You are on page 1of 12

PENGGUNAAN MODEL INQUIRI LEARNING DALAM PEMBELAJARAN MAD

WAJIB MUTTASHIL DAN MAD JAIZ MUNFASHIL DI MTsN 2 ACEH BESAR

1
Nurhayati, 2Salami Mahmud, 3 Mirzatul Qadri

Email: 1atihayati312@gmail.com

2
salami.mahmud@ar-raniry.ac.id

3
elllqadry@gmail.com

Madrasah Tsanawiyah Negeri2 Aceh Besar


1

2
UIN Ar-Raniry Banda Aceh

3
SMPIT Qaryatul Qur’an Pidie

ABSTRAK
Penelitian ini berdasarkan permasalahan apakah model pembelajaran “Inkuiri Learning” dapat
meningkatkan hasil dan aktivitas belajar materi mad wajib munfashil dan mad jaiz muttashil
siswa kelas VII-1 MTsN 2 Aceh Besar?. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat dampak
positif dari penggunaan model pembelajaran “Inkuiri Learning” terhadap peningkatan hasil dan
aktivitas belajar materi mad wajib muttashil dan mad jaiz munfashil. Penelitian ini menggunakan
penelitian tindakan kelas (action research) sebanyak satu siklus. Setiap siklus terdiri dari dua
pertemuan, empat tahap yang meliputi rencana, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi yang
disertai dengan revisi. Sasaran penelitian ini adalah siswa Kelas VII-1 MTsN 2 Aceh Besar. Data
yang diperoleh berupa hasil tes dan lembar observasi pengamatan proses belajar mengajar. Dari
hasil analisis didapatkan bahwa hasil dan aktivitas belajar materi mad wajib muttashil dan mad
jaiz munfashil siswa mengalami peningkatan ketuntasan belajar dari pra siklus dan siklus I yaitu
mad wajib muttashil, pra siklus (53%), siklus I (91%), sedangkan mad jaiz munfashil, pra siklus
(47%), siklus I (88%). Di samping itu, aktivitas belajar siswa juga meningkat dari pra siklus ke
siklus I di mana rata-rata aktivitas di pra siklus berada pada kategori kurang aktif namun telah
menjadi sangat aktif di siklus I. Simpulan dari penelitian ini adalah model pembelajaran “Inkuiri

1
Learning” dapat meningkatkan hasil dan aktivitas belajar materi mad wajib muttashil dan mad
jaiz munfashil siswa kelas VII-1 MTsN 2 Aceh Besar”.

ABSTRACT
This research is based on the problem is the "Inquiry Learning" learning model able to improve
the results and learning activities of the compulsory munfashil and mad jaiz muttashil materials
for class VII-1 students of MTsN 2 Aceh Besar?. The purpose of this study was to see the
positive impact of using the "Inquiry Learning" learning model on improving learning outcomes
and activities for mad compulsory muttashil and mad jaiz munfashil. This study used classroom
action research (action research) in two cycles. Each cycle consists of four stages, namely:
planning, implementing, observing, and reflecting accompanied by revisions. The target of this
research is class VII-1 students of MTsN 2 Aceh Besar. The data obtained were in the form of
test results and observation sheets observing the teaching and learning process. From the results
of the analysis it was found that the results and learning activities of the material for mad
obligatory muttashil and mad jaiz munfashil of students experienced an increase in learning
completeness from the pre-cycle and cycle I, namely mad obligatory muttashil, pre-cycle (53%),
cycle I (91%), while mad jaiz munfashil, pre cycle (47%), cycle I (88%). In addition, student
learning activities also increased from pre-cycle to cycle I where the average activity in the pre-
cycle was in the less active category but became very active in cycle I. The conclusion of this
study is that the learning model "Inquiry Learning" can improve the results and learning
activities of the material for mad obligatory muttashil and mad jaiz munfashil for class VII-1
students of MTsN 2 Aceh Besar.

Kata kunci: Hasil dan Aktivitas Belajar, Model Inkuiri Learning

A. PENDAHULUAN
Dalam membaca alquran ada kaidah-kaidah yang harus dipelajari sebelum membacanya,
salah satunya adalah ilmu tajwid yang menerangkan hukum-hukum bacaan alquran, adapun
hukum bacaan yang terdapat dalam ilmu tajwid diantaranya adalah mad wajib muttashil dan mad
jaiz munfashil. Mad wajib muttashil dan mad jaiz munfashil merupakan sebuah materi
pembelajaran alquran Hadits pada kelas VII Madrasah Tsanawiyah (MTs) semester genap bab
empat.

2
Pada materi ini siswa dituntut untuk dapat memahami dan mampu menerapkan hukum
bacaan mad wajib muttashil dan mad jaiz munfashil ketika membaca alquran, didalam materi ini
dijelaskan tentang hukum bacaan mad wajib muttashil dan mad jaiz munfashil, sebelum
menerapkan hukum bacaan mad wajib muttashil dan mad jaiz munfashil ketika membaca
alquran, terlebih dahulu siswa harus memahami materi pembelajaran mad wajib muttashil dan
mad jaiz munfashil. Materi tentang mad wajib muttashil dan mad jaiz munfashil di Madrasah
Tsanawiyah termuat dalam sebuah Kompetensi Dasar (KD). Pemahaman tentang ilmu tajwid
yakni mad wajib muttashil dan mad jaiz munfashil menjadi pelengkap dan pendukung dalam
membaca ayat-ayat alquran.
Dasar melaksanakan pembelajaran, guru alquran hadits dituntut mampu membimbing dan
mengajarkan siswa untuk mampu menerapkan hukum bacaan mad wajib muttashil dan mad jaiz
munfashil dalam membaca wahyu Allah yang termaktub dalam alquran. Hukum bacaan mad
wajib muttashil dan mad jaiz munfashil terdapat dalam salah satu materi “Memperindah Bacaan
Alquran Dengan Tajwid”. Ilmu tajwid yang diajarkan dalam materi ini sangat bermanfaat bagi
siswa dalam meningkatkan kualitas bacaan alquran dalam kehidupan sehari-hari. Materi yang
diajarkan pada bab ini diantaranya adalah pengertian mad wajib muttashil dan mad jaiz
munfashil, menjelaskan ketentuan mad wajib muttashil dan mad jaiz munfashil. setelah belajar
materi-materi tersebut siswa harus mampu menuntaskan Indikator Pencapaian Kompetensi Dasar
Pengetahuan (KI-3) yaitu memahami ketentuan hukum bacaan mad tabi’i, mad wajib muttashil
dan mad jaiz munfashil dalam quran.
Selama ini, sebagian besar siswa belum mampu menyelesaikan kompetensi menerapkan
hukum bacaan mad wajib muttashil dan mad jaiz munfashil dengan baik dan benar, dari siswa
yang berjumlah 32 orang terdapat 17 orang ( 53% ) siswa yang tidak mencapai nilai tuntas pada
materi mad wajib muttashil dan 19 (47%) siswa belum mencapai nilai tuntas. Adapun KKM
(kriteria ketuntasan minimal) KD yang ditetapkan untuk mendapatkan nilai tuntas adalah 78.
Guru menduga hal ini disebabkan proses pembelajaran memahami hukum bacaan mad
wajib muttashil dan mad jaiz munfashil, selama ini menggunakan media pembelajaran yang
kurang tepat. Kegiatan pembelajaran yang menoton, kurang meransang aktivitas belajar siswa,
sehingga mempengaruhi hasil belajar yang dicapai siswa. Guru hanya memfasilitasi siswa
dengan menerapkan hukum bacaan mad wajib muttashil dan mad jaiz munfashil secara manual
yaitu guru menjelaskan bacaan mad wajib muttashil dan mad jaiz munfashil langsung tanpa

3
adanya metode dan model pembelajaran yang cocok untuk materi tersebut. Selanjutnya siswa
diminta mencari didalam alquran hukum mad wajib muttashil dan mad jaiz munfashil setelah
terjadinya pembelajaran. Namun yang terjadi, para siswa banyak belum mampu membedakan
antara hukum bacaan mad wajib muttashil dan mad jaiz munfashil dengan baik dan benar sesuai
dengan kaedah ilmu tajwid.
Oleh karena itu guru perlu merefleksi kembali metode atau model yang akan digunakan
dalam pembelajaran memahami hukum bacaaan mad wajib muttashil dan mad jaiz munfashil.
Dalam penelitian ini, guru akan menggunakan model pembelajaran “Inkuiri Learning”. Pada
model pembelajaran ini siswa mengajukan atau merumuskan pertanyaan secara mandari dalam
kelompok, siswa menyelidiki suatu hal atau masalah dalam berbagai situasi, siswa melakukan
analisis dan memberikan pemaparan (deskripsi) dalam menemukan terhadap apa saja yang telah
diselidiki, siswa dalam kelompok masing-masing mempresentasikan hasil temuan baik secara
lisan maupun tulisan, terakhir siswa melakukan evaluasi yakni dengan merefleksikan tentang
informasi dan pengetahuan yang diperoleh.
Penggunaan model pembelajan Inkuiri Learning, diharapkan siswa lebih aktif dalam
mengikuti pembelajaran dan menyelesaikan indikator menerapkan hukum bacaan mad wajib
muttashil dan mad jaiz munfashil. Dengan demikian ketuntasan belajar siswa pun akan
meningkat.

B. METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini diadakan di MTsN 2 Aceh Besar yaitu pada siswa kelas VII-1. Penelitian ini
juga merupakan Penelitian Tindakan Kelas (class action research) yang ditandai demgan adanya
siklus. Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah tes tulisan dan observasi.
Observasi dilakukan oleh guru kolaborator, yang dilakukan di setiap pertemuan. Instrumen yang
digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Soal tes tulisan. Tes disusun berdasarkan indikator pembelajaran, yaitu Menerapkan
hukum bacaan mad wajib muttashil dan mad jaiz munfashil dalam surah-surah pendek
pilihan
2. Lembar pengamatan, guru menggunakan lembar pengamatan siswa.
Setelah hasil tes siswa diperiksa, maka nilai yang diperoleh setiap siswa dibandingkan
dengan kriteria ketuntasan minimal (KKM), seorang siswa dikatakan tuntas apabila memperoleh

4
nilai lebih atau sama dengan nilai KKM, dalam hal ini KKM KD yang ditetapkan yaitu 78.
Selanjutnya persentase siswa yang tuntas dengan menggunakan rumus:

Jumlah siswa yang mencapai tuntas


Persentase = x 100
Jumlah Siswa (Subjek Tindakan)

Peningkatan hasil belajar dihitung dengan membandingkan nilai tes antar siklus.

C. Pembahasan
a. Ilmu Tajwid, Mad Wajib Muttashil dan Mad Jaiz Munfashil
1. Pengertian Tajwid
Secara bahasa tajwid memiliki arti mu tajwid secara bahasa, kata tajwid bentuk masdar
yang berasal dari fi'il madhi dari kata jawada yang berarti “membaguskan”, “memperindah”,
dan “memberikan dengan baik”. ( Acep Lim Abdurohim: 2007)

Secara terminologis, ilmu tajwid adalah ilmu yang berguna untuk mengetahui bagaimana
cara memberi hak huruf dan mustahaq nya baik yang berkaitan dengan sifat, mad dan lain
sebagainya seperti tarqiq dan tafkhim serta selain keduanya. Jadi ilmu tajwid adalah
membaguskan bacaan, huruf-huruf, kalimat-kalimat al-Qur'an satu persatu dengan teratur
perlahan dan tidak terburu-buru dengan hukum tajwid. (Syafi'i Mas'ud: 1976)

2. Mad Wajib Muttashil


Mad wajib muttashil adalah apabila datang huruf mad asli sebelu hamzah dalam keadaan
bersambung dalam satu kata. ( Acep Lim Abdurohim: 2007)

Huruf mad dan hamzah terdapat dalam satu kata atau satu kalimat dengan memanjangkan bacaan
dua setengah alif atau 5 harakat.

Contohnya:

‫( ِر َلَة الِّش اِء‬Q.S Al-Qurasy:2)


‫َت‬ ‫ْح‬

‫( ُه ُم الُّسَف َه اُء‬Q.S Al-Baqarah:13)


4. Mad Jaiz Munfashil

5
Mad jaiz munfashil adalah apabila terdapat mad ashli dalam satu kalimat/kata kemudian pada
kalimat/kata selanjut terdapat huruf hamzah tanpa diselangi oleh huruf lainnya. Maksudnya setelah
terdapat mad ashli pada satu kalimat, maka hamzah berada tepat pada kalimat yang lain setelah mad ashli
tersebut. Panjang bacaan mad jaiz munfashil boleh dua harakat (satu alif), empat harakat (empat alif) dan
lima harakat (dua setengah alif). ( Acep Lim Abdurohim: 2003)

Contoh:

‫( َفاَل ُأْقِس ُم ِبالَّش َف ِق‬Q.S al-Insyiqaq: 16)

‫ِإ‬
‫( َّنا َأْع َطْيَناَك اْلَك ْو َثَر‬Q.S Al-Qautsar: 1)

b. Hasil Belajar
“Belajar adalah suatu perubahan prilaku akibat interaksi dengan lingkungannya” (Ali
Muhammad, 2004: 14) Dalam konsep belajar mengajar selalu ada dua hal yang berperan aktif
yakni siswa sebagai subyek ajar dan guru sebagai pengajar yang terpadu dalam sebuah kegiatan.
Dari proses belajar mengajar tersebut lahirlah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa
yang kemudian disebut dengan hasil belajar. Sudjana, menyebutkan hasil belajar adalah
kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya
(Sudjana,2004:22) sedangkan menurut Horwart Kingsley dalam bukunya Sudjana membagi tiga
macam hasil belajar mengajar (1) ketrampilan dan kebiasaan (2) pengetahuan dan pengarahan (3)
sikap dan cita-cita.
Menurut Oemar Hamalik ( 2006 : 30) Hasil belajar adalah bila seseorang telah belajar
akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu
dan dari tidak mengerti menjadi mengerti. Djamarah dan Zain ( 2006:107) menyatakan bahwa :
“yang menjadi petunjuk bahwa suatu proses belajar mengajar dianggap berhasil adalah daya
serap terhadap bahan pelajaran yang diajarkan mencapai prestasi tinggi baik secara individual
maupun kelompok”
Jadi dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan siswa dari segi
ketrampilan, sikap dan pengetahuan yang diperoleh setelah ia menerima perlakuan dari pengajar
sebagai pengalaman belajarnya baik secara individu maupun kelompok.
c. Faktor yang Mempengaruhi Hasil belajar

6
Faktor –faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa menurut tinjauan munadi
(Rusman, 2012:124) antara lain meliputi factor internal dan factor eksternal.
1. Factor internal meliputi:
a) factor Pisiologis, factor ini berkaitan erat dengan jasmani dan kesehatan yang prima
bagi siswa ketika mengikuti pelajaran, tidak dalam keadaan lelah dan cacat panca
indra untuk menerima pelajaran.
b) factor psikologis, factor ini berkaitan erat dengan minat dan kemauan siswa terhadap
pelajaran yang dipelajarinya, berkaitan pula dengan bakat, motivasi dan daya nalar
peserta didik untuk memahami pelajaran.
2. factor eksternal meliputi:
a) factor lingkungan, baik lingkungan fisik maupun lingkungan social.
b) factor Intrumental, factor ini berupa kurikulum pembelajaran, sarana pembelajaran
dan guru sebagai pengajar.
d. Model Pembelajaran “Inkuiri Learning”
Setiap model pembelajaran mengarahkan dan membantu siswa sedemikian rupa sehingga tujuan
pembelajaran tercapai. Seorang guru akan lebih mudah melaksanakan pembelajaran, sehingga tujuan
pembelajaran dapat tercapai sesuai dengan apa yang diharapkan.

Inkuiri adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menkankan pada proses berfikir secara kritis
dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan (Wina
Sanjaya: 196). Inquiry learning adalah metode belajar yang pada prinsipnya mengajak siswa untuk aktif
bertanya dan bereksperimen secara mandiri selama proses belajar. Dalam model pembelajaran inquiry,
siswa mencari materi pembelajaran secara mandiri. siswa mencari tahu materi dengan mengajukan
pertanyaan dan melakukan riset atau penelitian secara mandiri. Model pembelajaran ini memberikan
kesempatan kepada siswa dalam penyelidikan sebuah masalah.
D. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
a. Deskripsi Hasil Belajar prasiklus
Sebelum dideskripsikan hasil belajar, penulis menggunakan hasil ujian formatif tentang
hukum bacaan mad wajib muttashil dan mad jaiz munfashil. Adapun hasil tes yang diperoleh
siswa dengan KKM 78 adalah sebagai berikut:
Didapatkan nilai tes tulisan prasiklus, materi mad wajib muttashil sebanyak 53% yang
mengalami ketuntasan belajar (17 siswa), sedangkan 47% (15) siswa belum mengalami
ketuntasan belajar. Nilai tertinggi adalah 100 dan nilai terendah 40. Pada materi mad jaiz
7
munfashil terdapat 47% (17) siswa sudah mengalami ketuntas belajar, selebihnya sebanyak 53%
(17) siswa belum mengalami ketuntasan belajar, dengan capaian nilai tertinggi 100 dan nilai
terendah 30.
1. Hasil penelitian
1) Siklus I
Siklus pertama pada penelitian ini dilaksanakan dalam empat tahap, yaitu: Perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi yang disertai dengan revisi.
a. Perencanaan (planning),terdiri atas kegiatan:
1. Penyusunan Rencana Program Pembelajaran (RPP)
2. Penyusunan Skenario Pembelajaran
b. Pelaksanaan (acting),terdiri atas kegiatan:
1. Pelaksanakan Program Pembelajaran sesuai dengan jadwal
2. Proses pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Inquiri Learning
3. Mengadakan observasi tentang proses pembeajaran
a. Mengadakan tes tulisan
b. Penilaian hasil tes tulisan
c. Pengamatan (observing)
a. Hasil belajar
Adapun hasil belajar siswa diperoleh dari nilai tes siswa berbentuk tes tulisan pada akhir siklus I.
Pada materi mad wajib muttashil terdapat 29 orang siswa yang mengalami ketuntasan belajar. Hal ini
berarti pada siklus pertama 91% siswa mengalami ketuntasan belajar. Sedangkan 9% siswa masih belum
tuntas. Nilai tertinggi siswa adalah 100, sedangkan nilai terendah adalah 60. Pada materi mad jaiz
munfashil terdapat 88% atau 28 siswa tuntas belajar, 12% atau 4 siswa yang belum tuntas, nilai terendah
60 dan nilai tertinggi 100. Dengan membandingkan hasil pada prasiklus dan nilai tes siklus I, maka
terjadi peningkatan persentase siswa yang mengalami ketuntasan belajar pada materi mad wajib muttashil
yang tuntas belajar 53% (17) siswa mengalami peningkatan sebesar 91% (29) siswa. pada materi mad
jaiz munfashil dari ketuntasan belajar 47% (15) siswa menjadi meningkat kepada 88% (28) orang siswa.
Hasil Pengamatan terhadap aktivitas belajar siswa dilakukan oleh teman sejawat dengan
menggunakan lembar pengamatan selama proses pembelajaran. Berikut hasil pengamatan aktivitas siswa
selama pelaksanaan pembelajaran siklus I. Hasil belajar yang diperoleh siswa setelah dilakukan
pembelajaran dan diadakan penilaian terhadap tes tulisan pada siklus I adalah sebagai berikut:

8
1) Hasil observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran selama siklus I pada pertemuan
pertama sudah baik. Seluruh siswa berpartisipasi aktif dalam kegiatan belajar, namun
masih terdapat keributan kecil ketika diskusi kelompok disebabkan beberapa siswa masih
suka bercanda yang mengganggu kegiatan belajar temannya. Hal ini terjadi perubahan
pada pertemuan kedua, dimana siswa sangat aktif dalam diskusi kelompok.
2) Berdasarkan hasil evaluasi prasiklus diketahui bahwa penguasaan siswa terhadap materi
pembelajaran materi mad wajib muttashil yang mengalami ketuntasan belajar hanya 17
siswa, pada siklus I terjadi peningkatan menjadi 29 Siswa. Pada materi mad jaiz siswa
yang memperoleh nilai tuntas berjumlah pada prasiklus 15 siswa, menjadi meningkat pada
siklus I yaitu menjadi 28 Siswa.
3) KKM KD yang ditetapkan adalah 78, mad wajib muttashil 9% tidak mencapai nilai tuntas
dan 91% mencapai nilai tuntas, materi mad jaiz munfashil terdapat 12% siswa tidak
mencapai nilai tuntas, 88% mendapati nilai tuntas.
d. Refleksi
Adapun keberhasilan dan kegagalan yang terjadi pada siklus I adalah sebagai berikut:
1) Siswa semakin antusias menunjukkan keaktifan dalam belajar. Hal ini bisa dilihat dari
hasil observasi terhadap aktivitas siswa dalam PBM
2) Terdapat 3 siswa pada materi mad wajib muttashil, 4 siswa pada materi mad jaiz
munfashil yang tidak tuntas dilatar belakangi oleh daya tangkap yang lamban
dibandingkan dengan siswa lain. Tindak lanjut bagi siswa yang belum tuntas adalah
program remedial. Oleh karena itu penelitian dianggap selesai sampai dengan siklus 1
saja.
1. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut ini
Tabel 1
Pengujian Hipotesis

Sik Hipotesis Indikator Hasil Penelitian Hasil pengujian


lus tindakan hipotesis
I Model pembelajaran 91 % siswa Siklus I - Hipotesis
inquiri learning dapat mencapai nilai - 29 orang siswa tindakan

9
meningkatkan hasil tuntas, dengan mencapai nilai diterima
belajar Quran Hadits KKM 78 tuntas (91 %)
materi Hukum Bacaan - 3 orang siswa
Mad Wajib Muttashil belum mencapai
nilai tuntas (9%)
II Model pembelajaran 88 % siswa Siklus I - Hipotesis
inquiri learning dapat mencapai nilai - 28 orang siswa tindakan
meningkatkan hasil tuntas, dengan mencapai nilai diterima
belajar Qur’an Hadits KKM 75 tuntas (88 %)
materi Hukum Bacaan - 4 orang siswa
Mad Jaiz Munfashil belum mencapai
nilai tuntas (12 %)

2. Pandangan Teoretis Terhadap Hasil Penelitian Tindakan Kelas


Hasil penelitian menunjukkan setelah pembahasan materi pada pertemuan pertama,
terlihat para siswa mulai antusias dalam mengajukan pertanyaan dan memberikan argumentasi
dalam kegiatan kerja kelompok. Demikian juga pada pertemuan kedua siswa terlihat lebih berani
dan lancar dalam memberikan argumentasi, lebih aktif dan lebih memahami teknik-teknik
pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran inquiri learning. Pada akhir siklus I
guru melakukan evaluasi untuk mengetahui sejauh mana pencapaian hasil belajar siswa.
Aktivitas siswa dalam pembelajaran PBM dapat dilihat dari data hasil observasi terhadap
aktivitas siswa. Meningkatnya aktivitas siswa dalam PBM didukung oleh meningkatnya aktivitas
guru dalam mempertahankan dan memperbaiki suasana pembelajaran. Guru secara intensif
membimbing siswa saat siswa mengalami kesulitan dalam PBM. Meningkatnya aktivitas siswa
dalam hasil belajar dapat dilihat dari ketuntasan belajar mad wajib muttashil 57% pada tahap pra
siklus meningkat menjadi 91 % pada siklus 1, kemudian materi mad jaiz munfashil 53% pada
pra siklus menjadi 88% pada siklus I.
Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model inquiri learning ini diperoleh
beberapa manfaat antara lain:
1. siswa mendapat pengalaman baru dalam proses pembelajaran untuk mengasah daya pikir
siswa karena mereka akan dituntut lebih aktif dan kritis.

10
2. Guru dapat dengan mudah mengukur kemampuan siswa menyerap materi pelajaran. Sejak
kegiatan membaca, menuliskan ide/jawaban dari masalah, menyamakan pemahaman
terhadap materi sampai kegiatan presentasi, terlihat dengan jelas kemampuan siswa
memahami jawaban dari masalah yang telah diajukan oleh mereka sendiri.
3. Guru mendapatkan informasi dari beberapa siswa tentang kelemahan dan kekurangan yang
dialami pribadi siswa. Sehingga guru dapat menentukan pemberian bimbingan secara
terfokus selama kegiatan belajar.
4. Guru menjadi lebih kreatif dalam memotivasi siswa.
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas di atas persentase ketercapaian padapra siklus
ke siklus pertama mengalami peningkatan. Maka dapat disimpulkan bahwa penerapan model
Inquiri Learning merupakan salah satu strategi yang efektif untuk meningkatkan hasil belajar
mad wajib muttashil dan mad jaiz munfashil pada siswa kelas VII-1 MTsN 2 Aceh Besar.

e. PENUTUP
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada peserta didik kelas VII-1 MTsN 2 Aceh
Besar pada semester genap 2022/2023 tentang hasil belajar setelah menerapkan model
pembelajaran inquiri learning, dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran inquiri
learning dapat meningkatkan hasil belajar mad wajib muttashil dan mad jaiz munfashil pada
siswa kelas VII-1 MTsN 2 Aceh Besar.
Indikator tindakan adalah 91 % siswa mencapai tuntas pada materi mad wajib muttashil.
Dan 88% siswa tuntas pada materi mad jaiz munfashil di akhir siklus I. Hasil penelitian dan
pembuktian hipotesis sebagai berikut:
1. Ketuntasan belajar mad wajib muttashil pada tahap pra siklus hanya 57%, yaitu hanya 17
siswa yang mencapai tuntas dari 32 siswa dalam rombongan belajar.
2. Ketuntasan belajar meningkat menjadi 91% pada akhir siklus 1, yaitu 29 siswa mencapai
tuntas dari 32 siswa dalam rombongan belajar.
3. Ketuntasan belajar mad jaiz munfashil pada tahap pra siklus hanya 53%, yaitu hanya 15
siswa yang mencapai tuntas dari 32 siswa dalam rombongan belajar.
4. Ketuntasan belajar mad jaiz munfashil meningkat menjadi 88% pada akhir siklus I, yaitu 28
siswa mencapai nilai tuntas dari 32 siswa dalam rombongan belajar.

11
DAFTAR PUSTAKA
Acep Lim Abdurrahman, 2003, Ilmu Tajwid Lengkap, Bandung: Diponegoro
Alam, Sei H. Dt. Tombak, 2008. Ilmu Tajwid Populer 17 Kali Pandai, Jakarta: Amzah.
Al-Mujahid, Ahmad Toha Husein, , 2011. Ilmu Tajwid, Jakarta: Darus Sunnah
Aunurrahman, 2012, Belajar Dan Pembelajaran, Bandung: Alfabeta
Dengeng,I.N.S, 1989, .Kerangka Perkuliahan dan Bahan Pengajaran, Jakarta: Proyek
Depdiknas, 2008, Kamus Besar Bahasa Indonesia,Jakarta: Balai Pustaka
Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain, 2010, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka
Cipta
Djamarah, S. Bahri., Aswan, Zain., 2002, Srategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta
Djamarah, Z. A., 2006, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta
Gulo, W., 2002, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia
Hamalik, O., 2008, Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara
Husdarta, J.S., Yudha M Saputra., 2013, Belajar dan Pembelajaran, Bandung: Alfabeta
M. Sudirman, 2006, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: Raja Grafindo Persada
Nana Sudjana,.1989, Dasar- Dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung: Sinar Baru
Oemar Hamalik, 2006, Proses belajar mengajar ,Jakarta: Bumi Aksara
Sujana, 2000, Strategi Pembelajaran, Bandung: Falah Production.
Wina Sanjaya, 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta,
Prenadamedia: 2006

CATATAN;
1. Untuk bisa dipublikasi di jurnal perlu penambahan Daftar Pustaka.
2. Temlpate nya disesuaikan dengan template jurnal yang dituju.

12

You might also like