You are on page 1of 14

(Seminar Nasional Sains dan Teknologi, Universitas Darussalam Gontor, 08 Desember 2022)

Agroindustrial Technology Journal Vol.7 No.1 (2023) 74-87


DOI : http://dx.doi.org/10.21111/atj.v7i1.9418

AGROINDUSTRIAL TECHNOLOGY JOURNAL


ISSN : 2599-0799 (print) ISSN : 2598-9480 (online)
Accredited SINTA 3: No.225/E/KPT/2022

HALAL TRACEABILITY SYSTEM (HTS) UNTUK INTEGRASI HALAL MEAT


SUPPLY CHAIN (HMSC) TERHADAP PROSES INDUSTRI DAGING AYAM
PADA RUMAH POTONG HEWAN

Halal Traceability System (HTS) For Integration of Halal Meat Supply Chain (HMSC)
on The Process of The Chicken Meat Industry in Slaughtering House

Muhammad Lutfi Siregar1*), Afuan Zahradika2)


1
Mahasiswa Program Studi S2 Transportasi, Institut Teknologi Bandung
2
Mahasiswa Program Studi S1 Terapan Logistik Bisnis, Universitas Logistik dan Bisnis
Internasional
*Email korespondensi: lutfiernida@gmail.com

Info artikel: Diterima 20 November 2022, Direvisi 10 Januari 2023, Disetujui 25 April 2023

ABSTRACT
The concept of halal food integration requires the logistics as a key role in protecting of
halal status products. Halal process integration using various activities in the supply chain
such as transportation, storage and proper handling of goods in accordance with Islamic law
in the supply chain from point of origin to point of destination. The high ability of tracing
products is one way to ensure that the integration of quality from halal food, therefore the usage
of tracking system will need latest technology such as IoT, RFID, Barcode, and Cloud to trace
chicken meat from starting point (breeders) to ending points (consumers). This research focuses
on tracking systems at slaughtering house using the SCOR model to determine activity at
slaughtering house and provide the recommendations for Halal Traceability System (HTS)
model to maintain integration Halal quality of the chicken meat.

Keywords: Halal Meat Supply Chain (HMSC), Halal Integration, Halal Product Traceability
System (HTS).

ABSTRAK
Konsep integrasi makanan halal mengharuskan logistik memainkan peran kunci dalam
melindungi status halal produk melalui transportasi, penyimpanan dan penanganan barang yang
tepat dalam rantai pasokan dari titik awal hingga mencapai tujuan akhir, kemudahan dalam
Penelusuran produk menjadi salah satu cara untuk memastikan integrasi kualitas makanan halal
tetap terjaga, maka dari itu sistem penelusuran menggunakan teknologi terkini seperti IoT,
RFID, Barcode, dan Cloud menjadi salah satu cara yang tepat untuk penelusuran daging ayam
dari titik awal (peternak) hingga titik akhir (konsumen). Penelitian ini terfokus pada sistem
penelusuran di rumah potong hewan dengan menggunakan pendekatan model SCOR untuk
74
(Seminar Nasional Sains dan Teknologi, Universitas Darussalam Gontor, 08 Desember 2022)
Agroindustrial Technology Journal Vol.7 No.1 (2023) 74-87
DOI : http://dx.doi.org/10.21111/atj.v7i1.9418

menentukan aktivitas pada rumah potong hewan kemudian memberikan rekomendasi model
Halal Traceability System (HTS) untuk menjaga integrasi kualitas kehalalan daging ayam.

Kata kunci: Halal Meat Supplychain (HMSC), Sistem Intergrasi Halal, Rumah Potong Hewan
(RPH).

PENDAHULUAN perlakuan selama proses distribusi,


Halal berarti diperbolehkan bagi semuanya dengan cara halal.
muslim untuk mengonsumsi produk di bawah
hukum syariah (Sazali & Ligte, 2019) Jika Pemerintah mewajibkan bahwa produk
halal berarti diperbolehkan, maka haram yang masuk, beredar, dan diperdagangkan di
berarti tidak diperbolehkan sesuai dengan wilayah Indonesia wajib bersertifikat halal
syariah, prinsip daging haram yang mengacu sesuai Undang-Undang No.33 tahun 2014
pada hukum Fiqh yaitu sebagai berikut: tentang Jaminan Produk halal (JPH) yang
(Kamali, 2010). kemudian diturunkan dengan penerbitan
a. Hewan mati, darah, dan daging babi (dan Peraturan Pemerintah No. 39 Tahun 2021
semua produk yang terbuat dari babi) yang tentang Penyelenggara Bidang Jaminan
secara jelas dinyatakan dalam Al-Qur'an Produk Halal serta Keputusan Menteri
bahwa produk tersebut haram untuk Agama No. 26 Tahun 2019 tentang
dikonsumsi. Penyelenggara Jaminan Produk Halal dan
b. Beberapa hewan tertentu haram Keputusan Menteri Agama No. 464 Tahun
dikonsumsi karena sifatnya berdasarkan 2020 tentang Produk yang Wajib
penjelasan khusus. Misalnya, babi (babi, Bersertifikat Halal. Oleh karena itu, penting
bacon, dan semua turunannya), amfibi, bagi regulator Indonesia untuk memulai
reptil, hewan bergigi taring, dan pengembangan pada peraturan tentang
karnivora. Sedangkan makanan olahan logistik halal dan infrastruktur makanan halal
lainnya mengandung daging yang haram dengan membangun kawasan industri produk
tersebut di atas, dan yang mengandung halal dan UKM, dan pengembangan ekspor
alkohol serta variannya juga tergolong produk halal, serta dukungan dari sistem
haram. keuangan atau perbankan syariah dalam
c. Daging halal berasal dari hewan yang skema pembiayaan (Zaroni, 2022).
diizinkan, diproduksi dan diproses (seperti
penyembelihan dan pengemasan), serta

75
(Seminar Nasional Sains dan Teknologi, Universitas Darussalam Gontor, 08 Desember 2022)
Agroindustrial Technology Journal Vol.7 No.1 (2023) 74-87
DOI : http://dx.doi.org/10.21111/atj.v7i1.9418

Gambar 1. Integritas Halal Supplychain Gambar 2. Negara Pengekspor Daging

(Imarat Consultant, 2022) (Dubai Islamic Economic Development


Center and Thomson Reuters, 2017)

Pemenuhan kebutuhan masyarakat Adapun salah satu permasalahan pada


dalam mengonsumsi produk halal meliputi proses transportasi daging ayam dari
berbagai komoditas pangan seperti daging peternakan ke industri penyembelihan (RPA)
yang mempunyai peran yang sangat penting adalah sebagai berikut: (Syamsu Khaswa &
dalam memenuhi kebutuhan protein hewani Tun Tedja Irawadi, 2021)
masyarakat, daging ayam memiliki nilai
• Proses pengiriman ayam hidup ketika di
konsumsi yang tinggi, bahkan produksi
perjalanan terkena panas atau sebab
daging ayam ras pedaging di Indonesia
lainnya yang menyebabkan ayam tersebut
sebesar 3.426.042 ton per tahun 2021 (Badan
mati dan tidak ditangani dengan baik,
Pusat Statistik (BPS), 2021) dengan angka
maka ayam tersebut dapat dipungut
produksi yang tinggi, pengiriman daging
kembali oleh orang yang tidak
ayam akan menjadi tantangan tersendiri
bertanggung jawab kemudian dibersihkan
dalam mempertahankan integrasi makanan
dan dijual kembali. Ketika daging bangkai
dengan tingginya risiko kontaminasi ketika
tersebut sudah bercampur dengan daging
proses transportasi daging. Sedangkan lima
segar maka sangat sulit untuk
pelaku ekspor terbesar daging halal tujuan
mengidentifikasinya.
negara-negara Organisasi Kerjasama Islam
• Pada skala rumah potong atau peternak,
(OKI) justru berasal dari negara dengan
daging ayam yang disembelih dengan cara
mayoritas non-muslim seperti Brazil,
tercekik, dipukul, jatuh, ditanduk, atau
Australia, India, Perancis, dan Cina. (Dubai
diterkam binatang buas dan mati sebelum
Islamic Economic Development Center and
sempat disembelih maka darahnya tidak
Thomson Reuters, 2017).
akan keluar dari tubuh hewan tersebut.
Jika binatang yang telah mati tersebut
76
(Seminar Nasional Sains dan Teknologi, Universitas Darussalam Gontor, 08 Desember 2022)
Agroindustrial Technology Journal Vol.7 No.1 (2023) 74-87
DOI : http://dx.doi.org/10.21111/atj.v7i1.9418

disembelih, maka jantungnya telah kehalalan produk dan bahan produk untuk
berhenti untuk memompakan darah keluar jaminan keaslian Halal pada rantai pasok
dari tubuh secara sempurna. Akibatnya halal (Shuib et al., 2021) Tujuan HTS adalah
darah tersimpan dalam jaringan daging untuk mempertahankan pasokan yang
yang membawa kuman dan bibit penyakit dikelola dengan rantai pasok yang baik serta
yang dapat saja menular kepada manusia mempercepat ketertelusuran (traceability)
atau berkembang biak dan mewabah makanan.
dalam proses penyimpanan dan
transportasi sebelum dimasak.
• Pada skala komersial atau industri untuk
memudahkan proses penyembelihan agar
tidak mencelakai penyembelih maka
dilakukan stunning (proses pemingsanan).
Stunning dapat dilakukan secara fisik
melalui pemukulan kepala hewan
(menggunakan peluru tumpul, pemukulan
Gambar 3. Proses Aliran Rantai pasok
menggunakan alat pemukul), dan
daging
menggunakan aliran listrik (electrical
(Shuib et al., 2021)
stunning) atau menggunakan gas (gas
stunning) Penggunaan stunning yang tidak
Implementasi Halal Traceability
tepat berpotensi mengakibatkan hewan
System (HTS) di salah satu perusahaan di
yang akan disembelih sudah mati sebelum
Malaysia dalam penerapan proses produksi
disembelih sehingga mempunyai status
secara tidak langsung berhasil memberikan
yang sama dengan bangkai atau hewan
reputasi yang baik dan peningkatan
yang mati karena tercekik atau dipukul.
kepercayaan pelanggan. Sistem ini juga dapat
membantu mereka dalam mempertahankan
Beberapa permasalahan mengenai
branding, bahan, kehalalan, dan reputasi
kontaminasi produk tersebut ternyata sudah
mereka. Manajemen perusahaan merasa
memiliki label sertifikasi halal. Oleh karena
pelaksanaan sertifikasi halal mempengaruhi
itu, salah satu peran penting untuk
laba bersih perusahaan, alasannya adalah
melindungi integrasi halal sebuah produk
bahwa pelanggan Muslim akan membeli
adalah Halal Traceability System (HTS) yang
produk mereka karena memiliki sertifikat
mengacu pada sistem untuk melacak

77
(Seminar Nasional Sains dan Teknologi, Universitas Darussalam Gontor, 08 Desember 2022)
Agroindustrial Technology Journal Vol.7 No.1 (2023) 74-87
DOI : http://dx.doi.org/10.21111/atj.v7i1.9418

Halal yang dikeluarkan oleh JAKIM (Shafii yang baik di Indonesia sebagai solusi dari
& Khadijah, 2012). mencegah risiko titik kritis halal untuk
menjamin mutu produk ketika sampai di
Manfaat pasar dan manfaat operasional tangan konsumen. Adapun tujuan yang ingin
yang dirasakan adalah berhubungan positif dicapai dalam penelitian ini adalah
dengan implementasi Halal Traceability mengetahui proses aktivitas yang terjadi
System (HTS) dan kesiapan dalam penerapan dalam proses penanganan daging ayam di
sistem jaminan halal serta telah ditemukan rumah potong hewan, mengetahui tools yang
bahwa sistem ketertelusuran (traceability) berguna untuk proses traceability dan
sepenuhnya diperlukan untuk menjembatani integrasi produk halal sebagai pencegah
hubungan antara manfaat yang dirasakan dan aktivitas atau lokasi yang memiliki potensi
kesiapan untuk Halal Assurance Sistem sebagai titik kritis halal, memberikan konsep
(HAS). (Rahman et al., 2017). dalam penerapan Halal Traceablility System
(HTS) pada aktivitas rumah potong hewan
Setelah mengkonfirmasi efek dari (RPH).
Halal Traceability System (HTS) pada kinerja
Rantai Pasok Halal, menunjukkan BAHAN DAN METODE
pentingnya hipotesis efek dengan varian total Rancangan penelitian ini menggunakan
substansial sebelumnya (di atas 75 persen) pendekatan Supply Chain Operation
dan relevansi prediktif yang memadai. Reference (SCOR). SCOR suatu model
Penelitian ini memberikan bukti empiris yang acuan proses untuk operasi supplychain yang
kuat bahwa tingkat kinerja Rantai Pasokan terbagi ke dalam lima proses manajemen
Halal yang tinggi dicapai melalui dasar supplychain yaitu plan, source, make,
implementasi yang efektif dari sistem deliver, dan return yang mampu
ketertelusuran halal. (Zainuddin et al., 2020). menggambarkan aktivitas secara menyeluruh
sehingga dapat membangun indikator sesuai
Berdasarkan penjelasan latar belakang dengan pengukuran kinerja strategi rantai
dan penelitian sebelumnya tentang pasok. (Hanugrani et al., 2013).
pentingnya penggunaan HTS maka SCOR membedakan proses-proses
pertanyaan penelitian yang akan dibahas dalam rantai pasok menjadi lima jenis antara
pada penelitian ini adalah bagaimana lain plan, source, make, deliver, dan return.
implementasi ketertelusuran (traceability)
(Apriyani et al., 2018).
material daging ayam pada rantai pasok halal

78
(Seminar Nasional Sains dan Teknologi, Universitas Darussalam Gontor, 08 Desember 2022)
Agroindustrial Technology Journal Vol.7 No.1 (2023) 74-87
DOI : http://dx.doi.org/10.21111/atj.v7i1.9418

• Plan (perencanaan) adalah aktivitas


peramalan untuk menyesuaikan jumlah
persediaan dengan permintaan serta
merencanakan kapasitas pengadaan dan
teknis pengiriman.
• Source (pengadaan) tindakan Gambar 4. Model SCOR

mempersiapkan pengadaan barang (Apriyani et al., 2018)

ataupun jasa untuk pemenuhan


permintaan bisa berupa make to stock, Penelitian ini akan menganalisis proses

make to order, dan engineer to order rantai produk halal di rumah potong hewan

products. (RPH) dan menggabungkan sistem


ketertelusuran (traceability) produk, proses
• Make (produksi) yaitu kegiatan
integrasi makanan pada sebuah produk
mengubah secara fisik maupun
berfungsi untuk memastikan produk yang
fungsional bahan baku menjadi produk
masyarakat makan adalah halal dan memiliki
sesuai dengan kebutuhan dan keinginan
jaminan kualitas yang baik. Adapun Alur
konsumen. Kegiatan produksi
penelitian serta langkah-langkah yang
dilaksanakan berdasarkan pertimbangan
dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai
jenis pengadaan yang ditentukan
berikut :
perusahaan.
• Deliver (pengiriman) yaitu proses
pemindahan barang dan jasa yang
melibatkan order management,
transportasi, dan distribusi dari produsen
ke konsumen akhir.
• Return (pengembalian) yaitu kegiatan
mengembalikan atau mendapat
pengembalian produk karena beberapa
alasan ketidaksesuaian dengan
persyaratan.

79
(Seminar Nasional Sains dan Teknologi, Universitas Darussalam Gontor, 08 Desember 2022)
Agroindustrial Technology Journal Vol.7 No.1 (2023) 74-87
DOI : http://dx.doi.org/10.21111/atj.v7i1.9418

(Plan), Pengadaan (Source), Pembuatan


(Make), Pengiriman (Deliver) dan
Pengembalian (Return) yang dapat ditinjau
pada tabel 1 dan pada gambar 6.

Tabel 1. Mapping Activity (Wahyuni et al.,


2020)
Step/Tahapan Aktivitas

Perencanaan Pemilihan peternak yang akan disembelih


(Plan) Perencanaan penyembelihan
Perencanaan pemotongan daging karkas
Perencanaan pengiriman daging
Pengadaan Penjadwalan pengiriman ternak dari feedlot
(Source) Pemilihan pemasok
Proses pembayaran ternak
Pemeriksaan ternak
Penyimpanan ternak
Produksi Penyembelihan ternak
(Make) Pemotongan daging karkas
Pembersihan jeroan
Proses transportasi daging

Gambar 5. Alur Penelitian Pengiriman Pengecekan daging di conveyer


(Delivery) Pengiriman daging
(Analisis Penulis, 2023)
Proses penerimaan daging dan verifikasi oleh
pedagang
Pengembali Pengembalian ternak yang tidak sesuai
an (Return) permintaan
Penjadwalan waktu pengembalian ternak
yang tidak sesuai (reverse logistics)

HASIL DAN DISKUSI


2. Pembuatan Model Traceability
1. Mapping Activity
Proses selanjutnya adalah pendekatan
Tahap pertama yang dilakukan pada
teknologi terkini yang memungkinkan untuk
penelitian ini adalah mengambil data hasil
ketertelusuran (traceability) produk daging
pemetaan aktivitas rumah potong hewan
ayam, sistem HTS sangat memungkinkan
(RPH) berdasarkan SCOR (Supply chain
untuk digunakan sebagai sistem yang
Operation Reference). Penggunaan model
membantu memberikan ketertelusuran
tersebut diterapkan untuk dapat menentukan
terhadap daging, untuk memastikan integritas
dan menggambarkan seluruh aktivitas pada
Halal, keamanan pangan, dan kepercayaan
RPH yang dimulai dari tahap perencanaan
serta kepuasan konsumen terhadap daging

80
(Seminar Nasional Sains dan Teknologi, Universitas Darussalam Gontor, 08 Desember 2022)
Agroindustrial Technology Journal Vol.7 No.1 (2023) 74-87
DOI : http://dx.doi.org/10.21111/atj.v7i1.9418

ayam dan produk berbahan dasar ayam pada QR • Barcode 2D • Implementasi kode
Codes
• Kapasitas QR yang lebih luas
tahap konsumsi. Saat ini sudah banyak Tinggi dalam diHCMSC dapat
coding data meningkatkan
identifikasi dan
teknologi yang dapat diadopsi untuk (mengkodekan
ketertelusuran
data dalam
jumlah besar (traceability)
pelacakan dan penelusuran dalam sistem dengan coding produk.
data sederhana). • Kode QR pada
ketertelusuran (traceability) rantai pasok • Mampu kemasan produk
Menyimpan daging / daging
dengan menggunakan teknologi sistem berbagai data memungkinkan
(teks, hyperlink, pelanggan untuk
informasi dengan mengintegrasikan geokoordinat, memverifikasi status
dan sebagainya) Halal, siklus hidup
ayam, dan akses ke
blockchain dan komponen-komponen lain • Mudah dibaca data untuk membuat
(dipindai) oleh keputusan yang
seperti (Radio Frequency Identification perangkat tepat)
digital.
• Kode QR pada
Data) RFID tag, (Quick Response) QR Code, kemasan
memberikan
Cloud, IoT, dan sebagainya dapat ditinjau informasi digital
yang dapat
pada tabel 2 berikut: mengoptimalkan
kepuasan pelanggan
dan meningkatkan
ukuran pasar.
Tabel 2. Fitur Teknologi yang tersedia pada
IoT • Memungkinkan • IoT adalah
konektivitas pendorong utama
Halal Traceability System (HTS) serta sejumlah besar dalam melacak HTS
manfaatnya. (Shuib et al., 2021). smart devices. berbasis blockchain
Teknolo Fitur Manfaat pada Proses • Diberdayakan dari HMSC
gi Halal Meat Supply Chain oleh Sensor • Menyediakan data
(HMSC) Technology real-time untuk
untuk keamanan pangan
Blockch • Peer-to-peer • Transparansi dan
mengumpulkan dan standar integritas
ain network akuntabilitas
dan mengubah Halal
• Memperbaiki trust data. •
• Consensus IoT meningkatkan
mechanism
level
• Sangat efisiensi operasional
• Memperbaiki sistem bergantung di HCMSC dengan
• Smart contracts keamanan dan privasi pada menawarkan solusi
• Mengurangi waktu dan Sentralisasi dan untuk kualitas dan
• Immutability biaya berbasis cloud. ketertelusuran
• Globalization of
(traceability)
• Decentralisasi HMSC, HCMSC
produk, keamanan
pangan, mengelola
• Sertifikasi halal dan status lingkungan,
sistem ketertelusuran dan menghindari
(traceability) yang risiko kontaminasi
terpercaya Halal.
• IoT memecahkan
masalah
transparansi,
• Pengendalian dan
keaslian.

81
(Seminar Nasional Sains dan Teknologi, Universitas Darussalam Gontor, 08 Desember 2022)
Agroindustrial Technology Journal Vol.7 No.1 (2023) 74-87
DOI : http://dx.doi.org/10.21111/atj.v7i1.9418

RFID • Menyediakan • RFID dapat perawatan yang baik dari peternak, pakan
sarana untuk digunakan di setiap
mengidentifikas tahapan HMSC untuk ayam diberikan sesuai dengan gizi yang
i item / objek merekam rincian
secara akurat informasi yang
berdasarkan ID diperlukan.
dibutuhkan untuk mendapatkan kualitas
unik dan • Keuntungan RFID
yang baik.
pengenalan dapat dioptimalkan
otomatis. dalam HTS berbasis
• Memiliki blockchain untuk b. Tahap Pertama Pihak Rumah potong akan
kemampuan meningkatkan
Baca dan Tulis akurasi pelacakan memilih peternak yang telah
data tanpa dan data
kontak ketertelusuran teridentifikasi oleh data yang dalam hal ini
langsung. (traceability).
• Pembaca RFID • Konsumen dapat Majelis Ulama Indonesia/BPJPH, yang
dapat membaca menempatkan produk
banyak tag dengan tag yang
secara diintegrasikan untuk
menjamin bahwa stocklife sudah
bersamaan mengakses detail
tentang verifikasi teridentifikasi halal dengan barcode yang
status Halal.
telah terpasang pada ternak tersebut.
c. Tahap Kedua Pihak Peternak
Berdasarkan model SCOR sebelumnya memverifikasi data bahwa ayam dengan
maka dapat disusun sistem ketertelusuran barcode tersebut telah berpindah tangan
(traceability) halal yang terdiri dari empat dari peternak kepada pihak rumah potong
lapisan yaitu: Aliran Fisik, Aliran Digital, sebelum proses pengiriman, pengiriman
Aliran Data, dan Blockchain network (dapat truk dilengkapi dengan RFID agar
dilihat pada Gambar 6). Sistem ini pengiriman dapat terlacak hingga sampai
melibatkan digitalisasi data Aliran Fisik dari ke rumah potong.
lima fase, fase I pemilihan supplier, fase II d. Tahap Ketiga, setelah proses pemotongan
perencanaan pengiriman, fase III pengiriman, maka data akan di update bahwa lifestock
fase IV penyimpanan, dan V pengiriman telah dipotong dengan sesuai syariat Islam
kepada customer, ditambah dengan adanya dengan sertifikasi jaminan dan
proses return atau pengembalian barang jika pengawasan oleh pihak MUI, kemudian
ditemukan barang yang cacat ke rumah pihak rumah potong akan mengirimkan ke
potong. Berikut merupakan rekomendasi gudang pengumpul untuk dilakukan
HTS yang telah didesain berdasarkan model pengemasan, dengan kemasan yang
SCOR dan teknologi tracebility untuk dilengkapi oleh barcode.
integrasi Rantai Pasok Daging Halal. e. Tahap Keempat, Setelah adanya
a. Rantai pasok awal di dalam sistem ini pemesanan oleh customer maka pihak
yaitu Peternak sudah memberikan QR rumah potong akan merencanakan
Code kepada anak ayam yang kemudian pengiriman dengan melakukan update
terdata pada sistem dengan jaminan daging kemasan tersebut sebelum

82
(Seminar Nasional Sains dan Teknologi, Universitas Darussalam Gontor, 08 Desember 2022)
Agroindustrial Technology Journal Vol.7 No.1 (2023) 74-87
DOI : http://dx.doi.org/10.21111/atj.v7i1.9418

dikirimkan ke customer dengan


menggunakan truk terindentifikasi RFID.
f. Tahap Kelima, daging telah terkirim ke
customer kemudian dilakukan update data
yang menyatakan bahwa daging tersebut
telah terkirim dengan baik kepada
customer baik ke retail maupun kepada
end users.
g. Kemudian untuk kasus tertentu jika
dilakukan return maka akan dilakukan
update data terhadap barcode kemasan
tersebut bahwa daging dalam kemasan
tersebut dikirimkan kembali kepada pihak
rumah potong untuk dapat ditindaklanjuti
oleh pihak rumah potong hewan.

Fungsi dan peran otoritas dalam


lembaga sertifikasi halal untuk sistem
sertifikasi halal harus sangat komprehensif.
Selain itu, adopsi kode QR, teknologi RFID
dan IOT di HTS membutuhkan pemahaman
tentang arsitektur sistem, kesesuaian,
kelayakan dan skalabilitas teknologi dan
sistem yang diusulkan sehingga sistem dapat
berfungsi penuh dan efektivitas serta efisiensi
dapat tercapai dengan baik. Berikut
merupakan gambaran hasil desain Model
Integrasi Ketertelusuran (traceability)
Daging Ayam Halal yang telah dipaparkan
sebelumnya.

83
(Seminar Nasional Sains dan Teknologi, Universitas Darussalam Gontor, 08 Desember 2022)
Agroindustrial Technology Journal Vol.7 No.1 (2023) 74-87
DOI : http://dx.doi.org/10.21111/atj.v7i1.9418

Gambar 6. Model Integrasi Ketertelusuran (traceability) Daging Ayam Halal


(Analisis Penulis, 2022)

84
(Seminar Nasional Sains dan Teknologi, Universitas Darussalam Gontor, 08 Desember 2022)
Agroindustrial Technology Journal Vol.7 No.1 (2023) 74-87
DOI : http://dx.doi.org/10.21111/atj.v7i1.9418

Majelis Ulama Indonesia (MUI) selaku diwakili oleh Majelis Ulama Indonesia
organisasi yang berwenang pada sertifikasi (MUI)/Badan Penyelenggara Jaminan
halal di Indonesia belum mengeluarkan Produk Halal (BPJPH) masih belum secara
regulasi logistik halal secara komprehensif. spesifik memberikan regulasi atau konsep
Oleh karena itu, penting bagi regulator mengenai integrasi penanganan transportasi
Indonesia untuk mulai fokus pada pembuatan material halal seperti konsep ketertelusuran
peraturan tentang logistik halal karena (traceablility) produk, maka diperlukan
pengembangan regulasi sangat penting untuk sistem ketertelusuran halal dikarenakan
mendukung rantai integritas halal sebagai ketertelusuran menjadi hal yang cukup vital
sumber kepercayaan masyarakat terhadap dalam menjaga nilai halal (halal value) pada
label halal yang telah dicantumkan pada daging ayam.
produk. Mengabaikan integritas halal secara Penggunaan sistem informasi terkini
bertahap akan melemahkan kepercayaan seperti IoT, RFID, Barcode, dan Cloud yang
konsumen terhadap produk bersertifikat terhimpun dalam Halal Traceability System
halal. (HTS) memberikan kemudahan dalam
Proses integritas produk dimulai dari melakukan penelusuran daging ayam
sumber bahan baku yang baik dan telah sehingga penerapan logistik halal dan
disiapkan dengan benar (seperti integrasi rantai pasok halal Halal Supply
penyembelihan halal yang tepat dan tidak ada Chain (HSC) menjadi lebih baik dan efisien,
kontaminasi silang dengan produk haram), namun pengembangan sistem tersebut tentu
kemudian selama tahap produksi sangat masih perlu dilakukan uji kelayakan sehingga
penting untuk mengetahui makanan tersebut penelitian selanjutnya diharapkan dapat
bersumber dari cara yang halal tidak dari memberikan masukan dari segi kelemahan
korupsi, ketidakjujuran, niat jahat, tidak infrastruktur baik dari segi keamanan siber
transparan, dan tidak ada potensi penipuan dan perbaikan database serta kemudahan
serta pemalsuan untuk meningkatkan akses internet bagi seluruh peternak di
kepercayaan konsumen. Indonesia.

KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA


Pemerintah mewajibkan bahwa produk Apriyani, D., Nurmalina, R., & Burhanuddin.
yang masuk, beredar, dan diperdagangkan di (2018). Evaluasi Kinerja Rantai Pasok
wilayah Indonesia wajib bersertifikat halal, Sayuran Organik Dengan Pendekatan
namun pemerintah yang dalam hal ini Supply Chain Operation Reference

85
(Seminar Nasional Sains dan Teknologi, Universitas Darussalam Gontor, 08 Desember 2022)
Agroindustrial Technology Journal Vol.7 No.1 (2023) 74-87
DOI : http://dx.doi.org/10.21111/atj.v7i1.9418

(Scor). MIX: Jurnal Ilmiah Manajemen, https://doi.org/https://doi.org/10.52282/


8(2), 312. icr.v1i4.704
https://doi.org/10.22441/mix.2018.v8i2 Rahman, A. A., Singhry, H. B., Hanafiah, M.
.008 H., & Abdul, M. (2017). Influence of
Badan Pusat Statistik (BPS). (2021, May 24). Perceived Benefits And Traceability
Data Produksi Daging Ayam Ras System on The Readiness For Halal
Pedaging Tahun Menurut Provinsi Assurance System Implementation
(2021). https://www.bps.go.id/ Among Food Manufacturers. Food
Dubai Islamic Economic Development Control, 73, 1318–1326.
Center and Thomson Reuters. (2017). https://doi.org/10.1016/j.foodcont.2016
Data Eksportir Daging Halal .10.058
Organisasi Kerjasama Islam (OKI). Sazali, A. M., & Ligte, J. S. (2019). The
https://www.aljazeera.com/economy/20 Importance of Halal Logistics
17/11/26/where-does-halal-meat-come- Implementation in Indonesia in
from Compliance with Domestics and Global
Hanugrani, N., Setyanto, N. W., & Efranto, Halal Market Requirements. Jurnal
R. Y. (2013). Pengukuran Performansi Transportasi Multimoda, 17(2), 17–26.
Supply Chain Dengan Menggunakan https://doi.org/http://dx.doi.org/10.2510
Supply Chain Operation Reference 4/mtm.v15i1.413
(Scor) Berbasis Analytical Hierarchy Shafii, Z., & Khadijah, W. M. N. W. S.
Process (AHP) Dan Objective Matrix (2012). Halal Traceability Framework
(OMAX). Jurnal Teknik Industri for Halal Food Production. World
Universitas Brawijaya Malang. Applied Sciences Journal, 17, 1–05.
Imarat Consultant. (2022, October 23). Data Shuib, A., Ibrahim, I., & Yusoff, F. H.
Intergasi Halal Logistik Imarat (2021). Traceability System of Halal
Konsultan . Chicken Supply Chain. 2021 IEEE 12th
https://www.slideshare.net/halalcorner/ Control and System Graduate Research
ukm-halal-supply-chain-management Colloquium, ICSGRC 2021 -
Kamali, M. H. (2010). The Halāl Industry Proceedings, 144–149.
From A Sharī‘ah Perspective. https://doi.org/10.1109/ICSGRC53186.
Produced and Distributed by Pluto 2021.9515246
Journals, 1(4), 595–61. Syamsu Khaswa, & Tun Tedja Irawadi.
(2021, May 10). Titik Kritis Keharaman

86
(Seminar Nasional Sains dan Teknologi, Universitas Darussalam Gontor, 08 Desember 2022)
Agroindustrial Technology Journal Vol.7 No.1 (2023) 74-87
DOI : http://dx.doi.org/10.21111/atj.v7i1.9418

Pada Produk Daging Dari Perspektif


Sertifikasi Halal .
https://halal.ipb.ac.id/titik-kritis-
keharaman-pada-produk- daging-dari-
perspektif-sertifikasi-halal/
Wahyuni, D., Nasution, A. H., Budiman, I.,
& Arfidhila, N. (2020). Halal Risk
Analysis at Indonesia Slaughterhouses
Using the Supply Chain Operations
Reference (SCOR) and House of Risk
(HOR) Methods. Journal of Physics:
Conference Series, 1542(1).
https://doi.org/10.1088/1742-
6596/1542/1/012001
Zainuddin, N., Saifudin, A. M., Deraman, N.,
& Osman, A. A. (2020). The Effect of
Halal Traceability System on Halal
Supply Chain Performance.
International Journal of Supply Chain
Management, 9(1).
http://excelingtech.co.uk/
Zaroni. (2022, May 23). Jalan Panjang
Logistik Halal Indonesia.
https://supplychainindonesia.com/jalan-
panjang-logistik-halal-di-indonesia/

87

You might also like