Professional Documents
Culture Documents
e-mail:
normiyani1500001196@webmail.uad.ac.id1, muya.barida@bk.uad.ac.id2,
dianari.widyastuti@bk.uad.ac.id3, aishanadya@unis.ac.id4
Abstract
The problem of social interaction of deaf students is very diverse. This study
aims to describe the social interaction skills of deaf students. The research uses
a qualitative approach with a case study method. The research subjects were
two deaf students. Data were collected through interview, observation, and
documentation studies. The data were analyzed using the Miles and
Hubermasn flow, namely data reduction, data presentation, and conclusion
drawing. The results showed that each student has different interaction skills
starting from aspects of communication, attitudes, group behavior, and social
norms. Guidance and counseling teachers should provide social interaction
skills training in order to be able to develop their social potential optimally.
Abstrak
partisipasi dan interaksi anak tunarungu di untuk memahami secara mendalam dan
kelas pendidikan umum. Penelitian ini mendeskripsikan interaksi sosial anak
menemukan bahwa kesulitan berbahasa anak tunarungu di SLB Negeri 2 Bantul.
tunarungu yaitu sulit mendengar adalah Teknik pemilihan subjek dalam penelitian
hambatan terbesar yang membatasi ini menggunakan teknik purposive
partisipasi dan interaksi para siswa. Selain sampling. Peneliti melakukan penelitian di
itu, siswa tunarungu juga selalu sibuk di kelas VIII SMP di SLB Negeri 2 Bantul
kelas karena dia mengerjakan tugasnya dan yang berjumlah 2 siswa. Sedangkan
mengawasi guru dan penerjemah secara pemilihan subjek ditentukan berdasarkan
bersamaan. Jadi, siswa ini sering menerima kriteria: 1) Berjenis kelamin laki-laki, 2)
informasi dan pertanyaan beberapa detik Tunarungu klasifikasi ringan, dan 3) Usia
setelah mendengar. Penelitian ini 14-15 tahun. Peneliti juga memilih wali
menunjukkan bahwa staf sekolah harus kelas untuk menjadi subjek dalam
meningkatkan kolaborasi mereka dengan penelitian. Teknik pengumpulan data yang
masing-masing staf lainnya untuk digunakan dalam penelitian kualitatif ada
mengembangkan strategi terbaik yang empat macam, yaitu wawancara.
membuat konteks pendidikan kelas umum Untuk menjamin keabsahan data, maka
yang sesuai bagi siswa tunarungu. Apalagi dilakukan triangulasi sumber yaitu dari
guru-guru itu bertanggung jawab untuk siswa dan wali kelas. Teknik analisis data
meningkatkan kesadaran di antara siswa yang digunakan dalam penelitian ini adalah
yang tidak mengalami hambatan mendengar analisis data model Miles dan Huberman.
tentang karakteristik anak tunarungu yang Analisis data dilakukan pada saat
sulit mendengar. Secara umum sebagian pengumpulan data berlangsung, dan setelah
besar hambatan siswa yang tuli dan sulit selesai pengumpulan data dalam periode
mendengar siswa yang bertemu di kelas tertentu. Aktivitas dalam analisis data
pendidikan umum dapat diatasi ketika kualitatif dilakukan secara interaktif dan
seluruh staf sekolah bekerja bersama dan berlangsung secara terus menerus sampai
memberikan semua dukungan yang mungkin tuntas sehingga datanya sudah jenuh (Miles
bagi para siswa. dan Huberman dalam Sugiyono, 2016).
METODE PENELITIAN Aktivitas dalam analisis data penelitian ini
Penelitian yang digunakan dalam penelitian yaitu data reduction, data display, dan
ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. conclusion drawing/verification.
Penelitian menggunakan metode studi kasus
guru yang ada disekolah, pakaia Ar pun tunarungu. Ketika Nb belajar bersama
bersih dan rapi ketika berada di sekolah. Ar temannya maupun bermain mereka saling
juga mengikuti kegiatan-kegiatan sosial yang memahami menggunakan Bahasa isyarat
ada dilingkungannya, akan tetapi ketika tidak yang digunakan. Sebagaimana yang
di ajak ia akan beridiam diri, karena Ar disampaikan guru:
memiliki sikap pendiam baik terhadap teman- “Nb adalah siswa yang ceria, mudah bergaul
temannya maupun terhadap orang yang baru dengan teman, dan ia juga suka menyapa
ia kenal. teman maupun saya sendiri. Nb juga
Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa komunikasinya lebih jelas dan mudah
siswa tunarungu juga dapat berinteraksi sosial dimengerti dibandingkan dengan Ar”. (KM1,
dengan baik, walaupun mereka berbeda dari 35).
anak normal lainnya. Tunarungu bukanlah Subjek pertama Nb berdasarkan dari hasil
hambatan bagi seseorang untuk tidak dapat wawancara serta observasi, tidaklah
berinteraksi dengan baik, namun hanya mengalami kesulitan dalam interaksi sosial.
berbeda cara interaksinya saja. Contohnya Hanya saja Nb kesulitan dalam mata
ketika menyapa mereka atau berinteraksi pelajaran matematika. Sebagaimana sudah
dengan mereka tidak hanya mengandalkan dijelaskan dalam berbagai aspek interaksi
ucapan/suara saja, akan tetapi adanya tatap sosial.
muka secara langsung atau menggunakan Siswa yang kedua adalah Ar, ia adalah siswa
Bahasa isyarat. tunarungu pada tahapan ringan yaitu masuk
Siswa yang pertama adalah Nb, ia adalah dalam kategori (50-76 DB). Kondisi dimana
siswa tunarungu pada tahapan sangat ringan 50-76 DB ini mengalami kondisi tunarungu
yaitu masuk dalam kategori (27-40 DB). dalam tingkatan hanya mampu mengerti
Kondisi dimana 27-40 DB ini masih mampu percakapan dalam jarak 3 kaki dan harus
mendengar suara dalam jarak dekat. Dalam dalam keadaan berhadap-hadapan. Ar adalah
proses belajar-mengajar di sekolah, kesulitan siswa yang pendiam dan tidak banyak bicara.
ini masih bisa di atasi dengan menempatkan Ar tetap berinteraksi dengan teman, guru,
anak pada posisi strategis. Nb mudah ketika maupun orang yang baru dikenal walaupun
diajak berkomunikasi, ia juga tidak pemalu sekedarnya saja. Ketika Ar berinterkasi
dan memahami apa yang lawan bicara dengan lawan bicaranya menggunakan
sampaikan. Nb sendiri berinteraksi dengan Bahasa isyarat serta pengucapan
lawan bicaranya menggunakan Bahasa isyarat menggunakan suara, walaupun terkadang
dan berkomunikasi sebagaimana bukan siswa tidak dapat dipamahami maupun dimengerti
oleh lawan bicaranya. Sebagaimana yang berinteraksi dan saling merasa nyaman
disampaikan oleh guru: dengan keadaan fisik bersama manusia lain
“Ar adalah siswa yang pendiam dan tidak dalam lingkungan sekitarnya. Adapun
banyak bicara, ia berinteraksi dengan lawan menurut Riansyah, Hafit, dan Wulandari
bicara seadanya. Ar adalah siswa yang pintar (2017) manusia dapat dikatakan sebagai
dibandingkan teman-teman yang ada makhluk sosial karena pada diri manusia juga
dikelasnya. Walaupun pengucapan Ar dalam ada dorongan dan kebutuhan untuk
berinteraksi terkadang tidak jelas, akan tetapi berhubungan (berinteraksi) dengan orang
saya menggunakan alat tulis ketika tidak lain.
memahami apa yang Ar katakan”. (KM1 (49, Menurut Alasim (2018) dalam penelitiannya
52,53), SK1(55), menyatakan bahwa dari para staf ataupun
Subjek kedua Ar berdasarkan dari hasil guru yang ada di sekolah harus meningkatkan
wawancara dan observasi sedikit kolaborasi masing-masing untuk
mengalami kesulitan dalam interaksi mengembangkan strategi terbaik yang
sosialnya. Akan tetapi walaupun begitu Ar membuat konteks pendidikan kelas sesuai
masih berinteraksi dengan baik dengan bagi siswa tunarungu. Adapun peranan
teman, guru, maupun orang disekitarnya. bimbingan konseling dalam interaksi sosial
Sebagaimana sudah dijelaskan pada aspek- tunarungu disini ialah memfasilitasi siswa
aspek interaksi sosial. tunarungu yang memiliki hambatan-
Kedua siswa tunarungu memiliki hambatan tertentu dalam berinteraksi sosial.
karakteristik yang berbeda. Akan tetapi Seperti memberi pengarahan dan membatu
tidaklah masalah dimana siswa tunarungu kesulitan apa yang dialami oleh murid itu
tetap berinteraksi dengan baik menggunakan sendiri. Adapun layanan yang bisa dilakukan
Bahasa mereka sendiri yaitu Bahasa isyarat. oleh guru bimbingan konseling ialah
Interaksi sosial ialah interaksi yang terjadi bimbingan kelompok dimana melatih
antara individu dengan individu, individu interaksi sosial siswanya baik itu dengan
dengan kelompok, maupun kelompok dengan individu maupun dengan suatu kelompok.
kelompok tertentu. Interaksi tdiak terbatas
hanya dari pengucapan saja akan tetapi
Bahasa tubuh ataupun Bahasa isyarat juga
termasuk interaksi.
Interaksi sosial sangatlah penting, dimana
manusia merupakan makhluk sosial yang