Professional Documents
Culture Documents
Vijayaraghavan, D. Ahmad and Ibrahim, 2006; J. Wang and W. Wan, 2008; L. Ming et al.,
2008; L.R. Magnusson et al., 2008; Y. Fan et al., 2008; Z. Lee et al., 2008; S. Yani and D.
Zhang, 2009, no date)
3. hardvard
H. Fang and H. Liu (2002) ‘Effect of pH on hydrogen production from glucose by a mixed
culture’, Bioresourc Technol, 82(2), pp. 87–93.
L. Ming et al. (2008) ‘Bio-hydrogen production from food waste and sewage sludge in
the presence of aged refuse excavated from refuse landfill’, Renewable Energy,
33, pp. 573–2579.
L.R. Magnusson et al. (2008) ‘Direct hydrogen production from cellulosic waste materials
with a single-step dark fermentation process. International Journal of Hydrogen
Energy 2008’, International Journal of Hydrogen Energy, 33, pp. 5398–5403.
S. Yani and D. Zhang (2009) ‘Transformation of organic and inorganic sulphur in a lignite
during pyrolysis : Influence of inherent and added inorganic matter’, Proc.
Combust. Inst, 32, pp. 2083–3089.
S. Yani and D. Zhang (no date) Biogas from timber recycle wastes, chicken litters, horse
droppings, green waste and other MSWs. Perth.
Y. Fan et al. (2008) ‘Enhanced cellulose-hydrogen production from corn stalk by lesser
panda manure’, International Journal of Hydrogen Energy, 33, pp. 6058–6065.
terbarukan sehingga akan habis pada masa yang akan datang. Penggunaan bahan bakar fosil,
misalnya minyak bumi dan batubara, juga berpengaruh terhadap perubahan iklim secara global
akibat emisi gas-gas seperti COx, SOx, NOx dan berbagai komponen organik yang dihasilkan
selama proses pembakaran (Yani and Zhang 2009). Hidrogen dapat dipandang sebagai salah
satu sumber energi masa depan karena memiliki nilai kalor yang tinggi yaitu sekitar 122 kJ/g
dan pada proses pembakaran tidak menghasilkan gas-gas yang berbahaya bagi lingkungan
Hidrogen umumnya dihasilkan dari proses perengkahan gas alam (steam reforming),
gasifikasi batubara dan elektrolisa air. Namun pembuatan hydrogen dengan cara tersebut
sangat tidak ekonomis karena memerlukan energi yang tinggi serta pada proses pembuatannya
terkadang tidak ramah lingkungan (Das and Veziroglu 2001). Limbah organik yang merupakan
salah satu sumber pencemaran lingkungan jika tidak ditangani dengan baik ternyata
mempunyai potensi untuk diolah menjadi bahan bakar hidrogen dan padatan yang tersisa dari
proses pembuatan hidrogen bisa diolah lebih lanjut menjadi pupuk kompos.
Hidrogen bisa diproduksi dari limbah organik secara kimia, elektrokimia maupun
biologi. Proses biologi memiliki keunggulan dibandingkan dengan proses yang lain karena bisa
dioperasikan pada suhu ambien dan tekanan atmosferis. Produksi biohidrogen dari bahan
organik bisa dilakukan dengan proses fotolisis dengan bantuan bakteri fotosintetis maupun
secara fermentasi dengan bantuan bakteri non-aerob. Proses pembuatan hidrogen secara
fermentasi non-aerob masih kurang mendapat perhatian padahal proses fermentasi ini memiliki
fermentasi dapat menghasilkan hidrogen di sepanjang waktu tanpa tergantung cahaya, tingkat
produksi hidrogen yang cukup tinggi serta bakteri fermentasi memiliki tingkat
perkembangbiakan yang cukup tinggi sehingga pasokan mikroorganisma dalam proses
produksi bisa terpenuhi (Das and Veziroglu 2001). Sayangnya, jika tidak ditangani dengan
Jenis-jenis bakteri yang bisa digunakan untuk menghasilkan biohidrogen dari sampah
Magashaera elsdenii, Citrobacter intermedius dan Escheria coli (Lay, Lee et al. 1999; Das
and Veziroglu 2001; Vijayaraghavan, Ahmad et al. 2006). Pada proses fermentasi non-aerob
murni (pure culture) maupun bisa menggunakan media yang bisa menghasilkan
mikroorganisma tersebut.
Lay et al (Lay, Lee et al. 1999) melakukan studi kelayakan untuk produksi biohidrogen
dari sampah kota organik secara fermentasi. Dua macam sumber mikroorganisma penghasil
hidrogen digunakan dalam penelitian ini, yaitu lumpur yang dihasilkan dari proses pemeraman
limbah padat secara non-aerob dan bakteri penghasil hidrogen dari silo penampung kedelai.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sampah kota memungkinkan untuk diolah menjadi
biohidrogen dan gas metana tidak diperoleh dalam jumlah yang signifikan. Dilihat dari proses
digunakan untuk menghasilkan hidrogen dari karbohidrat (Fang and Liu 2002). Genus
Enterobacter bisa digunakan untuk menghasilkan gas hidrogen dari proses fermentasi glukosa,
sukrosa dan selulosa, perlu ditekankan bahwa volume gas hidrogen yang dihasilkan berbeda
Clostridium thermocellum ATCC 27405 digunakan sebagai bakteri penghasil hidrogen pada
limbah kulit buah nangka melalui proses fermentasi non-aerob secara kontinyu dalam alat
kontak filter. Bakteri penghasil hidrogen yang digunakan diperoleh dari kotoran sapi.
Bakteri bisa berkembang biak dengan baik jika memiliki kondisi operasi yang tepat.
Produksi biohidrogen dari limbah sayuran secara fermentasi anaerob mencapai yield tertinggi
pada pH 7 sedangkan pada pH 5.5 tidak terdeteksi produksi hidrogen (Lee, Li et al. 2008). Pada
proses fermentasi sukrosa dan karbohidrat menjadi hidrogen, kondisi optimum diperoleh pada
pH 5.5-5.7 (Kanal, Chen et al. 2004). Suhu operasi juga berpengaruh pada pertumbuhan
bakteri. Pada proses fermentasi glukosa menjadi hidrogen dengan bantuan kultur campuran
kondisi optimum produksi hidrogen dicapai pada suhu 40oC (Wang and Wan 2008). Peneliti
lain menyimpulkan bahwa pada proses fermentasi sukrosa menjadi hidrogen, yield dan
kecepatan produksi hidrogen meningkat jika suhu ditingkatkan dari 30oC menjadi 40oC, tetapi
kemudian akan menurun jika suhu dinaikkan menjadi 50oC(Lee, Lin et al. 2006). Pada proses
fermentasi bonggol jagung dengan bantuan bakteri yang berasal dari kotoran panda kondisi
optimum dicapai pada pH 5.5 dan suhu 36oC (Fan, Xing et al. 2008).
sampah organik bisa diatasi dengan cara mengolah sampah organik tersebut secara fermentasi
anaerob untuk menghasilkan hidrogen dengan bantuan media yang bisa menghasilkan bakteri
penghasil hidrogen. Untuk mencapai kondisi optimum produksi biohidrogen ini akan dipelajari
beberapa variabel yaitu komposisi bahan baku, suhu fermentasi, pH awal dan waktu fermentasi.
Limbah sisa fermentasi akan diolah lebih lanjut sehi (D. Das, 2001)ngga tidak mencemari
lingkungan hidup.
Daftar Referensi
TUGAS:
Buatlah referensi menggunakan Mendeley untuk semua referensi dalam naskah diatas. Lengkapi
nama penulis jika belum lengkap (ada tulisan et al).
1. APA
2. Chicago
3. Vancouver
(H. Fang & H. Liu, 2002; J. Wang & W. Wan, 2008; K. Lee et al., 2006; K. Vijayaraghavan et al., 2006;
L. Ming et al., 2008; L.R. Magnusson et al., 2008; S. Yani & D. Zhang, n.d., 2009; S.Kanal et al., 2004;
Y. Fan et al., 2008; Z. Lee et al., 2008)
1. APA
H. Fang, & H. Liu. (2002). Effect of pH on hydrogen production from glucose by a mixed culture.
Bioresourc Technol, 82(2), 87–93.
J. Wang, & W. Wan. (2008). Effect of temperature on fermentative hydrogen production by mixed
cultures. International Journal of Hydrogen Energy, 33, 5392–5397.
K. Lee, P. Lin, & J. Chang. (2006). Temperature effects on biohydrogen production in a granular
sludge bed induced by activated carbon carriers. International Journal of Hydrogen Energy, 31,
465–472.
K. Vijayaraghavan, D. Ahmad, & Ibrahim, M. K. (2006). Biohydrogen generation from jackfruit peel
using anaerobic contact filter. International Journal of Hydrogen Energy, 31, 569–579.
L. Ming, Z. Youcai, Qiang, G., Xiaoqing, Q., & Dongjie, N. (2008). Bio-hydrogen production from food
waste and sewage sludge in the presence of aged refuse excavated from refuse landfill.
Renewable Energy, 33, 573–2579.
L.R. Magnusson, R. Islam, Sparling, R., Levin, D., & Cicek, N. (2008). Direct hydrogen production from
cellulosic waste materials with a single-step dark fermentation process. International Journal of
Hydrogen Energy 2008. International Journal of Hydrogen Energy, 33, 5398–5403.
S. Yani, & D. Zhang. (n.d.). Biogas from timber recycle wastes, chicken litters, horse droppings, green
waste and other MSWs.
S. Yani, & D. Zhang. (2009). Transformation of organic and inorganic sulphur in a lignite during
pyrolysis : Influence of inherent and added inorganic matter. Proc. Combust. Inst, 32, 2083–
3089.
S.Kanal, W. Chen, Li, L., & Sung, S. (2004). Biological hydrogen production : effects of pH and
intermediate products. International Journal of Hydrogen Energy, 29, 1123–1131.
Y. Fan, Y. Xing, Ma, H. C., Pan, C. M., & Hou, H. W. (2008). Enhanced cellulose-hydrogen production
from corn stalk by lesser panda manure. International Journal of Hydrogen Energy, 33, 6058–
6065.
Z. Lee, S. Li, Lin, J., Wang, Y., Kuo, P., & Cheng, sheng. (2008). Effect of pH in fermentationof
vegetable kitchen wastes on hydrogen production under thermophilic condition. International
Journal of Hydrogen Energy, 33, 5234–5241.
(Y. Fan et al. 2008; H. Fang and H. Liu 2002; S.Kanal et al. 2004; K. Lee, P. Lin, and J.
Chang 2006; Z. Lee et al. 2008; L.R. Magnusson et al. 2008; L. Ming et al. 2008; K.
Vijayaraghavan, D. Ahmad, and Ibrahim 2006; J. Wang and W. Wan 2008; S. Yani and D.
Zhang 2009; n.d.)
2. Chicago
L. Ming, Z. Youcai, Guo Qiang, Qian Xiaoqing, and Niu Dongjie. 2008. “Bio-Hydrogen
Production from Food Waste and Sewage Sludge in the Presence of Aged Refuse
Excavated from Refuse Landfill.” Renewable Energy 33: 573–2579.
L.R. Magnusson, R. Islam, Richard Sparling, David Levin, and Nazim Cicek. 2008. “Direct
Hydrogen Production from Cellulosic Waste Materials with a Single-Step Dark
Fermentation Process. International Journal of Hydrogen Energy 2008.”
International Journal of Hydrogen Energy 33: 5398–5403.
———. n.d. “Biogas from Timber Recycle Wastes, Chicken Litters, Horse Droppings,
Green Waste and Other MSWs.” Perth.
S.Kanal, W. Chen, Ling Li, and Shihwu Sung. 2004. “Biological Hydrogen Production :
Effects of PH and Intermediate Products.” International Journal of Hydrogen Energy
29: 1123–31.
Y. Fan, Y. Xing, Hong Cui Ma, Chun Mei Pan, and Hong Wei Hou. 2008. “Enhanced
Cellulose-Hydrogen Production from Corn Stalk by Lesser Panda Manure.”
International Journal of Hydrogen Energy 33: 6058–65.
Z. Lee, S. Li, Jian Lin, Yu Wang, Pei Kuo, and sheng Cheng. 2008. “Effect of PH in
Fermentationof Vegetable Kitchen Wastes on Hydrogen Production under
Thermophilic Condition.” International Journal of Hydrogen Energy 33: 5234–41.