You are on page 1of 14

GRAB KIDS: Journal of Special Education Need Volume 2 Nomor 2 Tahun 2022

e-ISSN: 2776-8767 Halaman: 086-099

PENGEMBANGAN SISTEM ISYARAT KUNCI KOMUNIKASI SOSIAL BAGI PESERTA DIDIK


MULTI DISABILITIES WITH VISUAL IMPAIRMENT

Rossea Nur Oktavianti


Pendidikan Luar Biasa, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya
rossea.19014@mhs.unesa.ac.id

Zaini Sudarto, Budiyanto


Pendidikan Luar Biasa, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya
zainisudarto@unesa.ac.id, budiyanto@unesa.ac.id

Abstract
The main problem for MDVI students is the communication aspect, especially in expressing basic
daily needs. Not everyone can understand what MD children want, so parents always accompany them at
school, because they look closely at their child's communication instructions. The purpose of this research
is to produce a product in the form of a design method or social communication strategy to fulfill the
expression of basic MDVI needs by referring to things that are already known and liked by children in the
form of key basic needs (eating, drinking, sleeping, dressing, toileting). This study uses the ADDIE
development design from Branch 2010 which is only limited to the development stage. Data collection
techniques include the results of observations, interviews and validation techniques carried out by material
experts and design experts. To find out that this product is appropriate and feasible by looking at the results
of the expert validation instrument score analysis. From the expert validation test, the percentage score was
82.14% from material experts, to get material needs and 85.71 social communication system models from
design experts, namely, key key communication system models to be implemented in finding MDVI child
keys. The results show that the findings of this key social communication system are appropriate to be used
to find ways for MDVI children to communicate, especially in expressing basic daily needs which are
shown in the form of gestural responses, activities, and verbal mixes.

Keywords: Key Signs, Social Communication, Blind MDVI

Abstrak
Permasalahan utama peserta didik MDVI yakni pada aspek berkomunikasi khususnya dalam
mengungkapkan kebutuhan dasar sehari-hari. Tidak semua dapat memahami apa yang sedang diinginkan
anak MDVI, sehingga orang tua selalu mendampingi putranya di sekolah, karena mereka sedikit banyak
memahami isyarat/clue komunikasi anaknya. Tujuan dari penelitian ini untuk menghasilkan produk berupa
desain cara atau strategi komunikasi sosial untuk pemenuhan dalam mengungkapkan kebutuhan dasar
MDVI dengan merujuk pada hal yang sudah dikenali dan disenangi anak berupa isyarat kunci kebutuhan
dasar (makan, minum, tidur, berpakaian, toileting). Penelitian ini menggunakan desain pengembangan
ADDIE dari Branch 2010 yang dimodifikasi hanya dibatasi pada tahap Pengembangan (development).
Teknik pengumpulan data meliputi hasil observasi, hasil wawancara dan teknik validasi yang dilakukan
oleh ahli materi dan ahli desain. Untuk mengetahui bahwa produk ini sesuai dan layak dengan melihat hasil
analisis skor instrumen validasi ahli. Dari data uji validasi ahli, mendapatkan skor persentase 82,14% dari
ahli materi, untuk kesesuaian konsep kebutuhan dasar dan komunikasi sosial pada model sistem isyarat
kunci komunikasi sosial dan skor 85,71 dari ahli desain yakni, kesesuaian desain model sistem isyarat kunci
komunikasi sosial isyarat kunci untuk diimpelemntasikan dalam menemukan isyarat kunci anak MDVI.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa temuan sistem isyarat kunci komunikasi sosial ini layak digunakan
untuk menemukan cara anak MDVI dalam berkomunikasi khususnya dalam mengungkapkan kebutuhan
dasar sehari-hari yang ditunjukkan dalam bentuk respon gestur, aktivitas, verbal dan campuran.

Kata Kunci : Isyarat Kunci, Komunikasi Sosial, Tunanetra MDVI

merupakan Individu dengan hambatan penglihatan


PENDAHULUAN
dan disertai hambatan lain atau tunaganda, memiliki
Anak berkebutuhan khusus yang disertai dengan populasi dengan heterogenitas yang sangat besar
hambatan lain atau biasa dikenal dengan Multiple karena kombinasi berbagai hambatan. (Argyropoulos
Disabilities with Visual Impairement (MDVI) et al., 2020). Hambatan penyerta pada MDVI

86
Pengembangan Sistem Isyarat Kunci…
Rossea Nur Oktavianti, Zaini Sudarto, Budiyanto

diantaranya meliputi hambatan wicara dan bahasa, merangsang makna dalam pikiran. Komunikasi
cerebral palsy, retardasi mental, orthopedi, perilaku, nonverbal dapat meningkatkan kemampuan
sosial emosional. Dalam penelitian ini berfokus pada berinteraksi dengan peserta didik dengan
MDVI dengan hambatan penyerta intelektual. menggabungkan menggabungkan antara komunikasi
Dampak dari peserta didik MDVI yakni mengalami verbal dan nonverbal (Hasibuan, Ritonga, & Novri,
hambatan pada komunikasi sosial. Hal ini didukung 2020). Dalam komunikasi verbal bahasa memegang
dengan hasil penelitian bahwa peserta didik MDVI peranan penting. Media yang sering dipakai yaitu
mengalami permasalahan pada aspek berkomunikasi, bahasa. Karena, bahasa mampu menerjemahkan
diantaranya mampu namun sedikit lambat dalam pikiran seseorang kepada orang lain. Perilaku
menangkap maksud pesan yang disampaikan nonverbal yang secara langsung menerjemahkan kata
(Rudiyati, Sukinah, & Rahmawati, 2016). atau ungkapan. Melalui kata-kata, mereka
Komunikasi memiliki peran penting pada mengungkapkan perasaan, emosi, pemikiran,
kehidupan sehari-hari dalam berinteraksi. gagasan, atau maksud mereka, menyampaikan fakta,
Komunikasi akan terus dilakukan selama interaksi data, dan informasi serta menjelaskannya, saling
sosial berlangsung. Komunikasi merupakan suatu bertukar perasaan dan pemikiran, saling berdebat,
proses yang berkaitan dengan kehidupan sosial. dan bertengkar.
Menurut pendapat (Ngalimun, 2017), komunikasi Peserta didik MDVI berkomunikasi baik secara
adalah proses pengiriman atau penyampaian verbal maupun nonverbal. Peserta didik dengan
informasi dari pihak satu kepihak yang lain dengan komunikasi verbal yakni peserta didik yang mampu
tujuan mendapatkan pengertian satu sama lain. berkomunikasi namun tidak memahami maknanya,
Komunikasi sosial mengisyaratkan bahwa peserta didik berkomunikasi dengan menghafal
komunikasi dilakukan untuk pemenuhan-diri, untuk ajaran sebelumnya. Sedangkan, peserta didik dengan
terhibur, untuk nyaman dan tenteram dengan diri- komunikasi nonverbal yakni seperti memberikan
sendiri dan juga orang lain (Mudjiono, 2012). respon/berisyarat dengan mengangguk atau
Komunikasi sosial menurut Ngalimun, yakni terdiri menggeleng, mimic wajah, emosi marah atau
atas 5 unsur diantaranya yakni komunikator, pesan, menangis apabila tidak sesuai dengan yang
media, komunikan dan respon. Komunikasi diinginkan. Bentuk dari komunikasi nonverbal
dibedakan menjadi komunikasi verbal dan adalah isyarat kunci yakni komunikasi dilakukan
nonverbal. Menurut pendapat (Kusumawati,2016), dengan menggunakan gambar, tanda atau perangkat
Komunikasi verbal adalah komunikasi yang komunikasi. Isyarat kunci dalam komunikasi sosial
menggunakan kata-kata, entah lisan maupun tulisan untuk mendukung perkembangan bahasa pada anak
atau bentuk komunikasi yang menggunakan kata- yang mengalami kesulitan berkomunikasi khususnya
kata, baik dalam bentuk percakapan maupun tulisan dalam mengungkapkan kebutuhan dasar (Marlina;
(speak language). Komunikasi verbal ini 2018). Sehingga, isyarat kunci mempunyai peranan
diimplementasikan dalam hubungan antar manusia penting untuk membentuk keterampilan komunikasi
sehari-hari. Sedangkan, komunikasi nonverbal sosial peserta didik MDVI dalam berkomunikasi.
adalah komunikasi yang pesannya dikemas dalam Tanpa melibatkan diri dalam komunikasi,
bentuk tanpa kata-kata. Suatu bentuk komunikasi sesorang tidak akan tahu bagaimana cara makan,
tanpa menggunakan lambang-lambang verbal seperti minum, berbicara sebagai manusia, dan
kata-kata, baik dalam bentuk percakapan maupun memperlakukan manusia lain dengan baik dan
tulisan (Kusumawati, 2016). seharusnya. Keterlibatan individu menjadi faktor
Dalam berkomunikasi sehari-hari, komunikasi penting untuk menunjang keberhasilan dalam
nonverbal lebih banyak digunakan daripada berkomunikasi (Hasibuan et al., 2020). Komunikasi
komuniasi verbal karena otomatis mengikuti sosial merujuk pada 5 unsur yakni terdiri atas
komunikasi verbal. Komunikasi nonverbal komunikator, pesan, media, komunikan dan respon.
merupakan suatu proses yang dijalani oleh seseorang Komunikator atau sumber atau pengirim pesan
individu atau lebih pada saat menyampaikan isyarat- yakni pihak yang mempunyai kebutuhan untuk
isyarat nonverbal yang memiliki potensi untuk berkomunikasi disini adalah ornagtua anak yang

87
GRAB KIDS: Journal of Special Education Need Volume 2 Nomor 2 Tahun 2022
e-ISSN: 2776-8767 Halaman: 086-099

akan mengirimkan pesan pada anak. Pesan yakni apa Berdasarkan studi pendahuluan di SLB A YPAB
yang dikomunikasikan komunikator keada Surabaya ditemukan peserta didik MDVI dengan
komunikan yakni seperangkat symbol verbal dan karakteristik hambatan penyerta yang bervariasi.
nonverbal yang mewakili maksud dari komunikator Secara umum mereka mengalami hambatan serius
berupa rumusan isi, dalam hal ini menanyakan dalam komunikasi social, bahkan untuk komunikasi
tentang kebutuhan dasar anak (makan, minum, tidur, social dasar (makan, minum, toileting dan
berpakaian, toileting BAK, dan BAB) yang akan berpakaian) mereka tidak mampu, Sebagai contoh
disalurkan melalui media. Media digunakan pada saat dia lapar dia tidak dapat mengungkapkan/
komunikator untuk menyampaikan pesan kepada mengekspresikan kepada orang lain bahwa dia
komunikasn dalam bentuk verbal maupun nonverbal sedang lapar. Begitu pula pada saat orang lain
yang dalam hal ini adalah SKS (Sistem Komunikasi mengemukakan sesuatu baik secara verbal maupun
Sosial). Komunikan dalam hal ini adalah anak MDVI isyarat, mereka juga tidak mampu merespon dengan
yang akan menerima pesan dari komunikastor atau baik. Ekspresi yang nampak cenderung datar seperti
orangtua, kemudian pesan tersebut akan diolah untuk kurang bermakna dan sesekali menggerakkan
diterjemahkan/dimaknai sehingga pesan yang anggota badan dengan pola tertentu. Menyadari
diterima dapat pahami oleh komunikan. Respon kondisi peserta didik MDVI seperti ini, maka orang
yakni efek yang terjadi pada komunikan setelah tua selalu mendampingi putranya di sekolah, karena
menerima pesan dari komunikator berupa mereka sedikit banyak memahami isyarat/clue
penambahan pengetahuan, perubahan perilaku, sikap komunikasi putranya.
dan sebagainya. Respon yang dihasilkan dalam hal Dalam penelitian ini merupakan suatu kegiatan
ini yakni perubahan perilaku berupa ide dalam yang berulang memberikan dampak kebiasaan
pemikiran (perilaku tertutup). menjadi pembiasaan, sehingga memerlukan cara atau
Menurut Gagne dalam teori belajar juga disebut strategi untuk pemenuhan dalam mengungkapkan
teori pemrosesan informasi, merupakan kegiatan kebutuhan dasar peserta didik MDVI. Berdasarkan
dalam otak terjadi penerimaan informasi kemudian latar belakang yang telah dipaparkan tersebut, maka
diproses dan diolah sehingga terbentuk luaran hasil peneliti tertarik untuk mengembangan system isyarat
belajar. Dalam pemrosesan informasi dipengaruhi kunci komunikasi social dengan hasil akhir berupa
oleh kondisi internal dan eksternal dari individu, desain sistem isyarat komunikasi sosial dengan
kondisi internal yakni dari individu itu sendiri tujuan mengembangkan komunikasi sosial MDVI
sedangkan kondisi eksternal yakni stimulus dari dengan merujuk pada hal yang sudah dikenali dan
lingkungan luar (Rehalat: 2014). Stimulus disenangi anak.
merupakan apa saja yang diberikan guru kepada
siswa orangtua pada anak, sedangkan respon berupa METODE
reaksi atau respon siswa atau anak terhadap stimulus Penelitian ini merupakan penelitian
yang diberikan oleh guru atau orangtua tersebut, pengembangan dengan pendekatan reseach and
(Asfar:2019). Oleh karena itu pemberi stimulus development (R&D), yaitu metode yang digunakan
menjadi kunci keberhasilan, dalam penelitian ini untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji
pemberi stimulus atau komunikator adalah pihak validitas produk dengan Prosedur penelitian ADDIE,
yang memiliki keterlibatan atau kelekatan pada anak Branch (2010). Prosedur penelitian ADDIE yaitu
yakni orangtua. Dikarenakan pengalaman dan model pengembangan yang terdiri dari lima tahapan
pemeliharaan akan membentuk perilaku mereka, yang meliputi analisis (analysis), desain (design),
(Asfar:2019). Orangtua memiliki ikatan yang cukup pengembangan (development), implementasi
intens untuk mengetahui kondisi anak khususnya (implementation), dan evaluasi (evaluation). Namun,
pada kebutuhan dasar anak, hal yang menjadi dikarenakan munculnya wabah pandemic covid 19 di
kebiasaan dan disenangi anak. Selaras dengan Indonesia yang tak kunjung usai sehingga
pendapat dari Santrock, bahwa kelekatan adalah menyulitkan peneliti untuk melakukan implementasi
ikatan emosional yang erat diantara dua orang. (implementation) dan evaluasi (evaluation), maka

88
Pengembangan Sistem Isyarat Kunci…
Rossea Nur Oktavianti, Zaini Sudarto, Budiyanto

peneliti membatasi penelitian ini hanya sampai pada difokuskan anak dalm mengungkapkan kebutuhan
tahapan ADD (analysis, design, development). dasar diantaranya makan, minum, tidur, berapakain,
toileting BAB dan BAK. Kemudian mencari data
Prosedur Penelitian Pengembangan dengan melakukan wawancara dan pengamatan pada
Pengembangan sistem isyarat kunci komunikasi anak, guru serta orangtua siswa kemudian
sosial untuk peserta didik MDVI menggunakan dilanjutkan dengan pembentukan rancangan stimulus
model ADD (Analisis, Design, dan Development). komunikator atau dalam hal ini yakni orangtua.
Tahap Analisis, Tahap ini bertujuan untuk Setelah itu dilakukan implementasi untuk
menganalisis perlunya pengembangan sistem isyarat mengetahui respon anak dan konsistensi dari respon
kunci komunikasi sosial untuk peserta didik MDVI. tersebut. Sehingga kemudian ditemukanlah isyarat
Analisis yang digunakan yakni analisis kebutuhan kunci bagaimana orangtua berkomunikasi dengan
peserta didik serta analisis materi. Analisis anak, bagaimana anak menunjukkan gestur-gestur
kebutuhan dilakukan untuk mengetahui saat ingin mengungkapkan kebutuhan dasarnya.
permasalahan pada peserta didik MDVI yakni Tahap Pengembangan Produk (Development)
kemampuan komunikasi sosial khususnya dalam yakni untuk menghasilkan produk final
mengungkapkan kebutuhan dasar sehari-hari pengembangan sistem isyarat kunci komunikasi
diantaranya makan, minum, tidur, berpakaian, sosial bagi peserta didik MDVI. Pada tahap ini
toileting BAB, BAK. Sehingga, diperlukan system diawali dengan pembuatan produk, validasi,
untuk memaksimalkan kemampuan komunikasi pada kemudian revisi. Pembuatan produk diawali dengan
peserta didik MDVI. Pengembangan sistem isyarat mengetahui pendekatan cara anak berkomunikasi.
kunci komunikasi sosial disusun dengan berdasarkan Setelah itu Menyusun desain dengan mengkaitkan
hal yang disenangi dan dikenali, pengalaman, hasil rancangan dengan merujuk pada teori-teori
kemampuan, serta lingkungan sehari-hari peserta diataranya yakni teori komunikasi sosial, teori
didik maupun dengan pengkondisian yang Pemrosesan Informasi, teori Stimulus respon dan
disesuaikan dengan memperhatikan karakteristik teori kelekatan (attachment theory). Kemudian
serta kemampuan komunikasi pada peserta didik didapatkan hasil produk penelitian berupa desain
Lebih lanjut, Analisis Materi yakni materi yang sistem isyarat kunci komunikasi sosial anak MDVI
dirancang dalam penelitian pengembangan sistem berkomunikasi untuk mengungkapkan kebutuhan
isyarat kunci komunikasi sosial berdasar pada dasar. Validasi produk, dalam penelitian ini, hasil
kebutuhan dasar peserta didik MDVI. Materi disusun rancangan awal akan divalidasi oleh para ahli. Saran-
berdasarkan dengan teori komunikasi sosial, saran dari para ahli akan digunakan sebagai dasar
pemrosesan informasi, stimulus respon serta perbaikan untuk menghasilkan produk yang baik.
kelekatan (attachment theory). Komunikasi sosial Validitas para ahli mencangkup: Isi materi terkait
merujuk pada 5 unsur yakni terdiri atas komunikator, kesesuaian materi. Serta ahli desain yang memahami
pesan, media, komunikan dan respon. Pada produk desain. Kemudian revisi, pengembangan
penelitian ini berfokus pada kebutuhan dasar anak sistem isyarat kunci komunikasi sosial bagi peserta
MDVI diantaranya yakni, makanan, minuman, didik MDVI direvisi berdasarkan komentar, saran,
toileting, tidur mandi. Bagaimana mengembangkan dan masukan dari ahli desain. Sedangkan, untuk
desain sistem isyarat kunci komunikasi sosial agar perbaikan materi pembelajaran berdasarkan
orangtua dapat mengetahui bagaimana menemukan komentar, saran, dan masukan ahli materi.
cara anak dalam mengungkapkan kebutuhan dasar.
Tahap Perancangan (Design), dilakukan agar Teknik Pengumpulan Data
produk yang telah dirancang dapat sesuai dengan Teknik pengumpulan data pada penelitian ini yaitu
tujuan. Dengan adanya perencanaan produk observasi, wawancara serta angket validasi yang
pengembangan sistem isyarat kunci komunikasi harus diisi oleh ahli materi,dan ahli desain. Observasi
sosial bagi peserta didik MDVI diharapkan hasil dan wawancara dilakukan untuk mengumpulkan data
akhir dapat diterapkan pada peserta didik MDVI. yakni peserta didik MDVI, orangtua dan guru kelas
Desain sistem isyarat kunci komunikasi sosial peserta didik MDVI. Uji ahli materi untuk menilai

89
GRAB KIDS: Journal of Special Education Need Volume 2 Nomor 2 Tahun 2022
e-ISSN: 2776-8767 Halaman: 086-099

kesesuaian materi komunikasi sosial MDVI dalam komunikasi sosial bagi peserta didik MDVI dapat
menyatakan kebutuhan dasar dilakukan oleh ahli dinyatakan layak untuk digunakan.
materi yang merupakan seseorang yang ahli dalam
bidang pendidikan luar biasa, khususnya bidang Tabel 1.
Pendidikan anak multikekhususan, dan ahli desain Kriteria Kelayakan Menurut Uji Ahli
yang merupakan seorang ahli teknologi Pendidikan. Skor Kategori

85 % - 100 % Sangat Layak


Teknik Analisa Data
Untuk mengetahui hasil produk yang 75 % - 84 % Layak
dikembangkan dalam penelitian ini baik atau tidak,
65 % - 74 % Cukup Layak
produk ini harus memenuhi kriteria kelayakan.
Kriteria layak yang dimaksud dalam penelitian ini 55 % - 64 % Kurang Layak
merupakan hasil analisa skor instrumen dari validasi
0 - 54% Tidak Layak
ahli (materi dan desain). Apabila rata-rata dari hasil
validasi menunjukan skor 4 maka dapat diartikan
sebagai kategori "layak" dan skor 5 menunjukan HASIL DAN PEMBAHASAN
kategori "sangat layak", sehingga produk yang Hasil
dikembangkan ini layak dan dapat langsung Hasil pengembangan produk system isyarat
digunakan untuk langkah penelitian selanjutnya kunci komunikasi sosial bagi MDVI dan kevalidan
tanpa revisi. Namun bila rata-rata hasil validasi skor produk system isyarat kunci komunikasi sosial bagi
menunjukan skor 3 yang dapat dimaknai pada MDVI. Hasil terdiri atas hasil pengembangan produk
kategori "cukup layak" atau menunjukan skor 2 yang serta Hasil desain Sistem Isyarat Komunikasi Sosial
diartikan sebagai kategori "kurang layak" atau 1 MDVI. Hasil Pengembangan Produk Sistem Isyarat
sebagai kategori "tidak layak" maka, hasil validasi Kunci Komunikasi Sosial bagi MDVI disusun
akan digunakan sebagai masukan untuk dilakukan berdasarkan analisis desain, yakni analisis hasil dan
revisi. Hal ini sejalan degan pendapat Arikunto pengembangan model sistem isyarat kunci
(2010) yang menyatakan bahwa sebuah tes dianggap komunikasi sosial MDVI. Analisis Desain Sistem
memiliki validitas yang tinggi apabila hasilnya sesuai Isyarat Kunci Komunikasi Sosial bagi MDVI pada
dengan kriteria, dalam arti memiliki kesehjateraan materi, Analisis materi diantaranya pada kebutuhan
antara tes dan kriteria. Dalam pelaksanaannya, dasar anak serta kemampuan komunikasi sosialnya.
evaluasi dari para ahli tersebut akan dianalisa secara Kebutuhan dilakukan untuk mengetahui
terpisah sesuai dengan konteksnya (analisis data permasalahan hambatan komunikasi sosial pada
validasi) dengan menggunakan rumus, sebagai peserta didik MDVI. Hal ini menjadi tantangan
berikut: tersendiri bagi guru maupun orangtua MDVI untuk
mengerti apa yang sedang diinginkan anak.
Diketahui dalam pembelajaran komunikasi sosial,
antara peserta didik MDVI satu dengan lainnya
∑𝒙𝒊
𝑴= x 100% memiliki cara yang berbeda untuk menanganinya.
∑𝒏
Kemampuan komunikasi sosial pada anak MDVI
Keterangan :
belum cukup baik khususnya dalam mengungkapkan
M = Persentase Penilaian
kebutuhan dasar. Dalam pembelajaran di sekolah,
∑xi = jumlah Skor yang diperoleh
peserta didik yang memiliki kesulitan berkomunikasi
∑n = jumlah jawaban tertinggi
verbal, maka pembelajaran hanya dilakukan
Kriteria dari validator untuk pengembangan
komunikasi satu arah. Komunikasi sosial dalam
sistem isyarat kunci komunikasi sosial secara
mengungkapkan kebutuhan dasar khususnya dalam
kumulatif, apabila hasil yang akan diperoleh dengan
mengungkapkan keinginan untuk makan, minum,
kriteria maka pengembangan sistem isyarat kunci
tidur, berpakaian serta BAK dan BAB menjadi hal
penting yang untuk diajarkan pada peserta didik.

90
Pengembangan Sistem Isyarat Kunci…
Rossea Nur Oktavianti, Zaini Sudarto, Budiyanto

Berdasarkan pengamatan bahwa orangtua memegang garpu atau menggerakkan


memberikan stimulus berupa prompt pada anak sendok. tangan untuk
memakan kue
untuk membantu dalam memenuhi kebutuhan dasar
Minum Orangtua telah Gestur : Anak
sehari-hari. Dengan pemberian stimulus maka anak menyiapkan minuman memberi Gerakan
akan memberikan respon atas stimulus yang di meja makan, anggukan, Verbal :
diberikan orangtua. Respon yang berikan anak Orangtua memberi eh eh, Aktivitas :
intruksi “ini minum Anak menuju meja
berupa aktivitas, verbal, gestur dan campuran.
dulu.” Orangtua makan, Gestur :
Komunikasi sosial Komunikasi sosial merujuk pada menuntun anak menuju Anak memegang
5 unsur yakni terdiri atas komunikator, pesan, media, meja makan, Orangtua gelas berisi air dari
komunikan dan respon. Respon yang ditunjukkan memberikan gelas berisi orangtuanya,
berupa aktivitas, verbal, gestur serta campuran air pada tangan anak Aktivitas : Anak
minum
merupakan isyarat kunci anak dalam berkomunikasi
khususnya dalam mengungkapkan kebutuhan dasar. Tidur Orangtua memberi Gestur : Anak
Kebutuhan dasar pada penelitian ini berfokus pada intruksi verbal kepada memberi respon
enam aspek diantaranya makan, minum, tidur, anak “ayo tidur”, Gerakan anggukan,
berpakaian, serta toileting BAK dan BAB. Analisis Orangtua menuntun Verbal : menjawab
anak menuju kamar dengan kata “eh
kebutuhan dasar peserta didik MDVI terbagi atas tidur. eh”, Aktivitas :
respon ketika diberikan prompt dan respon tanpa Anak naik ke
diberikan prompt. tempat tidur,
Aktivitas : Anak
Respon ketika diberikan prompt, Peserta didik akan tidur dengan
memberikan respon ketika diberikan stimulus oleh sendirinya
orangtua berupa prompt atau bantuan. Peserta didik Berpakaian Orangtua menyiapkan Gestur : Anak
pakaian yang akan memberikan respon
merespon dengan mengikuti apa yang diintruksikan dikenakan anak, mengangguk,
oleh orangtua, sehingga respon yang ditunjukkan Orangtua memberi Verbal : menjawab
tidak cukup banyak gestur seperti mengangguk untuk intruksi verbal kepada kata “eh eh eh”,
setuju dan menggeleng untuk menolak. Serta mau anak “ayo pakai baju Gestur : Anak
am, ini bajunya”, menarik-narik
memegang benda dan menggunakannya ketika anak
Orangtua menuntun bajunya keatas,
setuju dan meletakkan benda untuk tidak setuju atau tangan anak untuk Aktivitas : Anak
tidak mau. Hal ini menunjukkan bahwa komunikasi memegang pakaian memegang baju
orangtua dan anak berjalan satu arah. Anak hanya yang disediakan secara yang akan dipakai,
menjalankan apa yang diintruksikan oleh orangtua. urut dari pakaian dalam Aktivitas : Anak
hingga luar, dari pakaian memakai baju
Berikut hasil pengamatan, respon yang ditunjukkan bawah hingga luar. secara urut yang
anak ketika diberikan prompt. diberikan orangtua.
BAK Diawali dengan Gestur : Anak
orangtua bertanya pada memberikan
anak “pipis ta am?”, Gerakan
Orangtua menuntun mengangguk
anak ke kamar mandi, kepala, Verbal :
Tabel 2. Orangtua membimbing menjawab “eh eh
Respon dengan Pemberian Prompt anak dalam toileting eh”, gestur : Anak
BAK . memberikan
Indicator Stimulus Prompt Respon
Gerakan
Makan, Orangtua menyiapkan Gestur : Gerakan
menyentuh
makanan di meja makan, anggukan, Verbal :
kemaluan, Aktivitas
Orangtua memberi eh eh, Aktivitas :
: Anak menuju
intruksi verbal kepada Anak menuju ruang
kamar mandi
anak “am, ini makan”, makan, Aktivitas :
dengan orangtua
Orangtua menuntun Anak memegang
BAB Diawali dengan Verbal : menjawab
anak menuju meja garpu yang
orangtua bertanya pada dengan “eh eh eh”,
makan, Orangtua diberikan orangtua,
anak “iam mau pup?”, Gestur : Anak
menuntun anak Anak

91
GRAB KIDS: Journal of Special Education Need Volume 2 Nomor 2 Tahun 2022
e-ISSN: 2776-8767 Halaman: 086-099

Orangtua menuntun memberikan


anak ke kamar mandi, Gerakan memegang
Implementasi
Orangtua membimbing tangan orangtua dan Perilaku di Lapangan Sensoris Motorik
Gestur Saraf Aktivitas
Stimulus
anak dalam toilet ditempelkan pada Verbal
Pancaindera Pusat Organ Verbal
Aktivitas gerak
training BAB. perutnya, Aktivitas Campuran Pemrosesan Informasi
: Anak menuju Ide Mengolah
Rumusan SKS Perilaku
kamar mandi
dengan orangtua. (Anak)
Komunikator Pesan Media Komunikan Respon
(Orangtua)

Respon tanpa pemberian prompt, Peserta didik


Ide Rumusan Mengolah
menunjukkan respon tanpa adanya stimulus berupa SKS Perilaku

1. Gestur
prompt oleh orangtua maupun guru. Respon ini Pemrosesan Informasi
2. Verbal
3. Aktivitas
muncul secara alamiah sehingga anak akan Stimulus
Sensoris
Saraf
Motorik 4. Campuran
Implementasi Pusat
menunjukkan respon tersebut. Berikut adalah respon di Lapangan Pancaindera Organ
gerak

yang ditunjukkan anak saat mengungkapkan


kebutuhan dasar.
Tabel 3.
Bagan 2. Desain Isyarat kunci
Respon Tanpa Pemberian Prompt
Indikator Respon PROMT
Makan, Verbal : mengucapkan kata eh eh eh,
ISYARAT
Aktivitas : gelisah, menangis apabila ASPEK
KUNCI
tidak ada yan memahami, Gestur : TANPA
PROMT
menolak
Minum Verbal : mengucapkan kata eh eh eh,
Aktivitas : gelisah, menangis apabila
Desain isyarat kunci terbentuk atas respon yang
tidak ada yan memahami, Gestur : ditunjukkan anak berupa perilaku yakni respon
menolak campuran, aktivitas, verbal dan gestur. Berdasarkan
Tidur Verbal : mengucapkan kata eh eh eh, bagan diatas Isyarat kunci terbentuk dari aspek
Gestur : ekspresi wajah menolak, lelah Respon muncul dengan Pemberian prompt dan
dan sering menguap. Respon muncul tanpa pemberian prompt.
Berpakaian Verbal : mengucapkan kata eh eh eh, Berdasarkan teori S-R bahwa yang akan dijadikan
Gestur : menarik-narik bajunya keatas stimulus/rangsangan dalam desain ini adalah SKS
ingin melepas baju atau berganti baju. (sesuatu yang sudah dikenal dan disenangi).
BAK Verbal : mengucapkan kata eh eh eh,
Implementasi di lapangan terdiri atas orangtua
Gestur : menyentuh kemaluan berkali-
sebagai komunikator dan anak sebagai komunikator.
kali dengan Gerakan tangan menguncup
kemudian menepuk-nepukkan ke
Orangtua sebagai komunikator, Orangtua anak
kemaluan. mengirimkan ide pada anak berupa → Pesan dalam
BAB Verbal : mengucapkan kata eh eh eh, hal ini adalah rumusan menanyakan tentang
Gestur : ekspresi wajah ingin pup, kebutuhan dasar anak (makan, minum, tidur,
memegang perut, kemudian anak berpakaian, toileting BAK, dan BAB) yang akan
memegang erat tangan orangtua dan disalurkan melalui → Media sebagai sarana orangtua
diarahkan ke perutnya. dalam penyampaian pesan yakni SKS (Sistem
Komunikasi Sosial) berupa stimulus beserta prompt
Kemudian, Pengembangan Model Sistem Isyarat yang disampaikan orangtua pada anak MDVI melalui
Komunikasi Sosial MDVI, didapatkan hasil berupa sensoris berupa pancaindera orangtua pada anak
alur bagan desain komunikasi sosial dan desain MDVI yakni memanfaatkan pendengaran dan
isyarat kunci komunikasi sosial yang merujuk pada perabaan komunikan → Komunikan yakni anak
aspek prompt dan tanpa prompt. MDVI, mengolah pesan dari orangtua (dalam tahap
ini terjadi pemrosesan informasi pada saraf pusat
Bagan 1. Desain Sistem Komunikasi Sosial MDVI
berupa penafsiran makna) kemudian diolah oleh

92
Pengembangan Sistem Isyarat Kunci…
Rossea Nur Oktavianti, Zaini Sudarto, Budiyanto

motoric anggota gerak menjadi respon → Respon model isyarat kunci komunikasi sosial MDVI.
anak berupa gestur, verbal, aktivitas serta campuran Analisis pengembangan system isyarat kunci
dari ketiganya. Setelah itu anak mengkomunikasikan komunikasi sosial pada peserta didik MDVI
kembali atau konfirmasi apakah pesan yang telah menggunakan tahapan pengembangan ADDIE yang
diterjemahkannya berupa respon perilaku tersebut meliputi tahap analisis (analysis), desain (design),
telah benar atau sesuai dengan maksud komunikator. pengembangan (design), implementasi
Anak sebagai komunikator, Anak mengirimkan (implementation), dan evaluasi (evaluation). Adapun
ide berupa perilaku berupa gestur, verbal, aktivitas tahap pertama yang dilakukan pada model ADD
serta campuran dari ketiganya pada orangtua berupa yakni analisis. Analisis yang dilakukan pada tahap ini
→ Pesan dalam hal ini adalah rumusan tentang yakni analisis kebutuhan peserta didik MDVI di SLB
mengungkapkan kebutuhan dasar anak (makan, A YPAB, yakni permasalahan pada komunikasi
minum, tidur, berpakaian, toileting BAK, dan BAB) sosial dasar Surabaya. Berdasarkan studi
yang akan disalurkan melalui → Media sebagai pendahuluan di SLB A YPAB Surabaya ditemukan
sarana penyampaian yakni SKS (Sistem Komunikasi peserta didik MDVI dengan karakteristik hambatan
Sosial) yang disampaikan anak pada orangtua penyerta yang bervariasi. Secara umum mereka
melalui sensoris pancaindera anak MDVI kepada mengalami hambatan serius dalam komunikasi social,
komunikan → Komunikan yakni orangtua, bahkan untuk komunikasi social dasar (makan,
mengolah pesan dari anak (dalam tahap ini terjadi minum, toileting dan berpakaian) mereka tidak
pemrosesan informasi pada saraf pusat berupa mampu, Sebagai contoh pada saat dia lapar dia tidak
penafsiran makna) kemudian diolah oleh motoric dapat mengungkapkan/ mengekspresikan kepada
anggota gerak menjadi respon → Respon orangtua orang lain bahwa dia sedang lapar. Begitu pula pada
berupa aktivitas, verbal serta campuran. Setelah itu saat orang lain mengemukakan sesuatu baik secara
orangtua mengkomunikasikan kembali atau verbal maupun isyarat, mereka juga tidak mampu
konfirmasi kepada anak apakah pesan yang telah merespon dengan baik. Ekspresi yang nampak
diterjemahkannya berupa respon perilaku tersebut cenderung datar seperti kurang bermakna dan sesekali
telah benar atau sesuai dengan maksud komunikator. menggerakkan anggota badan dengan pola tertentu.
Hasil Desain Sistem Isyarat Kunci Komunikasi Beberapa dimodifikasi dengan membuat Gerakan
Sosial MDVI, Adapun dalam hasil terdiri atas serta tanda buatan sendiri, dan interaksi sosial pra-
analisis validasi ahli materi dalam bidang Pendidikan verbal juga sering digunakan untuk berkomunikasi.
multikekhususan, dan ahli desain teknologi Menyadari kondisi peserta didik MDVI seperti ini,
Pendidikan luar biasa. Berdasarkan penilaian oleh maka orang tua selalu mendampingi putranya di
ahli desain diperoleh hasil validasi menunjukkan sekolah, karena mereka sedikit banyak memahami
representatif 85,71%, ahli materi hasil validasi isyarat/clue komunikasi putranya.
menunjukkan representative 82,14%. Maka Beberapa peserta didik MDVI mengalami
pengembangan system isyarat kunci komunikasi permasalahan pada aspek berkomunikasi, diantaranya
sosial MDVI berada pada kategori baik/ valid sesuai. mampu namun sedikit lambat dalam menangkap
maksud pesan yang disampaikan (Rudiyati, Sukinah,
& Rahmawati, 2016). Menurut Penelitian oleh Jesper
Pembahasan Dammeyer, Anja Nielsen, Emilie Strøm, Ola Hendar
Dipaparkan hasil pembahasan kelayakan and Valgerður Kristín Eiríksdóttir tahun 2015.
pengembangan system isyarat kunci komunikasi Berdasarkan hasil pengamatan serta wawancara
sosial bagi peserta didik MDVI, terdiri dari Desain komunikasi peserta didik MDVI didapatkan bahwa
model sistem isyarat kunci komunikasi sosial pada kebutuhan dasar pada peserta didik MDVI yakni,
peserta didik MDVI dan Kelayakan pengembangan Komunikasi anak sehari-hari cenderung
sistem isyarat kunci komunikasi sosial pada peserta menggunakan komunikasi nonverbal dan komunikasi
didik MDVI. satu arah, Komunikasi sosial yang ditunjukkan anak
Adapun Desain model sistem isyarat kunci yaitu respon secara campuran aktivitas, gestur, dan
komunikasi sosial MDVI terdiri atas analisis dan verbal, Kemampuan komunikasi sosial anak masih

93
GRAB KIDS: Journal of Special Education Need Volume 2 Nomor 2 Tahun 2022
e-ISSN: 2776-8767 Halaman: 086-099

belum cukup baik dikarenakan banyaknya bantuan pembuatan rancangan desain sistem isyarat kunci
yang diberikan orangtua, sehingga komunikasi komunikasi sosial, dengan mengacu pada
nonverbalnya belum cukup berkembang. komunikasi sosial Dedy Mullyana yakni terdiri atas
Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa 5 unsur diantaranya yakni komunikator, pesan,
komunikasi anak MDVI menggunakan bahasa taktil, media, komunikan dan respon. Dalam juga didukung
keunikan sentuhan-tubuh dan bukan sebagai oleh teori-teori lain yakni teori pemrosesan
modifikasi bahasa isyarat visual. Komunikasi informasi, teori kelekatan (attachment theory), serta
dibentuk berdasarkan pengalaman anak melalui teori stimulus-respon. Desain ini didasarkan dengan
sentuhan, suhu, dan indera lain yang memberikan keterlibatan orang terdekat sehingga desain
dasar untuk perkembangan bahasa. Menurut hasil komunikasi dalam ini mengacu pada hal yang sudah
penelitian oleh Jesper Dammeyer dan Flemming Ask dikenali dan disenangi anak. Sehingga pada proses
Larsen dengan judul (2016), menunjukkan sekitar penerimaan informasi hingga berkomunikasi mudah
sepertiga dari populasi anak MDVI berkomunikasi untuk dipahami anak dan orangtua juga dapat
sehari-harinya tidak sama antar MDVI lainnya, yakni menterjemahkan pesan yang disampaikan anak.
menggunakan perpaduan bahasa lisan dan bahasa Ketiga, tahap pengembangan (development), pada
isyarat visual. Berdasarkan hasil wawancara dengan tahapan ini didapatkan produk final desain sistem
guru kelas, yakni pada saat tertentu guru tidak dapat isyarat kunci komunikasi sosial bagi MDVI berupa
menangkap maksud yang ingin diungkapkan oleh gambar alur komunikasi sosial serta implementasi di
peserta didik. Dan hal ini juga didukung dengan lapangan untuk menemukan isyarat kunci bagi
pernyataan orangtua siswa bahwa ada kalanya MDVI. Isyarat kunci merupakan bentuk komunikasi
orangtua tidak dapat memahami pesan yang augmentatif dan alternatif yakni metode komunikasi
disampaikan anak, sehingga anak merasa kesal dan nonverbal, diantaranya menggunakan gambar, tanda
akhirnya marah hingga menangis. Oleh karena itu, atau perangkat komunikasi. Symbol, tanda dan
dalam hal ini mengajarkan komunikasi sosial pada gerakan alami untuk mendukung komunikasi serta
anak diperlukan keterlibatan orang terdekat. pada perkembangan bahasa, khususnya anak yang
Keterlibatan individu menjadi faktor penting untuk mengalami kesulitan berkomunikasi, (Marlina,
menunjang keberhasilan dalam berkomunikasi dan 2018). Desain sistem isyarat kunci komunikasi sosial
menciptakan kelekatan hubungan berkomunikasi ini dirancang bagi orangtua maupun pendidik yang
(Hasibuan et al., 2020). Pendapat serupa dipaparkan mempunyai anak maupun siswa dan mengalami
bahwa kelekatan anak berkorelasi dengan permasalahan komunikasi sosial khususnya dalam
kompetensi emosi anak, yaitu kelekatan tipe aman mengungkapkan kebutuhan dasar. Desain ini
berhubungan dengan kenyamanan anak merujuk pada hal yang sudah dikenali anak dan
(Wandansari, 2018). disenangi anak, sehingga untuk implementasinya
Kedua, yakni tahap desain (design), pada tahap dapat dilakukan secara kondisional.
desain yakni pembuatan perencanaan desain untuk Menurut (Marlina: 2018), pelaksanaan
menentukan desain sesuai dengan kebutuhan siswa. komunikasi sosial sebaiknya pada (i) saat bermain
Desain sistem isyarat kunci komunikasi sosial dengan anak dengan memberikan instruksi pada anak
difokuskan anak dalm mengungkapkan kebutuhan untuk mengikuti, mengisyaratkan kata-kata kunci.
dasar. Berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan Misalnya, “Letakkan boneka di tempat tidur”. Serta
pada anak, guru serta orangtua siswa kemudian memberi isyaratkan kata-kata kunci tentang apa yang
dilanjutkan dengan pembentukan rancangan stimulus dilakukan anak dalam bermain. Misalnya, “Kucing
komunikator atau dalam hal ini yakni orangtua. melompat”. (ii) Saat membaca buku bersama anak.
Setelah itu mengimplementasi rancangan stimulus Isyaratkan kata-kata kunci dengan Gerakan dan
tersebut untuk mengetahui respon yang ditunjukkan membaca aktivitas. Misalnya, “melepas sepatu”.
anak. Hal ini dilakukan dalam 4 kali pertemuan untuk Mengisyaratkan kata tanya, kata kunci dan mengajak
mengetahui konsistensi respon dari anak. Sehingga anak untuk menjawab pertanyaan. (iii) Saat
dapat didapatkan hasil temuan isyarat kunci anak menyanyikan lagu. Isyaratkan kata-kata yang ada
dalam mengunkapkan kebutuhan dasar. Setelah itu dalam lagu. Misalnya, lagu Dua Mata Saya. Dan (iv)

94
Pengembangan Sistem Isyarat Kunci…
Rossea Nur Oktavianti, Zaini Sudarto, Budiyanto

Saat beraktivitas sehari-hari. Dorong anak untuk oleh karena itu diperlukan instrumen untuk
menggunakan isyarat kata kunci dalam aktvitas mengevaluasi perilaku komunikasi preverbal anak-
sehari-hari. Misalnya, saat meminta makanan (misal, anak dengan MDVI dan didapatkan hasil penelitian
“Saya ingin makan apel”), saat meminta minuman berupa alat tes dapat digunakan untuk menilai
(misal, “Saya ingin minum air”), pergi ke toilet keterampilan komunikasi anak-anak dengan MDVI.
(misal, “Saya ingin ke toilet”), dan meminta bantuan Berdasarkan pendapat dari ahli, maka dapat
(misal, saat anak membutuhkan bantuan dan disimpulkan proses komunikasi sosial menjadi
meminta bantuan seseorang, “Tolong bantu saya”). permasalahan utama untuk peserta didik MDVI,
Andrea Hathazi (2014) dalam penelitiannya sehingga diperlukan suatu alat atau media untuk
menjelaskan bahwa adanya intervensi awal dan mengevaluasi perilaku dalam keterampilan
keterlibatan orang terdekat menjadi peranan penting komunikasi sebagai penunjang kemampuan
untuk siswa MDVI dalam meningkatkan komunikasi sosial. Dalam penelitian ini model sistem
kemampuan komunikasinya. Kemampuan isyarat komunikasi sosial menjadi penunjang untuk
komunikasi siswa MDVI dikembangkan berdasarkan menemukan cara anak dalam berkomunikasi yakni
kemampuan diri, pengalaman, serta minat anak. dengan menemukan isyarat kunci.
Dengan melakukan pendekatan interaktif, kemudian Kelayakan Pengembangan Sistem Isyarat Kunci
metode observasi, modifikasi serta metode dari Komunikasi Sosial pada Peserta Didik MDVI
intervensi. Di dukung oleh pendapat Dedi Mulia dilakukan oleh validator ahli Pendidikan luar biasa
dalam penelitiannya yakni, memelihara kemampuan dengan penilaian atas isi dan model sistem isyarat
komunikasi anak agar tidak mengalami kemunduran kunci komunikasi sosial MDVI. Isi Sistem Isyarat
yaitu dengan mengajak anak untuk selalu aktif Kunci Komunikasi Sosial, Komunikasi sosial MDVI
berkomunikasi di sekolah dan di rumah. berfokus pada kebutuhan fisiologis yang paling bagi
Lebih lanjut, Model isyarat kunci komunikasi anak yakni pada kebutuhan dasar sehari-hari. Dalam
sosial MDVI terbentuk atas respon yang diberikan penelitian ini kebutuhan dasar berfokus pada 6
anak. Dengan merujuk pada unsur-unsur komunikasi kebutuhan dasar, diantaranya yakni makan, minum,
sosial yakni adanya komunikator, pesan, media, tidur, berpakaian, toileting BAK, dan toileting BAB.
komunikan dan respon. Respon muncul dengan Sehingga, berdasarkan hasil pengamatan dan
pemberian stimulus maupun tanpa pemberian wawancara yang telah dilakukan didapatkan hasil
stimulus. Respon yang muncul yakni respon temuan isyarat kunci pada keenam kebutuhan dasar
campuran, aktivitas, verbal dan gestur. Model sistem anak MDVI.
isyarat kunci komunikasi sosial menggunakan model Temuan isyarat kunci kebutuhan dasar MDVI
desain komunikasi sosial dengan model isyarat yakni, (i) Kebutuhan dasar makan, pada saat
kunci. Dengan model desain berupa bagan proses diberikan prompt isyarat yang dimunculkan anak
untuk mencapai respon anak. Model desain isyarat adalah Gestur : Gerakan anggukan, Verbal :
kunci komunikasi sosial terbentuk pada proses menjawab eh eh, Aktivitas : Anak menuju ruang
komunikasi sosial dan proses untuk menemukan makan, Aktivitas : Anak memegang garpu yang
isyarat kunci. Dan pada penelitian didapatkan temuan diberikan orangtua, Aktivitas : Anak menggerakkan
enam isyarat kunci untuk mengungkapkan kebutuhan tangan untuk memakan kue. Dan respon yang
dasar anak MDVI. muncul tanpa pemberian prompt, verbal :
Hal ini selaras dengan pendapat oleh Stavrou, mengucapkan kata eh eh eh, Aktivitas : gelisah,
Pilio Dimitris, Komunikasi interaksi sosial dapat menangis apabila tidak ada yan memahami, Gestur :
membantu peserta didik MDVI untuk menolak. (ii) Kebutuhan dasar Minum, pada saat
mengembangkan kemampuan berkomunikasi diberikan prompt isyarat yang dimunculkan adalah
nonverbal seperti simbolisasi, memperkuat citra Gestur : Anak memberi Gerakan anggukan, Verbal :
tubuh dan sosialisasinya. Didukung oleh pendapat menjawab eh eh, Aktivitas : Anak menuju meja
Emine Ayyıldız, Nur Akçin dan Yıldız Güven, makan, Gestur : Anak memegang gelas berisi air dari
mayoritas anak-anak dengan MDVI tidak dapat orangtuanya, Aktivitas : Anak minum. Respon yang
berkomunikasi secara verbal dan kurangnya studi, muncul tanpa pemberian prompt, Verbal :

95
GRAB KIDS: Journal of Special Education Need Volume 2 Nomor 2 Tahun 2022
e-ISSN: 2776-8767 Halaman: 086-099

mengucapkan kata eh eh eh, Aktivitas : gelisah, pengumpulan data. Dengan merujuk pada hal yang
menangis apabila tidak ada yan memahami, Gestur : sudah dikenali dan disenangi anak serta berdasarkan
menolak. (iii) Kebutuhan dasar tidur, respon yang pada respon dominan yang sering dimunculkan anak
muncul setelah diberikan prompt adalah Gestur : MDVI. Ahli materi yang melakukan penilaian uji
Anak memberi respon Gerakan anggukan, Verbal : kelayakan yaitu ahli Pendidikan Luar Biasa.
menjawab dengan kata “eh eh”, Aktivitas : Anak naik Berdasarkan hasil dari uji kelayakan yang dilakukan
ke tempat tidur, Aktivitas : Anak akan tidur dengan oleh ahli materi mendapatkan nilai persentase
sendirinya. Respon yang muncul tanpa pemberian 82,14%, apabila disesuaikan dengan kriteria
prompt Verbal : mengucapkan kata eh eh eh, Gestur kelayakan maka penelitian termasuk dalam kategori
: ekspresi wajah menolak, lelah dan sering menguap. layak/ sesuai. Sehingga, materi dari Sistem Isyarat
(iv) Kebutuhan dasar berpakaian, respon yang Kunci Komunikasi Sosial untuk MDVI sudah sesuai
muncul setelah diberikan prompt adalah Gestur : dalam penggunaan menurut ahli materi.
Anak memberikan respon mengangguk, Verbal : Menurut pendapat dari Jesper Dammeyer dan
menjawab kata “eh eh eh”, Gestur : Anak menarik- Flemming Ask Larsen, anak MDVI berkomunikasi
narik bajunya keatas, Aktivitas : Anak memegang dengan beberapa cara yang dimodifikasi dengan
baju yang akan dipakai, Aktivitas : Anak memakai membuat Gerakan serta tanda buatan sendiri, dan
baju secara urut yang diberikan orangtua. Respon interaksi sosial pra-verbal juga sering digunakan
yang muncul tanpa pemberian prompt yakni, Verbal untuk berkomunikasi. Untuk anak MDVI dengan
: mengucapkan kata eh eh eh, Gestur : menarik-narik hambatan penyerta intelegensi menggunakan
bajunya keatas ingin melepas baju atau berganti baju. campuran mode komunikasi. Selaras dengan
(v) Kebutuhan toileting BAK, respon yang muncul pendapat dari Marlina, isyarat kunci menjadi bentuk
setelah diberikan prompt adalah Gestur : Anak komunikasi augmentatif dan alternatif yakni metode
memberikan Gerakan mengangguk kepala, Verbal : komunikasi nonverbal, diantaranya menggunakan
menjawab “eh eh eh”, Gestur : Anak memberikan gambar, tanda atau perangkat komunikasi. Symbol,
Gerakan menyentuh kemaluan, Aktivitas : Anak tanda dan gerakan alami untuk mendukung
menuju kamar mandi dengan orangtua. Respon yang komunikasi serta pada perkembangan bahasa,
muncul tanpa pemberian prompt yakni, Verbal : khususnya anak yang mengalami kesulitan
mengucapkan kata eh eh eh, Gestur : menyentuh berkomunikasi. Berdasarkan pendapat diatas maka
kemaluan berkali-kali dengan Gerakan tangan disimpulkan isyarat kunci memiliki peran penting
menguncup kemudian menepuk-nepukkan ke sebagai sarana berkomunikasi anak MDVI yang
kemaluan. (vi) Kebutuhan toileting BAB, respon mengalami permasalahan dalam komunikasi sosial.
yang muncul setelah pemberian prompt adalah Isyarat kunci digunakan untuk menemukan cara anak
Verbal : menjawab dengan “eh eh eh”, Gestur : Anak dalam mengungkapkan kebutuhan dasar sehari-hari.
memberikan Gerakan memegang tangan orangtua Model Sistem Isyarat Kunci Komunikasi Sosial,
dan ditempelkan pada perutnya, Aktivitas : Anak Berdasarkan hasil pengamatan, serta wawancara
menuju kamar mandi dengan orangtua. Respon yang yang telah dilakukan, didapatkan hasil berupa
muncul tanpa pemberian prompt yakni, Verbal : temuan isyarat kunci komunikasi sosial MDVI dalam
mengucapkan kata eh eh eh, Gestur : ekspresi wajah mengungkapkan kebutuhan dasar yakni makan,
ingin pup, memegang perut, kemudian anak minum, tidur, berpakaian, toileting BAK dan
memegang erat tangan orangtua dan diarahkan ke toileting BAB. Dalam menemukan isyarat kunci
perutnya. komunikasi sosial menggunakan model desain
Uji kelayakan menurut ahli materi dinilai komunikasi sosial dengan model isyarat kunci.
berdasarkan instrument untuk menemukan cara anak Desain komunikasi sosial yakni dengan merujuk
MDVI dalam berkomunikasi mengungkapkan pada unsur-unsur komunikasi sosial yakni adanya
kebutuhan dasar sehari-hari yakni pada kebutuhan komunikator, pesan, media, komunikan serta respon.
dasar makan, minum, tidur, berpakaian, dan toileting Dalam implementasi lapangan desaian ini
BAK dan BAB. Instrument berupa angket observasi menerapkan empat teori untuk mencapai
serta wawancara yang digunakan sebagai pembentukan respon anak yakni, teori komunikasi

96
Pengembangan Sistem Isyarat Kunci…
Rossea Nur Oktavianti, Zaini Sudarto, Budiyanto

sosial, teori, stimulus respon, teori pemrosesan persentase 82,14%, dan validasi dari ahli desain
informasi serta teori kelekatan. Kemudian, untuk menunjukkan hasil persentase 85,71%. Sehingga,
menemukan isyarat kunci menerapkan desain isyarat disimpulkan bahwa Sistem isyarat kunci komunikasi
kunci yakni dengan menggunakan respon yang sosial layak untuk digunakan.
dimunculkan anak, respon anak dapat muncul dengan Saran
adanya pemberian prompt maupun tanpa pemberian 1. Kepada orangtua dan pendidik
prompt. Dan pada penelitian didapatkan temuan Orangtua dan pendidik dapat memanfaatkan
enam isyarat kunci untuk mengungkapkan kebutuhan desain Sistem Isyarat Kunci Komunikasi Sosial
dasar anak MDVI. khususnya bagi siswa yang mengalami
Ahli desain menguji kelayakan pada Desain permasalahan komunikasi sosial. Isyarat kunci
Sistem Isyarat Kunci Komunikasi Sosial untuk dalam penelitian ini dapat digunakan sebagai
MDVI. Desain berupa bagan proses menemukan acuan komunikasi sosial siswa dalam
isyarat kunci komunikasi sosial. Desain disusun mengungkapkan kebutuhan dasar diantaranya
berdasarkan teori yang dapat digunakan sebagai makan, minum, tidur, berpakaian, toileting BAB
proses dalam menemukan isyarat kunci komunikasi dan BAK.
sosial anak MDVI pada proses menerjemahkan pesan 2. Kepada Peneliti berikutnya
berupa gestur, aktivitas, verbal, campuran kepada Penelitian pengembangan sistem isyarat
orangtua yang kemudian menjadi sebuah isyarat komunikasi sosial bagi anak MDVI telah
kunci. Ahli desain yang melakukan penilaian uji dinyatakan layak untuk digunakan. Oleh karena
kelayakan yakni ahli Teknologi Pendidikan. itu, peneliti selanjutnya yang ingin meneliti
Berdasarkan dari hasil dari uji kelayakan yang dengan topik terkait serupa dapat melanjutkan
dilakukan oleh ahli desain mendapatkan nilai implementasi di lapangan serta menambahkan
persentase 85,71%, apabila disesuaikan dengan materi dan referensi terbaru yang lebih luas.
kriteria kelayakan maka penelitian termasuk dalam
kategori layak. Sehingga, Desain Sistem Isyarat DAFTAR PUSTAKA
Kunci Komunikasi Sosial untuk MDVI layak Anja Nielsen, J. D. (2015). A Case Study of Tactile
diterapkan untuk menemukan isyarat kunci Language and its Possible Structure: A
komunikasi sosial anak MDVI menurut ahli desain. Tentative Outline to Study Tactile Language
Hal ini didukung oleh pendapat oleh Andrea Hathazi, Systems among Children with Congenital
adanya keterlibatan orang terdekat menjadi peranan Deafblindness. Journal of Communication
penting untuk siswa MDVI dalam meningkatkan Disorders, Deaf Studies & Hearing Aids.
kemampuan komunikasinya. Kemampuan doi.org/10.4172/2375-
komunikasi siswa MDVI dikembangkan berdasarkan 4427.1000133.https://www.researchgate.net/pu
kemampuan diri, pengalaman, serta minat anak. blication/279161763. Diakses 30 Maret 2021.
Dengan melakukan pendekatan interaktif, kemudian Argyropoulos, V., Kanari, C., Hathazi, A., Kyriacou,
metode observasi, modifikasi serta metode dari M., Papazafiri, M., & Nikolaraizi, M. (2020).
intervensi. Children With Vision Impairment And Multiple
Disabilities: Issues Of Communication Skills
PENUTUP
And Professionals’ Challenges.
Simpulan
doi.org/10.36315/2020end058.http://endeducati
Menghasilkan produk berupa desain sistem
onconference.org/wpcontent/uploads/2020/06/2
isyarat komunikasi sosial yang telah memenuhi
020end058.pdf. Diakses 30 Maret 2021.
syarat dan layak digunakan untuk anak MDVI dalam
Arikunto, Suharsimi. (2013). Prosedur Penelitian:
komunikasi sosial untuk kebutuhan sehari-hari.
Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT.
Kevalidan desain sistem isyarat komunikasi sosial
RINEKA CIPTA.
hasil kelayakan diperoleh berdasarkan hasil uji
Asfar, A.M Irfan Taufan,dkk. 2019. TEORI
validasi ahli dengan kategori valid/sesuai. Perolehan
BEHAVIORISME (Theory of Behaviorism).
nilai skor terdiri dari ahli materi menunjukkan hasil
Universitas Muhammadiyah Bone DOI:

97
GRAB KIDS: Journal of Special Education Need Volume 2 Nomor 2 Tahun 2022
e-ISSN: 2776-8767 Halaman: 086-099

10.13140/RG.2.2.34507.44324. Diakses 17 Journal of Deaf Studies and Deaf Education.


Desember 2021 https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/23749484/.
Ayyıldız, E., Akçin, N., & Güven, Y. (2016). Diakses 25 Maret 2021.
Development of Preverbal Communication Hasibuan, I. W., Ritonga, S., & Novri, N. (2020).
Skills Scale for Children with Multiple Komunikasi Nonverbal Guru pada Murid
Disabilities and Visual Impairment. Journal of Tunarungu dalam Meningkatkan Kemampuan
Human Berinteraksi Sosial. PERSPEKTIF.
Sciences.doi.org/10.14687/jhs.v13i2.3718.https https://doi.org/10.31289/perspektif.v9i1.2584.h
://www.jhumansciences.com/ojs/index.php/IJH ttps://ojs.uma.ac.id/index.php/perspektif/article
S/article/view/3718. Diakses 30 Maret 2021. /view/2584. D. Diakses 30 Maret 2021.
Crisp, C. (2007). THE EFFICACY OF Hathazi, Andrea. 2014. Interaction – Based
INTELLIGENCE TESTING IN CHILDREN Intervention Programs in Multiple Disabilities.
WITH PHYSICAL DISABILITIES,VISUAL International Journal of Humanities and Social
IMPAIRMENTS AND/OR THE INABILITY Science Vol. 4, No. 12; October 2014.
TO SPEAK. INTERNATIONAL JOURNAL https://www.researchgate.net/publication/2283
OF SPECIAL EDUCATION, Vol 22 No1 2007, 57722_Increasing_Social_Interaction_Among_
1-5. Adolescents_with_Intellectual_Disabilities_an
https://www.researchgate.net/publication/2860 d_Their_General_Education_Peers_Effective_I
68394_The_efficacy_of_intelligence_testing_i nterventions. Diakses 29 Maret 2021.
n_children_with_physical_disabilitiesvisual_i Kusumawati, T. I. (2016). Komunikasi Verbal Dan
mpairments_andor_the_inability_to_speak. Nonverbal. Jurnal Pendidikan Dan Konseling.
Diakses 30 Maret 2021. http://jurnal.uinsu.ac.id/index.php/al-
Dwimarta, R. (2015). Rancangan IEP ( irsyad/article/downloadSuppFile/6618/999.
Individualized Educational Program ) bagi Anak Diakses 28 Maret 2021.
Berkebutuhan Khusus pada Pendidikan Inklusif. Lakoriha, Rizki Pietres. 2018. Pengembangan Sistem
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan. Pengelolahan Pembelajaran Daring Untuk
https://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/pip/articl Sekolah Menengah Kejuruan. Jurnal Teknik
e/view/7724. Diakses 30 Maret 2021. Informatika vol 14 no 1, 2019, ISSN : 2301-
Etikasari, B., Widiastuti, I., Puspitasari, T. D., & 8364. https://ejournal.unsrat.ac.id. Diakses 28
Fachruziah. (2018). Media Pembelajaran untuk Mei 2021
Anak MDVI/Deafblind. Konferensi Nasional Marlina. 2018. Panduan Isyarat Kata Kunci (Panduan
Sistem Informasi 2018, 1-5. dan Evaluasi). Universitas Negeri Padang
http://jurnal.atmaluhur.ac.id/index.php/knsi201 Mary Ellen Foster, Katerina Avramides, Sara
8/article/view/478. Diakses 24 Februari 2021 Bernardini Jingying Chen, Christopher
Firdaus, arief hidayatullah, dkk. 2020. Komunikasi Frauenberger, Oliver Lemon, Kaska Porayska-
Nonverbal Guru Terhadap Siswa Anak Pomsta. 2010. Supporting Children’s Social
Berkebutuhan Khusus (ABK) di Sekolah Luar Communication Skills through Interactive
Biasa Negeri (SLBN) Kelurahan Jatiwangi Narratives with Virtual Characters. DOI:
Kecamatan Asakota Kota Bima. Jurnal 10.1145/1873951.1874163.https://www.researc
Komunikasi dan Kebudayaan ISSN.2443-3519 hgate.net/publication/215639354_Supporting_
Volume 7 Nomor 1 Januari-Juni 2020. Children's_Social_Communication_Skills_thro
http://komunikasistisip.ejournal.web.id/index.p ugh_Interactive_Narratives_with_Virtual_Char
hp/komunikasistisip/article/view/250. Diakses acters. Diakses 29 Maret 2021.
23 Februari 2021 Mirnawati, 2019. Anak berkebutuhan khusus
Hamzah, Amir. 2019. Metode Penelitian dan “hambatan majemuk”. ISBN : 978-623-209-
Pengembangan. Malang : Literasi Nusantara 655-4 Sleman: DEEPUBLISH.
Hersh, Marion. 2012. Deafblind People, Mudjiono, Y. (2012). Komunikasi sosial. Jurnal Ilmu
Communication, Independence, and Isolation. Komunikasi.

98
Pengembangan Sistem Isyarat Kunci…
Rossea Nur Oktavianti, Zaini Sudarto, Budiyanto

http://jurnalfdk.uinsby.ac.id/index.php/JIK/arti Case_Intervention_Studies. Diakses 30 Maret


cle/view/113. Diakses 28 Maret 2021. 2021.
Mullyana, Deddy, 2019. Ilmu Pengantar Shapiro, Lawrence E. 2004. 101 Ways To Teach
Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Children Social Skills A Ready-To-Use,
Ngalimun. (2017). Ilmu Komunikasi Sebuah Reproducible Activity Book. ISBN10: 1-56688-
Pengantar Praktis. Yogyakarta: PT. PUSTAKA 725-9. https://healthiersfexcel.org/wp-
BARU PRESS. content/uploads/2018/07/101-Ways-to-Teach-
Rehalat, Aminah. 2014. Model Pembelajaran Children-Social-Skills.pdf. Diakses 30 Maret
Pemrosesan Informasi. JPIS, Jurnal Pendidikan 2021.
Ilmu Sosial, Volume 23, No. 2, Edisi Desember Soemantri, (2006). Psikologi Anak LuarBiasa.
2014. Diakses 17 Desember 2021 Jakarta :Adhitama.
Rudiyati, S., Sukinah, S., & Rahmawati, R. (2016). Stavrou, Pilios-Dimitris. 2018. The Development of
Identifikasi Kebutuhan Pembelajaran Bagi Symbolization, The Reinforcement of the Body
Anak Multiple Disabilities Visualy Impairment Image and of the Socialization of Deaf-Blind
(Mdvi) Secara Terpadu. Jurnal Penelitian Ilmu Students through Social-Emotional Interaction.
Pendidikan. A Psychodynamic and Psycho Educational
Https://Doi.Org/10.21831/Jpipfip.V8i2.8274.Ht Approach. Volume 18 Issue 2 Version 1.0 Year
tps://Journal.Uny.Ac.Id/Index.Php/Jpip/Article/ 2018. Type: Double Blind Peer Reviewed
View/8274. Diakses 24 Februari 2021. International Research Journal. Publisher:
Sudarto, Z., Rofiah, K., Ardianingsih, F., & Global Journals. Online ISSN: 2249-460x &
Sujarwanto, S. (2019). Program Intervensi Print ISSN: 0975-587X.
Terpadu Anak Berkebutuhan Khusus: Proses https://globaljournals.org/GJHSS_Volume18/5-
Pengembangan Kurikulum. JPI (Jurnal The-Development-of-Symbolization.pdf.
PendidikanInklusi).doi.org/10.26740/inklusi.v3 Diakses 30 Maret 2021.
n1.p1-10. Wandansari, Yettie, dkk. 2018. Kelekatan dan
https://journal.unesa.ac.id/index.php/ji/article/v Kompetensi Emosi Pada Anak Usia Dini.
iew/6008. Diakses 24 Februari 2021 Prosiding Seminar Nasional Psikologi Klinis
Sugiyono, 2019. Metode Penelitian Pendidikan. 2018. Diakses 17 Desember 2021
Bandung : Alfabeta Wolverhampton Speech And Language Therapy.
Sunanto, Juang, 2010. Pengembangan konsep, Adapted From ‘Language Builders: Advice
komunikasi, dan gerak terhadap anak dengan And Activities To Encourage Children’s
hambatan penglihatan yan disertai hambatan Communication Skills’ by Henrietta
lain (MDVI). JASSI_Anakku. Volume 9: McLachlan and Liz Elks. DATE 10.2011
Nomor 2 Tahun 2010. REV 10.2014.
https://ejournal.upi.edu/index.php/jassi/article/v https://www.worldcat.org/title/language-
iew/3921. Diakses 28 Maret 2021. builders-advice-and-activities-to-encourage-
Sarah G. Hansen & Rebecca J. Frantz2 & Wendy childrens-communication-
Machalicek2 & Tracy J. Raulston2. 2017. skills/oclc/191729221?referer=di&ht=editio
Advanced Social Communication Skills for n. Diakses 30 Maret 2021.
Young Children with Autism: a Systematic
Review of Single-Case Intervention Studies.
Rev J Autism Dev Disord (2017) 4:225–242
DOI10.1007/s40489-017-0110-8.
https://www.researchgate.net/publication/3185
79352_Advanced_Social_Communication_Skil
ls_for_Young_Children_with_Autism_a_Syste
matic_Review_of_Single-

99

You might also like