Professional Documents
Culture Documents
KHUSNUL KHOTIMAH
NIM 858641303
Email khotimahkhusnul827@gmail.com.
Abstrak
Penelitian ini dilakukan pada masa Pandemi Covid 19 kelompok A TK Al Ikhlas Jatirejo Diwek
Jombang yang dilatar belakangi oleh beberapa permasalahan yang terjadi sebelum Pandemi covid 19
terkait dengan motorik anak, terutama pada motorik halus. Kemampuan motorik haluskelopmok A TK Al
Ikhlas belum sesuai harapan, karena Ada beberapa anak mengalami kesulitan dalam menggerakkan otot-
otot tangan dan koordinasi mata. khususnya dalam Kegiatan menebali titik-titik menunjukkan hasil yang
tidak sesuai harapan., Pada Kegiatan mewarnai sebagian anak hasil mewarnainya belum sempurna
masih cenderung mewarnainya dengan kalas-kalas atau penggunaan pensil dan krayon belum cukup
baik, Kegiatan mengguting sebagian anak belum bisa mengikutinya karena belum bisa memegang
gunting dengan sempurna, Sebagian anak belum mampu membuka dan menutup resleting baju/ celana..
Dalam kegiatan-kegiatan tersebut banyak anak meminta bantuan guru untuk menyelesaikannya. Anak-
anak merasa kesulitan dalam menyelesaikan kegiatan tersebut.
Pada anak usia Taman Kanak-kanak (TK) perkembangan kemapuan anak akan sangat
terlihat pula, salah satu kemampuan pada anak TK yang berkembang dengan pesat adalah
kemampuan fisik atau motoriknya. Oleh sebab itu, peningkatan keterampilan fisik anak juga
berhubungan erat dengan kegiatan bermain yang merupakan aktivitas utama anak usia TK.
Secara umum ada dua macam gerakan motorik, yaitu gerakan motorik kasar dan gerakan
motorik halus. Gerakan motorik kasar Menurut Hadis (2003) adalah kemampuan yang
membutuhkan koordinasi sebagian besar bagian tubuh anak. Untuk merangsang motorik kasar
anak yang dapat dilakukan dengan melatih anak untuk meloncat, memanjat, memeras, bersiul,
membuat ekspresi muka senang, sedih gembira, berlari, berjinjit, berdiri diatas satu kaki, berjalan
di titian dan sebagainnya. Gerakan motorik Halus Menurut Sujiono Bambang (2008:1.14) adalah
gerakan yang hanya melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu saja dan dilakukan oleh otot-otot
kecil, seperti; keterampilan menggunakan jari-jemari tangan dan gerakan pergelangan tangan
yang tepat.
Sementara di TK Al-Ikhlas pada Kelompok A dengan jumlah murid 17 anak pelaksanaan
pengembangan motorik halus pada beberapa kegiatan masih menunjukkan hasil yang belum
sesuai harapan. Hal ini di karenakan anak belum terampil dalam mengkoordinasikan antara mata
dan tangannya.
Maka sangat perlu sebuah pengembangan motorik halus pada anak kelompok A di TK
Al-Ikhlas. Salah satu kegiatan pembelajaran yang dapat meningkatkan keterampilan motorik
halus yaitu dengan kegiatan bermain Playdough. Kegiatan bermain Playdough untuk melatih
koordinasi mata dan otot-otot tangan serta konsentrasi anak dan dapat mengembangkan berbagai
kemampuan seperti menggenggam dengan jari, membentuk sesuatu yang berlahan-lahan mampu
menggunakan alat tulis serta sudah mampu mengendalikan tangan untuk mengambil/
menggunakan benda-benda di sekitarnya dengan tangkas.
Berdasarkan permasalahan diatas, kemungkinan besar disebabkan oleh penggunaan
metode dan langkah pembelajaran yang kurang tepat, media yang kurang kreatif serta
pendekatan pribadi yang kurang. Sehingga ketidak tercapaian hasil pembelajaran merupakan
kegagalan guru dan juga hambatan bagi anak dalam mencapai tugas perkembangan.
Identifikasi Masalah
Ada beberapa anak mengalami kesulitan dalam menggerakkan otot-otot tangan dan
koordinasi mata, khususnya dalam Kegiatan Sebagai Berikut :
3
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalahnya adalah :
Tujuan Perbaikan.
1. Untuk mengetahui kemampuan motorik halus pada anak TK AL-IKHLAS JATIREJO
DIWEK JOMBANG Kelompok A
2. Untuk meningkatkan kemampuan motorik halus anak melalui praktek langsung kegiatan
bermain membuat Playdough TK Al-Ikhlas Kelompok A ?
Manfaat Perbaikan
a. Bagi siswa : Melalui kegiatan bermain playdough diharapkan anak-anak senang dan
tertarik serta tumbuh minatnya untuk melakukan kegiatan ini sehingga dapat
meningkatkan kemampuan motorik halusnya.
b. Bagi Guru : Meningkatkan kreatifitas guru dalam mengolah pembelajaran yang sesuai
dengan tingkat perkembangan anak yang aktif, kreatif dan menyenangkan
c. Bagi Sekolah : Memberi masukan dalam upaya menyusun program pembelajaran supaya
lebih bervariasi dan berkualitas, baik pembelajarannya ataupun kelulusannya
d. Bagi Orang Tua : Agar dapat membantu memberi wawasan kepada orang tua dalam
memfasilitasi anak untuk menumbuhkan minat belajar baik dirumah maupun disekolah
dalam meningkatkan kemampuan motorik halus anak melalui kegiatan membuat
playdough.
KAJIAN PUSTAKA
Pengertian Motorik Halus
Menurut Bambang Sujiono (2012:1.14) menyatakan bahwa motorik halus adalah gerakan
yang hanya melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu saja yang dilakukan oleh otot-otot kecil,
seperti keterampilan menggunakan jari-jemari tangan dan gerakan pergelangan tangan yang
tepat.
Yudha M Saputra dan Rudyanto (2005: 118), menyatakan bahwa motorik halus adalah
kemampuan anak beraktivitas dengan menggunakan otot halus (kecil) seperti menulis, meremas,
menggambar, menyusun balok dan mamasukkan kelereng.
5
2. Keterampilan bermain. Keterampilan bermain harus dipelajari dan dikuasi agar anak
dapat bermain dengan teman-teman sebaya sehingga anak dapat diterima oleh teman-
temannya atau untuk menghibur diri di luar teman sebaya.
3. Keterampilan bantu sosial (social-help).Anak harus memiliki suatu keterampilan agar
dapat diterima di dalam keluarga, sekolah dan masyarakat. Keterampilan motorik
dibutuhkan untuk membantu pekerjaan rumah di dalam keluarga, membantu pekerjaan
sekolah ketika dilingkungan sekolah, maupun di masyarakat.
4. Keterampilan sekolah.Pada awal memasuki dunia sekolah, anak banyak diberikan
kegiatan yang melibatkan keterampilan motorikseperti melukis, menulis, menggambar,
menari dan lain-lain. Semakin banyak dan semakin baik keterampilan yang dimiliki,
semakin baik pula sosial yang dilakukandan semakin baik prestasi sekolahnya, baik
dalam prestasi akademis maupun dalam prestasi yang bukan akademis.
Pengertian Permainan Playdough
Playdough merupakan adonan mainan yang terbuat dari tepung. Alat permainan ini aman
untuk anak dan dapat mengembangkan seluruh aspek perkembangan anak usia dini. Membuat
playdough dapat melatih motorik halus anak usia dini. Anak-anak dapat menggunakan tangan
dan peralatan untuk membentuk adonan melalui pengalaman tersebut, anak-anak
mengembangkan koordinasi mata, tangan dan ketangkasan serta kekuatan tangan yang dapat
menstimulasi perkembanagn motorik anak untuk menulis dan mewarnai.
Menurut Anggraini dalam Haryani ( 2014: 59), menyatakan permainan Playdough adalah
salah satu aktivitas yang bermanfaat untuk perkembangan otak anak. Dengan bermain
playdough, anak tak hanya memperoleh kesenangan, tapi juga bermanfaat untuk meningkatkan
perkembangan otaknya. Dengan playdough, anak-anak bisa membuat bentuk apapun dengan
cetakan, mewarnai playdough dan membentuk pola. Playdough adalah salah satu alat permainan
edukatif dalam pembelajaran yang termasuk kriteria alat permaianan murah dan memiliki nilai
fleksibilitas dalam merancang pola-pola yang hendak dibentuk sesuai dengan rencana dan daya
imajinasi.
Manfaat Bermain Plydough
Menurut Jutmika (2012: 84) permaianan playdough memiliki manfaat bagi anak yaitu
a. Melatih kemmapuan sensorik. Salah satu cara anak mengenal sesuatu melalui sentuhan.
Dengan bermain plydough anak belajar tekstur dan cara menciptakan sesuatu.
7
1. Berbagai cetakan
2. Pisau plastic
3. Baskom
Cara membuat playdough
1. Campurkan terigu dan garam dalam sebuah baskom dan aduk sampai tercampur.
2. Beri air hangat pada campuran bahan sedikit demi sedikit sambil diaduk sampai menjadi
adonan yang lembut dengan tekstur halus dan tidak lengket.
3. Beri minyak goring, lalu adonan diolah sehingga didapatkan adonan yang benar-benar
lembut.
4. Ambil satu bagian kemudian diberi beberapa tetes pewarna lalu aduk sampai warna
merata.
Metode bermain dengan playdough ini diharapkan anak lebih tertarik untyk
mengembangkan kemampuan motorik halus karena dengan bermain ini dapat menarik perhatian
anak, membiarkan anak untuk berkreativitas, memberikan pengalaman langsung pada anak dan
kemam[uan anak dalam mengembangkan motorik halus.
PELAKSANAAN PERBAIKAN
Subjek Penelitian
Lokasi Penelitian
Waktu Penelitian
Waktu pelaksanaan kegiatan ini melalui simulasi dengan video, dilaksanakan pada semester
dua tahun pelajaran 2019/ 2020 dengan 2 siklus pembelajaran. Berikut rincian kegiatan
pelaksanaan perbaikan pembelajaran adalah:
Kelompok
Penelitian melalui simulasi dengan video ini dilaksanakan pada kelompok A TK AL-IKHLAS
yang berjumlah 17 siswa terdiri dari 11 siswa laki-laki dan 6 siswa perempuan dengan rentang
usia 4–5 tahun.
Karakteristik Anak
Karakteristik anak kelompok A di TK AL-IKHLAS adalah masih ada anak yang mengalami
kesulitan dan anak kurang tertarik dengan materi yang disampaikan pendidik. Karena pada saat
kegiatan praktek anak kurang bersemangat dalam mengikuti pembelajaran serta kemampuan
anak yang berbeda sehingga sebagian anak ada yang tidak fokus dan tidak antusias mengikuti
kegiatan
Penelitian tindakan perbaikan dalam pembelajaran ini terdiri dari 2 siklus. Pelaksanaan
masing-masing siklus terdiri dari satu kegiatan apabila siklus pertaama sudah diketahui letak
keberhasilan dan hambatan yang dilaksanakan, maka pada siklus pertama tersebut guru
menentukan rancangan untuk siklus kedua. Kegiatan siklus kedua dengan kegiatan sebelumnya
ditujukan untuk mengulangi kesuksesan atau menguatkan hasil.
Desain penelitian tindakan perbaikan setiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu:
perencanaan, pelaksanaan,pengamatan dan refleksi. Siklus penelitian ini dilakukan secara
berulang sampai masalah yang diteliti dapat dipecahkan atau diatasi dangan baik.
SIKLUS I
Rencana Perbaikan Siklus I
Pada siklus I peneliti melakukan kegiatan 1 kali pertemuan melalui simulasi dengan video. Pada
hari Selasa tanggal 28 April 2020 menggunakan tema “Air, Api, Udara” sub tema “Udara”.
Untuk mendukung pembelajaran pada siklus I peneliti menggunaka 1 RPPH. Dengan rancangan
kegiatan sebagai berikut :
10
Siklus : Pertama
Kelompok :A
Tujuan Perbaikan :
Identifikasi Masalah :
Analisis :
Dari ke empat masalah yang teridentifikasi, masalah yang akan dipecahkan adalah
kurangnya kemampuan motorik halus anak karena merupakan masalah yang paling berat dan
dapat menimbulkan masalah baru. Penyebab masalah tersebut adalah:
1. Guru kurang bervariasi dalam menggunakan metode pembelajaran lain yang akan
diberikan kepada anak.
2. Kurangnya latihan dan mood anak-anak yang mudah putus asa dan bosan saat
melakukan kegiatan pembelajaran.
11
Perumusan Masalah :
Rencana Refleksi
Setelah data observasi dianalisis pendidik melakukan refleksi diri terhadap kegiatan
pembelajaran yang telah dilaksanakan. Hasil tersebut digunakan untuk menentukan tindakan
pada siklus berikutnya. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
a. Merinci dan menganalisis efektifitas pembelajaran yang didasarkan pada hasil observasi
aktifitas selama kegiatan simulasi dengan video serta hambatan yang dihadapi pendidik
terhadap kegiatan bermain membuat playdough.
b. Mengidentifikasi permasalahan yang sudah dan belum terpecahkan atau yang muncul
selama pembelajaran berlangsung.
c. Menentukan tindakan selanjutnya berdasarkan hasil refleksi.
13
SIKLUS II
Rencana Perbaikan Siklus II
Pada siklus II peneliti melakukan kegiatan 1 kali pertemuan. Pertemuan dilaksanakan pada hari
Selasa tanggal 04 MEI 2020 dengan tema “Air, Api, Udara” sub tema “balon”. Kriteria yang
direncanakan pada siklus II yaitu meningkatkan motorik halus melalui kegiatan membuat
playdough dan membentuk 3 balon yang berbeda bentuk. Pada siklus II ini peneliti
menggunakan 1 RPPH, menggunakan 3 cetakan balon bentuk berbeda yang bertujuan untuk
meningkatkan kemampuan anak dalam motorik halus, dengan rancangan kegiatan sebagai
berikut:
Siklus : Kedua
Kelompok :A
Tujuan Perbaikan :
Identifikasi Masalah :
a. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan pada siklus sebelumnya, terlihat sebagian anak
belum mampu membuat adonan playdough dan hasil kreativitas balon yang dibuat
belum menunjukkan hasil yang belum sesuai harapan
b. Pendidik tidak menyebutkan takaran adonan membuat playdough
c. Pendidik mempraktekkan cara membuat balon tapi anak-anak tidak diperintah sehingga
sebagian anak kurang fokus pada kegiatn pembelajaran.
14
Analisis :
Perumusan Masalah :
Pelaksanaan tindakan siklus II dilaksanakan pada Hari Selasa tanggal 04 Mei 2020,
Pukul 08.00 – 10.00 di TK AL-IKHLAS JATIREJO DIWEK JOMBANG, Pelaksanaan
tindakan di lakukan secara simulasi dengan video.
Pada tahap ini peneliti melakukan observasi terhadap pelaksanaan kegiatan menggunakan
metode pemberian tugas praktek langsung dan tanya jawab. Peneliti juga menyiapkan lembar
observasi yang berisi indikator-indikator yang harus dicapai dalam kegiatan membuat plydough
untuk mengetahui hambatan yang dialami selama proses pembelajaran berlangsung. Berikut
lembar penilaian yang akan digunakan peneliti untuk mengetahui hasil yang dicapai anak.
16
Analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif dengan
menggunakan pendekatan kualitatif yaitu penilaian yang tidak terfokus pada angka tetapi lebih
melihat pada gambaran kejadian yang berlangsung atau berdasarkan sebuah proses dengan
tujuan untuk menemukan peningkatan kemampuan motorik halus anak melalui kegiatan bermain
membuat playdough.
Data yang diperoleh melalui observasi per siklus dianalisis untuk menentukan
kelebihan atau kelemahan tindakan. Data yang dikumpulkan pada setiap kegiatan observasi dari
pelaksanaan siklus penelitian dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan bintang untuk
melihat yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran.
B 3+ B 4
Prosentase = x 100%
JS
Keterangan:
B3 = Bintang 3
B4 = Bintang 4
JS = Jumlah Siswa
17
Dengan ketentuan :
Bintang Keterangan
Anak mampu bermain playdough tanpa bantuan guru dan membantu teman
lainnya
Anak mampu bermain playdough tanpa bantuan guru
Skenario Perbaikan
Salam, berdoa
Pendidik menyanyikan lagu sesuai tema
Pendidik menyampaikan kegiatan hari itu dengan kegiatan membuat balon dari
playdough
Pendidik mengajak bercakap-cakap tentang balon dan menunjukkan gambar balon.
B. Kegiatan Pengembangan II (Inti)
1. Judul kegiatan : Membuat balon dari bermain membuat playdough
2. Pengelolaan kelas :
Pada saat praktek penyampaian dilakukan klasikal
Pengorganisasian anak : Posisi anak diubah menjadi bentuk berkelompok
3. Langkah-langkah perbaikan
Pendidik menyiapkan alat dan bahan untuk kegiatan
Pendidik membentuk peserta didik menjadi 3 kelompok
Pendidik menunjukkan alat dan bahan yang digunakan
Pendidik memberi contoh cara membuat adonan playdough
Pendidik membagikan alat dan bahan di setiap kelompok
Pendidik menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan
Pendidik meminta anak membuat adonan playdough
Pendidik meminta membentuk balon dari playdough
Pendidik memberikan motivasi dan bimbingan pada anak
Setelah kegiatan selesai pendidik meminta anak mengumpulkan hasil karya.
C. Kegiatan Pengembangan III (Penutup)
1. Judul kegiatan : Tanya jawab tentang kegiatan hari ini membuat balon dari
playdough
2. Pengelolaan kelas :
Penataan ruang : Berkelompok
Pengorganisasian anak : Posisi anak kembali melingkar bersama pendidik
3. Langkah-langkah perbaikan
Pendidik menanya tentang bagaimana membuat balon dari playdough
Pendidik menanya kegiatan yang dilakukan hari ini
19
fokus mengikuti instruksi dan mulai mampu mengembangkan motorik halus melalui kegiatan
bermain membuat Playdough. Pada akhirnya diharapkan pula Dalam menyelesaikan praktek
kegiatan anak-anak senang karena merasa tidak merasa terbebani.
LEMBAR REFLEKSI
SETELAH MELAKUKAN PERBAIKAN KEGIATAN PENGEMBANGAN
Pokjar : Pergunu UT
PP Al-Aqobah Jombang
2. Apakah materi yang telah saya sajikan sesuai dengan tingkat perkembangan anak?
Ya, materi yang telah saya sajikan sesuai dengan tingkat perkembangan anak
3. Apakah media pembelajaran sesuai dengan indikator yang telah ditentukan?
Ya, media pembelajaran di sesuaikan dengan indikator dan tema
Hal ini terjadi karena :
Media atau alat peraga adalah faktor yang sangat penting dalam pembelajaran anak
4. Apakah alat penilai yang saya gunakan sesuai dengan tingkat perkembangan anak?
Ya, penilaian di sesuaikan dengan tingkat perkembangan anak
Hal ini terjadi karena :
Penilaian tersebut di sesuaikan dengan tingkat perkembangan dan kemampuan anak.
2. Hal-hal unik (Positif atau negatif) apa yang terjadi dalam kegiatan yang saya lakukan ?
Kegiatan positif yang saya lakukan adalah menggunakan media yang menarik
3. Apakah saya mempunyai alasan yang dapat dipertanggung jawabkan dalam pengambilan
keputusan dan tindakan mengajar yang saya lakukan? Jika ya, alasan saya adalah :
Ya,
24
4. Apakah penilaian yang saya berikan sesuai dengan indikator yang saya tetapkan?
Ya, penilaian yang saya berikan sesuai dengan indikator yang sudah di tetapkan.
5. Apakah saya telah dapat mengatur dan memanfaatkan waktu kegiatan dengan baik?
Ya, saya memanfaatkan waktu dengan baik
Hal ini terjadi karena :
Kegiatan yang dilakukan sesuai dengan durasi pembelajaran.
16 Noval
17 Byan
Keterangan
B4 : Bintang 4
JS 20
JS : Jumlah Siswa
Dengan melihat data tersebut maka peneliti mengambil kesimpulan bahwa bermain
membuat playdough dapat meningkatkan kemampuan motorik halus anak pada kelompok A di
TK Al-Ikhlas Jatirejo.
DAFTAR PUSTAKA
Asrul dan Ahmad sukri. 2005. Strategi pendidikan anak usia dini, Medan:
Perdana Publishing.
Babers, L. 2008. Cara bermain dan Belajar dengan Playdough.
(Online Tersedia : http://webche.goeglesercontent.com/search?
How to play and learn with play-dough.html.2 Agustus 2010).
Bambang Sujiono, dkk. 2019. Metode Pengembangan Fisik, Tangerang
Selatan :Universitas Terbuka.
Depdiknas, (2003: 2). Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No 20
Tahun 2003, tentang Sistem pendidikan Nasional. Jakarta: Depdiknas
Elizabeth Hurlock. 1998. Perkembangan Anak, Jakarta : Erlangga.
Hartono. (Online Tersedia: http:// Alat Permainan. Waspada, com/Mei 2011).
Lukuk Asmawati, dkk. 2019. Pengelolaan Kegiatan Pengembanagn Anak
Usia Dini, Tangerang Selatan : Universitas terbuka.
Ms. Sumantri. 2005. Pengembangan Keterampilan Motorik Anak Usia Dini,
Jakarta : Dinas Pendidikan.
Sri Tatminingsih (et.al). 2019. Panduan Pemantapan Kemampuan Profesional,
Tangerang: Universitas terbuka.
Yudha M Saptra & Rudyanto, 2005. Pembelajaran Kooperatif untuk
Meningkatkan Keterampilan Anak TK. Jakarta : Depdiknas, dikti,
direktorat P2TK2PT.
Sutrina. 2013. Perkembangan dan pertumbuhan peserta didik,
Yogyakarta : Andi