You are on page 1of 38

STRATEGI PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR DAN

MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI PROGRAM


ASRAMA KELAS AKHIR BAGI SISWA KELAS XII DI
PONDOK PESANTREN MAMBAUL ULUM BATA-BATA
PAMEKASAN
Zainal Abrori
Institut Agama Islam Al-Khairat Pamekasan
abrorzain74@gmail.com
ABSTRACT
Strategies to Improve Student Achievement and Learning Motivation,
namely by using several methods applied in learning, the existence of supporting
and inhibiting factors in improving student achievement and motivation, and how
to overcome these obstacles.
This study uses a qualitative approach and descriptive type. The data in the
study were collected through interviews, observation, and documentation
methods, and then analyzed using the interactive analysis of the Miles and
Huberman model.
Based on the results of the study, it can be concluded: First, the strategies
commonly used by teachers vary, such as the lecture method, question and
answer, discussion, group work and the method of giving assignments. Second,
the supporting factor in increasing student achievement and motivation is the use
of various methods to avoid a vacuum and boring learning atmosphere and the
existence of student motivation, both intrinsic and inquiry methods, all of which
lead to the spirit of student learning. Third, how to overcome obstacles in
increasing student achievement and motivation: Anticipatory steps by providing
additional guidance to underprivileged students specifically and more intensively.
In addition, it must also build good communication between teachers and
students, between teachers and parents. Teachers also have to establish a good
emotional relationship with students.
Keywords: Strategy, Learning Motivation, Learning Achievement, Boarding
Program.

ABSTRAK
Strategi Peningkatan Prestasi dan Motivasi Belajar Siswa, yaitu dengan
menggunakan beberapa metode yang diterapkan di dalam pembelajaran, adanya
faktor pendukung dan penghambat dalam meningkatkan prestasi dan motivasi
belajar siswa, dan cara mengatasi hambatan-hambatan tersebut.

1
2

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan jenis deskriptif.


Data dalam penelitian dikumpulkan melalui metode wawancara, observasi, dan
juga dokumentasi, dan kemudian dianalisis dengan analisis interaktif model Miles
and Huberman.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan: Pertama, Strategi yang
biasa digunakan guru bervariasi yakni seperti metode ceramah, Tanya jawab,
diskusi, kerja kelompok dan metode pemberian tugas. Kedua, Faktor pendukung
dalam meningktakan Prestasi dan Motivasi Belajar Siswa adalah penggunaan
metode yang beragam untuk menghindari suasana belajar vakum dan
membosankan serta adanya motivasi siswa, baik metode intrinsik maupun metode
inquiri yang kesemuanya mengarah pada semangat belajar siswa. Ketiga, Cara
mengatasi hambatan dalam meningkatkatan Prestasi dan Motivasi Belajar Siswa:
Langkah antisipatif dengan memberikan bimbingan tambahan kepada siswa
kurang mampu secara khusus dan lebih intensif. Selain itu, juga harus
membangun komunikasi yang baik antar guru dan siswa, antar guru dan orang tua.
Guru juga harus menjalin hubungan emosional yang Baik dengan siswa.

Kata Kunci: Strategi, Motivasi Belajar, Prestasi Belajar, Program Asrama.


A. PENDAHULUAN

UNESCO mengemukakaan bahwa pendidikan disokong empat pilar

yang disebut dengan pilar pendidikan yakni: Learning to Know, Learning to

Do, Learning to Be, dan learning to Live Together.1

Pendidikan adalah suatu proses di dalam menemukan transformasi

baik dalam diri, komunitas maupun lingkungannya yang bersifat universal

dan akan berlangsung secara terus menerus dan tidak terputus dari generasi

ke generasi. Oleh sebab itu, proses pendidikan yang benar adalah

membebaskan seseorang dari berbagai kungkungan, intimidasi, dan

eksploitasi. Dengan demikian, sekolah merupakan komponen yang sangat

besar dalam menjalankan kehidupan. Sejak dalam rentang kehidupan

1
Edward Purba Yusnadi, Filsafat Pendidikan (Medan: UNIMED Press, 2014), 72.
3

manusia, sekolah merupakan tolak ukur untuk mencapai perkembangan

nilai-nilai kehidupan. Untuk mencapai hal tersebut membutuhkan motivasi.

Menurut Biggs dan Tefler menyatakan bahwa motivasi belajar pada

siswa dapat menjadi lemah, motivasi yang lemah atau tidak adanya motivasi

untuk belajar akan melemahkan latihan, sehingga sifat hasil belajar akan

rendah.2

Weiner menyatakan bahwa siswa yang didorong untuk sukses akan

bekerja lebih rajin daripada individu yang dibujuk untuk tidak gagal. Oleh

karena itu, siswa yang memiliki motivasi untuk berhasil harus diberikan

pekerjaan percobaan dan sebaliknya jika siswa yang memiliki semangat

untuk tidak gagal harus diberikan posisi yang memungkinkan untuk

dikerjakannya dengan hasil yang baik.3

Nashar mengungkapkan, jika asumsi atau motivasi belajar muncul

setiap kali Anda belajar, hampir pasti, hasil belajar anda akan meningkat.

Banyak bakat siswa tidak tercipta karena mereka tidak memiliki proses

berpikir yang sesuai dengan kemampuan mereka. Dengan asumsi siswa

mendapat alasan sesuai dengan kemampuannya, maka, pada saat itu, energi

luar biasa diberikan sehingga hasil belajar yang mengejutkan tercapai. 4 Mutu

pendidikan di sekolah sebagian besar dikendalikan oleh kemampuan seorang

2
Dimyati, Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran (Jakarta: Depdikbud, 1994), 98.
3
Soemanto, Wasty, Psikologi Pendidikan (Malang: Rineka Cipta, 2003), 190.
4
Nashar, Peranan Motivasi dan Kemampuan Awal Dalam Kegiatan Pembelajaran (Jakarta: Delia
Press, 2004), 5.
4

pengajar dalam menyelesaikan kewajibannya, dengan alasan bahwa pendidik

mengambil bagian utama dalam proses pengajaran dan pembelajaran.5

Di dalam pendidikan agar tercipta suatu tujuan pendidikan maka

seorang guru harus bisa melaksanakan atau menyelenggarakan sebuah

kegiatan dimana hal tersebut sebagai tugas utamanya yaitu penyelenggaraan

kegiatan pembelajaran.6 Sedangkan dalam penyelenggaraan pembelajaran

baik itu yang termasuk dalam mata pelajaran umum atau agama, agar dapat

berlangsung dengan baik, efektif dan efisien, maka seorang guru haruslah

memiliki gambaran dan wawasan yang luas serta menyeluruh mengenai

strategi dalam pembelajarannya.

Strategi pembelajaran dapat didefinisikan menjadi dua istilah yaitu

strategi merupakan cara dan seni menggunakan sumber daya untuk mencapai

tujuan tertentu, sedangkan pembelajaran menurut Degeng dalam bukunya

Made berarti upaya membelajarkan siswa.7 Maka dari itu, dapat dikatakan

bahwa strategi pembelajaran yaitu cara dan seni seorang pendidik dalam

membelajarkan siswa/peserta didik dengan berbagai sumber belajar agar

tujuan tercapai. Sementara itu, Wina Sanjaya dalam bukunya Abdul Majid

yang mengutip pemikiran dari J.R David mengatakan bahwa metodologi

pembelajaran mengandung arti perencanaan. Hal ini mengandung pengertian

5
Mawi Khusni Albar, Strategi Pembelajaran Aktif (Yogyakarta: Prudent Media, 2013), 2-3.
6
Iskandarwassid, Dadang Sunendar, Strategi Pembelajaran Bahasa (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2008), 1.
7
Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer: Suatu Tinjauan Konseptual
Operasional (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), 2.
5

bahwa sistem pada hakekatnya masih diterapkan berkenaan dengan pilihan-

pilihan yang akan diambil dalam suatu pelaksanaan pembelajaran. Karena

sistem pembelajaran ini masih bersifat konseptual, maka digunakan strategi

pembelajaran tertentu untuk melaksanakannya. Secara keseluruhan, sistem

adalah "pengaturan aktivitas untuk mencapai sesuatu".8

Terkait dengan penggunaan strategi pembelajaran, pada saat ini masih

sering sekali kita menemukan atau menjumpai guru yang kurang

memperhatikan strateginya dalam mengajar. Sebagian guru mengajar dengan

strategi yang itu-itu saja, ada juga yang tidak paham dengan strategi yang

dibawakannya dalam pembelajaran dan cenderung monoton, sehingga

membuat peserta didik bosan dan tidak memperhatikan. Mereka merasa apa

yang disampaikan sudah bisa diterima oleh peserta didik dengan baik, akan

tetapi kenyataannya materi yang disampaikan tersebut belum bisa diterima

dan bahkan ada yang tidak mengerti sama sekali apa yang disampaikan oleh

guru tersebut. Maka dari itu, dengan berbagai macam strategi pembelajaran

beserta dengan kelebihan dan kelemahannya, sebagai seorang guru dituntut

untuk bisa memilah strategi-strategi tersebut agar bisa diterapkan. Kemudian

guru diisyaratkan bisa memahami setiap pokok materi secara tuntas,

pembelajaran di bangun dengan kegiatan-kegiatan bervariasi, memiliki

orientasi untuk menyelesaikan pembelajaran dengan tahapan tepat dan jelas,

menetapkan waktu yang tepat untuk melakukan proses pembelajaran, dan


8
Abdul Majid, Belajar dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (Bandung: PT Remaja Rosda
Karya, 2012), 130.
6

mampu melakukan penilaian tentang daya serap yang dimiliki siswa

sehingga dapat ditetapkan bahwa siswa sukses dalam pembelajaran.9

Salah satu bentuk lembaga pendidikan keagaman Islam di Indonesia

adalah pondok pesantren. Pesantren sebagai sebuah lembaga pendidikan

Islam merupakan lembaga pendidikan dan penyiaran agama Islam.10

Pesantren juga merupakan basis pendidikan yang paling mapan di Indonesia

karena sesuai dengan perjalanan penyebaran Islam di Indonesia. Hal ini

ditegaskan dengan berdirinya pondok pesantren sejak abad kelima belas.

Dalam konteks kekinian, lembaga pendidikan pesantren yang berfungsi

sebagai sebuah lembaga pendidikan harus mengadakan perubahan dan

pembaharuan guna menghasilkan output (lulusan) atau generasi yang

tangguh, berpengetahuan luas dengan kekuatan jiwa pesantren serta

keteguhan mengembangkan pengetahuan yang tetap bersumber pada al-

Qur’an dan al-Hadis.

Achmad Muchaddam Fahham menyatakan bahwa pesantren sejatinya

telah lama banyak berubah. Jika dahulu pesantren hanya mengajarkan kitab

kuning, kini kurikulum pesantren telah mengadopsi kurikulum madrasah,

banyak juga yang mengadopsi kurikulum sekolah, bahkan banyak pesantren

yang menyusun kurikulumnya sendiri dengan menggabungkan antara

kurikulum madrasah dengan kurikulum sekolah sekaligus. Itu berarti bahwa

9
Didi Supriadie, Deni Darmawan, Komunikasi Pembelajaran (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2012), 126.
10
Dawam Rahardjo, Pergulatan Dunia Pesantren Dari Bawah (Jakarta: P3M, 1985), 4.
7

pesantren kini telah mengajarkan ilmu-ilmu umum seperti matematika, sains,

ilmu pengetahuan sosial, pendidikan kewarganegaraan dan lain sebagainya

sebagaimana layaknya lembaga pendidikan madrasah atau sekolah.11

Dilihat dari segi jumlah, perubahan yang besar ini sama sekali tidak

mengenyahkan pesantren dari akar sosialnya. Pesantren pada umumnya

memiliki kapasitas sebagai: 1) lembaga edukatif yang menggerakkan

informasi dan kualitas Islam yang ketat, 2) yayasan yang ketat yang

melakukan kontrol sosial, dan 3) organisasi yang ketat yang melakukan

perancangan sosial.12

Sebagai lembaga pendidikan Islam, pesantren tidak hanya bertugas

menyelenggarakan pengajaran saja. Akan tetapi harus mendidik santri-

santrinya sebagai peserta didik menuju insan yang paripurna. Berawal dari

sini, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa secara ideal pesantren harus

didukung elemen-elemen dasar sehingga mampu menjalankan tugas dan

perannya sebagai lembaga pendidikan Islam.

Di asrama kelas akhir Pondok Pesantren Mambaul Ulum Bata-Bata

Pamekasan Panaan Palengaan Pamekasan ini, kiai dan kordinator asrama

kelas akhir bertindak sebagai motivator, supervisor dan sekaligus guru yang

mengajarkan ilmu-ilmu keagamaan. Guru-guru sebagai pelaksana dari kiai

dibekali dan diberikan bekal keguruan seperti metode-metode, strategi,


11
Achmad Muchaddam Fahham, Pendidikan Pesantren: Pola Pengasuhan, Pembentukan
Karakter, dan Perlindungan Anak (Jakarta: P3DI Sekjen DPR RI, 2015), 1.
12
M. Sulthon Masyhud, Moh. Khusnurdilo, Manajemen Pondok Pesantren (Jakarta: Diva Pustaka,
2003), 6.
8

kesiapan dan persiapan mengajar agar guru-guru mudah berinteraksi secara

kondusif dengan siswa sehingga pembelajaran terlaksana dengan mudah,

efektif, edukatif dan menyenangkan yang orintasinya mengarah pada

berbagai ilmu agama sebagai betuk upaya pesantren dalam mempertahankan

serta melestarikan tradisi kutubut turats dalam dunia pesantren yang saat ini

mulai mengalami pergeseran.

Berangkat dari hal tersebut, Maka penulis tertarik untuk

mengeksplorasi dengan judul “ Strategi Peningkatan Prestasi Belajar &

Motivasi Belajar Siswa Melalui Program Asrama Kelas Akhir Bagi Siswa

Kelas XII Pondok Pesantren Mambaul Ulum Bata-Bata Pamekasan”.

B. METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan kualitatif

diskriptif.13 Dalam penelitian kualitatif, manusia adalah sebagai sumber data utama

dan hasil penelitiannya berupa kata -kata atau pernyataan yang sesuai dengan

keadaan sebenarnya (alamiah) yang menghimpun data primer melalui ketua, guru

atau pembimbing, serta beberapa orang siswa (anggota kursus). Guru dan

beberapa orang siswa yang dimaksud dijadikan sumber data utama karena

mereka merupakan objek utama dalam pelaksanaan proses penelitian dan

proses belajar mengajar, adapun data skunder dalam penelitian ini diperoleh

melalui ketua asrama atau lebih sering disebut sebagai penanggung jawab

(Ust. Abd Latif Khusni, S.Pd.). Hal ini karena termasuk legalitas dalam

13
Moleong, Lexy, Metode penelitian kualitatif (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2005), 4.
9

penelitian yang terkait dengan penerapan strategi dan metode yang

diterapkannya. Begitu pula beberapa dokumentasi yang ada di kelas akhir

daerah A & H Pondok Pesantren Mambaul Ulum Bata-Bata Pamekasan

C. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Seorang peneliti dalam melakukan penelitian terlebih dahulu perlu

mengetahui gambaran secara umum tentang situasi dan kondisi tempat

ataupun keadaan yang akan dijadikan objek dalam penelitiannya. Hal ini

penting guna mengetahui tentang sumber data yang akan diambil melalui

penelitiannya baik yang berupa data primer ataupun data sekunder.

Apabila seorang peneliti telah memahami segala permasalahan yang

dihadapi, maka dengan mudah mereka dapat melakukan penelitian untuk

menemukan jawaban dari permasalahan penelitian yang telah

dirumuskan.

Pondok pesantren Mambaul Ulum Bata-Bata didirikan tahun 1943

M/ 1363 H oleh KH. Abd Majid yang tak lain adalah putra KH. Abd

Hamid dan cucu dari K Itsbat pendiri pondok pesantren Darul Ulum

Banyuanyar Pamekasan. Pada mulanya KH Abdul Majid menetap di

Banyuanyar sebagai pengasuh namun beliau hijrah ke daerah Panaan

Kecamatan Palengaan dan merintis pondok pesantren Bata-Bata disana.

Sedangkan kepemimpinan pondok pesantren Darul Ulum Banyuanyar

diserahkan kepada putra tertuanya, KH. Abd Hamid Baqir. Namun


10

karena tidak sepenuhnya berada di pesantren Banyuanyar ( pada saat itu

beliau masih berada di pulau jawa ikut berjuang melawan belanda,

khususnya di daerah Jember dan Banyuwangi, maka urusan pembinaan

dan kepemimpinan oleh KH. Baidawi (adik kandung KH. Abd. Majid).

Kepemimpinan KH Abd Majid berlangsung selama 14 tahun

terhitung mulai tahun 1943 M sampai dengan tahun 1957 M. Beliau

wafat pada tanggal 6 Syawal 1364 H/ 1957 M. Setelah wafatnya beliau ,

Selama dua tahun (1957–1959 M) pondok pesantren Mambaul Ulum

Bata Bata mengalami kekosongan kepemimpinan. Hal ini disebabkan

karena putra beliau, KH Abd Qadir masih belajar di Mekah sedangkan

menantunya, KH Ahmad Mahfudz Zayyadi (Ayah KH Abd Hamid,

pengasuh sekarang) sudah menetap di pondok pesantren Nurul Abror,

Alasbuluh, Wongsorejo, Banyuwangi. Untuk mengisi kekosongan itu,

KH Abd.Hamid Bakir (Putra KH Abd Majid, pengasuh PP Banyuanyar)

pulang-pergi Banyuanyar-Bata-Bata untuk memberikan pembinaan pada

dua pesantren sekaligus.

Pada tahun 1959 M, KH Abd Qadir pulang dari Mekah untuk

melanjutkan kepemimpinan di pondok pesantren Mambaul Ulum Bata-

Bata, Akan tetapi kepemimipinan beliau tidak berlangsung lama karena

pada tahun yang sama, tangga l5 Agustus 1959 beliau berpulang ke

Rahmatullah. Kemudian, untuk melanjutkan kepemimpinan pesantren,

keluarga besar pesantren meminta kesediaan KH Ahmad Mahfudz


11

Zayyadi yang selama 12 tahun bermukim di pondok pesantren Nurul

Abror Banyuwangi untuk pulang ke Bata-bata dan bersedia menjadi

pengasuh. Kepemimpinan KH Ahmad Mahfudz Zayyadi berlangsung

selama ±26 tahun (1959-1986 M). Beliau wafat pada hari Rabu tanggal

12 Ramadlan 1407 H/1986 M. Hingga akhirnya sejak 1987–sekarang

kepemimpinan Pondok Pesantren Mambaul Ulum Bata-Bata dilanjutkan

oleh KH.Abd. Hamid Ahmad Mahfudz Zayyadi. 14 Setelah beliau wafat,

kemudian Putra beliau RKH. M. Tohir Abd. Hamid melajutkan

perjuangannya, namun tak sampai satu tahun beliau wafat, dan kemudian

dilajutkan Oleh RKH. Moh. Faisol Abd. Hamid, yang merupakan adik

dari RKH. M. Tohir Abd. Hamid., adapun jumlah santri saat ini adalah

10.678

2. Paparan Data

Kehadiran peneliti di lapangan sangat penting guna dapat

melakukan observasi dan wawancara secara langsung dengan informan

yang dianggap representatif dalam memberikan informasi/data.

a. Strategi Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Melalui Program Asrama

Kelas Akhir Bagi Siswa Kelas XII Pondok Pesantren Mambaul Ulum

Bata-Bata.

14
Zainuddin Syarif, Dinamisasi Manajemen Pesantren dari tradisi hingga modern (Jogjakarta:
suka press 2007), 32-34
12

Berdasarkan hasil interview dengan ketua pengurus

Pondok Pesantren Mambaul Ulum Bata – Bata Panaan Palengaan

Pamekasan (Ust Nurul Hidayat) pada tanggal 20 Mei 2022 di

kantor Pondok Pesantren tentang strategi apa saja yang digunakan

dalam meningkatkan prestasi belajar santri di kelas akhir?, penulis

memperoleh data sebagai berikut:

“Peran kinerja guru memiliki peran yang sangat penting


dalam meningkatkan prestasi belajar siswa, meliputi
kemampuan individu guru dalam mengajar yang
didalamnya berisi mengenai tanggung jawab memantau
hasil belajar mengajar sebagai kewajiban guru dalam
mencerdaskan anak bangsa. Selain itu disiplin dalam
mengajar dan tugas lainnya berkaitan dengan pelaksanaan
tugas-tugas guru sebagai seorang pendidik dalam rangka
mencapai penyelenggaraan pendidikan yang bermutu, dan
juga melakukan interaksi dengan murid untuk menimbulkan
motivasi belajar agar lebih berprestasi dan juga sebagai
bentuk perhatian antara guru dengan muridnya. Diimbangi
dengan suatu kepribadian yang baik, jujur, dan obyektif
dalam membimbing siswa diperlukan agar dapat tercipta
suasana harmonis dalam mengajar, serta juga dengan
perasaan senang dalam pekerjaan, dapat dilihat dari
semangat guru dalam mengajar dan profesional guru dalam
mengajar peserta didiknya yang telah menjadi tugas dan
tanggung jawabnya”.15

Hal tersebut selaras dengan apa yang disampaikan Ka. Bid.

Pendidikan Pondok Pesantren Mambaul Ulum Bata-Bata; “Guru

yang bermutu sesuai bidangnya merupakan faktor utama dalam

menunjang hasil belajar siswa, nah dengan demikian dalam

15
Nurul Hidayat, S.Pd. Wawancara Dengan Ketua Pengurus Umum Ma’hadiyah, pada tanggal 27
Mei 2022 di kantor Pondok Pesantren.
13

rekrutmen tenaga pendidik sangat diperhatikan oleh pihak

Pendidikan Pesantren”16

Selanjutnya wawancara dengan bidang Pendidikan di

asrama kelas akhir Ustadz Ach Wahedi mengatakan:

“Minat belajar juga menentukan sukses atau gagalnya


kegiatan seseorang siswa terhadap suatu bidang studi. Siswa
yang mempunyai minat yang kuat prestasinya akan lebih
berhasil dibandingkan dengan siswa yang tidak memiliki
minat dalam belajar, begitu juga dengan motivasi, motivasi
ini merupakan daya gerak atau dorongan yang ada dalam
diri siswa, apabila motivasi ini muncul maka dorongan
untuk belajar juga meningkat dan prestasi belajarnya juga
akan lebih baik”17

Selanjutnya Wawancara dengan Ustadz Fitoriqil Mustaqim,

S.Pd. Salah satu satf pengajar asrama kelas akhir:

“Salah satu usaha yang pernah saya lakukan ketika proses


belajar mengajar untuk mencapai tujuan pengajaran adalah
penggunaan metode yang tepat. Saya selalu berusaha agar
metode yang saya gunakan sesuai dengan pokok bahasan
yang akan diajarkan”. dalam proses belajar mengajar saya
selalu mengusahakan memakai beberapa metode salah
satunya metode ceramah, tanya jawab, demonstrasi, metode
drill dan metode latihan. Metode ini disesuaikan dengan
materi yang diajarkan”18 yang mana dengan beberapa
metode yang saya terapkan akan mampu mendongkrak
prestasi siswa dengan hasil sempurna.

Sehingga dapat disimpulkan dari beberapa hasil wawancara

diatas faktor-faktor yang mempengaruhi meningkatnya prestasi

16
Muhyi, S.Pd. Ketua Bidang Pendidikan PP Mambaul Ulum Bata-Bata, Wawancara Langsung
(20 Mei 2022)
17
Khotibul Umam, M.Pd. Tenaga Pendidik Kelas akhir PP Mambaul Ulum Bata-Bata, Wawancara
Langsung (21 Oktober 2021)
18
Fitoriqil Mustaqim, S.Pd. Tenaga Pendidik Kelas akhir PP Mambaul Ulum Bata-Bata,
Wawancara Langsung (21 Oktober 2021)
14

belajar siswa yaitu faktor intern dan ekstren siswa yakni faktor

intern meliputi; kecerdasan siswa, bakat siswa, perhatian siswa,

kebiasaan belajar siswa, minat dan motivasi siswa. Sementara

faktor ekstren yang meliputi; lingkungan keluarga, sekolah dan

masyarakat. Terkait dengan masalah di atas, Muhibbin Syah

mengatakan bahwa, secara global faktor-faktor yang

mempengaruhi belajar siswa dapat kita bedakan menjadi tiga

macam yaitu: 1. Faktor internal (faktor dari dalam siswa), yakni

keadaan/kondisi jasmani dan rohani siswa. 2. Faktor eksternal

(faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan di sekitar siswa.

3. Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni jenis

upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang

digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-

materi pelajaran.

b. Faktor Pendukung dan Penghambat Strategi Peningkatan Prestasi

Belajar Siswa Melalui Program Asrama Kelas Akhir Bagi Siswa

Kelas XII Pondok Pesantren Mambaul Ulum Bata-Bata.

Prestasi belajar merupakan hasil yang dicapai oleh siswa,

setelah mengikuti pembelajaran sesuai dengan tingkat pemahamannya

terhadap pelajaran. Menurut hasil observasi yang peneliti lihat dari

data yang ada prestasi siswa Pondok Pesantren Mambaul Ulum Bata-

Bata Pamekasan semakin meningkat, sesuai dengan wawancara


15

dengan ketua pengurus Pondok Pesantren Mambaul Ulum Bata-Bata

Ustadz Nurul Hidayat, S.Pd. mengatakan bahwa;

“Prestasi belajar siswa Pondok Pesantren Mambaul Ulum


Bata-Bata meningkat dari tahun-tahun sebelumnya”19

Kemudian faktor-faktor yang mempengaruhi meningkatnya

prestasi belajar siswa di Pondok Pesantren Mambaul Ulum Bata-Bata

adalah melalui wawancara dengan Pengurus I Pondok Pesantren

Mambaul Ulum Bata-Bata Ustadz Kholilur Rahman, S.Pd.

Mengatakan bahwa;

“Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa


yaitu: faktor yang terdapat dalam dan dari luar diri siswa, lebih
lanjut beliau mengatakan bahwa tingkat kecerdasan siswa
sangat besar pengaruhnya terhadap keberhasilan belajarnya”.20

Jadi keberhasilan siswa dalam menyelesaikan pendidikan

dipengaruhi oleh faktor kecerdasan. Disamping kecerdasan yang

mempengaruhi meningkatnya prestasi belajar sesuai wawancara

dengan Kordinator program asrama kelas akhir Ustadz Abd Latif

Khusni, S.Ag. mengatakan bahwa:

“Saya melihat apabila siswa memasuki suatu pendidikan yang


sesuai dengan bakatnya, siswa akan memperoleh hasil yang
baik, maka kemungkinan besar siswa tersebut akan berhasil
dalam pendidikan dibandingkan dengan siswa yang tidak

19
Nurul Hidayat, S.Pd. Wawancara dengan Ketua Pengurus Umum Ma’hadiyah, pada tanggal 27
Mei 2022 di kantor Pondok Pesantren.
20
Kholilur Rahman, S.Pd. Wawancara dengan Ketua Pengurus I Ma’hadiyah, pada tanggal 27 Mei
2022 di kantor Pondok Pesantren.
16

mempunyai bakat dalam bidang tersebut”.21 Sehingga adanya


sebuah bakat dalam diri siswa mempunyai peranan penting
dalam meningkatnya prestasi belajar siswa di dalam kelas.

Menurut wawancara dengan Ka. Bid. Otonom Pondok

pesantren Mambaul Ulum Bata-Bata Ustadz Abd Basit, S.Pd.

mengatakan bahwa:

“Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa erat


kaitannya dengan minat dan motivasi. Minat juga menentukan
sukses atau gagalnya kegiatan seseorang siswa terhadap suatu
bidang studi. Siswa yang mempunyai minat yang kuat
prestasinya akan lebih berhasil dibandingkan dengan siswa
yang tidak memiliki minat dalam belajar, begitu juga dengan
motivasi, motivasi ini merupakan daya gerak atau dorongan
yang ada dalam diri siswa, apabila motivasi ini muncul maka
dorongan untuk belajar juga meningkat dan prestasi belajarnya
juga akan lebih baik”.22

Dari beberapa wawancara di atas, peneliti menyimpulkan

minat dan motivasi seorang siswa terhadap pembelajaran akan

menentukan sukses atau tidaknya siswa dalam belajar, karena siswa

yang mempunyai minat dan motivasi yang tinggi akan mengusahakan

keberhasilan belajarnya di kelas maupun di pondok. Selain itu juga

“Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa faktor

internal meliputi; kecerdasan siswa, bakat siswa, perhatian siswa,

kebiasaan belajar siswa, minat siswa dan motivasi siswa”.

21
Abd Latif Khusni, S.Ag., Kordinator asrma Kelas akhir PP Mambaul Ulum Bata-Bata,
Wawancara Langsung (20 Mei 2022)
22
Abd Basit, S.Pd. Ka. Bid. Otonom PP Mambaul Ulum Bata-Bata, Wawancara Langsung (22
Mei 2022)
17

Sejak anak dilahirkan, maka yang mula-mula menanamkan

pengaruh kepada anak adalah lingkungan kehidupan rumah tangga.

Lingkungan ini akan memberi pengaruh yang besar pada

perkembangan dan pertumbuhan anak, demikian juga halnya dalam

belajar. Sejalan wawancara dengan Abd Basit, S.Pd. mengatakan

bahwa: “Kehidupan dalam keluarga juga mempengaruhi kemajuan

belajar siswa, bahkan mungkin juga dapat dikatakaan menjadi faktor

dominan untuk mencapai prestasi yang baik di sekolah, dan cara

orangtua mendidik anaknya besar pengaruhnya terhadap prestasi

belajar siswa”.23

Keluarga merupakan lembaga pendidikan yang pertama dan

utama yang sangat besar artinya untuk pendidikan dalam ukuran kecil,

tetapi bersifat menentukan untuk pendidikan dalam ukuran besar yaitu

pendidikan bangsa, negara dan dunia melihat peringatan di atas, dapat

dipahami betapa pentingnya paranan keluarga di dalam pendidikan

anaknya, dan cara orangtua tersebut dalam mendidik anak-anaknya

berpengaruh terhadap belajar siswa.

Jika dilihat, orang tua yang kurang memperhatikan pendidikan

siswa misalnya mereka acuh tak acuh terhadap belajar siswa, tidak

memperhatikan kepentingan dan kebutuhan siswa dalam belajar tidak

23
Abd Basit, S.Pd. Ka. Bid. Otonom PP Mambaul Ulum Bata-Bata, Wawancara Langsung (22
Mei 2022)
18

mengatur waktu belajar, tidak menyediakan alat belajarnya, tidak

memperhatikan siswa belajar atau tidak, tidak tahu bagaimana

kemajuan belajar siswa dan kesulitan yang dialami dalam belajar

dapat menyebabkan siswa kurang berhasil dalam belajarnya. Padahal

kemungkinan besar siswa sendiri sebetulnya pandai, tetapi karena cara

belajarnya tidak teratur, akhirnya kesukarankesukaran menumpuk

sehingga mengalami ketinggalan dalam belajarnya dan akhirnya siswa

malas belajar.

Guru yang kurang berinteraksi dengan siswa dapat

menyebabkan proses belajar mengajar yang dilaksanakan kurang

lancar, sejalan dengan wawancara dengan Ustadz Nawailul Mahbub

staf tenaga pendidik asrama kelas akhir mengatakan bahwa:

“Hubungan siswa dengan siswa juga penting dalam kegiatan


pengajaran, guru dapat menciptakan hubungan antara siswa
secara baik dan bijaksana sehingga tidak ada siswa yang
merasa tersaingi dan mendapat tekanan dalam pergaulan
dengan sesama siswa”.24

Jadi menciptakan hubungan yang baik antara guru dengan

siswa itu sangat perlu agar dapat memberikan pengaruh yang baik

terhadap prestasi belajar siswa Selain itu memperhatikan cara belajar

siswa juga merupakan bagian yang tidak bisa terpisahkan dari

keberhasilan belajar, cara belajar yang efektif akan memaksimalkan

hasil belajar yang diperoleh. Untuk mencapai hasil belajar yang


24
Nawailul mahbub Tenaga Pendidik Kelas akhir PP Mambaul Ulum Bata-Bata, Wawancara
Langsung (20 Mei 2022)
19

maksimal maka siswa perlu belajar secara teratur setiap hari, dengan

pembagian waktu yang baik, memilih cara belajar yang tepat dengan

istirahat yang cukup diharapkan hasil belajar yang diperoleh siswa

lebih meningkat dibandingkan dengan yang sebelumnya.

Mengenai faktor penghambat prestasi belajar siswa di asrama

khusus menurut ustadz Khotibul Umam, M.Pd adalah sebagai berikut:

“ Hal paling dasar yang menjadi penghambat kemapuan santri


dalam meningkatkan prestasi siswa adalah santri yang tidak
aktif akan sulit terjangkau, sekalipun memang benar kita tidak
bisa memaksakan mereka untuk menyamaratakan kemampuan
tau menyeragamkan prestasi mereka, itu hal yang hampir
mustahil mengingat IQ serta minat mereka yang beragam pula,
namun setidaknya jarak ketertinggalan antara yang tidak aktif
dengan si mampu haruslah tidak terlalu jauh, namun masih ada
beberapa santri yang memang kurang minat dan juga tidak
terjangkau oleh pembimbing yang akhirnya kemampuan
mereka terhadap kitab kuning cukup jauh dari apa yang
diharapkan”25

Selain dari tidak terkontrolnya peserta yang memang kurang

aktif dan kurang antusias, Ustadz Ach Wahedi memaparkan faktor

motivasi juga berpengaruh, sebab hilangnya motivasi belajar

merupakan benturan awal terhadap retaknya program bagi siswa itu

sendiri. Sekali lagi motivasi merupakan unsur penting dalam proses

pembelajaran, hal yang paling sulit adalah ketika menghadapi peserta

didik yang memang tidak ada kemauan belajar sama sekali, sekalipun

hal ini merupakan program wajib, siswa yang passionnya di pelajaran


25
Khotibul Umam, M.Pd. Tenaga Pendidik Kelas akhir PP Mambaul Ulum Bata-Bata, Wawancara
Langsung (21 Oktober 2021)
20

umum akan tetap berusaha memahami dan mengejar kemampuan

mereka yang memang mumpuni dalam bidang kutubiyah, namun

terdapat siswa yang sama sekali tidak ada minat untuk belajar sama

sekali. Inilah yang kemudian harus ditangani agar tidak mempngaruhi

siswa yang lain ”26

c. Upaya Mengatasi Hambatan-Hambatan Dalam Meningkatkan

Prestasi Belajar Siswa di Kelas akhir Pondok Pesantren Mambaul

Ulum Bata-Bata.

Berdasarkan hasil wawancara di atas, beberapa upaya yang

dilakukan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa di kelas akhir

Pondok Pesantren Mambaul Ulum Bata-Bata adalah sebagai berikut:

Pertama, untuk mengantisipasi siswa yang tidak terjangkau oleh

pembimbing, baik sebab ketidak mampuan peserta didik, atau ketidak

aktifan peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran, maka

pembimbing melakukan bimbingan khusus dan lebih intensif

terhadap siswa yang memang mengalami masalah dan hambatan

dalam materi pembelajaran, bimbingan tersebut tentunya dilakukan

di luar jam kegiatan yang sudah terjadwal di kelas akhir. Selain

bimbingan penugasan tambahan juga terhadap siswa, baik dengan

mencari ibarat dari kitab lain sekaligus menterjemah dan memberikan

pemahaman atau yang lain. Sehingga siswa yang kurang mampu


26
Ach Wahedi, Tenaga Pendidik Kelas akhir PP Mambaul Ulum Bata-Bata, Wawancara Langsung
(21 Oktober 2021)
21

dapat belajar secara mandiri dengan adanya tugas tambahan dari

masing-masing pembimbing.

Kedua, untuk mengatasi siswa yang kurang mampu dalam

membaca kitab kuning, serta untuk memotivasi mereka, maka pihak

pesantren secara khusus memberikan perhatian khusus terhadap

siswa kelas akhir di kelas akhir, ketua pengurus umum dan wakilnya

sesekali menjadi evaluator dan demonstrator siswa kelas akhir, selain

itu pihak pesantren memberikan kesempatan kepada siswa kelas

akhir untuk diikutkan dalam even-even yang diprogramkan oleh

pihak pesantren seperti debat yang diprakarsai oleh bidang literasi,

sehingga siswa kelas akhir dapat mencari refrensi dari tema debat

dari kutubut turats sebagai penguat argumen mereka dalam sesi

debat. Kemudian juga diadakannya terhadap asrama-asrama yang

dipimpin oleh siswa kelas akhir secaara berkala dan dijadwalkan oleh

pihak pesantren dan bidang kajian kepesantrenan.

Ketiga, upaya pihak sekolah untuk mengantisipasi siswa yang

terhambat dalam memahami materi kutubiyah yaitu bekerja sama

serta bersinergi dengan memasukkan materi kitab ke dalam mata

pelajaran Madrasah Aliyah. Serta diadakan evaluasi berkala pula

sehingga hasil evaluasi baik dari wali kelas maupun tim penguji akan

dikomikasikan terhadap pihak pesantren. Bahkan pula nilai kiba

kuning dijadikan pertimbangan penilaian di Madrasah aliyah


22

Mambaul Ulum Bata-Bata, sehingga baik di kelas akhir maupun di

dalam kelas siswa kelas XII tetap konsisten dalam menmbaca,

mengkaji, memahamai, dan mendalami kutubut turats.

d. Strategi Peningkatan Motivasi Belajar Siswa Melalui Program

Asrama Kelas Akhir Bagi Siswa Kelas XII Pondok Pesantren

Mambaul Ulum Bata-Bata.

Dalam meningkatkan motivasi belajar siswa kelas XII Madrasah

Aliyah di asrama kelas akhir pondok pesantren Mambaul Ulum Bata-

Bata, guru menggunakan beberapa strategi khusus. Guru dalam hal

ini berfungsi sebagai sarana dalam peningkatan motivasi belajar

siswa. Strategi yang digunakan guru untuk meningkatkan motivasi

belajar siswa menggunakan berbagai macam metode. Dimana guru

diharuskan memiliki kemampuan mengembangkan metode-metode

pembelajaran dalam meningkatkan motivasi belajar siswa.

Ada banyak sekali metode yang dapat digunakan dalam proses

pembelajaran, pada dasarnya tujuan dari penggunaan metode

pembelajaran adalah untuk memperoleh keberhasilan dalam

mencapai suatu tujuan pembelajaran. Dalam melaksanakan kegiatan

pembelajaran, guru hendaknya memilih metode yang sesuai dengan

keadaan dan kondisi siswa dan tentunya juga sesuai dengan materi

yang akan disampaikan. Agar siswa termotivasi dalam mengikuti

kegiatan belajar mengajar.


23

Hasil interview dengan Ustadz Muhyi, S.Pd. selaku Ka. Bid.

Pendidikan Pondok Pesantren Mambaul Ulum Bata-Bata Pamekasan,

menurutnya;

“Metode pembelajaran itu ada banyak, menurut saya metode


yang paling tepat digunakan itu tergantung pada materi yang
akan diajarkan. Terkadang pemilihan metode itu secara
mendadak, tidak direncanakan terlebih dahulu, tergantung
dengan kondisi siswa, terkadang saya berencana menggunakan
metode ceramah, tetapi kondisi siswa tidak memungkinkan
sehingga saya mendadak dalam menentukan metode. Metode
yang sering saya gunakan metode Tanya jawab dan diskusi, ya
nanti saya suruh siswa merangkum, dengan cara merangkum
siswa secara tidak langsung membaca. Intinya tidak semua
materi menggunakan metode yang sama tergantung materi apa
yang akan diajarkan dan kondisi anak itu sendiri” Untuk melihat
kemampuan siswa dengan metode diskusi yang cocok
digunakan, saya memilih metode pembelajaran itu sesuai
dengan keadaan siswanya, ya menurut saya diskusi itu metode
yang membuat siswa dapat bekerja sama dengan temannya”.27

Pernyataan diatas diperkuat dengan hasil observasi yang

dilakukan oleh peneliti bahwa proses pembelajaran di asrama kelas

itu tidak hanya menggunakan metode ceramah saja, melainkan juga

menggunakan metode Tanya jawab dan metode diskusi, tergantung

pada materi apa yang akan disampaikan, dan guru dapat memilih

metode harus disesuaikan dengan kondisi dan keadaan siswa

sehingga dengan menggunakan metode yang tepat akan dapat

mencapai tujuan yang diharapkan.

27
Muhy, S.Pd. Ketua Bidang Pendidikan PP Mambaul Ulum Bata-Bata, Wawancara Langsung (20
Mei 2022)
24

Peneliti juga melakukan interview dengan Ustadz Syukron

Makmun, SE. Selaku salah satu guru pembimbing di asrama kelas

akhir Pondok Pesantren Mambaul Ulum Bata-Bata

“Kalau saya pribadi, jujur saja saya katakana masih


menggunakan metode ceramah, mencatat dan mengerjakan
tugas, karena menurut saya menyampaikan pembelajaran tanpa
menerangkan itu membuat siswa tidak paham apa yang akan
dipelajari. Strategi yang saya gunakan belum begitu maksimal
pelaksanaannya, bahkan saya tidak memahami sama sekali yang
namanya metode pembelajaran, yang saya tahu hanya metode
ceramahya, walaupun hanya dengan metode ceramah saya
berusaha untuk dapat menyampaikan pembelajaran dengan baik
dan mudah ditangkap oleh peserta didik”.28
Berdasarkan Observasi yang peneliti lakukan masih terdapat

guru yang belum memahami berbagai macam strategi untuk

meningkatkan motivasi siswa dalam belajar sehingga hanya dengan

metode ceramah dan diskusi saja yang mereka gunakan, dan dalam

diskusi guru juga hanya membagi siswa dalam beberapa kelompok

dan memberi tugas kepada mereka tanpa ada tindakan lanjut. Walau

begitu belaiu telah berusaha memberikan yang terbaik untuk

mencapai proses pembelajaran yang efektif dan efisien.

e. Faktor Pendukung dan Penghambat Strategi Peningkatan Motivasi

Belajar Siswa Melalui Program Asrama Kelas Akhir Bagi Siswa

Kelas XII Pondok Pesantren Mambaul Ulum Bata-Bata.

Setiap program yang direncanakan tentunya terdapat faktor

pendukung sekaligus faktor penghambat dalam setiap langkah


28
Syukron Makmun, SE. Tenaga Pendidik Kelas akhir PP Mambaul Ulum Bata-Bata, Wawancara
Langsung (20 Mei 2022)
25

implementasinya dalam pembelajaran sehari-hari. Dengan beragam

metode yang ada tentunya juga menjadi faktor pendukung serta tidak

sedikit pula faktor penghambat terhadap keberhasilan santri. Berikut

dijelaskan oleh Ustadz Abdul Majid al-Ashori, S.Ag selaku salah satu

guru pembimbing di kelas akhir Pondok Pesantren Mambaul Ulum

Bata-Bata:

“ Ragam Metode yang diterapkan merupakan faktor pendukung


inti dalam keberhasilan santri membaca kitab kuning, sebab
dengan ragam metode, selain untuk menghindari suasana yang
membosankan dan menciptakan suasana belajar kondusif
menyenangkan, juga dikarenakan gaya belajar siswa yang
berbeda baik dari visual, auditori, dan kinestetik. Sehingga
pembimbing harus pandai dalam mengenali gaya serta
kemampuan belajar peserta didik ”29

Selain itu, Ustadz Khoirul Anam, S.Ag yang juga merupakan

pembimbing di kelas akhir menambahkan pentingnya motivasi santri

sebagai faktor pendukung kemampuan membaca kitab kuning bagi

santri kelas akhir, sebagai berikut:

“ Motivasi belajar santri itu sendiri sangat penting dalam


menentukan keberhasilan mereka dalam membaca kitab kuning,
sebab jika motivasi mereka selalu dijaga agar tidak kendor
mereka akan selalu aktif dalam mengikuti setiap program yang
ada, aktif mengitu setiap bimbingan, kajian dan even yang
memang diadakan di asrama khusus. Oleh karenanya guru
pembimbing disini bersama-sama bukan hanya
mempriorotaskan transfer of knowledge saja, namun menjaga
hubungan kedekatan antara pembimbing dan peserta, dan juga
selalu memberikan motivasi agar motivasi terhadap peserta akan

29
Abdul Majid al-Anshari, S.Ag. Tenaga Pendidik Kelas akhir PP Mambaul Ulum Bata-Bata,
Wawancara Langsung (20 Mei 2022)
26

pentingnya tetap semangat dalam mengikuti proses


pembelajaran”30

Lebih lanjut lagi, peneliti berkesempatan bertemu dengan

Kepala Sekolah Madrasah Aliyah Mambaul ulum Bata-Bata KH.

Muzammil Imron, S.Ag. M.A, beliau juga menjelaskan pentingnya

motivasi bagi santri terlebih siswa kelas akhir (kelas XII Madrasah

Aliyah) yang memang merupakan calon guru pembantu nantinya,

serta pentingnya menjaga semangat mereka agar tidak mudah down

ketika menghadapi berbagai masalah terlebih mereka hidup secara

mandiri di asrama pondok:

“selain proses pembelajaran yang didesign dan dirancang seapik


mungkin, sangat perlu bagi pembimbing dan semua pihak untuk
tetap memotivasi peserta didik, sebab motivasi merupakan imun
bagi pelajar, sekalipun motivasi ekstrinsik tidak seberpengaruh
motivasi dari diri mereka, setidaknya kita membantu
menumbuhkan dan mempertahankan semangat dalam diri
mereka, mengingat kalam hikmah dari murobbi ruhina al-
marhum KH. Moh. Tohir Abd Hamid saya hanya ingin
menggali potensimu yang bahkan dirimu sendiri tidak
menyadarinya, maknanya lebih dalam lagi bahkan untuk yang
mereka sadari tapi yang kadang mereka lupakan dan abaikan,
termasuk motivasi belajar itu sendiri, oleh karenanya selain
transfer of knowledge, motivasi dan kalam hikmah guna
mempertahankan semangat belajar dan khidmah mereka para
santri sangat urgen sekali untuk tetap dikukuhkan”

Selain dari tidak terkontrolnya peserta yang memang kurang

aktif dan kurang antusias, kembali ust Abdul Majid al-Anshori, S.Ag
30
Khairul Anam, S.Ag. Tenaga Pendidik Kelas akhir PP Mambaul Ulum Bata-Bata, Wawancara
Langsung (20 Mei 2022)
27

kembali memaparkan faktor motivasi juga berpengaruh, sebab

hilangnya motivasi belajar merupakan benturan awal terhadap

retaknya program bagi siswa itu sendiri:

“sekali lagi motivasi merupakan unsur penting dalam proses


pembelajaran, hal yang paling sulit adalah ketika menghadapi
peserta didik yang memang tidak ada kemauan belajar sama
sekali, sekalipun hal ini merupakan program wajib, siswa yang
passionnya di pelajaran umum akan tetap berusaha memahami
dan mengejar kemampuan mereka yang memang mumpuni
dalam bidang kutubiyah, namun terdapat siswa yang sama sekali
tidak ada minat untuk belajar sama sekali. Inilah yang kemudian
harus ditangani agar tidak mempngaruhi siswa yang lain ”31

Berdasarkan observasi, diketahui pula hambatan yang dihadapi

siswa kelas akhir Madrsah Aliyah Mambaul Ulum Bata-Bata Panaan

Palengaan Pamekasan dalam upaya meningkatkan motivasi

belajarnya tergambar dalam narasi berikut:

Dari sekian banyak siswa yang menetap di kelas akhir, dalam

setiap halaqoh ketika guru pembimbing memberikan kesempatan

bagi setiap peserta untuk mencoba membaca atau menerjemah

sekaligus memehami materi, peserta yang paling mampu cenderung

mendominasi, sekalipun pembimbing mencoba mengatasi dengan

memberikan kesempatan terhadap yang lain, siswa yang kurang

mampu cenderung lebih memilih diam, sehingga kegiatan

pembelajaran didominasi oleh siswa yang memang aktif, namun hal

31
Abdul Majid al-Anshari, S.Ag. Tenaga Pendidik Kelas akhir PP Mambaul Ulum Bata-Bata,
Wawancara Langsung (20 Mei 2022)
28

yang demikian sekalipun ada dalam setiap halaqoh siswa akan

diberikan bimbingan khusus berdasarkan tingkat keberhasilan

masing-masing siswa yang jika dipresentasekan, jumlah peserta yang

kurang aktif dibawah 20% dari siswa yang ada”32

Berdasarkan paparan data diatas, dapat diketahui faktor

pendukung dari keberhasilan dalam meningkatkan motivasi belajar

siswa bagi siswa kelas XII di dalam program kelas akhir Pondok

Pesantren Mambaul Ulum Bata-Bata Panaan Palengaan Pamekasan

antara lain:

a. Penggunaan Metode yang beragam untuk menghindari suasana

membosankan serta menyeimbangkan gaya belajar siswa yang

beragam baik auditori, visual maupun kinestetik.

b. Penggunaan media untuk memicu semangat santri dalam proses

pembelajaran yang juga didukung denga rancangan dan design

pembelajaran yang efektif.

c. Motivasi intrinsik siswa untuk tetap giat dan semangat dalam

mendalami materi pembelajaran.

Motivasi ekstrinsik baik dari guru pembimbing, koordinator,

wali kelas dan semua pihak untuk tetap menumbuhkan dan

mempertahankan semangat belajar siswa di kelas akhir pondok

pesantren Mambaul Ulum Bata-Bata Panaan Palengaan Pamekasan.


32
Observasi Langsung di Kelas akhir Pondok Pesantren Mambaul Ulum Bata-Bata (24-25 Mei
2022)
29

f. Upaya Mengatasi Hambatan-Hambatan dalam meningkatkan

Motivasi belajar siswa di Kelas akhir Pondok Pesantren Mambaul

Ulum Bata-Bata Panaan Palengaan Pamekasan.

Diantara upaya untuk mengatasi hambatan-hambatan dalam

meningkatkan motivasi belajar di kelas akhir Pondok Pesantren

Mambaul Ulum Bata-Bata Panaan Palengaan Pamekasan adalah

dengan melakukan beberapa langkah antisipatif, Ustadz

Badruttamam, S.Ag selaku wakil koordinator aktif di kelas akhir bagi

siswa akhir Pondok Pesantren Mambaul Ulum Bata-Bata

menuturkan:

“ Setiap guru pembimbing akan melakukan pertemuan khusus


mingguan dimana temuan-temuan selama proses pembelajaran
baik dari kendala serta keluhan maupun serap aspirasi dari
peserta adan didiskusikan dalam ruang pertemuan, sehingga
setiap pembimbing akan melakukan langkah antisipasi bagi
siswa yang kurang mampu dalam mencerna materi
pembelajaran, seperti bimbingan tambahan dari pembimbing
sendiri maupun dari pembimbing kelompok lain”33

Selanjutnya Ustadz Nurul Hidayat, S.Pd menambahkan tentang

upaya mengatasi hambatan-hambatan santri dalam meningkatkan

motivasi belajar siswa yaitu:

“Untuk mengantisipasi santri yang kurang mampu maka, pihak


pesantren secara khusus membarikan dukungan penuh terhadap
program-program kelas akhir, semisal diadakannya even
perlombaan skala peserta kelas akhir, atau diikut sertakan dalam
ajang literasi pesantren yang merupakan program unggulan
bidang literasi seperti debat antar otonom dan lain-lain, sehingga
33
Badruttama, S.Ag. Wakil koordinator Kelas akhir, Wawancara Langsung (24 Mei 2022)
30

santri di kelas akhir akan merasa lebih dipantau dan piperhatikan


oleh berbagai pihak yang akan menumbuhkan semangat baru
bagi mereka untuk tetap berlatih, membaca, dan mengkaji
berbagai kutubiyah dengan berbagai disiplin ilmu
pengetahuan”34
Berbagai upaya yang dilakukan untuk mengantisipasi hambatan

dalam meningkatkatkan motivasi belajar siswa hampir sama dengan

yang ditemui melalui wawancara, dalam artian setiap pembimbing

dan koordinator melakukan pertemuan berskala untuk mengevaluasi

pencapain siswa di kelas akhir serta pertemuan dari pihak Madrasah

Aliyah dengan pihak pesantren dan koordinator kelas akhir, sehingga

berbagai pihak sama–sama bersinergi dalam satu tujuan untuk

mensukseskan program kelas akhir dalam meningkatkan motivasi

belajarnya bagi siswa kelas akhir di Pondok Pesantren Mambaul

Ulum Bata-Bata.35

Berdasarkan hasil wawancara dan Observasi di atas diketahui

bahwa upaya dalam mengatasi hambatan-hambatan siswa kelas akhir

dalam meningkatkan motivasi belajar siswa di kelas akhir Pondok

Pesantren Mambaul Ulum Bata-Bata Panaan palengaan pamekasan

adalah:

a. Langkah antisipatif yang dilakukan guru pembimbing kelas akhir

dan koordinator asarama akhir dalam menentukan metode serta

mengidentifikasi siswa yang kurang mampu serta memberikan


34
Nurul Hidayat, S.Pd. Ketua Pengurus Umum Pondok Pesantren mambaul Ulum Bata-Bata,
Wawancara langsung, (24 Mei 2022)
35
Observasi Langsung di Kelas akhir (25-26 Mei 2022)
31

bimbingan secara khusus dan lebih intensif lagi baik dari

pembimbing masing-masing halaqoh maupun dari pembimbing

halaqoh lain.

b. Langkah pihak pesantren dalam memberikan perhatian terhadap

siswa kelas akhir dengan diadakan even-even perlombaan skala

peserta kelas akhir dalam ruang lingkup kitab kuning baik

pembacaan, penterjemahan dan pemahaman terhadap isi materi

pembelajaran.

c. Diikut sertakannya siswa kelas akhir dalam kegiatan-kegiatan

pesantren seperti debat yang menjadi program unggulan bidang

literasi untuk meningkatkan semangat mereka dalam

meningkatkant motivasi belajarnya.

d. Partisipasi pihak madrasah baik wali kelas maupun tenaga

kependidikan dengan memasukkan materi program asrama kelas

akhir dalam jadwal pembelajaran serta sorogan kitab yang

kemudian dievaluasi dan dikomunikasikan terhadap pihak

pesantren dan koordinator asrama khusus.

D. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan peneliti tentang “Strategi

Guru Dalam Meningkatkan Prestasi dan Motivasi Belajar Siswa Melalui

Program Asrama Kelas Akhir bagi siswa kelas XII madrasah aliyah pondok

pesantren Mambaul ulum bata-bata dapat disimpulkan sebagai berikut:


32

1. Strategi guru dalam meningkatkan motivasi belajar adalah dengan cara

menggunakan metode dalam suatu proses belajar mengajar. Metode

tersebut antara lain meliputi:

a. Metode Ceramah adalah metode dalam proses belajar mengajar dimana

seorang guru menyampaikan cerita secara lisan kepada sejumlah peserta

didik yang pada umumnya bersifat pasif.

b. Metode Tanya Jawab adalah suatu metode didalam pendidikan dan

pengajaran dimana seorang guru bertanya sedangkan siswa menjawab

tentang bahan materi yang ingin diperolehnya.

c. Metode Diskusi adalah suatu kegiatan kelompok dalam memecahkan

masalah untuk mengambil kesimpulan.

d. Metode Kerja Kelompok adalah kelompok dari individu yang bersifat

pedagogis yang didalamnya terdapat adanya hubungan timbal balik

antara individu dengan individu lainnya serta sikap saling percaya.

e. Metode Tugas dimana guru memberikan bahan/ materi tertentu kepada

peserta didik agar peserta didik melakukan kegiatan belajar. Dan jika

dengan metode diskusi, Tanya jawab dan ceramah tidak berjalan

dengan baik usaha yang dilakukan oleh guru ialah dengan metode

pemberian tugas.

2. Faktor pendukung dalam meningkatkan prestasi dan motivasi belajar siswa

yaitu faktor internal yaitu faktor yang ada didalam diri peserta didik

tersebut, dan faktor eksternal yaitu faktor yang terdapat dari luar diri
33

siswa, seperti lingkungan, orang tua. Disisi lain siswa memiliki kondisi

yang berbeda-beda yang pada dasarnya yang menyukai beberapa materi

sehingga ia bersemangat untuk mengikuti pembelajaran tersebut.

Sedangkan faktor penghambat guru dalam meningkatkan motivasi

belajar siswa yaitu faktor internal dan juga eksternal, sarana dan prasarana

yang kurang memadai, pendidiknya yang kurang memahami metode

pembelajaran dan lingkungan yang kurang mendukung siswa untuk belajar

sehingga siswa tidak termotivasi dalam mengikuti pembelajaran.


34

DAFTAR PUSTAKA

Albar, Mawi Khusni, Strategi Pembelajaran Aktif, Yogyakarta: Prudent Media,


2013.

An-Naisaburi, Muslim Abu al-Husaini ibn al-Hajjaj al-qusyairi, Sahih Muslim juz
1, Bandung: Al-Ma’arif, tt.

Aqib, Zainal, Model-Model, Media, dan Strategi Pembelajaran Kontektual


(Inovatif), Bandung: YRAMA WIDYA, 2013.

Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta:


Rineka Cipta, 2006.

Awang, Imanuel Sairo, Strategi Pembelajaran, Tinjauan Umum Bagi Pendidik,


Sintang: STKIP Persada Khatulistiwa, 2017.

Bakar, Rosdiana A., Dasar - Dasar Pendidikan, Medan: Gema Insani, 2015.
Didi Supriadie Dan Deni Darmawan, Komunikasi Pembelajaran, Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2012.

Dimyati & Mudjiono, Belajar & Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta, 2013.
Direktoran Tenaga Kependidikan, Strategi Pembelajaran dan Pemilihannya,
Jakarta: Dipdiknas, 2008.

Djamarah, Syaiful Bahri, Guru & Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif: Suatu
Pendekatan Teoritis Psikologis, Jakarta: Rineka Cipta, 2010.

______, Syaiful Bahri dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta:
Rineka Cipta, 2010.

Fahham, Achmad Muchaddam, Pendidikan Pesantren: Pola Pengasuhan,


Pembentukan Karakter, dan Perlindungan Anak, Jakarta: P3DI Sekjen
DPR RI, 2015.

Fathurrahman, Pupuh dan M. Subri Sutikno, Satrategi Belajar Mengajar Melalui


Penanaman Konsep Umum dan Konsep Islami, Bandung: PT. Refika
Aditama, 2009.

______, Pupuh dan Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar, Bandung: Rafika
Aditama, 2007.
35

Hamalik, Oemar, Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara, 2013.

______, Oemar, Proses Belajar Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara, 2011.

Iskandar wassid Dan Dadang Sunendar, Strategi Pembelajaran Bahasa, Bandung:


PT Remaja Rosdakarya, 2008.

Lexy, Moleong, Metode penelitian kualitatif , Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,


2005.

M. Sulthon Masyhud Dan Moh. Khusnurdilo, Manajemen Pondok Pesantren,


Jakarta: Diva Pustaka, 2003.

Majid, Abdul, Belajar dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, Bandung: PT


Remaja Rosda Karya, 2012.

______, Abdul, Perencanaan Pembelajaran, Bandung: Remaja Rosdakarya


Offset, 2008.

Masyhud, M. Sulthon, Moh. Khusnurdilo, Manajemen Pondok Pesantren, Jakarta:


Diva Pustaka, 2003.

Mudjiono, Dan Dimyati, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Depdikbud, 1994.

Muhibbinsyah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung: Remaja


Rosdakarya, 2010.

Mulyasa, E., Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013, Bandung: Rosda


Karya, 2014.

Nashar, Peranan Motivasi dan Kemampuan Awal Dalam Kegiatan Pembelajaran,


Jakarta: Delia Press, 2004.

______, Peranan Motivasi dan Kemampuan Awal Dalam Kegiatan


Pembelajaran, Jakarta: Delia Press, 2004.

Nasution, S., Didaktis Asas- Asas Mengajar, Jakarta: Sinar Grafika, 2012.

Nawawi, Syarah an-Nawawi, juz 16, Jakarta: Darus Sunnah, 2012.

Neviyarni, Peningkatan Kualitas Belajar Melalui Berbagai Strategi Pemberdayaan


Otak Kanan, Jurnal Ilmiah, Vol. VII, No. 2. 2004.
36

Nurdin, Nurdin. Strategi pembelajaran pendidikan agama islam bagi anak


tunadaksa di sekolah dasar luar biasa (SDLB) Negeri Kota Juang
Kabupaten Bireuen Propinsi Aceh. Diss. Pascasarjana UIN-SU, 2014.
Prastowo, Andi, Metode Penelitian Kualitatif, Jogjakarta: ar-Ruzz Media, 2014.
Purwanto, M. Ngalim, Psikologi Pendidikan, Bandung: Remaja Rosda Karya,
2000.

Rahardjo, Dawam, Pergulatan Dunia Pesantren Dari Bawah, Jakarta: P3M, 1985.

Ridwan, belajar, minat, motivasi dan Prestasi belajar, Artikel 3 Mei 2008.

S, Nasution, Prestasi Belajar, Jakarta: Penerbit Rineka Cipta, 1996.

Sa’adah, Agustin, and Ahmad Supriyanto. Hubungan Pendekatan Manajemen


Kelas dengan Motivasi Belajar Siswa. Vol. 24 No. 2 2013.

Sanjaya, Wina, Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis


Kompeteni (Jakarta: Kencana, 2006.

Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: PT Raja Grafindo


Persada, 2007.

_________, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer: Suatu Tinjauan


Konseptual Operasional, Jakarta: Bumi Aksara, 2009.

Slameto, Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, Jakarta: Rineka


Cipta, 2015.

Soemanto Dan Wasty, Psikologi Pendidikan, Malang: Rineka Cipta, 2003.

Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, Bandung: Alfabeta, 2009.

________, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Bandung:


Alfabeta, 2010.

Sumiati dan Asra, Metode Pembelajaran, Bandung: Wacana Prima, 2013.

Sunhaji, Pembelajaran Tematik Integratif Pendidikan Agama Islam dengan Sains,


Purwokerto: STAIN Press, 2013.

______, Strategi Pembelajaran (Konsep Dasar, Metode dan Aplikasi dalam


Proses Belajar Mengajar), Purwokerto: STAIN Purwokerto Pers, 2008.
37

Supriadie, Didi dan Deni Darmawan, Komunikasi Pembelajaran, Bandung: PT


Remaja Rosdakarya, 2012.

Supriyanto, Agustin, Sa’adah, Hubungan Pendekatan Manajemen Kelas dengan


Motivasi Belajar Siswa, Volume 24 Nomor 2 September 2013.

Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah, Jakarta: Rineka Cipta, 2009.

Syihab, M. Quraish, Tafsir Al-Mishbah, Jakarta: Lentera Hati, 2002.

Tamam, Badrut, Pengaruh Metode Diskusi Mata Pelajaran Fiqih Terhadap


Motivasi Belajar Siswa Kelas XIA1 MA Mambaul Ulum Bata-Bata)
(Tesis---UM Surabaya, 2019.

Tamam, Badrut, Pengaruh Metode Diskusi Mata Pelajaran Fiqih Terhadap


Motivasi Belajar Siswa Kelas XIA1 MA Mambaul Ulum Bata-Bata),
Tesis---UM Surabaya, 2019.

Tolchah, Moch., Muhammad Arfan Mu’ammar, Islamic Education In The


Globalization Era; Challenges, Opportunities, And Contribution Of
Islamic Education In Indonesia, Humanities & Social Sciences Reviews,
Vol 7 No 4, 2019.

______, Moch; Mu’ammar, Muhammad Arfan, Islamic Education In The


Globalization Era; Challenges, Opportunities, And Contribution Of
Islamic Education In Indonesia, Humanities & Social Sciences Reviews,
Vol 7 No 4, 2019.

Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003, Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 1,


ayat (1).

Uno, Hamzah. B., Teori Motivasi &Pengukurannya Analisis di Bidang


Pendidikan: Analisis di Bidang Pendiddikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2014.

W, Sri Anitah, DKK, Strategi Pembelajaran di SD, Jakarta: Universitas Terbuka,


2008.

Wena, Made, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer (Jakarta Timur: Bumi


Aksara, 2013.

Wahid, Abdurrahman, Menggerakkan Tradisi, Esai-Esai Pesantren, Yogyakarta:


LKis Yogyakarta, 2007.
38

______, Made, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer: Suatu Tinjauan


Konseptual Operasional Jakarta: Bumi Aksara, 2009.

Yamin, Martinis, Strategii Pembelajaran Berbasis Kompetensi, Jakarta: Putra


Grafika, 2010.

Yusnadi, Edward Purba, Filsafat Pendidikan, Medan: UNIMED Press, 2014.

Zainiyati, Husniyatus Salamah, Model dan Strategi Pembelajaran Aktif (Teori


dan Praktek dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam), Surabaya:
CV. Putra Media Nusantara, 2010.

Zainuddin Syarif, Dinamisasi Manajemen Pesantren dari tradisi hingga modern,


Jogjakarta: Suka Press 2007.

You might also like