You are on page 1of 10

Jurnal Sultra Anak Bangsa

http://jurnalsultranakbangsa@gmail.com

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK


MELALUI PERMAINAN MENIPLAK TANGAN MENJADI GAMBAR
DI KELAS A PAUD KINGDOM ACADEMY

Limfitri1, Tanjung Niasari2, Rosnawati3


1
limfitri01@gmail.com
2
pearl1crown@gmail.com
3
rosnawati354@gmail.com

Artikel info
Artikel history: Abstract. This research is motivated by the lack of methods in
Received; xx-xx developing fine motor skills in early childhood. This study aims to
Revised:xx-xx obtain data on improving the motor skills of children aged 4-5
Accepted;xx-xx years through tracing hands into pictures. The research was
conducted in class A PAUD Kingdom Academy with the research
subjects being group A, which consisted of 11 children. This
research is a Classroom Action Research (CAR). This study proves
that the classroom action research method can improve fine motor
skills through playing tracing into pictures in children aged 4-5
years in class A PAUD Kingdom Academy. This is evident from the
final results of research activities which show increased results. In
the first cycle, the development of fine motor skills began to
experience an increase in the observation results, obtaining a
percentage of 61.13%. Despite the increase, the child has not been
able to achieve the expected target and has not been categorized as
successful, so it needs to be continued in cycle II. In the second
cycle of observations showed a good increase. Observation results
get a percentage of 83.18%. So it can be concluded that the
activities carried out in cycle II were successful. The benefits of
this research are expected to be used as a reference in the context
of developing fine motor skills through tracing games into pictures
in early childhood..
Keywords: Fine motor Coresponden author:
skills, Hand Tracing Game Email: limfitri01@gmail.com

PENDAHULUAN
Perkembangan motorik halus ini dengan kematangan otot-otot tangan sehingga dapat
melakukan keterampilan tangan dengan baik. salah satu kegiatan pembelajaran untuk
merangsang motorik halus anak yaitu melalui kegiatan menjiplak. Menjiplak adalah aktivitas
perkembangan fisik motorik halus dalam melatih kemampuan menebalkan, menulis, melukis
dan menggambar anak dengan meniru. Karli (2010) menjelaskan bahwa menjiplak adalah
kegiatan yang memerlukan kemampuan motorik halus, koordinasi mata dengan tangan dalam

1
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS (Limfitri) | 2

memegang perlatan tulis dan meniru sesesuai mungkin dengan yang ditiru untuk melatih dan
menanamkan dasar penulisan persepsi bentuk huruf. Depdiknas (2009) menyatakan menjiplak
adalah menggambar atau menulis garis-garis gambaran atau tulisan yang tersedia dengan
menempelkan kertas kosong pada 3 gambar atau tulisan yang akan ditiru. Tujuan menjiplak
yakni agar anak mampu menghubungkan pengetahuan yang sudah diketahui dengan
pengetahuan baru yang diperolehnya (Depdiknas, 2009).
Sessiani (2007) menjelaskan dalam kegiatan menjiplak yang terdapat aktvitas
menulusuri bentuk (meraba, menulis (gerakan), dan melihat (visual) sehinga dibutuhkan alat
bantu (media) yang sifatnya dapat diraba (konkret). Menurut Gonzalez et al. (2010)
menunjukan menjiplak adalah aktivitas yang mempunyai keuntungan pengerjaan akurat dan
cepat, sedangkan menyalin memerlukan penggunaan lebih besar memori dan daya ingat. Dave
menyatakan tahap awal dalam menstimulasi perkembangan fisik motorik halus pada anak usia
dini yaitu peniruan (Imitation) adalah keterampilan menentukan gerakan yang telah di dengan
cara mendengarkan atau memperlihatkan (dalam Novikasari, 2013). Memisevic dan Hadzic
(2013) menunjukan usia memiliki efek yang besar, begitu juga pada perkembangan
keterampilan motorik halus dan periode sensitif perkembangan fisik motorik halus terbagi
menjadi 4 golongan yaitu : Usia 4 – 5, Usia 3 – 4 tahun, Usia 2 – 3, dan Usia 5 – 6. Penelitian
ini akan dilakukan pada usia 4 – 5 menggunakan teknik menjiplak yaitu menggabungkan atau
menempel kertas, dan menebalkan atau mengikuti garis (Pointset Regristration). Kegiatan
menjiplak yang dilaksanakan pada penelitian ini mengamati beberapa aspek (Mulyati, 2010),
yaitu: 1) Kerapian merupakan hasil dari kemampuan anak mengontrol telapak tangan; jari dan
dapat dinilai dalam jumlah titik yang tampak, 2) Kemandirian, perlu dilakukan dalam
kemampuan membentuk anak karena kemampuan menulis anak akan selalu dibutuhkan dan
dilakukan secara mandiri, 3) Bentuk dalam menjiplak diamati karena dari akurasi bentuk yang
dihasilkan menentukan tingkat kemahiran anak dan menurut Gonzalez, et.al (2010)
menunjukan respon terhadap tangan seseorang untuk mengikuti lajur dan semakin dekat atau
berjejer atau tepat dengan lintasan semakin memberi hasil yang optimal.
Penggunaan kegiatan menjiplak kepada anak dalam penelitian ini adalah untuk
meningkatkan kemampuan motorik halus anak. Anak-anak dapat meniru berbagai gambar
yang ada di sekitar baik yang sudah tersedia ataupun yang berada disekitar anak. Dengan
begitu anak dapat berimajinasi dan menjadi pelukis yang baik. Kegiatan pembelajaran yang
dilakukan guru dalam menjiplak pada anakyaitu guru memberi penjelasan kepada anak
mengenai kegiatan yang akan dilakukan, guru membimbing anak untuk membuat peraturan
dalam permainan tersebut, guru membimbing anak untuk menjiplak atau menggambar garis-
garis atau tulisan yang telah tersedia dengan menempelkan kertas kosong pada gambar atau
tulisan yang akan ditiru.

KAJIAN PUSTAKA
1. Motorik Halus
Motorik halus adalah gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan
dilakukan oleh otot-otot kecil (halus) serta memerlukan koordinasi yang cermat, seperti
menggunting mengikuti garis, menulis, meremas, menggenggam, menggambar, menyusun
balok, memasukkan kelereng ke lubang, membuka dan menutup objek dengan mudah,
menuangkan air ke dalam gelas tanpa berceceran, menggunakan kuas, krayon dan spidol,
serta melipat.
Menurut pendapat Sujiono (2008) motorik halus adalah gerakan yang melibatkan
bagian-bagian tubuh tertentu saja dan dilakukan oleh otot-otot kecil, seperti keterampilan
menggunakan jari jemari tangan dan gerakan pergelangan tangan yang tepat. Dewi (2005)
berpendapat bahwa motorik halus merupakan keterampilan yang menggunakan jari jemari,
tangan dan gerakan pergelangan tangan dengan tepat. Pendapat tersebut sesuai dengan yang
3 | Jurnal Sultra Anak Bangsa

diungkapkan Sumantri (2005) bahwa motorik halus merupakan pengorganisasian penggunaan


sekelompok otot-otot kecil seperti jari-jemari dan tangan yang sering membutuhkan
kecermatan dan koordinasi mata tangan. Susanto (2011) berpendapat bahwa motorik halus
adalah gerakan halus yang melibatkan bagian-bagian tertentu yang dilakukan oleh otot-otot
kecil saja, karena tidak memerlukan tenaga namun memerlukan koordinasi yang cermat.
Menurut pendapat Suyanto (2005) perkembangan motorik halus meliputi perkembangan otot
halus dan fungsinya, otot ini berfungsi untuk melakukan gerakan-gerakan bagian-bagian
tubuh yang lebih spesifik.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan motorik
halus kemampuan yang membutuhkan gerakan keterampilan otot-otot kecil pada tubuh seperti
keterampilan menggunakan jari jemari tangan, menggerakkan pergelangan tangan agar lentur
serta koordinasi mata tangan yang baik. Contoh kegiatan motorik halus adalah melipat,
mewarnai, menggambar, melukis menggunting dan meronce.
Tujuan pengembangan motorik halus untuk anak TK (4-6 tahun) adalah dapat
menunjukkan kemampuan menggerakkan anggota tubuh dan terutama terjadinya koordinasi
mata dan tangan sebagai persiapan untuk menulis (Puskur, Balitbang Depdiknas 2002 dalam
Sumantri, 2010). Tujuan pengembangan motorik halus anak berdasarkan pendapat Sumantri
(2005) adalah sebagai berikut:
1) Mampu mengembangkan keterampilan motorik halus yang berhubungan dengan gerak
kedua tangan
2) Mempu menggerakkan anggota tubuh yang berhubungan dengan jari-jemari, seperti
kesiapan menulis, menggambar, menggunting dan memanipulasi benda-benda
3) Mampu mengkoordinasikan indra mata dan aktivitas tangan
4) Mampu mengendalikan emosi dan beraktivitas motorik halus
Benyamin Bloom menyatakan banwa rentang penguasan psikomotorik ditunjukkan
oleh gerakan yang kaku sampai pada gerakan yang lancar atau luwes. Dave mengmbangkan
teori Bloom ini dengan mengklasifikasikan domain psikomotorik ke dalam lima kategori,
mulai dari tingkat rendah sampai tingkat yang paling tinggi. Kelima kategori tersebut adalah
sebagai berikut:
1. Imitation (Peniruan)
Imitation adalah keterampilan untuk menentukan suatu gerakan yang telah dilatih
sebelumnya.
2. Manipulation (Penggunaan konsep)
Manipulation adalah kemampuan untuk menggunakan konsep dalam melakukan
kegiatan.Kemampuan ini juga sering disebut sebagai kemampuan manipulasi.
3. Presition (Ketelitian)
Presition adalah kemampuan yang berkaitan dengan gerak yang mengindikasikan tingkat
kedetailan tertentu.
4. Articulasion (Perangkaian)
Articulasion adalah kemampuan untuk melakukan serangkaian gerakan secara koordinasi
antarorgan tubuh, saraf, dan mata secara cermat.
5. Naturalization (Kewajaran/Kealamiahan)
Naturalization adalah kemampuan untuk melakukan gerak secara wajar atau luwes.
Pengembangan motorik halus anak usia dini hendaknya memperhatikan beberapa
prisip-prinsip sebagai berikut: (a) Berorientasi pada kebutuhan anak, (b) Belajarar sambil
bermain, (c) Kreatif dan inovatif, (d) Lingkungan kondusif, (e) Tema, (f) Mengembangkan
keterampilan hidup, (g) Menggunakan kegiatan terpadu, dan (h) Kegiatan berorientasi pada
prinsip-prinsip perkembangan anak.
Selain itu juga, agar perkembangan motorik halus anak optimal, anak harus: (a)
Memiliki kesiapan mental dan fisik untuk melakukan kegiatan motorik halus, (b) Diberi
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS (Limfitri) | 4

kesempatan untuk belajar, (c) Diberi bimbingan dan model yang baik untuk ditiru, (d)
Menciptakan suasan yang menyenangkan dalam bermain yang menstimulasi perkembangan
motorik halusnya, (e) Tidak terlalu banyak menuntut diluar batas kemampuan anak.

2. Menjiplak
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti Menjiplak adalah menggambar
atau menulis garis garis gambaran atau tulisan yang telah tersedia (dengan menempelkan
kertas kosong pada gambar atau tulisan yang akan ditiru). Arti lainnya dari menjiplak adalah
mencontoh atau meniru.
Beberapa teknik dalam menjiplak, yang dapat diaplikasikan di dalam kegiatan di Taman
Kanak-kanak adalah kegiatan menjiplak dengan kegiatan sederhana yang dapat dilakukan
oleh anak usia dini, seperti : Menjiplak dengan pensil, Menjiplak dengan krayon, Menjiplak
dengan spidol

METODE
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian ini dilaksanakan
di PAUD Kingdom Academy, Jl Chairil Anwar Kelurahan Wua Wua Kecamatan Wua Wua
Kota Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara. Adapun waktu penelitian ini dilaksanakan pada
semester genap tahun 2022/2023. Sasaran penelitian yaitu anak kelompok A dengan jumlah
11 orang anak, yang terdiri atas 4 orang anak laki-laki dan 7 orang anak perempuan.Prosedur
penelitian ini menggunakan model desain Wardani (2015) berupa daur atau siklus yang terdiri
dari: (1) perencanaan (planning); (2) pelaksanaan tindakan (action); (3) observasi dan
evaluasi (observation and evaluation); dan (4) refleksi (reflection). Teknik pengumpulan data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi. Observasi dilakukan untuk mengamati
proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan anak didik. Observasi perkembangan
kreativitas anak didik dilakukan untuk mengetahui perkembangan anak didik setelah
dilakukan tindakan pada setiap siklus.
Data yang akan dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri atas 3 macam; (1) aktivitas
belajar anak didik, (2) aktivitas mengejar guru, dan (3) perkembangan kreativitas anak didik.
Data dalam penelitian ini dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif kualitatif dan
kuantitatif.
a. Menentukan Perkembangan Kreativitas Anak Didik
Jumlah (Nilai tiap Indikator x Kriteria)
Nilai perolehan anak = ----------------------------------------------------
(Banyaknya Indikator) x 4
Nilai perolehan anak dikonversikan dalam bentuk perkembangan sebagai berikut:
Kategori
Nilai
Singkatan Keterangan Simbol
3,50-4,00 BSB Berkembang Sangat Baik ****
Berkembang Sesuai ***
2,50-3,49 BSH
Harapan
1,50-2,49 MB Mulai Berkembang **
0,01-1,49 BB Belum Berkembang *

b. Menentukan nilai rata-rata klasikal perkembangan kreativitas anak menggunakan rumus :


∑x
X=
N
Keterangan :
X = Jumlah nilai rata-rata klasikal yang diperoleh
∑x = Jumlah nilai yang diperoleh seluruh anak didik
5 | Jurnal Sultra Anak Bangsa

N = Jumlah seluruh anak didik dalam kelas


TEMUAN
1. Siklus I
Hasil observasi perkembangan kemampuan motorik halu anak pada siklus I dapat
dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 1. Data Kemampuan Motoric Halus Anak Siklus I Pertemuan 1


Indikator Rata-
No Nama Jumlah %Nilai
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 rata
1 Aretha (P) 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 21 2,1 52,5
2 Artur (L) 3 3 2 3 3 2 3 3 2 2 26 2,6 65
3 Chloe (P) 2 3 2 3 3 2 2 2 3 2 24 2,4 60
4 Gwenneth (P) 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20 2 50
5 Giovano (L) 4 3 3 2 3 3 2 3 3 4 30 3 75
6 Kimberly (P) 3 3 3 2 3 2 3 2 3 4 28 2,8 70
7 Gwen ( P) 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20 2 50
8 Jeconia (L) 2 2 1 2 3 2 2 2 2 2 20 2 50
9 Ozora (L) 2 2 2 2 3 2 3 3 2 3 24 2,4 60
10 Trisya (P) 2 2 2 3 2 2 2 2 1 2 20 2 50
11 Vionetta (P) 3 3 2 2 2 3 2 2 3 3 25 2,5 62,5
Jumlah 27 27 23 25 28 25 25 25 25 28 258 25,8 645
Rata-rata 2,5 2,5 2 2 2,5 2,3 2 2 2 2,54 23,45 2,34 58,63
61 61 52 57 64 57 57 57 57 63,6
% Persentase

Tabel 2. Data Kemampuan Motoric Halus Anak Siklus I Pertemuan 1


Juml Rata-
Indikator Nilai
No Nama ah rata
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Aretha (P) 3 2 3 2 2 3 2 3 2 2 24 2,4 60
2 Artur (L) 4 3 2 3 3 3 3 3 3 2 29 2,9 72,5
3 Chloe (P) 3 3 2 3 3 2 2 3 3 2 26 2,6 65
4 Gwenneth (P) 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20 2 50
5 Giovano (L) 4 4 3 2 3 3 2 4 3 4 32 3,2 80
6 Kimberly (P) 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4 30 3 75
7 Gwen ( P) 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 22 2,2 55
8 Jeconia (L) 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 21 2,1 52,5
9 Ozora (L) 2 2 2 3 3 2 3 3 3 3 26 2,6 65
10 Trisya (P) 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 22 2,2 55
11 Vionetta (P) 4 3 2 3 2 3 3 2 3 3 28 2,8 70
Jumlah 31 28 26 28 28 27 28 28 28 28 280 28 700
Rata-rata 3 2,5 2 3 2,5 2,5 3 3 3 2,55 25,45 2,54 63,63
70 64 59 64 64 61 64 64 64 63,63
% Persentase

Hasil penelitian pada siklus I perkembangan kemampuan motorik halus melalui


permainan menjiplak pada peserta didik cenderung meningkat pada pertemuan 2, walaupun
peningkatan tersebut belum maksimal.

Tabel 3. Data Kemampuan Motoric Halus Anak Siklus I


Pertemuan % Nilai
Nama Rata-Rata Rata-Rata
I II I II
Aretha 2,1 2,4 2,25 52,5 60 56,25
Artur 2,6 2,9 2,75 65 72,5 68,75
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS (Limfitri) | 6

Pertemuan % Nilai
Nama Rata-Rata Rata-Rata
I II I II
Chloe 2,4 2,6 2,5 60 65 62,5
Gwenneth 2 2 2 50 50 50
Giovano 3 3,2 3,1 75 80 77,5
Kimberly 2,8 3 2,9 70 75 72,5
Gwen 2 2,2 2,1 50 55 52,5
Jeconia 2 2,1 2,05 50 52,5 51,25
Ozora 2,4 2,6 2,5 60 65 62,5
Trisya 2 2,2 2,1 50 55 52,5
Vionetta 2,5 2,8 2,65 62,5 70 66,25
Jumlah 26,9 645 700 672,5
Rata-Rata 2,44 58,63 63,63 61,13

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat gambaran rata-rata kemampuan motorik halus
anak. Kemampuan motorik halus anak dapat dilihat bahwa kemampuan anak dalam
peningkatan kemampuan motorik halus melalui permainan menjiplak pada kegiatan siklus I
menunjukkan bahwa pada pertemuan ke 2 mengalami peningkatan, walaupun belum
signifikan. pada kegiatan siklus I skor rata-rata 2.44 hal ini menunjukan bahwa Sebagian
kemampuan anak mulai berkembang pada pertemuan ke 2. Dari hasil penelitian tersebut,
persentase yang didapat pada siklus I ini adalah 61,13%. Dari hasil tersebut maka
digambarkan persentase perkembangan berdasarkan tabel di atas.

90
80
80 75 75
70 72.5 70
70 65 65 65 Aretha
60 60 62.5 60 Artur
60 5552.5 55
52.5 50 5050 50 50 Chloe
50 Gwenneth
%NILAI

40 Giovano
Kimberly
30 Gwen
20 Jeconia
Ozora
10 Trisya
0 Vionetta
1 2
PERTEMUAN

Gambar 1. Persentase Perkembangan Kemampuan Motorik Halus PAUD Kingdom Academy


Kendari

2. Siklus I
Dalam penelitian yang dilakukan penulis bersama kolaborator, diperoleh skor-skror
aspek penelitian dalam pemahaman anak. Hasil penelitian pada siklus pertama ini
perkembangan dalam kemampuan motorik halus melalui permainan menjiplak cendrung
meningkat, walaupun peningkatan tersebut belum maksimal. Berikut ini adalah data siklus II
yang dirangkum dalam tabel grafik sebagai berikut.

Tabel 4. Data Kemampuan Motoric Halus Anak Pertemuan 3


7 | Jurnal Sultra Anak Bangsa

Jumla rata-
Indikator Nilai
No Nama h rata
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Aretha (P) 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 31 3,1 77,5
2 Artur (L) 4 4 3 4 4 3 3 3 4 4 36 3,6 90
3 Chloe (P) 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 32 3,2 80
4 Gwenneth (P) 3 4 3 3 3 4 3 4 3 3 33 3,3 82,5
5 Giovano (L) 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 38 3,8 95
6 Kimberly (P) 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 37 3,7 92,5
7 Gwen ( P) 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30 3 75
8 Jeconia (L) 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 30 3 75
9 Ozora (L) 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 32 3,2 80
10 Trisya (P) 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 32 3,2 80
11 Vionetta (P) 4 4 3 3 3 4 4 3 3 4 35 3,5 87,5
Jumlah 39 38 35 36 37 35 35 36 37 38 366 36,6 915
Rata-rata 3,55 3,5 3,2 3,2 3,4 3,2 3,2 3,3 3,4 3,5 33,27 3,327 83,18

% Persentase 88,6 86 80 81,8 84 80 80 82 84 86

Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa kemampuan anak dalam peningkatan
kemampuan motorik halus mengalami peningkatan signifikan melalui permainan menjiplak
pada siklus II total skor rata-rata 3,327 hal ini menunjukkan bahwa siklus II mengalami
peningkatana ke arah yang lebih baik, sehingga upaya yang dilakukan guru dalam
meningkatkan kemampuan motorik halus pada anak melalui permainan menjiplak dianggap
berhasil. Dari hasil penelitian tersebut, persentase yang didapat pada siklus II ini adalah
83,18%. Dari hasil tersebut maka digambarkan persentase perkembangan berdasarkan tabel di
atas.
100 95 92.5
90 87.5
90
77.5 80 82.5 80 80
80 75 75 Aretha
Artur
70
Chloe
60 Gwenneth
% NILAI

50 Giovano
40 Kimberly
30 Gwen
Jeconia
20
Ozora
10 Trisya
0 Vionetta

PERTEMUAN III

Gambar 2. Persentase Perkembangan Kemampuan Motorik Halus PAUD Kingdom Academy


Kendari

PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan pada siklus I, perkembangan
kemampuan motorik halus melalui permainan menjiplak belum berkembang dengan
perolehan rata-rata 2,44. Maka dari hasil tersebut kemudian peneliti melakukan diskusi
dengan kolaborator tentang perkembangan motorik halus melalui permainan menjiplak pada
kelompok B untuk melanjutkan ke tahap siklus II. Karena pada siklus I peningkatan belum
diharapkan oleh peneliti sehingga perlu dilaksanakan perbaikan tindakan pada siklus II. Pada
siklus I peneliti sudah melihat perkembangan peserta didik, namun peneliti ingin
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS (Limfitri) | 8

mendapatkan hasil yang lebih baik lagi sehingga peneliti ingin mendapatkan hasil yang lebih
baik lagi yaitu dengan melaksanakan siklus II.
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan pada siklus II, perkembangan
kemampuan motorik halus melalui permainan menjiplak semua anak berkembang sangat baik
dengan skor rata-rata 3,327. Persentase yang didapat pada siklus ini adalah 83,18%.
Rekapitulasi persentase perkembangan kemampuan motorik halus melalui permainan
menjiplak menjadi gambar dapat dilihat dalam tabel dan diagram batang di bawah ini.

Tabel 5. Data Kemampuan Motoric Halus Anak Pertemuan 3


RATA-RATA %NILAI
NAMA SIKLUS I SIKLUS SIKLUS I SIKLUS II
II
Aretha 2,25 3,1 56,25 77,5
Artur 2,75 3,6 68,75 90
Chloe 2,5 3,2 62,5 80
Gwenneth 2 3,3 50 82,5
Giovano 3,1 3,8 77,5 95
Kimberly 2,9 3,7 72,5 92,5
Gwen 2,1 3 52,5 75
Jeconia 2,05 3 51,25 75
Ozora 2,5 3,2 62,5 80
Trisya 2,1 3,2 52,5 80
Vionetta 2,65 3,5 66,25 87,5

Dengan melihat tabel rekapitulasi di atas, peneliti memperlihatkan secara grafik


perbedaan persentase nilai tiap siklusnya. Adapun gambar grafik hasil dari rekaputalasi dapat
dilihat pada gambar di bawah ini.

4 3.83.7
3.6 3.5
3.5 3.3
3.1 3.1 3.2 3 3
3.23.2
3 2.9 Aretha
2.75 2.65
2.5 2.5 Artur
2.5 2.25 Chloe
% RATA-RATA

2 2.12.05 2.1
Gwenneth
2
Giovano
1.5 Kimberly
Gwen
1 Jeconia
Ozora
0.5
Trisya
0 Vionetta
1 2
SIKLUS

Gambar 3. Persentase Rekapitulasi Rata-Rata Perkembangan Kemampuan Motorik Halus


PAUD Kingdom Academy Kendari
9 | Jurnal Sultra Anak Bangsa

100 9592.5
90 87.5
90 82.5
80 77.5 77.5 80 75 75
80 80
72.5 Aretha
68.75 66.25
70 62.5 62.5 Artur
60 56.25 Chloe
50 52.5
51.25 52.5 Gwenneth
% NILAI

50
Giovano
40 Kimberly
30 Gwen
Jeconia
20
Ozora
10 Trisya
0 Vionetta
1 2
SIKLUS

Gambar 4. Persentase Rekapitulasi %Nilai Perkembangan Kemampuan Motorik Halus


PAUD Kingdom Academy Kendari

KESIMPULAN
1. Salah satu upaya untuk meningkatkan motorik halus yaitu melalui permainan menjiplak
dengan berbagai fariasi gambar, bentuk-bentuk media yang dapat kita buat sendiri sesuai
dengan tema yang di butuhkan oleh anak, dapat juga menggunakan karbon untuk
permainan menjiplak.
2. Gambaran hasil penerapan permainan menjiplak tangan menjadi gambar di PAUD
Kingdom Academy mengalami peningkatan. Nilai siswa yang mendapat skor tertinggi
pada siklus I 77.5% dengan nama siswa Giovano dan nilai terendah 50% atas nama siswa
Gwenneth, sedangkan pada siklus II skor tertinggi berubah menjadi 95% tertiunggi dan
terendah 75%. Pada siklus I skor rata-rata sebesar 2.44 berubah menjadi 3.327 di siklus II.
Nilai persentase pada siklus I yaitu 61,13% dan berubah menjadi 83,18% pada siklus II.

SARAN
1. Bagi pendidik, diharapkan mampu menggunakan berbagai metode dalam memberikan
suatu materi pembelajaran dan media yang sesuai dengan tingkat perkembangan anak,
sehingga anak tidak jenuh dan merasa tertarik dalam pembelajaran dikelas.
2. Lembaga Pendidikan diharapkan tidak mengajarkan pembelajaran motorik halus dengan
cara menulis saja, ada banyak cara yang dapat diterapkan salah satunya melalui permainan
menjiplak.
3. Bagi peneliti lain, hendaknya dapat mengembangkan penelitian selanjutnya, dengan
menggunakan berbagai metode pembelajaran yang berbeda. Hal ini dimaksudkan agar
semua materi yang diajarkan disekolah dapat diterima dengan mudah oleh anak.

UCAPAN TERIMA KASIH


Terima kasih penulis ucapkan kepada semua pihak yang terlibat langsung dalam
penelitian ini, juga kepada pihak yang membantu penulis dalam penyusunan hasil penelitian
khususnya kepada dosen pembimbing. Penulis memberikan penghargaan yang sebesar-
besarnya kepada anak saya, suami, dan saudara-saudara saya, tema-teman yang telah
membantu dalam pelaksanaan penelitian dan penyusunan laporan hasil penelitian.
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS (Limfitri) | 10

DAFTAR RUJUKAN

Bambang Sujiono. (2008). Metode Pengembangan Fisik . Universitas Terbuka.


Danim, Sudarwan. Perkembangan Peserta Didik. Alfabeta, 2010.
Departemen Pendidikan Nasional. (2007). Pedoman Pembelajaran Bidang Pengembangan
Fisik Motorik di Taman Kanak-Kanak. Dirjen Manajemen Pendidikan Dasar dan
Menengah.
______, 2007. Direktorat Jendral Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah. Direktorat
Pembinaan Taman Kanak-Kanak dan Sekolah Dasar. Departemen Pendidikan
Nasional
Gallahue, D. L. 1998. Motor development : A descriptie and analytic perspective. In R.J.
Krebs, F. Copetti, & T.S. Beltrame (Eds), Discutindo desenolvimento infantile
(pp.65-90). Santa Maria. Sociedade Inernacional Para Estudoes Da Crianca (SIEC).
Hartinah, Siti. Pengembangan Peserta Didik. PT Refika Aditama, 2008.
Hurlock, Elizabeth B. (1978). Perkembangan Anak. Penerjemah: Meitasari Tjandra dan
Muslichah Zarkasih. Erlangga.
J. Beaty, Janice. Observasi Perkembangan Anak Usia Dini. Kencana, 2008.
Lily Djokosetio, Sidirto. 2008. Belajar dan Pola Pikir Berbasis Mekanisme Otak (Whole-
Brain Thinking). Universitas Indonesia Press.
LN, Yusuf Syamsu. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2013.
MS Sumantri. (2005). Pengembangan Keterampilan Motorik Anak Usia Dini. Dinas
Pendidikan.
Rosmala Dewi. (2005). Berbagai Masalah Anak Taman Kanak-Kanak. Departemen
Pendidikan Nasional.
Rudiyanto, Ahmad. Perkembangan Motorik Halus dan Kasar Anak Usia Dini. Darussalam
Press, 2016.
Seefeldt, Carol, dan Barbara A. Wasik. Pendidikan Anak Usia Dini. PT Indeks, 2008.
Slamet Suyanto. (2005). Dasar-Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Hikayat.
Susanto, Ahmad. Bimbingan dan Konseling di Taman Kanak-Kanak. Prenada Media Group,
2015.
———. Perkembangan Anak Usia Dini. Jakarta: Kencana, 2011.
Syah, Muhibbin. Psikologi Belajar. PT Raja Grafindo Persada, 2012.
———. Psikologi Pendidikan. PT Remaja Rosdakarya, 2010.
Upton, Penney. Psikologi Perkembangan. Erlangga, 2012.

You might also like