You are on page 1of 9

NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN MOTIVASI DAN STIMULASI IBU DENGAN


PERKEMBANGAN ANAK USIA PRASEKOLAH

Oleh :
AISYAH NURAFIFAH
NIM: P1337424415045

KELAS REGULER
PRODI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN SEMARANG
JURUSAN KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
TAHUN 2019
HUBUNGAN MOTIVASI DAN STIMULASI IBU DENGAN PERKEMBANGAN
ANAK USIA PRASEKOLAH

Aisyah Nurafifah1, Yuniarti2, Elisa Ulfiana3


Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Semarang
Jl. Tirto Agung, Pedalangan, Banyumanik, Semarang
email: nurifah.bantul812@gmail.com

ABSTRACT
Disorders of child growth and development in Indonesia reached 30.8% and was classified
as a high public health problem. The case of impaired developmental in the Pandanaran Community
Health Center in 2016-2017 increased from 160 cases to 292 cases.
The purpose of this study was to determine the relationship between motivation and
stimulation of mothers with the development of preschool children in the Pandanaran Community
Health Center, Semarang City.
This research was conducted in Randusari village with correlation study used a cross
sectional design. The population was mothers who have children aged 24-36 months in Randusari
Village. The amount of sample in this study was 64 respondents. The sample determination technique
with Proportionate Random Sampling. Univariate analysis with frequency distribution. Bivariate
analysis with Chi Square Test.
The results showed that 40 respondents (62,5%) had good motivation, 35 respondents
(54,7%) had good stimulation, 47 (73,4%) had children with appropriate development, there is a
relationship between mothers motivation with the development of preschool children with ρ-value of
0.03 and there is a relationship between mothers stimulation with the development of preschool
children with ρ-value 0.031.
Expected that mothers who have preschool children can increase motivation and have good
appropriate stimulation to prevent developmental disorders that trigger the occurrence health
problems.

Keywords : Motivation, Stimulation, Development, Children

PENDAHULUAN perkembangan motorik. Sekitar 16% balita di


Indonesia dilaporkan mengalami gangguan
Pembangunan kesehatan sebagai bagian pertumbuhan dan perkembangan berupa
dari upaya membangun manusia seutuhnya gangguan kecerdasan akibat gangguan motorik,
antara lain diselenggarakan melalui upaya gangguan perkembangan otak dan gangguan
kesehatan anak yang dilakukan sedini mungkin pendengaran (DepKes RI, 2011). Sekitar 5-
sejak anak masih dalam kandungan. Upaya 20% anak diperkirakan mengalami
kesehatan yang dilakukan sejak anak masih di keterlambatan umum atau Global
dalam kandungan sampai 5 tahun pertama developmental delay yang merupakan
kehidupannya, ditujukan untuk keterlambatan perkembangan pada dua atau
mempertahankan kelangsungan hidupnya lebih ranah perkembangan (IDAI, 2013).
sekaligus meningkatkan kualitas hidup anak Menurut Soedjiningsih (2012), tumbuh
agar mencapai tumbuh kembang optimal baik kembang anak dipengaruhi oleh faktor faktor
fisik, mental, emosional, maupun sosial serta genetik dan faktor lingkungan. Faktor
memiliki intelegensi majemuk sesuai dengan lingkungan terbagi menjadi dua yaitu faktor
potensi genetiknya (Kemenkes RI, 2012). lingkungan pranatal dan faktor lingkungan
Pada tahun 2018 gangguan pertumbuhan postnatal. Faktor pranatal adalah faktor yang
dan perkembangan anak di Indonesia mencapai mempengaruhi pertumbuhan dan
30,8% dan tergolong dalam masalah kesehatan perkembangan anak pada saat masih di dalam
masyarakat yang tinggi menurut acuan WHO kandungan, yang mencakup di dalamnya adalah
karena diatas 30 % (Riskesdas, 2010). Menurut gizi ibu pada waktu hamil, mekanis, toksin,
UNICEF tahun 2011 didapatkan data 27,5% endokrin, radiasi, infeksi, stres, imunisasi, dan
anak dibawah lima tahun mengalami gangguan anoksia embrio. Sedangkan faktor postnatal
adalah faktor yang mempengaruhi pertumbuhan Peskesmas Pandanaran sebagai pelayanan
dan perkembangan anak setelah anak lahir, kesehatan bagi warga Kelurahan Mugassari,
meliputi lingkungan biologis, faktor fisik, Randusari, Barusari, Bulustalan, Pleburan,
faktor psikososial, dan faktor keluarga dan adat Wonodri. Kasus gangguan perkembangan
istiadat. balita di Kelurahan Randusari paling banyak
Dari data dan informasi profil kesehatan ditemukan dibandingkan dengan 5 kelurahan
Indonesia tahun 2017, menyebutkan bahwa lainnya. Didapatkan bahwa sejak bulan Januari-
jumlah balita pada tahun 2016 sebanyak November tahun 2018 terdapat 38 anak yang
23.960.310. jumlah balita di Indonesia sangat berkunjung ke bagian Kesehatan Ibu dan Anak
besar yaitu sekitar 10 % dari seluruh populasi. khususnya bagian Deteksi Sini Tumbuh
Sehingga sebagai calon generasi penerus Kembang (DDTK) dengan kasus gangguan
bangsa, kualitas tumbuh kembang balita di tumbuh kembang. Kasus keterlambatan
Indonesia perlu mendapat perhatian serius berbicara terbanyak terjadi pada 2-3 tahun yaitu
dengan mendapat gizi yang baik, stimulasi sebanyak 7 anak.
yang memadai serta terjangkau oleh pelayanan Dari hasil wawancara yang dilakukan oleh
kesehatan berkualitas (Kemenkes RI, 2014). Dina Nurul Malisa (2017) kepada 10 orang tua,
Berdasarkan Keputusan Mentreri didapatkan 6 (60%) ibu melakukan stimulasi
Kesehatan RI Nomor perkembangan setiap harinya dan 4 (40%) ibu
1457/MENKES/SK/X/2003 tentang Standar tidak melakukan stimulasi perkembangan setiap
Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di harinya. Dari enam orang ibu, lima diantaranya
Kabupaten/Kota, cakupan deteksi dini tumbuh melakukan stimulasi sesuai dan memiliki anak
kembang anak balita dan pra sekolah adalah dengan perkembangan yang sesuai, sedangkan
sebesar 90%. Menurut peraturan Menteri satu orang ibu yang lain memiliki anak dengan
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 66 perkembangan meragukan. Dari 4 orang ibu,
Tahun 2014 pada pasal 6 tentang Pemantauan tiga orang diantaranya memiliki anak dengan
Pertumbuhan, Perkembangan, dan Gangguan perkembangan meragukan, dan satu anak
Tumbuh Kembang Anak mengatakan memiliki perkembangan yang sesuai.
pemantauan tumbuh kembang anak harus
diselenggarakan secara komprehensif dan METODE PENELITIAN
berkualitas melalui kegiatan: stimulasi yang Jenis penelitian ini adalah penelitian
memadai, deteksi dini, dan intervensi dini kuantitatif metode studi korelasi dengan
gangguan tumbuh kembang anak. menggunakan pendekatan cross sectional.
Presentase pelayanan anak balita di Jawa Pengambilan sampel penelitian ini
Tengah tahun 2016 sebesar 81,5% menurun menggunakan teknik proportionate random
dibandingkan presentase pelayanan anak balita sampling. Jumlah sampel dalam penelitian ini
tahun 2015 yaitu 86,2% (Dinkes Jawa Tengah, adalah 64 orang. Subjek pada sampel yaitu ibu
2016). Cakupan Deteksi Dini Tumbuh yang mempunyai anak usia 24-36 bulan. Alat
Kembang (DDTK) anak balita Kota Semarang ukur dalam penelitian ini adalah kuesioner.
pada tahun 2017 sebanyak 81.577 (94%) bayi Waktu penelitian dilakukan pada bulan April
ditimbang dari 86.468 total balita yang 2019 di wilayah kerja Puskesmas Pandanaran
dilaporkan. Dari angka tersebut sebanyak Kota Semarang yaitu Kelurahan Randusari.
72.468 (90,7%) balita dengan BB naik, Analisa yang digunakan adalah univariat dan
sedangkan yang mengalami BGM adalah 967 bivariat. Analisa univariat menggunakan
(1,1%) (Dinkes Kota Semarang, 2017). distribusi frekuensi serta analisa bivariat
Pada tahun 2017 dari 37 Puskesmas di menggunakan uji chi square. Peneliti
wilayah Kota Semarang, terdapat 3 Puskesmas mengajukan etichal clearance atau kelayakan
dengan kasus gangguan tumbuh kembang etik ke Komisi Etik Penelitian Poltekkes
tertinggi di wilayah Kota Semarang yaitu Kemenkes Semarang dengan nomor
Puskesmas Pandanaran dengan total 292 kasus 153/EA/KEPK/2019
(7,75%), kemudian Puskesmas Mijen dengan
total 296 kasus dan Puskesmas Puskesmas
Genuk sebanyak 266 kasus. Pada tahun 2016,
Puskesmas Pandanaran juga termasuk dalam
kategori 3 besar dengan kasus gangguan
tumbuh kembang dengan total 160 kasus.
HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Bivariat
Hasil Penelitian
Hubungan Motivasi Ibu dengan
Karakteristik Responden Perkembangan Anak Usia 24-36 Bulan
Distribusi Frekuensi Karakteristik Ibu Yang Perkembangan Anak
Mempunyai Anak Usia 24-36 Bulan Di Sesuai Meragukan
T ρ
Kelurahan Randusari Motivasi &Penyimpa
ot value
Variabel Frekuensi Persentase ngan
al
(%) f % f %
Baik 35 87,5 5 12,5 40
Pendidikan
Kurang 12 50,0 12 50,0 24 0,03
Dasar 17 26,6
Jumlah 47 73,4 17 26,6 64
Menengah 40 62,5

Tinggi 7 10,9
Hubungan Stimulasi Ibu dengan
Pekerjaan
Perkembangan Anak Usia 24-36 Bulan
Bekerja 30 46,9 Perkembangan Anak
Tidak bekerja 34 53,1 Sesuai Meragukan
T ρ
Jumlah 64 100 Stimulasi &Penyimpa
ot value
ngan
al
f % f %
Baik 30 85,7 5 14,3 35
Analisa Univariat Kurang 17 58,6 12 41,4 29 0,031
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jumlah 47 73,4 17 26,6 64
Motivasi Ibu Di Kelurahan Randusari
Motivasi Frekuensi Persentase (%)
Hasil Pembahasan
Baik 40 62,5 Motivasi Ibu
Kurang 24 37,5 Hasil penelitian menunjukkan sebanyak
40 responden (62,5%) mempunyai motivasi
Jumlah 64 100,0
yang baik dan 24 responden (37,5%)
mempunyai motivasi kurang tentang tumbuh
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Stimulasi kembang anak.
Ibu di Kelurahan Randusari Dari hasil pengisian kuesioner penelitian
Stimulasi Frekuesi Persentase (%) terhadap responden yang memiliki anak usia
Baik 35 54,7 24-36 bulan, sebagian besar ibu (12,5%)
dengan motivasi kurang tidak mengetahui
Kurang 29 45,3
bahwa tujuan mengajak anak berjinjit adalah
Jumlah 64 100,0 meningkatkan perkembangan anak. Hal ini
menunjukkan bahwa motivasi merupakan suatu
Distribusi Frekuensi Berdasarkan dorongan dari dalam diri seseorang yang
Perkembangan Anak Usia 24-36 Bulan menyebabkan orang tersebut melakukan
Perkembangan Frekuensi Prosentase kegiatan tertentu, supaya mencapai tujuan
(%) tertentu (Notoatmodjo, 2014). Sedangkan untuk
Sesuai 48 80,0 motivasi ekstrinsik, sebagian besar ibu (10,9%)
Meragukan 8 13,3 tidak tertarik untuk belajar menstimulasi anak
ke kader dan bidan, hal ini disebabkan karena
penyimpang 4 6,7
beberapa faktor dari ibu maupun tenaga
Jumlah 60 100,0 kesehatan yang bertugas. Faktor dari ibu yaitu
adanya motivasi intrinsik yang kuat sehingga
ibu tidak bergantung pada yang lain dan mau
melakukan stimulasi.
Menurut Hasiah dalam penelitian
Andriani (2013) bahwa tinggi rendahnya
motivasi peserta terhadap suatu kegiatan akan
menentukan tingkat peran sertanya terhadap
kegiatan tersebut, dengan demikian apabila
seseorang memiliki motivasi yang kuat atau persalinan (trauma kepala dan asfiksia), dan
tertinggi terhadap suatu kegiatan maka akan faktor pasca persalinan (gizi, penyakit
tampak peran sertanya dalam kegiatan tersebut kronis/kelainan kongenital, lingkungan fisis
dan sebaliknya. dan kimia, psikologis, endokrin, sosio-
Stimulasi Ibu ekonomi, lingkungan pengasuhan, stimulasi,
Hasil penelitian menunjukkan dari 64 dan obat-obatan).
responden, sebanyak 35 responden (54,7%) Hubungan Motivasi Ibu dengan
mempunyai stimulasi baik sedangkan sebanyak Perkembangan Anak
29 responden (45,3%) mempunyai stimulasi Hasil penelitian menunjukkan bahwa anak
kurang. dengan perkembangan sesuai memiliki ibu
Dari hasil pengisian kuesioner dengan motivasi baik sebanyak 35 anak
penelitian, terhadap responden yang memiliki (87,5%) lebih tinggi dibandingkan dengan ibu
anak usia 2-3 tahun dengan stimulasi kurang yang mempunyai motivasi kurang kurang yaitu
penyebabnya adalah ibu tidak mengajarkan 12 anak (50,0%). Sedangkan anak dengan
anak melompat jauh dengan kedua kakinya perkembangan meragukan dan penyimpangan
(kemampuan gerak kasar), ibu tidak membantu memiliki ibu dengan motivasi baik sebanyak 5
anak memotong gambar dengan gunting, anak (12,5%) lebih rendah dibandingkan
menempelkan gambar dengan lem kertas pada dengan ibu yang mempunyai motivasi kurang
sebuah karton/kertas (kemampuan gerak halus). yaitu 12 (50,0%). Hal ini menunjukkan bahwa
Sehingga setiap anak perlu mendapat stimulasi anak dengan perkembangan sesuai lebih
sedini mungkin dan terus menerus pada setiap cenderung memiliki ibu dengan motivasi baik,
kesempatan dalam merangsang kemampuan dibandingkan anak dengan perkembangan
dasar anak agar anak tumbuh secara optimal meragukaan dan penyimpangan yang memiliki
(Departemen Kesehatan RI,2012). ibu dengan motivasi kurang.
Menurut Bornstein dalam penelitian Berdasarkan hasil analisa menggunakan
Dian Hadi Kuncoro (2013) tentang Parenting uji Yate’s Correction nilai signifikansi 0,03 <
Knowledge, Experimental and 0,05 dan terdapat 0 cell (0%) dengan frekuensi
Sociodemographic Factors in European harapan <5, maka syarat menggunakan uji
American Mothers of Young Toddlerren Yate’s Correction terpenuhi, sehingga Ho
menyimpulkan bahwa ibu yang memiliki ditolak dan Ha diterima.
pengalaman mengasuh anak lebih stabil dalam Hasil penelitian ini sesuai dengan
pemahaman pengetahuan dan pemberian penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
stimulasi terhadap anak daripada ibu yang Junaidi (2016) tentang Hubungan antara
tergolong ibu remaja atau ibu dengan anak Motivasi Ibu dengan Perkembangan Bahasa
pertama. Adanya stimulasi kurang disebabkan Anak Usia Toddler (1-3 tahun) di Posyandu
ketidaktahuan ibu tentang kebutuhan Melati Dusun Ngrame Tamantirto Kasihan
perkembangan terkait dengan kemampuan Bantul yang menunjukkan bahwa ada
motorik anak sesuai usianya. hubungan antara motivasi ibu dengan
Perkembangan Anak perkembangan bahasa anak usia toddler.
Hasil penelitian menunjukan dari 64 Motivasi tidak terlepas dari kebutuhan dan
responden, terdapat 47 responden (73,4%) keinginan, sehingga motivasi adalah suatu
dengan perkembangan berkategori sesuai, 14 alasan seseorang untuk bertindak dalam rangka
responden (21,9 %) dengan perkembangan memenuhi kebutuhan hidupnya (Notoatmodjo,
berkategori meragukan, dan 3 responden (4,7) 2010). Menurut Hasiah dalam Junaidi (2016)
dengan perkembangan berkategori menyatakan bahwa tinggi rendahnya motivasi
penyimpangan. peserta terhadap suatu kegiatan akan
Faktor-faktor yang mempengaruhi menentukan tingkat peran sertanya terhadap
perkembangan anak menurut Departemen kegiatan tersebut, dengan demikian apabila
Kesehatan RI (2012) antara lain faktor seseorang memiliki motivasi yang kuat atau
dalam/internal yaitu ras/etnis/bangsa keluarga, tertinggi terhadap suatu kegiatan maka akan
umur, jenis kelamin, genetik, dan kelainan tampak peran sertanya dalam kegiatan tersebut
kromosom, serta faktor luar/eksternal yaitu dan sebaliknya.
faktor prenatal (gizi, mekanis, toksin/zat kimia, Berdasarkan penelitian yang dilakukan
endokrin, radiasi, infeksi, kelainan imunologi, oleh Sri Sundari (2014) tentang Hubungan
anoksia embrio, dan psikologi ibu), faktor Tingkat Pengetahuan dengan Motivasi Ibu
Memberikan Stimulasi Tumbuh Kembang Bayi perlindungan yang berlebihan. Adapun
di Bidan Praktik Mandiri (BPM) Sukani perkembangan anak sesuai dengan stimulasi
Piyungan Bantul Yogyakarta menunjukkan ibu kurang menunjukkan bahwa terdapat faktor
bahwa ada hubungan antara tingkat lain yang dapat mempengaruhi perkembangan
pengetahuan dengan motivasi ibu memberikan anak seperti lingkungan anak yang dapat
stimulasi tumbuh kembang bayi. merangsang perkembangan motorik kasarnya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi Berdasarkan hasil penelitian yang
motivasi yaitu tingkat pendidikan, dilakukan oleh Emi Sapitri (2016)
keingianan/harapan, pengalaman masa lampau, menunjukkan bahwa ada hubungan antara
lingkungan dan dorongan. (Notoatmodjo,2010) stimulasi ibu dengan perkembangan motorik
Hubungan Stimulasi Ibu dengan halus anak usia prasekolah 3-6 tahun di TK
Perkembangan Anak Aisyiyah Bustanul Aftal Kecamatan Dau
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kabupaten Malang. Anak yang memiliki
anak dengan perkembangan sesuai perkembangan motorik yang baik akan mampu
mendapatkan stimulasi ibu yang baik sebanyak mencapai tahap perkembangan motorik halus
30 anak (85,7%) lebih tinggi dibandingkan yang optimal asal mendapatkan stimulasi tepat.
dengan stimulasi kurang yaitu 17 anak (58,6%). Disetiap fase, anak membutuhkan rangsangan
Sedangkan anak dengan perkembangan untuk mengembangkan kemampuan mental dan
meragukan dan penyimpangan mendapatkan motorik halusnya seperti melakukan kegiatan
stimulasi baik sebanyak 5 anak (14,3%) lebih dan permainan yang didampingi seorang ibu.
rendah dibandingkan dengan stimulasi kurang Semakin banyak kegiatan yang dilakukan anak,
yaitu 12 anak (41,4%). Hal ini menunjukkan semakin meningkat perkembangan motorik
bahwa anak dengan perkembangan sesuai lebih halusnya.
cenderung mendapatkan stimulasi baik, Berdasarkan hasil penelitian oleh
dibandingkan anak dengan perkembangan Erwin Yektiningsih (2010) menunjukkan
meragukaan dan penyimpangan yang bahwa ada hubungan antara pemberian
mendapatkan stimulasi kurang. stimulasi bahasa dengan perkembangan bahasa
Berdasarkan hasil analisa pada anak usia prasekolah (3-5 tahun) di TK Al
menggunakan uji Yate’s Correction, didapatkan Fath Pare. Korelasi antara pemberian stimulasi
nilai signifikansi 0,031 < 0,05, dan terdapat 0 bahasa oleh orang tua dengan perkembangan
cell (0%) dengan frekuensi harapan <5, maka bahasa pada anak usia prasekolah sangat kuat,
syarat menggunakan uji Yate’s Correction dalam artian semakin sering pemberian
terpenuhi, sehingga Ho ditolak dan Ha stimulasi maka semakin baik perkembangan
diterima. bahasa anak tersebut.
Jadi dapat disimpulkan bahwa ada Berdasarkan hasil penelitian oleh Santi
hubungan antara stimulasi ibu dengan Hanggraini (2013) menunjukkan bahwa ada
perkembangan anak usia prasekolah di hubungan antara stimulasi psikososial dengan
Kelurahan Randusari, Kota Semarang. perkembangan sosial anak usia prasekolah di
Hasil penelitian ini sesuai dengan Taman Kanak-Kanak Kelurahan Sidomulyo
penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Kecamatan Godean Kabupaten Sleman.
Pitaya (2017) tentang Hubungan Stimulasi Interaksi antara orang tua dan anak akan
Perkembangan dengan Perkembangan Anak menimbulkan keakraban dalam keluarga,
Usia 4-6 tahun di TK ABA Pasekan Sleman kualitas interaksi anak dan orang taua menjadi
Yogyakarta menunjukkan bahwa terdapat salah satu faktor baiknya perkembangan sosial
hubungan antara stimulasi dengan anak.
perkembangan anak usia 4-6 tahun.
Berdasarkan hasil penelitian oleh M. SIMPULAN
Ikhwan Kosasih (2014) menunjukkan bahwa 1. Sebagian besar responden memiliki tingkat
ada hubungan antara stimulasi ibu dengan pendidikan menengah (62,5 %) dan
perkembangan motorik kasar pada anak usia memiliki pekerjaan sebagai Ibu Rumah
prasekolah 4-5 tahun di TK Dharma Wanita Tangga (53,1%).
Desa Bimbing Kecamatan Tarokan Kabupaten 2. Sebagian besar responden memiliki
Kediri. Anak yang kurang dalam motorik kasar motivasi baik (62,5%).
dikarenakan orang tua yang kadang/jarang
memberikan stimulasi atau dirawat dengan
3. Sebagian besar responden memiliki Perkembangan Sosial Anak Usia
stimulasi baik (54,7%). Prasekolah di Taman Kanak-Kanak
4. Sebagian besar responden memiliki Kelurahan Sidomulyo Kecamatan
perkembangan sesuai (73,4%). Godean Kabupaten Sleman.
5. Terdapat hubungan antara motivasi ibu Yogyakarta: Skripsi STIKES Achmad
dengan perkembangan anak usia prasekolah Yani
(p-value = 0,03). Junaidi. 2016. Hubungan Motivasi Ibu dengan
6. Terdapat hubungan antara stimulasi ibu Perkembangan Bahasa Anak Usia
dengan perkembangan anak usia prasekolah Toddler (1-3 Tahun) di Posyandu
(p-value = 0,031). Melati Dusun Ngrame Tamantirto
Kasihan Bantul Yogyakarta.
SARAN Yogyakarta : Skripsi Universitas Alma
Bagi Responden Ata Yogyakarta
Diharapkan responden memiliki motivasi Kemenkes RI. 2012. Pedoman Pelaksanaan
dan stimulasi yang baik untuk meningkatkan Stimulasi dan Intervensi Dini Tumbuh
perkembangan anak seperti memiliki tujuan Kembang Anak ditingkat Pelayanan
dalam memberikan stimulasi pada anak. Kesehatan Dasar. Jakarta: DepKes RI
Bagi Tenaga Kesehatan (Dokter, Bidan, dan Kosasih, M. I. 2014. Hubungan Stimulasi
Perawat) Orang Tua Terhadap Perkembangan
Diharapkan tenaga kesehatan dapat Motorik Kasar Pada Anak Prasekolah
melakukan pemeriksaan status perkembangan Berusia 4-5 Tahun. Kediri: Jurnal AKP
anak untuk mendeteksi gangguan secara dini vol 7
sehingga dapat dilakukan intervensi dan Kuncoro D.H. 2013. Hubungan Antara
pentingnya sosialisasi oleh tenaga kesehatan Stimulasi Ibu dengan Perkembangan
mengenai faktor-faktor perkembangan. Motorik Halus dan Kasar pada Anak
Bagi Institusi Pendidikan Usia Toddler di PAUD Mekarsari Desa
Menyediakan referensi mengenai motivasi Pucangombo Tegalombo Pacitan,
dan stimulasi ibu pada perkembangan anak Surakarta: Skripsi Universitas
sehingga mahasiswa dapat mempelajari, Muhamadiyah Surakarta
memahami, serta dapat memberikan Notoatmodjo, S. 2014. Ilmu Perilaku
penyuluhan dan konseling untuk mencegah Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta
adanya gangguan perkembangan anak. ———. 2010. Promosi Kesehatan Teori dan
Pentingnya institusi pendidikan dalam Aplikasi. Jakarta: Rineka Cipta.
membekali mahasiswa bidan terkait dengan Pitaya. 2017. Hubungan Stimulasi
upaya-upaya untuk meningkatkan peran serta Perkembangan dengan Perkembangan
masyarakat khususnya kader Anak Usia 4-6 Tahundi TK ABA
Bagi Peneliti Selanjutnya Pasekan Sleman Yogyakarta.
Dibutuhkan penelitian lebih lanjut Yogyakarta: Skripsi Universitas
mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi 'Aisyiyah Yogyakarta
perkembangan anak yang belum diteliti guna Puskesmas Pandanaran. 2017. Laporan
menyempurnakan hasil penelitian. Kunjungan Balita Puskesmas
Pandanaran Tahun 2017. Semarang:
DAFTAR PUSTAKA Puskesmas Pandanaran
Andriani. 2013. Hubungan antara Motivasi ———. 2018. Laporan Kunjungan Balita
Orang Tua dalam Mendidik Anak Puskesmas Pandanaran Tahun 2018.
Melalui PAUD dengan Partisipasinya Semarang: Puskesmas Pandanaran
di PAUD Kasih Ibu Kelurahan Pisang Sapitri, E. 2016. Hubungan Kemampuan
Kecamatan Pauh Kota Padang. Pemberian Stimulasi dengan
Padang: Jurnal Spektrum PLS vol 1 Perkembangan Motorik Halus PAda
Dinkes Kota Semarang. 2017. Profil Kesehatan Anak Prasekolah Usia (3-6) Tahun di
Kota Semarang 2017. Semarang: TK Aisyiyah Bustanul Aftal (ABA) 02
Dinkes Semarang Dau Kabupaten Malang. Malang:
Hanggraini, S. 2013. Hubungan antara Nursing News
Stimulasi Psikososial dengan Soetjiningsih. 2012. Tumbuh Kembang Anak.
Jakarta: Kedokteran EGC
Sundari, S. 2014. Hubungan Tingkat
Pengetahuan dengan Motivasi Ibu
Memberikan Stimulasi Tumbuh
Kembang Bayi. Bantul: Akademi
Kebidanan Ummi Kasanah Bantul
Yektiningsih, E. 2010. Hubungan Pemberian
Stimulasi oleh Orang Tua dengan
Perkembangan Bahasa Pada Anak
Usia Prasekolah (3-5 Tahun) di Taman
Kanak-Kanak Al Fath Pare. Pare:
Jurnal AKP

You might also like