You are on page 1of 10

WELLNESS AND HEALTHY MAGAZINE

Volume 1, Nomor 1, February 2019, p. 115


15 – 124
ISSN 2655-9951 (print), ISSN 2656-0062 (online)

Deteksi dini tumbuh kembang anak usia 00-6


6 tahun berbasis aplikasi
android

Dela Melia Inggriani1*); Margareta Rinjani2; Rika Susanti3


1, 2, 3)
STIKES Adila
Email: delamelia64@gmail.com

ARTICLE INFO ABSTRACT

Growth and development in children were two different events but


Keyword: could not be separated. At this time, various methods of early detection
Growth and development had been made to determine deviation of child development, that was
Android applications Denver Development Screening Test (DDST). Research Objectives To
DDST II determine the level of sensitivity and specificity of an android based
application for early detection of child growth and development that
refers to DDST II. Method This study used Quasy experiment method
*) corresponding author
with posstest only control group design. the population
opulation of this study was
Program Studi D3 Kebidanan STIKES Adila 100 children aged 0-6 6 years using consecutive sampling thus gotten so
Jl.Soekarno Hatta Baypass Rajabasa Bandar as to get 50 children were monitored for growth and development with
Lampung, 3500 Tlp/Fax (0721) 784370 the android application and DDST II manual. In this study used
sensitivity and specificityy test data analysis. Results The level of
sensitivity of early detection and development applications usage for
children aged 0-6 6 years based on Android was very high, that was
90.1%. Specificity of Early Detection Application Growth and
Development Children aged 0-6 6 years based on Android was very high,
that was 98.7%. Conclusion: suggesting the results that the level of
sensitivity and specificity of android application for child development
which refers to DDST II was very high and could be used to detect
dete child
development.

This is an open access article under the CC–


–BY-SA license.

PENDAHULUAN
Pertumbuhan dan perkembangan merupakan dua peristiwa yang berbeda tetapi tidak bisa
dipisahkan. Setiap
etiap keluarga mengharapkan anaknya kelak bertumbuh kembang optimal (sehat fisik,
mental/kognitif, dan sosial) (Soetjininsih dan Ranuh, 2016)
2016). Seringkali orang tua tidak menyadari
ketika anaknya
ya mengalami keterlambatan dalam pertumbuhan dan perkembangannya.
perkembangannya Untuk itu,
orang tua perlu mengenal tanda bahaya ((red flag) pertumbuhan dan perkembangan anak (IDAI,
2013). Menurut Dian Ardiana menyatakan umumnya pada masa ini gangguan angguan pertumbuhan dan
perkembangan pada anak yang sering ditemukan meliputi gangguan pertumbuhan fisik,

https://wellness.journalpress.id/wellness
lness.journalpress.id/wellness
Email: wellness.buletin@gmail.com
Wellness and Healthy Magazine, 1(1), February 2019, – 116
Dela Melia Inggriani; Margareta Rinjani; Rika Susanti

perkembangan motorik, bahasa dan perilaku (Sandy, 2019). Gangguan pertumbuhan fisik pada anak
dapat berupa wasting, stunting, dan overweight, sedangkan gangguan perkembangan anak dapat
berupa penyimpangan perilaku, keterlambatan motorik kasar, motorik halus, bicara dan bahasa,
serta sosialisasi dan kemandirian (Tanuwijaya, 2012).
Data WHO tahun 2018 menunjukkan bahwa masalah pertumbuhan tidak hanya gizi buruk, tetapi
juga kependekan dan gizi lebih. Prevalensi balita gizi buruk sebesar 7,3%, overweight sebesar 5,9%
dan balita stunting (pendek) sebanyak 21,9% (WHO, 2019). Hasil penelitian para peneliti dunia
untuk WHO menyebutkan bahwa secara global, tercatat 52,9 juta anak-anak yang lebih muda dari 5
tahun, 54% anak laki-laki memiliki gangguan perkembangan pada tahun 2016. Sekitar 95% dari
anak-anak yang mengalami gangguan perkembangan hidup di negara dengan pendapatan rendah
dan menengah. Secara nasional di Indonesia prevalensi status gizi balita terdiri dari 3,9% gizi
buruk, 13,8% gizi kurang, 79,2% gizi baik, dan 3,1% gizi lebih. Prevalensi penyimpangan
perkembangan pada anak usia di bawah 5 tahun di Indonesia yang dilaporkan WHO pada tahun
2016 adalah 7.512,6 per 100.000 populasi (7,51%) (WHO, 2018). Sekitar 5 hingga 10% anak
diperkirakan mengalami keterlambatan perkembangan. Data angka kejadian keterlambatan
perkembangan umum belum diketahui dengan pasti, namun diperkirakan sekitar 1-3% anak di
bawah usia 5 tahun mengalami keterlambatan perkembangan umum (IDAI, 2013).
Prevalensi status gizi balita di Provinsi Lampung terdiri dari 2,5% gizi buruk, 13,0% gizi kurang,
82,3% gizi baik, dan 2,2% gizi lebih (Kemenkes RI, 2019). Prevalensi gizi buruk selama 5 tahun
(2013 - 2017), fluktuatif naik turun terutama pada tahun 2017 mengalami penurunan 0,02 bila
dibandingkan tahun 2016, tetapi pada status gizi kurang pada tahun 2017 mengalami penurunan
sebesar 0,54% dibanding tahun 2016 yaitu dari 7,43% menjadi 6,89%.
Hasil studi pendahuluan yang dilakukan di puskesmas RBI pada tanggal 20 maret 2019 didapatkan
data jumlah balita yang ada di seluruh wilayah cakupan kerja puskesmas sebanyak 6470 anak,.
Dalam catatan puskesmas RBI masalah tumbuh kembang yang pernah terjadi ialah, kurang gizi,
stunting, gangguan motorik halus, kasar dan masalah gangguan Bahasa yang mencapai 10 kasus
sepanjang tahun 2019.
Penilaian perkembangan pada anak sangat penting dilakukan agar apabila ditemukan kecurigaan
penyimpangan dapat segera dilakukan stimulasi dan intervensi dini sebelum kelainan terjadi. Upaya
pencegahan sedini mungkin perlu dilakukan untuk mengurangi masalah perkembangan dengan
melakukan deteksi dini. Deteksi dini dapat dilakukan setiap tiga bulan pada anak usia 0−12 bulan
dan setiap enam bulan pada anak usia 12−72 bulan dan dapat dilakukan di semua tingkat pelayanan
kesehatan. Upaya deteksi dini salah satunya dapat dilakukan mulai dari tingkat kesehatan dasar
yaitu posyandu (Sugeng, Tarigan and Sari, 2019).
Beberapa pendapat menyebutkan bahwa untuk melakukan pemantauan terhadap tumbuh kembang
anak, skrinning dan deteksi dini penyimpangan perkembangan sangat diperlukan. Secara umum
tujuan skrinning perkembangan adalah menyaring seluruh populasi untuk mengidentifikasi anak
yang beresiko. Pada anak yang terindentifikasi, selanjutnya dilakukan assessment untuk
menemukan anak yang mungkin memerlukan intervensi yang lebih komprehensif. Skrinning tidak
hanya dilakukan pada anak yang di curigai mempunyai masalah perkembangan saja, melainkan
harus dilakukan secara rutin terhadap semua anak (Hanum and Safitri, 2018).
Pemantauan pertumbuhan fisik perlu dilakukan untuk menentukan apakah pertumbuhan fisik
seseorang anak berjalan normal atau tidak, baik dilihat dari segi medis maupun statistik. Adapun
yang dilakukan dalam mengukur pertumbuhan anak berupa berat badan, tinggi badan, lingkar
kepala dan lengan atas. Pada saat ini, telah dibuat berbagai metode deteksi dini untuk mengetahui
penyimpangan perkembangan anak yaitu Denver Development Screening Test (DDST). DDST
adalah salah satu metode skrinning terhadap kelainan perkembangan anak, tes ini bukanlah tes

Copyright ©2019, Wellness and Healthy Magazine


ISSN 2655-9951 (print), ISSN 2656-0062 (online)
Wellness and Healthy Magazine, 1(1), February 2019, – 117
Dela Melia Inggriani; Margareta Rinjani; Rika Susanti

diagnostik atau tes IQ. DDST memenuhi persyaratan yang diperlukan untuk metode skrinning yang
baik. Tes ini mudah dan cepat dapat diandalkan dan menunjukan validitas yang tinggi. Dari
beberapa penelitian yang pernah dilakukan ternyata DDST secara efektif dapat mengidentifikasi
antara 85-100% bayi dan anak-anak prasekolah yang mengalami keterlambatan perkembangan dan
pada “follow up” selanjutnya ternyata 89% kelompok DDST abnormal mengalami kegagalan
disekolah 5-6 tahun kemudian (Soetjininsih dan Ranuh, 2016).
Penilaian DDST II sebagai alat ukur dalam melakukan pemantauan tumbuh kembang anak, ada
beberapa aspek yang akan dinilai yaitu aspek motorik halus, motorik kasar, bahasa dan personal
sosial. Dalam melakukan tes, pemeriksa menggunakan dua instrument, yaitu form kertas yang berisi
item tes, dan manual pelaksanaannya. Jika salah satu instrument tidak ada maka tes tidak dapat
dilakukan. Selain itu berdasarkan hasil wawancara dengan seorang psikolog anak, tes DDST tidak
hanya dapat dilakukan di klinik maupun rumah sakit, tetapi juga dapat dilakukan dirumah pasien.
Sehingga form kertas yang digunakan rentan hilang dan tertinggal. Penggunaan DDST II secara
manual dengan menggunakan kertas dirasakan kurang efektif dikarenakan mempunyai kelemahan
seperti mudak rusak, mudah hilang, robek dan tertinggal, maka perlu untuk dilakukan modifikasi
dari form DDST II (Kurniawan, Muhimmah and Roichatul Jannah, 2017).
Seiring dengan berkembang nya teknologi di dunia, banyak sekali perubahan yang terjadi di
berbagai bidang kehidupan manusia termasuk dunia kesehatan. Dunia kesehatan mengalami
peningkatan dan modernisasi pada zaman sekarang ini, terutama dalam pemanfaatan teknologi
terhadap derajat kesehatan manusia. Pemanfaatan dari sebuah aplikasi ini tentu nya akan di tujukan
terutama petugas kesehatan yang bertugas untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan anak
(Abdullah, 2017).
Sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh (Ivantoni & Muhimmah, 2015) berhasil
membuat aplikasi Denver Development Skrinning Test berbasis web,yang dapat digunakan oleh
pemeriksa untuk melakukan tes Denver, selanjutnya (Gumiri, Puspitaningrum, & Ernawati, 2015)
membangun aplikasi system pakar dengan mengacu DDST berbasis desktop yang dapat membantu
pakar dalam mendeteksi status perkembangan anak dengan menerapkan algoritma naïve bayes
classification. Dan peneliti selanjutnya telah berhasil membuat DDST berbasis android, dan
hasilnya efektif dalam membantu pemeriksa melakukan pemantauan tumbuh kembang anak
(Sanitasari, Andreswari and Purwandari, 2017).
Berdasarkan penjelasan di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang bertujuan
untuk melakukan modifikasi terhadap deteksi dini tumbuh kembang anak dan membantu petugas
kesehatan dapat melakukan pemeriksaan kapanpun dan dimana pun.

METODE
Penelitian ini menggunakan metode Quasy eksperimen dengan rancangan posstest only control
groub design. Lokasi penelitian di Puskesmas RBI, populasi dalam penelitian ini sebanyak 100
anak yang berusia 0-6 tahun dengan menggunakan consercutive sampling sebanyak 50 anak yang
dilakukan pemantauan tumbuh kembang dengan aplikasi android dan manual DDST II. Dalam
penelitian ini menggunakan analisa data uji sensitivitas dan spesifitas.

HASIL DAN PEMBAHASAN


a = Positif Benar (hasil kerja aplikasi tidak normal, baku emas tidak normal)
b = Positif Palsu (hasil kerja aplikasi tidak normal, baku emas normal)
c = Negatif Palsu (hasil kerja aplikasi normal, baku emas tidak normal)
d = Negatif Benar (hasil kerja aplikasi normal, baku emas normal)

Deteksi dini tumbuh kembang anak usia 0-6 tahun berbasis aplikasi android
Wellness and Healthy Magazine, 1(1), February 2019, – 118
Dela Melia Inggriani; Margareta Rinjani; Rika Susanti

= 100%
+
= 100%
+
= 100%
+
= 100%
+
Pr( ) − Pr( )
=
1 − Pr( )
+
Pr( ) =
Nilai Kappa Keeratan
0.00 – 0.20 Sangat Rendah
0.21 – 0.40 Rendah
0.41 – 0.60 Cukup
0.61 – 0.80 Kuat
0.81 – 1.00 Sangat Kuat

Tabel 1
Distribusi Frekuensi Pertumbuhan dan Perkembangan Anak dengan Menggunakan Aplikasi Android dan
Perhitungan Manual
Kelompok
Variabel Aplikasi Manual
N % N %
Pertumbuhan
Normal 37 74,0 38 76,0
Tidak Normal 13 26,0 12 24,0
50 100 50 100
Perkembangan
Normal 41 82,0 41 82,0
Tidak Normal 9 18,0 9 18,0
50 100 50 100

Berdasarkan tabel 1 diketahui bahwa sebagian besar responden pertumbuhannya normal jika
dihitung menggunakan aplikasi android sebanyak 37 (74,0%) responden, dan jika dihitung secara
manual menggunakan Z score IMT/U sebanyak 38 (76%) responden. Hasil pemantauan
perkembangan dengan menggunakan aplikasi hampir seluruhnya tergolong normal yaitu 41 (82%)
responden dan pengukuran secara manual menggunakan DDST II juga didapatkan hasil yang sama
yaitu 41 (82%) responden.
Tabel 2
Distribusi Frekuensi Perkembangan Anak Berdasarkan Aspek Perkembangan
Kelompok
Total
Aspek Perkembangan Normal Tidak Normal
N % N % N %
Motorik Kasar 49 98,0 1 2,0 50 100
Bicara dan Bahasa 39 78,0 11 22,0 50 100
Motorik Halus 45 90,0 5 10,0 50 100
Personal Sosial 41 82,0 9 18,0 50 100

Copyright ©2019, Wellness and Healthy Magazine


ISSN 2655-9951 (print), ISSN 2656-0062 (online)
Wellness and Healthy Magazine, 1(1), February 2019, – 119
Dela Melia Inggriani; Margareta Rinjani; Rika Susanti

Berdasarkan tabel 2 dapat diketahui bahwa hampir seluruh responden mempunyai perkembangan
motorik kasar normal yaitu 49 (98%) responden, perkembangan bicara dan bahasa normal yaitu 39
(78%) responden, perkembangan motorik halus normal yaitu 45 (90%) responden dan
perkembangan personal sosial normal yaitu 41 (82%) responden. Ketidaknormalan perkembangan
paling banyak terjadi pada perkembangan bicara dan bahasa yaitu 11 (22%) responden.
Tabel 3
Hasil Sensitivitas, Spesifisitas, dan Nilai Prediksi Positif dan Nilai Prediksi Negatif Sistem Aplikasi Android
untuk Pemantauan Pertumbuhan Anak
Hasil Aplikasi Android
Hasil Hitung Manual Total
Tidak Normal Normal
Tidak Normal 11 (a) 2 (c) 13
Normal 1 (b) 36 (d) 37
Total 12 38 50

Berdasarkan tabel 3 diatas menunjukkan bahwa berdasarkan hasil perhitungan sensistivitas untuk
pemantauan pertumbuhan sebesar 84,6% dan nilai spesifisitas untuk pemantauan pertumbuhan
sebesar 97,3%, nilai prediksi positif sebesar 91,7%, dan nilai prediksi negatif sebesar 94,7%.

Tabel 4
Hasil Sensitivitas, Spesifisitas, dan Nilai Prediksi Positif dan Nilai Prediksi Negatif Sistem Aplikasi Android
untuk Pemantauan Perkembangan Anak
Hasil Aplikasi Android
Hasil Hitung Manual Total
Tidak Normal Normal
Tidak Normal 9 (a) 0 (c) 9
Normal 0 (b) 41 (d) 41
Total 9 41 50

Berdasarkan tabel 4 diatas menunjukkan bahwa berdasarkan hasil perhitungan sensistivitas untuk
pemantauan perkembangan sebesar 100%, spesifisitas sebesar 100%. Hasil perhitungan nilai
prediksi positif sebesar 100% dan nilai prediksi negatif sebesar 100%.

Tabel 5
Hasil Sensitivitas, Spesifisitas, dan Nilai Prediksi Positif dan Nilai Prediksi Negatif Sistem Aplikasi Android
untuk Pemantauan Tumbuh Kembang Anak
Hasil Aplikasi Android
Hasil Hitung Manual Total
Tidak Normal Normal
Tidak Normal 20 (a) 2 (c) 9
Normal 1 (b) 77 (d) 41
Total 21 79 50

Berdasarkan tabel 5 diatas menunjukkan bahwa berdasarkan hasil perhitungan sensistivitas untuk
pemantauan tumbuh kembang sebesar 90,1%, spesifisitas sebesar 98,7%. Hasil perhitungan nilai
prediksi positif sebesar 95,2% dan nilai prediksi negatif sebesar 97,5%.

Deteksi dini tumbuh kembang anak usia 0-6 tahun berbasis aplikasi android
Wellness and Healthy Magazine, 1(1), February 2019, – 120
Dela Melia Inggriani; Margareta Rinjani; Rika Susanti

Hasil penghitungan Koefisien Cohen’s Kappa untuk mengetahui keeratan kesepakatan antara hitung
manual dengan menggunakan aplikasi android sebesar 0,91 yang artinya keeratan kesepakan sangat
kuat.

Gambaran Pertumbuhan dan Perkembangan Anak


Berdasarkan tabel 1 diketahui bahwa sebagian besar responden pertumbuhannya normal jika
dihitung menggunakan aplikasi android sebanyak 37 (74,0%) responden, dan jika dihitung secara
manual menggunakan Z score IMT/U sebanyak 38 (76%) responden. Hasil pemantauan
perkembangan dengan menggunakan aplikasi hampir seluruhnya tergolong normal yaitu 41 (82%)
responden dan pengukuran secara manual menggunakan DDST II juga didapatkan hasil yang sama
yaitu 41 (82%) responden.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan anak antara lain, faktor genetik (berbagai
faktor bawaan yang normal dan patologik, jenis kelamin dan suku bangsa), faktor lingkungan,
prenatal (gizi pada waktu hamil, mekanis, toksin, endokrin, radiasi, infeksi, stres,imunitas dan
anoksia embrio), faktor postnatal (Faktor lingkungan biologisRas, jenis kelamin, umur, gizi,
kepekaan terhadap peyakit, perawatan kesehatan, penyakit kronis dan hormone), faktor lingkungan
fisik, faktor lingkungan sosial dan adat istiadat (Pratama et al., 2018).
Pertumbuhan anak tidak normal termasuk didalamnya adalah anak yang kurus dimana IMTnya
menurut umur kurang dari -2 SD di bawah baku emas dan juga lebih dari dari +2 SD di bawah baku
emas antropometri menurut Kemenkes RI (2011) dimana anak tergolong gemuk karena kisaran
pertumbuhan normal anak berada pada nilai -2SD sampai dengan + 2 SD. Banyak faktor yang
menyebabkan anak mengalami pertumbuhan tidak normal seperti yang telah dijelaskan di atas.
Perkembangan anak tidak normal di dalamnya termasuk suspect dan tidak dapat diuji, yaitu dimana
terjadi keterlambatan pada 1 aspek perkembangan dan atau 1 atau lebih kewaspadaan (caution)
dimana anak tidak dapat melakukan tugas perkembangan pada daerah 75-90% atau warna kelabu
pada kurva Denver, atau 1 atau lebih keterlambatan pada 2 aspek atau lebih pada tugas
perkembangan yang dilewati garis usia anak. Ketidaknormalan ini dapat disebabkan anak menolak
dan kurangnya stimulasi dari orang tua, sehingga pemantauan tumbuh kembang anak sangat
diperlukan dimana menurut (Sugeng, Tarigan and Sari, 2019) penilaian perkembangan pada anak
sangat penting dilakukan agar apabila ditemukan kecurigaan penyimpangan dapat segera dilakukan
stimulasi dan intervensi dini sebelum kelainan terjadi. Upaya pencegahan sedini mungkin perlu
dilakukan untuk mengurangi masalah perkembangan dengan melakukan deteksi dini. Oleh sebab
itu, peneliti mengembangkan media untuk pemantauan tumbuh kembang anak dengan
menggunakan aplikasi android agar orang tua lebih mudah untuk memantau perkembangan anaknya
dengan mudah tanpa harus melakukan perhitungan yang rumit.
Berdasarkan tabel 5.2 dapat diketahui bahwa hampir seluruh responden mempunyai perkembangan
motorik kasar normal yaitu 49 (98%) responden. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian
Asthiningsih dan Muflihatin (2018) bahwa hampir seluruh anak mempunyai perkembangan motorik
kasar normal. Anak yang mengalami delay perkembangan motorik kasar dikarenakan kurangnya
stimulasi dari orang tuanya dan adanya kemungkinan penyakit genetik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hampir seluruh responden mempunyai perkembangan bicara
dan bahasa normal yaitu 39 (78%) responden. Ketidaknormalan perkembangan paling banyak
terjadi pada perkembangan bicara dan bahasa yaitu 11 (22%) responden. Sesuai dengan hasil
penelitian Asthingsih dan Muflihatin (2018) bahwa keterlambatan perkembangan terbanyak adalah
bicara dan bahasa. Menurut Sotjiningsih dan Ranuh (2016), kemampuan berbicara anak tergantung
pada maturitas organ-organ tubuh yang terkait dengan kemampuan bicara. Anak harus diberikan

Copyright ©2019, Wellness and Healthy Magazine


ISSN 2655-9951 (print), ISSN 2656-0062 (online)
Wellness and Healthy Magazine, 1(1), February 2019, – 121
Dela Melia Inggriani; Margareta Rinjani; Rika Susanti

kesempatan mempraktikkan kemampuannya berbicara. Orang tua harus melakukan interaksi dengan
anak kapan saja, dengan cara mengajaknya bercakap-cakap sehingga dapat mengoptimalkan
kemampuan anak berkomunikasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hampir seluruh responden mempunyai perkembangan motorik
halus normal yaitu 45 (90%) responden. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Asthiningsih dan
Muflihatin (2018) bahwa ibu yang anaknya mengalami keterlambatan pada motorik halus
mengatakan jarang memberikan stimulasi, seperti mencoret-coret, mengajarkan anak menggambar
bentuk, menggambar bagian tubuh, dan sebagainya. Tidak adanya sarana penunjang untuk stimulasi
halus, seperti tidak mempunyai mainan kubus plastik yang dapat disusun, manik-manik, dan benda-
benda kecil yang lain juga menjadi alasan ibu tidak memberikan stimulasi pada anaknya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hampir seluruh responden mempunyai. perkembangan
personal sosial normal yaitu 41 (82%) responden. Hal ini sejalan dengan penelitian Rosita dan
Norazizah (2015) bahwa dari 56 responden, sebagian besar perkembangan balita dengan DDST II
berdasarkan sektor Personal Sosial termasuk dalam kategori Normal sebanyak 44 balita (78,6%).
Menurut Astuti (2011), apabila ada balita yang tak kunjung mau mencoba melakukan hal-hal yang
mengasah kemandiriannya, sebaiknya pancing dengan lembut dan jadikan kegiatan itu sebagai
aktivitas yang menyenangkan, dengan membawa anak ke lingkungan teman-teman sebaya juga
bermanfaaat untuk menantang anak melakukan hal-hal yang sudah bisa dilakukan teman-temannya,
orang tua bisa memancing anak dengan menyontohkan apa yang dilakukan temannya.
Interpretasi per aspek perkembangan hanya bisa dilakukan pada perhitungan manual, karena
aplikasi android menginterpretasikan perkembangan anak secara keseluruhan tetapi tidak
mendeteksi per aspek perkembangan.

Sensitivitas dan Spesifisitas Sistem Aplikasi Android untuk Pemantauan Tumbuh Kembang
Hasil perhitungan sensitivitas untuk pemantauan pertumbuhan sebesar 84,6% dan perkembangan
sebesar 100% sehingga didapatkan spesifisitas sistem sebesar 90,1%. Nilai sensitivitas aplikasi
android pemantau pertumbuhan anak sebesar 84,6%, yang berarti kemampuan pengukuran aplikasi
android pemantau pertumbuhan anak untuk memberikan hasil tidak normal yang sama dengan
perhitungan manual sebesar 84,6%. Nilai sensitivitas aplikasi android pemantau perkembangan
anak sebesar 100%, yang berarti kemampuan pengukuran aplikasi android pemantau pertumbuhan
anak untuk memberikan hasil tidak normal yang sama dengan perhitungan manual sebesar 100%.
Nilai keseluruhan sensitivitas sistem aplikasi android sebesar 90,1% sehingga nilai kebenaran akan
pengukuran tumbuh kembang anak dengan menggunakan aplikasi ini dapat mendeteksi
ketidaknormalan tumbuh kembang anak sebesar 90,1% yang artinya sistem aplikasi android
mempunyai sensitivitas yang sangat tinggi dalam mendeteksi perkembangan anak yang tidak
normal. Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Kurniawan (2016) bahwa dimana
aplikasi Denver menunjukkan nilai sensitifitas aplikasi sebesar 100%, yang artinya aplikasi ini
sangat sensitif untuk mendeteksi ketidaknormalan perkembangan. Hal ini sangat bermanfaat untuk
mempermudah ibu untuk memantau tumbuh kembang anaknya tanpa harus menghitung. Sesuai
dengan hasil penelitian Apriningrum (2018) bahwa rancangan aplikasi berbasis android mampu
meningkatkan pemahaman pengguna/ user sehingga dapat digunakan untuk melakukan skrining
perkembangan anak balita dengan akurat
Hasil penghitungan spesifisitas untuk pemantauan perkembangan sebesar 97,3% dan perkembangan
sebesar 100% sehingga didapatkan spesifisitas sistem sebesar 98,7%. Nilai spesifisitas aplikasi
android pemantau pertumbuhan anak sebesar 97,3%, yang berarti kemampuan pengukuran aplikasi
android pemantau pertumbuhan anak untuk memberikan hasil normal yang sama dengan

Deteksi dini tumbuh kembang anak usia 0-6 tahun berbasis aplikasi android
Wellness and Healthy Magazine, 1(1), February 2019, – 122
Dela Melia Inggriani; Margareta Rinjani; Rika Susanti

perhitungan manual sebesar 97,3%. Nilai spesifisitas aplikasi android pemantau perkembangan
anak sebesar 100%, yang berarti kemampuan pengukuran aplikasi android pemantau pertumbuhan
anak untuk memberikan hasil normal yang sama dengan perhitungan manual sebesar 100%. Nilai
keseluruhan spesifisitas sistem aplikasi android sebesar 98,7% sehingga nilai kebenaran akan
pengukuran tumbuh kembang anak dengan menggunakan aplikasi ini dapat mendeteksi tumbuh
kembang anak normal sebesar 98,7% yang artinya sistem aplikasi android mempunyai spesifisitas
yang sangat tinggi untuk mendeteksi perkembangan normal. Hal ini sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Kurniawan (2016) yang menghasilkan spesifisitas sebesar 87.5% yang artinya
aplikasi ini sangat spesifik dalam mendeteksi tumbuh kembang normal.
Alat uji diagnostik dengan tingkat sensitivitas yang tinggi dibutuhkan untuk mendeteksi penyakit,
sementara spesifisitas yang tinggi lebih dibutuhkan untuk memperkuat dugaan adanya suatu
penyakit. Tes yang sangat sensitif secara umum memiliki spesifisitas yang rendah, dan tes yang
sangat spesifik memiliki sensitivitas yang rendah. Jadi, semakin tinggi sensitivitas suatu uji, maka
semakin rendah spesifisitasnya (Noerjanto, Savitri, Putri, 2014).
Hal seperti ini tidak selalu terjadi pada semua alat pengukuran, karena sensitivitas dan spesifisitas
disini digunakan untuk memantau tumbuh kembang bukan sebagai alat uji diagnostik untuk
menemukan penyakit, tetapi aplikasi ini digunakan untuk mengetahui normal atau tidaknya tumbuh
kembang anak. Hasil penelitian ini didapatkan nilai sensitivitas dan spesifisitas yang sama-sama
tinggi karena jumlah anak normal yang ditemukan jauh lebih banyak daripada yang tidak normal,
karena memang prevalensi penyimpangan pertumbuhan dan perkembangan anak rendah seperti
pendapat Budiarto dalam Noerjanto (2014) dimana alat uji diagnostik dengan tingkat sensitivitas
yang tinggi dibutuhkan untuk mendeteksi penyakit.
Spesifisitas yang tinggi lebih dibutuhkan untuk memperkuat dugaan adanya suatu penyakit, bukan
untuk mendeteksi suatu penyakit sehingga tidak selalu media harus mempunyai sensitivitas tinggi
dan spesifisitas rendah, karena hasil penelitian dapat bernilai tinggi keduanya yang dibuktikan
dengan kurva ROC dimana garis sensitivitas dan spesifitas menjauhi garis linier dan mendekati
angka 1 yang artinya sensitivitas dan spesifisitas aplikasi deteksi dini tumbuh kembang ini
mendekati nilai ideal. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Wahyuni (2019) bahwa nilai
sensitivitas didapatkan sebesar 83,33%, sehingga disimpulkan 83,33% balita dengan penyimpangan
perkembangan dapat dideteksi mengalami penyimpangan perkembangan dengan aplikasi
smarthphone MOCA. Nilai spesifisitas didapatkan sebesar 97,92%, sehingga disimpulkan bahwa
97,92% balita dengan perkembangan normal dapat dideteksi normal dengan aplikasi smarthphone
MOCA. Hasil ini serupa dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti dimana aplikasi dengan
media android mempunyai nilai sensitivitas dan spesifisitas yang sama-sama tinggi yang artinya
sangat sensitif dalam mendeteksi anak yang tidak normal dan sangat spesifik mendeteksi anak yang
normal.
Hasil hitung Koefisien Kappa menunjukkan hasil bahwa keeratan kesepakatan antara aplikasi
android dan hitung manual sebesar 0,91 yang artinya keeratannya sangat kuat. Hal ini lebih kuat
dibandingkan dengan penelitian Kurniawan (2016) dimana hasil pengujian dengan metode
Koefisien Cohen’s Kappa menunjukkan nilai interpretasi Kuat yaitu sebesar 0.74.

SIMPULAN DAN SARAN


Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa aplikasi android mempunyai sensitivitas dan
spesifisitas serta nilai prediksi positif dan nilai prediksi negatif yang sangat tinggi serta keeratan
antara hitung manual dengan aplikasi juga sangat tinggi untuk pemantauan perkembangan anak usia
0-6 tahun.

Copyright ©2019, Wellness and Healthy Magazine


ISSN 2655-9951 (print), ISSN 2656-0062 (online)
Wellness and Healthy Magazine, 1(1), February 2019, – 123
Dela Melia Inggriani; Margareta Rinjani; Rika Susanti

Diharapkan untuk menggunakan aplikasi deteksi dini tumbuh kembang anak ini sebagai alat yang
dapat digunakan lebih mudah dan efisien oleh bidan setempat dalam melakukan pemantauan
tumbuh kembang anak dan mendeteksi gangguan tumbuh kembang pada anak secara rutin dan
berkala sesuai dengan anjuran Kementerian Kesehatan RI.

DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, F. (2017) ‘Jurnal Riset Kesehatan Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak Di Posyandu’,
6(2), Pp. 48–54.
Apriningrum, N. 2018. Rancang Bangun Aplikasi KPSP Berbasis Android Bagi Anak Balita
Sampai Pra Sekolah di Kabupaten Karawang. Jurnal Sistem dan Informasi Teknologi. Vol.
6, No. 4, Oktober 2018
Asthingsih & Muflihatain. 2018. Deteksi Dini Perkembangan Balita Dengan Metode DDST II Di
Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Juanda Samarinda. Jurnal Endurance 3 (2) Juni 2018
(367-374).
Astuti, W. 2011. Bermain & Teknik Permainan. Solo: UMS.
Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman. 2019. Profil Kesehatan Kabupaten Mojokerto tahun 2018.
Sleman: Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman.
Hanum, R. and Safitri, M. E. (2018) ‘Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Hamil Tentang
Pemanfaatan Buku KIA Di Puskesmas Namu Ukur’, 1(3).
IDAI. (2013). Mengenal Keterlambatan Perkembangan Umum pada Anak.
http://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/mengenal-keterlambatan-
perkembangan-umum-pada-anak diakses tanggal 10 Februari 2019
Ivantoni, R. And Muhimah, I. (2015) 'Aplikasi Penentuan Tingkat Tumbuh Kembang Anak
Menggunakan Tes Denver II', Seminar Nasional Informatika Medis (Snimed), 6, Pp. 124-132
Kemenkes RI. 2018. Hasil Riset Kesehatan Dasar tahun 2018. Jakarta: Kemnenterian Kesehatan
RI.
Kemenkes RI. 2019. Profil Kesehatan Indonesia tahun 2018. Jakarta: Kemnenterian Kesehatan RI.
Kurniawan, R., Muhimmah, I., & Jannah, HR. 2016. Sistem Monitoring Perkembangan Anak
Berbasis Denverdevelopment Screening Test (Ddst / Denver II). Teknoin Vol. 22 No.4
Desember 2016 : 305-314
Marmi. 2013. Gizi dalam Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Noerjanto, B., Savitri, Y., Putri, MC. 2014. Sensitivitas, spesifisitas, dan akurasi pengukuran
mental indeks pada radiografi panoramik wanita pascamenopause. Dentomaxillofacial
Radiology Dental Journal Vol. 5 No. 1 January-June 2014; 8-13
Rosita, D dan Norazizah, Y. (2012). Studi Deskriptif Perkembangan Balita Usia 12-24 Bulan
dengan Metode DDST II di Desa Pancur Kecamatan Mayong Kabupaten Jepara. Jurnal
Kesehatan dan Budaya HIKMAH, 8 (1).
Sanitasari, R. D., Andreswari, D. and Purwandari, E. P. (2017) ‘Sistem Monitoring Tumbuh
Kembang Anak Usia 0-5 Tahun Berbasis Android’, Rekursif, 5(1), pp. 1–10.

Deteksi dini tumbuh kembang anak usia 0-6 tahun berbasis aplikasi android
Wellness and Healthy Magazine, 1(1), February 2019, – 124
Dela Melia Inggriani; Margareta Rinjani; Rika Susanti

Sari, T. P. And Haryanti, R. S. (2017) ‘Analisis Pengaruh Pelatihan Stimulasi, Deteksi Dan
Intervensi Dini Tumbuh Kembang (Sdidtk) Balita Dan Anak Pra Sekolah Berbasis Dinamika
Kelompok Terhadap Ketrampilan Kader’.
Soetjininsih dan Ranuh (2016) Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC.
Sugeng, H. M., Tarigan, R. and Sari, N. M. (2019) ‘Gambaran Tumbuh Kembang Anak pada
Periode Emas Usia 0-24 Bulan di Posyandu Wilayah Kecamatan Jatinangor of age 0-24
Months in Posyandu Jatinangor Subdistrict’, 4, pp. 96–101.
Tanuwijaya, S. 2012. Konsep Umum Tumbuh dan Kembang. Jakarta: EGC.
Wahyuni, T. 2019. Uji Diagnostik Aplikasi Mother Cares (Moca) Untuk Deteksi Dini Risiko
Penyimpangan Perkembangan Balita. Jurnal Unsika Vol 4 No 1 tahun 2019.
WHO. 2018. World Health Statistics of 2018. http://aps.who.int diakses tanggal 21 Agustus 2019.
WHO. 2019. World Health Statistics of 2019. http://aps.who.int diakses tanggal 21 Agustus 2019.

Copyright ©2019, Wellness and Healthy Magazine


ISSN 2655-9951 (print), ISSN 2656-0062 (online)

You might also like