You are on page 1of 4

Jurnal Wahana Pendidikan, 7(1), 1-5, Januari 2020

P-ISSN: 2355-2425 dan E-ISSN : 2715-6796

https://jurnal.unigal.ac.id/index.php/jwp

PENGARUH PEER TEACHING MODEL TERHADAP TEKNIK DASAR PASSING BAWAH DAN PASSING ATAS PERMAINAN BOLA VOLI

1 2, 3, 4 5
Muhamad Apriansyah , Rizka Oktavia Dadan Maulana , Dr. Ega Trisna Rahayu, S.Pd., M.Pd , Asep Suherman S. Pd M. Pd
1
Universitas Singaperbangsa Karawang, Jl. HS.Ronggo Waluyo, Puseurjaya, Telukjambe Timur, Karawang, Jawa Barat 41361 , Indonesia
Email: 2110631070139@student.unsika.ac.id
ABSTRACT
Peer teaching is when one student instructs another student or a tutor who is also a student. The peer teaching approach (also known as peer teaching) is a cooperative learning strategy that encourages co -
workers' pupils to appreciate and understand one another. Students benefit from this peer instructor (peer teaching) since they are more involved in the learning process and may perhaps work through prob -
lems together. The purpose of this study is to look at the effectiveness of using peers as tutors after students have completed classroom instruction. It is common for one student to help another who is having
difficulty understanding what is being taught in class. In order to maximize the effectiveness of the information transfer, peer tutoring is most effective when conducted with no more than 20 pupils. Edunomic |
2014 Volume 2 Issue 2 81 comprehensive and easily digestible for buddies. Since there are fewer students using the peer tutor learning strategy, the students acting as tutors don't quickly get exhausted from
having to repeat teaching aloud and/or provide feedback about the information covered to their peers one by one. By assessing students in SMA Negeri 1 Telagasari class XI IPS 3 on their ability of the basic
volleyball passing method, this study aimed to evaluate the efficacy of the peer teaching learning model in developing students' motor or psychomotor abilities. Methodologically, a controlled experiment with
pre- and post-test administrations was used. The study group consisted of 22 pupils while the tutoring group consisted of 4 individuals. The students in one group are taught by their peers, while the instructors
in the other group follow the more conventional curriculum.
Keywords: Students, Peer Teaching Model, Research
ABSTRAK
Peer teaching adalah ketika seorang siswa mengajar siswa lain atau tutor yang juga seorang siswa. Pendekatan peer teaching (juga dikenal sebagai peer teaching) adalah strategi pembelajaran kooperatif
yang mendorong siswa rekan kerja untuk menghargai dan memahami satu sama lain. Siswa mendapat manfaat dari instruktur sebaya (peer teaching) karena mereka lebih terlibat dalam proses pembelajaran
dan mungkin dapat mengatasi masalah bersama. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat keefektifan penggunaan teman sebaya sebagai tutor setelah siswa menyelesaikan pengajaran di kelas. Adalah
umum bagi seorang siswa untuk membantu siswa lain yang mengalami kesulitan memahami apa yang diajarkan di kelas. Untuk memaksimalkan efektivitas transfer informasi, tutor sebaya paling efektif bila
dilakukan dengan tidak lebih dari 20 murid. Pendidikan | 2014 Volume 2 Issue 2 81 lengkap dan mudah dicerna sobat. Karena siswa yang menggunakan strategi pembelajaran tutor sebaya lebih sedikit, siswa
yang bertindak sebagai tutor tidak cepat lelah karena harus mengulang pengajaran dengan suara keras dan/atau memberikan umpan balik tentang informasi yang disampaikan kepada teman sebayanya satu
per satu. Dengan menilai kemampuan passing dasar bola voli siswa SMA Negeri 1 Telagasari kelas XI IPS 3, penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi keefektifan model pembelajaran peer teaching dalam
mengembangkan kemampuan motorik atau psikomotorik siswa. Secara metodologis, percobaan terkontrol dengan administrasi pra dan pasca tes digunakan. Kelompok belajar terdiri dari 22 siswa sedangkan
kelompok bimbingan belajar terdiri dari 4 orang. Siswa dalam satu kelompok diajar oleh teman sebayanya, sedangkan instruktur di kelompok lain mengikuti kurikulum yang lebih konvensional.
Kata Kunci: Siswa, Peer Teaching Model, Penelitian,

Cara sitasi:
Amam, A. & Noto, M. S. (2019). Judul Ditulis dalam Bahasa Indonesia. Jurnal Wahana Pendidikan, 7 (1), 01-05
Sejarah Artikel:
dikirim____________, Direvisi_____________, Diterima.

PENDAHULUAN
Untuk menumbuhkan lingkungan belajar yang interaktif dan mempromosikan keterlibatan siswa yang aktif, sangat penting dalam lingkungan pendidikan untuk mengadopsi
model pembelajaran yang berhasil. Peer teaching atau tutor sebaya adalah strategi pembelajaran yang paling diminati.
Peer teaching melibatkan siswa dalam proses belajar mengajar sebagai instruktur. Mereka memberikan pengetahuan satu sama lain melalui pertukaran pengetahuan,
memimpin diskusi kelompok, dan saling memberi umpan balik. Metodologi ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman konseptual siswa serta kemampuan sosial dan
komunikasi mereka. Tutor sebaya meningkatkan kinerja siswa, menurut penelitian sebelumnya. Karena fakta bahwa masalah tersebut hanya didiskusikan oleh rekan mereka
sendiri, interaksi siswa membantu mereka untuk lebih memahaminya.
Untuk memastikan bahwa semua tujuan pembelajaran tercapai, teknik tutor sebaya mengandalkan siswa dengan tingkat retensi yang tinggi untuk mengajarkan konten
kepada teman sekelasnya yang mengalami kesulitan. Pendekatan peer tutoring menggabungkan pengertian mastery learning dengan penggunaan penguatan.
Pendekatan pengajaran ini juga mendorong siswa untuk terhubung dan bekerja sama secara bertanggung jawab. Ketika mereka harus membagikan keahlian mereka kepada
orang lain dan juga menyerap sudut pandang orang-orang di sekitar mereka, mereka mendapatkan kepercayaan diri yang lebih besar.
Memilih siswa sebagai instruktur yang telah menguasai topik dan dapat membantu guru membimbing pembelajaran merupakan salah satu faktor yang mendukung
keberhasilan peer teaching. Penelitian ini menggali lebih jauh tentang kemanjuran paradigma pembelajaran kelas peer-teaching dan faktor pendukungnya. Dengan demikian,
diyakini bahwa hasil penelitian ini dapat memberikan wawasan baru bagi para guru tentang bagaimana meningkatkan praktik mereka.
Mengajar siswa bagaimana berbicara di depan kelompok, dalam hal ini dengan menyuruh mereka mendidik teman sebayanya, adalah keuntungan paling penting dari strategi
tutor sebaya. Hal ini memungkinkan mereka untuk mengalami baik sukacita dan rasa sakit dari les. Tutor sebaya juga dapat memudahkan instruktur untuk memberikan
pengetahuan dan menghilangkan kebosanan yang konstan.
Jurnal Wahana Pendidikan, 7(1), 1-5, Januari 2020
P-ISSN: 2355-2425 dan E-ISSN : 2715-6796

METODE PENELITIAN
Tujuan peneliti dalam penelitian deskriptif kuantitatif ini adalah untuk mengetahui tingkat kemampuan fundamental bola voli siswa. Sebagai hipotesis dalam penelitian ini,

kami hanya ingin mendefinisikan kemampuan dasar atau tingkat keterampilan siswa yang bermain bola voli. Dengan kata lain, tidak ada perbandingan atau korelasi antar

variabel dalam penelitian variabel bebas ini. Sebuah survei menggunakan metode tes dan pengukuran adalah metodologi penelitian.

Arikunto (2012) mendefinisikan tes sebagai salah satu media atau teknik yang disusun secara konsisten dan objektif yang digunakan untuk mengumpulkan data atau

informasi tentang seseorang secara cepat dan akurat. Sudut pandang ini mengarah pada kesimpulan bahwa tes merupakan salah satu instrumen yang sah dan sering

digunakan dalam penelitian. Sesuai dengan kajian yang akan dilakukan, ujian tersebut memuat pedoman dan pantangan tertentu. Ujian diberikan dalam dua tahap: pretest

dan posttest. Hasil pretest digunakan untuk mengukur seberapa baik perkembangan motorik halus anak sebelum diberikan perlakuan, dan hasil posttest digunakan untuk

mengukur seberapa baik perkembangan motorik halus siswa setelah diberikan perlakuan melalui kegiatan dalam permainan Macam-macam permainan Permainan Tali Karet

(Kiorroga).

Dalam penelitian ini hanya ada satu variabel yaitu derajat kemampuan dasar bola voli. Tingkat keberhasilan yang gigih dalam mencapai suatu tujuan dengan sukses dan

efisien dalam permainan bola voli dipengaruhi oleh kecepatan, ketepatan, bentuk, dan pengendalian diri. Ujian keterampilan bola voli akan digunakan untuk mengevaluasi

kemampuan passing bawah dan passing atas siswa SMA antara usia 15 dan 18 tahun. Kami melakukan pre-testing dan post-testing pada 26 siswa dari kelas IPS 3 SMA

Negeri 1 Telagasari di kelas 12. Alat pembelajaran terdiri dari 30 detik passing bawah dan 30 detik passing atas, dengan skor satu diberikan untuk setiap percobaan yang

benar.

Teknik Data yang terkumpul akan benar-benar dimasukkan melalui SPSS Transformation 26. Uji N-gain score, uji normalitas Kolmogorov-Smirnov, uji homogenitas

menggunakan statistik Levene, dan uji sampel berpasangan adalah uji statistik yang digunakan.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Dalam penelitian ini, penulis mengolah dan menganalisis data untuk mempelajari teknik dasar passing atas dan bawah yang digunakan dalam pertandingan bola voli
perguruan tinggi dan sekolah menengah atas. Berdasarkan hal tersebut, penulis mencoba menguji keefektifan model pengajaran sebaya pada dasar-dasar underpassing dan
overpassing dalam permainan bola voli di SMAN 1 Telagasari dengan menggunakan desain kelompok kontrol pretest-posttest.Hasil Uji Normalitas
Uji Normalitas itu bertujuan untuk mengetahui data apakah meneyebar secara normal atau tidak

Tests of Normality

a
Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk

Kelas Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Hasil Tes Passing Bawah Dan Passing Atas Pre-Test .187 26 .019 .843 26 .001

Post-Test .243 26 .000 .850 26 .001

1. Hasil Uji Homogenitas

Metode uji statistik yang disebut uji homogenitas berupaya menunjukkan bahwa dua atau lebih kumpulan sampel data diambil dari populasi dengan varians yang sama.

2. Hasil Uji Wilcoxon

Tujuan tes ini adalah untuk menentukan apakah hasil dari dua pengamatan berpasangan data bervariasi atau tidak. Hanya data tipe interval atau rasio—di mana data tidak
mengikuti distribusi normal—yang dikenai uji peringkat bertanda Wilcoxon.

Wilcoxon Signed Ranks Test


Jurnal Wahana Pendidikan, 7(1), 1-5, Januari 2020
P-ISSN: 2355-2425 dan E-ISSN : 2715-6796

KESIMPULAN
Banyak pendekatan pedagogis yang berbeda tersedia bagi pendidik untuk digunakan di dalam kelas. Strategi pembelajaran dipilih dan disesuaikan dengan topik yang ada

untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Teknik pembelajaran yang digunakan dalam kegiatan kelas harus membangkitkan rasa ingin tahu siswa terhadap materi pelajaran

yang dibahas. Instruksi rekan menjadi lebih digunakan sebagai metode pendidikan. Sebenarnya, ketika siswa dan guru bekerja sama, semua orang mendapat manfaat dari

kebosanan yang berkurang. Di Indonesia, pendidikan semacam ini dikenal dengan istilah “peer tutoring”. Semacam pembelajaran kooperatif, peer tutoring (juga dikenal

sebagai peer teaching) menugaskan siswa tertentu (sering mereka yang lebih maju) peran guru, sedangkan siswa lain mengambil peran siswa. Guru mungkin lebih tua dari

siswa atau siswa itu sendiri, tergantung pada situasinya. Tutor sebaya membantu siswa belajar pada tingkat kelas yang sama dan meningkatkan keterampilan

mendengarkan, konsentrasi, dan pemahaman mereka karena penjelasan diberikan dalam bahasa yang lebih familiar. Semua rangsangan (rangsangan yang menarik

perhatian dan dorongan untuk belajar) harus mudah diimplementasikan, dan proses belajar harus dibuat lebih disukai dan menyenangkan, jika pengetahuan ingin

disampaikan dengan benar. Jika semua bahan dan alat peraga yang diperlukan telah disiapkan sebelumnya, maka pengajaran akan berjalan lancar.

REKOMENDASI
Untuk penelitian selanjutnya kalian yang mau penelitian berupa Riset/Survey/Observasi/wawancara bisa di sekolah SMP Annihayah Rawamerta

UCAPAN TERIMAKASIH
Terimakasih kepada Bapak Kepala Sekolah SMA 1 Telagasari Bpk. Dr. R. EMAN SULAEMAN, M.Pd yang telah membantu dan mengijinkan dalam kegiatan penelitian

yang dilakukan. Melakukan Riset/Survey/Observasi/wawancara untuk memenuhi tugas mata kuliah Pembelajaran Penjas dengan dosen pengampu Ibu Ega Trisna

Rahayu,S.Pd.,M.Pd

DAFTAR PUSTAKA

https://journal.lppmunindra.ac.id/index.php/Deiksis/article/download/3076/2339
Rijalulah. (2013).Model Pembelajaran Tutor Sebaya dalam Pembelajaran BTQ. Jakarta:STAINU.

Anggorowati, Ningrum P. (2011). Penerapan

Model Pembelajaran Tutor Sebaya pada

Mata Pelajaran Sosiologi. Jurnal Komunitas,

3(1). DOI:

https://doi.org/10.15294/komunitas.v3i1.2

303

Mulyadi. (2010). Diagnosa Kesulitan Belajar &

Bimbingan Terhadap Kesulitan Belajar

Khusus. Yogyakarta: Nuha Litera.

Sutikno, M. Sobry. 2009. Belajar dan

Pembelajaran Upaya Kreatif

dalam Mewujudkan Pembelajaran

yang Berhasil. Bandung: Prospect.

Teacher Creative Corner. 2010.

Pembelajaran Dengan Methode

Tutor Teman Sebaya. [Online].


Jurnal Wahana Pendidikan, 7(1), 1-5, Januari 2020
P-ISSN: 2355-2425 dan E-ISSN : 2715-6796

Tersedia:

http://baliteacher.blogspot.com/201

0/02/pembelajaran-dengan-

methode-tutor-teman.html. [9

Januari 2012].

Dossuwanda. 2008. Pengelolaan

Pembelajaran Tutor Sebaya.

[Online]. Tersedia:

(http://dossuwanda.wordpress.com/2

008/04/18/pengelolaan-

pembelajaran-tutor-sebaya/. [9

Januari 2012].

Paktris. 2011. Metode Peer Teaching.

[Online]. Tersedia:

http://paktris.wordpress.com/2011/

06/15/metode-peer-teaching/. [9

Januari 2012].

(Febianti, 2014) PEER TEACHING (TUTOR SEBAYA) SEBAGAI METODE PEMBELAJARAN UNTUK MELATIH SISWA MENGAJAR.

(Megawati, 2019) PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN PEER TEACHING DALAM PENGAJARAN TENSES PADA MAHASISWA EFL.

(Khoiriyah, 2021) Peer Teaching sebagai Metode Pembelajaran untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pembuatan Busana Industri.

(Hayati & Sitompul, 2017) MODEL PEMBELAJARAN GERAK DASAR PADA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN.

You might also like