Professional Documents
Culture Documents
Skripsi Brendan
Skripsi Brendan
TAHUN PELAJARAN
2019/2020
OLEH :
NIM : 2016IV10112
TAHUN 2020
ii
PERSEPSI SISWA PUTRA PESERTA EKSTRA
KURIKULER SENAM TERHADAP PEMBELAJARAN
SENAM LANTAI GULING BELAKANG SMP WIDYA
SAKTI DENPASAR TAHUN AJARAN 2019/2020
SKRIPSI
Diajukan kepada
Oleh
NIM. 2016IV10112
2020
iii
MOTTO
viii
KATA PERSEMBAHAN :
1. Orang tuaku tercinta, yang telah banyak memberikan dorongan dan motivasi
baik berupa materil maupun moral sehingga terselaikannya studi dan skripsi
ini.
S.E.,M.Fis ) dan pembimbing II ( Drs I Putu Merta yasa, M.Si ) terima kasih
atas semua dukungan, bimbingan serta ilmu yang diberikan kepada saya.
4. Saudara – saudaraku dan sahabat yang terkasih , yang dengan penuh kasih
ix
PERSEPSI SISWA PUTRA PESERTA EKSTRA KURIKULER
SENAM TERHADAP PEMBELAJARAN SENAM LANTAI
GULING BELAKANG SMP WIDYA SAKTI DENPASAR
TAHUN PELAJARAN 2019/ 2020
Oleh
ABSTRAK
x
Kata kunci : Persepsi senam laintai guling belakang.
xi
KATA PENGANTAR
Puji syukur Penulis haturkan kehadiran Tuhan yang Maha Esa karena atas
dorongan, arahan dan saran dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini
3. Dr. Anak Agung Ngurah Putra Laksana, M.Pd, selaku ketua Program Studi
xi
memberikan petunjuk-petunjuk dan bimbingan dalam menyelesaikan
4. I Gusti Putu Ngurah Adi Santika, S.Pd., M.Fis, selaku sekretaris jurusan
6. Drs I Putu Merta yasa, M.Si, selaku dosen pembimbing II yang telah
7. Bapak dan Ibu yang mengajar mata kuliah di lingkungan FKIP program
8. Drs. I Wayan Nendra S.Pd, selaku kepala SMP Widya Sakti Denpasar
penelitian.
10. Seluruh siswa peserta ekstra kurikuler yang telah membantu dalam
penelitian ini.
xii
12. Orang tua dan seluruh keluarga yang sangat mendukung dari mulai
Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan. Oleh karena
itu, peneliti mengharapkan masukan dan saran demi kesempurnaan skripsi ini.
Penulis
xiii
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL .......................................................................................................... i
ABSTRAK .................................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN
xiv
2.1 Kajian Teori ............................................................................ 8
2.2 Karakteristik Siswa ................................................................. 44
2.3 Kerangka Berpikir .................................................................. 46
2.4 Hipotesis Penelitian ................................................................ 49
BAB V PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xv
DAFTAR TABEL
Tabel : Halaman
xvi
Tabel 4.19 Alternatif Jawaban .......................................................................... 77
xvii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
xviii
BAB I
PENDAHULUAN
peserta didik dapat menjadi lebih baik dalam segi fisik dan mentalnya dikarenakan
kegiatannya.
membentuk pola hidup sehat dan bugar sepanjang hayat (Permendiknas, 2006:
702).
1
2
aktivitas ritmik, aktivitas air atau akuatik dan pendidikan luar kelas. Materi
pelajaran disusun secara berjenjang dari yang sederhana ke yang kompleks, dari
yang ringan ke yang berat, dari yang mudah ke yang sulit. Berbagai pendekatan
lantai yang merupakan ruang lingkup dari aktivitas senam. Senam lantai adalah
salah satu cabang olahraga yang melibatkan seluruh anggota tubuh. Senam lantai
mengacu pada gerak yang dikerjakan dengan kombinasi terpadu setiap komponen
manfaat berupa komponen fisik yang baik dan kemampuan gerak (motor ability)
yang baik pula. Lewat berbagai kegiatannya, anak yang terlibat senam akan
seimbang (Agus Mahendra, 2000: 14). Selain memiliki manfaat yang banyak,
disiplin serta konsentrasi yang tinggi. Hal tersebutlah yang membuat senam lantai
menjadi sedikit lebih sulit dan kurang digemari bagi sebagian peserta didik SMP
khususnya guling belakang berlangsung, tiap kelas hanya beberapa peserta didik
sempurna dan masih perlu bantuan. Sisanya masih banyak sekali yang belum bisa
bahkan takut untuk mencoba. Hal tersebut menjadikan senam lantai guling
Denpasar khususnya siswa putra peserta ekstra kurikuler senam yang harus segera
diatasi.
pendidikan jasmani dapat diukur dari keberhasilan siswa yang mengikuti kegiatan
materi dan hasil belajar. Rendahnya hasil belajar pendidikan jasmani bergantung
pendidikan jasmani guru harus menguasai materi yang diajarkan dan cara
menyampaikannya.
Selain itu peneliti juga mengamati, sarana dan prasarana masih kurang
luas sehingga pembelajaran senam lantai belum dapat berjalan secara maksimal.
siswa masih jauh dari harapan dengan standar kompetensi yang telah ditentukan.
senam lantai guling belakang di SMP Widya Sakti Denpasar sendiri masih belum
diketahui. Persepsi dalam pembelajaran dapat dikatakan baik bila mana siswa
4
diterimanya dan memberi arti atau gambaran terhadap objek tersebut dengan cara
dan keadaan dari diri masing-masing individu, Sehingga akan sangat mungkin
peristiwa atau objek yang ada disekelilingnya. Persepsi yang didapat dari siswa
dalam pembelajaran senam lantai guling belakang akan digunakan sebagai bahan
belakang oleh guru pendidikan jasmani. Sehingga, persepsi yang diberikan siswa
menjadi penting karena akan menentukan hasil akhir dari proses pembelajaran
senam lantai guling belakang di SMP Widya Sakti Denpasar Tahun Pelajaran
2019/2020.
kurikuler senam masih perlu ditingkatkan lagi, namun belum diketahui seberapa
besar persepsi siswa putra peserta ekstra kurikuler senam terhadap pembelajaran
senam lantai guling belakang SMP Widya Sakti Denpasar itu sendiri. motivasi
dari peserta didik terhadap pembelajaran senam lantai guling belakang. Hal ini
sangatlah penting untuk diteliti, Mengingat pentingnya senam lantai bagi peserta
ekstra kurikuler yang memiliki banyak sekali manfaat dan juga untuk
penelitian tentang “Persepsi Siswa Putra peserta ekstra kurikuler senam Terhadap
5
Pembelajaran Senam Lantai Guling Belakang SMP Widya Sakti Denpasar Tahun
kepada peserta didik tentang presepsi mereka terhadap pembelajaran senam lantai
guling belakang.
persepsi siswa putra ekstra kurikuler senam terhadap pembelajaran senam lantai
ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi siswa putra
1. Secara Teoritis
a. Menjadi salah satu bahan kajian ilmiah bagi guru maupun sekolah
guling belakang.
6
2. Secara Praktis
secara maksimal.
guling belakang dapat lebih baik dan para peserta didik pun dapat
d. Bagi peneliti yang lain Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi
lebih mutakhir.
di atas, serta untuk menghindari salah penafsiran dalam penelitian ini, maka
pada persepsi siswa putra peserta ekstra kurikuler senam terhadap pembelajaran
senam lantai guling belakang SMP Widya Sakti Denpasar Tahun Pelajaran
2019/2020.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Persepsi ini adalah sebuah proses individu
objek, orang, dan peristiwa di dalamnya karna setiap orang memberi pengertian
sebab dalam peresepsi terdapat tanggapan seseorang mengenai suatu hal atau
merupakan proses yang berujud diterimanya stimulus oleh individu melalui alat
reseptornya. Proses persepsi tidak lepas dari sistem sensori karena proses persepsi
didahului oleh sistem sensori (pengindraan). Lebih lanjut Slameto (2003: 104),
8
9
atau informasi dalam otak manusia melalui indera. Kemudian Thoha (2011: 141),
proses diterimanya stimulus oleh individu melalui alat indera yang selanjutnya
diteruskan oleh syaraf ke otak sebagai pusat susunan syaraf dan disinilah terjadi
proses fisiologi yang menyebabkan individu dapat menyadari tentang apa yang
bahwa persepsi adalah sebuah rangsangan berfikir didalam otak manusia yang
Menurut Abdul Rahman Saleh dan Muhbib Abdul Wahab (2004: 118-119)
c. Nilai-nilai kebutuhan individu, artinya antara individu yang satu dengan yang
sesuatu yang sama dengan cara yang berbeda-beda, oleh karena itu setiap
Dari hal tersebut dapat disimpulkan apabila persepsi positif maka siswa
b. Kebutuhan seseorang
olahraga senam.
2.1.2 Pembelajaran
(2011: 22) menyatakan bahwa belajar dalam pengertian luas dapat diartikan
1. Faktor internal
a. Kesehatan
bagiannya atau bebas dari penyakit. Kesehatan adalah keadaan atau hal sehat.
b. Perhatian
Untuk dapat menjamin hasil yang baik, maka siswa harus mempunyai
perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya, jika bahan pelajaran tidak menjadi
perhatian siswa, maka timbulah kebosanan sehingga ia tidak suka lagi belajar.
c. Minat
d. Bakat
menjadi kecapakan yang nyata sesudah belajar atau berlatih. Bakat itu
2. Faktor eksternal
a. Metode mengajar
Metode mengajar adalah suatu cara atau jalan yang harus dilalui dalam
mengajar. Metode mengajar guru yang kurang baik akan mempengaruhi belajar
b. Alat pelajaran
Alat pelajaran erat hubungannya dengan cara belajar siswa, karena alat
pelajaran yang dipakai oleh guru pada waktu belajar dipakai pula oleh siswa untuk
c. Kondisi lingkungan
dengan lancar, maka paling tidak harus ada komponen-komponen sebagai berikut:
c) Adanya siswa/i yang menjadi subyek dan obyek yang aktif mengalami.
pembelajaran.
yang dilakukan.
merupakan suatu proses interaksi antara guru dengan siswa mengenai materi
Dalam hal ini, SMP Widya Sakti Denpasar telah memakai kurikulum 2013
dan akan dilaksanakan dalam situasi belajar mengajar yang sengaja diciptakan di
sekolah. Dalam hal ini, kurikulum yang dipakai di SMP Widya Sakti Denpasar.
manusia yang berkualitas di zaman yang sudah maju ini. Konsep Kurikulum 2013
yaitu Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) tahun 2004 dan Kurikulum Tingkat
Kurikulum 2013 merupakan kurikulum baru yang mulai ditetapkan pada tahun
softskills dan hardskills yang meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan, dan
Salah satu mata pelajaran yang di ajarkan di SMP Widya Sakti Denpasar
Olahraga dan Kesehatan Kurikulum 2013 SMP edisi revisi (2017: 2), disebutkan
bahwa dalam aktivitas senam, materi yang diajarkan adalah keterampilan dasar
gerak. Dalam hal ini, materi untuk kelas adalah kombinasi guling depan dan
guling belakang yang mana guling belakang yang digunakan adalah guling
banyak ditemui kesulitan-kesulitan yang dialami oleh peserta didik pada materi
guling belakang. Maka dari itu, peneliti mencoba untuk meneliti seberapa besar
persepsi siswa putra peserta ekstra kurikuler senam terhadap pembelajaran senam
2.1.3 Senam
Gymnastic yang berasal dari Bahasa Inggris dari asal kata Gymnos yang berasal
dari Bahasa Yunani yang berarti telanjang. Istilah Gymnos tersebut dipakai untuk
sehingga perlu dilakukan dengan telanjang atau setengah telanjang. Hal ini terjadi
karena pada saat itu belum memungkinkan teknologi untuk membuat pakaian
yang bersifat lentur. Tujuan dari senam adalah meningkatkan daya tahan tubuh,
Senam merupakan salah satu cabang olahraga yang sangat menarik dan
latihan jasmani yang diciptakan dengan sengaja, disusun secara sistematis, dan
secara sadar dan harmonis. Sedangkan menurut Mahmudi Sholeh (1992: 8) senam
adalah latihan tubuh yang dipilih dan diciptakan dengan terencana disusun secara
harmonis.
senam merupakan suatu bentuk latihan tubuh yang disusun secara sistematis yang
perkembangan sosial
Senam ialah salah satu olahraga yang melibatkan suatu gerakan semua
anggota tubuh dari ujung kaki sampai kepala yang memerlukan gerakan fisik yang
teratur dan kecepetan. Pengertian lain dari senam merupakan salah satu olahraga
latihan tubuh yang disusun secara sistematis dalam bentuk pilihan secara sengaja
Senam lantai adalah latihan senam yang dilakukan pada matras. Gerakan
menumpu dengan tangan atau kaki untuk mempertahankan sikap seimbang atau
untuk melompat ke depan atau belakang. Olahraga ini terkadang juga disebut
dengan latihan bebas, karena gerakan senam lantai dilakukan tanpa menggunakan
18
keseimbangan.
Tidak diketahui sejak kapan senam lantai ini ada. Namun untuk senam
sendiri, diperkirakan sudah ada sejak zaman Yunani Kuno. Pada tahun 1776,
Furfie Jugend. Berkat jasanya dalam dunia senam, Gathmuts dinobatkan sebagai
Ada banyak sekali jenis dari senam lantai yang tingkat kesulitannya
1. Sikap Kayang
Sikap kayang merupakan salah satu gerakan dari senam lantai dengan
posisi kedua tangan serta kaki bertumpu pada matras dengan posisi tubuh yang
terbalik. Kemudian meregang dan juga panggul serta perut diangkat ke atas.
Manfaat dan tujuan dari kayang ini ialah guna meningkatkan kelenturan tubuh.
Terutama pada bagian otot perut, kaki, bahu, tangan dan juga pinggang. Dalam
melakukan sikap kayang terdapat dua teknik yang berbeda, yaitu dengan teknik
kaki dan tangan bertumpu pada matras dalam keadaan terbalik dengan meregang
19
dan mengangkat perut dan panggul. Nilai dari pada gerakan kayang yaitu dengan
menempatkan kaki lebih tinggi memberikan tekanan pada bahu dan sedikit pada
pinggang.
Gambar 1.1
Sumber: https://manfaat.co.id/manfaat-kayang
1. Ambil sikap berdiri tegak serta kaki dengan posisi sedikit terbuka.
2. Tekuk kedua lutut, sehabis itu rapatkan kedua tumit pada bagian
pinggul.
tangan.
2. Sikap Lilin
Sikap lillin merupakan salah satu dari gerakan senam lantai yang
biasanya dilakukan di atas matras. Dengan kaki yang tegak berada di atas
Gambar 1.2
Sumber: http//ww.sanaconypaz.com/sarvangasana/
Tujuan dari sikap lilin ialah guna melatih keseimbangan tubuh serta
menjaga tubuh agar tetap sehat. Tak hanya itu saja, sikap lilin merupakan senam
lantai dasar untuk senam kategori yang lainnya. Untuk dapat melakukan gerakan
ini diperlukan latihan yang rutin supaya hasil yang diperoleh maksimal. Dan buat
kamu yang masih pemula dapat meminta bantuan kepada teman. Tetapi perlu
diingat ya, sebelum melakukan gerakan ini harus dipastikan terlebih dahulu jika
kalian sudah melakukan pemanasan terlebih dahulu. Hal tersebut supaya tidak
ditopang kedua tangan dan pundak tetap menempel pada lantai. Dalam melakukan
sikap lilin, kekuatan otot perut berfungsi untuk kedua tangan menopang pinggang.
2. Pandangan lurus ke atas. Setelah itu angkat kedua kaki dan juga
juga pinggul kalian lurus, setelah itu atur dan jaga keseimbangannya.
22
3. Handstand
untuk menopang seluruh badan. Dan tangan berada di bawah serta kaki lurus ke
atas. Gerakan ini termasuk ke dalam tingkatan senam lantai yang cukup sulit
pada senam lantai menurut Schembri, G. (1983), bahwa: Dalam pemanasan perlu
Teknik gerakan handstand adalah jongkok ditempat yang tinggi, letakkan telapak
tangan dibawah.
Gambar 1.3
2. Selanjutnya gerakan secara perlahan salah satu kaki untuk lebih maju
diluruskan.
7. Posisi akhir ialah badan yang dalam posisi terbalik sebesar 180
juga lurus.
4. Headstand
berdiri kepala berada di bawah. Serta badan ditopang dengan menggunakan kedua
tangan yang membentuk segitiga. Gerakan headstand adalah turunan dari gerakan
tinggi.
menumpu berat badan, disebut juga berdiri dengan kepala. Menurut Agus
24
(2001:248)
Gambar 1.4
headstans-kopstand. htmi
2. Pastikan dahi dan juga kedua tangan akan membentuk segitiga sama
sisi.
5. Pada waktu tulang punggung sudah dalam posisi lurus, kuatkan otot
perut, tarik nafas, serta angkat 1 kaki lurus ke atas, kemudian kaki
Rolling depan atau yang kita kenal dengan gerakan guling ke depan
menggunakan teknik awalan berdiri dan juga teknik awalan jongkok. Roll
Sedangkan menurut Suyati (1997:428) Roll depan atau forward roll berarti
mengguling ke depan.
atas matras.
5. Diikuti dengan tekukan kedua lutut, tarik dagu dan juga lutut ke
6. Posisi akhir dari roll depan atau guling depan yaitu jongkok
awalan berdiri:
4. Tekuk kedua lutut, kemudian tarik dagu dan juga lutut ke dada
depan:
Gambar 1.5
Kesalahan yang sering kali terjadi pada saat melakukan roll depan:
1. Kedua tangan yang bertumpu tidak bisa dibuka terlalu lebar atau
terlalu sempit, terlalu jauh atau terlalu dekat dengan ujung kaki.
dibengkokkan.
6. Lompat Kangkang
dilakukan dengan melakukan lompatan dengan melewati atas peti. Serta dengan
posisi kaki yang terbuka lebar ke kanan dan juga ke kiri. Untuk melakukan lompat
kangkang diperluan suatu keberanian supaya nantinya tidak akan terjadi hal-hal
cedera. Merriam-Webster, Lompat kangkang adalah salah satu jenis senam lantai
di mana tubuh melewati peralatan dalam posisi duduk dengan kaki membuka
direntangkan.
Gambar 1.6
Sumber: http://www.freedmsiana.com
Kesalahan yang sering kali terjadi pada saat melakukan lompat kangkang:
29
1. Lari yang tidak begitu cepat atau kurang sehingga lompatan yang
2. Pada waktu melakukan tolakan kaki pada papan tolakan, tungkai kaki
6. Kepala dan juga dada tidak terangkat pada waktu tangan menyentuh peti
lompat.
Pada waktu bertumpu dengan menggunakan kedua tangan dengan kaki yang
atau ke kanan, terserah sesuai dengan bagaimana posisi yang menurut kalian
enak. Gerakan meroda akan membutuhkan koordinasi gerak yang baik dan
depan dalam garis lurus, yang bergerak secara horizontal ketika setiap
Gambar 1.7
Sumber: http://reddish-chan.blogspot.com/2012/11
ke atas matras.
6. Angkat kaki kanan lurus ke atas sedangkan kaki kiri juga mulai turun
kembali.
wheel :
2. Pada waktu badan dan juga kedua kaki yang melakukan meroda
tolakan.
8. Salto (Summersault)
Salto merupakan salah satu gerakan berguling di udara, salto juga dapat
gerakan senam lantai yang tersulit. Sehingga harus sering dilatih supaya dapat
melakukan gerakan ini. Sebab apabila gagal dalam melakukan salto dapat
senam ialah suatu kegiatan utama yang mengembangan bentuk gerak secara
Gambar 1.8
melakukan pendaratan.
posisi duduk.
4. Posisi badan yang kurang melingkar. Sebab, lutut serta tangan tidak
9. Lompat Harimau
yang sangat mirip dengan harimau pada saat akan menerkam mangsa. Secara
teknis, teknik yang biasa digunakan pada saat lompat harimau kurang lebih sama
34
halnya dengan teknik yang digunakan pada guling depan. Yang membedakan
hanya pada awalannya saja. Menurut Suyati (1997: 430) Dive roll adalah roll
depan dengan awalan meloncat, seperti meloncat untuk menyelam. Pada dasarnya
sama teknik gerakan dive roll dengan roll depan. Bedanya pada dive roll ada saat
badan melayang setelah kaki menolak, setelah tangan menumpu dilanjutkan roll
depan.
Gambar 1.9
Sumber: freepik.com
harimau:
dengan berdiri.
Kesalahan yang sering kali terjadi pada saat melakukan lompat harimau:
Lompat jongkok adalah salah satu jenis lompatan yang dilakukan dengan
memanfaatkan peti lompat dan dilakukan dalam posisi badan jongkok pada waktu
di mana tubuh ditopang di kedua tangan, lutut ditekuk dan ditarik ke arah dada,
Gambar 1.10
Sumber: http://www.freedmsiana.com
36
depan.
atas.
Kesalahan yang sering kali terjadi pada saat melakukan lompat jongkok:
berurutan.
senam. Menurut Sunarsih, dkk (2006: 33), gerak guling disebut juga dengan roll.
tangan yang kuat dan diakhiri dengan sikap awal. Oleh karena itu, dalam
komunikasi atau arahan yang tepat dari guru kepada siswa supaya cedera dapat
belakang. Menurut Agus Mukholid (2004: 152), guling belakang adalah bentuk
punggung, kepala
cara kaki dilipat, lutut tetap melekat di dada, kepala ditundukkan sampai dagu
melekat di dada.
38
berguling ke arah belakang melalui bagian belakang badan mulai dari panggul
guling belakang dengan tahap persiapan berdiri dibagi menjadi 3 tahapan, yaitu
sebagai berikut:
Gambar 1.11
Sumber: http://www.tutorialolahraga.com/2015/12
ke arah atas.
5. Pada waktu kedua ujung kaki menyentuh matras di belakang kepala, kedua
telapak tangan menekan matras sampai tangan lurus dan juga kepala
terangkat.
Berikut beberapa cara untuk memberikan bantuan untuk melakukan roll belakang:
guling.
Kesalahan yang sering kali terjadi pada saat melakukan roll belakang:
belakang. Hal ini dapat terjadi dikarenakan sikap tubuh yang kurang bulat.
3. Posisi pada saat mengguling kurang sempurna. Hal ini dapat terjadi karena
1. Unsur Keindahan
yang digunakan dari disiplin tari serta akrobat. Contohnya dengan berbagai gestur
dalam tari balet dan juga gerakan-gerakan kecil yang mengandung unsur tari.
40
2. Unsur Kekuatan
Kekuatan tentu saja akan menjadi unsur terpenting dalam senam lantai.
Sebab beberapa gerakan yang ekstrim hanya dapat dilakukan apabila sang atlet
3. Unsur Keberanian
tersendiri untuk melakukannya. Sebab dalam olah raga ini sang atlet dituntut agar
4. Unsur Kelenturan
berbagai jenis gerakan sulit, contohnya kayang, salto, meroda, roll dan lain
sebagainya. Kelenturan juga menjadi hal yang penting guna menciptakan gerakan-
5. Unsur Keluwesan
menandakan ketekunan dan juga kedalaman latihan yang telah dilakukan oleh
sang atlet. Dalam sekali penampilan, seringkali sang atlet telah melakukan
41
gerakan tersebut berulangkali supaya pada saat melakukannya lagi, ia tidak lagi
6. Unsur Keseimbangan
Tanpa keseimbangan yang baik, rasanya akan sangat mustahil bagi sang
atlet untuk dapat melakukan performa terbaiknya. Alih-alih ia akan jatuh duluan
sebelum melompat jika keseimbangan sang atlet tidak dapat dikelola dengan baik
sederhana, yakni sang atlet tidak boleh keluar arena pertandingan sebelum
dan disahkan di dalam arena sesuai dengan batas waktu yang telah ditentukan.
Apabila, ada bagian tubuh dari sang atlet (contoh: kaki dan tangan) yang keluar
sedikit saja dari arena. Maka sang wasit akan memberikan bendera merah dan
skor akan dikurangi. Tak hanya itu, skor juga akan berkurang. Jika sang atlet
kurang atau tidak dapat melakukan gerakan tertentu di dalam koreografi geraknya.
Tak hanya itu saja, bahkan apabila sang atlet sedikit saja mengalami ketidak
seimbangan. Contoh sedikit oleng setelah melakukan rangkaian flip, maka hal itu
akan dapat mengurani nilai atau skronya. Dari semua aspek gerak yang dihadirkan
sang atlet senam lantai dalam kompetisi, nantinya sang juri akan memberi nilai
ataupun skor. Atlet yang mendapatkan skor tertinggi ialah atlet yang berhak
Matras ini fungsinya untuk melindungi para atlet dari hal-hal yang tidak
diinginkan. Misalnya pada waktu sang atlet terlempar hingga keluar arena.
Sewaktu melakukan gerakan akrobatik salto dengan beberapa kali flip (putaran)
diudara. Lapangan untuk senam lantai sendiri adalah arena dengan permukaan
datar yang terbuat dari bahan kayu. Dengan permukaan yang halus namun tidak
licin dan memiliki ukuran 12×12 meter. Matras nantinya akan ditempatkan di
didesain sedemikian rupa, sehingga permukannya akan sangat datar dan seolah
akan menyatu pada lapangan itu sendiri. Walaupun begitu, matras yang dipasang
sebagai pengaman lapangan senam lantai juga tidak setebal. Serta seempuk matras
untuk latihan senam lantai pada umumnya. Lantas, bagaimana untuk matras yang
beberapa jenis.
yang mempunyai ketebalan sekitar 3-5 cm. Matras yang terlalu tebal justru akan
mengganggu waktu latihan. Sebab atlet akan sulit dalam mengatur keseimbangan
tubuhnya ketika latihan di atas matras yang tebal. Matras alami yang
direkomendasikan untuk latihan senam lantai justru ialah matras yang permukaan
2.1.3.5 Tujuan
Menjadi juara ataupun memiliki tubuh yang atletis dan sexy tampaknya
menjadi salah satu tujuan seseorang berlatih senam lantai. Namun, ada hal lain
yang juga menjadi tujuan dari senam lantai ini. Yaitu rasa hidup yang hanya dapat
diperoleh saat seorang atlet senam lantai sukses dalam melampaui batasan-batasan
tubuhnya. Seperti rasa takutnya, serta rasa tidak percaya bahwa tubuh mampu
melakukan hal yang sangat berbahaya sekalipun. Pada umumnya, tujuan dari sang
atlet senam lantai terus melakukan latihan ialah untuk terus menerus berusaha
melakukannya. Atau tidak ada seorang pun yang dapat melakukan gerakan tubuh
Adapun beberapa manfaat senam lantai yang harus kalian ketahui selain untuk
yang proposional)
9. Sebagai detoksifikasi
13. Melatih kesehatan jantung untuk berdetak dengan teratur dan juga
kuat
yang telah dimilikinya (Asri Budiningsih, 2003: 10). Dalam hal ini, karakteristik
siswa yang dijadikan subjek oleh penulis yaitu siswa ekstra kurikuler senam SMP
dari proses pendidikan memiliki profil perilaku maupun pribadi yang senantiasa
sendiri pada umumnya masih memasuki masa remaja yang umurnya ada di
rentang 12-14 tahun. Usia tersebut memang termasuk dalam usia remaja yang
oleh para ahli psikologi telah ditentukan usia remaja itu yaitu pada usia 12 sampai
22 tahun.
mengungkapkan para ahli umumnya sependapat bahwa rentangan masa remaja itu
berlangsung dari sekitar 11-13 tahun sampai 18-20 tahun menurut umur kalender
45
kelahiran seseorang. Masa remaja sendiri terbagi menjadi dua, yaitu masa remaja
awal (11-13 tahun sampai 14-15 tahun) dan masa remaja akhir (usia 14-16 tahun
sampai 18-20 tahun). Dengan demikian, siswa SMP yang dijadikan subjek oleh
penulis termasuk dalam golongan masa remaja awal (11-13 tahun sampai 14- 15
yang mana keadaan emosi yang peka dan tidak stabil menimbulkan
2. Keadaan mental
3. Keadaan kemauan
melakukan segala hal yang dilakukan oleh orang lain. Dalam hal ini,
4. Keadaan moral
46
perhatian.
membuat semangat belajarnya juga tidak stabil. Dari segi mental siswa SMP
Widya Sakti Denpasar mulai menolak hal-hal yang kurang dimengerti dalam hal
ini adalah pembelajaran senam lantai guling belakang, mereka cenderung kurang
tertarik dan tidak semangat ketika mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan
senam lantai yang mereka sendiri kurang paham/mengerti. Hal inilah yang
menjadikan penelitian ini menjadi suatu hal yang penting, mengingat persepsi
siswa putra peserta ekstra kurekuler senam terhadap pembelajaran senam lantai
dilakukan terhadap segala objek yang diterimanya dan memberi arti atau
demikian persepsi tergantung kepada kemampuan dan keadaan dari diri masing-
memiliki persepsi yang berbeda terhadap suatu peristiwa atau objek yang ada
penilaian pembelajaran.
47
sudah dilakukan. Namun masih belum diketahui manfaat yang sebenarnya yang
dapat diambil dari pembelajaran senam lantai guling belakang tersebut. Siswa
masih banyak yang belum bisa melakukan senam lantai guling belakang
pelajaran PJOK. Oleh karena itu, perlu adanya persepsi dari siswa SMP Widya
bersifat positif maupun negatif yang dapat digunakan untuk mengetahui seberapa
Denpasar. Sehingga nantinya penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan untuk
pembelajaran senam lantai guling belakang agar tingkat keberhasilan guru dalam
1. Perhatian
Di Pengaruhi Oleh
2. Minat
Persepsi 3. Pengalaman Dan Ingatan
Hipotesis adalah asumsi atau dugaan mengenai suatu hal yang dibuat
untuk menjelaskan hal itu yang sering dituntut untuk melakukan pengecekannya
hipotesis nol ini menyatakan tidak adanya hubungan, tidak adanya pengaruh, atau
dalam penelitian ini adalah : Mengetahui adanya persepsi siswa putra peserta
ekstra kurikuler senam terhadap pembelajaran senam lantai guling belakang SMP
50
Widya Sakti Denpasar berada pada kategori sangat baik, baik, cukup, kurang,
sangat kurang.
BAB III
METODE PENELITIAN
analisis data bersifat induktif (Sugiono. 2010 : 9). Menurut Poerwardani (2005),
penelitian kualitatif menghasilkan dan mengolah data yang bersifat deskriftif. Dengan
demikian penelitian ini untuk menggambarkan apa adanya tentang persepsi siswa
putra peserta ekstra kurikuler senam terhadap pembelajaran senam lantai guling
Pengukuran gejala yang diamati berdasarkan pada fakta yang terjadi pada diri
responden. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey
peserta ekstra kurikuler senam terhadap pembelajaran senam lantai guling belakang
SMP Widya Sakti Denpasar. Dari angket tersebut, dapat diperoleh skor yang nantinya
Defenisi persepsi adalah suatu proses kongnitif yang di alami setiap individu
51
52
sekitar. Persepsi seseorang timbul sejak kecil melalui interaksi dengan manusia lain.
Menurut Walgito ( 1989 ) terbentuknya persepsi melalui suatu alur proses, yaitu
sebagai berikut berawal dari objek yang menimbulkan ransangan terdapat mengenai
Satu persepsi menurut Jalaludin (1996 : 51) ialah proses memberi makna
pada sensasi sehingga manusia memperoleh pengetahuan baru. Dengan kata lain,
pengetahuan tentang senam lantai di peroleh dari pemahaman peserta didik melalui
pembelajaran teori.
Senam lantai guling belakang merupakan kelompok dari senam lantai yang
atau mengilidingkan badan kebelakang dengan bentuk bulat seperti roda. Gerakan
tersebut dilakukan dengan posisi badan ketika berguling adalah membulat. Senam
lantai guling belakang merupakan bagian dari artistik, menurut Wuryati Seokarno
(1986: 110) “senam dengan istilah lantai merupakan gerakan atau bentuk latihan yang
Ekstra kurikuler yang diikuti dan dilaksanakan oleh siswa baik di sekolah
maupun di luar sekolah, bertujuan agar siswa dapat memperkaya dan memperluas
53
diri. Menurut Usman dan Setyowati (1993:22), ekstra kurikuler adalah kegiatan yang
dilakukan di luar jam pelajaran baik dilaksanakan di sekolah maupun di luar sekolah
dengan maksud untuk lebih memperkaya dan memperluas wawasan pengetahuan dan
alat ukur, hasil ukur, dan skala ukur dari variabel yang akan di teliti. Menurut Wahab
observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau fenomena. Untuk
menghindari kesalahan tentang penelitian ini, maka perlu adanya batasan operasional
variabel.
Penelitian ini dilakukan di SMP Widya Sakti Denpasar yang terletak di Jl.
Trenggana No. 8, Penatih, Kec. Denpasar Timur. Pengambilan data dilakukan pada
tanggal 27 Juli 2020 yang mana hal tersebut dilakukan secara daring atau online,
mengunakan media elektronik atau Handphone dan juga tatap muka secara langsung
dengan siswa.
3.4.1 Populasi
54
terdiri dari objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2013: 173) yang dimaksud populasi adalah
keseluruhan subyek penelitian. Populasi penelitian ini adalah siswa putra peserta
ekstra kurikuler senam lantai guling belakang SMP Widya Sakti Denpasar dengan
3.4.2 Sampel
Menurut Sugiyono (2013: 81), sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan total sampling dikarenakan peneliti ingin mendapatkan data yang lebih
berkualitas dan lebih adil bagi seluruh responden yang membantu dalam penelitian
ini. Dengan begitu nantinya seluruh siswa putra peserta ekstra kurikuler senam SMP
Jumlah dari seluruh siswa peserta ekstra kurikuler senam adalah 25 siswa.
metode penelitian dan memerlukan alat bantu sebagai instrumen yang di maksud
yaitu :
1. Handphone
3. Angket (kuesioner)
56
responden yang diteliti adalah siswa putra peserta ekstra kurikuler senam SMP Widya
Sakti Denpasar. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
a. Mendefinisi Langkah ini berarti membatasi variabel yang akan diteliti atau
diukur. Konstrak dalam penelitian ini adalah persepsi siswa putra peserta
secara lengkap.
Menurut Sutrisno Hadi (1991: 7), petunjuk dalam penyusunan angket ini adalah
sebagai berikut:
kacamata responden.
responden).
h. Ikutilah logical question yaitu berawal dari masalah yang bersifat umum
j. Usahakan agar angket tidak terlalu tebal atau panjang, oleh karenanya
pembelajaran
Pengalaman 4*, 5, 4
senam lantai
siswa dalam 6*, 7
guling belakang
melakukan
SMP Widya Sakti
guling
Denpasar.
belakang
Siswa prasarana 10
13*
59
16*
/hobi
Motivasi 17, 3
18*, 19
hari dirumah
Kebiasaan 23, 3
siswa 24*, 25
disekolah
Total 25
Teknik pengumpulan data adalah langkah yang paling utama dalam proses
penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Teknik
pengumpulan data yang di perlukan disini adalah teknik mana yang paling tepat,
sehingga benar-benar di dapat data yang valid. Dalam suatu penelitian langkah
pengumpulan data adalah suatu tahap yang sangat menentukan terhadap proses dan
data dalam satu penelitian, akan akibat langsung terhadap proses dan hasil satu
penelitian.
penggunaan metode dan instrumen yang telah di tentukan dan di uji validitas dan
secara sederhana, pengumpulan data di artikan sebagai proses atau kegiatan yang di
Proses pengumpulan data harus memiliki teknik untuk mendapatkan data atau
informasi yang baik dan stuktur serta akurat dari setiap apa yang diteliti, sehingga
peristiwa yang sedang terus berlangsung dan bisa diamati serta diverifikasi secara
2. Memilih lokasi
keterangan atau karasteristik sebagian seluruh elemen populasi yang akan menunjang
penelitian. Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam
penelitian, karna tujuan utama adalah mendapatkan data guna terlaksananya sebuah
antara lain :
A. Metode Dokumentasi
juga akan mencari data dokumentasi melalu internet tetap memperhatikan kebenaran
informasi.
jawabnya. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efesien bila peneliti
tahu dengan pasti variabel yang akan di ukur dan tahu apa yang di harapkan dari
C. Tatap Muka
Tatap muka, atau disebut juga dengan wawancara personal dapat dilakukan
tempat peneliti. Terdapat dua tipe dasar wawancara tatap muka : terstuktur dan tidak
terstuktur. Dalam suatu wawancara terstuktur, suatu pertayaan baku (standar) telah
hal jawaban yang tersedia maupun dalam pertanyaan dan jawaban tersebut. Uji coba
variabel. Uji coba sangat penting di lakukan pada istrumen yang belum ada persedian
baik. Suharini Arikunto (2010:209) mengemukakan bahwa jika sudah di uji coba
63
ternyata istrumen belum baik, maka perlu di adakan revisi sampai benar-benar
pengambilan data, melainkan harus diuji coba terlebih dahulu. Uji coba instrumen
instrumen yang baik. Uji coba ini dilakukan di SMP Widya Sakti Denpasar. dengan
responden yang digunakan untuk uji coba instrumen diambil dari peserta ekstra
kurikuler yang juga nantinya digunakan sebagai sampel dalam penelitian. Sampel uji
coba dipilih dengan sistem undian menggunakan jadwal pelajaran PJOK, yang mana
terdahulu bisa diambil datanya maka siswa peserta ekstra kurikuler senam
tersebutlah.
Kemudian dari hasil uji coba akan dihitung validitas dan realibitas sehingga
akan diketahui apakah instrumen yang digunakan layak atau tidak untuk digunakan.
Untuk dapat memutuskan instrumen layak atau tidak untuk digunakan, dapat
diketahui melalui uji validitas dan realibitas, karena validitas dan realibitas
dituangkan dalam bentuk persentase. Persepsi siswa dalam pembelajaran senam lantai
guling belakang disusun dengan 5 kategori yaitu sangat baik, baik, cukup, kurang,
Keterangan:
M : Mean Hitung
X : Skor
tertentu yang ditentukan dari kelas interval dari penelitian disetiap aspek
P = f x100%
Keterangan:
P : persentase
f : frekuensi data
N : jumlah
BAB IV
HASIL PENELITIAN
senam terhadap pembelajaran senam lantai guling belakang SMP Widya Sakti
Denpasar yang diukur dengan angket yang terdiri dari 25 butir pernyataan dan
Jawaban
65
66
diatas matras
Guling belakang
merupakan sesuatu hal
4 1 1 14 9 44
yang baru buat saya
Saya pernah mempelajari
guling belakang sebelum
5 13 10 2 0 86
SMP
Saya belum pernah
melihat senam lantai
guling belakang
6 2 3 11 9 48
sebelumnya
Saya pernah melakukan
senam lantai guling
7 12 12 1 0 86
belakang sebelumnya
Jumlah
45 84 28 18 175
responden, yang memilih sangat setuju berjumlah 45, setuju berjumlah 84,
tidak setuju berjumlah 28, dan sangat tidak setuju berjumlah 18. jadi hasil
Tidak Setuju 2 0 0
Sangat Tidak Setuju 1 0 0
Jumlah 25 76
𝑓 4
Berdasarkan tabel 4.2 nilai P = 𝑥 100% yakni; 𝑥 100% = 5,26%
𝑁 76
72
menyatakan sangat setuju, dan 76 𝑥 100% = 94,73% setuju.
𝑓 32
Berdasarkan tabel 4.3 nilai P = 𝑥 100% yakni; 𝑥 100% = 38,55%
𝑁 83
51
menyatakan sangat setuju, dan 𝑥 100% = 61,44% menyatakan setuju.
83
Jumlah 25 83
𝑓 32
Berdasarkan tabel 4.4 nilai P = 𝑥 100% yakni; 𝑥 100% = 38,55%
𝑁 83
51
menyatakan sangat setuju, dan 𝑥 100% = 61,44% menyatakan setuju.
83
𝑓 4
Berdasarkan tabel 4.5 nilai P = 𝑥 100% yakni; 𝑥 100% = 9,09%
𝑁 44
3
menyatakan sangat setuju, dan 𝑥 100% = 6,81% menyatakan setuju, dan
44
28 9
𝑥 100% = 63,63% menyatakan tidak setuju, dan 𝑥 100% = 20,45%
44 44
𝑓 52
Berdasarkan tabel 4.6 nilai P = 𝑥 100% yakni; 𝑥 100% = 60,46%
𝑁 86
30
menyatakan sangat setuju, dan 𝑥 100% = 34,88% menyatakan setuju, dan
86
4
𝑥 100% = 4,65% menyatakan tidak setuju.
86
𝑓 8
Berdasarkan tabel 4.7 nilai P = 𝑥 100% yakni; 𝑥 100% = 16,66%
𝑁 48
9
menyatakan sangat setuju,dan 𝑥 100% = 18,75% menyatakan setuju, dan
48
22 9
𝑥 100% = 45,83% menyatakan tidak setuju dan 𝑥 100% = 18,75%
48 48
Sangat Setuju 4 12 48
Setuju 3 12 36
Tidak Setuju 2 1 2
Sangat Tidak Setuju 1 0 0
Jumlah 25 86
𝑓 48
Berdasarkan tabel 4.8 nilai P = 𝑥 100% yakni; 𝑥 100% =
𝑁 86
36
55,81% menyatakan sangat setuju, dan 𝑥 100% = 41,86% menyatakan
86
2
setuju, dan 86 𝑥 100% = 2,32% menyatakan tidak setuju.
siswa putra peserta ekstra kurikuler senam terhadap pembelajaran senam lantai
guling belakang SMP Widya Sakti Denpasar. bahwa hasil perhitungan skor
faktor pengetahuan/pengalaman.
Berdasarkan tabel 4.9 hasil diatas tentang persepsi siswa putra peserta
ekstra kurikuler senam terhadap pembelajaran senam lantai guling belakang SMP
71
Widya Sakti Denpasar, dibagi menjadi lima kategori diantaranya : kategori sangat
baik, kategori baik, kategori cukup, kategori kurang, kategori sangat kurang.
posisi baik dimana posisi baik itu adalah X lebih besar dari pada 408,33 dan lebih
kecil 525,00, berdasarkan perhitungan (408,33 < X < 525,00), sehingga hasil
Jawaban
Pernyataan Faktor
NO Sangat Nilai
Kebutuhan Siswa Sangat Tidak
Setuju Tidak
Setuju Setuju
Setuju
Matras yang digunakan
untuk guling belakang
8 9 14 2 0 82
disekolah cukup nyaman
digunakan
Saya kurang puas dengan
peralatan senam lantai
9 1 1 15 8 45
guling belakang yang
tersedia di sekolah
Tempat yang digunakan
untuk berlatih guling
10 5 20 0 0 80
belakang disekolah cukup
baik
Saya dapat melakukan
11 guling belakang dengan 2 17 6 0 71
mudah
72
Jumlah 26 75 41 8 150
responden, yang memilih sangat setuju berjumlah 26, setuju berjumlah 75,
tidak setuju berjumlah 41 dan sangat tidak setuju berjumlah 8. jadi hasil
𝑓 36
Berdasarkan tabel 4.11 nilai P = 𝑁 𝑥 100% yakni; 82 𝑥 100% = 43,90%
73
42
menyatakan sangat setuju, dan 𝑥 100% = 51,21% menyatakan setuju, dan
82
4
𝑥 100% = 4,87% menyatakan tidak setuju.
82
𝑓 4
Berdasarkan tabel 4.12 nilai P = 𝑥 100% yakni; 𝑥 100% = 8,88%
𝑁 45
3
menyatakan sangat setuju, dan 𝑥 100% = 6,66% menyatakan setuju, dan
45
30 8
𝑥 100% = 66,66% menyatakan tidak setuju, dan 𝑥 100% = 17,77%
45 45
𝑓 20
Berdasarkan tabel 4.13 nilai P = 𝑥 100% yakni; 𝑥 100% = 25%
𝑁 80
74
60
menyatakan sangat setuju, dan 𝑥 100% = 75% menyatakan setuju.
80
𝑓 8
Berdasarkan tabel 4.14 nilai P = 𝑁 𝑥 100% yakni; 71 𝑥 100% = 11,26%
51
menyatakan sangat tidak setuju, dan 𝑥 100% = 71,83% menyatakan setuju,
71
12
dan 71 𝑥 100% = 16,90% menyatakan tidak setuju.
guling belakang dengan sikap akhir kedua tangan lurus kedepan untuk menjaga
keseimbangan.
𝑓 28
Berdasarkan tabel 4.15 nilai P = 𝑥 100% yakni; 𝑥 100% = 35%
𝑁 80
48
menyatakan sangat setuju, dan 𝑥 100% = 60% menyatakan setuju, dan
80
75
4
𝑥 100% = 5% menyatakan tidak setuju.
80
guling belakang.
𝑓 8
Berdasarkan tabel 4.16 nilai P = 𝑥 100% yakni; 𝑥 100% =
𝑁 61
21
13,11% menyatakan sangat setuju, dan 𝑥 100% = 34,42% menyatakan
61
32
setuju, dan 61 𝑥 100% = 52,45% menyatakan tidak setuju.
siswa putra peserta ekstra kurikuler senam terhadap pembelajaran senam lantai
guling belakang SMP Widya Sakti Denpasar. bahwa hasil perhitungan skor
Berdasarkan tabel 4.17 hasil diatas tentang persepsi siswa putra peserta
ekstra kurikuler senam terhadap pembelajaran senam lantai guling belakang SMP
Widya Sakti Denpasar, dibagi menjadi lima kategori diantaranya : kategori sangat
baik, kategori baik, kategori cukup, kategori kurang, kategori sangat kurang.
Setelah di masukan dalam rumus, skor yang di dapat untuk faktor kebutuhan
siswa adalah di posisi dengan skor 419. skor tersebut berada di posisi baik dimana
posisi baik itu adalah X lebih besar dari pada 350,00 dan lebih kecil 450,00,
berdasarkan perhitungan (350,00 < X < 450,00), sehingga hasil persepsi siswa di
kategorikan baik.
Jawaban
Pernyataan Faktor
NO Sangat Nilai
Kesenangan/Hobbi Sangat Tidak
Setuju Tidak
Setuju Setuju
Setuju
Saya mengikuti pembelajaran
14 senam lantai guling belakang 12 11 1 1 84
tanpa terbebani atau tertekan
Saya bersemangat mengikuti
15 pembelajaran senam lantai 12 13 0 0 87
guling belakang
Saya malas memperhatikan
16 1 2 10 12 42
teknik guling belakang yang
77
Jumlah 41 44 44 21 150
yang memilih sangat setuju berjumlah 41, setuju berjumlah 44, tidak setuju
berjumlah 44 dan sangat tidak setuju berjumlah 21, jadi hasil keseluruhan
berjumlah 150.
Jumlah 25 84
𝑓 48
Berdasarkan tabel 4.19 nilai P = 𝑁 𝑥 100% yakni; 84 𝑥 100% = 57,14%
33
menyatakan sangat setuju, dan 𝑥 100% = 39,28% menyatakan setuju, dan
84
2 1
𝑥 100% = 2,38% menyatakan tidak setuju, dan 𝑥 100% = 1,19%
84 84
𝑓 48
Berdasarkan tabel 4.20 nilai P = 𝑥 100% yakni; 𝑥 100% =
𝑁 87
39
55,17% menyatakan sangat setuju, dan 𝑥 100% = 44,82% menyatakan
87
setuju.
𝑓 4
Berdasarkan tabel 4.21 nilai P = 𝑁 𝑥 100% yakni; 𝑥 100% = 9,52%
42
6
menyatakan sangat setuju, dan 𝑥 100% = 14,28% menyatakan setuju, dan
42
20 12
𝑥 100% = 47,61% menyatakan tidak setuju, dan 𝑥 100% = 28,57%
42 42
ketika teman saya dapat melakukan gerakan guling gerakan belakang lebih baik
dari saya.
𝑓 64
Berdasarkan tabel 4.22 nilai P = 𝑥 100% yakni; 𝑥 100% =
𝑁 91
27
70,32% menyatakan sangat setuju, dan 𝑥 100% = 29,67% menyatakan
91
setuju.
𝑓 3
Berdasarkan tabel 4.23 nilai P = 𝑁 𝑥 100% yakni; 𝑥 100% = 6,66%
45
36
menyatakan setuju, dan 𝑥 100% = 80% menyatakan tidak setuju,dan
45
6
𝑥 100% = 13,33% menyatakan sangat tidak setuju.
45
𝑓 24
Berdasarkan tabel 4.24 nilai P = 𝑥 100% yakni; 𝑥 100% =
𝑁 56
30
42,85% menyatakan setuju, dan 𝑥 100% = 53,57% menyatakan tidak
56
2
setuju, dan 56 𝑥 100% = 3,57% menyatakan sangat tidak setuju.
guling belakang SMP Widya Sakti Denpasar. bahwa hasil perhitungan skor
faktor kesenangan/hobi.
Berdasarkan tabel 4.25 hasil diatas tentang persepsi siswa putra peserta
ekstra kurikuler senam terhadap pembelajaran senam lantai guling belakang SMP
Widya Sakti Denpasar, dibagi menjadi lima kategori diantaranya : kategori sangat
baik, kategori baik, kategori cukup, kategori kurang, kategori sangat kurang.
kesenangan/hobi adalah di posisi dengan skor 405. skor tersebut berada di posisi
baik dimana posisi baik itu adalah X lebih besar dari pada 350,00 dan lebih kecil
450,00, berdasarkan perhitungan (350,00 < X < 450,00), sehingga hasil persepsi
Jumlah 19 75 41 15 150
responden, yang memilih sangat setuju berjumlah 19, setuju berjumlah 75,
tidak setuju berjumlah 41, dan sangat tidak setuju berjumlah 15, jadi hasil
materi terlebih dahulu sebelum diberikan oleh guru termasuk senam lantai guling
belakang.
𝑓 24
Berdasarkan tabel 4.27 nilai P = 𝑥 100% yakni; 𝑥 100% = 32%
𝑁 75
42
menyatakan sangat setuju, dan 𝑥 100% = 56% menyatakan setuju, dan
75
8 1
𝑥 100% = 10,66% menyatakan tidak setuju, dan 𝑥 100% = 1,33%
75 75
𝑓 48
Berdasarkan tabel 4.28 nilai P = 𝑥 100% yakni; 𝑥 100% =
𝑁 66
18
72,72% menyatakan setuju, dan 𝑥 100% = 27,27% menyatakan tidak
66
84
setuju.
Sangat Setuju 4 1 4
Setuju 3 9 27
Tidak Setuju 2 11 22
Sangat Tidak Setuju 1 4 4
Jumlah 25 57
𝑓 4
Berdasarkan tabel 4.29 nilai P = 𝑁 𝑥 100% yakni; 𝑥 100% = 7,01%
57
27
menyatakan sangat setuju, dan 𝑥 100% = 47,36% menyatakan setuju, dan
57
22 4
𝑥 100% = 38,59% menyatakan tidak setuju, dan 𝑥 100% = 7,01%
57 57
𝑓 8
Berdasarkan tabel 4.30 nilai P = 𝑥 100% yakni; 𝑥 100% =
𝑁 71
85
54
11,26% menyatakn sangat setuju, dan 𝑥 100% = 76,05% menyatakan
71
8 1
setuju, dan 𝑥 100% = 11,26% menyatakan tidak setuju, dan 𝑥 100% =
71 71
bersama teman saat guru menjelaskan materi senam lantai guling belakang.
𝑓 12
Berdasarkan tabel 4.31 nilai P = 𝑥 100% yakni; 𝑥 100% =
𝑁 45
24
26,66% menyatakan setuju, dan 𝑥 100% = 53,33% menyatakan tidak
45
9
setuju, dan 45 𝑥 100% = 20% menyatakan sangat tidak setuju.
kepada guru mengenai materi senam lantai guling belakang jika belum jelas.
𝑓 40
Berdasarkan tabel 4.32 nilai P = 𝑁 𝑥 100% yakni; 84 𝑥 100% = 47,61%
86
42
menyatakan sangat setuju, dan 𝑥 100% = 50% menyatakan setuju, dan
84
2
𝑥 100% = 2,38% menyatakan tidak setuju.
84
siswa putra peserta ekstra kurikuler senam terhadap pembelajaran senam lantai
guling belakang SMP Widya Sakti Denpasar, bahwa hasil perhitungan skor
Berdasarkan tabel 4.33 hasil diatas tentang persepsi siswa putra peserta
ekstra kurikuler senam terhadap pembelajaran senam lantai guling belakang SMP
Widya Sakti Denpasar, dibagi menjadi lima kategori diantaranya : kategori sangat
baik, kategori baik, kategori cukup, kategori kurang, kategori sangat kurang.
Setelah di masukan dalam rumus, skor yang di dapat untuk faktor pola hidup
sehari-hari adalah di posisi dengan skor 398. skor tersebut berada di posisi baik
dimana posisi baik itu adalah X lebih besar dari pada 350,00 dan lebih kecil
450,00, berdasarkan perhitungan (350,00 < X < 450,00), sehingga hasil persepsi
Berdasarkan hasil analisis data ke empat faktor hasil persepsi siswa putra
kurikuler senam terhadap pembelajaran senam lantai guling belakang SMP Widya
Sakti Denpasar, dibagi menjadi lima kategori diantaranya : kategori sangat baik,
kategori baik, kategori cukup, kategori kurang, kategori sangat kurang. Setelah
dimasukan dalam rumus, skor yang didapat untuk keempat faktor adalah diposisi
dengan skor 1.728. Skor tersebut berada di posisi baik dimana posisi baik itu
adalah X lebih besar dari pada 1.458,34 dan lebih kecil 1.875,01. Berdasarkan
di kategorikan baik.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
putra ekstra kurikuler senam terhadap pembelajaran senam lantai guling belakang
SMP Widya Sakti Denpasar Tahun Pelajaran 2019/2020 berada dalam kategori
baik.
5.2 Saran
disampaikan yaitu:
olahraga tersebut.
88
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Rahman Saleh & Muhbib Abdul Wahab. (2004). Psikologi Suatu Pengantar
(Dalam Perspektif Islam). Jakarta: Kencana.
Abin Syamsuddin Makmun. (2004). Psikologi Remaja. Jakarta: Rineka Cipta.
Agus Mahendra. (2001). Pembelajaran Senam di Sekolah Dasar. Jakarta:
Depdikbud Dirjen Dikti P2TK.
Agus Mukholid. (2004). Pendidikan Jasmani. Jakarta: Yudistira.
Agus Suprijono. (2011). Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Anas Sudjiono. (2010). Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: RajaGrafindo.
Bimo Walgito. (2010). Pengantar psikologi umum. Yogyakarta: Andi Offset.
C. Asri Budiningsih. (2003). Belajar dan Pembelajaran Edisi Revisi. Yogyakarta:
UNY.
Dadan & Giri. (2010). Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan untuk Siswa
SD-MI Kelas V. Jakarta: Kemendiknas.
Deni Kurniawan. (2012). Pengaruh Fleksibilitas Tubuh terhadap Keterampilan
Senam Lantai di SMP Pasundan 2 Cimahi. Skripsi. Universitas
Pendidikan Indonesia.
Depdiknas. (2008). Materi Pelatihan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP). Jakarta: Depdiknas.
Lutan, Rusli. (2001). Asas-Asas Pendidikan Jasmani: Pendekatan Pendidikan
Gerak di Sekolah Dasar. Jakarta: Depdiknas
Mahmudi Sholeh. (1992). Olahraga Pilihan: Senam. Jakarta: Dirjen Dikti.
Miftah Thoha. (2011). Perilaku Organisasi, Konsep Dasar, dan Aplikasi. Jakarta:
RajaGrafindo.
Muhajir. (2007). Pendidikan Jasmani Olahraga & Kesehatan Untuk SMA Kelas
X. Bandung: Yudhistira.
Nurgiyantoro, Burhan. (2008). Statistik Terapan Untuk Penelitian Ilmu-Ilmu
Sosial. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Oemar Hamalik. (2008). Kurikulum dan pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Permendikbud. (2017). Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 24
Tahun 2016 tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar. Jakarta:
Kemdikbud.
Permendiknas. (2006). Peraturan Menteri Depdiknas Nomor 22 Tahun 2006
tentang Standar Isi Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta:
Depdiknas.
Resmaningrum. (2015). Implementasi Kurikulum 2013 dalam Pembelajaran
Bahasa Indonesia di SMPN 4 Kalasan. Skripsi. Yogyakarta: UNY.
Roji. (2007). Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan untuk SMP Kelas VII.
Jakarta: Erlangga.
Sardiman. (2011). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja
Grafindo.
Slameto. (2003). Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta:
Rineka Cipta.
_ _ _ _ _. (2010). Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.Jakarta:
Rineka Cipta.
Sri Rumini, dkk. (1995). Psikologi Pendidikan. UPP IKIP Yogyakarta.
Yogyakarta: Transit
Sri Sunarsih, dkk. (2006). Pendidikan Jasmani dan Kesehatan Penjasorkes.
Jakarta: Erlangga.
Sugihartono, dkk. (2007). Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press.
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Suharsimi Arikunto. (2013). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta: Rineka Cipta.
Sutrisno Hadi. (1991). Analisis Butir Untuk Instrumen Angket, Tes, dan Skala
Nilai Dengan Basica. Yogyakarta: Andi Offset.
Syarifudin, B. (2010). Panduan TA Keperawatan dan Kebidanan dengan SPSS.
Yogyakarta: Nuha Medika.
Winarno Surakhmad. (1994). Pengantar Ilmiah dan Dasar Metode Teknik.
Bandung.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Berikut ini adalah rincian jumlah siswa putra peserta ekstra kurikuler senam SMP
Tabel. Populasi siswa putra peserta ekstra kurikuler senam SMP Widya
Sakti Denpasar.
No Nama Siswa
2 I Wayan Wiratama
3 I Wayan Kusumayadi
24 I kadek Febryawan
25 I Putu Arsadana
SISWA MELAKSANAKAN PENGISIAN ANGKET
FOTO BERSAMA DENGAN IBU GURU OLAHRAGA SMP WIDYA SAKTI DENPASAR