Professional Documents
Culture Documents
http://jurnalsultranakbangsa@gmail.com
Artikel info
Artikel history: Abstract. This research is motivated by the lack of methods in
Received; xx-xx developing fine motor skills in early childhood. This study aims to
Revised:xx-xx obtain data on improving the motor skills of children aged 4-5
Accepted;xx-xx years through tracing hands into pictures. The research was
conducted in class A PAUD Kingdom Academy with the research
subjects being group A, which consisted of 11 children. This
research is a Classroom Action Research (CAR). This study proves
that the classroom action research method can improve fine motor
skills through playing tracing into pictures in children aged 4-5
years in class A PAUD Kingdom Academy. This is evident from the
final results of research activities which show increased results. In
the first cycle, the development of fine motor skills began to
experience an increase in the observation results, obtaining a
percentage of 61.13%. Despite the increase, the child has not been
able to achieve the expected target and has not been categorized as
successful, so it needs to be continued in cycle II. In the second
cycle of observations showed a good increase. Observation results
get a percentage of 83.18%. So it can be concluded that the
activities carried out in cycle II were successful. The benefits of
this research are expected to be used as a reference in the context
of developing fine motor skills through tracing games into pictures
in early childhood..
Keywords: Fine motor Coresponden author:
skills, Hand Tracing Game Email: limfitri01@gmail.com
PENDAHULUAN
Perkembangan motorik halus ini dengan kematangan otot-otot tangan sehingga dapat
melakukan keterampilan tangan dengan baik. salah satu kegiatan pembelajaran untuk
merangsang motorik halus anak yaitu melalui kegiatan menjiplak. Menjiplak adalah aktivitas
perkembangan fisik motorik halus dalam melatih kemampuan menebalkan, menulis, melukis
dan menggambar anak dengan meniru. Karli (2010) menjelaskan bahwa menjiplak adalah
kegiatan yang memerlukan kemampuan motorik halus, koordinasi mata dengan tangan dalam
1
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS (Limfitri) | 2
memegang perlatan tulis dan meniru sesesuai mungkin dengan yang ditiru untuk melatih dan
menanamkan dasar penulisan persepsi bentuk huruf. Depdiknas (2009) menyatakan menjiplak
adalah menggambar atau menulis garis-garis gambaran atau tulisan yang tersedia dengan
menempelkan kertas kosong pada 3 gambar atau tulisan yang akan ditiru. Tujuan menjiplak
yakni agar anak mampu menghubungkan pengetahuan yang sudah diketahui dengan
pengetahuan baru yang diperolehnya (Depdiknas, 2009).
Sessiani (2007) menjelaskan dalam kegiatan menjiplak yang terdapat aktvitas
menulusuri bentuk (meraba, menulis (gerakan), dan melihat (visual) sehinga dibutuhkan alat
bantu (media) yang sifatnya dapat diraba (konkret). Menurut Gonzalez et al. (2010)
menunjukan menjiplak adalah aktivitas yang mempunyai keuntungan pengerjaan akurat dan
cepat, sedangkan menyalin memerlukan penggunaan lebih besar memori dan daya ingat. Dave
menyatakan tahap awal dalam menstimulasi perkembangan fisik motorik halus pada anak usia
dini yaitu peniruan (Imitation) adalah keterampilan menentukan gerakan yang telah di dengan
cara mendengarkan atau memperlihatkan (dalam Novikasari, 2013). Memisevic dan Hadzic
(2013) menunjukan usia memiliki efek yang besar, begitu juga pada perkembangan
keterampilan motorik halus dan periode sensitif perkembangan fisik motorik halus terbagi
menjadi 4 golongan yaitu : Usia 4 – 5, Usia 3 – 4 tahun, Usia 2 – 3, dan Usia 5 – 6. Penelitian
ini akan dilakukan pada usia 4 – 5 menggunakan teknik menjiplak yaitu menggabungkan atau
menempel kertas, dan menebalkan atau mengikuti garis (Pointset Regristration). Kegiatan
menjiplak yang dilaksanakan pada penelitian ini mengamati beberapa aspek (Mulyati, 2010),
yaitu: 1) Kerapian merupakan hasil dari kemampuan anak mengontrol telapak tangan; jari dan
dapat dinilai dalam jumlah titik yang tampak, 2) Kemandirian, perlu dilakukan dalam
kemampuan membentuk anak karena kemampuan menulis anak akan selalu dibutuhkan dan
dilakukan secara mandiri, 3) Bentuk dalam menjiplak diamati karena dari akurasi bentuk yang
dihasilkan menentukan tingkat kemahiran anak dan menurut Gonzalez, et.al (2010)
menunjukan respon terhadap tangan seseorang untuk mengikuti lajur dan semakin dekat atau
berjejer atau tepat dengan lintasan semakin memberi hasil yang optimal.
Penggunaan kegiatan menjiplak kepada anak dalam penelitian ini adalah untuk
meningkatkan kemampuan motorik halus anak. Anak-anak dapat meniru berbagai gambar
yang ada di sekitar baik yang sudah tersedia ataupun yang berada disekitar anak. Dengan
begitu anak dapat berimajinasi dan menjadi pelukis yang baik. Kegiatan pembelajaran yang
dilakukan guru dalam menjiplak pada anakyaitu guru memberi penjelasan kepada anak
mengenai kegiatan yang akan dilakukan, guru membimbing anak untuk membuat peraturan
dalam permainan tersebut, guru membimbing anak untuk menjiplak atau menggambar garis-
garis atau tulisan yang telah tersedia dengan menempelkan kertas kosong pada gambar atau
tulisan yang akan ditiru.
KAJIAN PUSTAKA
1. Motorik Halus
Motorik halus adalah gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan
dilakukan oleh otot-otot kecil (halus) serta memerlukan koordinasi yang cermat, seperti
menggunting mengikuti garis, menulis, meremas, menggenggam, menggambar, menyusun
balok, memasukkan kelereng ke lubang, membuka dan menutup objek dengan mudah,
menuangkan air ke dalam gelas tanpa berceceran, menggunakan kuas, krayon dan spidol,
serta melipat.
Menurut pendapat Sujiono (2008) motorik halus adalah gerakan yang melibatkan
bagian-bagian tubuh tertentu saja dan dilakukan oleh otot-otot kecil, seperti keterampilan
menggunakan jari jemari tangan dan gerakan pergelangan tangan yang tepat. Dewi (2005)
berpendapat bahwa motorik halus merupakan keterampilan yang menggunakan jari jemari,
tangan dan gerakan pergelangan tangan dengan tepat. Pendapat tersebut sesuai dengan yang
3 | Jurnal Sultra Anak Bangsa
kesempatan untuk belajar, (c) Diberi bimbingan dan model yang baik untuk ditiru, (d)
Menciptakan suasan yang menyenangkan dalam bermain yang menstimulasi perkembangan
motorik halusnya, (e) Tidak terlalu banyak menuntut diluar batas kemampuan anak.
2. Menjiplak
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti Menjiplak adalah menggambar
atau menulis garis garis gambaran atau tulisan yang telah tersedia (dengan menempelkan
kertas kosong pada gambar atau tulisan yang akan ditiru). Arti lainnya dari menjiplak adalah
mencontoh atau meniru.
Beberapa teknik dalam menjiplak, yang dapat diaplikasikan di dalam kegiatan di Taman
Kanak-kanak adalah kegiatan menjiplak dengan kegiatan sederhana yang dapat dilakukan
oleh anak usia dini, seperti : Menjiplak dengan pensil, Menjiplak dengan krayon, Menjiplak
dengan spidol
METODE
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian ini dilaksanakan
di PAUD Kingdom Academy, Jl Chairil Anwar Kelurahan Wua Wua Kecamatan Wua Wua
Kota Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara. Adapun waktu penelitian ini dilaksanakan pada
semester genap tahun 2022/2023. Sasaran penelitian yaitu anak kelompok A dengan jumlah
11 orang anak, yang terdiri atas 4 orang anak laki-laki dan 7 orang anak perempuan.Prosedur
penelitian ini menggunakan model desain Wardani (2015) berupa daur atau siklus yang terdiri
dari: (1) perencanaan (planning); (2) pelaksanaan tindakan (action); (3) observasi dan
evaluasi (observation and evaluation); dan (4) refleksi (reflection). Teknik pengumpulan data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi. Observasi dilakukan untuk mengamati
proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan anak didik. Observasi perkembangan
kreativitas anak didik dilakukan untuk mengetahui perkembangan anak didik setelah
dilakukan tindakan pada setiap siklus.
Data yang akan dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri atas 3 macam; (1) aktivitas
belajar anak didik, (2) aktivitas mengejar guru, dan (3) perkembangan kreativitas anak didik.
Data dalam penelitian ini dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif kualitatif dan
kuantitatif.
a. Menentukan Perkembangan Kreativitas Anak Didik
Jumlah (Nilai tiap Indikator x Kriteria)
Nilai perolehan anak = ----------------------------------------------------
(Banyaknya Indikator) x 4
Nilai perolehan anak dikonversikan dalam bentuk perkembangan sebagai berikut:
Kategori
Nilai
Singkatan Keterangan Simbol
3,50-4,00 BSB Berkembang Sangat Baik ****
Berkembang Sesuai ***
2,50-3,49 BSH
Harapan
1,50-2,49 MB Mulai Berkembang **
0,01-1,49 BB Belum Berkembang *
Pertemuan % Nilai
Nama Rata-Rata Rata-Rata
I II I II
Chloe 2,4 2,6 2,5 60 65 62,5
Gwenneth 2 2 2 50 50 50
Giovano 3 3,2 3,1 75 80 77,5
Kimberly 2,8 3 2,9 70 75 72,5
Gwen 2 2,2 2,1 50 55 52,5
Jeconia 2 2,1 2,05 50 52,5 51,25
Ozora 2,4 2,6 2,5 60 65 62,5
Trisya 2 2,2 2,1 50 55 52,5
Vionetta 2,5 2,8 2,65 62,5 70 66,25
Jumlah 26,9 645 700 672,5
Rata-Rata 2,44 58,63 63,63 61,13
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat gambaran rata-rata kemampuan motorik halus
anak. Kemampuan motorik halus anak dapat dilihat bahwa kemampuan anak dalam
peningkatan kemampuan motorik halus melalui permainan menjiplak pada kegiatan siklus I
menunjukkan bahwa pada pertemuan ke 2 mengalami peningkatan, walaupun belum
signifikan. pada kegiatan siklus I skor rata-rata 2.44 hal ini menunjukan bahwa Sebagian
kemampuan anak mulai berkembang pada pertemuan ke 2. Dari hasil penelitian tersebut,
persentase yang didapat pada siklus I ini adalah 61,13%. Dari hasil tersebut maka
digambarkan persentase perkembangan berdasarkan tabel di atas.
90
80
80 75 75
70 72.5 70
70 65 65 65 Aretha
60 60 62.5 60 Artur
60 5552.5 55
52.5 50 5050 50 50 Chloe
50 Gwenneth
%NILAI
40 Giovano
Kimberly
30 Gwen
20 Jeconia
Ozora
10 Trisya
0 Vionetta
1 2
PERTEMUAN
2. Siklus I
Dalam penelitian yang dilakukan penulis bersama kolaborator, diperoleh skor-skror
aspek penelitian dalam pemahaman anak. Hasil penelitian pada siklus pertama ini
perkembangan dalam kemampuan motorik halus melalui permainan menjiplak cendrung
meningkat, walaupun peningkatan tersebut belum maksimal. Berikut ini adalah data siklus II
yang dirangkum dalam tabel grafik sebagai berikut.
Jumla rata-
Indikator Nilai
No Nama h rata
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Aretha (P) 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 31 3,1 77,5
2 Artur (L) 4 4 3 4 4 3 3 3 4 4 36 3,6 90
3 Chloe (P) 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 32 3,2 80
4 Gwenneth (P) 3 4 3 3 3 4 3 4 3 3 33 3,3 82,5
5 Giovano (L) 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 38 3,8 95
6 Kimberly (P) 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 37 3,7 92,5
7 Gwen ( P) 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30 3 75
8 Jeconia (L) 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 30 3 75
9 Ozora (L) 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 32 3,2 80
10 Trisya (P) 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 32 3,2 80
11 Vionetta (P) 4 4 3 3 3 4 4 3 3 4 35 3,5 87,5
Jumlah 39 38 35 36 37 35 35 36 37 38 366 36,6 915
Rata-rata 3,55 3,5 3,2 3,2 3,4 3,2 3,2 3,3 3,4 3,5 33,27 3,327 83,18
Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa kemampuan anak dalam peningkatan
kemampuan motorik halus mengalami peningkatan signifikan melalui permainan menjiplak
pada siklus II total skor rata-rata 3,327 hal ini menunjukkan bahwa siklus II mengalami
peningkatana ke arah yang lebih baik, sehingga upaya yang dilakukan guru dalam
meningkatkan kemampuan motorik halus pada anak melalui permainan menjiplak dianggap
berhasil. Dari hasil penelitian tersebut, persentase yang didapat pada siklus II ini adalah
83,18%. Dari hasil tersebut maka digambarkan persentase perkembangan berdasarkan tabel di
atas.
100 95 92.5
90 87.5
90
77.5 80 82.5 80 80
80 75 75 Aretha
Artur
70
Chloe
60 Gwenneth
% NILAI
50 Giovano
40 Kimberly
30 Gwen
Jeconia
20
Ozora
10 Trisya
0 Vionetta
PERTEMUAN III
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan pada siklus I, perkembangan
kemampuan motorik halus melalui permainan menjiplak belum berkembang dengan
perolehan rata-rata 2,44. Maka dari hasil tersebut kemudian peneliti melakukan diskusi
dengan kolaborator tentang perkembangan motorik halus melalui permainan menjiplak pada
kelompok B untuk melanjutkan ke tahap siklus II. Karena pada siklus I peningkatan belum
diharapkan oleh peneliti sehingga perlu dilaksanakan perbaikan tindakan pada siklus II. Pada
siklus I peneliti sudah melihat perkembangan peserta didik, namun peneliti ingin
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS (Limfitri) | 8
mendapatkan hasil yang lebih baik lagi sehingga peneliti ingin mendapatkan hasil yang lebih
baik lagi yaitu dengan melaksanakan siklus II.
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan pada siklus II, perkembangan
kemampuan motorik halus melalui permainan menjiplak semua anak berkembang sangat baik
dengan skor rata-rata 3,327. Persentase yang didapat pada siklus ini adalah 83,18%.
Rekapitulasi persentase perkembangan kemampuan motorik halus melalui permainan
menjiplak menjadi gambar dapat dilihat dalam tabel dan diagram batang di bawah ini.
4 3.83.7
3.6 3.5
3.5 3.3
3.1 3.1 3.2 3 3
3.23.2
3 2.9 Aretha
2.75 2.65
2.5 2.5 Artur
2.5 2.25 Chloe
% RATA-RATA
2 2.12.05 2.1
Gwenneth
2
Giovano
1.5 Kimberly
Gwen
1 Jeconia
Ozora
0.5
Trisya
0 Vionetta
1 2
SIKLUS
100 9592.5
90 87.5
90 82.5
80 77.5 77.5 80 75 75
80 80
72.5 Aretha
68.75 66.25
70 62.5 62.5 Artur
60 56.25 Chloe
50 52.5
51.25 52.5 Gwenneth
% NILAI
50
Giovano
40 Kimberly
30 Gwen
Jeconia
20
Ozora
10 Trisya
0 Vionetta
1 2
SIKLUS
KESIMPULAN
1. Salah satu upaya untuk meningkatkan motorik halus yaitu melalui permainan menjiplak
dengan berbagai fariasi gambar, bentuk-bentuk media yang dapat kita buat sendiri sesuai
dengan tema yang di butuhkan oleh anak, dapat juga menggunakan karbon untuk
permainan menjiplak.
2. Gambaran hasil penerapan permainan menjiplak tangan menjadi gambar di PAUD
Kingdom Academy mengalami peningkatan. Nilai siswa yang mendapat skor tertinggi
pada siklus I 77.5% dengan nama siswa Giovano dan nilai terendah 50% atas nama siswa
Gwenneth, sedangkan pada siklus II skor tertinggi berubah menjadi 95% tertiunggi dan
terendah 75%. Pada siklus I skor rata-rata sebesar 2.44 berubah menjadi 3.327 di siklus II.
Nilai persentase pada siklus I yaitu 61,13% dan berubah menjadi 83,18% pada siklus II.
SARAN
1. Bagi pendidik, diharapkan mampu menggunakan berbagai metode dalam memberikan
suatu materi pembelajaran dan media yang sesuai dengan tingkat perkembangan anak,
sehingga anak tidak jenuh dan merasa tertarik dalam pembelajaran dikelas.
2. Lembaga Pendidikan diharapkan tidak mengajarkan pembelajaran motorik halus dengan
cara menulis saja, ada banyak cara yang dapat diterapkan salah satunya melalui permainan
menjiplak.
3. Bagi peneliti lain, hendaknya dapat mengembangkan penelitian selanjutnya, dengan
menggunakan berbagai metode pembelajaran yang berbeda. Hal ini dimaksudkan agar
semua materi yang diajarkan disekolah dapat diterima dengan mudah oleh anak.
DAFTAR RUJUKAN