Professional Documents
Culture Documents
2 (Maret, 2022)
Email: fachrulroziepgpaud@gmail.com
ABSTRACT
This study aims to describe the application of playing blocks during the COVID-19 pandemic. This research
method is qualitative with descriptive research type. The subject of this research was carried out on
Kindergarten students aged 5-6 years at Dharma Bahagia Kindergarten Samarinda for the 2020 academic
year which consisted of 3 students. The data analysis technique used is the Milles and Hubberman model.
The results of the study illustrate that the planning carried out in the block game aims to develop fine motor
skills. The teacher asks for the willingness of parents as facilitators to prepare tools in the block game.
Optimizing children's fine motor skills in terms of the way the teacher carries out teaching activities, it can be
seen that the teacher applies learning steps by providing the direction of the block game through the zoom
application. However, the stimulation provided by the teacher in the development of fine motor skills with this
bold block game is still not optimal because of the obstacles that cannot be met face-to-face and parents also
have to play a role in helping children. This study implies that the application of block games still needs to be
done with variations in learning during the current pandemic.
PENDAHULUAN
Pendidikan adalah salah satu usaha dalam menjawab permasalahan serta berbagai tantangan yang
selalu hadir dalam kehidupan manusia. Pendidikan dapat mencerdaskan dan meningkatkan taraf hidup suatu
bangsa. Bagi bangsa Indonesia pendidikan memiliki tujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan
mengembangkan manusia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang
Maha Esa dan berbudi pekerti yang luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani
dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta tanggung jawab kemasyarakat dan kebangsaan.
Pendidikan anak usia dini (PAUD) atau usia prasekolah adalah di mana anak belum memasuki pendidikan
formal. Rentang usia dini merupakan saat yang tepat dalam mengembangkan potensi dan kecerdasan anak.
Pengembangan potensi anak secara terarah pada rentang usia tersebut akan berdampak pada kehidupan
masa depannya (Papalia, 2009). Dalam hal ini, sukses masa depan hanya dapat diciptakan dengan
mempersiapkan generasi sekarang ini. Berbagai pengalaman di berbagai negara maju menunjukkan bahwa
kemajuan suatu bangsa tidak terlepas dari kualitas pendidikannya, termasuk kualitas PAUD.
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 menyatakan tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1, bahwa
pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu
lingkungan belajar. Selain itu, menurut Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini (2001: 10) dalam Ahmad
Susanto (2017: 121), pembelajaran pada anak usia dini dapat dilaksanakan dengan menggunakan beberapa
metode yaitu, bercerita, bernyanyi, berdarmawisata, bermain peran, peragaan/demonstrasi, pemberian
tugas, metode proyek/pengamatan, metode pembiasaan, metode bercakap-cakap, dan latihan. Taman
Kanak-kanak (TK) adalah salah satu bentuk satuan pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal
yang menyelenggarakan program pendidikan bagi anak usia 5–6 tahun yang merupakan masa peka bagi
http://journal.mbunivpress.or.id/index.php/athfal 45
ISSN : 2808-2117 Vol.1 No.2 (Maret, 2022)
anak untuk meletakkan dasar pertama dalam mengembangkan kemampuan fisik, kognitif, bahasa, sosial
emosional, konsep diri, disiplin, kemandirian, seni, moral dan nilai nilai agama. Hal ini menunjukkan bahwa
TK sebagai sarana yang penting untuk mengembangkan potensial anak khususnya perkembangan motorik
halus.
Menurut Moelichatoen dalam Fauzididn (2017) motorik halus adalah kegiatan yang menggunakan otot-
otot halus pada jari dan tangan yang melibatkan keterampilan bergerak. Sedangkan menurut Hurlock dalam
Fauzididn (2017) menyatakan bahwa motorik halus sebagai pengendalian koordinasi yang lebih baik yang
melibatkan kelompok otot yang lebih untuk menggenggam, melempar dan menangkap bola. Keterampilan
motoric halus dapat dilakukan oleh anak dengan berbagai cara. Terkait dengan kemampuan motorik halus
Susanto dalam Fauzididn (2017) menyatakan keterampilan motorik halus menggunakan otot halus pada
kaki dan tangan. Gerakan ini memerlukan kecepatan, ketepatan, dan keterampilan. Gerakan motorik halus
hanya melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu saja dan dilakukan oleh otot-otot kecil, seperti keterampilan
menggunakan jari jemari tangan dan gerakan pergelangan tangan dengan tepat. Oleh karena itu kordinasi
antara mata dengan tangan sudah semakin baik maka anak sudah mengurus diri sendiri dengan
pengawasan orang yang lebih tua. Gerakan motorik halus yang terlihat di TK, antara lain adalah anak mulai
dapat menyikat gigi, menyisir, memakai sepatu sendiri, mengancingkan pakaian, serta makan sendiri dengan
menggunakan sendok dan garpu (Dewi, 2014). Motorik halus adalah gerakan-gerakan tubuh yang
melibatkan otot-otot kecil pada tangan dan jari-jari. Gerakan motorik halus yang melibatkan otot-otot tangan
dan jari-jari biasanya membutuhkan kecermatan tinggi, ketekunan dan koordinasi antara mata dan otak kecil.
Untuk meningkatkan kemampuan motorik halus dapat dilakukan melalui pemberian permainan (Sujiono dkk,
2015: 14).
Seringkali metode yang digunakan oleh orang tua, atau pendidik dalam mengembangkan kemampuan
motorik halus anak masih monoton dan membosankan, sehingga tingkat perkembangan motorik halus anak
masih belum optimal (Rolina, 2012). Rendahnya kemampuan fisik motorik halus anak ditandai dengan
beberapa masalah yang muncul yaitu ada beberapa anak yang belum mengerti tentang perintah dari guru
untuk mengerjakan tugas, anak merasa bosan dengan kegiatan yang diberikan guru, guru kurang
mengkondisikan keadaan anak dalam belajar sehingga ada beberapa anak yang tidak menyimak saat
dijelaskan, tidak mau mengerjakan tugas dari guru, dan anak masih meminta bantuan orang tua untuk
menyelesaikan tugas. Media yang digunakan oleh guru juga kurang bervariasi dan guru sering memberikan
tugas kepada anak dengan kegiatan yang monoton dalam meningkatkan kemampuan fisik motorik halus
anak (Santrock, 2009). Peranan guru dalam mengembangkan minat anak pada kemampuan fisik motorik
halus diperlukan kombinasi dan inovasi dalam mengembangkan pengetahuan dan keterampilan fisik motorik
halus anak.
Salah satu permainan untuk mengembangkan motorik halus anak adalah penggunaan bermain balok unit
dalam pembelajaran pada anak PAUD. Balok adalah potongan-potongan kayu polos (tanpa dicat) sama
tebalnya panjang dua kali atau empat kali sama besarnya dengan satu unit balok (Rumini, 2017). Balok juga
terdiri dari berbagai bentuk meliputi bentuk segitiga, segiempat, lingkaran dengan berbagai warna yang
menarik dan juga bisa di mainkan sendiri oleh anak maupun berkelompok. Menggunakan balok dapat
mengasah imajinasi anak sehingga membuat anak lebih tertantang untuk menyusun balok dapat melatih
perkembangan kekuatan ototnya dan dapat membantu meningkatkan imajinasi dan kreativitas anak
(Wardoyo, 2014: 5). Berdasarkan dari hasil studi awal yang peneliti lakukan di TK Dharma Bahagia
Samarinda pada usia 5-6 tahun kelompok B dengan jumlah peserta didik 15 anak, dimana hasil observasi
terdapat tiga anak di TK Dharma Bahagia Samarinda memiliki kemampuan motorik halus belum berkembang
secara maksimal seperti anak pertaman belum mengerti tentang perintah dari guru untuk mengerjakan tugas,
anak kedua mudah merasa bosan dengan kegiatan yang diberikan guru dan tidak mau mengerjakan tugas
dari guru, kemudian anak ketiga masih meminta bantuan orang tua untuk menyelesaikan tugas.
Adanya Covid 19 yang masih melanda di Indonesia memberikan dampak yang buruk terhadap pendidikan
di Indonesia khususnya pendidikan PAUD. Pendidikan yang semula dengan metode tatap muka di lembaga
pendidikan, kini diubah menjadi pembelajaran daring/online dan dilaksanakan dari rumah masing-masing
untuk mencegah dan menanggulangi penyebaran virus COVID-19 ini (Hildayani, 2014). Hal di atas tentu
menimbulkan banyak problematika khususnya pelaksanaan pembelajaran bagi anak usia dini. Anak usia dini
adalah tahapan dalam masa emas yang memerlukan pelayanan lebih, secara khusus dan langsung bila
dibandingkan jenjang pendidikan lain (Rahardjo, 2015). Adanya wabah COVID ini menimbulkan dampak bagi
para pendidik. Para pendidik merasa kesulitan dalam mengembangkan pembelajarannya. Proses
pembelajaran yang sebelumnya dilakukan secara langsung dengan mencapai seluruh aspek baik kognitif,
http://journal.mbunivpress.or.id/index.php/athfal 46
ISSN : 2808-2117 Vol.1 No.2 (Maret, 2022)
afektif, maupun psikomotorik kini berubah menjadi pembelajaran daring atau pembelajaran jarak jauh. Hal
ini sangat berpengaruh kepada tumbuh kembang anak usia dini. Dunia anak merupakan dunia bermain yang
cenderung melibatkan anak berinteraksi langsung, bertatap muka langsung, dan terlibat dalam beberapa
kegiatan. Tatap muka langsung ini akan memberikan motivasi-motivasi bagi anak.
Hasil wawancara awal dengan guru TK Dharma Bahagia Samarinda menyatakan bahwa pada masa
pandemi covid-19 mengalami kendala saat mengajar di sentra balok, hal ini dikarenakan pengajaran
dilakukan secara online sehingga pengajaran kurang maksimal. Dari observasi pengajaran yang diberikan
guru juga kurang bervariasi dan guru sering memberikan tugas kepada anak dengan kegiatan yang monoton
dalam meningkatkan kemampuan fisik motorik halus anak. Berkaitan dengan uraian diatas perlu
dikembangkan cara belajar yang dapat mengoptimalkan motorik halus anak usia khususnya pada masa
pandemik covid-19 yang mana guru tidak dapat bertatap muka langsung dengan anak. Dengan
permasalahan tersebut peneliti memilih masalah tersebut dengan tema penelitian yang berjudul Analisis
Penerapan Permainan Balok Dalam Mengembangkan Kemampuan Motorik Halus Anak Usia Dini Pada Masa
Pandemi Covid-19 di TK Dharma Bahagia Samarinda Tahun Ajaran 2020.
METODE
Pada penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Tempat
penelitian ini dilaksanakan di TK Dharma Bahagia Samarinda. Pemilihan TK Dharma Bahagia Samarinda
berada di Jalan Jamrud Nomor 33 Kelurahan Pasar Pagi Kecamatan Samarinda Kota. Sedangkan mengenai
waktu pelaksanaan penelitian ini adalah pada semester I tahun 2020/2021. Adapun jadwal pelaksanaan
pelaksanaan penelitian terlampir di lampiran. Subjek Penelitian ini dilaksanakan pada anak didik Taman
Kanak-Kanak (TK) B usia 5-6 tahun di TK Dharma Bahagia Samarinda tahun 2020/2021 yang terdiri dari 3
anak didik. Objek penelitian ini adalah penerapan permainan balok dalam mengembangkan kemampuan
motorik halus pada anak usia dini.
Prosedur-prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini meliputi observasi partisipan, wawancara
langsung dan teknik dokumentasi (Creswell, 2014). Teknik analisa data yang digunakan melalui beberapa
tahapan. Pertama, data yang telah diperoleh dari berbagai sumber, baik dan pengamatan, catatan lapangan,
dan wawancara diklasifikasi sesuai dengan karakteristik masing-masing. Data dari hasil perekaman
ditranskripsikan dan dikelompokkan. Kedua, data yang telah ditranskripsikan dan dikelompokkan kemudian
dianalisis menggunakan tahapan analisis model alir, yang dimulai dengan (a) reduksi data, (b) penyajian
data, dan (c) penarikan simpulan dan verifikasi. Peneliti melakukan pengecekan keabsahan data atau uji
validitas dari empat kriteria, yang disarankan oleh Moleong, yaitu: (1) kepercayaan (credibility); (2)
keteralihan (transferbility), (3) ketergantungan (dependability), dan (4) kepastian (confirmability).
http://journal.mbunivpress.or.id/index.php/athfal 47
ISSN : 2808-2117 Vol.1 No.2 (Maret, 2022)
http://journal.mbunivpress.or.id/index.php/athfal 48
ISSN : 2808-2117 Vol.1 No.2 (Maret, 2022)
Balok yang digunakan dalam permainan balok pada anak di TK Dharma Bahagia Samarinda berupa
bentuk balok istana yaitu potongan-potongan balok dengan berbagai bentuk, warna dan ukuran. Cara
memainkannya anak menyusun balok-balok tersebut sesuai dengan imajinasi yang ada pada diri anak. Balok
istana bisa digunakan untuk membuat istana, rumah-rumahan atau bentuk lainnya. Menurut Chambel
(2017:31) permainan balok merupakan permainan yang merupakan aktifitas otot besar dimana permainan
ini dapat mengembangkan perkembangan koordinasi mata dan tangan melatih ketrampilan motorik halus,
melatih anak dalam pemecahan masalah, permainan yang memberikan anak kebebasan berimajinas,
sehingga hal-halbaru dapat tercipta. Bermain balok adalah jenis kegiatan yang sifatnya konstruktif, dimana
anak mampu membangun sesuatu dengan menggunakan balok-balok yang disediakan. Hal itu juga senada
dengan pendapat Chandra (2018:5) mengatakan bermain balok adalah kemampuan dalam mengonstruksi
struktur yang digunakan oleh anak untuk mengungkapkan ide-ide kreatif.
Menurut Fadlillah (2017:82) bermain balok sama dengan bermain membangun yang terlihat pada anak
usia 3-6 tahun. Dalam kegiatan bermain ini anak membentuk sesuatu, menciptakan bangunan tertentu
dengan alat permainan balok kayu. Didukung penelitian Wardoyo (2014) melalui permainan balok pada
Kelompok A TK Karangpelem 1 Kedawung Sragen dapat mengembangkan kemampuan motorik halust ahun
pelajaran 2013/2014. Begitupula Warsini (2014) menunjukkan bahwa penggunaan permainan balok dapat
meningkatkan kemampuan motorik halus anak kelompok B di TK ABA VII Bareng Klaten tahun ajaran
2012/2013. Adapun langkah-langkah penggunaan permainan balok adalah sebagai berikut : (a) Menyiapkan
media sebelum anak memasuki ruangan, (b) Menjelaskan terlebih dahulu kegiatan yang akan dilakukan, (c)
Menjelaskan media yang akan digunakan, (d) Mengkondisikan suasana yang menyenangkan dan memberi
variasi kegiatan penunjang, (e) Menugaskan anak menyusun atau membentuk dengan balok, (f)
Menugaskan anak secara individu atau kelompok, (g) Memberi motivasi anak yang belum mampu.
Jadi berdasarkan pendapat di atas permainan balok merupakan suatu jenis permainan konstruktivis atau
bermain membangun. Balok sendiri memiliki berbagai bentuk dan warna yang berbeda. Aktivitas permainan
balok memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap perkembangan fisik aktifitas bermain penting bagi anak
untuk mengembangkan otot dan melatih seluruh bagian tubuhnya dengan bermain anak akan bertambah
pengalaman dan pengetahuanya.
Faktor pendukung dan penghambat pengembangan kemampuan motorik halus anak usia dini melalui
permainan balok pada masa pandemi covid-19 di TK Dharma Bahagia Samarinda
Stimulasi yang diberikan guru dalam pengembangan keterampilan motorik halus dengan permainan balok
masih kurang maksimal karena kendala tidak dapat bertatap muka langsung dan orang tua yang juga harus
turut berperan dalam membimbing anak padahal orang tua juga memiliki aktivitas lainnya. Dimana guru tidak
dapat melihat secara detail cara anak menyusun balok, sehingga orang tua wajib ikut serta dalam permainan
balok ini. Berdasarkan kemampuan keterampilan motorik halus, hasil penelitian memaparkan bahwa anak
didik dari 3 subjek penelitian menunjukkan area perkembangan keterampilan motorik halus (Fauziddin,
2017). Hal yang paling menonjol dan berkembang pesat dalam pengoptimalan motorik halus bagi 3 subjek
ini adalah dalam kemampuan anak untuk mengkoordinasikan otot jari jemari dan matanya. Hal ini tentunya
tidak terlepas dari usia anak yang sudah berada pada tahap yang dimana anak sudah mampu berkomunikasi
baik dengan orang tua dan guru. Disisi lain, anak mampu merekam dengan baik dalam ingatannya tentang
pengalaman yang diperoleh sebelumnya dikaitkan dengan penjelasan yang jelas dalam permainan balok
yang dipraktekan oleh guru melalui video yang ditunjukkan sehingga mampu menampilkan peranan simulasi
dengan baik sebagai bagian dari proses penalaran anak didik.Berdasarkan hasil temuan penelitian diatas
maka dapat disimpulkan bahwa dalam pelaksanaan pembelajaran untuk mengembangkan keterampilan
motorik halus anak dilaksanakan dengan baik sesuai dengan perencanaan yang sudah direncanakan
sebelumnya walaupun di masa pandemi covid-19.
KESIMPULAN
Terdapat perencanaan yang dilaksanakan dalam permainan balok untuk mengembangkan kemaampuan
motorik halus di TK Dharma Bahagia Samarinda. Guru meminta orang tua untuk menyiapkan alat dalam
permainan balok dan jika tidak ada dapat meminjam di sekolah sebelum pelajaran secara daring dimulai agar
proses pembelajaran daring dapat berjalan baik dan mendukung perkembangan anak. Pembelajaran yang
bertujuan mengoptimalisasi kemampuan motorik halus anak ditinjau dari cara guru melaksanakan kegiatan
mengajar terlihat bahwa guru mengaplikasikan langkah-langkah pembelajaran dengan memberikan arahan
permainan balok melalui daring denga aplikasi zoom. Stimulasi yang diberikan guru dalam pengembangan
http://journal.mbunivpress.or.id/index.php/athfal 49
ISSN : 2808-2117 Vol.1 No.2 (Maret, 2022)
keterampilan motorik halus dengan permainan balok masih kurang maksimal karena kendala tidak dapat
bertatap muka langsung dan orang tua yang juga harus turut berperan dalam membimbing anak padahal
orang tua juga memiliki aktivitas lainnya. Adapun beberapa saran yang dapat kami ajukan ialah: 1) kepala
sekolah agar dapat menciptakan kondisi belajar yang inovatif dengan memperhatikan fasilitas dan sarana
prasarana sekolah yang lebih menunjang, contohnya seperti media pembelajaran agar anak lebih aktif dalam
melakukan proses pembelajaran sehingga guru dengan mudah mengaplikasikan proses mengajar dengan
menggunakan permainan balok selama masa pandemi covid-19. 2) Kepada guru TK, disarankan para guru
agar dapat membimbing, melatih, dan memberikan motivasi kepada anak agar berani dalam melakukan
kegiatan apapun serta lebih kreatif dalam memilih metode pembelajaran atau kegiatan pembelajaran yang
akan diterapkan kepada anak selama masa pandemi covid-19 sehingga pembelajaran yang dilakaukan
menyenangkan dan menarik minat anak. 3) Kepada peneliti lain, hendak mengadakan penelitian lebih lanjut
tentang permainan balok untuk anak usia dini maupun bidang ilmu lainnya, penelitian ini dapat dijadikan
bahan pertimbangan untuk perbaikan dan penyempurnaan selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Bambang, Sujiono. 2015. Metode Pengembangan Fisik. Jakarta. Universitas Terbuka.
Chamidah, Atien Nur dkk. 2013. Pengembangan Model Pembelajaran Pendidikan Seksual Melalui Media
Belajar Berbasis Teknologi Informasi BagiAnakAutis. Penelitian SKIM Hibah Bersaing. Yogyakarta.
Diakses dari http://eprints.uny.ac.id/30975/1/ATIENNURCHA. Diakses 20 Oktober 2020.
Chandra. 2018. Sentra Balok. Jakarta: Materi Work Shop Guru PAUD, Pusat Progam Pembangunan anak
Indonesia.
Creswell John.W. 2014. Penelitian Kualitatif & Desain Riset. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Departemen Pendidikan Nasional. 2002. Model Pengembangan Silabus Mata Pelajaran dan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran Paud. Jakarta: Pusat Kurikulum, Balitbang Depdiknas.
Dewi, Nopti Kumala. 2014. Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Permainan Balok Di
Kelompok B Paud Cempaka Putih Desa Lubuk Tapi Kecamatan Ulu Manna Kabupaten Bengkulu
Selatan. Skripsi FKIP Universitas Bengkulu.
Dwi, Wahyu. 2014. Penggunaan Metode Sosiodrama Untuk Menigkatkan Hubungan Sosial Anak Usia Dini
di Bustanul Athfal Aisyiyah Tirto 2 Salam Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran 2013. Skripsi, Fakultas
Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Fadlillah, M. 2017. Bermain dan Permainan. Jakarta : Kencana.
Fauziddin, Mohamma. 2017. Penerapan Belajar Melalui Bermain Balok Dalam Meningkatkan Motorik Halus
Anak Usia Dini. Jurnal CARE Vol. 5 (1).
Hildayani, Rini dkk. 2014. Psikologi Perkembangan Anak. Di akses tanggal 20 Oktober 2020.
http//blogspot.com
Hurlock. 2000. Perkembangan Anak Jilid I (terjemahan oleh Meitasari Tjandrasa dan Muchlisoh Zarkasih).
Jakarta: Erlangga.
Lutan. 2018. Belajar Ketrampilan Motorik, Pengantar Teori dan Metode. Jakarta : Departemen P&K Dirjen
Dikti Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan dan Tenaga Kependidikan.
Moleong, Lexi J. 2016. Merode Penelitian Kualitatif. Bandung; Remaja Rosdakarya.
Munandar. 2016. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: Rineka Cipta.
Papalia, D. E., Old s, S. W., & Feldman, R. D. 2009. Human Development Perkembangan Manusia. Jakarta:
Salemba Humanika.
Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia, Nomor 37 Tahun 2014, Standar
Nasional Pendidikan Anak Usia Dini.
Rahardjo, Budi. 2015. Keuangan dan Akuntansi untuk Manajer Non Keuangan. Edisi Pertama. Yogyakarta:
Graha Ilmu.
Rolina, Nelva. 2012. Tumbuh Kembang Anak Usia Taman Kanak-Kanak (Tk) Dan Gaya Belajar Yang
Dimilikinya.http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/Artikel%20utk%20Dinamika%20Pend%202009%20(
Abstrak%20Ind).pdf. Diakses 20 Oktober 2020.
Rumini. 2017. Pendidikan Anak Tuna Mental. Yogyakarta: Intan.
Santrock, John W. 2009. Perkembangan Anak. Edisi 11. Jakarta. Erlangga.
Sujiono, Bambang dkk. 2015. Metode Pengembangan Fisik. Jakarta. Universitas Terbuka.
http://journal.mbunivpress.or.id/index.php/athfal 50
ISSN : 2808-2117 Vol.1 No.2 (Maret, 2022)
Susanto, Ahmad. 2017. Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Bumi Aksara
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Wardoyo, Novita Sari. 2014. Pengembangan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Permainan Balok
Pada Kelompok A TK Karangpelem 1 Kedawung Sragen Tahun Pelajaran 2013/2014. Naskah
Publikasi Universitas Muhammadiyah Surakarta.
http://journal.mbunivpress.or.id/index.php/athfal 51