Professional Documents
Culture Documents
Oleh:
IMROATUS SOLICHAH
NIM: 11010044016
2016
1
Kegiatan Menempel Kolase Sederhana
Kegiatan Menempel Kolase Sederhana Terhadap Kemampuan Motorik Halus Bagi Anak Tunagrahita Sedang
Abstract
Mid mentally retardation children in SLBC Dharma Wanita Lebo Sidoarjo had obstacle in handling, holding,
getting a pinch, tearing, and sticking, they required to be led in order that their fine motoric ability enhanced by doing
sticking simple kolase activity. The purpose of this research was to prove the influence of sticking simple kolase
activity toward fine motoric ability of mid mentally retardation in SLBC Dharma Wanita Lebo Sidoarjo.
This research method used quantitative approach of pre experiment kind with “pre-experimental design (non
design)” , “one group pretest – posttest design”, the data was collected by using test method (action test), observation,
and documentation. Observation was used to obtain the data of fine motoric ability to mid mentally retardation children
before and after giving treatment while the data of documentation was as the support or proof data that the research was
really done.
The research result indicated that to the initial observation / the average pretest obtained was 55,53 and after
giving treatment, the final observation / the average observation obtained was 90,48. It indicated that there was
significant enhancement. Zh value = 2,20 was greater than critic value 5% Zt = +1,96 which meant that Ho was refused
and Ha was accepted. So it could be concluded that there was influence of sticiking simple kolase activity toward fine
motoric ability of mid mentally retardation children in SLBC Dharma Wanita Lebo Sidoarjo.
2
Kegiatan Menempel Kolase Sederhana
dan kurang bervariasi yang diperkuat oleh N. akibat dari otak yang tidak sempurna, jadi
kephart (dalam Lestari, 2013:25). spektrumnya sangat luas, kekuatan otot anak
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan, tunagrahita sedang kurang bagus karena sarafnya
bahwa pembelajaran motorik bagi tunagrahita tidak tumbuh dengan sempurna. Oleh karena itu
sedang mempunyai manfaat adalah pembelajaran anak tunagrahita sedang perlu layanan pendidikan
motorik halus bagi tunagrahita sedang akan untuk melatih kemampuan motorik halusnya,
mengoptimalkan gerakan otot-otot pada motorik sehingga anak tunagrahita dapat melakukan
halus tunagrahita sedang sehingga anak tunagrahita aktivitas dalam kehidupan sehari-hari.
sedang mampu menyelesaikan beberapa persoalan Berdasarkan hasil observasi di SLB C
yang berhubungan dengan motorik halus dalam Dharmawanita Lebo Sidoarjo, anak tunagrahita
kehidupan sehari-harinya seperti dalam hal sedang disana memiliki hambatan dalam hal
memegang, meremas, menggenggam dan lai-lain kemampuan motorik halus meliputi beberapa aspek
tanpa bergantung pada orang lain dan bersikap yaitu memegang, menggenggam, menjimpit,
mandiri. Dengan demikian, apabila setiap sekolah merobek dan menempel hal tersebut terlihat dari
menekankan pembelajaran motorik halus terhadap kemampuan motorik halus yang dimilikinya, yaitu
anak tunagrahita sedang akan berdampak positif pada saat melakukan kegiatan menempel kekuatan
bagi mereka karena dapat mengoptimalkan jari-jarinya kurang, jari-jarinya masih kaku
perkembangan motorik halus tunagrahita sedang. sehingga peserta didik tunagrahita sedang belum
Sehubungan dengan penekanan pembelajaran bisa menempel dengan tepat, tidak sesuai pola dan
motorik kepada para peserta didik di setiap lembaga tidak terlalu rekat dan pembelajaran motorik yang
sekolah, sehingga anak tunagrahita sedang dituntut kurang menyenangkan.
untuk mempelajari pembelajaran motorik, salah Pembelajaran motorik halus anak tunagrahita
satunya yakni pembelajaran motorik halus. sedang di sekolah tidak semudah pembelajaran
Gerakan motorik halus adalah gerakan yang motorik halus anak normal di sekolah, oleh karena
melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu saja dan itu pembelajaran yang akan diberikan pada anak
dilakukan oleh otot-otot kecil, seperti keterampilan tunagrahita sedang untuk mengembangkan
menggunakan jari jemari tangan dan gerakan kemampuan motorik halus pada anak melalui
pergelangan tangan yang tepat. Oleh karena itu, kegiatan menempel kolase sederhana. Pembelajaran
gerakan ini tidak terlalu membutuhkan tenaga, motorik halus dengan kegiatan seperti ini sangat
namun gerakan ini membutuhkan koordinasi mata begitu mneyenangkan untuk anak tunagrahita
dan tangan yang cermat. Oleh karena koordinasi sedang. Kegiatan menempel mempunyai tujuan
antara mata dan tangan sudah semakin baik maka untuk mengembangkan motorik halus pada anak
anak sudah dapat mengurus diri sendiri dengan karena dapat dilihat dari kegiatan menempel
pengawasan orang yang lebih tua. tersebut (Sukardi E, 2013:7.5).
Anak tunagrahita sedang adalah anak yang Dalam penelitian ini menggunakan kegiatan
mempunyai kemampuan di bawah rata-rata anak menempel kolase sederhana. Kegiatan menempel
tunagrahita ringan. Kelompok ini mempunyai kolase sederhana adalah suatu kegiatan menempel
tingkat kecerdasan 51-36 pada skala Binet dan dengan menyatukan dua kertas sesuai dengan pola
perkembangan Mental Age anak tunagrahita sampai pada bidang datar dan dipadukan dengan kolase
kurang lebih 7 tahun. Dalam kehidupan sehari-hari sederhana bermedia kertas serta menggunakan
anak tunagrahita sedang membutuhkan pengawasan teknik sobek bebas. Manfaat dari kegiatan
oleh lingkungan sekitar secara berkelanjutan dan menempel kolase sederhana ini yaitu mampu
terus menerus (Sutjihati 2007:107). Banyak melatih kekuatan motorik halus anak dan
permasalahan pada diri anak tunagrhita sedang menstimulus kognitif anak tunagrahita sedang.
dikarenakan intelektualnya dibawah rata-rata, Proses pembelajarannya menggunakan analisis
sehingga dapat berdampak pada dirinya sendiri. tugas sehingga pembelajarannya dimulai dari yang
Ada beberapa permasalahan yang dialami anak muda hingga yang sulit.
tunagrahita sedang dalam kehidupan sehari-hari, Penelitian pengaruh kegiatan menempel kolase
permasalahan tersebut adalah permasalahan sederhana terhadap kemampuan motorik halus anak
motorik, sensorik, kognitif, intrapersonal, tunagrahita sedang di SLB C Dharma Wanita Lebo.
interpersonal, perawatan diri dan produktivitas Berkaitan dengan penelitian terdahulu dari Yeni
(Mahmudah 2008:64). Hal ini dikarenakan anak (2013) tentang pengaruh aktivitas kolase terhadap
tunagrahita mengalami gangguan pada motoriknya peningkatan kemampuan motorik halus pada siswa
3
Kegiatan Menempel Kolase Sederhana
cerebal palsy tipe spastik. Hal ini bisa dibuktikan observasi awal/pre tes II dilaksanakan pada tanggal 22
pada hasil penelitian tersebut dapat dikatakan september 2015.
bahwa kemampuan motorik halus dapat
X = Perlakuan pada subyek dengan memberikan materi
dikembangkan melalui aktivitas kolase. Dengan
tentang kegiatan menempel kolase sederhana dengan
demikian penelitian ini menggunakan kegiatan aspek meliputi 5 aspek yaitu memegang, menggenggam,
menempel kolase sederhana untuk mengembangkan menjimpit, merobek dan menempel benda di sekitar
kemampuan motorik halus anak tunagrahita sedang. sesuai dengan petunjuk guru. X atau perlakuan
Penelitian yang telah dilakukan dapat menjadi menggunakan kegiatan menempel kolase sederhana
acuan dalam penyusunan penelitian mengenai sebanyak 10 kali.
kemampuan motorik halus tunagrahita sedang O2 = Observasi akhir/pos tes dilakukan untuk melihat
kemampuan motorik halus anak tunagrahita sedang
melalui kegiatan menempel kolase sederhana. Hal
setelah diberikan perlakuan berupa kegiatan menempel
ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan untuk kolase sederhana. Observasi dilakukan sebanyak 2 kali
memberikan stimulasi dalam perkembangan dengan cara menilai kemampuan anak dalam 5 aspek
motorik halus tunagrahita sedang. Berdasarkan latar yaitu memegang, menggenggam, menjimpit, merobek
belakang yang telah diuraikan tersebut, maka dan menempel benda di sekitar sesuai dengan petunjuk
diperlukan penelitian lebih lanjut tentang “pengaruh guru. Observasi akhir/pos tes I dilaksanakan pada tanggal
kegiatan menempel kolase sederhana terhadap 19 Oktober 2015 dan observasi akhir pos tes II
dilaksanakan pada tanggal 20 Oktober 2015.
kemampuan motorik halus anak tunagrahita sedang
di SLB C Dharmawanita Lebo Sidoarjo”. Penilaian dilakukan sebanyak 4 kali pertemuan
yaitu 2 pertemuan sebelum perlakuan dan 2 pertemuan
TUJUAN sesudah perlakuan untuk mengetahui kemampuan
Mengkaji ada atau tidaknya pengaruh kegiatan motorik halus anak tunagrahita sedang dalam 5 aspek
menempel kolase sederhana terhadap kemampuan yaitu memegang, menggenggam, menjimpit, merobek
motorik anak tunagrahita sedang di SLB C Dharma dan menempel di SLB C Dharma Wanita Lebo Sidoarjo,
Wanita Lebo Sidoarjo. serta 10 kali pertemuan untuk memberikan perlakuan
terhadap subjek. Setelah perlakuan dilakukan maka akan
diberikan obersevasi akahir/pos tes untuk menilai
METODE kemampuan motorik halus anak.Hasil observasi awal/pre
A. Jenis dan Rancangan Penelitian tes dan observasi akhir/pos tesakan dianalisis dengan
statistik non parametrik“uji peringkat-bertanda”
Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis pra
Wilcoxon.
eksperimen dengan mengambil bentuk desain “pre-
experimental design (nondesign)”,yang menggunakan B. Lokasi Penelitian
rancangan penelitian “ one group pretest – post test Lokasi yang dipilih adalah SLB C Dharma
design”yaitu suatu desain yang terdapat “pretest” Wanita Lebo Sidoarjo. Alasan yang mendasari pemilihan
sebelum diberi perlakuan. Dengan demikian hasil lokasi penelitian ini adalah terdapat anak tunagrahita
perlakuan dapat diketahui lebih akurat, karena dapat sedang yang mengalami hambatan motorik halus dalam
membandingkan dengan keadaan sebelum diperlakukan hal lima aspek yaitu memegang, menggenggam,
(Sugiyono, 2013:110). Rancangan ini dapat digambarkan menjimpit, merobek dan menempel dikarenakan
sebagai berikut : lemahnya dan kurangnya kekuatan motorik halus anak
O1 X O2 tunagrahita sedang.
C. Subjek Penelitian
(Sugiyono, 2013:111) Menurut Arikunto (2010:174) sampel adalah
Keterangan: sebagian dari populasi yang diteliti. Adapun sampel
yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua
O1 = Observasi awal/pre tes dilakukan untuk melihat
anak tunagrahita sedang yang memiliki hambatan
kemampuan motorik halus anak tunagrahita sedang
sebelum diberikan perlakuan berupa kegiatan menempel kemampuan mootrik halus di SLB C Dharma Wanita
kolase sederhana. Observasi dilakukan sebanyak 2 kali Lebo Sidoarjo. Tekhnik sampling yang digunakan
dengan cara menilai kemampuan motorik halus anak dalam penelitian adalah sampling jenuh karena
dalam 5 aspek yaitu memegang, menggenggam, jumlah populasi relative kecil atau kurang dari 30,
menjimpit, merobek dan menempel benda di sekitar sampling jenuh merupakan tekhnik penentuan
sesuai dengan petunjuk guru. Observasi awal/pre tes I sampel bila semua anggota populasi digunakan
dilaksanakan pada tanggal 21 september 2015 dan
sebagai sampel (Sugiyono, 2010:68). Sampel jenuh
4
Kegiatan Menempel Kolase Sederhana
yang digunakan adalah anak tunagrahita sedang data yang berskala nominal dan ordinal. Maka rumus
berjumlah 6 anak di SLB C Dharma Wanita Lebo yang digunakan untuk menganalisis adalah statistik
Sidoarjo yang memiliki hambatan kemampuan non parametrik jenis Wilcoxon Match Pairs Test.
motorik halus meliputi aspek memegang,
menggenggam, menjimpit, merobek dan menempel
benda di sekitar sesuai dengan petunjuk yang
diberikan guru.
Tabel 3.1
Identitas Subjek Penelitian
Nama Hambatan
No Umur
Inisial
Menyobek,
menjimpit
dan
1 TR 7 Tahun
Menempel
dengan
bantuan Langkah-Langkah Analisis Data :
Langkah-langkah yang dilakukan dalam mengerjakan
Menjimpit analisis data dengan menggunakan rumus Wilcoxon
dan match pairs test dengan n = 7 dan taraf kesalahan 5%,
11
2 DF Menempel maka t tabel = 2adalah :
Tahun
dengan 1. Mencari hasil pre test dan post test.
bantuan 2. Menghitung rata-rata dari masing-masing hasil pre
test dan post test.
Menempel 3. Membuat tabel perubahan dengan mencari nilai beda
12
3 RF dengan dari masing-masing sample dengan rumus nilai post
Tahun
bantuan test (O2) – nilai pre test (O1) kemudian menghitung
nilai jenjang dari masing-masing sample untuk
Menempel mendapatkan nilai positif dan negatif.
12
4 MB dengan 4. Data-data hasil penelitian yang berupa nilai pre test
Tahun
bantuan dan post test yang telah dimasukan dalam table kerja
perubahan di olah menggunakan rumus wilcoxon
menjimpit,
match pairs test dengan mencari mean (nilai rata-
merobek dan
12 rata) kemudian mencari nilai standar deviasi.
5 DN menempel
Tahun 5. Setelah mendapatkan hasil mean dan standar deviasi
dengan
maka hasil tersebut dimasukan dalam rumus
bantuan
Menempel
15
6 NV dengan 6. Setelah mendapatkan hasil dari penghitungan maka
Tahun
bantuan menetukan hasil analisis data atau hipotesis
5
Kegiatan Menempel Kolase Sederhana
6
Kegiatan Menempel Kolase Sederhana
yang digunakan untuk menganalisis adalah statistik anak tunagrahita sedang di SLB C Dharma Wanita
non parametrik jenis Wilcoxon Match Pairs Test. Lebo Sidoarjo”.
Adapun kriteria penilaiannya antara lain: b. Jika ZH > Z tabel, berarti Ho Ditolak, dan Ha
a. Memegang benda di lingkungan sekitar atau diterima yang artinya “ada pengaruh kegiatan
bahan yang terdapat pada kegiatan menempel menempel kolase sederhana terhadap kemampuan
kolase sederhana. motorik halus anak tunagrahita sedang di SLB C
3 : Anak mampu memegang kertas atau benda Dharma Wanita Lebo Sidoarjo”.
sejenisnya dengan instruksi secara mandiri.
2 : Anak mampu memegang dengan bantuan
1 : Anak belum mampu memegang HASIL DAN PEMBAHASAN
b. Menggenggam kertas atau benda sejenisnya di 1. Penyajian Data
lingkungan sekitar.
3 : Anak mampu menggenggam kertas dengan Dari perolehan hasil pre test 2 kali, post test 2
kali dan treatment 10 kali maka diperoleh data dalam
lima jari secara mandiri tabel sebagai berikut :
2 : Anak mampu menggenggam kertas dengan
bantuan (menggenggam kertas dengan lima jari Tabel 4.1 Rekapitulasi Data Observasi Awal/Pre Tes
tidak terlalu erat) Kemampuan Motorik Halus Anak Tunagrahita
1 : Anak belum mampu menggenggam kertas Sedang di SLB C Dharma Wanita Lebo Sidoarjo
c. Menjimpit benda yang ada di lingkungan sekitar Nama Observasi Observasi Total Rata-
atau bahan dan material kegiatan menempel Inisial Awal/Pre Awal/Pre Rata
kolase sederhana. Tes I Tes II
3 : Anak mampu menjimpit kertas dengan tiga DF 46,7 53,3 100 50
jari secara mandiri
2 : Anak mampu menjimpit kertas atau benda TR 46,7 53,3 100 50
sejenisnya dengan bantuan (menjimpit kertas
NV 60 66,7 126,7 63,3
dengan empat atau dua jari)
1 : Anak belum mampu menjimpit kertas atau DN 46,7 53,3 100 50
benda sejenisnya.
d. Merobek bahan kegiatan menempel kolase MB 53,3 60 113,3 56,6
sederhana atau benda
RF 60 66,7 126,7 63,3
3 : Anak mampu merobek kertas secara mandiri
2 : Anak mampu merobek dengan bantuan Jumlah Nilai Rata-Rata Observasi Awal/Pre 333,2 =
1: Anak belum mampu merobek kertas Tes 55,53
e. Menempel material kertas yang berukuran kecil
dalam kegiatan menempel kolase sederhana atau Catatan :
menempel benda yang bisa di rekatkan (stiker a. Memegang benda di lingkungan sekitar atau bahan
pada gambar, kertas dengan diberi lem kertas yang terdapat pada kegiatan menempel kolase
dan material kertas dengan diberi lem kertas sederhana.
sesuai dengan pola yang tersedia) 3 : Anak mampu memegang kertas atau benda
3: Anak dapat menempel dengan mandiri sejenisnya dengan instruksi secara mandiri.
2: Anak dapat menempel tetapi kurang rekat 2 : Anak mampu memegang dengan bantuan
1: Anak belum mampu menempel. 1 : Anak belum mampu memegang
b. Menggenggam kertas atau benda sejenisnya di
lingkungan sekitar.
NA (Nilai Akhir) = Skor perolehan x 100 = 3 : Anak mampu menggenggam kertas dengan lima jari
Skor Total secara mandiri
2 : Anak mampu menggenggam kertas dengan bantuan
(menggenggam kertas dengan lima jari tidak terlalu
F. Interpretasi hasil analisis data
erat)
a. Jika ZH ≤ Z tabel, Ho Diterima, yang artinya 1 : Anak belum mampu menggenggam kertas
“tidak ada pengaruh kegiatan menempel kolase c. Menjimpit benda yang ada di lingkungan sekitar atau
sederhana terhadap kemampuan motorik halus bahan dan material kegiatan menempel kolase
sederhana.
7
Kegiatan Menempel Kolase Sederhana
3 : Anak mampu menjimpit kertas dengan tiga Tabel 4.3 Hasil Rekapitulasi Observasi
jari secara mandiri Awal/Pre Tes dan Observasi Akhir/Pos
2 : Anak mampu menjimpit kertas atau benda Tes Kemampuan Motorik Halus Anak
Tunagrahita Sedang di SLB C Dharma
sejenisnya dengan bantuan (menjimpit kertas
Wanita Lebo Sidoarjo
dengan empat atau dua jari)
Observa Observa Bed
1 : Anak belum mampu menjimpit kertas atau Nam
si si a
benda sejenisnya. N a
Awal/Pr Akhir/P (O2
o Inisi
f. Merobek bahan kegiatan menempel kolase e Tes os Tes -
al
sederhana atau benda (O1) (O2) O1)
3 : Anak mampu merobek kertas secara mandiri 1 DF 50 89,9 39,9
2 : Anak mampu merobek dengan bantuan
1: Anak belum mampu merobek kertas 2 TR 50 76,6 26,6
g. Menempel material kertas yang berukuran kecil
3 NV 63,3 93,3 30
dalam kegiatan menempel kolase sederhana atau
menempel benda yang bisa di rekatkan (stiker 4 DN 50 89,9 39,9
pada gambar, kertas dengan diberi lem kertas
dan material kertas dengan diberi lem kertas 5 MB 56,6 96,6 40
sesuai dengan pola yang tersedia)
6 RF 63,3 96,6 33,3
3: Anak dapat menempel dengan mandiri
2: Anak dapat menempel tetapi kurang rekat Rata-Rata
55,53 90,48 -
1: Anak belum mampu menempel. Nilai
8
Kegiatan Menempel Kolase Sederhana
Keterangan:
Z : Nilai hasil pengujian statistik uji
Berdasarkan hasil analisis data observasi
peringkat-bertanda
awal/pre tes dan observasi akhir/pos tes tentang
T : Jumlah tanda terkecil kemampuan motorik halus anak tunagrahita
sedang sesudah perlakuan dapat diketahui ada
X : jumlah jenjang/ranking yang kecil
tidaknya pengaruh kegiatan menempel kolase
T : Mean (nilai rata-rata) = sederhana terhadap kemampuan motorik halus
anak tunagrahita sedang, dengan mean ( T) =
T : Simpangan baku = 10,5, dan simpangan baku ( T) = 4,76 jika
dimasukan kedalam rumus maka didapat hasil:
n : Jumlah sampel
p: probabilitas untuk memperoleh tanda (+) dan
(-) = 0,5 karena nilai krisis 5%
9
Kegiatan Menempel Kolase Sederhana
10
Kegiatan Menempel Kolase Sederhana
11
Kegiatan Menempel Kolase Sederhana
Istanto, Heri. 2012. Pengaruh Pembuatan Kolase Sunaryo dan Sunardi. 2007. Intervensi Dini Anak
Berbahan Kertas Terhadap Kemampuan Berkebutuhan Khusus. Jakarta: Depdiknas,
Konsentrasi Belajar Siswa Tunagrahita Ringan Dirjen Dikti,Direktorat Ketenagaan.
Di SLB Aisiyah Sidoarjo. Skripsi tidak
diterbitkan. Surabaya: PLB Universitas Negeri Sujiono, Bambang,dkk. 2008. Metode Pengembangan
Surabaya. Fisik. Jakarta: Universitas Terbuka.
12
Kegiatan Menempel Kolase Sederhana
13