You are on page 1of 7

Jurnal Darul Azhar Vol 7, No.

1 Februari 2019 – Juli 2019, Hal : 16 - 22

PERBANDINGAN EFEKTIVITAS BERMAIN ORIGAMI DAN BERMAIN PLASTISIN


(LILIN) TERHADAP PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK
HALUS ANAK PRASEKOLAH USI 4-5 TAHUN
(The Comparison of effectiveness playing Origami and Plastisin (Wax) to the Improvement of Five
Motor Development of Preschool Children Aged 4-5 Years Old)

Herliana, Herdy Juniawan, Farhandika Putra


Email : herdy_nz@yahoo.co.id

ABSTRACT
Fine motor is the use of a group of small muscles such as fingers and hands that often
require precision and coordination by hand, a skill that involves the use of tools to work on an
object. The development of fine motor skills aims to stimulate fine motor abilities according to the
stage of child development. Origami and Plastisin (wax) is a play media that can improve the
smooth motor development of children. The aim of this study was to determine the comparison of
effectiveness playing origami and plastisin (wax) to the improvement of fine motor development of
preschool children aged 4-5 years.
This study was quasi experimental method with pre-test and post-test without control group
design. The sample in this study 40 respondents divided into 20 respondents intervention group 1,
20 respondents intervention group 2 with simple random sampling technique.
The result of this study was mann whitney and wilcoxon test, obtained p value 0.000 (<0,05)
there was difference of mean rank result in intervention group 1, intervention group 2, after
treatment.
The conclusion of this study, there was comparison of effectiveness of play origami and
plastisin (wax) to improvement of fine motor development of preschool age 4-5 years at
Kindergarten Aisyiyah Bustanul Athfal 1 Pagatan Kecamatan Kusan Hilir Tanah Bumbu.
Suggestions from this study to apply origami and plastisin (wax) as a means of learning and
simultaneously for children's play activities that can be used media to stimulate improvement of fine
motor development of children.

Keywords: Fine Motor, Origami, Plastisin, Preschool

161
Jurnal Darul Azhar Vol 7, No.1 Februari 2019 – Juli 2019, Hal : 16 - 22

PENDAHULUAN Motorik halus merupakan gerakan


Keterlambatan pertumbuhan dan yang menggunakan otot-otot kecil, gerakan
perkembangan merupakan masalah yang dasar dilatihan sedemikian rupa secara
sering di temukan oleh tenaga kesehatan. bertahap sehingga dikuasai anak. Penguasaan
Semenjak dari masa kehamilan sampai gerakan motorik halus anak akan
meninggal selalu mengalami perubahan, baik mempengaruhi perkembangan saat dewasa
perubahan dalam bentuk fisik maupun nanti (Wahyuni, 2016).
kemampuan mental psikologis. Pertumbuhan Kenyataan yang terjadi dalam melatih
dan perkembangan dalam kehidupan manusia perkembangan motorik halus anak masih
merupakan dua sisi mata uang yang menemui kendala antara lain hambatan dalam
menunjukkan gambaran yang berbeda namun konsentrasi cepat bosan, dan mudah beralih,
merupakan dua hal yang tak terpisahkan kaku dalam memegang Crayon, dan
(Mansur, 2012). kurangnya koordinasi mata dan tangan.
Adanya keterlembatan tersebut bisa Mengingat kondisi dan hambatan perlu
disebabkan oleh kerusakan otak pada waktu mengembangkan kemampuan gerak motorik
lahir atau kondisi pasca lahir yang tidak halus anak agar memiliki kemampuan
memungkinkan seorang anak untuk motorik halus yang lebih baik
mengembangkan kemampuan motoriknya. (Yuningtias,W., & Andayani, 2012).
Akan tetapi, tidak dipungkiri seringnya terjadi Dampak dari keterlambatan
keterlambatan tersebut disebabkan oleh, tidak perkembangan motorik halus adalah anak
adanya kesempatan belajar, perlindungan memiliki self confident yang rendah, kurang
orang tua yang berlebihan atau kurangnya aktif dan sulit beradaptasi dengan lingkungan.
motivasi pada diri anak sendiri, ,untuk itu Yang pada akhirnya menurunnya kualitas
pembelajaran diharapkan dapat generasi penerus bangsa dikarenakan SDM
mengembangkan keterampilan motorik yang yang rendah (Prasetyanti, K.D., & Aminah,
dimiliki oleh anak melalui permainan edukatif S., 2017).
dimana anak dapat bermain sambil belajar, Menurut Yangin (2007, dalam
seperti permainan yang saat ini banyak Prasetyanti, K.D., & Aminah, S., 2017)
dikembangkan playdough, plastisin, origami, semakin baiknya gerakan motorik halus pada
puzzle yang dapat membantu anak dalam anak membuat anak dapat berkreasi. Berbagai
mengembangkan motorik halusnya (Rosalia, bentuk seni memungkinkan anak
B., Soetjiningsih & Windiani, T., 2012). mengekspresikan perasaan, pikiran dan
Salah satu manfaat dari permainan keinginan anak secara bebas dengan suara dan
origami adalah mengasah dan melatih gerakan sehingga meningkatkan psikomotor,
perkembangan motorik halus anak, kreativitas dan dapat mendukung struktur kepribadian
dan imajinasi anak (Diana, S., 2015). anak, harga diri, kreativitas, kemampuan
Plastisin (lilin) merupakan permainan dari komunikasi dan penyesuaian sosial atau
benda lunak yang bisa ditekan-tekan, emosional dengan mempengaruhi emosi,
diremas-remas, dibentuk, dan dicetak sesuai fisik, kognitif, sosial, bahasa dan
keinginan dan imajinasi, sehingga dapat perkembangan lainnya.
mengembangkan semua aspek perkembangan Berdasarkan studi pendahuluan yang
anak. dilakukan di TK Aisyiyah Bustanul Athfal 1
Menurut Shalev (2005, dalam Diana, Kecamatan Kusan Hilir Kabupaten Tanah
2015) mengatakan origami dan plastisin dapat Bumbu pada tahun 2018 didapatkan hasil
berpengaruh pada perkembangan motorik wawancara dengan Kepala Sekolah
halus anak yaitu ketika kedua tangan sudah mengatakan tahap perkembangan motorik
bergerak, gerakan jari – jari otot tangan halus anak masih belum sempurna atau masih
mengrimkan sinyal ke sistem saraf pusat dalam kategori tahap mulai berkembang
memicu neuron melalui gerakan tangan dilihat dari beberapa anak saat memegang
(impuls motorik halus) mengaktifkan bagian pensil ataupun crayon yang masih belum
bahasa otak. sempurna, saat kegiatan menggunting anak
belum dapat mengikuti sesuai pola. Guru juga
17
Jurnal Darul Azhar Vol 7, No.1 Februari 2019 – Juli 2019, Hal : 16 - 22

mengatakan bahwa masih banyak anak yang Berdasarkan tabel diatas diketahui
perlu bantuan dan arahan dalam pelaksanaan bahwa sesudah diberikan permainan origami
kegiatan pembelajaran yang dilakukan untuk setegahnya (50,0%) anak berada pada tingkat
melihat perkembangan motorik halus tersebut perkembangan motorik halus BSH
dimana anak masih sulit untuk mengerjakan (Berkembang Sesuai Harapan) dan
sendiri. setegahnya (50,0%) anak tingkat
Berdasarkan permasalahan yang perkembangan motorik halusnya berada
diuraikan diatas, maka peneliti tertarik untuk dalam kategori MB (Mulai Berkembang).
meneliti “Perbandingan Efektivitas Bermain Tabel 2 Distribusi Frekuensi Motorik Halus
Origami Dan Bermain Plastisin (lilin) Pada Kelompok Intervensi Sesudah
Terhadap Peningkatan Perkembangan Diberikan Permainan Plastisin
Motorik Halus Anak Prasekolah Usia 4-5 (Lilin) Pada Anak Prasekolah Usia
Tahun Di TK Aisyiyah Bustanul Athfal 1 (4-5 Tahun) Di TK Aisyiyah
Kota Pagatan Kecamatan Kusan Hilir Bustanul Athfal 1 Kota Pagatan
Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2018”. Kecamatan Kusan Hilir Kabupaten
Tanah Bumbu.
METODE PENELITIAN No Tingkat Frekuensi
Penelitian ini adalah jenis penelitian Perkembangan Presentase
Motorik Halus Anak %
kuantitatif dengan desain penelitian Quasi
1 Belum Berkembang 0 0
Experimental menggunakan rancangan pretest 2 Mulai Berkembang 0 0
& postets without control group. Sampel 3 Berkembang Sesuai 3 15,0
penelitian yaitu anak prasekolah usia 4-5 Harapan
tahun di TK Aisyiyah Bustanul Athfal 1 Kota 4 Berkembang Sangat 17 85,0
Pagatan yang memenuhi kriteria inklusi 40 Baik
Total 20 100
sampel, pengambilan sampel menggunakan
teknik Simple Random Sampling.
Berdasarkan tabel diatas diketahui
Pengumpulan data dilakukan dengan
bahwa sesudah diberikan permainan plastisin
menggunakan lembar observasi aspek
(lilin) sebagian besar (85,0%) anak berada
kemampuan motorik halus anak & lembar
pada tingkat perkembangan motorik halus
SOP (Standart Operational Prosedure).
BSB (Berkembang Sangat Baik) dan sebagian
Proses analisis menggunakan uji Mann
kecil (15,0%) anak tingkat perkembangan
Whitney untuk mencari perbandingan
motorik halusnya berada dalam kategori BSH
efektivitas untuk ketiga variabel.
(Berkembang Sesuai Harapan).
HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 3 Perbandingan Efektivitas Bermain
Tabel 1 Distribusi Frekuensi Motorik Halus Origami Dan Bermain Plastisin
Pada Kelompok Intervensi Sesudah Pada Kedua Kelompok Intervensi
Diberikan Permainan Origami Pada Terhadap Peningkatan
Anak Prasekolah Usia (4-5 Tahun) Perkembangan Motorik Halus
Di TK Aisyiyah Bustanul Athfal 1 Anak Prasekolah Usia 4-5 Tahun
Kota Pagatan Kecamatan Kusan Hilir Di TK Aisyiyah Bustanul Athfal 1
Kabupaten Tanah Bumbu. Kota Pagatan Kecamatan Kusan
No Tingkat Frekuensi Hilir Kabupaten Tanahk Bumbu.
Perkembangan Presentase No Kelompok N Mean P-Value
Motorik Halus % Intervensi Rank
Anak
1 Belum Berkembang 0 0 1 Bermain 20 11,25
2 Mulai Berkembang 10 50,0 Origami
0,000
3 Berkembang Sesuai 10 50,0
Harapan 2 Bermain 20 29,75
Plastisin
4 Berkembang Sangat 0 0
Baik
Total 20 100

18
Jurnal Darul Azhar Vol 7, No.1 Februari 2019 – Juli 2019, Hal : 16 - 22

Berdasarkan tabel diatas nilai mean origami terhadap perkembangan motorik


rank kelompok bermain origami 13,85 dan halus di kelompok BTK dharmawanita
kelompok bermain plastisin (lilin) 27,15. menyatakan ada pengaruh yang signifikan
Hasil uji statistik dengan menggunakan uji antara permainan origami terhadap
mann whitney didapatkan nilai p=0,000 perkembangan motorik halus anak usia
(<0,05) terlihat ada perbedaan efektivitas prasekolah dengan α= 0,05 dan p value
antara kelompok bermain origami dan 0,002 (<0,05).
kelompok bermain plastisin dilihat dari mean Menurut peneliti dengan adanya
rank, sehingga dapat disimpulkan bahwa permainan dengan media origami
kelompok dengan bermain plastisin lebih menjadikan anak menjadi bersemangat
efektif dibandingkan dengan kelompok dalam melakukan kegiatan sehingga dapat
bermain dengan origami. meningkatkan kemampuan motorik halus
DISKUSI HASIL anak, selain itu juga dapat meningkatkan
Tingkat Perkembangan Motorik Halus kreativitas dan imajinasi sehingga akan
Pada Anak Prasekolah Usia 4-5 Tahun berpengaruh terhadap kemampuan anak
Sesudah Diberikan Permainan Origami untuk kedepannya.
Berdasarkan penelitian yang Tingkat Perkembangan Motorik Halus
diakukan diketahui bahwa sesudah Pada Anak Prasekolah Usia 4-5 Tahun
diberikan permainan origami setengahnya Sesudah Diberikan Permainan Plastisin
(50,0%) tingkat perkembangan motorik (Llilin)
halus anak termasuk kategori BSH Berdasarkan hasil analisis pada tabel
(Berkembang Sesuai Harapan). Sementara 4 diketahui bahwa tingkat perkembangan
itu setengahnya (50,0%) perkembangan motorik halus anak prasekolah usia 4-5
motorik halus anak berada dalam kategori tahun di TK Aisyiyah Bustanul Athfal 1
MB (Mulai Berkembang). Kota Pagatan Kecamatan Kusan Hilir
Perkembangan motorik halus anak di Kabupaten Tanah Bumbu sesudah
TK Aisyiyah Bustanul Athfal 1 Kota diberikan permainan plastisin (lilin)
Pagatan setelah diberikan permainan seluruhnya (100%) tingkat perkembangan
origami mengalami peningkatan menjadi motorik halus anak yaitu hampir
dalam kategori BSH (Berkembang Sesuai seluruhnya (85,0%) tingkat perkembangan
Harapan), hal ini dikarenakan setelah motorik halus anak dalam kategori BSB
diberikan permainan origami melalui (Berkembang Sangat Baik) dan sebagian
melipat dan membentuk origami tersebut kecil (15,0%) tingkat perkembangan
anak menjadi lebih senang, tidak cepat motorik halus anak sudah masuk kategori
bosan, dan menjadi sangat tertarik dalam BSH (Berkembang Sesuai Harapan).
melakukan kegiatan, dan menjadikan Perkembangan motorik halus anak
terstimulasinya kemampuan motorik halus di TK Aisyiyah Bustanul Athfal 1 Kota
anak. Pagatan setelah diberikan permainan
Hal ini sejalan dengan pendapat plastisin (lilin) mengalami peningkatan
Wikaningtyas (2014) bermain origami menjadi dalam kategori BSB (Berkembang
bermanfaat meningkatkan perkembangan Sangat Baik), hal ini dikarenakan dengan
otak anak selain anak memperoleh plastisin (lilin) anak dapat menekan,
kesenangan. Dengan origami anak dapat meremas, dan membentuk dengan mudah
membuat berbagai bentuk apapun sesuai karena teksturnya yang lembut dan lentur
dengan kreativitasnya masing-masing, sehingga dalam pengembangan
mengembangkan koordinasi mata dengan kemampuan motorik halus anak dapat
tangan, dan ketangkasan serta kekuatan berkembang dengan sangat baik.
tangan tentu saja dapat menstimulasi Penelitian ini sejalan dengan menurut
perkembangan motorik halus anak. Cetin (2015) Kegiatan melalui media
Sejalan dengan penelitian yang plastisin membuat otot tangan harus
dilakukan Dewi, L., & L, D.N (2015) di diperkuat dengan bahan seperti adonan
Mojokerto tentang pengaruh bermain bermain untuk persiapan keterampilan
19
Jurnal Darul Azhar Vol 7, No.1 Februari 2019 – Juli 2019, Hal : 16 - 22

perkembangan motorik halus. Usaha origami dan bermain plastisin (lilin)


pengembangan kemampuan motorik halus terlihat ada perbedaan antara kelompok
anak menggunakan alat permainan origami dan kelompok plastisin (lilin)
edukatif yang menarik dan menyenangkan dilihat dari mean rank, sehingga dapat
salah satunya dengan menggunakan disimpulkan bahwa kelompok bermain
plastisin (lilin). Dengan plastisin (lilin) plastisin (lilin) lebih efektif dibandingkan
anak dapat meremas-remas, menekan, dan dengan kelompok bermain origami
membentuk plastisin (lilin) menjadi bentuk terhadap peningkatan perkembangan
benda, binatang, orang, dan sebagainya. motorik halus anak.
Plastisin (lilin) yang bersifat halus, lembut, Bermain origami dan plastisin (lilin)
dan lentur sehingga dapat melatih dapat meningkatkan kemampuan motorik
kemampuan motorik halus sehingga halus anak, hal ini terjadi karena dengan
koordinasi mata dan tangan anak menjadi melipat, membentuk, menekan, meremas,
lebih baik. dan mencetak media tersebut melatih
Penelitian ini sejalan dengan koordinasi mata dengan tangan anak, jari-
penelitian yang dilakukan Purnomo, E., jemari tangan, serta gerakan pergelangan
Alfiyanti, D., & Rifdiastuty, E.D (2015) di tangan. Melalui keterampilan tersebut anak
Kendal dalam penelitian ini menggunakan dapat meningkatkan kemampuan motorik
30 responden, dimana sebelum diberikan halusnya.
terapi bermain plastisin (lilin) didapatkan Origami adalah suatu seni melipat
frekuensi perkembangan motorik halus kertas sehingga menghasilkan berbagai
anak sebanyak 16 (53,3%) mengalami bentuk, seperti bentuk hewan, bunga, atau
keterlambatan, dan hanya sebagian kecil 7 alat transportasi. Origami dapat mengasah
(23,3) anak tingkat perkembangan motorik kemampuan motorik halus melalui
halus dalam kategori normal, dan sebanyak keterampilan jari-jemari tangan anak saat
7 (23,3%) anak tingkat perkembangan melipat kertas (Kusumanigrum, D.A.,
motorik halus dalam kategori melebihi 2013).
normal. Menurut Pangestika, A.R., &
Menurut peneliti dengan adanya Setiyorini, E (2015) plastisin (lilin) adalah
media bermain plastisin (lilin) dapat media yang dapat digunakan untuk
meningkatkan kemampuan motorik halus pengembangan kemampuan motorik halus
melalui teksturnya yang mudah dibentuk. anak. Plastisin (lilin) yang berstruktur
Melalui menekan, meremas, dan lunak, sehingga mudah dibentuk
mencetaknya dapat menstimulasi menyerupai bentuk benda yang diinginkan.
kemampuan koordinasi mata dengan Pada permainan plastisin (lilin) anak diajak
tangan, jari-jemari anak sehingga sehingga untuk belajar membuat dan membentuk
kemampuan motorik halus anak lebih plastisin, menekan plastisin dengan jari
tinggi lagi. jemari, menggunakan plastisin menjadi
Analisis Perbandingan Efektivitas karya seni. Dengan demikian kemampuan
Bermain Origami Dan Bermain Plastisin motorik halus anak yang diberikan
(Lilin) Terhadap Peningkatan permainan plastisin (lilin) lebih baik dari
Perkembangan Motorik Halus Pada pada kemampuan motorik halus tanpa
Anak Prasekolah Usia 4-5 Tahun permainan plastisin (lilin).
Berdasarkan hasil penelitian pada Pernyataan tersebut diperkuat oleh
tabel 5 didaptkan bahwa mean rank penelitian Sutadarma, G.W., Adiputra, H.
kelompok bermain origami 11,25 dan S., Winaya, N.M., & Amoendari M.I
kelompok bermain plastisin (lilin) 29,75. (2016) mengatakan bahwa tingkat
Hasil uji statistik dengan uji Man Whitney perkembangan motorik halus anak sebelum
didapatkan nilai p value = 0,000 (p<0,05) diberikan permainan plastisin (lilin)
sehingga H0 ditolak dan H1 diterima hal sebesar 65,69 dengan standar deviasi
ini dapat disimpulkan bahwa ada 3,719. Sedangkan setelah dilakukan
perbedaan efektivitas antara bermain permainan plastisin (lilin) diperoleh nilai
20
Jurnal Darul Azhar Vol 7, No.1 Februari 2019 – Juli 2019, Hal : 16 - 22

rata-rata 70,31 dengan standar deviasi Dewi, L.P.C., & Latifah, D.N. (2016).
3,754 yang berarti terjadi peningkatan Pengaruh Bermain Origami Terhadap
perkembangan motorik halus rata-rata Perkembangan Motorik Halus Di
sebesar 4,62. Kelompok BTK Dharmawanita Desa
Menurut peneliti bermain origami Wonokusumo Mojosari Mojokerto.
dan plastisin (lilin) dapat meningkatkan Diakses pada tanggal 15 Desember
kemampuan motorik halus anak. Tetapi 2017, dari http://ejournal.stikes-
dalam pengembangan kemampuan motorik ppni.ac.id/index.php/JKS/article/view/2
halus anak pada usia 4-5 tahun lebih cocok 67
dengan menggunakan plastisin (lilin) Diana, S. (2016). Pengaruh Permainan
karena dengan teksturnya yang lembut dan Origami Terhadap Perkembangan
lentur memudahkan anak dalam Motorik Halus Pada Anak Paud Umur
membentuknya sehingga dalam hal 3-4 Tahun Di Tk Al-Kholifa Desa
pengembangan kemampuan motorik halus Selorejo Kec. Mojowarno Kab.
anak lebih cepat berkembang. Jombang. Diakses pada tanggal 07
November 2017, dari
IMPLIKASI http://repository.poltekkesmajapahit.ac.i
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan d/index.php/pd/article/view/837
kesimpulan bahwa ada perbandingan Difatiguna, S. (2015). Pengaruh Aktivitas
efektivitas bermain origami dan bermain Bermain Menggunakan Playdough
plastisin (lilin) terhadap peningkatan Terhadap Kemampuan Motorik Halus
perkembangan motorik halus anak Pada Anak. Jurnal Pendidikan Anak.
prasekolah usia 4-5 tahun di TK Aisyiyah Volume 1, Nomor 3. Diakses pada
Bustanul Athfal 1 Kota Pagatan tanggal 07 November 2017, dari
Kecamatan Kusan Hilir Kabupaten Tanah http://jurnal.fkip.unila.ac.id/index.php/P
Bumbu. AUD/article/view/9706/6307
Kusumaningrum, D.A. (2013). Efektifitas
SARAN Penggunaan Kertas Lipat (Origami)
Penelitian ini diharapkan memberikan Dalam Meningkatkan Kreativitas Pada
informasi serta pengetahuan kepada orang Anak. Diakses pada tanggal 15
tua anak dan guru tentang pentingnya Desember 2017, dari
perkembangan kemampuan motorik halus www.jogjapress.com/index.php
anak serta pentingnya peran media yang Mansur, H., & Budiarti, T. (2013). Psikologi
edukatif serta bervariasi dalam hal Ibu Dan Anak. E-Book. Diakses pada
pengembangan kemampuan motorik halus tanggal 09 Februari 2018, dari
anak. Dalam hal usaha pengembangan http://www.bukukita.com
kemampuan motorik halus anak perlu Pangestika, A.R., & Setiyorini, E. (2015).
adanya media yang mendukung dalam hal Pengaruh Bermain Plastisine Terhadap
pengembangannya, media yang bervariasi Perkembangan Motorik Halus Pada
dapat memberikan anak rasa tertarik dalam Anak Pra Sekolah. Jurnal Ners dan
melakukan kegiatan sehingga dalam hal Kebidanan, Volume 2, Nomor 2,
kemampuan motorik halus dapat Agustus 2015.
berkembang secara normal yang akan Purnamasari, K.N., Negara, O.A.G.I., &
bepengaruh untuk kehidupan anak Suara, M.I. (2014). Penerapan Metode
kejenjang selanjutnya. Demonstrasi Melalui Kegiatan Melipat
Kertas (Origami) Untuk Meningkatkan
DAFTAR PUSTAKA Perkembangan Motorik Halus Anak.
Cetin, Z. (2015). Collage, Paper Art, Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini
Reading and Writing Readiness. Undiksha, Volume 2, Nomor 1, 2014.
Hacettepe University Faculty of
Education Journal 2 (11): 16-27.

21
Jurnal Darul Azhar Vol 7, No.1 Februari 2019 – Juli 2019, Hal : 16 - 22

Purnomo, E., Alfiyanti, D., & Rifdiastuty,


E.D. (2015). Pengaruh Terapi Bermain
Plastisin Terhadap Perkembangan
Motorik Halus Pada Anak Prasekolah
Usia 4-5 Tahun Di Tk Mekarsari
Kendal. Karya Ilmiah S.1 Ilmu
Keperawatan. Diakses pada tanggal 20
Mei 2018, dari
http://ejournal.stikestelogorejo.ac.id/ind
ex.php/ilmukeperawatan/article/view/46
1
Rahyubi, H. (2014). Teori-Teori Belajar dan
Aplikasi Pembelajaran Motorik. E-
Book. Bandung: Nusa Media. Diakses
pada tanggal 04 November 2017, dari
http://library.um.ac.id/free-
contents/downloadpdf.php
Rosalia, B., Soetjiningsih & Windiani, T.
(2012). Prevalensi Dan Karaketristik
Keterlambatan Bicara Pada Anak
Prasekolah Di Tpa Werdhi Kumara
Dengan Early Milestone Scale-2.
Diakses pada tanggal 09 Februari 2018,
dari
https://www.scribd.com/document/3509
56384/Penelitian-ELMS
Sutadarma, G.W., Adiputra, H.S., Winaya,
N.M., & Amoendari M.I. (2016).
Perbedaan Permainan Plastisin dan
Mewarnai Terhadap Perkembangan
Motorik Halus Anak Prasekolah Di TK
Grand Bali Beach Sanur. Bali:
Universitas Udayana
Wahyuni, S.N. (2016). Meningkatkan
Kemampuan Motorik Halus Melalui
Kegiatan Melipat Menggunting Dan
Menempel Pada Anak Usia Dini Di TK
Pertiwi. Skripsi. Serang: Univeristas
Pendidikan Indonesia.
Yuningtias, W., & Andayani. (2012).
Peningkatan Kemampuan Motorik
Halus Anak Melalui Melipat Pada
Siswa Kelompok A Di Tk It Mekar
Insani Suryodiningratan. Skripsi.
Diakses pada tanggal 07 November
2017, dari http://eprints.uny.ac.id/9006/

22

You might also like