You are on page 1of 7

Journal of Health, Education and Literacy (J-Healt)

https://ojs.unsulbar.ac.id/index.php/j-healt/
________________________________________________________________

Pengaruh Stimulasi Terhadap Perkembangan Motorik Kasar pada Anak Usia


1-3 Tahun di Desa Renda Kecamatan Towea Kabupaten Muna Sulawesi
Tenggara
Firnasrudin Rahim1, Elna Sari2
1,2
Politeknik Karya Persada Muna
________________________________________________________________
____________________________
Keywords : Abstract
Perkembangan Motorik Kasar, Anak
Usia 1-3 Tahun, Stimulasi Age 1-3 years is a very important and influential stage in determining the
____________________________ growth and children’s’ development. Child development can be seen
through aspects of motoric, cognitive and language development.
Motoric development includes gross and fine motoric skills. The aim of
Kontak : Firnasrudin Rahim
this study was to determine the effect of stimulation on the development
Email : firnazfirman@gmail.com
of gross motor skills in children aged 1-3 years. The research method
Politeknik Karya Persada Muna
used a correlation with a cross-sectional approach. The research sample
____________________________
included 40 toddlers from 68 populations, the sampling technique used
was a simple random sample. Chi-square test with a significance level of
Vol 4 No 2 Mei 2022
0.05 was used for data analysis. The research results were known: 0
respondents (0%) were good stimulation with normal motoric
DOI: https://doi.org/10.31605/j- development, 19 respondents (54.3%) were poor stimulation with normal
healt.v2i1 motoric development and good stimulation with abnormal motor
____________________________ development 5 respondents (100%) with poor stimulation with motor
©2022J-Healt abnormalities. development 16 respondents (45.7%). It was known that
ini adalah artikel dengan akses terbuka the results of the correlation test between stimulation and motoric
dibawah licenci CC BY-NC-4.0 development were p = 0.023. With a contingency ratio of 3.222, it was
https://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0/ assumed that the strength of influence between the variables was at a
moderate level. A variable that had a large impact on motoric
development was stimulation. This was because the parents provided
stimulation effectively according to the child's age. It was hoped that
parents, especially mothers, would
be able to enhance developmental stimulation so that children could
develop optimally in accordance with the age stage of the child's motoric
development.

79
Journal Of Health, Education and Literacy, 2022 4(2)
e-issn : 2621-9301, p-issn : 2714-7827

PENDAHULUAN Organization (WHO) memperkirakan terdapat


250 juta anak prasekolah yang mengalami
Di usia 0-5 tahun merupakan fase yang sangat kebutaan dan separuh anak ini kemudian
penting dan berpengaruh dalam menentukan meninggal dalam jangka waktu 12 bulan akibat
tumbuh kembang anak (Rukmini, 2019). Untuk kekurangan Vitamin A. Di Indonesia cakupan
itu, inilah momen penting merencanakan kapsul vitamin A secara nasional pada anak
perkembangan anak. Perkembangan anak dapat umur 6-59 bulan hanya sebesar 69,8% (Rinda
dilihat melalui aspek perkembangan motorik, Fithriyana, 2018).
kognitif dan perkembangan Bahasa,
perkembangan ini terjadi melalui periode Dalam penanggulangannya, Kementerian
perkembangan sesuai usia anak (Soetjiningsih, Kesehatan RI menetapkan strategi
2012). penanggulangan dengan pemberian kapsul
vitamin A dosis tinggi pada bayi, balita dan
Di Indonesia, perkembangan anak dapat dilihat bayi nifas. Sementar itu, pada wilayah kerja
melalui capaian ECDI (Analisis Early puskesmas Towea Kabupaten muna dari lima
Childhood Development Index) tahun 2018 desa yang ada, desa Renda merupakan desa
yang menunjukan bahwa 95% anak usia dini dengan cakupan pemberian stimulasi vitamin A
dan tahapan perkembangan relative baik yang terbanyak yaitu 89% atau sebanyak 68 balita
artinya memiliki kemampuan fisik dan (Puskesmas Towea, 2019). Yang berarti
kemampuan belajar yang sesuai dengan usia cakupan vitamin A cukup tinggi. Secara umum
dan tahapan perkembangannya. Sedangkan anak memiliki pertumbuhan dan perkembangan
capaian pada perkembangan literasi numerasi yang normal. Hal ini merupakan hasil dari
dan kemampuan sosial emosional masih interaksi berbagai faktor yang saling
dibawah 70%. Sementara itu, jika dilihat memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
berdasarkan partisipasi anak pada pendidikan anak. Diantaranya genetic, lingkungan,
prasekolah (PAUD dan sejenisnya) mekanisme, toksin/zat kimia, gizi hubungan
menunjukan bahwa anak yang tidak anak dengan keluarga, stimulasi dan APE
mengenyam pendidikan prasekolah lebih tinggi (Lindawati, 2014). Selain pemberian stimulasi
dari pada anak yang telah dan atau sedang vitamin A, menurut Dewi Anggraini (2017)
mengenyam pendidikan prasekolah (BPS komponen penting untuk perkembangan anak
Indonesia, 2018). adalah stimulasi. Stimulasi bertujuan untuk
membantu dan memberikan dengan mengajak
Berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukan anak untuk melakukan kegiatan bermain seperti
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) jawa gerakan berlari, melompat, merangkak,
Timur terhadap 2.634 anak dari usia 0-72 bulan. memanjat dan sebagainya. Membantu
Diperoleh hasil, perkembangan normal sesuai meningkatkan kekuatan fisik, kelenturan otot
usia 53% meragukan membutuhkan maupun keterampilan motorik anak sehingga
pemeriksaan lebih) sebanyak 13% dan akan secara langsung berpengaruh terhadap
penyimpangan perkembangan sebanyak 34%. perkembangan fisik-motorik (Lindawati,
10 % dari penyimpangan perkembangan 2014).
tersebut terdapat pada aspek motorik kasar
(Dewi Anggraini, 2017). seperti berjalan,dan
METODE PENELITIAN
duduk), 30% halus (seperti menulis dan
memegang), 44% bicara Bahasa dan 16%
Pendekatan penelitian yang digunakan adalah
sosialisasi kemandirian (Pemberian Vitamin A
kolerasional dengan pendekatan Cross
memiliki peran dalam perkembangan anak.
Sectional. Penelitian ini dilaksanakan di Desa
Yang mana vitamin A berfungsi untuk
Renda Kecamatan Towea Kabupaten Muna.
penglihatan, pertumbuhan dan meningkatkan
Pengumpulan data dilakukan melalui
daya tahan tubuh terhadap penyakit. Sebanyak
pemberian kuesioner dan observasi DDST pada
190 juta anak usia 5 tahun kebawah mengalami
kekurangan Vitamin A, World Health

80
Journal Of Health, Education and Literacy, 2022 4(2)
e-issn : 2621-9301, p-issn : 2714-7827

ibu dan anak. Data diolah menggunakan Stimulasi dengan pencapaian


progam SPSS dengan α =0,05. perkembangan motorik normal
Tabel 3. Tabulasi silang antara stimulasi
HASIL PENELITIAN
perkembangan dengan pencapaian
perkembangan motorik normal
Karakteristik Ibu
anak usia 1-3 tahuun di Desa
Tabel 1. Distribusi karakteristik ibu Renda, Kecamatan Towea,
Kabupaten Muna Tahun 2021.
Usia Ibu n % Stimulasi n %
20-30 26 60,0% Perkembangan
31-42 14 40,0% Baik 0 0%
Buruk 19 100%
Pendidikan Ibu
a. SD/SMP 31 77,5% Sumber: Kuesioner dan Tes DDST di Desa
b. SMA 5 12,5% Renda, Kecamatan Towea,
c. PT 4 10,0% Kabupaten Muna
Sumber : Data umum responden Desa Renda, Kec. Dari tabel 3, diatas menunjukkan bahwa
Towea kab. Muna. Pada Bulan Agustus riwayat pemberian stimulasi buruk dengan
2021
perkembangan motorik normal yaitu sebanyak
Berdasarkan tabel 1, menunjukkan bahwa 19 responden (100%) dan tidak ada (0%)
sebagian besar ibu berusia diantara 20-30 tahun riwayat pemberian stimulasi baik kepada anak
sebanyak 26 ibu (60,0%) dan sebanyak 31 ibu dengan perkembangan motorik normal.
yang memiliki pendidikan terakhir SD/SMP.
Stimulasi dengan pencapaian
Perkembangan Motorik perkembangan motorik abnormal
Tabel 2. Distribusi frekuensi perkembangan Table 4. Tabulasi silang antara stimulasi
motorik anak usia 1-3 tahun di perkembangan dengan
Desa Renda, Kecamatan Towea, pencapaian perkembangan
Kabupaten Muna. Pada Bulan motorik abnormal anak usia 1-3
agustus 2021. tahuun di Desa Renda,
Kecamatan Towea, Kabupaten
Perkembangan n % Muna. Pada Bulan Agustus 2021
Motorik Stimulasi n %
Normal 19 35,2% Perkembangan
Abnormal 21 38,9% Baik 5 23,8%
Buruk 16 76,2%
Sumber : Data pemeriksaan tes DDST responden
di Desa Renda, Kecamatan Towea,
Sumber : Kuesioner dan tes DDST di Desa Renda,
Kabupaten Muna
Kecamatan Towea, Kabupaten Muna
Berdasarkan tabel 2, menunjukkan bahwa hasil Dari tabel 4, menunjukkan bahwa riwayat
penelitian terhadap 40 responden anak usia 1-3 pemberian stimulasi perkembangan baik pada
tahun sebanyak 19 anak (35,2%) dengan anak perkembangan motorik abnormal yaitu
perkembangan motorik normal sedangkan sebanyak 5 responden (23,8%), sedangkan ibu
perkembangan motorik abnormal yaitu dengan pemberian stimulasi buruk dengan
sebanyak 21 anak (38,9%). perkembangan motorik abnormal sebanyak 16
responden (76,2%).

81
Journal Of Health, Education and Literacy, 2022 4(2)
e-issn : 2621-9301, p-issn : 2714-7827

Pengaruh stimulasi dengan pencapaian perkembangan motoric pada anak usia 1-3 tahun
Tabel 5. Tabulasi silang antara stimulasi perkembangan dengan pencapaian perkembangan motorik
anak usia 1-3 tahun di Desa Renda, Kecamatan Towea, Kabupaten Muna

Perkembangan Motorik Total P OR 95%


2 α CI
Stimulasi Abnormal Normal
perkembangan
F % F % F %
Buruk 16 45,7 19 54,3 35 100
Baik 5 100 0 0 5 100 5,170 0,023 <0,05 2,188 1,525
Total 21 52,5 19 47,5 40 100 -
3,139
CC = 3,222

Dari tabel 5, menunjukkan bahwa sebagian Stimulasi dengan pencapaian


stimulasi perkembangan orang tua baik dengan perkembangan motoric normal
perkembangan motorik normal yaitu sebanyak
0 responden (0%) sedangkan orang tua dengan Pada penelitian yang telah dilakukan pada 40
pemberian stimulasi baik dengan responden, menunjukkan menunjukkan bahwa
perkembangan motorik abnormal 5 responden riwayat pemberian stimulasi buruk dengan
(100%). Sementara itu stimulasi perkembangan perkembangan motorik normal yaitu sebanyak
yang buruk dengan pencapaian perkembangan 19 responden (100%) dan tidak ada (0%)
normal sebanyak 19 responden (54,3%), dan riwayat pemberian stimulasi baik kepada anak
untuk stimulasi perkembangan buruk dengan dengan perkembangan motorik normal.
pencapaian perkembangan
Penelitian ini sejalan dengan pendapat
abnormal/meragukan sebanyak 16 responden Soetjiningsih (2010) yang menjelaskan bahwa
(45,7%). Berdasarkan hasil uji statistik perkembangan motorik anak dipengaruhi
menggunakan spss 16 dengan uji chi square beberapa faktor yaitu faktor genetik dan
pada ɑ <0,05 diperoleh nilai p sebesar 0,023 lingkungan. Orang tua/keluarga merupakan
maka H0 ditolak H1 diterima, yang berarti ada factor lingkungan yang pertama kali
pengaruh yang signifikan antara stimulasi
berinteraksi dengan anak dalam pengembangan
perkembangan dengan pencapaian kemampuan si anak dengan cara memberikan
perkembangan motorik pada anak usia 1-3 stimulasi/rangsangan. Ketika anak
tahun di Desa Renda, Kecamatan Towea, memperoleh banyak stimulasi yang terarah,
Kabupaten Muna. Sedangkan untuk nilai maka anak akan cepat berkembang
koefisiensi kontingensi sebesar 3,222 yang dibandingkan pada anak yang kurang
diinterpretasikan bahwa kekuatan pengaruh
amemperoleh stimulasi. Pemberian stimulasi
antar variabel pada tingkat sedang. ini sudah dapat dilakukan sejak masa parenatal.
Dalam pendapat lain, Soetjiningsih (2012)
PEMBAHASAN perkembangan motorik anak sangat tergantung
pada seberapa banyak stimulasi dan dorongan
Dari proses pengambilan data menggunakan yang diberikan. Dikarenakan pada masa ini
angket dan test DDST, maka peneliti akan otot-otot anak baik halus ataupun kasar belum
membahas hasil penelitian tentang pengaruh mencapai kematangan. Sehingga dibutuhkan
stimulasi pada perekembangan motoric kasar latihan-latihan yang nantinya akan membantu
anak usia 1-3 tahun di desa Renda. anak untuk mengendalikan gerak ototnya
sehingga mencapai kondisi perkembangan

82
Journal Of Health, Education and Literacy, 2022 4(2)
e-issn : 2621-9301, p-issn : 2714-7827

yang optimal. Hal ini kemudian ditandai peningkatan pemahaman perilaku orang tua,
dengan sang anak mampu menyelesaikan tugas teman sebaya dan masyarakat yang
perkembangan sesuai usianya. Selain itu, jika memepengaruhi perkembangan sikap dan
pemberian stimulasi dilakukan sedini mungki, perilaku yang dipandang sesuai dengan jenis
maka perkembangan anak akan semakin baik. kelamin individu. Ketiga, sikap orang tua dan
Begitu juga dengan banyaknya stimulasi, yang anggota keluarga lainnya sehubungan dengan
nantinya akan membuat pengetahuan anak jenis kelamin mereka. Keinginan untuk
menjadi berkembang luas dan perkembangan memiliki anak jenis kelamin tertentu akan
anak menjadi optimal. mempengaruhi sikap penerimaan orang tua dan
keluarga terhadap anak, yang selanjutnya
berpengaruh juga pada perilaku dan hubungan
Stimualsi dengan pencapaian mereka dengan anak.
perkembangan motorik abnormal
Dalam penelitian ini juga ditemukan bahwa
Dari penelitian ini terdapat riwayat pemberian sebagian responden bekerja sebagian besar
stimulasi perkembangan baik pada anak responden berprofesi sebagai Ibu Rumah
perkembangan motorik abnormal yaitu Tangga/tidak bekerja sebanyak 34 orang
sebanyak 5 responden (23,8%), sedangkan ibu (85%), responden yang berprofesi sebagai
dengan pemberian stimulasi buruk dengan swasta 1 orang (2,5%), sebagai wiraswasta 2
perkembangan motorik abnormal sebanyak 16 orang (5,0%), serta sebagai PNS sebanyak 3
responden (76,2%). Menurut Marischa (2015), orang (7,5%). Dari data ini dapat dilihat bahwa
secara umum anak dengan tumbuh kembang banyaknya waktu ibu dengan anak menjadi
yang normal merupakan hasil dari interaksi pondasi baik dalam memberikan stimulasi
antar anak dengan orang tua bagi proses terhadap perkembangan motoric anak. Waktu
perkembangan anak secara keseluruhan. yang berkualitas menjadi penentu untuk
Karena orangtua dapat segera mengenali memenuhi stimulasi yang baik dan optimal
kelainan proses perkembangan anaknya, dan bagi anak. Stimulasi sejak dini menjadi kunci
sedini mungkin seperti memberikan dalam perkembangan motoric anak.
pengetahuan pada tumbuh kembang anak
secara menyeluruh. Selain itu juga didukung Hal ini kemudian sejalan dengan penuturan
dengan berbagai factor. Notoatmojo (2010), sebagian besar ibu
berstatus tidak bekerja akan mempunyai
Diantaranya adalah genetik, lingkungan, banyak waktu untuk mengurus anaknya, dan
mekanisme, toksin/zat kimia, gizi, hubungan yang masuk dalam kategori cukup sebanyak 2
anak dengan keluarga, stimulasi, dan APE. (11,1%), kurang sebanyak 1 (5,6%) ini
Stimulasi memiliki nilai tawar yang cukup kemungkinan di pengaruhi oleh faktor
penting. Menurut Anggraini (2017), Dalam pekerjaan ibu sebagai PNS/ Swasta/
perkembangan motorik anak yang mengalami Wiraswasta.
gangguan atau keterlambatan perkembangan
berarti perkembangan motorik yang berada di Dalam penelitian ini diperoleh sebagian besar
bawah normal umur anak. Akibatnya pada dari 40 ibu di Desa Renda, Kecamatan Towea,
umur tertentu anak tidak mengguasai tugas Kabupaten Muna terdapat 31 orang ibu
perkembangan yang diharapkan sehingga anak (77,5%) berpendidikan Sekolah Dasar/
mengalami gangguan dalam melakukan gerak Menengah (SD/SMP), 5 orang (12,5%)
dan juga akan menghambat akses pada sumber- pendidikan terakhir Sekolah Menengah
sumber eksternal serta regulasi emosi dan (SMA), serta 4 orang (10%) berlatar
kecerdasan. pendidikan perguruan tinggi. Faktor berikutnya
dalam pemberian stimulasi orang tua terhadap
Menurut pendapan Hurlock (Anggraini, 2017) anak adalah pengetahuan dan tingkat
bahwa terdapat 3 alasan jenis kelamin pendidikan (Anggraini, 2015). Hal ini
seseorang penting dalam perkembangan anak. dikarenakan kemampuan menyerap informasi
Pertama, setiap bulan anak mengalami dan pola pikir yang maju ditentukan oleh

83
Journal Of Health, Education and Literacy, 2022 4(2)
e-issn : 2621-9301, p-issn : 2714-7827

tingginya tingkat pendidikan seseorang Kabupaten Muna. Sedangkan untuk nilai


dibanding dengan tingkat pendidikan rendah. koefisiensi kontingensi sebesar 3,222 yang
Sejalan dengan penelitian Marischa (2015) diinterpretasikan bahwa kekuatan pengaruh
bahwa penting bagi orang tua untuk memahami antar variabel pada tingkat sedang.
berbagai faktor yang mempengaruhi
perkembangan anak, khususnya perkembangan Menurut Notoatmodjo (Anggraini, 2017)
motoric kasar bagi anak usia 0-5 tahun dengan Masa balita adalah masa keemasan (golden
meningkatkan pengetahuan mereka dalam periode) dalam rentang perkembangan seorang
memberikan stimulasi. Karena pengetahuan individu. Masa ini merupakan masa kritis yang
merupakan domain yang sangat penting untuk berpengaruh besar terhadap keberhasilan anak
terbentuknya tindakan serta pandangan atau dalam proses tumbuh kembang selanjutnya dan
persepsi orang tua terhadap pentingnya sangat menentukan kualitas hidup manusia,
stimulasi bagi perkembangan motoric kasar namun pemenuhan aktivitas hariannya masih
tergantung penuh terhadap orang dewasa. Pada
anak balita.
masa ini, seorang anak selain mengalami
Orang tua sebagai pengasuh terdekat seorang pertumbuhan fisik yang pesat, didapatkanpula
anak harus mengetahui lebih banyak proses tingginya tingkat kemampuan otak penting
perkembangan anak serta faktor-faktor yang untuk proses pembelajaran dan pengayaan
mempengaruhinya. Mengingat peranan orang perkembangan kecerdasan, keterampilan
tua yang begitu besar terhadap perkembangan motorik dan sosial emosi.
motoric kasar anak, maka pengetahuan orang
tua tentang stimulasi sangat diperlukan KESIMPULAN
(Marischa, 2015). Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan
bahwa berarti ada pengaruh yang signifikan
Pengaruh Stimulasi dengan Pencapaian antara stimulasi perkembangan dengan
Perkembangan Motorik pencapaian perkembangan motorik pada anak
Dari penelitian ini didapatkan hasil ada usia 1-3 tahun di Desa Renda, Kecamatan
pengaruh anatara stimulasi terhadap Towea, Kabupaten Muna. Sedangkan untuk
perkembangan motorik kasar pada anak usia 1- nilai koefisiensi kontingensi sebesar 3,222 yang
3 tahun di desa renda kecamatan Towea diinterpretasikan sedang.
kabupaten Muna Sulawesi Tenggara. Dalam
penelitian ini menunjukkan sebagian stimulasi UCAPAN TERIMA KASIH
perkembangan orang tua baik dengan Ucapan terimakasih kami ucapkan kepada
perkembangan motorik normal yaitu sebanyak seluruh responden yang sudah turut dalam
0 responden (0%) sedangkan orang tua dengan melakukan penelitian ini, Bidan PKM Desa
pemberian stimulasi baik dengan Renda Kecamatan Towea serta tim dalam
perkembangan motorik abnormal 5 responden pelaksanaan penelitian ini.
(100%). Sementara itu stimulasi perkembangan
yang buruk dengan pencapaian perkembangan REFERENSI
normal sebanyak 19 responden (54,3%), dan
untuk stimulasi perkembangan buruk dengan Anggraini Dewi. (2017). Pengaruh stimulasi
pencapaian perkembangan perkembangan dengan pencapaian
abnormal/meragukan sebanyak 16 responden perkembangan motorik anak usia 1-3
(45,7%). Berdasarkan hasil uji statistik tahun di play group kelurahan
menggunakan spss 16 dengan uji chi square Pandean Kota Madiun. Sekolah tinggi
pada ɑ <0,05 diperoleh nilai p sebesar 0,023 Bhakti Husada Mulia Madiun.
maka H0 ditolak H1 diterima, yang berarti ada Marischa Silvia. (2015). Analisis Tingkat
pengaruh yang signifikan antara stimulasi Pengetahuan Orang Tua Tentang
perkembangan dengan pencapaian Stimulasi dengan Perkembangan
perkembangan motorik pada anak usia 1-3 Motorik Kasar Pada Anak Usia 0-5
tahun di Desa Renda, Kecamatan Towea, Tahun. Jagromed Unila, 2 (4), 451455.

84
Journal Of Health, Education and Literacy, 2022 4(2)
e-issn : 2621-9301, p-issn : 2714-7827

Notoatmodjo, S. (2010). Promosi Kesehatan


Teori dan Aplikasi. Jakarta: Rineka
Cipta.
Saputro heri & Talan Yufentri Otnial. (2017).
Pengaruh Lingkungan Keluarga
Terhadap Perkembangan Psikososial
pada Anak Prasekolah. Journal Of
Nursing Practice, Vol.1 (1) Oktober,
hlm 1 – 8.
Setianingrum Siska, Desmawati Liliek &
Yusuf Amin. (2017). Peranan Kader
Bina Keluarga Balita dalam
Optimalisasi Tumbuh Kembang Fisik
Motorik Anak Usia Dini. Journal of
Nonformal Education and Community
Empowerment, Volume 1 (2)
Desember, 137-145.
Soetjiningsih. (2010). Buku Ajar Tumbuh
Kembang Anak dan Permasalahanya.
Jakarta: Sagung Seto.
Soetjiningsih. (2012). Tumbuh Kembang
Anak. Jakarta: Kedokteran EGC.

85

You might also like