu dengan mem- berikan saran mengenai
strategi dakwah yang diiringi dengan alternatif-alternatif tugas
dakwah dengan membagi pengetahuan.
c. Memberikan sebuah dorongan, ini bisa berbentuk dengan
mengikutsertakan ke dalam program Pelatihanpelatihan yang
6
relevan. Bimbingan ini bisa dengan memberikan informasi
mengenai peluang pelatihan. serta pengembangan yang relevan atau
dalam bentuk memberikan sebuah pengalaman yang akan
membantu tugas selanjutnya.
d. Memberikan bantuan atau bimbingan kepada semua elemen
dakwah untuk ikut serta dalam pembuatan keputusan dan strategi
perencanaan yang penting dalam rangka perbaikan efektivitas unit
organisasi.
Bimbingan yang dilakukan oleh manajer dakwah terhadap
pelaksanaan kegiatan dapat dilakukan dengan jalan memberikan
perintah atau sebuah petunjuk serta usaha-usaha lain yang bersifat
memengaruhi atau menetapkan arah tugas dan tindakan mereka,"
Dalam konteks ini dituntut kemampuan seorang pemimpin dakwah
dalam memberikan arahan, perintah yang tepat sehingga tidak terjadi
kesalahpahaman terhadap para anggotanya.

3. Menjalin Hubungan
Organisasi dakwah merupakan sebuah organisasi yang berbentuk
sebuah tim atau kelompok (dua ndividu atau lebih yang berinteraksi
dan saling bergantungan untuk mencapai sasaran tertentu), di mana
semua kegiatannya akan bersentuhan langsung dengan para
anggotanya. Definisi dari sebuah tim adalah sebagai dua orang atau
lebih yang berinteraksi dan saling memengaruhi ke arah bersama.
Untuk itu diperlukan sebuah jalinan hubungan yang harmonis antara
semua elemen yang terkait dalam aktivitas dakwah
Sebuah tim merupakan kelompok orang yang memiliki tujuan yang
sama. Akan tetapi tidak sekumpulan orang dapat dikatakan tim, untuk
dapat dianggap sebuah tim maka sekumpulan orang tersebut harus
memiliki karakteristik sebagai berikut:
a. Ada berbagai kesepakatan terhadap misi tim. Agar suatu
kelompok dianggap sebagai sebuah tim yang dapat bekerja
dengan efektif, maka semua anggotanya harus memahami dan
menyepakati misinya.
7
b. Semua anggota harus menaati peraturan tim yang berlaku. Suatu
tim harus mempunyai peraturan yang berlaku, sehingga dapat
membentuk kerangka usaha pencapaian misi. Suatu kelompok
dapat menjadi tim manakala ada kesepakatan terhadap misi dan
ketaatan terhadap peraturan yan berlaku.
c. Ada pembagian tanggung jawab dan wewenang yang adil.
Keberadaan sebuah tim tidak meniadakan struktur dan wewenang.
Sebuah tim dapat berjalan dengan baik apabila tanggung jawab
dan wewenang dibagi, dan setiap anggota diperlakukan secara
adil.
d. Orang beradaptasi terhadap perubahan. Oleh karena itu, anggota
tim harus dapat salingberadaptasi teranhadap
perubahan yang positif,

4. Penyelenggaraan Komunikasi
Dalam proses kelancaran dakwah komunikasi, yakni suatu
proses yang digunakan oleh manusia dalam usaha untuk membagi arti
lewat transmisi pesan simbolis merupakan hal yang sangat penting.
Karena tanpa komunikasi yang efektif antara pemimpin dengan
pelaksana dakwah, maka pola hubungan dalam sebuah organisasi
dakwah akan mandek, sebab komunikasi akan memengaruhi seluruh
sendi organisasi dakwah. Dari sinilah kerangka acuan dakwah, yaitu
untuk menciptakan sebuah opini yang sebagian besar diperoleh dari
informasi melalui komunikasi. Dalam proses komunikasi ini akan
terjadi sebuah proses yang melibatkan orang, yang mencoba memahami
cara manusia saling berhubungan. Komunikasi ini juga termasuk ke
dalam sebuah kesamaan arti agar manusia dapat berinteraksi, yang
dapat berupa sebuah simbol gerakan badan, suara, huruf, angka, dan
kata yang dapat mewakili atau mendekati ide yang mereka maksud kan
untuk dikomunikasikan

8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Penggerakan dakwah merupakan inti dari manajemen dakwah,


karena dalam proses ini semua aktivitas dakwah dilaksanakan. Dalam
penggerakan dakwah ini, pimpinan menggerakkan semua elemen
organisasi untuk melakukan semua aktivitas-aktivitas dakwah yang telah
direncanakan, dan dari sinilah aksi semua rencana dakwah akan terealisir,
di mana fungsi manajemen akan bersentuhan secara langsung dengan para
pelaku dakwah.

Ada beberapa poin dari proses pergerakan dakwah yang menjadi


kunci dari kegiatan dakwah, yaitu:

1. Pemberian Motivasi

2. Melakukan Bimbingan

3. Menjalin Hubungan

4. Penyelenggaraan Organisasi.

9
DAFTAR PUSTAKA

Munir, Muhammad dan Wahyu Ilahi. 2006. Manajemen Dakwah.


Jakarta: Kencana Predana Media.

Saputra, Wahidin. Pengantar Ilmu Dakwah. Cet. II; Jakarta: Rajawali Pres,
2012. Samsinar S. URGENSI MANAJEMEN DALAM DAKWAH dalam
jurnal IAIN

BONE, diakses pada tanggal 24 September 2023.


Mahmudin. Manajemen Dakwah (Cet I:Ponorogo Jawa Timur Indonesia:
Wade Group, 2018).

10

You might also like