You are on page 1of 5
LEMBAR PENGESAHAN PROGRAM KERJA PROGRAM MANAJEMEN RISIKO RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SANGKULIRANG Penanggung Jawab Direktur e. nse IP Toseotas anes sone 19920420 201903 2006 NIP. 19820116 200908 1 006 PROGRAM MANAJEMEN RISIKO RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SANGKULIRANG I. PENDAHULUAN Manajemen risiko merupakan disiplin ilmu yang luas. Seluruh bidang pekerjaan di dunia ini pasti menerapkannya sebagai sesuatu yang sangat penting. Sebut misalnya: Perminyakan, perbankan, penerbangan, IT, ekspedisi Juar angkasa, dan lain-lain. Makin besar rsiko suatu pekerjean, maka makin besar pethatiannya pada aspek ‘manajemen risiko ini. Pengertian dari risiko adalah peluang terjadinya sesuatu yang akan mempunyai dampak pada pencapaian tujuan . Sedangkan manajemen risiko adalah budaya, proses dan struktur yang diarahkan untuk mewujudkan peluang sambil mengelola efek yang ‘dak diharapkan atau kegiatan terkoordinasi untuk mengarahkan dan mengendalikan organisasi berkaitan dengan risiko. Referensi utama manajemen risiko adalah standar Australia dan New Zealand AS/NZS 4360:2004 yang kemudian diadopsi oleh lembaga ISO dengan standar ISO 31000:2009, 1SO pun menerbitkan standar pendukungnya, yaitu ISO Guide 73:2009 dan ISO/IEC 31010:2009. Dan sudah barang tentu, seluruh aktifitas manajemen risiko di dunia ini merujuk pada standar-standar tersebut. Manajemen risiko bertujuan untuk meminimalisasi kerugian dan meningkatkan kesempatan ataupun peluang. Bila dilihat terjadinya kerugian dengan teori accident model dari ILCI, maka manajemen risiko dapat memotong mata rantai Kejadian kerugian tersebut, sehingga efek dominonya tidak akan terjadi. Pada dasarnya manajemen risiko bersifat pencegahan terhadap terjadinya kerugian maupun ‘accident’, IL LATAR BELAKANG Sarana pelayanan Rumah Sakit (RS) termasuk ke dalam kriteria tempat kerja dengan berbagai ancaman bahaya yang dapat menimbulkan dampak Kesehatan, tidak hanya terhadap para pelaku langsung yang bekerja di RS, tapi juga terhadap pasien maupun Pengunjung puskesmas ataupun rumah sakit. Sehingga sudah seharusnya pihak pengelola menerapkan upaya-upaya Manajemen Risiko. Sistem manajemen risiko dalam hal keselamatan dan kesehatan kerja dapat diberikan batasan sebagai berikut: manajemen risiko merupakan bagian dari sistem manajemen secara keseluruhan meliputi struktur organisasi, perencanaan, tanggung jawab pelaksanaan prosedur, proses dan sumber daya yang dibutuhkan bagi pengembangan penerapan, pencapaian, pengkafian, dan pemeliharaan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja dalam rangka pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya kerja yang aman, efisien dan produktif. Potensi bahaya di rumah sakit, selain penyakit infeksi juga ada potensi bahaya lain yang mempengaruhi situasi dan kondisi di tempat pelayanan tersebut, yaitu kkecelakaan (peledakan, kebakaran, kecelakaan yang berhubungan dengan fasilitas, dan sumber cedera lainnya), radiasi, bahan kimia yang berbahaya, gas anestesi, gangguan psikososial, dan ergonomi. Semua potensi bahaya tersebut jelas mengancam jiwa bagi kehidupan bagi para staf di rumah sakit, para pasien maupun para pengunjung yang ada di lingkungan rumah sakit. Sarana pelayanan kesehatan ini mempunyai karakteristik khusus yang dapat meningkatkan peluang kecelakaan. Misalkan pemakaian tegel licin untuk lantai yang berada di ruang terbuka sehingga bila terkena air atau hujan akan licin sehingga ‘menimbulkan kecelakaan pada penggunanya, pemeriksaan kabel listrik yang kurang sehingga terjadi kegagalan fungsi yang menyebabkan terganggunya pelayanan yang diberikan ke pasien dan masih banyak kejadian yang berhubungan dengan fasilitas/lingkungan rumah sakit. Dari berbagai potensi bahaya tersebut, maka perlu upaya untuk mengendalikan, meminimalisasi dan bila mungkin meniadakannya, oleh karena itu manajemen risiko di temapt pelayanan kesehatan perlu dikelola dengan baik. Agar penyelenggaraan K3 rumah sakit lebih efektif, efisien dan terpadu diperlukan sebuah manajemen risiko di rumah sakit baik bagi pengelola maupun staf rumah sakit. UL TUJUAN a. Tujuan Umum Meminimalisasi dan meniadakan risiko yang ditimbulkan oleh berbagai potensi bahaya yang ada di Rumah Sakit Umum Daerah Sangkulirang. b.Tujuan Khusus 1, Mengurangi risiko kegagalan fasilitas yang ada di rumah sakit. 2. Mengawasi dan memonitor risiko terkait fasilitas dan lingkungan di Rumah Sakit ‘Umum Daerah Sangkulirang. 3. Meningkatkan keamanan dan keselamatan fungsi fasilitas yang ada di Rumah Sakit Umum Daerah Sangkulirang bagi Staf, pasien dan pengunjung. IV. KEGIATAN POKOK & RINCIAN KEGIATAN Komponen-komponen penting program manajemen risiko formal meliputi 1) Identifikasi risiko 2) Prioritas risiko 3) Pelaporan risiko 4) Manajemen risiko 5) Investigasi kejadian yang tidak diharapkan (KTD) 6) Manajemen terkait tuntutan (klaim) V. CARA PELAKSANAAN KEGIATAN 1. Pengawasan risiko keamanan fasilitas/lingkungan, Penunjukan petugas yang berwenang melakukan pengawasan dengan kompetensi yairu mengetahui semua kondisi dan potensi bahaya dari semua fasilitas yang ada di Rumah Sakit Umum Daerah Sangkulirang serta mempunyai kemampuan untuk memimpin. Petugas pengawas yang ditunjuk disini adalah Kepala Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit (IPRS) karena ruang lingkup kerjanya sama dengan lingkup kerja pengawas. Petugas pengawas akan melakukan rincian kegiatan yang ada pada kegiatan pokok baik pengawasan dan monitoring. 2. Monitoring risiko keamanan fasilitas/lingkungan, Petugas pengawas bisa bekerjasama dengan unit Satuan Pengaman dalam kegiatan monitoring/pemeriksaan fungsi fasilitas baik gedung, utilitas maupun peralatan serta keamanan lingkungan secara harian/mingguan. VL SASARAN 1, Keamanan Gedung Perawatan, Kantor dan Penunjang. 2. Keamanan Utilitas penunjang gedung (listrik dan air), 3. Keamanan Peralatan yang digunakan untuk pelayanan maupun kegiatan administrasi pelayanan. ‘VI JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN No. Kegiatan ae a] 1/2]3]4]5]6]7]8]9] 10] ui] ia Tt Pembuatan program kerja fe + r | | 2. | Mendidik staf v v | 3. | Ujicoba program | vi vIViViv]V |v [v | 4. | Laporan v[viviviviv [vv | 5. | Kegiatan pemeriksaan | vi VIViVivlV¥ [vv | 6. | Laporan pemeriksaan viv vv vy v {v1 VII. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN & PELAPORAN No. Kegiatan 2]3]4 2 1. | Program kerja 4 v | 2. | Mendidik star T lv v 3. | Uji coba program T v [ 4. | Laporan v 5. | Kegiatan pemeriksaan vl |v [é Laporan pemeriksaan | | | | v ‘| IX, PENCATATAN & PELAPORAN KEGIATAN 1. Pencatatan kegiatan akan dilakukan pada checksheet yang dibuat oleh petuges pengawas. 2. Laporan pelaksanaan kegiatan akan dibuat setiap bulan oleh petugas pengawas dan dilaporkan kepada Tim K3 RS dan Direktur.

You might also like