You are on page 1of 12

MAKALAH

MUSTAFA KEMAL AT TATURK DAN SEKULARISME


GERAKAN KEMBALI KEPADA AGAMA
Disusun untuk memenuhi mata kuliah PPMDI
Dosen Pengampu Drs. H. Barkatullah Amin, M.Pd.I

Oleh :
Kelompok 04
Abdus Salam (220411702)
Ahmad Ansari (2204117304)
Andri (2204117310)

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI)


PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM(PAI)
RASYIDIYAH KHALIYAH
AMUNTAI
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan malakah
yang berjudul “Mustafa Kamal at Taturk dan Sekularisme Gerakan Kembali kepada
Agama”. Untuk terwujudnya makalah ini penulis sangat berterima kasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu pembuatan makalah ini
sehingga dapat diselesaikan sesuai rencana.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih
kepada pihak-pihak yang membantu dalam penulisan makalah ini. Penulis berharap
makalah ini dapat dipergunakan dengan sebaik-baiknya. Penulis mengharapkan kritik
dan saran akan makalah yang telah disusun ini, agar kedepannya dapat menjadi lebih
baik.

16 Oktober 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................i

DAFTAR ISI.................................................................................................................ii

BAB I.............................................................................................................................1

PENDAHULUAN.........................................................................................................1

1.1. Latar Belakang................................................................................................1

1.2. Rumusan Masalah...........................................................................................3

1.3. Tujuan.............................................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN..............................................................................................4

2.1. Peran Mustafa Kemal Atatürk dalam Gerakan Sekularisme di Turki...........4

2.2. Pengaruh Gerakan Sekularisme Atatürk dalam Kehidupan Publik dan


Pemerintahan di Turki.................................................................................4

2.3. Kontroversi dan Kritik terhadap Gerakan Sekularisme Atatürk...................5

2.4. Gerakan Kembali kepada Agama di Turki....................................................6

BAB III PENUTUP......................................................................................................7

3.1. Kesimpulan....................................................................................................7

3.2. Saran..............................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................9

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Sejarah Turki modern tidak dapat dipisahkan dari sosok Mustafa Kemal
Atatürk, seorang pemimpin dan pendiri Republik Turki yang memainkan peran
penting dalam mengubah nasib bangsanya. Salah satu aspek yang sangat menonjol
dari kepemimpinannya adalah gerakan sekularisme yang ia pimpin. Gerakan ini
mencoba untuk memisahkan agama dari urusan negara dan pemerintahan, dengan
tujuan menciptakan negara Turki yang modern dan sekuler. Namun, dalam beberapa
tahun terakhir, terjadi gerakan kembali kepada agama di Turki yang menantang
prinsip-prinsip sekularisme yang telah ditetapkan oleh Atatürk. Dalam makalah ini,
kita akan membahas secara rinci tentang Mustafa Kemal Atatürk, gerakan
sekularisme yang dipimpinnya, dan juga gerakan kembali kepada agama yang terjadi
belakangan ini.
Mustafa Kemal Atatürk, lahir pada tanggal 19 Mei 1881 di Thessaloniki, yang
saat itu merupakan bagian dari Kesultanan Utsmaniyah. Ia tumbuh dalam lingkungan
yang konservatif dan dikenalkan dengan ajaran Islam sejak kecil. Atatürk bergabung
dengan militer Utsmaniyah pada usia muda, dan berpartisipasi dalam Perang Balkan
dan Perang Dunia I. Namun, setelah runtuhnya Kesultanan Utsmaniyah, Atatürk
memimpin perjuangan untuk mendirikan negara Turki modern yang didasarkan pada
prinsip-prinsip sekularisme dan nasionalisme. Ia menjadi pemimpin pergerakan
nasionalis yang berhasil mengusir pasukan pendudukan dari Turki dan mendirikan
Republik Turki pada tahun 1923. Atatürk kemudian menjadi Presiden pertama negara
tersebut dan memulai serangkaian reformasi yang bertujuan untuk mengubah Turki
menjadi negara yang modern, sekuler, dan demokratis.
Salah satu aspek yang sangat mencolok dari kepemim 1pinan Atatürk adalah
gerakan sekularisme yang dipimpinnya. Atatürk percaya bahwa agama harus
dipisahkan dari urusan negara dan pemerintahan, dan bahwa negara harus dikelola
1
A. Mukti Ali, Alam pikiran Modern di Indonesia-Pakistan. h.25

1
berdasarkan prinsip-prinsip sekuler. Ia berusaha mengurangi pengaruh agama dalam
kehidupan publik dan menggantinya dengan prinsip-prinsip sekuler. Untuk mencapai
tujuan ini, Atatürk mengadopsi kebijakan-kebijakan seperti penghapusan hukum
syariah, penggantian aksara Arab dengan aksara Latin, dan melarang penggunaan
jilbab dan topi fez secara paksa. Selain itu, ia juga mendirikan Sekolah-sekolah
Rakyat untuk mengurangi pengaruh pendidikan agama.
Meskipun gerakan sekularisme yang dipimpin oleh Atatürk dianggap sebagai
langkah maju menuju modernisasi, gerakan ini juga tidak lepas dari kontroversi dan
kritik. Beberapa kelompok dan individu berpendapat bahwa gerakan ini merupakan
serangan terhadap agama dan nilai-nilai keagamaan. Mereka berargumen bahwa
agama harus memiliki peran yang lebih besar dalam kehidupan publik dan
pemerintahan, dan bahwa gerakan sekularisme mengabaikan kebutuhan spiritual
masyarakat. Selain itu, beberapa orang juga menyatakan bahwa gerakan sekularisme
Atatürk telah menciptakan polarisasi dalam masyarakat Turki. Mereka berpendapat
bahwa penghapusan simbol-simbol agama dan larangan terhadap praktik-praktik
keagamaan tertentu telah memicu ketegangan antara kelompok sekuler dan kelompok
yang lebih religius.2
Namun, dalam beberapa tahun terakhir, kita telah menyaksikan gerakan
kembali kepada agama di Turki yang menantang prinsip-prinsip sekularisme yang
telah ditetapkan oleh Atatürk. Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) yang
berkuasa sejak tahun 2002, telah memulai gerakan ini dengan mempromosikan nilai-
nilai agama dalam kehidupan publik dan politik. Meskipun Turki tetap menjadi
negara sekuler secara resmi, pengaruh agama dalam kehidupan sehari-hari dan
pemerintahan semakin meningkat. Gerakan ini telah menciptakan perdebatan dan
ketegangan dalam masyarakat Turki, dengan beberapa orang melihatnya sebagai
langkah mundur dari prinsip-prinsip sekularisme yang telah ditegakkan oleh Atatürk,
sementara yang lain melihatnya sebagai upaya untuk menggabungkan nilai-nilai
agama dengan prinsip-prinsip demokrasi.

2
Azyumardi Azra, Islam Reformis: Dinamika Intelektual dan Gerakan. h.10

2
1.2. Rumusan Masalah
1. Apa peran Mustafa Kemal Atatürk dalam memimpin gerakan sekularisme di
Turki?
2. Bagaimana gerakan sekularisme yang dipimpin oleh Atatürk mempengaruhi
kehidupan publik dan pemerintahan di Turki?
3. Apa kontroversi dan kritik yang muncul terhadap gerakan sekularisme
Atatürk?
4. Bagaimana gerakan kembali kepada agama di Turki mempengaruhi prinsip-
prinsip sekularisme yang telah ditetapkan oleh Atatürk?

1.3. Tujuan
1. Mengetahui peran Mustafa Kemal Atatürk dalam memimpin gerakan
sekularisme di Turki
2. Mengetahui bagaimana gerakan sekularisme yang dipimpin oleh Atatürk
mempengaruhi kehidupan publik dan pemerintahan di Turki
3. Mengetahui apa kontroversi dan kritik yang muncul terhadap gerakan
sekularisme Atatürk
4. Mengetahui bagaimana gerakan kembali kepada agama di Turki
mempengaruhi prinsip-prinsip sekularisme yang telah ditetapkan oleh
Atatürk

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Peran Mustafa Kemal Atatürk dalam Gerakan Sekularisme di Turki


Mustafa Kemal Atatürk memainkan peran yang sangat penting dalam
memimpin gerakan sekularisme di Turki. Atatürk percaya bahwa agama harus
dipisahkan dari urusan negara dan pemerintahan, dan bahwa negara harus dikelola
berdasarkan prinsip-prinsip sekuler. Keyakinan ini mendasari langkah-langkah yang
diambil oleh Atatürk untuk mengurangi pengaruh agama dalam kehidupan publik di
Turki.

Salah satu langkah pertama yang diambil oleh Atatürk adalah penghapusan
hukum syariah dan pengenalan sistem hukum yang berdasarkan pada prinsip-prinsip
sekuler. Ia juga melarang penggunaan jilbab dan topi fez secara paksa, sebagai bagian
dari upaya untuk mengurangi pengaruh visual agama dalam masyarakat. Selain itu,
Atatürk juga memperkenalkan aksara Latin sebagai pengganti aksara Arab yang
digunakan dalam bahasa Turki, dengan tujuan untuk memodernisasi sistem tulisan
dan mengurangi ketergantungan pada budaya dan tradisi Islam.

Selain itu, Atatürk juga mendirikan Sekolah-sekolah Rakyat yang bertujuan


untuk mengurangi pengaruh pendidikan agama dan memperkenalkan pendidikan
sekuler yang lebih universal. Ia mengubah kurikulum pendidikan dengan
menekankan pada ilmu pengetahuan, teknologi, dan keterampilan modern, sementara
mengurangi penekanan pada ajaran agama.3

2.2. Pengaruh Gerakan Sekularisme Atatürk dalam Kehidupan Publik dan


Pemerintahan di Turki
Gerakan sekularisme yang dipimpin oleh Atatürk memiliki pengaruh yang
besar dalam kehidupan publik dan pemerintahan di Turki. Dengan memisahkan

3
Deliar Noer, Gerakan Modern Islam di Indonesia 1900-1942. h.12

4
agama dari urusan negara dan pemerintahan, Atatürk berusaha menciptakan negara
Turki yang modern, sekuler, dan demokratis.

Dalam bidang hukum, Atatürk menghapuskan hukum syariah dan


menggantinya dengan sistem hukum sekuler yang lebih sesuai dengan prinsip-prinsip
modern. Hal ini membawa perubahan dalam sistem peradilan Turki yang menjadi
lebih independen dan berdasarkan pada hukum- hukum yang adil dan setara bagi
semua warga negara.

Di bidang pendidikan, Atatürk mendirikan Sekolah-sekolah Rakyat yang


memperkenalkan pendidikan sekuler yang lebih universal. Hal ini memberikan akses
pendidikan yang lebih luas bagi masyarakat Turki dan membantu mengurangi
pengaruh agama dalam pendidikan. Pendidikan sekuler ini juga memainkan peran
penting dalam menghasilkan generasi muda yang lebih terbuka, berpikiran maju, dan
siap menghadapi tantangan zaman.4

Selain itu, Atatürk juga melakukan reformasi sosial yang menghapuskan


praktik-praktik tradisional yang dianggap tidak sesuai dengan nilai-nilai modern dan
sekuler. Misalnya, ia melarang poligami, mendukung kesetaraan gender, dan
mempromosikan hak-hak perempuan dalam masyarakat.

2.3. Kontroversi dan Kritik terhadap Gerakan Sekularisme Atatürk


Meskipun gerakan sekularisme yang dipimpin oleh Atatürk dianggap sebagai
langkah maju menuju modernisasi, gerakan ini juga tidak lepas dari kontroversi dan
kritik. Beberapa kelompok dan individu berpendapat bahwa gerakan ini merupakan
serangan terhadap agama dan nilai-nilai keagamaan. Mereka berargumen bahwa
agama harus memiliki peran yang lebih besar dalam kehidupan publik dan
pemerintahan, dan bahwa gerakan sekularisme mengabaikan kebutuhan spiritual
masyarakat.

4
Ahmad Syaukani, Perkembangan Pemikiran Modern di Dunia Islam. h.13

5
Selain itu, beberapa orang juga menyatakan bahwa gerakan sekularisme
Atatürk telah menciptakan polarisasi dalam masyarakat Turki. Mereka berpendapat
bahwa penghapusan simbol-simbol agama dan larangan terhadap praktik-praktik
keagamaan tertentu telah memicu ketegangan antara kelompok sekuler dan kelompok
yang lebih religius. Hal ini terutama terlihat dalam perselisihan antara kelompok
Islamis yang ingin memperkuat peran agama dalam kehidupan publik dan mereka
yang mendukung prinsip-prinsip sekularisme yang ditetapkan oleh Atatürk.5

2.4. Gerakan Kembali kepada Agama di Turki


Dalam beberapa tahun terakhir, kita telah menyaksikan gerakan kembali
kepada agama di Turki yang menantang prinsip-prinsip sekularisme yang telah
ditetapkan oleh Atatürk. Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) yang berkuasa
sejak tahun 2002, telah memulai gerakan ini dengan mempromosikan nilai-nilai
agama dalam kehidupan publik dan politik. Meskipun Turki tetap menjadi negara
sekuler secara resmi, pengaruh agama dalam kehidupan sehari-hari dan pemerintahan
semakin meningkat.

Gerakan kembali kepada agama ini telah menciptakan perdebatan dan


ketegangan dalam masyarakat Turki. Beberapa orang melihatnya sebagai langkah
mundur dari prinsip-prinsip sekularisme yang telah ditegakkan oleh Atatürk,
sementara yang lain melihatnya.6

5
Harun Nasution, Pembaharuan Dalam Islam. h.7
6
Harun Nasution dan Azyumardi, Perkembangan Modern Dalam Islam. h.27

6
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Mustafa Kemal Atatürk adalah pemimpin revolusi Turki yang berhasil
mengubah Turki dari sistem politik dan sosial yang didominasi oleh agama menjadi
negara yang lebih sekuler dan modern. Salah satu upaya terbesar Atatürk dalam
melaksanakan gerakan sekularisme adalah dengan mengeluarkan serangkaian
reformasi yang dikenal sebagai "Revolusi Kemalisme". Reformasi ini meliputi
penghapusan sistem kekhalifahan dan pembentukan negara Turki modern,
penghapusan sistem hukum berdasarkan syariah Islam, penghapusan sistem
pendidikan agama yang dominan, dan penggantian sistem perkawinan Islam dengan
sistem perkawinan sipil.

Tujuan utama Atatürk dalam melaksanakan gerakan sekularisme ini adalah


untuk menciptakan negara Turki yang lebih inklusif, modern, dan berorientasi ke
Barat. Dia percaya bahwa agama harus dipisahkan dari urusan negara dan menjadi
masalah pribadi setiap individu. Dalam pandangan Atatürk, agama tidak boleh
menjadi dasar untuk mengatur negara dan menghalangi kemajuan sosial dan
ekonomi.

Namun, gerakan sekularisme Atatürk juga menuai kontroversi di Turki. Bagi


sebagian orang, gerakan ini dianggap sebagai serangan terhadap agama dan tradisi
Islam yang kaya di Turki. Mereka berpendapat bahwa agama harus memainkan peran
yang lebih dominan dalam kehidupan masyarakat dan politik.

Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa gerakan sekularisme Atatürk telah


membawa perubahan yang signifikan dalam masyarakat Turki. Turki menjadi negara
yang lebih terbuka terhadap kebebasan beragama, dengan memungkinkan masyarakat
Turki untuk mempraktikkan agama mereka tanpa campur tangan negara. Selain itu,

7
gerakan sekularisme ini juga telah membuka jalan bagi modernisasi dan
perkembangan sosial dan ekonomi yang pesat di Turki.

3.2. Saran
Pendidik dan pengembang teknologi harus memprioritaskan aspek keamanan,
privasi, dan perlindungan data dalam merancang aplikasi dan platform anak-anak.
Hal ini melibatkan kebijakan dan peraturan yang memperhatikan perlindungan hak
privasi anak-anak serta pengawasan yang ketat untuk meminimalkan risiko
penyalahgunaan atau eksposur terhadap konten yang tidak sesuai.

Selain itu, penting untuk memahami perbedaan budaya dan konteks lokal
dalam penggunaan teknologi anak usia dini. Pengembang teknologi dan pendidik
harus mempertimbangkan nilai-nilai, kebutuhan, dan preferensi lokal dalam
merancang pengalaman belajar teknologi yang relevan dan sesuai dengan budaya
setempat.

8
DAFTAR PUSTAKA

A. Mukti Ali, Alam pikiran Modern di Indonesia-Pakistan

Ahmad Syaukani, Perkembangan Pemikiran Modern di Dunia Islam

Azyumardi Azra, Islam Reformis: Dinamika Intelektual dan Gerakan

Deliar Noer, Gerakan Modern Islam di Indonesia 1900-1942

Harun Nasution, Pembaharuan Dalam Islam

Harun Nasution dan Azyumardi, Perkembangan Modern Dalam Islam

You might also like