You are on page 1of 28

1

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS


MELALUI KEGIATAN BERMAIN MEMBUAT PLAYDOUGH
KELOMPOK A TK AL-IKHLAS JATIREJO DIWEK JOMBANG
TAHUN PELARAJAN 2019/2020

KHUSNUL KHOTIMAH
NIM 858641303

Email khotimahkhusnul827@gmail.com.

Abstrak

Penelitian ini dilakukan pada masa Pandemi Covid 19 kelompok A TK Al Ikhlas Jatirejo Diwek
Jombang yang dilatar belakangi oleh beberapa permasalahan yang terjadi sebelum Pandemi covid 19
terkait dengan motorik anak, terutama pada motorik halus. Kemampuan motorik haluskelopmok A TK Al
Ikhlas belum sesuai harapan, karena Ada beberapa anak mengalami kesulitan dalam menggerakkan otot-
otot tangan dan koordinasi mata. khususnya dalam Kegiatan menebali titik-titik menunjukkan hasil yang
tidak sesuai harapan., Pada Kegiatan mewarnai sebagian anak hasil mewarnainya belum sempurna
masih cenderung mewarnainya dengan kalas-kalas atau penggunaan pensil dan krayon belum cukup
baik, Kegiatan mengguting sebagian anak belum bisa mengikutinya karena belum bisa memegang
gunting dengan sempurna, Sebagian anak belum mampu membuka dan menutup resleting baju/ celana..
Dalam kegiatan-kegiatan tersebut banyak anak meminta bantuan guru untuk menyelesaikannya. Anak-
anak merasa kesulitan dalam menyelesaikan kegiatan tersebut.

Peneliti kemudian merancang pembelajaran yang menyenangkan dan dapat meningkatkan


kemampuan motorik halus anak.Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah peningkatan
kemampuan motorik halus melalui permainan membuat playdough . Penelitian ini menggunakan jenis
Penelitian Tindakan Kelas dengan simulasi video yang dirancang dalam bentuk siklus berulang yang
terdiri dari 4 tahapan yaitu: perencanaan, pelaksanaan tindakan, observassi dan refleksi serta
pendekatan deskripsi kualitatif. Subyek dari penelitian ini adalah kelompok A TK Al Ikhlas Jatirejo
dengan jumlah 17 anak. Data yang diperoleh dari hasil feedback simulasi dengan video menunjukkan
pendidik mampu meningkatkan kemampuan motorik halus melalui permainan membuat Playdough.
Simpulan dari penelitian ini adalah melalui permainan membuat playdough dapat meningkatkan
kemampuan motorik halus ana.

Kata kunci: Kemampuan Motorik halus, Permainan Membuat playdough


PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Undang-Undang Sistem pendidikan Nasional No.20 Tahun 2003 tentang sistim
Pendidikan Nasional pada Bab 1 Pasal 1 secara rinci menyatakan : Pendidikan adalah usaha
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual,
keagamaan, akhlak mulia, serta keterampilan yang di perlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
Negara (Depdiknas.2006:2).
Usia dini merupakan masa yang berada pada rentang usia 0-6 tahun. Pada masa ini adalah
masa yang paling tepat untuk mengembangkan semua potensi yang dimiliki anak. Usia tersebut
disebut juga usia pra-sekolah. Perkembangan kecerdasan pada masa ini mengalami 50% sampai
80%. Jika potensi tidak dikembangkan sejak dini, maka masa emas (golden age) pengembangan
potensi tersebut akan terlewat begitu saja, meskipun dapat dan bisa pada tahun-tahun
sesudahnya, hasilnya tidak akan seoptimal pada masa emasnya.Anak usia dini terutama usia 4-6
tahun merupakan masa peka bagi perkembangan anak. Anak mulai sensitif untuk menerima
berbagai upaya perkembangan seluruh potensinya. Masa peka adalah masa terjadinya
pematangan fungsi-fungsi fisik dan psikis yang siap merespon stimulasi yang diberikan oleh
lingkungan, masa ini merupakan masa untuk meletakkan dasar pengembangan kemampuan fisik,
kognitif, bahasa, sosial emosional, konsep diri, disiplin, kemandirian, seni, moral dan nilai-nilai
agama. Oleh karena itu dibutuhkan kondisi dan stimulasi yang sesuai dengan kebutuhan anak
agar pertumbuhan dan perkembangan anak optimal. (Siti Aisyah, dkkk, 2010).
Perkembangan anak sangat penting dan akan menentukan kualitasnya di masa depan
anak adalah individu yang berbeda, unik dan memiliki karakteristik sendiri sesuai dengan
tahapan usianya. Oleh karena itu, upaya-upaya pengembangan anak usia dini hendaknya
dilakukan “melalui belajar dan melalui bermain (learning through games). Hal ini karena,
bermain merupakan kegiatan yang menyenangkan bagi anak, melalui bermain anak memperoleh
kesempatan untuk bereksplorasi (exploration), menemukan (finding), mengekspresikan
(expression) perasaannya dan berkreasi (creation). Selain itu bermain juga dapat membantu anak
mengenal dirinya dan dengan siapa anak hidup serta lingkungan tempat anak tinggalnya atau
tempat ia berada.
2

Pada anak usia Taman Kanak-kanak (TK) perkembangan kemapuan anak akan sangat
terlihat pula, salah satu kemampuan pada anak TK yang berkembang dengan pesat adalah
kemampuan fisik atau motoriknya. Oleh sebab itu, peningkatan keterampilan fisik anak juga
berhubungan erat dengan kegiatan bermain yang merupakan aktivitas utama anak usia TK.
Secara umum ada dua macam gerakan motorik, yaitu gerakan motorik kasar dan gerakan
motorik halus. Gerakan motorik kasar Menurut Hadis (2003) adalah kemampuan yang
membutuhkan koordinasi sebagian besar bagian tubuh anak. Untuk merangsang motorik kasar
anak yang dapat dilakukan dengan melatih anak untuk meloncat, memanjat, memeras, bersiul,
membuat ekspresi muka senang, sedih gembira, berlari, berjinjit, berdiri diatas satu kaki, berjalan
di titian dan sebagainnya. Gerakan motorik Halus Menurut Sujiono Bambang (2008:1.14) adalah
gerakan yang hanya melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu saja dan dilakukan oleh otot-otot
kecil, seperti; keterampilan menggunakan jari-jemari tangan dan gerakan pergelangan tangan
yang tepat.
Sementara di TK Al-Ikhlas pada Kelompok A dengan jumlah murid 17 anak pelaksanaan
pengembangan motorik halus pada beberapa kegiatan masih menunjukkan hasil yang belum
sesuai harapan. Hal ini di karenakan anak belum terampil dalam mengkoordinasikan antara mata
dan tangannya.
Maka sangat perlu sebuah pengembangan motorik halus pada anak kelompok A di TK
Al-Ikhlas. Salah satu kegiatan pembelajaran yang dapat meningkatkan keterampilan motorik
halus yaitu dengan kegiatan bermain Playdough. Kegiatan bermain Playdough untuk melatih
koordinasi mata dan otot-otot tangan serta konsentrasi anak dan dapat mengembangkan berbagai
kemampuan seperti menggenggam dengan jari, membentuk sesuatu yang berlahan-lahan mampu
menggunakan alat tulis serta sudah mampu mengendalikan tangan untuk mengambil/
menggunakan benda-benda di sekitarnya dengan tangkas.
Berdasarkan permasalahan diatas, kemungkinan besar disebabkan oleh penggunaan
metode dan langkah pembelajaran yang kurang tepat, media yang kurang kreatif serta
pendekatan pribadi yang kurang. Sehingga ketidak tercapaian hasil pembelajaran merupakan
kegagalan guru dan juga hambatan bagi anak dalam mencapai tugas perkembangan.
Identifikasi Masalah
Ada beberapa anak mengalami kesulitan dalam menggerakkan otot-otot tangan dan
koordinasi mata, khususnya dalam Kegiatan Sebagai Berikut :
3

Kegiatan menebali titik-titik menunjukkan hasil yang tidak sesuai harapan.


1. Pada Kegiatan mewarnai sebagian anak hasil mewarnainya belum sempurna masih
cenderung mewarnainya dengan kalas-kalas atau penggunaan pensil dan krayon belum
cukup baik.
2. Kegiatan mengguting sebagian anak belum bisa mengikutinya karena belum bisa
memegang gunting dengan sempurna.
3. Sebagian anak belum mampu membuka dan menutup resleting baju/ celana.. Dalam
kegiatan-kegiatan tersebut banyak anak meminta bantuan guru untuk menyelesaikannya.
Anak-anak merasa kesulitan dalam menyelesaikan kegiatan tersebut.
Analisis Masalah
Dari ke empat masalah yang teridentifikasi, masalah yang akan dipecahkan adalah
kurangnya kemampuan motorik halus anak karena merupakan masalah yang paling berat dan
dapat menimbulkan masalah baru. Penyebab masalah tersebut adalah:
1. Guru kurang bervariasi dalam menggunakan metode pembelajaran lain yang akan
diberikan kepada anak.
2. Kurangnya latihan dan mood anak-anak yang mudah putus asa dan bosan saat melakukan
kegiatan pembelajaran.

Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah.


Berdasarkan analisis masalah yang sudah dilakukan maka peneliti akan melakukan
perbaikan pembelajaran melalui Pemantapan Kemampuan Profesional yang berjudul
“Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Melalui Kegiatan Bermain Membuat Playdough
Kelompok A TK Al-Ikhlas”

Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalahnya adalah :

1. Bagimanakah kemampuan motorik halus pada anak TK AL-IKHLAS JATIREJO


DIWEK JOMBANG kelompok A ?
2. Bagaimanakah peningkatan kemampuan motorik halus anak melalui praktek langsung
kegiatan bermain membuat Playdough TK Al-Ikhlas Kelompok A ?
4

Tujuan Perbaikan.
1. Untuk mengetahui kemampuan motorik halus pada anak TK AL-IKHLAS JATIREJO
DIWEK JOMBANG Kelompok A
2. Untuk meningkatkan kemampuan motorik halus anak melalui praktek langsung kegiatan
bermain membuat Playdough TK Al-Ikhlas Kelompok A ?

Manfaat Perbaikan

Manfaat yang diharapkan pada perbaikan ini adalah sebagai berikut;

a. Bagi siswa : Melalui kegiatan bermain playdough diharapkan anak-anak senang dan
tertarik serta tumbuh minatnya untuk melakukan kegiatan ini sehingga dapat
meningkatkan kemampuan motorik halusnya.
b. Bagi Guru : Meningkatkan kreatifitas guru dalam mengolah pembelajaran yang sesuai
dengan tingkat perkembangan anak yang aktif, kreatif dan menyenangkan
c. Bagi Sekolah : Memberi masukan dalam upaya menyusun program pembelajaran supaya
lebih bervariasi dan berkualitas, baik pembelajarannya ataupun kelulusannya
d. Bagi Orang Tua : Agar dapat membantu memberi wawasan kepada orang tua dalam
memfasilitasi anak untuk menumbuhkan minat belajar baik dirumah maupun disekolah
dalam meningkatkan kemampuan motorik halus anak melalui kegiatan membuat
playdough.

KAJIAN PUSTAKA
Pengertian Motorik Halus
Menurut Bambang Sujiono (2012:1.14) menyatakan bahwa motorik halus adalah gerakan
yang hanya melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu saja yang dilakukan oleh otot-otot kecil,
seperti keterampilan menggunakan jari-jemari tangan dan gerakan pergelangan tangan yang
tepat.
Yudha M Saputra dan Rudyanto (2005: 118), menyatakan bahwa motorik halus adalah
kemampuan anak beraktivitas dengan menggunakan otot halus (kecil) seperti menulis, meremas,
menggambar, menyusun balok dan mamasukkan kelereng.
5

Sumantri ( 2005: 143), menyatakan bahwa keterampilan motorik halus adalah


pengorganisasian penggunaan sekelompok otot-otot kecil seperti jari-jemari dan tangan yang
sering membutuhkan kecermatan dan koordinasi mata dengan tangan.
Elizabeth B Hurlock (1998: 39) mengemukakan bahwa perkembangan motorik anak
adalah suatu proses kematangan yang berhubungan dengan aspek deferensial bentuk atau fungsi
termasuk perubahan sosial emosional. Proses motorik adalah gerakan yang langsung melibatkan
otot untuk bergerak dan proses persyaratan yang menjadikan seseorang mampu menggerakkan
anggota tubuhnya ( tangan, kaki dan anggota tubuhnya )
Tujuan dan Fungsi Perkembangan Motorik Halus Anak
Menurut Yudha M Saputra dan Rudyanto (2005: 115) menjelaskan tujuan keterampilan
motorik halus yaitu :
a. Mampu memfungsikan otot-otot kecil seperti gerakan jari tangan.
b. mengkoordinasikan kecepatan tangan dengan mata.
c. Mampu mengendalikan emosi.
Sumantri (2005) tujuan pengembangan motorik halus diusia 4-6 tahun adalah:
a. Agar anak mampu mengembangkan kemampuan motorik halus yang berhubungan
dengan keterampilan gerak kedua tangan, seperti meronce, mengayam dan bertepuk
tangan.
b. Agar anak mampu mengkoordinasikan indera mata dan aktivitas tangan.
c. Anak mampu menggerakkan anggota tubuh yang berhubungan dengan gerakan jari-
jemari, seperti kesiapan menulis, menggambar dan memanipulasi benda-benda.
d. Agar anak mampu mengendalikan emosi dalam beraktivitas motorik halus.
Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpilkan tujuan perkembangan motorik halus
adalah untuk keterampilan gerak tangan, mengkoordinasi kecepatan mata dan tangan, kekuatan,
ketepatan dan keseimbangan.
Fungsi Keterampilan Motorik Halus Anak
Hurlock menyatakan fungsi keterampilan motorik halus anak adalah:
1. Keterampilan bantu diri ( self-help). Keterampilan motorik halus dipelajari agar
mendukung anak supaya mandiri atau mampu melakukan sesuatu untuk diri sendiri
sehingga anak menjadi lebih percaya diri.
6

2. Keterampilan bermain. Keterampilan bermain harus dipelajari dan dikuasi agar anak
dapat bermain dengan teman-teman sebaya sehingga anak dapat diterima oleh teman-
temannya atau untuk menghibur diri di luar teman sebaya.
3. Keterampilan bantu sosial (social-help).Anak harus memiliki suatu keterampilan agar
dapat diterima di dalam keluarga, sekolah dan masyarakat. Keterampilan motorik
dibutuhkan untuk membantu pekerjaan rumah di dalam keluarga, membantu pekerjaan
sekolah ketika dilingkungan sekolah, maupun di masyarakat.
4. Keterampilan sekolah.Pada awal memasuki dunia sekolah, anak banyak diberikan
kegiatan yang melibatkan keterampilan motorikseperti melukis, menulis, menggambar,
menari dan lain-lain. Semakin banyak dan semakin baik keterampilan yang dimiliki,
semakin baik pula sosial yang dilakukandan semakin baik prestasi sekolahnya, baik
dalam prestasi akademis maupun dalam prestasi yang bukan akademis.
Pengertian Permainan Playdough
Playdough merupakan adonan mainan yang terbuat dari tepung. Alat permainan ini aman
untuk anak dan dapat mengembangkan seluruh aspek perkembangan anak usia dini. Membuat
playdough dapat melatih motorik halus anak usia dini. Anak-anak dapat menggunakan tangan
dan peralatan untuk membentuk adonan melalui pengalaman tersebut, anak-anak
mengembangkan koordinasi mata, tangan dan ketangkasan serta kekuatan tangan yang dapat
menstimulasi perkembanagn motorik anak untuk menulis dan mewarnai.
Menurut Anggraini dalam Haryani ( 2014: 59), menyatakan permainan Playdough adalah
salah satu aktivitas yang bermanfaat untuk perkembangan otak anak. Dengan bermain
playdough, anak tak hanya memperoleh kesenangan, tapi juga bermanfaat untuk meningkatkan
perkembangan otaknya. Dengan playdough, anak-anak bisa membuat bentuk apapun dengan
cetakan, mewarnai playdough dan membentuk pola. Playdough adalah salah satu alat permainan
edukatif dalam pembelajaran yang termasuk kriteria alat permaianan murah dan memiliki nilai
fleksibilitas dalam merancang pola-pola yang hendak dibentuk sesuai dengan rencana dan daya
imajinasi.
Manfaat Bermain Plydough
Menurut Jutmika (2012: 84) permaianan playdough memiliki manfaat bagi anak yaitu
a. Melatih kemmapuan sensorik. Salah satu cara anak mengenal sesuatu melalui sentuhan.
Dengan bermain plydough anak belajar tekstur dan cara menciptakan sesuatu.
7

b. Mengembangkan kemampuan berfikir. Bermain playdough bisa mengasah kemampuan


berfikir anak dengan cara bermain dan menciptakan sesuatu dengan playdough.
c. Self Esteem. Permainan playdough adalah permainan yang tanpa aturan sehingga
berguna mengembangkan kemampuan imajinasi dan kreativitas anak. Dengan bermain
playdough anak dapat meningkatkan rasa ingin tahu sekaligus mengajarkan tentang
problem-solving yang berguna meningkatkan self-esteem nya.
d. Mengasah kemampuan berbahasa. Meremas, berguling membuat bola dan berputar
adalah beberapa kata yang sering di dengar anak saat bermain playdough.
Sedangkan menurut Immanuella F. Rachmani, dkk ( Difatiguna, 2015: 31) manfaat
playdough adalah sebagai berikut :
a. Berkreasi dengan playdough dapat mencerdaskan anak, selain mengasah imajinasi,
keterampilan motorik halus, berfikir logis dan sistematis, juga dapat merangsang indera
perabanya.
b. Kelenturan dan kelembutan bahan playdough melatih anak mengatur kekuatan otot jari.
c. Anak belajar memperlakukan media yaitu hanya perlu menekan lembut dengan hati-hati.
Melalui bermain plydough bisa melatih motorik halus, membangun kekuatan otot tanagn
anak yang kelak bermanfaat saat belajar menggunakan pensil dan gunting.
Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa permainan playdough dapat
digunakan untuk mengembangakan kemampuan sensorik, kemampuan berfikir, kemampuan
imajinasi, kemmapuan kreativitas, kemampuan bahasa dan dapat melatih otot-otot pada jari
tangan.
Cara Membuat Playdough
Bermain playdough adalah salah satu aktivitas yang bermanfaat untuk perkembangan
motorik anak. Adapun cara membuat playdough adalah :
Bahan yang digunakan
1. 4 gelas tepung terigu
2. 1 sdm garam halus
3. 1sdm minyak goring
4. Air hangat secukupnya
5. Pewarna makanan
Alat yang dibutuhkan
8

1. Berbagai cetakan
2. Pisau plastic
3. Baskom
Cara membuat playdough
1. Campurkan terigu dan garam dalam sebuah baskom dan aduk sampai tercampur.
2. Beri air hangat pada campuran bahan sedikit demi sedikit sambil diaduk sampai menjadi
adonan yang lembut dengan tekstur halus dan tidak lengket.
3. Beri minyak goring, lalu adonan diolah sehingga didapatkan adonan yang benar-benar
lembut.
4. Ambil satu bagian kemudian diberi beberapa tetes pewarna lalu aduk sampai warna
merata.
Metode bermain dengan playdough ini diharapkan anak lebih tertarik untyk
mengembangkan kemampuan motorik halus karena dengan bermain ini dapat menarik perhatian
anak, membiarkan anak untuk berkreativitas, memberikan pengalaman langsung pada anak dan
kemam[uan anak dalam mengembangkan motorik halus.
PELAKSANAAN PERBAIKAN
Subjek Penelitian

Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di TK AL-IKHLAS Desa Jatirejo Kecamatan Diwek Kabupaten


Jombang. Lembaga TK AL-IKHLAS berdiri pada tahun 2010 dan dibawah naungan
yayasan AL-IKHLAS.

Waktu Penelitian

Waktu pelaksanaan kegiatan ini melalui simulasi dengan video, dilaksanakan pada semester
dua tahun pelajaran 2019/ 2020 dengan 2 siklus pembelajaran. Berikut rincian kegiatan
pelaksanaan perbaikan pembelajaran adalah:

1. Siklus I : Tanggal 28 April 2020


2. Siklus II : Tanggal 04 Mei 2020
9

Tema/ Sub tema Penelitian


Penelitian ini dilakukan tepat dengan tema semester II yaitu tentang “Air, api udara” dengan sub
tema “Udara” yang dilaksanakan dalam dua siklus.

Kelompok
Penelitian melalui simulasi dengan video ini dilaksanakan pada kelompok A TK AL-IKHLAS
yang berjumlah 17 siswa terdiri dari 11 siswa laki-laki dan 6 siswa perempuan dengan rentang
usia 4–5 tahun.

Karakteristik Anak

Karakteristik anak kelompok A di TK AL-IKHLAS adalah masih ada anak yang mengalami
kesulitan dan anak kurang tertarik dengan materi yang disampaikan pendidik. Karena pada saat
kegiatan praktek anak kurang bersemangat dalam mengikuti pembelajaran serta kemampuan
anak yang berbeda sehingga sebagian anak ada yang tidak fokus dan tidak antusias mengikuti
kegiatan

Deskripsi Rencana Tiap Siklus

Penelitian tindakan perbaikan dalam pembelajaran ini terdiri dari 2 siklus. Pelaksanaan
masing-masing siklus terdiri dari satu kegiatan apabila siklus pertaama sudah diketahui letak
keberhasilan dan hambatan yang dilaksanakan, maka pada siklus pertama tersebut guru
menentukan rancangan untuk siklus kedua. Kegiatan siklus kedua dengan kegiatan sebelumnya
ditujukan untuk mengulangi kesuksesan atau menguatkan hasil.

Desain penelitian tindakan perbaikan setiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu:
perencanaan, pelaksanaan,pengamatan dan refleksi. Siklus penelitian ini dilakukan secara
berulang sampai masalah yang diteliti dapat dipecahkan atau diatasi dangan baik.

SIKLUS I
Rencana Perbaikan Siklus I
Pada siklus I peneliti melakukan kegiatan 1 kali pertemuan melalui simulasi dengan video. Pada
hari Selasa tanggal 28 April 2020 menggunakan tema “Air, Api, Udara” sub tema “Udara”.
Untuk mendukung pembelajaran pada siklus I peneliti menggunaka 1 RPPH. Dengan rancangan
kegiatan sebagai berikut :
10

RANCANGAN SATU SIKLUS

Siklus : Pertama

Tema/Sub Tema : Air, Api, Udara/Balon

Kelompok :A

Tanggal : 28 April 2020

Tujuan Perbaikan :

Meningktkan kemampuan motorik halus anak di TK Al-Ikhlas kelompok A melalui


kegiatan bermain membuat Playdough.

Identifikasi Masalah :

1. Kegiatan menebali titik-titik menunjukkan hasil yang tidak sesuai harapan


2. Pada Kegiatan mewarnai sebagian anak hasil mewarnainya belum sempurna masih
cenderung mewarnainya dengan kalas-kalas atau penggunaan pensil dan krayon
belum cukup baik.
3. Kegiatan mengguting sebagian anak belum bisa mengikutinya karena belum bisa
memegang gunting dengan sempurna.
4. Sebagian anak belum mampu membuka dan menutup resleting baju/ celana.

Analisis :

Dari ke empat masalah yang teridentifikasi, masalah yang akan dipecahkan adalah
kurangnya kemampuan motorik halus anak karena merupakan masalah yang paling berat dan
dapat menimbulkan masalah baru. Penyebab masalah tersebut adalah:

1. Guru kurang bervariasi dalam menggunakan metode pembelajaran lain yang akan
diberikan kepada anak.
2. Kurangnya latihan dan mood anak-anak yang mudah putus asa dan bosan saat
melakukan kegiatan pembelajaran.
11

Perumusan Masalah :

1) Bagimanakah kemampuan motorik halus pada anak TK AL-IKHLAS JATIREJO


DIWEK JOMBANG kelompok A ?
2) Bagaimanakah peningkatan kemampuan motorik halus anak melalui praktek
langsung kegiatan bermain membuat Playdough TK Al-Ikhlas Kelompok A ?

Tabel 3.1 Rencana Kegiatan Siklus I

RKH Pembukaan Inti Penutup


1
1  Bercakap-cakap tentang  Bermain  Mengulas
“Balon” Membuat kegiatan hari
 Menyanyi lagu “Balonku Playdough ini
ada Lima”  Membuat  Informasi
bentuk Balon kegiatan esok
dari Playdough hari

Langkah-langkah Perbaikan Siklus I


1. Kegiatan Pembukaan (30 Menit)
a. Anak baris-berbaris dan senam pagi, masuk kelas
b. Pendidik mengajak peserta didik untuk berdoa sebelum melakukan kegiatan
c. Pendidik bersama peserta didik menyanyikan lagu “balonku ada lima”
d. Pendidik menyampaikan kegiatan hari itu
e. Pendidik mengajak peserta didik bercakap-cakap tentang membuat balon dari playdough
2. Kegiatan Inti (60 Menit)
a. Pendidik menyiapkan alat dan bahan untuk kegiatan
b. Pendidik membentuk peserta didik menjadi 3 kelompok
c. Pendidik menunjukkan alat dan bahan yang digunakan kegiatan dan anak
menyebutkannya.
d. Pendidik memberikan contoh cara membuat playdough kemudian peserta didik
mengikutinya.
e. Pendidik meminta anak untuk membuat balon dari playdough.
12

f. Pendidik membimbing dan memotivasi peserta didik


g. Setelah kegiatan selesai pendidik meminta anak mengumpulkan hasil kerja
3. Istirahat (30Menit)
Cuci tangan, membaca doa sebelum dan sesudah makan dan bermain bebas dengan
pengawas orang tua
4. Kegiatan Penutup (30 Menit)
a. Pendidik menanya tentang kegiatan yang dilakukan hari ini
b. Pendidik bersama peserta didik menyanyi sesuai tema
c. Pendidik menginformasikan kegiatan esok hari
d. Berdoa dan pulang
Prosedur Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan siklus I dilaksanakan pada Hari Selasa tanggal 28 April 2020,
Pukul 08.00 – 10.00 WIB di TK AL-IKHLAS JATIREJO DIWEK JOMBANG, Pelaksanaan
tindakan di lakukan secara simulasi dengan video.
Rencana Pengamatan dan Pengumpulan Data
Pada tahap ini peneliti melakukan observasi terhadap pelaksanaan kegiatan
menggunakan metode pemberian tugas praktek langsung dan tanya jawab kepada anak. Peneliti
juga menyiapkan lembar observasi yang berisi indikator-indikator yang harus dicapai anak dalam
kegiatan membuat plydough untuk mengetahui hambatan yang dialami anak didik selama proses
pembelajaran berlangsung. Berikut lembar penilaian yang akan digunakan peneliti untuk
mengetahui hasil yang dicapai anak.

Rencana Refleksi
Setelah data observasi dianalisis pendidik melakukan refleksi diri terhadap kegiatan
pembelajaran yang telah dilaksanakan. Hasil tersebut digunakan untuk menentukan tindakan
pada siklus berikutnya. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
a. Merinci dan menganalisis efektifitas pembelajaran yang didasarkan pada hasil observasi
aktifitas selama kegiatan simulasi dengan video serta hambatan yang dihadapi pendidik
terhadap kegiatan bermain membuat playdough.
b. Mengidentifikasi permasalahan yang sudah dan belum terpecahkan atau yang muncul
selama pembelajaran berlangsung.
c. Menentukan tindakan selanjutnya berdasarkan hasil refleksi.
13

SIKLUS II
Rencana Perbaikan Siklus II
Pada siklus II peneliti melakukan kegiatan 1 kali pertemuan. Pertemuan dilaksanakan pada hari
Selasa tanggal 04 MEI 2020 dengan tema “Air, Api, Udara” sub tema “balon”. Kriteria yang
direncanakan pada siklus II yaitu meningkatkan motorik halus melalui kegiatan membuat
playdough dan membentuk 3 balon yang berbeda bentuk. Pada siklus II ini peneliti
menggunakan 1 RPPH, menggunakan 3 cetakan balon bentuk berbeda yang bertujuan untuk
meningkatkan kemampuan anak dalam motorik halus, dengan rancangan kegiatan sebagai
berikut:

RANCANGAN SATU SIKLUS

Siklus : Kedua

Tema/Sub Tema : Air, Api, Udara/Balon

Kelompok :A

Tanggal : 04 Mei l 2020

Tujuan Perbaikan :

Meningktkan kemampuan motorik halus anak di TK Al-Ikhlas kelompok A melalui


kegiatan bermain membuat Playdough.

Identifikasi Masalah :

a. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan pada siklus sebelumnya, terlihat sebagian anak
belum mampu membuat adonan playdough dan hasil kreativitas balon yang dibuat
belum menunjukkan hasil yang belum sesuai harapan
b. Pendidik tidak menyebutkan takaran adonan membuat playdough
c. Pendidik mempraktekkan cara membuat balon tapi anak-anak tidak diperintah sehingga
sebagian anak kurang fokus pada kegiatn pembelajaran.
14

Analisis :

Dari ke tiga identifikasi masalah tersebut peneliti akan meningkatkan kemmapuan


motorik halus untuk mencapai hasil yang diharapkan dalam pembelajaran anak, sehingga peneliti
akan mempraktekkan membuat playdough dengan menyebutkan takaran dan meminta anak
untuk membuat balon dengan berbagai bentuk cetakan sehingga anak lebih antusias dan fokus
terhadap kegiatan pembelajaran.

Perumusan Masalah :

1) Bagimanakah kemampuan motorik halus pada anak TK AL-IKHLAS JATIREJO


DIWEK JOMBANG kelompok A ?
2) Bagaimanakah peningkatan kemampuan motorik halus anak melalui praktek
langsung kegiatan bermain membuat Playdough TK Al-Ikhlas Kelompok A ?

RENCANA KEGIATAN HARIAN 1 ( RKH Ke 1 )

Tabel 3.3 Rencana Kegiatan Siklus II

RKH Pembukaan Inti Penutup


1
1  Bercakap-cakap  Bermain Membuat  Mengulas
tentang “Balon” Playdough dan kegiatan hari
 Menyanyi lagu menyebutkan ini
“Balonku ada Lima” takarannya  Informasi
 Meminta anak untuk kegiatan esok
membuat 3 bentuk hari
Balon dari Playdough
menggunakan cetakan

Langkah-langkah Perbaikan Siklus II


1. Kegiatan Pembukaan (30 Menit)
a. Anak baris-berbaris dan senam pagi, masuk kelas
b. Pendidik mengajak peserta didik untuk berdoa sebelum melakukan kegiatan
15

c. Pendidik bersama peserta didik menyanyikan lagu “balonku ada lima”


d. Pendidik menyampaikan kegiatan hari itu
e. Pendidik mengajak peserta didik bercakap-cakap tentang membuat balon dari playdough
2. Kegiatan Inti (60 Menit)
a. Pendidik menyiapkan alat dan bahan untuk kegiatan
b. Pendidik membentuk peserta didik menjadi 3 kelompok
c. Pendidik menunjukkan alat dan bahan yang digunakan kegiatan dan anak
menyebutkannya.
d. Pendidik memberikan contoh cara membuat playdough kemudian peserta didik
mengikutinya.
e. Pendidik meminta anak untuk membuat balon dari playdough.
f. Pendidik membimbing dan memotivasi peserta didik
g. Setelah kegiatan selesai pendidik meminta anak mengumpulkan hasil kerja
3. Istirahat (30 Menit)
Cuci tangan, membaca doa sebelum dan sesudah makan dan bermain
4. Kegiatan Penutup (30 Menit)
a. Pendidik menanya tentang kegiatan yang dilakukan hari ini
b. Pendidik bersama peserta didik menyanyi sesuai tema
c. Pendidik menginformasikan kegiatan esok hari
d. Berdoa dan pulang
Prosedur Pelaksanaan

Pelaksanaan tindakan siklus II dilaksanakan pada Hari Selasa tanggal 04 Mei 2020,
Pukul 08.00 – 10.00 di TK AL-IKHLAS JATIREJO DIWEK JOMBANG, Pelaksanaan
tindakan di lakukan secara simulasi dengan video.

Rencana Pengamatan dan Pengumpulan Data

Pada tahap ini peneliti melakukan observasi terhadap pelaksanaan kegiatan menggunakan
metode pemberian tugas praktek langsung dan tanya jawab. Peneliti juga menyiapkan lembar
observasi yang berisi indikator-indikator yang harus dicapai dalam kegiatan membuat plydough
untuk mengetahui hambatan yang dialami selama proses pembelajaran berlangsung. Berikut
lembar penilaian yang akan digunakan peneliti untuk mengetahui hasil yang dicapai anak.
16

Analisis Pengumpulan Data

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif dengan
menggunakan pendekatan kualitatif yaitu penilaian yang tidak terfokus pada angka tetapi lebih
melihat pada gambaran kejadian yang berlangsung atau berdasarkan sebuah proses dengan
tujuan untuk menemukan peningkatan kemampuan motorik halus anak melalui kegiatan bermain
membuat playdough.

Menurut Arikunto (2008:131) menyatakan bahwa penelitian tidak menitik beratkan


pada angka tetapi pada upaya untuk memberikan gambaran atas fenomena yang sedang
berlangsung. Sehingga sebuah penelitian dikatakan berhasil jika seluruh anak didik mampu
menguasai materi sebesar 70% hingga 80%. Sehingga analisis data yang telah terkumpul
digunakan untuk mengetahui seberapa besar keberhasilan tindakan dalam penelitian untuk
perbaikan belajar siswa.

Data yang diperoleh melalui observasi per siklus dianalisis untuk menentukan
kelebihan atau kelemahan tindakan. Data yang dikumpulkan pada setiap kegiatan observasi dari
pelaksanaan siklus penelitian dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan bintang untuk
melihat yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa menganalisa adalah penilaian


berdasarkan pada saat proses pengambilan data yang dijumlahkan dari hasil tersebut dapat diberi
predikat berhasil atau belum berhasil. Keberhasilan bisa ditentukan dengan kriteria yakni sekitar
75%-80% dari tujuan nilai yang akan dicapai. Namun jika hasil yang dicapai kurang dari kriteria
tersebut dinyatakan belum berhasil. Berikut cara menghitung prosentase aktivitas siswa adalah:

B 3+ B 4
Prosentase = x 100%
JS

Keterangan:

B3 = Bintang 3

B4 = Bintang 4

JS = Jumlah Siswa
17

Dengan ketentuan :

Bintang Keterangan

 Anak mampu bermain playdough tanpa bantuan guru dan membantu teman
lainnya

 Anak mampu bermain playdough tanpa bantuan guru

 Anak mampu bermain playdough dengan bantuan guru

 Anak mulai bisa bermain playdough dengan bantuan guru


HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil Perbaikan Tiap Siklus


Berdasarkan hasil simulasi video pembelajaran pada siklus I masih ada beberapa hal yang
perlu diperbaiki yaitu :
1. Durasi simulasi video 6.13 menit, seharusnya berdurasi maksimal 5 menit.
2. Ucapan “prememori” sebaiknya tidak dilakukan
3. Ukuran adonan / campuran tidak disebutkan, padahal di RKH sudah tercantum
4. Belum ada perintah / permintaan guru pada peserta didik untuk membuat bentuk balon
5. Di penutup disebutkan materi yang akan datang
Maka peneliti memutuskan untuk melanjutkan penelitian pada siklus II. Perbaikan pembelajaran
ini dilakukan pendidik untuk melihat kemampuan mengembangakan motorik halus dengan
menggunakan kegiatan bermain membuat playdough anak kelompok A TK AL-IKHLAS
JATIREJO.

Skenario Perbaikan

A. Kegiatan pengembangan I (Pembukaan)


1. Judul kegiatan : Menyanyi lagu “balonku ada lima”
2. Pengelolaan kelas :
 Penataan ruang : Kelompok
 Pengorganisasian anak : Posisi anak melingkar
3. Langkah-langkah perbaikan :
 Anak baris, senam pagi, masuk kelas
18

 Salam, berdoa
 Pendidik menyanyikan lagu sesuai tema
 Pendidik menyampaikan kegiatan hari itu dengan kegiatan membuat balon dari
playdough
 Pendidik mengajak bercakap-cakap tentang balon dan menunjukkan gambar balon.
B. Kegiatan Pengembangan II (Inti)
1. Judul kegiatan : Membuat balon dari bermain membuat playdough
2. Pengelolaan kelas :
 Pada saat praktek penyampaian dilakukan klasikal
 Pengorganisasian anak : Posisi anak diubah menjadi bentuk berkelompok
3. Langkah-langkah perbaikan
 Pendidik menyiapkan alat dan bahan untuk kegiatan
 Pendidik membentuk peserta didik menjadi 3 kelompok
 Pendidik menunjukkan alat dan bahan yang digunakan
 Pendidik memberi contoh cara membuat adonan playdough
 Pendidik membagikan alat dan bahan di setiap kelompok
 Pendidik menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan
 Pendidik meminta anak membuat adonan playdough
 Pendidik meminta membentuk balon dari playdough
 Pendidik memberikan motivasi dan bimbingan pada anak
 Setelah kegiatan selesai pendidik meminta anak mengumpulkan hasil karya.
C. Kegiatan Pengembangan III (Penutup)
1. Judul kegiatan : Tanya jawab tentang kegiatan hari ini membuat balon dari
playdough
2. Pengelolaan kelas :
 Penataan ruang : Berkelompok
 Pengorganisasian anak : Posisi anak kembali melingkar bersama pendidik
3. Langkah-langkah perbaikan
 Pendidik menanya tentang bagaimana membuat balon dari playdough
 Pendidik menanya kegiatan yang dilakukan hari ini
19

 Pendidik menyanyikan lagu sesuai tema


 Pendidik menginformasikan kegiatan esok hari
 Berdoa dan pulang
Refleksi Pembelajaran Pertemuan 1 Siklus I

Pelaksanaan pembelajaran sudah sesuai RKH yang telah disusun. Rancangan


pembelajaran telah sesuai dengan kurikulum dan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan tingkat
perkembangan anak. Namun ada yang perlu diperbaiki, yaitu: (1) Pendidik tidak menyebutkan
takaran adonan membuat playdough. (2) Pengalokasian waktu yang kurang tepat sehingga
Pendidik mempraktekkan cara membuat balon tapi anak-anak tidak diperintah membuatnya.
Untuk pembelajaran selanjutnya guru akan meningkatkan kualitas pembelajaran dengan
pendekatan kepada anak agar lebih menyenangkan dan mengatur pengalokasian waktu dengan
baik.

A. Kegiatan pengembangan I (Pembukaan)


 Judul kegiatan : Menyanyi lagu “balonku ada lima”
 Pengelolaan kelas :
 Penataan ruang : Kelompok
 Pengorganisasian anak : Posisi anak melingkar
 Langkah-langkah perbaikan :
 Anak baris, senam pagi, masuk kelas
 Salam, berdoa
 Pendidik menyanyikan lagu sesuai tema
 Pendidik menyampaikan kegiatan hari itu dengan kegiatan membuat balon dari
playdough
 Pendidik mengajak bercakap-cakap tentang balon dan menunjukkan 3 bentuk gambar
balon yang berbeda
B. Kegiatan Pengembangan II (Inti)
1. Judul kegiatan : Membuat 3 bentuk balon dengan berbagai cetakan yang dibuat
dari playdough
2. Pengelolaan kelas :
20

 Pada saat praktek penyampaian dilakukan klasikal


 Pengorganisasian anak : Posisi anak diubah menjadi bentuk berkelompok
3. Langkah-langkah perbaikan
 Pendidik menyiapkan alat dan bahan untuk kegiatan
 Pendidik membentuk peserta didik menjadi 3 kelompok
 Pendidik menunjukkan alat dan bahan yang digunakan
 Pendidik memberi contoh cara membuat adonan playdough
 Pendidik membagikan alat dan bahan di setiap kelompok
 Pendidik menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan
 Pendidik meminta anak membuat adonan playdough
 Pendidik meminta membentuk 3 balon dari playdough
 Pendidik memberikan motivasi dan bimbingan pada anak
 Setelah kegiatan selesai pendidik meminta anak mengumpulkan hasil karya.
C. Kegiatan Pengembangan III (Penutup)
1. Judul kegiatan : Tanya jawab tentang kegiatan hari ini membuat balon dari
playdough
2. Pengelolaan kelas :
 Penataan ruang : Berkelompok
 Pengorganisasian anak : Posisi anak kembali melingkar bersama pendidik
3. Langkah-langkah perbaikan
 Pendidik menanya tentang bagaimana membuat 3 bentuk balon dari playdough
 Pendidik menanya kegiatan yang dilakukan hari ini
 Pendidik menyanyikan lagu sesuai tema
 Pendidik menginformasikan kegiatan esok hari
 Berdoa dan pulang
Refleksi Pembelajaran Pertemuan II Siklus II
Pelaksanaan pembelajaran sudah sesuai RPPH yang telah disusun. Guru mampu
mengelola kelas dan pengelolaan waktu yang baik sehingga diharapkan anak sangat tertarik
dengan kegiatan bermain membuat playdough dan membuat berbagai bentuk balon dengan
berbagai cetakan. Diharapkan juga anak antusias dan bersemangat mengikuti pembelajaran,
21

fokus mengikuti instruksi dan mulai mampu mengembangkan motorik halus melalui kegiatan
bermain membuat Playdough. Pada akhirnya diharapkan pula Dalam menyelesaikan praktek
kegiatan anak-anak senang karena merasa tidak merasa terbebani.

LEMBAR OBSERVASI GURU

Skor Per RPPH Ket


No Aspek yang dinilai
I II III IV V
1 Mengkondisikan anak 1 = guru berdo’a bersama
2 = guru meminta anak duduk
melingkar, mengucap salam
dan berdo’a
4 = guru meminta anak duduk
melingkar dikarpet,mengucap
salam, berdo’a, menyanyi lagu
sesuai tema
2 Melakukan Apersepsi 1 = guru menyampaikan
kegiatan yang dilakukan
2 = guru menyampaikan tema
dan kegiatan yang dilakukan
3 = guru menyampaikan tema,
kegiatan yang dilakukan, dan
Tanya jawab tentang tema
4 = guru menyampaikan tema,
kegiatan yang dilakukan,
Tanya jawab tentang tema, dan
bercerita tentang karakter yang
membangun
3 Mendemonstrasikan 1 = guru mendemonstrasikan
kegiatan yang kegiatan dengan urut
2 = guru mendemonstrasikan
dilakukan
kegiatan dengan urut, suara
lantang dan jelas
3 = guru mendemonstrasikan
kegiatan dengan urut, suara
lantang dan jelas, intonasi tepat
4 = guru mendemonstrasikan
kegiatan dengan urut, suara
lantang dan jelas, intonasi
22

tepat, dan menggunakan


ekspresi wajah
4 Melakukan 1 = guru melakukan
pengamatan dan pengamatan
2 = guru melakukan
pendampingan
pengamatan dan memberikan
membimbing siswa yang
belum mampu
3 = guru melakukan
pengamatan dan memberikan
membimbing siswa yang
belum mampu, memberi
motivasi
4 = guru melakukan
pengamatan dan memberikan
membimbing siswa yang
belum mampu, memberi
motivasi, dan member reward
5 Melakukan kegiatan 1 = guru menutup kegiatan
penutup dengan salam
2 = guru melakukan recalling
dan menutup kegiatan dengan
salam
3 = guru melakukan recalling,
bernyanyi dan menutup
kegiatan dengan salam
4 = guru melakukan recalling,
bernyanyi, berdo’a dan
menutup kegiatan dengan
salam
Jumlah

LEMBAR REFLEKSI
SETELAH MELAKUKAN PERBAIKAN KEGIATAN PENGEMBANGAN

Nama : Khusnul Khotimah TK : AL-IKHLAS

NIM : 858641303 Kelompok : A


23

Prodi : S1 PG-PAUD Siklus :I

UPBJJ : Surabaya Pertemuan : Ke -1

Pokjar : Pergunu UT

PP Al-Aqobah Jombang

A.    Refleksi Komponen Kegiatan


1.      Apakah kegiatan yang telah saya lakukan sesuai dengan indikator yang saya tentukan?
Tidak, ada beberapa kegiatan yang tidak sesuai dengan indikator

2.     Apakah materi yang telah saya sajikan sesuai dengan tingkat perkembangan anak?
Ya, materi yang telah saya sajikan sesuai dengan tingkat perkembangan anak

3.      Apakah media pembelajaran sesuai dengan indikator yang telah ditentukan?
Ya, media pembelajaran di sesuaikan dengan indikator dan tema
Hal ini terjadi karena :
Media atau alat peraga adalah faktor yang sangat penting dalam pembelajaran anak

4.      Apakah alat penilai yang saya gunakan sesuai dengan tingkat perkembangan anak?
Ya, penilaian di sesuaikan dengan tingkat perkembangan anak
Hal ini terjadi karena :
Penilaian tersebut di sesuaikan dengan tingkat perkembangan dan kemampuan anak.

B.     Refleksi Proses Kegiatan


1.      Apakah pelaksanaan kegiatan sesuai dengan RPPH yang saya susun ?
Ya, kegiatan terlaksana sesuai engan RPPH yang disusun.

2.       Hal-hal unik (Positif atau negatif) apa yang terjadi dalam kegiatan yang saya lakukan ?
Kegiatan positif yang saya lakukan adalah menggunakan media yang menarik

3.      Apakah saya mempunyai alasan yang dapat dipertanggung jawabkan dalam pengambilan
keputusan dan tindakan mengajar yang saya lakukan? Jika ya, alasan saya adalah :
Ya,
24

Saya akan menerangkan pembelajaran berdasarkan tingkat perkembangan anak.

4.  Apakah penilaian yang saya berikan sesuai dengan indikator yang saya tetapkan?
Ya, penilaian yang saya berikan sesuai dengan indikator yang sudah di tetapkan.

5.  Apakah saya telah dapat mengatur dan memanfaatkan waktu kegiatan dengan baik?
Ya, saya memanfaatkan waktu dengan baik
Hal ini terjadi karena :
Kegiatan yang dilakukan sesuai dengan durasi pembelajaran.

Hasil Observasi Kemampuan Motorik Halus Melalui Kegiatan Bermain Membuat


Playdough Tiap Siklus

Bermain Membuat Playdough


No Nama Anak
   
1 Baim
2 Abi
3 Rafif
4 Alvis
5 Sindy
6 Natan
7 Esyah
8 Zahra
9 Tegar
10 Zio
11 Raka
12 Zahrana
13 Naira
14 Hana
15 Aisyah
25

16 Noval
17 Byan
Keterangan

B3 : Bintang 3 B3 + B4 X 100% = 4 X 100% = 20%

B4 : Bintang 4
JS 20

JS : Jumlah Siswa

Pembahasan Tiap Siklus


Siklus I
Dari hasil pengamatan yang dilakukan berdasarkan video simulasi, maka didapatlah
beberapa temuan permasalahan yaitu:
 Sebagian anak belum mampu membuat adonan playdough dan hasil kreativitas balon
yang dibuat belum menunjukkan hasil yang sesuai harapan
 Pendidik tidak menyebutkan takaran adonan membuat playdough.
 Pendidik mempraktekkan cara membuat balon tapi anak-anak tidak diperintah sehingga
sebagian anak kurang fokus pada kegiatan pembelajaran.
Dengan ditemukannya masalah tersebut maka peneliti mengadakan penelitian atau
perbaikan siklus I. Perbaikan ini dilakukan pendidik dengan kegiatan bermain membuat
playdough dengan maksud tujuan meningkatkan kemampuan motorik halus di TK Al-Ikhlas
Jatirejo.
Siklus II
Dari pengamatan yang dilakukan berdasarkan video simulasi, ditemukan beberapa
temuan hasil yaitu:
a. Dari kegiatan membuat adonan playdough hasil yag didapat sesuai dengan harapan..
b. Dari kegiatan pembuatan adonan, disebutkan takaran yang digunakan sehingga
sesuai rancangan kegiatan.
c. Dari kegiatan praktek kemampuan membuat berbagai bentuk balon telah
berkembang sangat baik dan sesuai harapan.
26

Dengan melihat data tersebut maka peneliti mengambil kesimpulan bahwa bermain
membuat playdough dapat meningkatkan kemampuan motorik halus anak pada kelompok A di
TK Al-Ikhlas Jatirejo.

KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan
Berdasarkan temuan dan hasil yang diperoleh dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut
Upaya meningkatkan Kemampuan motorik halus melalui kegiatan bermain membuat
playdough pada anak kelompok A TK AL-IKHLAS JATIREJO DIWEK JOMBANG
berdasarkan hasil video simulasi telah memberikan hasil yang memuaskan. Hal ini terlihat
pada meningkatnya hasil kegiatan yang dilakukan dari video simulasi 1 dan video simulasi
ke 2 dengan bermain membuat playdough .Dengan demikian kemampuan motorik halus
melalui kegitan bermain membuat playdough anak kelompok A TK AL-IKHLAS JATIREJO
DIWEK JOMBANGg dapat berhasil sesuai harapan berupa hasil bentuk balok dengan
berbagai bentuk dan kemandirian mengalami peningkatan.
Saran Tindak Lanjut
Berdasarkan pembahasan pada hasil perbaikan maka diberikan saran sebagai berikut.
a. Guru TK diharapkan terus dapat mengikuti perkembangan tentang dunia pendidikan anak
usia dini sehingga dapat meningkatkan kualitas kegiatan pengembangannya dengan lebih
baik lagi.
b. Pengembangan kemampuan motorik halus melalui bermain membuat playdough perlu
terus dilakukan secara konsisten, untuk menstimulasi pada anak TK.
c. Pengembangan kemampuan motorik halus anak perlu terus disosialisasikan pada para
pendidik anak usia dini, baik guru maupun orang tua sehingga didapatkan cara
menstimulasi anak agar kemampuan membuat berbagai bentuk dari playdough.
27

DAFTAR PUSTAKA

Asrul dan Ahmad sukri. 2005. Strategi pendidikan anak usia dini, Medan:
Perdana Publishing.
Babers, L. 2008. Cara bermain dan Belajar dengan Playdough.
(Online Tersedia : http://webche.goeglesercontent.com/search?
How to play and learn with play-dough.html.2 Agustus 2010).
Bambang Sujiono, dkk. 2019. Metode Pengembangan Fisik, Tangerang
Selatan :Universitas Terbuka.
Depdiknas, (2003: 2). Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No 20
Tahun 2003, tentang Sistem pendidikan Nasional. Jakarta: Depdiknas
Elizabeth Hurlock. 1998. Perkembangan Anak, Jakarta : Erlangga.
Hartono. (Online Tersedia: http:// Alat Permainan. Waspada, com/Mei 2011).
Lukuk Asmawati, dkk. 2019. Pengelolaan Kegiatan Pengembanagn Anak
Usia Dini, Tangerang Selatan : Universitas terbuka.
Ms. Sumantri. 2005. Pengembangan Keterampilan Motorik Anak Usia Dini,
Jakarta : Dinas Pendidikan.
Sri Tatminingsih (et.al). 2019. Panduan Pemantapan Kemampuan Profesional,
Tangerang: Universitas terbuka.
Yudha M Saptra & Rudyanto, 2005. Pembelajaran Kooperatif untuk
Meningkatkan Keterampilan Anak TK. Jakarta : Depdiknas, dikti,
direktorat P2TK2PT.
Sutrina. 2013. Perkembangan dan pertumbuhan peserta didik,
Yogyakarta : Andi

You might also like