You are on page 1of 10

ISSN Cetak 2303-1433

ISSN Online: 2579-7301

KEMAMPUAN IBU MELAKUKAN STIMULASI UNTUK PERKEMBANGAN BAYI


USIA 3-6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PUHJARAK
KABUPATEN KEDIRI

Riska Destiana, Erna Rahma Yani, Triatmi Andri Yanuarini


Prodi Kebidanan Kediri Poltekkes Kemenkes Malang
Jl. KH.Wakhid Hasyim 64 B Kediri
Email : riskadestiana3@gmail.com

Abstract
Stimulation is one of the factors that affect a child’s development. The age of 3-6 months
is included in the first 1000 days of life which is a critical period in which the child's brain
begins to develop. Mothers can stimulate children according to their developmental stages.
During infancy, a close relationship exists between the mother and child, so the influence of
mother in educating the childis very big. The purpose of this study is to find out the
correlation between the mothers ability to stimulate 3-6 months infant with their development
in Puhjarak Community Health Center in Kediri Regency. The research desain used
correlational study. The data collection was done by conducting cross sectional methods,
with population of 38 mothers and their babies. The sampling used simple random sampling
technique with total sample of 35 respondents who met the inclusion criteria. The analysis
data used spearman rank showed 0,001 significance so that p< 0,05. The conclution of this
research was there was a correlation between mothers ability to stimulate 3-6 months infant
with their development in Puhjarak Community Health Center Kediri Regency. It is advisable
for parents especially mothers to maintain or improve their ability to stimulate their children
in all aspects of development in a balanced and appropriate waywith the infant’s age.

Keywords: mother, development, stimulation

PENDAHULUAN
Masalah kesehatan anak merupakan Gambaran capaian kesehatan bayi dan
salah satu masalah utama dalam bidang balita di Indonesia, dari 33 provinsi
kesehatan yang saat ini terjadi di Negara terdapat sebanyak 13 provinsi (39,39%)
Indonesia. Derajat kesehatan anak yang telah memenuhi target Renstra tahun
mencerminkan derajat kesehatan bangsa, 2014. Jumlah bayi di Provinsi Jawa Timur
sebab anak sebagai generasi penerus terdapat 574.308 bayi dan cakupan
bangsa memiliki kemampuan yang dapat pelayanan kesehatan bayi sejumlah
dikembangkan dalam meneruskan 569.803 yaitu 99,22 % (Profil Kesehatan
pembangunan bangsa (Hidayat,2008). RI, 2014). Sedangkan cakupan pelayanan
Mengingat jumlah balita di Indonesia kesehatan bayi di wilayah Kabupaten
sangat besar yaitu sekitar 10 persen dari Kedirimencapai 96,87 % (Profil Kesehatan
seluruh populasi, maka sebagai calon Kab. Kediri,2014).
generasi penerus bangsa, kualitas tumbuh Menurut data Dinas Kesehatan
kembang balita di Indonesia perlu Kabupaten Kediri pada tahun 2015, bayi,
mendapat perhatian serius yaitu mendapat balita, dengan penyimpangan tumbuh
gizi yang baik, stimulasi yang memadai kembang yang di rujuk ke RS sebanyak
serta terjangkau oleh pelayanan kesehatan 89 penyimpangan. Penyimpangan tumbuh
berkualitas termasuk deteksi dan intervensi kembang yang ditemukan yaitu: LKA
dini penyimpangan tumbuh kembang tidak normal sebesar 30, KPSP
(Kemenkes RI,2014). menyimpang sebesar 30, TDL gangguan

Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. 6 No. 1, Nopember 2017 56


ISSN Cetak 2303-1433
ISSN Online: 2579-7301

sebesar 7, TDD gangguan sebesar 4, MME


mungkin ada gangguan sebesar 18.

Tabel 1. Anak Balita yang di Deteksi Dini Tumbuh Kembang (DDTK)

Jumlah Anak Balita


No. Wilayah Jumlah Jumlah Anak Balita yang Tidak di
Anak Balita yang di DDTK DDTK
N % N %
1. Ngancar 3069 2411 78.56 658 21.44
2. Purwoasri 2965 2457 82.87 508 17.13
3. Puhjarak 3618 2049 56.63 1569 43.37
4. Wonorejo 2277 1205 52.92 1072 47.08
5. Blabak 4522 3252 71.92 1270 28.08
6. Ngadiluwih 2373 1175 49.52 1198 50.48
7. Kediri 124992 89015 71.22 35977 28.78
(Dinkes Kab.Kediri, 2015) cakupan deteksi dini tumbuh kembang
Dari data wilayah kerja Dinas anak balita dan pra sekolah adalah sebesar
Kesehatan Kabupaten Kediri pada tahun 90%.
2015, target anak balita yang di Deteksi Menurut Peraturan Menteri Kesehatan
Dini Tumbuh Kembang (DDTK) adalah Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2014
sebanyak 90% sedangkan pencapaian tentang Pemantauan Pertumbuhan,
masih 71,22%. Dari tabel di atas dapat Perkembangan, dan Gangguan Tumbuh
diketahui bahwa Puskesmas Puhjarak Kembang Anak. Pada pasal 6 mengatakan
terdapat jumlah balita yang tidak di DDTK pemantauan pertumbuhan, perkembangan,
terbanyak yaitu 1.569 balita. Puskesmas dan gangguan tumbuh kembang anak
Puhjarak memiliki jumlah anak balita harus diselenggarakan secara
terbanyak setelah Puskesmas Blabak dan komprehensif dan berkualitas melalui
Puskesmas Ngasem (Dinkes Kab. Kediri, kegiatan: stimulasi yang memadai; deteksi
2015). dini; dan; intervensi dini gangguan tumbuh
Di Puskesmas Puhjarak terdapat 18 kembang anak.
bidan dengan distribusi 17 bidan desa dan Penelitian menunjukkan pentingnya
1 bidan koordinator serta terdapat 375 tiga tahun pertama kehidupan dalam
kader. Poli DDTK Puskesmas Puhjarak membentuk pembelajaran dan
mulai aktif pada tahun 2017 karena pengembangan. Sejak lahir, pengalaman
berkaitan dengan masalah pembangunan. dan hubungan yang dini mempengaruhi
Berdasarkan data Puskesmas Puhjarak dua hasil jangka panjang anak dan kesempatan
bulan terakhir pada tahun 2017, telah hidup. Hal ini termasuk pengembangan
ditemukan 4 penyimpangan eksekutif dan kapasitas pengalaman,
perkembangan. mengatur dan mengekspresikan emosi,
Kementerian Kesehatan melaksanakan untuk membentuk kedekatan, rasa aman,
program skrining tumbuh kembang balita dan hubungan yang memuaskan serta
sejak tahun 1987 melalui kegiatan untuk menjelajah, menemukan dan belajar
pemantauan pertumbuhan dan tentang diri sendiri dan dunia di sekitar
perkembangan di posyandu dan pelayanan mereka (State of Victoria,2016).
dasar lainnya (Kemenkes RI, 2014). Pada periode awal, tumbuh kembang
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI anak lebih kritis dibandingkan pada
Nomor 1457/MENKES/SK/X/2003 periode berikutnya. Periode awal
tentang Standar Pelayanan Minimal merupakan saat-saat terpenting dalam
Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota, perkembangan anak dan menjadi pondasi

Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. 6 No. 1, Nopember 2017 57


ISSN Cetak 2303-1433
ISSN Online: 2579-7301

bagi periode berikutnya. Oleh karena itu perkembangan pada anak dengan kesulitan
perlu diberi fasilitas secara optimal agar makan usia 6-24 bulan setelah diberikan
perkembangan dapat berlangsung konseling gizi dengan metode feeding
sempurna. Sempurna tidaknya tumbuh rules dan stimulasi SDIDTK selama 4
kembang anak sangat ditentukan oleh bulan di posyandu. Berdasarkan beberapa
peran orang tua. Anak membutuhkan penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa
orang lain untuk membantu stimulasi yang dilakukan oleh orang tua
perkembangannya, seperti bayi yang dapat mempengaruhi perkembangan anak.
sepenuhnya bergantung pada orang tuanya Usia 3-6 bulan termasuk dalam 1000
(Widyastuti & Widyani, 2007). Tidak hari pertama kehidupan. Dan merupakan
pernah ada kata terlalu dini untuk masa kritis dimana otak anak mulai
memberikan stimulasi pada bayi dan tidak berkembang. Momen ini tentunya sangat
pernah ada kata terlambat untuk memulai penting bagi perkembangan anak. Dalam
memberikan stimulasi, sepanjang orang hal ini peran orang tua yang sangat
tua mengetahui apa dan bagaimana dibutuhkan, bahwa orang tua dapat
stimulasi yang harus dilakukan (Handy, memberikan stimulasi pada anak sesuai
2011). dengan tahapan perkembangannya
Stimulasi dimaksudkan untuk melatih terutama oleh ibu. Karena pada masa bayi,
kemampuan bayi agar bayi dapat terjalin kontak erat antara ibu dan anak,
menguasai ketrampilan tertentu pada usia sehingga pengaruh ibu dalam mendidik
yang seharusnya. Cukup banyak kejadian anak sangat besar (Kemenkes RI, 2014).
keterlambatan perkembangan terjadi hanya Pada tahun 2016 IDAI (Ikatan Dokter
karena kurangnya stimulasi. Banyak Anak Indonesia) telah meluncurkan
kemampuan sebenarnya telah dapat mulai PRIMA (Program IDAI untuk
dipelajari sejak dini (Handy, 2015). Membangun Anak Indonesia) program ini
Perkembangan sangat penting untuk bertujuan agar orang tua mampu
dipantau, idealnya setiap anak harus berpartisipasi aktif dalam memantau
mendapatkan pemantauan pertumbuhan proses tumbuh kembang dan kesehatan
dan perkembangan dari tenaga medis anaknya secaraman diri (Afifa, 2016).
terlatih secara berkala, untuk mencegah Untuk itu peneliti tertarik untuk
adanya gangguan tumbuh kembang lanjut melakukan penelitian “Hubungan
yang sulit ditangani. Semakin terlambat Kemampuan Ibu Melakukan Stimulasi
gangguan dideteksi, semakin sulit dengan Perkembangan Bayi Usia 3-6
penanganannya (Afifa, 2016). Bulandi Wilayah Kerja Puskesmas
Berdasarkan penelitian Saldi Fitra Puhjarak Kabupaten Kediri”.
tahun 2013, stimulasi berpengaruh
terhadap peningkatan perkembangan METODE PENELITIAN
bicara anak 1-3 tahun di daerah GAKY Rancangan penelitian ini adalah
dan Non GAKY. Menurut Soedjatmiko penelitian korelasional. Sedangkan
tahun 2006, stimulasi dini penting pengumpulan data dilakukan dengan cara
dilakukan untuk merangsang cross sectional. Populasi adalah seluruh
perkembangan bayi dan balita terutama ibu beserta bayinya yang berusia 3-6 bulan
pada bayi risiko tinggi. di wilayah kerja Puskesmas Puhjarak.
Berdasarkan penelitian Sumiyati tahun Didapatkan 38 bayi berdasarkan data
2016, menyatakanbahwaterdapathubungan Puskesmas Puhjarak dari kelahiran bayi
yang bermakna antara stimulasi dan bulan Oktober 2016 - Januari 2017.
perkembangan anak usia 4-5 tahun. Sampel adalah 35 ibu beserta bayinya yang
Penelitian Darwati dkk. tahun 2014 berusia 3-6 bulan di wilayah kerja
menyebutkan bahwa terdapat peningkatan Puskesmas Puhjarak. Berdasarkan data
secara bermakna status gizi dan Puskesmas Puhjarak dari kelahiran bayi

Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. 6 No. 1, Nopember 2017 58


ISSN Cetak 2303-1433
ISSN Online: 2579-7301

bulan Oktober 2016 - Januari 2017. Pendidikan terakhir


Pengambilan sampel secara simple random ibu
sampling, yang diundi dengan lotre, Tidak sekolah 0 0
sehingga setiap individu mempunyai SD 1 2,9
kesempatan yang sama untuk diambil SMP 15 42,9
sebagai sampel. Instrumen yang digunakan SMA 18 51,4
dalam penelitian adalah checklist untuk PT 1 2,9
menilai kemampuan ibu melakukan Jumlah 35 100
stimulasi dan KPSP untuk menilai
Pekerjaan ibu
perkembangan bayi usia 3-6 bulan.
IRT 29 82,9
HASIL PENELITIAN Petani 2 5,7
Tabel2.Data Umum KarakteristikBayi PNS 0 0
Swasta 3 8,6
Variabel N % Wiraswasta 1 2,9
Usia koreksi Jumlah 35 100
3 bulan 7 20 Jumlah anak
4 bulan 8 22,9 ≤ 2 anak 30 85,7
5 bulan 11 31,4 > 2 anak 5 14,3
6 bulan 9 25,7 Jumlah 35 100
Jumlah 35 100 Pengetahuan ibu
mengenai KPSP
Jenis kelamin
Pernah tahu 12 34,3
Laki-laki 16 45,7
Tidak pernah tahu 23 65,7
Perempuan 19 54,3
Jumlah 35 100
Jumlah 35 100
Usia kehamilan
saat bayi Berdasarkan tabel 2. diatas mengenai
dilahirkan data umum karakteristik ibu, didapatkan
Prematur 3 8,6 hasil bahwa umur ibu mayoritas berusia
Aterm 32 91,4 20-35 tahun yaitu sebanyak 27 (77,1 %)
Jumlah 35 100 dari 35 responden. Rata-rata pendidikan
terakhir ibu adalah SMA (51,4%) dan
Berdasarkan tabel 1. diatas mengenai
mayoritas ibu berstatus ibu rumah tangga
data umum karakteristik bayi, didapatkan
(82,9%). Sebagian besar ibu memiliki anak
bahwa usia bayi terbanyak adalah bayi
≤ 2 anak dengan 30 (85,7%) dari 35
yang berusia 5 bulan yaitu 11 responden
responden. Selain itu, terdapat 23 ibu
(31,4%), jenis kelamin terbanyak adalah
(65,7%) yang belum pernah mengetahui
perempuan yaitu 19 (54,3%) dari 35
KPSP.
responden. Usia kehamilan saat bayi
dilahirkan terdapat 3 responden (8,6%)
Data Khusus
yang lahir secara prematur atau kurang
Tabel 3. Distribusi Hasil Kemampuan
bulan.
Ibu Melakukan Stimulasi
HasilPenilaian N %
Variabel N % Baik 31 88,6
Umur Ibu Cukup 4 11,4
<20 tahun 5 14,3 Kurang 0 0
20-35 tahun 27 77,1 Total 35 100
> 30 tahun 3 8,6
Berdasarkan tabel 3. dapat diketahui
Jumlah 35 100
bahwa sebagian besar responden memiliki

Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. 6 No. 1, Nopember 2017 59


ISSN Cetak 2303-1433
ISSN Online: 2579-7301

kemampuan menstimulasi dalam kategori


baik (88,6%). Sedangkan dalam kategori Tabel 5. Distribusi Hasil Skrining
cukup terdapat 4 responden (11,4%) dan Perkembangan Bayi
tidak ada responden (0,0%) yang dalam HasilSkrining N %
kategori kurang. Sesuai 32 91,4
Meragukan 3 8,6
Tabel 4. Distribusi Hasil Kemampuan Menyimpang 0 0
Ibu Melakukan Stimulasi pada Total 35 100
Setiap Aspek Perkembangan Berdasarkan tabel 5. dapat diketahui
Aspek Perkembangan % bahwa sebagian besar responden (91,4%)
Gerak Kasar 71,96 memiliki perkembangan dalam kategori
Gerak Halus 91,14 sesuai. Sedangkan dalam kategori
Bicara dan Bahasa 97,43 meragukan terdapat 3 responden (8,6%)
Sosialisasi dan 92,5 dan tidak ada responden (0,0%) yang
Kemandirian dalam kategori menyimpang.

Berdasarkan tabel 4. diatas didapatkan Tabel 6. Distribusi Hasil Perkembangan


bahwa rata-rata nilai kemampuan ibu pada Setiap Aspek
dalam melakukan stimulasi gerak kasar Perkembangan
adalah 71,96 % sesuai dengan lembar AspekPerkembangan %
observasi. Rata-rata nilai kemampuan ibu GerakKasar 87,14
dalam melakukan stimulasi gerak halus GerakHalus 96,43
adalah 91,14 % sesuai dengan lembar BicaradanBahasa 97,14
observasi. Rata-rata nilai kemampuan ibu SosialisasidanKemandirian 100%
dalam melakukan stimulasi bicara dan Berdasarkan tabel 6. diatas didapatkan
bahasa adalah 97,43 % sesuai dengan bahwa rata-rata nilai perkembangan gerak
lembar observasi. Serta rata-rata nilai kasar adalah 87,14 % sesuai dengan KPSP.
kemampuan ibu dalam melakukan Rata-rata nilai perkembangan gerak halus
stimulasi sosialisasi kemandirian adalah adalah 96,43 % sesuai dengan KPSP.
92,5 % sesuai dengan lembar observasi. Rata-rata nilai perkembangan bicara dan
bahasa adalah 97,14 % sesuai dengan
KPSP. Rata-rata nilai perkembangan
sosialisasi kemandirian adalah 100 %
sesuai dengan KPSP.

Tabel 7. Distribusi Hubungan Kemampuan Ibu Melakukan Stimulasi dengan


Perkembangan Bayi Usia 3-6 Bulan
Hasil Skrining Perkembangan
Kemampuan Jumlah Ρ
Sesuai Meragukan Menyimpang
Ibu
N % N % N % N %
Baik 30 85,7 1 2,9 0 0 31 88,6
Cukup 2 5,7 2 5,7 0 0 4 11,4
0,532
Kurang 0 0 0 0 0 0 0 0
Jumlah 32 91,4 3 8,6 0 0 35 100
ρ dianalisis dengan uji korelasi spearman rank.

Berdasarkan tabel 7. Dapat diketahui dalam kategori cukup dengan


bahwa 2 responden (5,7%) memiliki perkembangan bayi dalam kategori
kemampuan untuk melakukan stimulasi meragukan.

Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. 6 No. 1, Nopember 2017 60


ISSN Cetak 2303-1433
ISSN Online: 2579-7301

Pada uji Test of Normality Stimulasi dini adalah rangsangan


Kolmogorov-Smirnov, baik skor auditori, visual, taktil dan kinestetik yang
kemampuan ibu melakukan stimulasi diberikan sejak perkembangan otak dini,
maupun perkembangan bayi usia 3-6 dengan harapan dapat merangsang
bulan mempunyai nilai p = 0,000. Oleh kuantitas dan kualitas sinaps sel-sel otak,
karena nilai p < 0,05, maka dapat diambil untuk mengoptimalkan fungsi otak
kesimpulan kedua kelompok data (Soedjatmiko, 2006). Stimulasi secara dini
mempunyai distribusi tidak normal merupakan salah satu faktor yang
(Dahlan, 2008). mempengaruhi tumbuh kembang bayi.
Untuk menganalisa hubungan Stimulasi dapat merangsang hubungan
kemampuan ibu melakukan stimulasi antar sel otak (sinaps), miliaran sel otak
dengan perkembangan bayi usia 3-6 dibentuk sejak kehamilan berusia 6 bulan
bulan, dilakukan uji korelasi yang pada saat itu belum ada hubungan
menggunakan Spearman Rank dengan antar sel otak. Saat ada rangsangan, maka
hasil Significancy 0,001. Oleh karena p < akan terbentuk hubungan. Sering
0,05, maka dapat diambil kesimpulan memberikan rangsangan dapat
bahwa terdapat korelasi yang bermakna, menguatkan hubungan sinaps. Variasi
sehingga H0 ditolak dan H1 diterima yang rangsangan akan membentuk hubungan
berarti ada hubungan kemampuan ibu yang semakin luas dan kompleks. Pada
melakukan stimulasi dengan keadaan yang seperti ini, otak kanan
perkembangan bayi usia 3-6 bulan di maupun kiri dapat terslimulasi sehingga
wilayah kerja Puskesmas Puhjarak terbentuk multiple intelegent dan juga
Kabupaten Kediri. Nilai korelasi kecerdasan yang lebih luas dan tinggi
spearman sebesar 0,532 menunjukkan (Nanny LD., 2013).
bahwa arah korelasi positif dengan Berbeda dengan otak orang dewasa,
kekuatan korelasi sedang (Dahlan, 2008). otak anak lebih plastis daripada otak orang
dewasa terutama pada awal kehidupan
PEMBAHASAN anak. Plastisitas otak ini mempunyai sisi
Hasil perhitungan uji korelasi positif dan negatif. Sisi positifnya, otak
Spearman Rank dengan taraf kesalahan balita lebih terbuka untuk proses
sebesar 5%, didapatkan hasil Significancy pembelajaran. Sisi negatifnya, otak balita
0,001. Oleh karena p < 0,05, maka dapat lebih peka terhadap lingkungan yang tidak
diambil kesimpulan bahwa terdapat mendukung seperti kurangnya stimulasi
korelasi yang bermakna, sehingga H0 (Soetjiningsih, 2016). Selain itu, terdapat
ditolak dan H1 diterima yang berarti ada periode atau masa tertentu yang disebut
hubungan kemampuan ibu melakukan sebagai masa kritis, yang merupakan
stimulasi dengan perkembangan bayi usia kesempatan yang baik bila masa tesebut
3-6 bulan di wilayah kerja Puskesmas dimanfaatkan atau menjadi risiko yang
Puhjarak Kabupaten Kediri. Nilai korelasi besar apabila masa tersebut terlewatkan.
spearman sebesar 0,532 menunjukkan Berhubung masa tersebut tidak
bahwa arah korelasi positif dengan berlangsung lama, yaitu pada masa
kekuatan korelasi sedang. Hubungan ini BATITA (bawah tiga tahun), anak
menunjukkan adanya korelasi positif BATITA harus mendapat perhatian yang
antara kemampuan ibu melakukan serius, selain gizi yang baik, stimulasi
stimulasi dengan perkembangan bayi usia yang memadai, juga faktor-faktor yang
3-6 bulan, artinya semakin baik dapat mengganggu perkembangan anak
kemampuan ibu maka semakin baik pula harus dieliminasi (Soetjiningsih, 2016).
perkembangan bayi usia 3-6 bulan Kebutuhan dasar anak dibagi menjadi
(Dahlan, 2008). tiga yaitu asuh, asih, asah. Asah
merupakan kebutuhan akan stimulasi

Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. 6 No. 1, Nopember 2017 61


ISSN Cetak 2303-1433
ISSN Online: 2579-7301

mental yang menjadi cikal bakal untuk tingkat maturitas saraf anak
proses belajar (Soetjiningsih, 2016). (Soetjiningsih, 2016). Hal ini didukung
Kebutuhan stimulasi (asah) seperti latihan oleh Tim Galenia MCC tahun 2014 yang
atau bermain sangat membantu dalam menyatakan bahwa,stimulasi yang
proses pembelajaran dan pencapaian diberikan harus seimbang pada semua
dalam pertumbuhan dan perkembangan aspek tumbuh kembang (Tim Galenia
secara optimal (Hidayat, 2008). MCC, 2014).
Perkembangan adalah bertambahnya Pernyataan diatas didukung oleh
struktur dan fungsi tubuh yang lebih penelitian DH Kuncoro pada tahun 2013,
kompleks dalam kemampuan gerak kasar, bahwa terdapat hubungan antara stimulasi
gerak halus, bicara dan bahasa serta yang diberikan ibu dengan perkembangan
sosialisasi dan kemandirian (Kemenkes motorik halus dan motorik kasar pada
RI, 2014). Perkembangan yang optimal, anak usia toodler di PAUD Mekarsari
didapatkan dari interaksi yang sesuai Desa Pucangombo Tegalombo Pacitan.
dengan kebutuhan antara anak dan Berdasarkan penelitian Saldi Fitra tahun
orangtua (Adriana, 2013). Orangtua yang 2013, stimulasi berpengaruh terhadap
memberikan perhatian, rangsangan dan peningkatan perkembangan bicara anak 1-
interaksi secara layak dapat mempercepat 3 tahun di daerah GAKY dan Non GAKY.
perkembangan dan mencapai titik tolak Menurut Ikrima Wardani tahun 2016, ada
sesuai jadwal (McGill, 2007). Sehingga pengaruh bermakna pemberian stimulasi
dapat disimpulkan, bahwa anak yang lebih perkembangan pada aspek sosialisasi dan
banyak mendapatkan stimulasi cenderung kemandirian terhadap status
lebih cepat berkembang (Dwienda R, perkembangan anak prasekolah di wilayah
Octa, dkk, 2014). kerja Puskesmas Pisangan.
Hasil penelitian ini sejalan dengan Dari hasil penelitian ini masih
penelitian yang dilakukan Febrina Suci terdapat 2 responden (5,7%) yang
Hati dan Prasetya Lestari tahun 2016, memiliki kemampuan melakukan
bahwa terdapat hubungan positif kuat dan stimulasi kategori cukup dengan
secara statistik signifikan antara stimulasi perkembangan bayi dalam kategori sesuai,
tumbuh kembang dengan perkembangan 1 responden (2,9%) yang memiliki
anak usia 1-3 tahun di Kecamatan Sedayu. kemampuan melakukan stimulasi kategori
Menurut Boo tahun 2010 juga baik dengan perkembangan bayi dalam
mendukung, bahwa intervensi stimulasi kategori meragukan, dan 2 responden
dini untuk bayi menghasilkan manfaat (5,7%) yang memiliki kemampuan
yang signifikan untuk perkembangan melakukan stimulasi kategori cukup
mental anak dan perkembangan motorik dengan perkembangan bayi dalam
anak. kategori meragukan. Kondisi tersebut
Pada penelitian ini peneliti menilai dapat terjadi mengingat ada faktor-faktor
pada semua aspek perkembangan, baik lain yang memengaruhi perkembangan
pada kemampuan ibu dalam melakukan bayi selain kemampuan ibu dalam
stimulasi maupun pada perkembangan melakukan stimulasi, yaitu adat istiadat,
bayi. Aspek perkembangan yang perlu prematuritas, pendidikan terakhir ibu,
dipantau yaitu gerak kasar atau motorik pengetahuan ibu mengenai KPSP.
kasar, gerak halus atau motorik halus, Stimulasi dapat diberikan sejak dini
kemampuan bicara dan bahasa, sosialisasi yaitu sejak dalam kandungan berlanjut
dan kemandirian (Kemenkes RI, 2014). setelah lahir dan di optimalkan pada masa
Anak membutuhkan bermacam-macam keemasan. Hal ini dikarenakan
stimulasi. Stimulasi yang diberikan anak pertumbuhan dan perkembangan pada
harus proporsional, baik dalam kualitas tahap awal menentukan pertumbuhan dan
maupun kuantitas, dan sesuai dengan perkembangan selanjutnya. Pemberian

Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. 6 No. 1, Nopember 2017 62


ISSN Cetak 2303-1433
ISSN Online: 2579-7301

stimulasi diberikan sesuai dengan usia dan seluruh aspek perkembangan yang akan
kesiapan anak serta diberikan pada semua diteliti.
aspek perkembangan secara seimbang.
Stimulasi yang ditunjang dengan DAFTAR PUSTAKA
lingkungan yang penuh dengan rasa cinta Afifa,IreskaT.dkk. 2016. Pentingnya
dan kasih sayang dapat menciptakan Memantau Pertumbuhan dan
suasana yang positif dan kondusif. Perkembangan Anak (Bagian 2).
Pemberian stimulasi tersebut harus Ikatan Dokter Anak Indonesia.
diimbangi dengan pemeriksaan deteksi Artikel ini pernah dimuat di
dini tumbuh kembang oleh petugas Kolom Apa Kabar Dokter,
kesehatan atau orang tua, dinilai dengan KOMPAS, 7 Agustus 2016.
menggunakan KPSP sehingga dapat Andriana, Dian. 2011. Tumbuh Kembang
diketahui perkembangan bayi. KPSP dan Terapi Bermain Pada Anak.
mudah dimengerti dan bisa dijumpai pada Jakarta: Salemba Medika.
kegiatan posyandu, aplikasi PRIMA, Arumsari, Dita Rahmaika. 2013. Faktor
internet dan petugas kesehatan. Hal ini Risiko yang Berhubungan dengan
dapat membantu menemukan Keterlambatan Perkembangan
penyimpangan tumbuh kembang anak Global pada Balita. Universitas
secara dini, sehingga intervensi atau Airlangga Surabaya.
rencana tindakan akan lebih mudah Bidang Pelayanan Kesehatan Ibu dan
dilakukan. Anak Dinas Kesehatan Kabupaten
Kediri.
KESIMPULAN BKKBN. Diakses tanggal 20 Juli 2017
1. Sebagian besar ibu bayi usia 3-6 bulan pukul 03.30 WIB.
di wilayah kerja Puskesmas Puhjarak <https://www.bkkbn.go.id/>
memiliki kemampuan yang baik untuk Boo, Florencia Lopez. 2010. Early
melakukan stimulasi perkembangan. Childhood Stimulation
2. Sebagian besar bayi usia 3-6 bulan di Interventions in Developing
wilayah kerja Puskesmas Puhjarak Countries: A Comprehensive
Kabupaten Kediri memiliki Literature Review. USA: IZA.
perkembangan yang sesuai dengan Dahlan, Muhamad Sopiyudin. 2008.
usianya. Statistik untuk Kedokteran dan
3. Ada hubungan antara kemampuan ibu Kesehatan: Deskriptif, Bivariat,
melakukan stimulasi dengan dan Multivariat, Dilengkapi
perkembangan bayi usia 3-6 bulan di Aplikasi dengan Menggunakan
wilayah kerja Puskesmas Puhjarak SPSS. Jakarta: Salemba Medika.
Kabupaten Kediri. Wahana Komputer. 2009. Solusi Mudah
dan Cepat Menguasai SPSS 17.0
SARAN untuk Pengolahan Data Statistik.
Peneliti selanjutnya diharapkan Jakarta: PT Elex Media
melakukan penelitian terkait Komputindo.
perkembangan bayi secara lebih Darwati. 2014. Pengaruh Intervensi
mendalam untuk mengetahui lebih jelas Konseling Feeding Rules dan
faktor apa saja yang memengaruhi serta Stimulasi Terhadap Status Gizi
bagaimana kemampuan ibu dalam dan Perkembangan Anak di
melakukan stimulasi. Selain itu akan lebih Posyandu Kabupaten Jayapura.
baik apabila lembar isian data umum Fakultas Kesehatan Masyarakat
dalam penelitian dikembangkan agar Universitas Diponegoro Semarang
pertanyaan lebih detail dan mencakup . Sari Pediatri, Vol. 15, No. 6,
April 2014.

Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. 6 No. 1, Nopember 2017 63


ISSN Cetak 2303-1433
ISSN Online: 2579-7301

Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur. Penerbit Ikatan Dokter Anak


2012. Pedoman Pemantauan Indonesia.
Wilayah Setempat Kesehatan Ibu Indiarti. 2009. Your Baby, Day by Day
dan Anak. Surabaya :Departemen Perkembangan Bayi Sehat 0-3 Th.
Kesehatan. Yogyakarta: Andi.
Direktorat Jenderal Bina Gizi Dan Kasjono, Heru Subaris & Yasril. 2009.
Kesehatan Ibu dan Anak. 2014. Teknik Sampling untuk Penelitian
Kurikulum Dan Modul Pendukung Kesehatan. Yogyakarta: Graha
Pedoman Penanganan Kasus Ilmu.
Rujukan Kelainan Tumbuh KBBI.diakses tanggal 3 februari 2017
Kembang Balita. Jakarta : pukul 06.00 WIB.
Kementerian Kesehatan RI. <http://kbbi.web.id/ibu>
Dwienda R, Octa,dkk. 2014. Buku Ajar Kementrian Kesehatan RI. 2015. Buku
Asuhan Kebidanan Neonatus, Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta:
Bayi/Balita dan Anak Prasekolah Kementrian Kesehatan dan JICA
untuk Para Bidan. Yogyakarta: (Japan International Cooperation
Deepublish. Agency).
Elfian,Mardi.dkk. 2009. My Baby. Jakarta: Kemendikbud. Diakses tanggal 20 Juli
Penebar Plus. 2017 pukul 03.00 WIB.
Fitra, Saldi. 2013. Pengaruh Stimulasi <https://www.kemdikbud.go.id/>
terhadap Perkembangan Bicara Kuncoro, Dian Hadi. 2013. Hubungan
Anak 1-3 tahun di Daerah GAKY antara Stimulasi Ibu dengan
dan Non GAKY . Fakultas Perkembangan Motorik Halus dan
Kedokteran UNDIP/RSUP Dr. Kasar pada Anak Usia Toddler di
Kariadi, Semarang. Sari Pediatri, PAUD Mekarsari Desa
Vol. 15, No. 1, Juni 2013. Pucangombo Tegalombo Pacitan.
Handy,Fransisca. 2011. Panduan Cerdas Universitas Muhammadiyah
Perawatan Bayi. Jakarta: Pustaka Surakarta.
Bunda. Kusumanti, PD. &Elvy. 2015. Hubungan
_____________. 2015. A-Z Status Pekerjaan dengan Motorik
PerawatanBayi. Jakarta: Kasar pada Balita di Desa
PustakaBunda. Kaligono. Jurnal Komunikasi
Hati, Febrina Suci & Prasetya Lestari. Kesehatan (Edisi 11) P3M Akbid
2016. Pengaruh Pemberian Purworejo. Vol 6, No.2.
Stimulasi pada Perkembangan Marmi & Margiyati. 2013. Pengantar
Anak Usia 12-36 Bulan di Psikologi Kebidanan Buku Ajar
Kecamatan Sedayu, Bantul. JNKI, Psikologi Kebidanan. Yogyakarta:
Vol.4, No.1, Tahun 2016, 44-48. Pustaka Pelajar.
Hidayat, A. Aziz Alimul. 2007. Metode McGill,Karen. 2005. Alih Bahasa Widodo
Penelitian Kebidanan & Teknik Cahyono Putro. 2007. Mendidik
Analisa Data. Jakarta: Salemba Bayi Cerdas Di Tahun Pertama.
Medika. Jakarta: Prestasi Pustakaraya.
____________________. 2008. Monika, F.B. 2014. Buku Pintar Asi dan
Pengantar Ilmu Kesehatan Anak Menyusui. Jakarta: Noura Books
untuk Pendidikan Kebidanan. (Mizan Group).
Jakarta: Salemba Medika. Nanny LiaDewi, Vivian. 2013. Asuhan
IDAI, 2010. A journey to Child Neonatus Bayi dan Anak Balita.
Neurodevelopment: Application in Jakarta: Salemba Medika.
Daily Practice. Jakarta: Badan

Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. 6 No. 1, Nopember 2017 64


ISSN Cetak 2303-1433
ISSN Online: 2579-7301

Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Metodologi Terutama pada Bayi Risiko Tinggi


Penelitian Kesehatan. Jakarta: .Sari Pediatri. Vol.8. No.3, 164-
Rineka Cipta. 173.
Nursalam. 2013. Metodologi Penelitian
Ilmu Keperawatan Pendekatan Soetjiningsih. 2016. Tumbuh Kembang
Praktis Edisi 3. Jakarta: Salemba Anak Edisi 2. Jakarta: EGC.
Medika. State of Victoria (Department of
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Education and Training). 2016.
Indonesia Nomor 66 Tahun 2014 Victorian Early Years Learning
tentang Pemantauan Pertumbuhan, And Development Framework.
Perkembangan, dan Gangguan Melbourne: State of Victoria.
Tumbuh Kembang Anak. Sugiyono. 2016. Statistika Untuk
Pratyahara,Dayu. 2012. Miracle Touch Penelitian. Bandung: Alfabeta.
For Your Baby. Jogjakarta: Sumiyati. 2016. Hubungan Stimulasi
Javalitera. Dengan Perkembangan Anak Usia
Reeder, Sharon J.dkk. 2011. Keperawatan 4-5 Tahun Di Desa Karangtengah
Maternitas : Kesehatan Wanita, Kecamatan Baturraden Kabupaten
Bayi & Keluarga. Jakarta : EGC. Banyumas. Jurusan Kebidanan
Robbins, Stephen P. Judge, Timothy A. Purwokerto ;Poltekkes Kemenkes
2008. Perilaku Organisasi. Semarang Jl. Raya Baturraden
Jakarta: Salemba Medika. KM.12 ;Purwokerto. Jurnal LINK,
Saepudin. 2011. Metodologi Penelitian ISSN 1829-5754.
Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Supranto.2007. Teknik Sampling untuk
TIM. Survey dan Eksperimen.Jakarta:
Santrock, John W. 2007. Perkembangan PT Asdi Mahasatya.
Anak. Jakarta: Erlangga. Suyanto.2008. Riset Kebidanan
Shout out. 2015. Diakses pada tanggal 2- Metodologi & Aplikasi. Jogjakarta:
3-2017 pukul 12.01 WIB. Mitra Cendikia Press.
<http://www.fimela.com/shoutout/ Tim Galenia MCC. 2014. Home Baby
inspiration/bj-habibie-peran-ibu- Spa. Jakarta: Penerbit Plus.
sangat-vital-dalam-tumbuh- Widyastuti, Danis & Widyani, Retno.
kembang-anak-151216b.html> 2007. Panduan Perkembangan
Soedjatmiko.2006. Pentingnya Stimulasi Anak 0 sanpai 1 Tahun. Jakarta:
Din iuntuk Merangsang Puspa Swara.
Perkembangan Bayi dan Balita

Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. 6 No. 1, Nopember 2017 65

You might also like