Professional Documents
Culture Documents
Tugas Laknat
Tugas Laknat
Kes
MAKALAH
SISTEM PENERIMAAN BAHAN MAKANAN
DISUSUN OLEH :
Puji syukur kehadirat Allah swt yang telah memberikan rahmat serta karunia-
Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah ini. Makalah ini
berisikan informasi tentang “SISTEM PENERIMAAN BAHAN MAKANAN”
Diharapkan Makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang
kami miliki sangat kurang. Dan makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh kerena
itu kami harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan
yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga
senantiasa memberkati segala usaha kita. Amin.
Penulis
DAFTAR ISI
Daftar pustaka………………….................................................................................................. 22
Lampiran Jurnal ……………………………………………………………………………………… 23
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Pemberian makanan secara massal, sudah dirasa kepentingannya sejak zaman
dahulu kala. Bahkan sejak terjadi pembangunan arca-arca serta piramida dinegara-
negara timur tengah. Kebutuhan ini dimulai dengan adanya kebutuhan masyarakat.
Dengan berkembangnya suatu masyarakat, maka terjadi proses pepindahan
penduduk dan dimulailah pertukaran barang atau makanan selama proses
berlangsung. Di Indonesia perkembangan dan sejarah mengenai makanan institusi
ini masih sangat terbatas. Penyelenggaraan makanan ini sudah ada sejak tahun
600. Sebagaimana halnya dengan Negara berkembang makanan institusi ini
berjalan agak lambat.
Seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, manusia semakin
menyadari akan pentingnya kualitas makanan bagi peningkatan produktivitas dan
kualitas sumber daya manusia. Perkembangan pangan telah memberikan peluang
bisnis dalam berbagai bidang seperti kesehatan, usaha jasa boga, industri pangan
dan lain sebagainya. Jasa boga adalah suatu institusi atau perorangan yang
melakukan kegiatan pengelolaan makanan yang disajikan di luar tempat usaha
atas dasar pesanan.
Akhir-akhir ini, usaha pelayanan jasa boga mengalami peningkatan dan
kemajuan pesat sesuai perkembangan zaman dan tuntutan masyarakat. Kondisi ini
ditunjang dengan pergeseran pola pangan masyarakat sebagai akibat perubahan
gaya hidup. Sebagian kelompok masyarakat memenuhi kebutuhan pangannya di
luar tempat tinggalnya, sehingga pelayanan jasa boga merupakan tumpuan untuk
memenuhi kebutuhan kebutuhan pangan mereka dan harus tersedia segera.
Setiap proses penyelenggaraan makanan tidak akan terlepas dari masalah
penerimaan, penyimpanan dan penyaluran bahan makanan karena hal ini
menentukan kualitas makanan. Adapun dalam penyimpanan ternyata sangat
berpengaruh terhadap kualitas bahan yang disimpan. Penurunan kualitas yang
terjadi selama masa penyimpanan, dapat menimbulkan kerugian yang tidak kecil.
Serta juga dalam penerimaan dan penyaluran akan berpengaruh pada kualitas
bahan makanan tersebut.
Penerimaan bahan makanan sangat penting dalam pengendalian harga pokok
makanan.Fungsi ini merupakan rangkaian lanjutan setelah bahan makanan
dipesan oleh fungsi pembelian dan penerimaan.Fungsi penerimaan harus
dikendaliakan oleh manajemen agar melakukan perannya yang sangat vital dalam
2. Tujuan khusus
a. Untuk mengetahui pengertian dari penerimaan bahan makanan dalam
institusi
b. Untuk dapat menjelaskan tujuan penerimaan bahan makanan dalam
suatu institusi
c. Untuk mengetahui prinsip penerimaan bahan makanan dalam suatu
institusi
d. Untuk dapat menyebutkan fungsi penerimaan bahan makanan dalam
suatu institusi
e. Untuk dapat menyebutkan alat yang dibutuhkan dalam penerimaan bahan
makanan dalam suatu institusi
f. Untuk dapat menjelaskan proses penerimaan bahan makanan dalam
suatu institusi
g. Untuk mengetahui syarat penerimaan bahan makanan dalam suatu
institusi
h. Untuk dapat menyebutkan jenis penerimaan bahan makanan dalam suatu
institusi
i. Untuk dapat menjelaskan metode penerimaan bahan makanan dalam
suatu institusi
j. Untuk mengetahui etika dalam penerimaan bahan makanan dalam suatu
institusi
k. Untuk dapat menjelaskan letak ruang dalam penerimaan bahan makanan
dalam suatu institusi
l. Untuk dapat melakukan pencatatan penerimaan bahan makanan dalam
suatu institusi
m. Untuk dapat melakukan pengawasan penerimaan bahan makanan dalam
suatu institusi
n. Untuk dapat melakukan pelaporan penerimaan bahan makanan dalam
suatu institusi
o. Untuk dapat menjelaskan alur dalam penerimaan bahan makanan dalam
suatu institusi
p. Untuk mengetahui syarat petugas penerimaan bahan makanan dalam
suatu institusi
q. Untuk mengetahui tugas pokok dari penerimaan bahan makanan dalam
suatu institusi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Jumlah bahan makanan yang dieterima harus sama dengan jumlah bahan
makanan yang ditulis dalam faktur pembelian dan sama jumlahnya dengan
daftar permintaan institusi.
2. Mutu bahan maknan yang diterima harus sama dengan spesifikasi bahan
makanan yang diminta pada saat kontrak pengertian penerimaan bahan
makanan
3. Penerimaan bahan makanan merupakan suatu kegiatan yang meliputi
memeriksa, meneliti, mencatat dan melaporkan macam, kualitas dan jumlah
bahan maknan yang sesuai dengan pesanan.serta spesifikasi yang telah
ditetapkan dan perjanjian jual beli.
4. Harga bahan makanan yang tercantum dalam faktur pembelian harus sama
dengan harga bahan makanan yang tercantum dalam penawaran bahan
makanan.
Perencanaan menu
Pendistribusian makanan
Pada penelitian ini informan berjumlah 8 orang, terdiri dari enam informan
utama dan dua informan penunjang. Informan utama yaitu Kepala Tata Usaha
Rumah Sakit Umum Lanto Dg. Pasewang Kabupaten Jeneponto, Penanggung
Jawab Instalasi Gizi Rumah Sakit Umum Lanto Dg. Pasewang Kabupaten
Jeneponto, Staf Gizi Rumah Sakit Umum Lanto Dg. Pasewang Kabupaten
Jeneponto, Juru Masak Rumah Sakit Umum Lanto Dg. Pasewang Kabupaten
Jeneponto. Informan penunjang/tambahan yaitu pasien yang dirawat di rumah
sakit kelas I karena diagnosa typoid dan pasien yang dirawat di rumah sakit
kelas III karena diagnosa DBD.
Penelitian ini dilakukan dengan menganalisis dimensi perencanaan
anggaran, perencanaan menu makanan, kebutuhan bahan makanan,
pembelian bahan makanan, pengolahan bahan makanan, penyimpanan bahan
makanan, persiapan bahan makanan, distribusi dan penyajian makanan.
B. Perencanaan Anggaran
Pada saat persiapan ini disesuaikan dengan menu yang akan disajikan.
Jadi semua bahan-bahan yang dibutuhkan sudah dipersiapkan terlebih dahulu
beserta alat/peralatan yang dibutuhkan sudah siap.
Proses pengolahan bahan makanan dilakukan oleh juru masak mulai dari
membersihkan bahan makanan seperti mencuci, memotong, sampai pada
proses memasak yang diawasi oleh petugas gizi, pengawasan dilakukan agar
komposisi bumbu pada setiap jenis makanan dapat diketahui, hal tersebut
sangat penting karena terkadang juru masak tidak mengetahui kadar yang
seharusnya dipenuhi terhadap makanan pasien.
o Mukrie, Nursiah. 1990. Manajemen Pelayanan Gizi Institusi Dasar. Jakarta :Proyek
pengembangan pendidikan tenaga gizi pusat o Salmawati, temu. 2006.
Penyelenggaraan makanan, tingkat kecukupan dan status gizi penderita skizofrenia di Rumah
Sakit Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor. Bogor : Institut Pertanian Bogor o Anonim. 2011.
Higiene & Sanitasi Umum dan Perhotelan. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia. o Moehji,
Sjahmien. 1992. Ilmu gizi. Jakarta: Bhatara Karya Aksara. o Aritonang, Irianton. 2012.
Penyelenggaraan Makanan. Yogyakarta : Leutik
Hamzah, A. (2000). Pola Asuh Anak pada Etnik Jawa Migran dan Etnik Mandar. Disertasi
Program Pascasarjana Universitas Airlangga. Surabaya.
Jakarta.
Ratna, M.R. (2009). Evaluasi Manajemen Penyelenggaraan Makanan Institusi di Rumah Sakit
Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso. Jurnal Studi Perpustakaan dan Informasi Surakarta Vol.
4 No.2.Pdf.
Sumarwan, U, dkk. (1999). Penggunaan Metode Goal Programming dalam Perencanaan Diit
Diabetes Millitus. Jurnal Media Gizi dan Keluarga IPB Bandung.