Professional Documents
Culture Documents
Dilihat dari sisi manfaat (nilai atau kegunaan) uang mempunyai manfaat atau
kegunaan yang sepadan dengan harta. Sekedar ilustrasi, misalnya dalam jual-beli
barang dihargai dengan sejumlah uang dalam sewa-menyewa pemilik barang
menstraksaksikan manfaat dengan barang dengan imbalan uang. Hal serupa juga
terjadi pada transaksi perburuhan dimana SDM diupah dengan uang.
Jadi kesimpualn yang didapat dari beberapa sisi pandang yang telah
disampaikan di atas, harta dalam wujud barang maupun dalam wujud uang tidak dapat
dipandang sebagai dua hal yang berbeda. Keduanya sama mempuanyai kedudukan
yang setimbang sebagai harta.
Barang Misliy
Adapun yang termasuk dalam barang Misliy yaitu Beras, dikarenakan
beras merupakan barang atau harta benda yang dapat ditakar, ditimbang dan
dihitung kuantitasnya dengan menggunakan hak Akad yang dimana kedua
belah pihak melakukan sebuah perikatan seperti akda jual beli.
Barang Qimiy
Adapun yang termasuk dari barang Qimiy yaitu Perhiasan yang
dimana harta yang memiliki padanan namun terdapat perbedaaan kualitas
yang sangat diperhitungkan.
d. Mal Isti’mali dan Mal Istiblaki
Mal Isti’mali adalah harta benda yang dapat diambil manfaatnya
beberapa kali dengan tidak menimbulkan perubahan dan kerusakan zatnya dan
tidak berkurang nilainya, seperti kebun, pakaian, perhiasan dan lain
sebagainya. Sedangkan Mal Istiblaki adalah harta benda yang menurut
kebiasaannya hanya dapat dipakai dengan menimbulkan kerusakan zatnya atau
berkurang nilainya. Seperti korek api, makanan, minuman, kayu bakar dan lain
sebagainya.
Mal Istiblaki dibedakan menjadi dua. Pertama, Istiblaqi haqiqiy yakni
harta benda yang benar – benar habis sekali dipakai seperti kayu bakar, korek
api makanan dan lain sebagainya. Kedua, Istiblaqi buquqiy yaitu harta benda
yang secara hukum bersifat habis sekali pakai, meskipun bendanya masih
utuh, kertas tulis dan lain sebagainya.
Pembedaan harta benda seperti ini menimbulkan konsekuensi hukum
dalam hal menjadi obyek transaksi. Pada harta yang bersifat Isti’mali dapat
dijadikan sebagai obyek akad yang mendatangkan keuntungan material bagi
pemiliknya. Seperti akad ijarah, yakni akad yang mentransaksi manfaat suatu
harga dengan sejumlah imbalan tertentu. Akad ijarah seperti ini tidak dapat
dilakukan terhadap harta isti’mali. Jenis harta isti’mali hanya memungkinkan
pemiliknya mentasarrufkan manfaat barang untuk tujuan ta’awun (tolong
menolong), seperti pada akad ariyah, yakni transaksi atas manfaat barang yang
tidak disertai imbalan.