You are on page 1of 15

ANALISIS PERBANDINGAN PENDAPAT ULAMA MADZHAB TENTANG JUAL

BELI SELAIN MAKANAN SEBELUM SERAH TERIMA

ANISA RAHMA
Universitas Islam Negeri (UIN) Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi
Email: anisarahma170800@gmail.com

H. RAYMOND DANTES, Lc, M.Ag


Universitas Islam Negeri (UIN) Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi
Email: raymonddantes@gmail.com

Abstract
This thesis titled “Comparative Analysis of Madhhab Scholars Opinions on Buying and Selling Outside
of Food Before Exemption” was written by Anisa Rahma, NIM 1219,063, Sharia Economic Law Research
Program (Muamalah) Faculty of Sharia, State Islamic University (UIN) Sjech M. Djamil Djambek
Bukittinggi
This thesis was written because of comparing opinions of Madhhab scholars about buying and selling
anything other than food before shedding. Madzhab scholars agree that it is forbidden to buy and sell food befor e
handover based on hadith narrated by muttafaqun alaih. Madzhab scholars differed on the matter of buying and
selling things other than food before surrendering. On this basis, the author wants to know the argument of
madzhab scholars about buying and selling things other than food before relying on the argument that madzhab
scholars use, for the writer to analyze to see the opinion. Which is more correct than rajih. This study uses li brary
research method. Use material from the literature library. This study uses qualitative data, the of opini ons of
Madzhab scholars other than food before handover is the book Islamic Fiqh Waadillatuhu written by Wahbah
Zuhaily , Jurisprudence of the Four Madzhabs, Syarah Bulughul Maram and soon. Meanwhile, the secondary
data source supports or supplementary material to consolidate and analyze the data obtained from the primary data
source.
Through the research results, it can be seen that the Hanafi school does not allow the sale and purchase of
real estate before handing over while the sale and purchase of real estate is allowed, the Maliki school and the
Hanbali school of law allow the sale and purchase of other things. other than food before handover, while the
Shafi'i school does not allow trading before handover. Diligent opinion is the Shafi'i opinion on buying and selling
before handover as it uses hasan and public interest arguments to avoid buying and selling. sell.
key word: Buy and sell, before shipping

Abstrak
Skripsi ini berjudul “Analisis Perbandingan Pendapat Ulama Mazhab Tentang Jual Beli Di
Luar Makanan Sebelum Dikecualikan” ditulis oleh Anisa Rahma, NIM 1219.063, Program

1
Penelitian Hukum Ekonomi Syariah (Muamalah) Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri
(UIN) Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi.
Tesis ini ditulis sebagai hasil dari membandingkan pendapat para ulama madzhab tentang
jual beli produk selain makanan sebelum didiskon. Ulama madzhab sepakat bahwa dilarang jual
beli makanan sebelum diantarkan berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh muttafaqun alaih.
Ulama madzhab berbeda pendapat tentang jual beli barang selain makanan sebelum berserah diri.
Atas dasar itu, saya ingin mengetahui dalil ulama madzhab tentang jual beli selain makanan
sebelum bersandar pada dalil yang digunakan ulama madzhab untuk menganalisis pendapat, mana
yang lebih serakah.
Pencarian ini menggunakan metode pencarian pustaka. Gunakan literatur literal. Kajian
ini menggunakan sumber data primer kualitatif yang digunakan dalam analisis perbandingan
pendapat ulama madzhab selain makanan sebelum penyerahan kitab Fiqh Islam Waadillatuhu
karangan Wahbah Zuhaily, Fiqh Empat Madzhab, Syarah Bulughul Maram, dll. Sedangkan
sumber data sekunder adalah bahan pendukung atau pelengkap untuk mengkonsolidasikan dan
menganalisis data yang diperoleh dari sumber data primer. Melalui hasil penelitian dapat diketahui
bahwa mazhab Hanafi tidak memperbolehkan jual beli harta sebelum serah terima sedangkan jual
beli harta dibolehkan, mazhab Maliki dan mazhab Hanbali membolehkan jual beli. pembelian
barang lain selain makanan sebelum serah terima, sedangkan mazhab Syafi'i tidak
memperbolehkan jual beli sebelum serah terima. Pandangan ketekunan adalah pandangan
mazhab Syafi'i tentang jual beli sebelum untung karena menggunakan dalil-dalil rasional dan demi
kepentingan umum menghindari jual beli yang mengandung barang gharar.
kata kunci:Beli dan jual sebelum pengiriman

PENDAHULUAN

2
Islam sebagai pakta langit yang universal
telah mengatur kehidupan manusia dalam Wahai orang beriman! Membuat
berbagai aspek, baik spiritual maupun perjanjian (janji).
material. Artinya, Islam bukan sekedar Dalam istilah fiqh, secara umum,
akidah, tetapi juga mencakup sistem politik, akad berarti sesuatu yang ditentukan
sosial, budaya, dan ekonomi yang bermuara untuk dicapai, baik itu muncul dari satu
pada seluruh umat manusia. Hal ini bagian seperti wakaf, talak, sumpah, atau
diungkapkan dengan istilah Islam Ad-deen muncul dari dua bagian seperti jual beli,
yang mencakup masalah iman dan syariah. sewa, wakalah dan gada.3
Sebagai agama yang sempurna, Islam Akad yang timbul dari dua pihak
dibekali dengan sistem dan konsep antara lain jual beli, secara etimologis jual
ekonomi. 1 beli berarti pemindahan hak milik atas
Manusia diciptakan oleh Allah SWT suatu benda dengan suatu akad alternatif.
semata-mata untuk mengabdi dan beribadah Jual beli adalah proses pertukaran barang
kepada-Nya. Sebagaimana termaktub dalam dengan barang.
firman Allah SWT QS Al-Zariyat [51] ayat Pada prinsipnya umat Islam sepakat
56: bahwa jual beli itu boleh dan itu
bijaksana. Oleh karena itu, orang
bergantung pada barang yang ada pada
Aku hanya meciptakan jin dan manusia orang lain dan tentunya orang tersebut
untuk beribadah kepada-Ku. tidak akan memberikannya tanpa timbal
Berdasarkan ayat ini, para ulama balik. Sehingga dengan memperbolehkan
membagi ibadah menjadi dua bentuk sebagai jual beli dapat membantu memenuhi
ibadah mahdah, firman Allah yang menjadi kebutuhan masyarakat dan membayar
perantara seperti shalat, puasa, dan haji. Dan kebutuhan tersebut. Manusia sendiri
ibadah ghairu mahdah dikenal juga dengan adalah makhluk sosial, sehingga tidak
istilah habl min an-nas, dan ini terkait dapat hidup tanpa bekerja sama dengan
dengan akad muamalah, seperti jual beli, orang lain.
sewa, hutang, dan lain-lain. Semua kegiatan Imam Syafi'i berkata: “Semua bentuk
tersebut akan bernilai ibadah di mata Tuhan jual beli adalah sah jika dilakukan oleh
jika dilakukan dengan jujur dengan unsur dua pihak, yang masing-masing memiliki
membantu sesama dan dengan niat yang kapasitas yang diperlukan untuk
tulus demi Tuhan. 2 melakukan transaksi, kecuali penjualan
Akad merupakan salah satu cara untuk yang dilarang atau dilarang. Dilarang
memperoleh harta dalam syariah Islam yang dengan izinnya, itu termasuk dalam
banyak digunakan dalam kehidupan sehari- kategori terlarang. .4
hari. Kontrak adalah sarana untuk Selain itu, jual beli diperbolehkan
menyenangkan Tuhan dan harus dihormati. berdasarkan firman Allah SWT QS al
Berdasarkan QS al Maidah [5] ayat 1 Baqarah[2] ayat 275
menyatakan:
3 Mardani, Fiqh Ekonomi Syari’ah: Fiqh Muamalah,
(Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012), 71-
1 Rozalinda, Ekonomi Islam: Teori dan Aplikasinya Pada 72
Aktivitas Ekonomi, (Jakarta: Rajawali Pers, 2014), 1 4 Wahbah Zuhaily, penerjemah, Abdul Hayyie al
2 Rozalinda, Fikih Ekonomi Syari’ah, (Jakarta: PT Raja Kattani, Fiqh Islam Wa Adillatuhu Jilid 5, (Jakarta:
Grafindo Persada, 2017), 1 Gema Insani, 2011), 27

3
gharamkan riba.
Allah menghalalkan jual beli dan Pertama. Menurut mazhab Hanafi,
men tidak boleh menjual barang bergerak
Dalam transaksi jual beli, empat sebelum diterima, sedangkan barang
syarat harus dipenuhi; yaitu syarat tidak bergerak boleh dijual sebelum
transaksi, syarat sahnya jual beli, syarat diserahkan.
sahnya jual beli dan syarat pengikatan 2. Mazhab Maliki dan Mazhab
(komitmen) jual beli. Untuk syarat Hanbali berpendapat bahwa boleh
transaksi jual beli juga ada 4 syarat yaitu membeli dan menjual apa pun kecuali
pencetus transaksi, transaksi itu sendiri, makanan sebelum menyerahkannya.
lokasi transaksi dan obyek transaksi. 1. 3. Sementara itu, dalil mazhab Syafi'i
Jika suatu transaksi tidak memenuhi bahwa harta yang belum ditetapkan
syarat terjadinya transaksi, maka status kepemilikannya tidak boleh
transaksi dianggap batal. Pertukaran yang dijual sama sekali, sekalipun berupa
dilarang oleh Islam sangat banyak. harta seperti mobil, sayur, telepon,
Menurut mayoritas ulama, tidak ada handphone, dan lain-lain. atau real
perbedaan antara istilah batil dan fasid. estate seperti tanah, bangunan dan
Kerugian dalam penjualan ada empat sejenisnya. 6
macam, yaitu Expertyah (pembuat akad), METODE PENELITIAN
shigat, ma'quud alaih (objek akad) dan Pencarian ini termasuk dalam
keterkaitan akad dengan sifat dan pencarian perpustakaan. Penelitian
syaratnya atau larangan syara'. 5 pustakaan ialah rangkaian kegiatan yang
Salah satu penyebab kerugian dalam terkait dengan metode pustakaan berupa
jual beli adalah ma'quud alaih. Ma'quud pengumpulan data, pembacaan,
alaih adalah harta yang dikeluarkan oleh pencatatan dan pengolahan bahan
kedua belah pihak dalam akad. Fuqaha penelitian. 7 Metode ini dimaksudkan
sependapat bahwa jual beli berlaku untuk mempermudah pengumpulan data
efektif jika ma'quud alaih berupa harta oleh peneliti, yang darinya data tersebut
benda yang berharga, sebagian, ada, akan dikumpulkan, diinterpretasikan, dan
dapat dialihkan, diketahui kedua belah kemudian dianalisis.
pihak yang berakad, tidak terkait dengan Dasar data yang digunakan adalah dasar
hak para pihak 'lainnya dan tidak data primer dan sekunder. Data primer
dilarang syara' '. merupakan data yang diperoleh dari
Akad jual beli yang cacat hukum sumber asli kitab ulama madzhab dan
(fasid) berarti akad batal (palsu). Jual beli kitab hadits. Untuk data sekunder, yaitu
memiliki kesalahan hukum (fasid), yaitu data yang diperoleh dari sumber data
ketika pembeli menggugat barang yang kedua atau tambahan yang diperlukan
ditukar sebelum menyerahkannya. Ulama untuk penelitian.
sepakat bahwa tidak boleh menjual Pengumpulan data dilakukan untuk
makanan sebelum diserahkan, selain mengumpulkan informasi yang
makanan, ulama mazhab memiliki dibutuhkan untuk mencapai tujuan
pandangan yang berbeda, berikut penelitian ini. Karena penelitian ini
penjelasannya:
6Ibid, 141
7 Nana Syaodih Sukmadinata, Metodologi Penelitian
5 Ibid, 162 Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005), 60

4
merupakan jenis penelitian kepustakaan. 1. Alquran
Selanjutnya, metode pengumpulan data
diperoleh dari Studi Pustaka. Penulis Bukti dari Al-Qur'an antara lain firman
berusaha mendapatkan buku-buku yang Allah SWT dalam QS Al Baqarah [2]:275
berkaitan dengan masalah yang Allah melegalkan perdagangan dan melarang
ditelitinya, salah satunya melalui metode riba.
dokumentasi. Metode dokumenter
adalah sesuatu yang ditulis dan dicetak Qs an Nisa[4]:29
sebagai bukti bila diperlukan. 8 Dalam
“Wahai orang-orang beriman! Jangan
penelitian ini bahan yang digunakan
mengkonsumsi barang tetangga Anda secara tidak
berasal dari buku, catatan, surat kabar,
benar (salah), kecuali dalam penjualan yang
jurnal, website dan beberapa dokumen
dilakukan atas dasar persetujuan Anda. Dan
yang dapat memberikan informasi
jangan bunuh diri. Sungguh, Allah sangat
tentang permasalahan penelitian ini.
penyayang kepadamu.”
Metode dokumenter akan memudahkan
pencarian ini dengan menemukan 2. Hadits
dokumen-dokumen yang diperlukan dan
dapat digunakan sebagai bukti Hadits Nabi SAW tentang diperbolehkannya
pendukung jika diperlukan. jual beli, antara lain:
TINJAUAN JUAL BELI SEBELUM
Apa pekerjaan terbaik?, katanya:
SERAH TERIMA
Perdagangan bahasa adalah proses pekerjaan manusia dengan tangannya dan
pertukaran barang dengan barang. Penjual setiap transaksi.
dan pembeli disebut baa'iun dan bayyi'un,
musytarin dan syarin. Dalam bahasa Arab, 3. saya'
jual beli adalah Al bai'u, diambil dari kata Umat Islam sepakat bahwa jual beli itu boleh
ba'a, yaitu seseorang mengulurkan tangan dan ada hikmahnya. Alasannya adalah orang
ketika bertransaksi atau ketika mengambil bergantung pada barang pada orang lain dan
apa yang diperjualbelikan, baik berupa uang tentu saja orang itu tidak akan
maupun barang. Dalam kitab Kifayatul memberikannya tanpa timbal balik.
Ahyar disebutkan bahwa pengertian jual beli 2. Qiyas
berdasarkan bahasa, yaitu memberikan Kebutuhan manusia memerlukan praktek
sesuatu demi suatu pemberian (pahala jual beli, seseorang tidak mungkin
tertentu). Sedangkan secara terminologi, jual mendapatkan apa yang dia butuhkan jika apa
beli adalah pertukaran barang dengan barang yang dia butuhkan ada di tangan orang lain
untuk tujuan memiliki barang tersebut, yang kecuali melalui jual beli. Adapun rukun dan
diungkapkan dengan ungkapan kontrak syarat jual beli, mayoritas ulama fikih
dengan kata-kata atau tindakan. Jual beli berpendapat bahwa jual beli didasarkan pada
diperbolehkan karena empat alasan dasar, empat rukun, yaitu orang yang melakukan
yaitu sebagai berikut :9 transaksi [penjual/pembeli], subjek transaksi
[barang/harga]. ], perintah (iiab/qabul).
Sementara itu, mayoritas ulama fikih
8 Purwono, Dokumentasi, (Yogyakarta: Graha Ilmu, berpendapat bahwa jual beli didasarkan pada
2010), 2 empat rukun, yaitu orang yang melakukan
9 Abdullah bin Abdurrahman Al Bassam, Syarah

Bulughul Maram, 216

5
transaksi [penjual/pembeli], subjek transaksi atau penjual menyerahkan barang terlebih
[barang/harga], klaim (iiab/ qabul). dahulu dan dibayar oleh pembeli tanpa kata-
SATU. Shigah (bentuk pernyataan) ijab dan kata atau isyarat. Ini berlaku untuk barang
qabul berharga atau barang umum.
Ijab, menurut Hanafi, menetapkan suatu
perbuatan wasiat khusus yang pertama kali Para ahli fikih berbeda pendapat tentang
diucapkan dari perkataan salah satu pihak, hukum jual beli jenis ini. Hanafi, Maliki dan
baik dari pihak penjual, seperti iba (saya aliran Hambali yang paling kuat berpendapat
menjual) maupun dari orang yang membeli bahwa jual beli jenis ini sah jika sudah
sebagai pembeli sebelum terlontar, “ Saya menjadi kebiasaan dan niat, serta
ingin membelinya dengan harga itu." menggambarkan keinginan masing-masing
Sedangkan qabul adalah ucapan yang pelaku dalam transaksi tersebut. Karena jual
diucapkan kedua kali oleh salah satu pihak, beli akan bernilai jika ada hal yang
maka ucapan yang mendasari hukum adalah menunjukkan kehendak.
ucapan yang mengawali pernyataan dan Adapun Syafi'i berpendapat bahwa jual beli
hanya mengikutinya, baik dari penjual jenis ini perlu adanya pernyataan berupa kata
maupun pembeli. sederhana atau kata yang tidak jelas ijab dan
Akan tetapi, menurut mayoritas peneliti, ijab qabulnya. Atas dasar ini, perdagangan
adalah pernyataan yang keluar dari pemilik semacam ini tidak ada nilainya, betapapun
harta meskipun dinyatakan di akhir. mahal atau murahnya barang yang ditukar. .11
Sedangkan qabul adalah pernyataan orang
yang akan memiliki harta meskipun telah Syarat jual beli dalam transaksi jual beli
diklaim sebelumnya. Pernyataan transaksi harus memenuhi 4 syarat; yaitu syarat
adalah bentuk yang dibuat dengan akad dan transaksi, syarat sahnya jual beli, syarat
qabul sekalipun transaksi itu melibatkan sahnya jual beli dan syarat pengikatan
perikatan oleh kedua belah pihak atau hanya (komitmen) jual beli. Tujuan dari kondisi
dengan akad jika perikatan itu dilakukan oleh tersebut secara umum adalah untuk
salah satu pihak. Semua syari'at sepakat menghindari konflik antar manusia,
bahwa suatu transaksi dianggap ada dan melindungi kepentingan kedua belah pihak,
selesainya transaksi tersebut ditandai dengan menghindari (kemungkinan) manipulasi, dan
pernyataan yang menyatakan kehendak menghilangkan kerugian akibat
kedua belah pihak untuk merumuskan ketidaktahuan. Dengan demikian, jika suatu
perikatan bersama. 10 transaksi tidak memenuhi syarat terjadinya
a. Beli Mu'aatha (Tidak Ada Sertifikat transaksi, maka transaksi tersebut dianggap
Penerimaan) batal. Jika persyaratan yang berlaku tidak
terpenuhi, perdagangan akan ditangguhkan
Bai'ul Mu'aathaah atau bai'ul muraawadhah hingga disahkan dan hak tidak dapat
adalah ketika dua pihak menyepakati harga dialihkan.
dan barang. Keduanya juga memberikan
hartanya tanpa ada ijab atau qabul. Namun kepemilikan barang kecuali diizinkan.
terkadang ada juga lirik dari salah satu pihak. Jika tidak memenuhi ketentuan
Misalnya, pembeli mengambil barang yang keikutsertaan, status transaksi dapat dipilih,
dijual dan membayar harga kepada penjual, artinya agen transaksi selalu memiliki pilihan

10 Ibid, 29 11 Ibid, 31

6
antara melanjutkan atau membatalkan barang menurut Hanafi adalah pelepasan
transaksi. 12 barang. Artinya, penjual menyerahkan
barang kepada pembeli dengan cara
Syarat jual beli antara lain : menghilangkan segala sesuatu yang dapat
a. Ketentuan penjualan menghalangi pembeli untuk memperoleh
dan menguasainya. Dengan demikian,
Syarat jual beli adalah syarat yang harus penjual menjadi pemberi dan pembeli
dipenuhi agar transaksi dianggap sah menjadi penerima barang. Ini juga kasus
menurut syariah, sedangkan jika tidak di mana pembeli mentransfer uang ke
terpenuhi maka transaksi dianggap batal. penjual.13
Agar suatu transaksi dapat terjadi, Hanafi BIOGRAFI ULAMA MADZHAB
mensyaratkan empat hal, yaitu pembuat
transaksi, transaksi itu sendiri, lokasi Pengertian Studi Banding Hukum
transaksi, dan subjek transaksi. Islam atau Mazhab Pemikiran Studi
banding hukum Islam atau mazhab
b. Kondisi perdagangan legal adalah ilmu yang mengkaji pandangan
para fuqaha' (mujtahidin) serta dalil-dalil
Syarat sahnya suatu transaksi adadua,
mereka terhadap berbagai persoalan,
yaitu syarat umum dan syarat khusus.
baik pro maupun kontra.
Syarat-syarat khusus adalah yang berkaitan
membandingkan dalil masing-masing,
dengan sebagian penjualan, khususnya
yaitu dengan membahas dalil-dalil yang
penjualan komoditas real property,
diberikan oleh mujtahidin untuk mencari
mengetahui harga awal jika penjualan dalam
yang terkuat. ya. 14
bentuk bagi hasil, hibah dari kuasa lain, dsb.;
1. Ruang Lingkup Studi Banding
pertukaran mata uang; penawaran dagang.
Hukum Islam
dibandingkan dengan Ketentuan Umum Menurut pendapat K.H. Wahab Afif,
Penjualan secara bahasa kata “muqaranah” berasal
dari kata kerja qarana yuqaarinu
Syarat transaksi luzum adalah muqranatan yang berarti mengumpulkan,
transaksi yang dilakukan oleh kedua membandingkan dan menghimpun.
belah pihak di luar pelaksanaan hak Tafsir ini diambil dari bahasa Arab yang
untuk melanjutkan atau membatalkan berarti menggabungkan sesuatu.
transaksi oleh salah satu pihak yang Berdasarkan pengertian lughawi di
bertransaksi. Jual beli sebelum reset atas, maka muqaranah fiqh menurut para
dalam bahasa arab adalah menggenggam ulama fiqh Islam menurut Mahmud
sesuatu dengan kedua tangan, dia Syaltout yang dikutip oleh Wahab Afif
mengatakan bahwa saya memegang adalah:
rumah sifulan, yaitu menguasainya, dan
dia mengatakan bahwa ini dipengaruhi Fiqh muqaran Kumpulkan pendapat
oleh kata Sifulan yang berarti di bawah dan argumen mereka isu kontroversial,
kepemilikan dan kekuasaannya.
Sedangkan ‫ قبض‬adalah tentang memiliki
sesuatu dan menempatinya. Penyerahan 13 Muhammad Bin Ibrahim Musa dkk, Fiqh Muyassar
Jilid 6, (Arab Saudi: Madarul wathon Saudi, 2020), 31
14 Huzaemah Tahido Yanggo, Pengantar Perbandingan
12 Ibid, 34 Madzhab, (Jakarta: Logo Wacana Ilmu, 1997), 83

7
kemudian bandingkan dan diskusikan Para ahli hukum mengatakan
untuk menemukan argumen paling kuat. bahwa sumber hukum adalah
sumber membuat sesuatu menjadi
Muqaranah berarti membandingkan sah. Dengan demikian, dalam
masalah dan argumen, dan ini juga pengertian ini, makna fikih Islam
merupakan subjek dari muqaran fiqh. merupakan sumber dari penggunaan
Sedangkan tujuan diskusi antara lain: fikih itu sendiri. .15
a. Hukum-hukum Amaliyah, baik
yang disepakati maupun yang YANG DIPIKIRKAN PARA AHLI
masih diperdebatkan, di kalangan MENGENAI PERBANDINGAN
para mujtahid membahas metode HOKUMISLAM
ijtihadnya, dan sumber-sumber
hukum yang mereka gunakan Madzhab adalah pokok pikiran atau dasar
sebagai dasar pembentukan yang digunakan oleh Imam Mujtahid untuk
hukum tersebut. memecahkan masalah atau menegakkan
b. Argumen yang dijadikan hukum Islam. Belakangan Imam dan
landasan para mujtahid, baik Al- mazhab ini mengembangkan kesadarannya
Qur'an maupun al-Sunnah, atau menjadi kelompok ummat Islam yang
dalil-dalil lain yang diakui syara'. semakin berkembang yang mengikuti
c. dibandingkan dengan hukum metode istinbath hukum.jenis sunnah
yang berlaku di negara tempat tersebut berperan sebagai penopang dan
tinggal muqarin, baik hukum pelengkap Alquran untuk penafsiran hukum
nasional/positif maupun hukum Syariah. Metode penulisan fikih Islam dari
internasional dulu hingga sekarang, diantaranya beberapa
Dan demikian, persoalan metode:
muqaranah al-madzahib tidaklah Metode yurisprudensi sektarian. Apa yang
mudah, karena selain harus dimaksud dengan fikih mazhab ini ketika
para fuqaha dalam menyusun dan menulis
mengetahui dalil-dalil yang diberikan
fikih dibatasi dalam satu sekolah, tanpa
oleh para mujtahid, mereka juga menyinggung pandangan sekolah lain.
harus mengetahui atau menjelaskan
metode Mazahib. Menurut metode ini, para
bagaimana hukumnya ditegakkan. ahli hukum tidak hanya menulis pendapat
satu madzhab, mereka juga mengemukakan
Sementara itu, dasar pendapat madzhab lain, tetapi dalam
mengemukakan pendapat tersebut, dalil-
argumentasi tersebut dan sumber dalilnya mengarah pada pendapat yang tidak
pertama hukum Islam disusul dibicarakan. Sebagai contoh cara menulis
dengan sunat yang menjelaskan fikih dengan cara ini.

tentang kemutlakan alquran, Karena metode guna sebagai


Sunnah adalah interpretasi dan membandingkan faksi, hingga
penyempurnaan Al-Qur'an.

15 Ibid.,

8
sampai pada kesimpulan sebagai dihapus. Kemudian, ketika toleransi
berikut: antar sekte-sekte tersebut tercapai,
maka diupayakan pendekatan
a. Pertama-tama menyampaikan pandangan (taqaribul mazhib) satu
pendapat para ahli hukum sekte dengan sekte lainnya, dan
yang berbeda agama. Dalam diakhiri dengan penyatuan semua
transfer, pendapat ini harus sekte.
diambil dari buku-buku sekte. ANALISIS KOMENTAR PEMBELIAN
b. ketika suatu pendapat SISWA SEBELUM MEMBERI MATA
dipindahkan, disertai dengan PELAJARAN TERIMA
bukti pendapat itu, yang A. Identifikasi Masalah
paling kuat harus digunakan. DalamDalam jual beli, transaksi pada
c. versus Setelah pendapat dan hakekatnya diperbolehkan sampai ada
argumen dikemukakan, dalil yang menentangnya. Jual beli
carilah faktor-faktor yang dianggap sah jika rukun dan syarat
menyebabkan terpenuhi, bila rukun dan syarat tidak
ketidaksepakatan . terpenuhi maka jual beli dianggap batal
d. penilaian dari macam pihak (batal atau batal). Ini adalah pendapat
diberikan untuk tau kekuatan sebagian besar peneliti.
dan kelemahan dari Sedangkan menurut mazhab Hanafi
pembicaraan yang dibuat. ada tiga transaksi yaitu transaksi jual beli
e. menarik simpulan . 16 yang sah, transaksi batal, dan transaksi
membandingkan madhhab ini yang sah. Perdagangan yang sah adalah
adalah kumpulan pendapat yang jual beli yang diatur baik sifat maupun
berbeda secara bersama-sama substansinya dan tidak ada hubungannya
(tawhidul mazahib), untuk kembali dengan hak orang lain dan tidak berhak
kepada pendapat yang merupakan untuk itu. Jual beli batal adalah jual beli
hasil perbandingan yang paling kuat. yang rukun dan objek jual belinya tidak
Namun untuk mencapai tujuan terlaksana atau tidak sah baik sifat
tersebut tentunya tidak serta merta maupun sifatnya. Sedangkan jual beli
tercapai melainkan dicapai secara cepat adalah jual beli yang bersifat legal
bertahap dan berproses, karena tetapi tidak bersifat legal .17
sektarianisme telah menjadi
keyakinan yang mendarah daging B. Pendapat Ulama Madzhab
yang tidak dapat dengan mudah Tentang Jual Beli Selain
dihilangkan. Makanan Sebelum Serah Terima
Untuk itu yang ingin kita capai pada Adapun Adapun pendapat ulama
tahap ini adalah menanamkan madzhab tentang jual beli barang selain
kesadaran dan pemahaman, dengan makanan sebelum diskon adalah sebagai
demikian muncul toleransi sektarian, berikut:
dan gagasan bahwa mazhab
seseorang itu baik dan menyalahkan 1. Pendapat mazhab Hanafi
Komentar mazhab lain akan

16 Ibid.,74-75 17 Ibid, 91-92

9
Mazhab Hanafi menyatakan bahwa motor, buku, pakaian dan lain-lain
dilarang menjual barang bergerak maupun barang tetap seperti tanah,
sebelum diterima, karena Nabi melarang rumah , pohon kurma, dll. .
penjualan barang yang tidak ada di 1. Pendapat Mazhab Syafi'i
tangan. Larangan ini mengakibatkan Adapun Imam Syafi'i dan Muhammad
rusaknya barang yang dilarang, juga ibnul-Hasan, Imam Zafar juga
karena jual beli semacam itu adalah jual berpendapat bahwa harta yang tidak
beli yang mengandung kemungkinan diklaim sama sekali tidak dapat dijual,
batal karena rusaknya barang tersebut. baik berupa harta tetap maupun barang
Artinya barang tersebut kemungkinan bergerak, karena pada dasarnya
besar akan rusak sedangkan pembeli penjualan barang yang tidak diklaim
tidak mengetahui barang tersebut bagus dilarang. .
atau rusak sampai barang tersebut Contoh jual beli sebelum serah terima
diterima. mengikuti mazhab Syafi'i, yaitu Fatwa
Adapun harta benda, seperti rumah nomor 7177 Soal:
dan tanah, boleh dijual sebelum diterima Dua tahun lalu, saya membeli Mercedes
dari penjual pertama, menurut Abu dengan cara berikut:
Hanifah dan Abu Yusuf secara istihsan Seseorang yang saya kenal datang
dan jual beli pada umumnya tanpa menemui saya, dan kemudian saya
terkecuali. Dimana tidak boleh membeli mobil darinya. Perhatikan, saat
mengesampingkan maksud umum teks itu mobil tersebut tidak ada di tangannya
Alquran dengan hadits ahaad. Juga, tidak dan bukan miliknya. Kemudian kami
ada gharar untuk real estat karena orang menyepakati harga 180.000 riyal, dengan
tidak dapat membayangkan cicilan bulanan. Kemudian dia membeli
kemungkinan kerusakan properti. Real mobil itu dengan uangnya dan
estat biasanya tetap sama setelah mengalihkan kepemilikannya kepada
transaksi penjualan dan sebelum serah saya, sesuai kesepakatan kami. Setelah
terima. Artinya, hampir tidak ada dua bulan, saya diberi tahu: “Penjualan
kerusakan pada real estate, sehingga ini tidak diperbolehkan. Jadi saya
tidak mengandung unsur gharar. bertanya kepada beberapa ulama tentang
Menurut Hanafi, alasan hukum tidak hal itu, ada yang diperbolehkan dan ada
memperdagangkan barang sebelum yang dilarang. Namun, saya tetap
diterima dari penjual pertama adalah mengembalikan mobil itu kepada
karena penjualan tersebut dapat pemiliknya sambil berbicara dengannya
mengandung ghara. r.18 tentang hal itu. Dia juga ingin menerima
2. Pendapat Mazhab Maliki dan dari saya modal yang dibayarkan untuk
Mazhab Hanbali membeli mobil secara tunai. Diizinkan
Mazhab Maliki dan Mazhab Hanbali untuk menjual dan membeli. Jika
mengatakan boleh mengambil tindakan demikian, apakah saya harus
hukum terhadap penjualan barang selain mengembalikan apa yang tersisa dari
makanan sebelum diterima, baik itu harga yang disepakati pertama kali? Perlu
berupa barang bergerak seperti sepeda diketahui bahwa mobil tersebut sudah
menjadi milik saya setelah penjual
menerima deposit. Saya minta penjelasan
18Wahbah Zuhaily, Fiqh Islam Wa Adillatuhu Jilid 5,
80-81 tentang ini. Membalas:

10
Jika fakta yang terjadi dalam akad jual beli C. Sebab Perbedaan Pendapat
yang Anda buat sama persis dengan yang Ulama Madzhab
tertera, jual beli pertama tidak sah dan juga Adapun Alasan ketidaksepakatan di
batal. Sebab, penjual menjual mobilnya antara para ulama madzhab tentang
kepada Anda sebelum barang sampai masalah ini adalah sebagai berikut:
padanya, bahkan bukan miliknya. Dan
menurut syariat jelas dilarang. Tetapi jika 1. Memiliki pernyataan bersama yang
Anda berdua setuju untuk membayar tunai menjelaskan jual beli sebelum
harga yang dibayarkan untuk mobil tersebut, menyerahkan apa pun selain makanan.
kontrak tersebut disahkan. Dan kami Hadits ini menjelaskan jual beli
berharap semoga Allah mengampuni sesuatu yang keberadaannya tidak
(perbuatan) membeli mobil yang Anda dijamin. Hal ini berdasarkan pendapat
produksi sebelum berada di tangan penjual mazhab Syafi'i, bahwa akseptasi adalah
dan sebelum menjadi miliknya sepenuhnya. syarat masuknya barang yang dijual
Dan Anda tidak perlu membayar apa pun dengan jaminan pembeli. Mazhab Syafi'i
selain harga yang Anda setujui untuk juga berdebat dengan Hakim bin Hizam,
bertahan. Dan yang perlu dilakukan
keduanya adalah bertaubat dan mohon
ampun sejak pertukaran pertama. 19 Makna dari hadits di atas adalah
Jika pembeli tidak mempunyai hak bahwa jual beli sesuatu yang belum halal
untuk menuntut barang (pembelian dan dapat digunakan untuk riba. Hanya saja
penjualan sebelum penyerahan) kecuali Abu Hanifah mengecualikan barang
untuk tiga hal, yaitu: yang bisa diubah dan dipindahkan sesuka
hati dari yang tidak bisa dipindahkan.
1. Pembeli menjual kembali kepada Karena barang bisa dikirim, kuitansi
penjual sendiri dengan harga yang sama. barang menurutnya kosong. Bagi para
2. Barang rusak atau hilang karena ulah sarjana yang mempertimbangkan
penjual. Pembeli kemudian diizinkan pengukur dan timbangan, karena mereka
untuk menjual barang tersebut kepada setuju bahwa pengukur dan timbangan
penjual dengan harga yang sama hanya akan berada di luar cakupan
3. Orang membeli sesuatu yang tidak jaminan penjual terhadap jaminan
mereka dapatkan ketika harganya nanti. pembeli pada penggaris atau timbangan,
Dari tafsir pendapat ulama madzhab bahkan di mana penjualan barang tanpa
di atas, penulis dapat mengetahui bahwa jaminan dilarang sama sekali.
mazhab Hanafi membolehkan jual beli 2. Ulama madzhab berbeda pendapat
harta sebelum penyerahan, mazhab tentang tanggung jawab penjual atau
Maliki dan mazhab Hanbali pembeli
membolehkan jual beli selain makanan Menurut mazhab Hanafi, semua
sebelum musyawarah penyerahan, dan barang yang dibeli menjadi tanggung
mazhab Syafi'i Sekolah sama sekali tidak jawab penjual sampai diterima oleh
mengizinkan penjualan barang selain pembeli, kecuali barang yang berupa
makanan sebelum penyerahan . barang tidak bergerak seperti tanah dan
bangunan. Mazhab Syafi'i juga
berpendapat bahwa semua barang
19Ahmad Bin ‘Abdurrazzaq ad Duwaisy, Fatwa-Fatwa
Jual Beli, (Bogor: Pustaka Imam Asy Syafi’i, 2005), 247 menjadi tanggung jawab penjual sampai

11
pembeli menerima barang tersebut. b. Bukti Mazhab Maliki dan Mazhab
Sedangkan menurut pandangan mazhab Hanbali
Maliki dan Hanbali, semua barang Dibantah oleh Mazhab Maliki dan
menjadi tanggung jawab pembeli, Hambali tentang diperbolehkannya jual
meskipun barang belum diterima. beli selain makanan, Ibnu Abdil Barr
Mengenai tanggung jawab atas dalil- mengatakan: “Pernyataan Ahmad yang
dalil mazhab Syafi'i yang diriwayatkan benar tentang barang yang tidak boleh
oleh Abu Al Khaththhab, riwayat dijual sebelum diserahkan adalah
Ahmad lainnya, seperti halnya Ibnu makanan karena bagi Rasulullah SAW .21
Abbas, adalah bahwa: 2. Dalil Madzhab Syafi’i
"Saya pikir semua barang memiliki a. Hadits 'Amr bin Shu'aib
kondisi yang sama dengan makanan."
Penjual wajib menyerahkan barang yang Dari 'Amr bin Syu'aib dari ayahnya
ada ditangannya kepada pembeli, apabila dari kakeknya. Ia mengatakan:
ia tidak dapat menyerahkan barang Nabi SAW bersabda:
tersebut karena rusak, berarti akadnya “Tidak sahnya meminjam dan
harus dibatalkan (diakhiri). menjual dan tidak sah ada dua syarat
Menurut mazhab Hanbali, ini hanya dalam jual beli, dan tidak sah mengambil
berlaku untuk makanan. Berdasarkan keuntungan (keuntungan) dari suatu
sabda Rosulullah SAW, barang tanpa tanggung jawab (untuk
“Teman Aisha RA berkata: barang) tidak sah. ) dan Anda tidak dapat
Rasulullah SAW berpendapat bahwa menjual barang yang tidak Anda miliki".
hak atas hasil berasal dari hilangnya (Orang Imam Kelima dan dikonfirmasi
uang. (Diriwayatkan oleh Lima Imam oleh Tirmidzi, Ibnu Khuzaimah dan
Hadits). Dan semua barang bernilai Hakim)
tambah adalah milik pembeli, jadi Hadits ini menjelaskan (tidak sah
tanggung jawab ada pada pembeli. mengambil keuntungan dari suatu
Ibnu Umar juga mengatakan, barang dan tidak bertanggung jawab atas
"Sunnah telah diterapkan bahwa barang kualitas barang tersebut dan anda tidak
yang ditemukan dalam kontrak dalam boleh menjual barang yang tidak anda
bentuk utuh tidak rusak berarti milik miliki) untuk tidak menjual barang yang
pembeli." Lagi pula, ini tidak ada tidak anda miliki. tidak punya
hubungannya dengan penegakan c. Hadits Hakim Bin Hizam (
sehingga menjadi tanggung jawab Hadits ini menjelaskan (jika Anda
pembeli sebelum pengalihan, seperti membeli sesuatu, Anda harus
halnya warisan. Sedangkan larangan memperhatikannya sebelum menerima)
Nabi SAW atas penjualan makanan yang Dalam catatan lain oleh Hakim bin
tidak diterima bersifat spesifik dan tidak Hizam seperti dalam kisah berikut:
bisa disamakan dengan barang lain. 20
D. Dalil Masing-masing Madzhab Mengenai Hakim Bin Hizam, dia
1. Madzhab Hanafi mengatakan bahwa Rasulullah melarang
a. Hadits Hakim Bin Hizam saya untuk menjual apa pun yang bukan

20 Ibnu Qudamah, Al Mughni, 546 21 Ibnu Qudamah, Al Mughni, 549

12
milik saya". (HR al-Tirmidzi, Ahmad dan dianggap otentik oleh Ibnu Khuzaimah,
al-Thbran i) Abdul Haq, Al Mundziri dan Ibnul
E. Analisis Dalil Masing-masing Qayyim.
Madzhab Pandangan mazhab Hanafi tentang harta
Mazhab Hanafi mengikuti pendapat benda (real estate) yang boleh dijual
Hakim bin Hisyam, yang menetapkan sebelum diserahkan didasarkan pada
bahwa harta bergerak tidak dijual sampai pendekatan istihsan yang didukung oleh
diserahkan, sedangkan mazhab Syafi'i, beberapa ayat tentang jual beli yang
berdasarkan pengertian Hakim bin berlaku umum tanpa adanya keahlian
Hisyam., berarti juga semua harta budaya dan aturan yang menetapkan
bersama-sama, bukan hanya barang bahwa bagian-bagian tertentu tidak dapat
bergerak. dikecualikan dari makna umum dari ayat
Maliki Madzhab berpendapat bahwa tersebut karena hadits hari Minggu. Dan
hadits adalah jual beli barang salam, berdasarkan fakta bahwa tidak ada
bukan jual beli sebelum serah terima. kemungkinan itu terjadi. Oleh karena itu,
Madzhab Syafi'i berkata, dari Amru Bin jual beli jenis ini diperbolehkan karena
Syu'aib, "Dan tidak ada keuntungan tidak ada unsur ghara
sampai barang yang dijual diterima". Ada F. Pendapat Rajih
banyak penjelasan, tetapi yang terbaik
Dari beberapa pendapat ulama madzhab
adalah seseorang menjual beberapa
tentang jual beli makanan sebelum serah
barang komersial yang telah dibelinya
terima yang penulis uraikan, dari tiga
tetapi belum diterima dan mencari
pendapat tarjih madzhab terbanyak
keuntungan darinya. Telah dijelaskan
adalah pendapat mazhab Syafi'i tentang
bahwa pembeli tidak dapat menjual larangan jual beli sebelum serah terima.
kembali barang yang dibelinya jika tidak Dengan dalil 'Amru Bin Syu'aib dengan
menerimanya dengan sempurna. Karena derajat hasan hadits sehingga bisa
barang selalu menjadi tanggung jawab
diamalkan dan hadits Hakim bin Hisyam
penjual jika rusak. Jika dia menjualnya
jelas bahwa tidak boleh menjual sesuatu
sebelum menerima semuanya, maka dia
yang tidak ada kepada penjual. Jika jual
mendapat untung yang tidak dapat
beli selalu dilakukan dengan baik, maka
ditanggungnya saat barang itu rusak. Itu
terdapat unsur gharar karena tidak jelas
tidak bisa. berdasarkan sabda nabi SAW, pemilikan barangnya berdasarkan aturan
Hak untuk memperoleh hasil tentang al-Tasarruf wa al-Milk
(keuntungan) karena menimbulkan (perbuatan terhadap harta dan harta
kerugian. (JAM. Ahmad).
benda), khususnya “Haram barang siapa
Bukti yang Syafi'i gunakan dari Amru
melakukan perbuatan hukum terhadap
Bin Syu'aib pada tataran hadits adalah
barang/harta.
hadits hasan. Dalam Al Muntaqa Malik
Al Majdi; Di kata Tirmidzi, ini adalah
hadits hasan sahih. Hadits ini dianggap
shahih oleh hakim. Al Hakim Kesimpulan
mengatakan bahwa hadits shahih Dari beberapa perbedaan pendapat di
didasarkan pada kondisi shahih kalangan ulama madzhab, khususnya
sekelompok ulama hadits. Ulasan ini mazhab Hanafi bahwa jual beli sebelum
didukung oleh az Dzahabi. Dan

13
penyerahan tidak sah atas barang bergerak sesuatu yang tidak ada kepada penjual. Jika
sedangkan pemindahan barang tidak jual beli selalu dilakukan dengan baik,
bergerak diperbolehkan, madzhab Maliki maka ada unsur gharar karena tidak jelas
dan madzhab Hanbali berpendapat bahwa pemilikan barangnya menurut aturan
jual beli selain makanan sebelum tentang al-Tasarruf wa al-Milk (perbuatan
diserahkan boleh nafi' karena hadits hanya terhadap harta dan harta).
mengharamkan makanan dan arti makanan
itu tidak boleh.dapat dipertanggung
jawabkan. Mazhab Syafi'i berpendapat
bahwa jual beli sebelum serah terima
adalah perbuatan jual beli (barang bergerak
atau tidak bergerak) yang sepenuhnya
haram sebelum diserahkan. Pendapat
madzhab Syafi'i tentang larangan jual beli
sebelum penyerahan. Dengan dalil 'Amru
Bin Syu'aib dengan derajat hasan hadits
sehingga bisa diamalkan dan hadits Hakim
bin Hisham jelas tidak boleh menjual

DAFTAR KEPUSTAKAAN

Abdullah bin Abdurrahman Al Bassam, Syarah Bulughul Maram, Jakarta: Pustaka Azzam, 2006
Afif, Wahab, Pengantar Studi Perbandingan Madzhab, Jakarta: Darul Ulum Press, 1991
Ahmad Bin ‘Abdurrazzaq ad Duwaisy, Fatwa-Fatwa Jual Beli, Bogor: Pustaka Imam Asy Syafi’i,
2005
Al Hafiz Ibn Hajar Al Ashqalani, Bulughul al-Marram Min Adillah al Ahkam, Surabaya: Darul Ilmi,
tt
Al-Juzairi, Abdurrahman, Fikih Empat Madzhab, Semarang: Asy Syifa’, 1994
Arfan, Abbas, 99 Kaidah Fiqh Muamalah Kulliyah, Malang: UIN-Maliki Press, 2017
Rusyd, Ibnu, Bidayatul Mujtahid Jilid II Terjemahan Ahmad Abu Al Majdi, Jakarta: Pustaka
Azzam, 2007
Mardani, Fiqh Ekonomi Syari’ah: Fiqh Muamalah, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012
Ma’luf, Luis, Al Munjid, Lebanon: Dar al Masyriq, 1986
Muhammad Bin Ibrahim Musa dkk, Fiqh Muyassar Jilid 6, Arab Saudi: Madarul wathon Saudi,
2020
Purwono, Dokumentasi, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010
Rifa’i, Moh, Ter Khulasoh Kifayatu al Ahyar, Semarang: CV Toha Putra, tt
Rozalinda, Ekonomi Islam: Teori dan Aplikasinya Pada Aktivitas Ekonomi, Jakarta: Rajawali Pers,
2014
------------, Fikih Ekonomi Syari’ah, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2017
Sukmadinata, Nana Syaodih, Metodologi Penelitian Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005
Zed, Mestika, Metode Penelitian Kepustakaan, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2008
Zuhaily, Wahbah, penerjemah, Abdul Hayyie al Kattani, Fiqh Islam Wa Adillatuhu Jilid 5, Jakarta:
Gema Insani, 2011

14
15

You might also like