You are on page 1of 7

PEMIKIRAN AL-GHAZALI TENTANG PERAN NEGARA DALAM KAJIAN FILSAFAT EKONOMI ISLAM

Khoirunnisa Ritonga1), Raslina Solin2) Manna Wassalwa3), Burhanuddin Al-Butary4)


Akuntansi Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Universitas Islam Negeri Sumatera Utara,
Universitas Muslim Nusantara Al-Washliyah.
Khoirunnisaritonga03@gmai.com1) raslinasolin1@gmail.com2) mannawassalwa620@gmail.com3)
burhanuddin@umnaw.ac.id4)

Abstrak
Perekonomian adalah salah satu instrument yang tidak pernah luput dalam keseharian manusia. Karena
pada dasarnya manusia menginginkan peningkatan taraf kehidupan dan memenuhi kebutuhan hidupnya.
Peningkatan taraf hidup adalah suatu keniscayaan yang selalu diinginkan oleh setiap orang. Banyaknya
kebutuhan yang harus dipenuhi menuntut setiap orang untuk bekerja dan menghasilkan demi memenuhi
kebutuhan hidup. Hal inilah yang mendorong manusia untuk melakukan kegiatan ekonomi. Dalam Islam
ekonomi diperhatikan dengan sangat detail, sehingga melahirkan pemikir-pemikir ekonomi ya ng
terkenal diantaranya adalah Al-Ghazali. Penelitian ini merupakan penelitian historis yang membahas
tentang peristiwa- peristiwa pada masa lalu dengan kajian kepustakaan. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa salah satu pemikiran ekonomi al-Ghazali adalah terkait peran pemerintah dalam
perekonomian. Al-Ghazali menyatakan bahwasanya pemerintah memiliki andil yang besar dalam
perkembangan ekonomi umat, sehingga tercipta perekonomian umat yang sejahtera. Imam al-Ghazali
juga mengatakan bahwasanya sebuah negara berperan besar dalam menciptakan kestabilan ekonomi
rakyat serta berperan dalam mewujudkan tujuan baik yang bersifat material maupun tujuan spiritual
setiap orang
Kata Kuci; Al-Ghazali, Ekonomi, Negara

Abstract
The economy is one instrument that never escapes human daily life. Because basically humans want to
improve their standard of living and fulfill their needs. Improving the standard of living is a necessity that
is always desired by everyone. The number of needs that must be met requires everyone to work and
produce in order to meet the needs of life. This is what drives people to carry out economic activities. In
Islamic economics, it is considered in great detail, thus giving birth to famous economic thinkers including
Al-Ghazali. This research is a historical research that discusses events in the past with a literature review.
The results of this study indicate that one of al-Ghazali's economic thoughts is related to the role of
government in the economy. Al-Ghazali stated that the government has a big role in the economic
development of the people, so as to create a prosperous economy of the people. Imam al-Ghazali also said
that a state plays a major role in creating people's economic stability and plays a role in realizing both
material goals and everyone's spiritual goals.
Keywords; Al-Ghazali, Economy, Country
diperlukan. Adanya tuntutan pada diri setiap
orang membuat mereka menjalankan

A. PENDAHULUAN kegiatan ekonomi guna memenuhi setiap

Peningkatan taraf hidup adalah suatu tuntutan yang ada.

keniscayaan yang selalu diinginkan oleh Dalam kegiatan ekonomi tersebut

setiap orang. Banyaknya kebutuhan yang pemerintah memilki andil yang besar dalam

harus dipenuhi menuntut setiap orang untuk menciptakan kestabilan ekonomi rakyat.

bekerja dan menghasilkan demi memenuhi Bahkan dalam kitabnyaa Ihya Ulum Ad-Din,

kebutuhan hidup. Namun tidak semua Imam al-Ghazali menayatakan bahwa negara

berhasil dalam memenuhi kebutuhan yang memiliki peran dan tanggung jawab yang

1
besar dalam menjamin kemakmuran dan dikenal sebagai tokoh tasawuf dan filsafat
kesejahteraan setiap rakyatnya. Selain itu, al tapi beliau juga mempunyai pemikiran
Ghazali juga menyinggung terkait al-hisbah mengenai fiqih muamalah yang dimana isinya
yang mana fungsinya untuk mengawasi mengandung pemikiran-pemikiran tentang
praktek-praktek pasar agar tetap berjalan ekonomi, beliau mempunyai pwmikiran yang
sesuai dengan peraturan yang ada. Menurut luas diberbagai aspek, yang salah satunya
al-Ghazali lembaga ini menjadi salah satu ialah pemikiran dalam bidang perekonomian
komponen penting dalam mengawasi maka dari itu kita disini akan membahas
jalannya pasar serta menjauhkan dari tentang pemikiran Al-Ghazali dalam ekonomi.
praktek-praktek yang dilarang Islam seperti
riba, maisir, dan lain-lain (Al-Audi, 1985: 65). B. HASIL DAN PEMBAHASAN
Terwujudnya kesejahteraan rakyat adalah 1. Pemikiran Ekonomi Al-Ghazali
salah satu bentuk keberhasilan negara dan Imam al-Ghazali adalah salah satu sufi
pemimpin dalam menjalankan tugasnya. yang lahir di sebuah kota kecil di Khurasan,
Salah satu bentuk dari perwujudan Iran pada 450H/1058M. beliau memilki nama
perannya, negara membentuk badan usaha lengkap Abu Hamid Muhammad bin
yang sering dikenal dengan sebutan BUMN Muhammad Al-Tusi Al-Ghazali. Imam Al-
(Badan Usaha Milik Negara). Negara memilki Ghazali mempelajari bahasa Arab dan Fiqh di
andil yang besar dalam hal perekonomian dan kota Tus, kemudian belajar ushul fiqh di kota
kesejahteraan rakyat sebagaimana di Jurjan. Setelah itu, beliau kembali ke kota
ungkapkan oleh para pakar-pakar Tus sebelum akhirnya melanjutkan
perekonomian Islam. Berdasarkan penjelasan perjalanan ilmiahnya ke Naisabur. Al-Ghazali
di atas, penulis ingin meneliti lebih lanjut adalah salah satu murid Imam Al-Haramain
terkait dengan peran negara dalam Abu Al-Maah Al-Juwaini (Karim A. W., 2017).
perekonomian berdasakan pemikiran Al- Al-Ghazali berkunjung ke kota Baghdad
Ghazali. yang merupakan Ibukota Daulah Abbasiyah.
Pemikran ekonomi islam yang telah Dalam kunjungannya tersebut, Al-Ghazali
Allah turun kan kepada seluruh manusia bertemu dengan Wazir Nizam Al-Muluk yang
untuk menata aspek kehidupan seluruh ruang akhirnya memberikan penghargaan besar
dan waktu. Yang dimana pada hakikat kepadanya. Pada tahun 483H/1090M, ia
ekonomi itu membahas hubungan antara diangkat menjadi salah seorang guru dari
manusia. Yang dimana pemikran ekonomi Madrasah Nizhamiyah yang mana
muncul sejak zaman Rosulullah dan tokoh menghantarkannya menjadi referensi utama
tokoh yang lainnya salah satunya adalah pada saat itu disebabkan oleh kesuksesannya
pemikiran Al-Ghazali. dalam mengajar tersebut.
Dikalangan umat Al-Ghazali lebih Al-Ghazali berhasil menulis karya-karya
2
yang terkenal. Selain dalam bidang hierarki dalam aspek ekonomi untuk
tasawuf,Al-Ghazali juga menulis karya mewujudkan fungsi kesejahteran sosial yang
tentang ekonomi atau fiqh muamalah. Beliau disebut dengan triparti yaitu konsep
diperkirakan menghasilkan sekitar 300 karya daruriyat, hajiyat, dan juga tahsiniyat
dalam berbagai disiplin ilmu. Diantara karya- (Firmansyah, 2018: 32).
karya besar beliau adalah kitab Ihya’ Ulum Konsep tersebut hampir sama dengan
al-Din, Tahafut al-Falasifah, Qawa’id peninggalan ekonomi Aristoteles yang disebut
Al-‘Aqaid,alMushtasfamin ‘Ilm al-Ushul, dengan kebutuhan ordinal, yang terdiri dari
Mizan al-‘Amal, Sa’adah, al-Wajiz, dan al- kebutuhan dasar yaitu berupa kebutuhan
Tibr al Masbuk fi Nasihat, al-Mulukal- pokok yang harus ada, kebutuhan akan
Munqidz min al-Dhalal, Syifa al-Ghalil, barang-barang eksternal yang mana barang
Minhaj Al-‘Abidin, Misykat al-Anwar, dll tersebut berada di luar kebutuhan pokok, dan
(Karim A. W.,2017) kebutuhan akan barang-barang psikis (Thohi,
2016: 87).
2. Pola Pemikiran Ekonomi Al-Ghazali Dalam pemikirannya al-Ghazali juga
Sebagimana cendikiawan lainnya, al- menegaskan bahwasanya ktivitas ekonomi
Ghazali tidak hanya fokus pada satu bidang yang dilakukan seseorang bukan hanya
keilmuan saja. Beliau juga memilki peran semata-mata sebagai pemenuhan materi saja
yang besar dalam bidang perekonomian salah namun juga merupakan pemenuhan dari
satunya terkait dengan fiqh muamalah tugas keagamaan seseorang. Beliau
(Hakim L, 2012: 201). Pemikirannya tentang memaparkan bahwasanya alasan individu
ekonomi dituangkan dalam kitab-kitabanya melakukan transaksi ekonomi adalah untuk
seperti Ihya ‘Ulum al-Din, At- Tibr al Masbuk memenuhi kebutuhan hidup, menciptakan
fiNasihat AlMuluk dan al- Mustashfa, Mizan kesejahteraan baik bagi diri sendiri maupun
Al- ‘Amal. Al-Ghazali adalah ulama pertama untuk keluarga. Tidak hanya itu individu yang
yang meletakkan konsep ekonomi berdarkan melakukan kegiatan ekonomi juga bertujuan
kepada kemaslahatan sosial menurut Anas untuk membantu orang-orang yang
Zarqa. kekurangan. Tindakan-tindakan tersebut
Konsep pemikiran ekonomi yang merupakan bagian dari persoalan agama
dibangun oleh al-Ghazali berakar kepada karena berkaitan dengan pahala yang akan
kesejahteraan sosial yang mana hakikat mereka dapatkan dari hal tersebut. Sehingga,
tujuannya adalah maqshid syariah yaitu kegiatan ekonomi bukanlah suatu hal yang
memelihara agama, jiwa, akal, keturunan, bersifat duniawi saja, tapi juga mengandung
serta harta. Hal tersebut dikarenakan titik unsur ukhrawi (Karim A, 2012: 78). Di dalam
berat dari tujuan kehidupan manusia adalah kitab Ihya Ulumuddin ada beberapa konsep
akhirat. Imam Al-ghazali memaparkan ekonomi yang ditawarkan oleh Al-Ghazali
3
antara lain;

a. Pertukaran Sukarela dan Evolusi Pasar b. Konsep Permintaan, Penawaran, Harga,


Terkait dengan evolusi pasar, al- dan Laba
Ghazali berpendapat bahwasanya hal Dalam tulisannya Al-Ghazali
tersebut bukanlah kekuasan manusia memaparkan bahwa penetapan harga sesuai
melainkan bagian dari hukum alam. Pasar praktek-praktek pasar yang terjadi. Konsep
merupakan tempat berlangsungnya aktivitas penetapan harga tersebut dikenal dengan
pertukaran yang didorong oleh kebutuhan nama al-tsaman al-adl (harga yang adil).
individu dan adanya sebagian orang yang Kalangan ilmuan eropa meengenal konsep
mencari laba yang dikenal dengan pedagang. tersebut dengan sebutan equilibrium price
Penentuan harga dan laba dalam pasar (harga keseimbangan). Namun keduanya
menurut al-Ghazali ditentukan bukan mengacu pada penetapan harga sesuai
berdasarkan keputuan sepihak atau bukan dengan keadilan (Al-Ghazali, 2011: 90).
pula merupakan keputusan pemerintah di Meskipun secara langsung tidak
pasar, akan tetapi besarnya ditentukan oleh memaparkan konsep permintaan dan
permintaan dan penawaran yang terjadi. penawaran dalam terminologi modern,
Pembangunan akan pola piker tersebut namun konsep tersebut telah jelas
akhirnya dikenal dengan semangat disampaikan olah al-Ghazali. Jika diamati
kapitalisme (Karim A. , 2012: 98). secara seksama maka dapat dilihat
Beliau menetapkan bahwasnya sistem bahwasanya kurva penawaran yang
perdagangan yang terjadi baik itu di pasar digambarkan dengan “naik dari kiri bawah ke
ataupun di tempat lain harus dilandasi kanan atas” menggambarkan bahwasanya
dengan nilai-niai kebaikan dan kejujuran. seorang penjual yang tidak mendaptkan
Pedagang-pedagang yang bersifat curang pembeli dan barangnya akan menjual dengan
akan dibangkitkan sebagai pendosa besar. harga murah. Sedangkan kurva permintaan
Penimbunan barang merupakan salah satu yang turun dari kiri atas ke kanan bawah
perbuatan keji dan cacat moral. Hal tersebut beliau menjelaskan harga dapat dirturunkan
merupakan salah satu perbuatan memakan dengan mengurangi permintaan (Karim A. ,
harta seseorang secara batil. Membakar 2012: 77). Berkaitan dengan laba al-Ghazali
sebagian hasil pertanian dengan harapan sangat memperhatikan laba yang ditetapkan
harga akan selalu tinggi juga merupakan oleh para penjual. Menurut beliau laba yang
salah satu bentuk kecurangan dalam benar berkisar natara lima sampai sepuluh
perdagangan (Al-Ghazali, 2011: 88). persen. Al-Ghazali menekankan bahwa labba
sebenarnya nanti akan diperoleh di akhirat

4
kelak (Karim A. W., 2017: 79). merupakan salah satu penimbunan harta yang
nantinya akan banyak menyebabkan
pengangguran. Perbuatan tersebut adalah
c. Konsep Barter dan Evolusi Uang
perbuatan yang zholim dan berdampak pada
Uang merupakan salah satu penemuan
penurunan kesjahteraan ekonomi umat.
yang sangat crucial bidang ekonomi.
d. Peran Negara dan keuangan Publik
Kehadiran uang ini akhirnya bisa mengatasi
kesulitan dalam barter, meskipun ada Negara memiliki peranan yang wajib

beberapa dampak negatif seperti pemalsuan dilakukan demi terciptanya kesejahteraan

uang. Namun, tetap saja uang memiliki dan kenyamanan hidup masyarakat. Dalam

manfaat yang besar dalam proses transaksi. kegiatan ekonomi Al-Ghazali menetapkan
bahwa negara memiliki kewajiban untuk
Ditemukannya uang tersebut
menjamin kesejahteraan bagi rakyatnya. Al-
mengatasi kesulitan-kesulitan yang terjadi
Ghazali berpendapat bahwa negara harus
ketika proses barter yaitu: 1) Ketidaksamaan
menerapkan perekonomian yang adil, jujur,
angka dalam barter. 2) Kesulitan disebabkan
serta aman untuk menciptkan stabilitas
barang yang tidak bisa dibagi-bagi.3)
ekonomi yang kuat. Apabila timbul
Keharusan untuk dua keinginan yang sama.
penindasan maka rakyat akan berpindah
Dengan kemunculan uang maka
tempat dan meninggalkan lading-ladang
kesulitasn-kesulitan tersebut dapat diatasi.
mereka. Hal ini akan menyebabkan adanya
Meskipun tetap bisa terlaksana, barter kurang
kekosongan kas dan penurunan stabilitas
efisien untuk dilakukan karena karena
ekonomi. Lebih lanjut lagi, Al-Ghazali juga
karakteristik barang yang berbeda-beda.Oleh
berpendapat bahwasanya negara
karena itu, Al-Ghazali menetapkan bahwa
memeprlukan tentara untuk tetap menjaga
uang memilki peranan yang sangat penting
keamanan dan stabilitas yang ada sehingga
dalam poses transaksi jual beli.
rakyat merasa nyaman dalam melaksanakan
Adapun fungsi uang menurut al-
transaksi ekonomi. Selain itu diperlukan juga
Ghazali bisa dikelompokkan menjadi tiga
peradilan dalam menyelesaikan sengketa
macam yaitu pertama sebagai alat satuan
serta hukum yang mengatur tingkah laku agar
hitung (unit ofaccount), ke dua sebagai
manusia tidak berbuat seenaknya.
media penukaran dalam bertransaksi
Untuk mengawasi mekanisme pasar
(medium of exchange) serta yang ketiga
yang ada Al-Ghazali menetapkan al-hisabah
sebagai alat yang bisa digunakan untuk
yaaitu penjaga keamanan pasar pada masa
penyimpanan kekayaan (store of value).
itu. Badan pengawas pasar tersebut berfungsi
Fungsi uang yang ketiga ini adalah fungsi
untuk mengawasi jalannya pasar seperti
uang yang sesungguhnya. Hal tersebut karena
pengawasan timbangan, ikan palsu, transaksi
uang sebagai penyimpan kekayaan
5
barang haram, laba palsu, transaksi barang pendapatan penduduk adalah pendapatan
cacat dan mengandung riba serta berbagai rata-rata bahkan lebih rendah. Hal ini
transaksi-transaksi curang lainnya (Karim A. disebabkan oleh banyaknya penduduk
W., 2017). Indonesia yang tergolong pengangguran.
Bahkan Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat
angka pengangguran Idonesia terus
3. Peran Negara Dalam Hukum Ekonomi
mengalami peningkatan. Pada Februari 2021
Islam
tercatat angka pegangguran mencapai 8,75
Negara merupakan instrument yang
juta orang. Jumlah ini mengalami
sangat penting dalam penentuan kehidupan
peningkatan yang besar dari tahun-tahun
rakyat termasuk kegiatan ekonomi. Dalam
sebelumnya.
sistem ekonomi Islam negara memilki peran
Banyaknya pengangguran karena masih
yang besar dalam pembangunan ekonomi
kurangnya perhatian pemerintah terhadap
umat. Hal ini bertujun untuk menciptakan
ekonomi rakyat. Selain itu banyaknya tenaga
kemaslahatan dalam kehidupan berbangsa
kerja asing yang masuk ke Indonesia
dan bernegara.
mempersempit lapangan pekerjaan bagi
Kurangnya peran pemerintah dalam
penduduk. Peran pemerintah sangat
memperhatika ekonomi kerakyatan akan
diharapkan dalam pembentukan ekonomi
menyebabkan ekonomi tidak mengalami
yang lebih baik. Sesuai dengan pendapat
kemajuan dari masa kemasa. Inilah yang
pemikir ekonomi Al-Ghazali bahwa
menyebabkan sebuah negara hanya sampai
pemerintah memiliki andil yang besar dalam
pada tahan ekonomi berkembang saja.
perkembangan ekonomi umat, sehingga
Ekonomi berkembang adalah ekonomi yang
tercipta perekonomian umat yang sejahtera.
memiliki standar hidup yang lebih rendah dan
Jika dilihat sebenarnya peran
kurang berkembang. Perkembangan
pemerintah dalam bidang hukum ekonomi
industrinya juga rendah dibandingkan dengan
syariah sudah mulai diterapkan dari dulu. Hal
negara lain. Negara dengan ekonomi
tersbut terbukti dengan beridrinya bank
berkembang hanya mendapatkan pendapatan
muamalat pada tahun 1992 silam. Meskipun
rata-rata, dan jauh lebih rendah daripada di
pada awal berdirinya belum terlalu
negara-negara industri, yang mana
mendapatkan perhatian, namun bak
ekonominya bergantung pada beberapa
muamalat mulai menunjukkan eksistensinya
tanaman ekspor, dan pertanian dilakukan
di era reformasi yang ditandai dengan
dengan metode primitif (Ugwunwanyi, 2016:
lahirnya UU No. 10 Tahun 1998 yang menjadi
104).
cikal bakal diterimanya bak muamalat dalam
Saat ini Indonesia masih tergolong
masyarakat perbankan (Antonio, 2010: 66).
kepada ekonomi yang berkembang dimana

6
D. DAFTAR PUSTAKA
C. PENUTUP
Dari paparan di atas dapat disimpulkan Al-Mawardi. (2019). Ahkam Sulthaniyah Sistem
bahwa Al-Ghazali merupakan salah satu Pemerintahan Khilafah Islam. Jakarta:
pemikir hebat dalam bidang ekonomi Islam. Qitshi Press.
Pemikirannya tentang ekonomi dapat Firmansyah, H. (2018). Imam Al-Ghazali:
ditemukan dalam karya-karyanya seperti Ihya Pemikiran Ekonomi Islam Abad Ke-5H/11M.
Ulumuddin, al-Mustashfa Mizan, al-Amal dan Jurnal Tahkim IV (1), 144.
At- Tibr al-Masbuk fi al-Nasihah al-Muluk. Karim, Adiwarman A., 2004, Sejarah Pemikiran
Aspek-aspek yang menjadi objek kajian Ekonomi Islam, Jakarta: Raja Grafindo
ekonomi Al-Ghazali meliputi pertukaran dan Persada.
evolusi pasar, produksi, barter dan evolusi Listiwati, 2013, Prinsip Dasar Ekonomi Islam,
uang, serta peranan negara dan keuangan Palembang: Rafah Press. Madjid,
publik. Sedangkan titik tolak dari pemikiran- Nurcholish, 1984, Khazanah Intelektual
pemikiran ekonomi Al-Ghazali adalah konsep Islam, Jakarta: Bulan Bintang.
maslahah, yakni sebuah konsep yang Mubarak, Zaki, 1968, al-Akhlak 'ind Al-Ghazali,
mencakup semua aktivitas manusia dan Mesir: Dar al-Katib al-Araby al- Thba'at al-
membuat kaitan erat antara individu dan Nasyr.
masyarakat. Pusat Pengkajian dan Pengembangan Ekonomi,
Al-Ghazali berpendapat bahwa Ekonomi Islam, 2013,Yogyakarta: Badan
pemerintah memiliki andil yang besar dalam Penerbit Fakultas Ekomomi UGM.
perkembangan ekonomi umat, sehingga Rozalinda, 2014, Ekonomi Islam, Jakarta: PT.
tercipta perekonomian umat yang sejahtera. Raja Grafindo Persada.
Sjadzali, Munawir, 1993, Islam dan Tata
Negara, Ajaran, Sejarah dan
Pemikiran,Jakarta: UI-Press.
Yusuf Musa, Muhammad, 1963, Falsafat al-Akhlaq
fi al-Islam, Kairo: Dar al-Ma'a

You might also like