You are on page 1of 8

Jurnal Ilmiah Fisioterapi (JIF) Volume 03 Nomor 01 Februari 2020

PENGARUH BABY GYM TERHADAP MOTORIK KASAR PADA ANAK DELAYED


DEVELOPMENT USIA 3-12 BULAN DI POSYANDU MELATI PURBAYAN KOTAGEDE
YOGYAKARTA

Lailatuz Zaidah
Program Studi Fisioterapi S1
Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas „Aisyiyah Yogyakarta
Jl. Ring road barat no 63 Nogotirto, Sleman Yogyakarta
email : 1)lailatuzzaidah@unisayogya.ac.id

ABSTRACT
Background. The period of growth and development of infants is a golden period as well as a critical
period of development of a person that is at the age of 0-12 months. It is said that the golden period
because infancy lasts very short and can not be repeated again. Growth and development deviations
must be detected early, especially before the age of 3 years because it is a golden period. The purpose
of this study is to determine the effect of the influence of baby gym on Motor Rough Motor Delayed
Development Ages 3-12 months in Posyandu Melati Purbayan Kotagede. Research methods. This
research is a quasi experimental study, in Posyandu, Melati Kotagede, Yogyakarta has a population of
26 infants and after investigators there are 17 infants aged 3-12 months experiencing delays in gross
motor development. The results. The hypothesis in this study uses a paired static sample t-test
technique. Infants analyzed using paired sample t-test, obtained a probability value (p value) of 0,000.
Probability value is smaller than 0.05 (p <0.05), that there is an influence of baby gym on increasing
gross motor skills of children aged 3-12 months.
Keyword: Development, gross motor age 3-12 months, baby gym

ABSTRAK
Latar Belakang. Masa tumbuh kembang bayi merupakan masa keemasan sekaligus masa kritis
perkembangan seseorang yaitu pada usia 0-12 bulan. Dikatakan masa keemasan karena masa bayi
berlangsung sangat singkat dan tidak dapat diulang kembali.Penyimpangan tumbuh kembang harus
dideteksi sejak dini terutama sebelum umur 3 tahun karena merupakan periode masa emas. Tujuan
dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Pengaruh baby gym terhadap Motorik Kasar
pada Anak Delayed Development Usia 3-12 bulan di Posyandu Melati Purbayan Kotagede. Metode.
Penelitian ini adalah penelitian quasi eksperimental,di Posyandu Dusun kotagede Yogyakarta memiliki
jumlah populasi 26 bayi dan setelah peneliti melakukan pemeriksaan terdapat 17 bayi yang berusia
3-12 bulan mengalami keterlambatan perkembangan motorik kasar. Hasil. uji hipotesis pada
penelitian ini menggunakan teknik statik paired sampel t-test. Bayi yang dianalisis menggunakan uji
paired sample t-test, diperoleh nilai probabilitas (nilai p) sebesar 0,000. Nilai probabilitas lebih
kecil dari 0,05 (p < 0,05), bahwa adanya pengaruh baby gym terhadap peningkatan kemampuan
motorik kasar anak usia 3-12 bbulan.

Keyword : perkembangan, motorik kasar usia 3-12 bulan, baby gym

8
Jurnal Ilmiah Fisioterapi (JIF) Volume 03 Nomor 01 Februari 2020

1. Pendahuluan Development Usia 6-12 bulan di Posyandu


Melati Purbayan Kotagede.
Masa tumbuh kembang bayi merupakan
masa keemasan sekaligus masa kritis 2. Tinjauan Pustaka
perkembangan seseorang yaitu pada usia 0-12
bulan. Dikatakan masa keemasan karena masa 1. Anak
bayi berlangsung sangat singkat dan tidak dapat
diulang kembali. Dikatakan masa kritis karena a. Definisi Anak
pada masa ini bayi sangat peka terhadap
lingkungan dan membutuhkan asupan gizi serta Anak merupakan individu yang berada
stimulasi yang baik untuk pertumbuhan dan dalam satu rentang perubahan perkembangan
perkembangannya (Kementrian Kesehatan [1]. yang dimulai dari bayi hingga remaja [8] . Anak
Penyimpangan tumbuh kembang memiliki suatu ciri yang khas yaitu selalu
harus dideteksi sejak dini terutama sebelum tumbuh dan berkembang sejak saat konsepsi
umur 3 tahun karena merupakan periode masa sampai berakhirnya masa remaja. Hal inilah
emas. Selain itu pada usia 3 tahun jumlah sel yang membedakan dari orang dewasa. Meskipun
otak dua kali lipat lebih banyak dari sel-sel otak pertumbuhan dan perkembangan merupakan
orang dewasa. Apabila deteksi terlambat, maka proses yang berbeda, keduanya tidak berdiri
penanganannya juga terlambat yang sendiri, saling berkaitan satu sama lain [9].
mengakibatkan penyimpangan yang sukar Perkembangan adalah proses kualitatif
diperbaiki [2]. yang mengacu pada penyempurnaan fungsi
Aspek tumbuh kembang pada masa sosial dan psikologis dalam diri seseorang dan
anak merupakan suatu hal yang sangat penting, berlangsung sepanjang hidup.
yang sering diabaikan oleh orang tua. Perkembangan adalah bertambahnya
Perkembangan Motorik merupakan salah satu kemampuan dalam struktur dan fungsi tubuh
aspek perkembangan yang merupakan yang lebih kompleks dalam pola yang teratur,
perkembangan pengendalian gerakan tubuh sebagai hasil dari proses pematangan. Disini
melalui kegiatan yang terkoordinir antara menyangkut adanya proses diferensiasi sel-sel
susunan saraf , otot, dan otak [3]. tubuh, jaringan tubuh, organ-organ dan sistem
Berbagai faktor dapat mengganggu organ yang berkembang sedemikian rupa
tahap awal perkembangan anak. Walker et al. sehingga masing-masing dapat memenuhi
(2007) menyatakan bahwa terdapat empat faktor fungsinya. Perkembangan merupakan suatu
resiko yang mempengaruhi 20-25% anak di proses yang bersifat kualitatif yang
negara berkembang yaitu malnutrisi kronis berat pengukurannya jauh lebih sulit daripada
yang menyebabkan pertumbuhan menjadi kerdil pengukuran pertumbuhan. Termasuk juga
(stunting), stimulasi dini yang tidak adekuat, perkembangan emosi, intelektual, dan tingkah
defisiensi yodium dan anemia defisiensi besi. laku sebagai hasil interaksi dengan
Keempat faktor resiko tersebut merupakan faktor lingkungannya. Sehingga dapat disimpulkan
resiko yang dapat dimodifikasi. Sedangkan bahwa pertumbuhan mempunyai dampak
faktor resiko lain yang tidak kalah penting terhadap aspek fisik, sedangkan perkembangan
adalah malaria, depresi maternal, intrauterine berkaitan dengan pematangan fungsi organ atau
growth restricion, terpapar logam berat dan individu [10].
kekerasan dalam keluarga [4]
Baby gym merupakan salah satu Perkembangan adalah proses kualitatif
bentuk rangsangan/stimulasi yang bertujuan yang mengacu pada penyempurnaan fungsi
untuk mengoptimalisasikan tumbuh kembang sosial dan psikologis dalam diri seseorang dan
motorik anak [5]. . Menurut [6] dalam [7] berlangsung sepanjang hidup, Perkembangan
senam bayi adalah latihan fisik yang memiliki adalah bertambahnya kemampuan dalam
ciri dan kaidah khusus yakni gerakan selalu struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks
dibuat untuk mencapai tujuan tertentu, dalam pola yang teratur, sebagai hasil dari
gerakannya selalu tersusun dan sistematik. proses pematangan. Disini menyangkut adanya
Penelitian ini adalah penelitian quasi proses diferensiasi sel-sel tubuh, jaringan tubuh,
eksperimental dengan rancangan penelitian yang organ-organ dan sistem organ yang berkembang
digunakan adalah Pre and Post Test Group sedemikian rupa sehingga masing-masing dapat
Design yaitu Kelompok intervensi senam bayi memenuhi fungsinya. Perkembangan merupakan
dengan sampel 17 anak suatu proses yang bersifat kualitatif yang
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk pengukurannya jauh lebih sulit daripada
mengetahui pengaruh Pengaruh baby gym pengukuran pertumbuhan. Termasuk juga
terhadap Motorik Kasar pada Anak Delayed perkembangan emosi, intelektual, dan tingkah
laku sebagai hasil interaksi dengan

8
Jurnal Ilmiah Fisioterapi (JIF) Volume 03 Nomor 01 Februari 2020

lingkungannya. Sehingga dapat disimpulkan Perkembangan motorik merupakan


bahwa pertumbuhan mempunyai dampak perkembangan pengendalian gerakan jasmaniah
terhadap aspek fisik, sedangkan perkembangan melalui kegiatan pusat syaraf, urat syaraf dan
berkaitan dengan pematangan fungsi organ atau otot terkoordinasi[14] dalam [15]. Otot-otot
individu [11]. tubuh yang berkembang memungkinkan mereka
Perkembangan pada bayi dapat ditinjau dari melakukan berbagai jenis ketrampilan, sehingga
empat aspek perkembangan, yaitu kemampuan dengan bertambahnya usia terdapat
motorik kasar, motorik halus, personal sosial, perbandingan antara bagian tubuh berubah.
dan bahasa. Kemampuan motorik kasar adalah Selain itu, letak gravitasi makin berada bagian
kemampuan untuk membuat gerakan yang bawah tubuh sehingga keseimbangan ada pada
melibatkan otot-otot besar dan membentuk sikap tungkai bagian bawah.
tubuh seperti mengangkat kepala, sedangkan [16] menyatakan dari beberapa studi
motorik halus kemampuan untuk membuat perkembangan motorik yang diamatinya, ada
gerkan lebih halus dan melibatkan keluwesan lima prinsip perkembangan motorik kasar.
otot-otot kecil seperti untuk mengambil benda Adapun lima prinsip perkembangan motorik
kecil dengan jari-jari. Kemampuan personal kasar yaitu :
adalah kemampuan bersosialisasi dan a. Perkembangan motorik kasar bergantung
berinteraksi dengan lingkungannya, misalnya pada kematangan otot dan syaraf.
tersenyum kepada ibu sedangkan kemampuan Perkembangan motorik sangat dipengaruhi
bahasa adalah kemampuan dalam memberikan oleh organ otak. Otak lah yang mengatur
respon terhadap suara, mengikuti perintah dan setiap gerakan yang dilakukan anak. Semakin
berbicara spontan [12]. matangnya perkembangan sistem syaraf otak
Aspek tumbuh kembang pada masa anak yang mengatur otot, semakin baik
merupakan suatu hal yang sangat penting, yang kemampuan motorik anak. Hal ini juga
sering diabaikan oleh orang tua. Perkembangan didukung oleh kekuatan otot anak yang baik.
Motorik merupakan salah satu aspek b. Perkembangan yang berlangsung terus
perkembangan yang merupakan perkembangan menerus. Perkembangan motorik
pengendalian gerakan tubuh melalui kegiatan berlangsung secara terus menerus sejak
yang terkoordinir antara susunan saraf , otot, dan pembuahan. Urutan perkembangan
otak [3]. cephalocaudal dapat dilihat pada masa awal
bayi, pengendalian gerakan lebih banyak di
b. Klasifikasi Anak daerah kepala. Saat perkembangan syaraf
semakin baik, pengendalian gerakan
Masa anak merupakan masa pertumbuhan dikendalikan oleh batang tubuh kemudian di
dan perkembangan yang dimulai dari bayi (0-1 daerah kaki. Perkembangan secara
tahun) usia bermain/oddler (1-2,5 tahun), pra proximodistal dimulai dari gerakan sendi
sekolah (2,5-5), usia sekolah (5-11 tahun) hingga utama sampai gerakan bagian tubuh terpencil.
remaja (11-18 tahun) [8]. Berdasarkan UU Misal bayi menggunakan bahu dan siku
No.44 (2008) Pasal 1 ayat 4 “Anak adalah dalam bergerak sebelum menggunakan
seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas) pergelangan tangan dan jari tangan.
tahun “. Dan menurut [13], Masa kanak-kanak c. Perkembangan motorik memiliki pola yang
adalah 5 - 11 tahun. dapat diramalkan. Perkembangan motorik
Kategori Umur Menurut [13] : Masa balita : dapat diramalkan ditunjukkan dengan bukti
0 - 5 tahun, Masa kanak-kanak : 5 - 11 tahun., bahwa usia ketika anak mulai berjalan
Masa remaja Awal : 12 - 16 tahun, Masa konsisten dengan laju perkembangan
remaja Akhir : 17 - 25 tahun., Masa dewasa keseluruhannya. Misalnya, anak yang
Awal : 26 - 35 tahun, Masa dewasa Akhir : duduknya lebih awal akan berjalan lebih awal
36 - 45 tahun, Masa Lansia Awal : 46 - 55 ketimbang anak yang duduknya terlambat.
tahun, Masa Lansia Akhir : 56 - 65 tahun. Masa d. Reflek primitif akan hilang dan digantikan
Manula : 65 - sampai atas. dengan gerakan yang disadari.
Reflek primitif ialah gerakan yang tidak
c. Perkembangan Anatomi Anak disadari, berlangsung secara otomatis dan
pada usia tertentu harus sudah hilang karena
Pada masa usia dini anak mengalami masa dapat menghambat gerakan yang disadari.
keemasan (the golden years) yang merupakan Urutan perkembangan pada anak sama tetapi
masa dimana anak mulai peka/sensitif untuk kecepatannya berbeda
menerima berbagai rangsangan. Masa peka pada Tahap perkembangan motorik setiap anak
masing-masing anak berbeda, seiring dengan sama. Akan tetapi kondisi bawaan dan
laju pertumbuhan dan perkembangan anak lingkungan mempengaruhi kecepatan
secara individual. perkembangannya.

9
Jurnal Ilmiah Fisioterapi (JIF) Volume 03 Nomor 01 Februari 2020

2. Motorik Kasar lingkungan ini terdapat berbagai jenis faktor,


diantaranya adalah keluarga, masyarakat,
a. Definisi adat-istiadat, agama, kehidupan politik, dan
lain-lain.
Motorik kasar adalah kemampuan gerak 3) Faktor Fisik: fungsi-fungsi organis dan
tubuh yang menggunakan otot-otot besar, fungsi-fungsi psikis.
sebagian besar atau seluruh anggota tubuh 4) Aktivitas: aktivitas anak sebagai subyek
motorik kasar diperlukan agar anak dapat duduk, bebas yang berkemauan, kemampuan seleksi,
menendang, berlari, naik turun tangga dan menolak atau menyetujui, punya emosi, serta
sebagainya [17]. Perkembangan motorik kasar usaha membangun diri. Merupakan
anak lebih dulu dari pada motorik halus, cara-bereaksi atau respons anak terhadap
misalnya anak akan lebih dulu memegang segala stimulti/pengaruh dari lingkungan.
benda-benda yang ukuran besar dari pada ukuran
yang kecil. Karena anak belum mampu c. Alat Ukur Motorik Kasar dengan DDST
mengontrol gerakan jari-jari tangannya untuk
kemampuan motorik halusnya, seperti meronce, Denver Development Screening Test
menggunting dan lain-lain. (DDST) adalah sebuah metode pengkajian yang
Menurut [18] bahwa aktivitas yang digunakan secara luas untuk menilai kemajuan
menggunakan otot-otot besar diantaranya perkembangan anak usia 0-6 tahun [21].
gerakan keterampilan non lokomotor, gerakan Menurut [22] Denver terdiri atas 125 item
lokomotor, dan gerakan manipulatif. Gerakan tugas perkembangan yang sesuai dengan
non lokomotor adalah aktivitas gerak tanpa usia anak, mulai dari usia 0-6 tahun. Item-item
memindahkan tubuh ke tempat lain. Contoh, tersebut tersusun dalam formulir khusus dan
mendorong, melipat, menarik dan membungkuk. terbagi menjadi 4 sektor, yaitu:
Gerakan lokomotor adalah aktivitas gerak yang a) Sektor Personal-social, yaitu penyesuaian diri
memindahkan tubuh satu ke tempat lain. di masyarakat dan kebutuhan pribadi.
Contohnya, berlari, melompat, jalan dan b) Sektor Motorik Halus-Adaptive, yaitu
sebagainya, sedangkan gerakan yang manipulatif koordinasi mata-tangan, kemampuan
adalah aktivitas gerak manipulasi benda. memainkan dan menggunakan benda-benda
Contohnya, melempar, menggiring, menangkap, kecil, serta pemecahan masalah.
dan menendang. c) Sektor Bahasa, yaitu mendengar, mengerti,
dan menggunakan bahasa.
b. Faktor-faktoryang Mempengaruhi d) Sektor Motorik Kasar, yaitu duduk, berjalan,
dan melakukan gerakan umum otot besar
Menurunnya Perkembangan Anak lainnya.
3. Senam Bayi
Pada umumnya anak memiliki pola
perkembangan normal yang merupakan hasil a. Definisi Senam Bayi
interaksi banyak faktor yang mempengaruhi Baby gym didefinisikan sebagai suatu
perkembangan anak. Faktor-faktor tersebut bentuk permainan gerakan pada bayi, untuk
adalah faktor genetik dan faktor lingkungan merangsang pertumbuhan dan perkembangan
diantaranya bio-fisiko-psikososial, yang bisa serta kemampuan pergerakan bayi secara
menghambat dan mengoptimalkan optimal. Dengan dilakukannya baby gym, orang
perkembangan anak. Faktor lingkungan secara tua secara langsung merangsang bayi untuk
garis besar di bagi menjadi faktor lingkungan melakukan gerakan secara aktif. Dalam baby
prenatal, faktor lingkungan perinatal dan faktor gym, gerakan yang dilakukan bermacam-macam
lingkungan pascanatal [19]. sesuai usianya dan diulangi hingga beberapa kali
Perkembangan anak menurut [20]. tidak sesuai dengan tahapannya. Baby gym dilakukan
berlangsung secara mekanis-otomatis. Sebab ketika bayi berumur 3 bulan ke atas, setelah bayi
perkembangan tersebut sangat bergantung mulai mampu mengangkat kepalanya sendiri
pada beberapa faktor secara simultan. Yaitu: pada posisi tengkurap [23].
1) Faktor Herediter (biologis): warisan sejak Senam bayi adalah suatu permainan gerak
lahir, bawaan. Penampakan ciri-ciri fisik pada bayi, untuk merangsang perkembangan dan
yang karakteristik dan ciri-ciri psikis yang pertumbuhan serta kemampuan pergerakan bayi
karakteristik. Ciri fisik seperti postur tubuh, secara optimal [24]. Menurut Probosuseno [6].
warna rambut, bentuk mata, hidung. Ciri senam bayi adalah latihan fisik yang memiliki
psikis seperti kecerdasan atau intelegensia, ciri dan kaidah khusus yakni gerakan selalu
vitalis kelincahan, ketekunan, minat, dll. dibuat untuk mencapai tujuan tertentu,
2) Faktor Lingkungan: lingkungan yang gerakanya selalu tersusun dan sistematik.
menguntungkan/merugikan. Faktor

10
Jurnal Ilmiah Fisioterapi (JIF) Volume 03 Nomor 01 Februari 2020

b. Manfaat Senam Bayi pada bayi sebagai persiapan bayi untuk duduk,
Manfaat senam bayi menurut [25] adalah : berdiri, dan berjalan [27]
1) Mendekatkan hubungan orang tua dan anak.
2) Melatih kekuatan dan ketahanan otot bayi a. Populasi dan Sampel
agar lebih elastis dalam mempersiapkan 1. Populasi
perkembangan gerakan selanjutnya. Populasi dalam penelitian ini adalah bayi
3) Melatih koordinasi dan kemampuan reaksi berusia 3-12 bulan yang mengalami sedikit atau
serta stabilitas sendi-sendi. banyak terlompati masa perkembangan
4) Mengajarkan anak untuk berinteraksi kemampuan motorik kasar yang dimana
dengan lingkungan. diberikan intervensi senam bayi dan pijat bayi.
5) Memantau perkembangan dan mengenal Diketahui bahwa di Posyandu Dusun kotagede
otot-otot tulang serta berbagai variasi Yogyakarta memiliki jumlah populasi 26 bayi
gerakannya. dan setelah peneliti melakukan pemeriksaan
6) Meningkatkan perkembangan motorik kasar terdapat 17 bayi yang berusia 3-12 bulan
bayi. mengalami keterlambatan perkembangan
motorik kasar.
c. Hal-hal yang harus diperhatikan sebelum 2. Sampel
Senam Bayi: Sampel penelitian dari populasi yang
Sebelum melakukan senam bayi menurut [25]. memenuhi keriteria inklusi dan eksklusi adalah
harus memerhatikan sebagai berikut : sebagai berikut:
1) Senam bayi dilakukan di saat bayi dalam
keadaan sehat. a. Kriteria Inklusi
2) Senam bayi sebaiknya dimulai saat bayi 1) Bersedia menjadi subjek dalam penelitian ini
berumur 3 bulan. dari awal sampai akhir, dengan orang tua
3) Karena pada saat itu, reflek-reflek primitif yang menandatangani surat persetujuan
atau reflek-reflek yang dibawa sejak lahir bersedia menjadi sampel penelitian.
sudah mulai menghilang. 2) Anak usia 6-12 bulan yang memiliki
4) Senam bayi sebaiknya jangan dilakukan jika ketertinggalan masa perkembangan motorik
bayi dalam keadaan lapar lelah, baru selesai kasar dengan pemeriksaan skrining pada
makan atau baru bangun tidur. penelitian ini.
5) Lakukan observasi untuk mengerahui b. Kriteria Eksklusi
gerakan yang mudah dan masih sulit 1) Dikeluarkan dari sampel karena suatu
dilakukan oleh bayi. keadaan seperti mengundurkan diri menjadi
6) Gunakan kata-kata dan tindakan yang sama sampel, tidak mengikuti pertemuan
setiap melakukan aktivitas agar bayi mudah sebanyak 2 kali, dan sakit yang
memahami. berkepanjangan.
2) Anak memiliki keterbatasan fisik (Difable)
d. Dosis Senam Bayi seperti Cerebal Palsy, Down Syndrome,
Senam dapat dilakukan dua kali sehari, pagi Autis, DMP, CTEV, Erb Paralyse, Klump
dan sore sebelum mandi selama kurang lebih Paralyse, dan lain sebagainya.
10-15 menit [25]. Penelitian yang menggunakan
dosis yang sama juga dilakukan oleh [26] pada 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
bayi usia 4-12 bulan.
a. Hasil Penelitian
e. Mekanisme Senam Bayi 1. Deskripsi Tempat dan Waktu Penelitian
Senam bayi merangsang kelenjar hipofise Penelitian ini mengambil sampel bayi berusia
anterior meningkatkan pengeluaran hormon 3-12 bulan dari PosyanduMelati 08 Purbayan
somathotropin (Growth Hormone) dimana Kotagede Yogyakarta. Pengambilan sampel pada
terjadi peningkatan timbunan protein oleh sel penelitian ini menggunakan teknik purposive
kondrositik dan sel osteogenik yang sampling yaitu menentukan sendiri sampel yang
menyebabkan pertumbuhan tulang menjadi lebih sesuai dengan kriteria inklusi. Secara
cepat. Senam membantu meningkatkan keseluruhan sampel berjumlah 7 sampel yang
sirkulasi darah menyebabkan pasokan oksigen dengan diberi perlakuan Senam Bayi dilakukan
ke seluruh tubuh menjadi teratur secara acak.
berdampak terhadap perkembangan otot,
pertumbuhan sel meningkat, koordinasi dan 2. Karakteristik Responden
keseimbangan serta kewaspadaan lebih optimal, a. Distribusi responden berdasarkan Usia, Berat
sehingga perkembangan motorik kasar lebih Badan dan Tinggi Badan dipaparkan dalam
optimal atau sesuai dengan usianya, tabel sebagai berikut :
menguatkan otot-otot dan juga sendi-sendi

11
Jurnal Ilmiah Fisioterapi (JIF) Volume 03 Nomor 01 Februari 2020

dan [26] dengan menggunakan dosis yang


sama.
1. Hasil Pengukuran Denver Development
b. Distribusi responden berdasarkan Screening Test (DDST)
Riwayat Lahir dipaparkan dalam tabel Data hasil pengukuran DDST pada
sebagai berikut : kelompok I dengan perlakuan Senam Bayi
Tabel 4.2.2 Distribusi Responden dengan jumlah responden 7 bayi
berdasarkan riwayat lahir didapatkan rata rata terjadi peningkatan
motorik kasar sebelum dan setelah
Kel.n diberikan perlakuan adalah 17, 14. . Maka
Riwayat Lahir %
(=7) dapat disimpulkan bahwa adanya
Normal 6 85,7 peningkatan motorik kasar pada kelompok
Normal (Vacum) 1 14,3 perlakuan
Total 7 100
2. Hipotesis
a. A
2. Deskripsi Data d Nilai Nilai
Distribusi nilai DDST sebelum dan a DDST DDST
setelah perlakuan kelompok I Senam Sebelum Setelah Selisih
Nama
Bayi dipaparkan dalam tabel sebagai p Perlakuan Perlakuan
berikut : e (%) (%)
An. Ar n 65 90 25
Tabel 4.3.3 Distribusi Nilai DDST An. Na g 60 80 20
Sebelum dan An. Mu a 45 60 15
Setelah Perlakuan Kelompok An. Za r 65 90 25
Senam Bayi An. Fe u 45 55 10
An. An 50 60 10
Usia Berat Kel. An. Naj 60 75 15
i % Mean 55,71 84,29 17,14
(bulan) Badan (kg) n(=7)
SD 8,864 5,345 6,362
6 5,6 0 0
6 5,7 1 14,3
7 6,1 1 14,2
Dari hasil penelitian ini
7 6,3 1 14,3
menunjukkan bahwa kemampuan motorik
9 8,8 1 14,3
kasar pada perlakuan kelompok sebelum
10 8,9 1 14,3
dilakukan Senam Bayi mempunyai rerata
10 9 0 0
55,71. Sedangkan kemampuan motorik kasar
Total 7 100 setelah dilakukan Senam Bayi pada
Mean 6,07 7,164 kelompok selama 4 minggu mempunyai
SD 2,464 1,2182 rerata sebesar 84,29. Hal ini menunjukkan
setelah dilakukan Senam Bayi dapat
meningkatkan kemampuan motorik kasar pada
A. Pembahasan kelompok perlakuan I.
Penelitian ini merupakan Hasil pengujian dengan paired sample
penelitian quasi experimental dengan metode t-test menunjukkan hasil ( p = 0,000). Karena
pre and post test group design, untuk nilai p < 0,005, secara statistik dapat
mengetahui perbedaan pengaruh Senam Bayi disimpulkan ada pengaruh Senam Bayi dalam
dengan Pijat Bayi dalam meningkatkan meningkatkan motorik kasar.
motorik kasar pada anak usia 6-12 bulan yang Hasil penelitian sejalan dengan
mengalami keterlambatan perkembangan di penelitian [28]. dengan judul “Pengaruh
posyandu Melati 8 Purbayan Kotagede Senam Bayi terhadap Perkembangan Motorik
Yogyakarta. Sampel dalam penelitian ini Kasar pada Bayi Usia 6-12 Bulan di Posyandu
berjumlah 7 bayi yang masuk di dalam kriteria Kelurahan Celep Kecamatan Sidoarjo” yang
inklusi. Pengambilan sampel dengan menyatakan bahwa ada peningkatan motorik
purposive sampling. Dibagi dua perlakuan kasar setelah diberikan perlakuan Senam Bayi.
kelompok, kelompok I diberikan Senam Bayi Yang dimana menyatakan bahwa bayi usia
yang berjumlah 7 bayi yang dilakukan selama 3-12 bulan yang melakukan senam bayi, akan
1 bulan dengan frekuensi 2 kali dalam mampu merangsang kelenjar hipofisis untuk
seminggu dan durasi waktu 15 menit sesuai meningkatkan pengeluaran Hormon
dengan penelitian yang dilakukan oleh [25] somathotropin (Growth Hormone),

12
Jurnal Ilmiah Fisioterapi (JIF) Volume 03 Nomor 01 Februari 2020

menyebabkan pertumbuhan tulang menjadi Swimming And Massage (MSM)


lebih cepat, sehingga perkembangan motorik Terhadap Perkembangan Motorik
kasar sesuai dengan usia. Senam bayi juga Optimal Bayi 6-12 Bulan.
membantu meningkatkan sirkulasi darah, http://journal.um-surabaya.ac.id/inde
menyebabkan pasokan oksigen ke seluruh x.php/Health/article/download/116/87.
tubuh menjadi teratur, menstimulasi Diakses pada 03 November 2016
perkembangan otot dan pertumbuhan sel, [3] Fitria, A.B. (2009). Pengetahuan keluarga
sehingga perkembangan motorik kasar sesuai tentang pertumbuhan dan
dengan usia. perkembangan balita di lingkungan
Menurut [10]. mengatakan bahwa amaliah Kelurahan Kuala Simpang
bayi yang mengikuti senam bayi, umumnya Kabupaten Aceh Timiang.
perkembangan motoriknya lebih cepat https://www.scribd.com/document_do
daripada yang tidak pernah melakukan senam wnloads/direct/281296461?extension
bayi. Amedi Nasution sebagai ahli rehabilitasi =pdf&ft=1491031347&lt=14910349
medik RSUPN Cipto Mangunkususmo juga 57&user_id=249675503&uahk=GFP
mengatakan bahwa senam bayi sangat penting ZvX9Br/PVH6r0xsgv0O1+Hr0.
untuk menguatkan otot-otot dan juga Diakses pada 3 Maret 2017
sendi-sendi pada bayi sebagai persiapan bayi
untuk duduk, berdiri, dan berjalan. [4] WHO. (2009). Early Child Development.
Terjadinya peningkatan motorik kasar http://www.who.int/mediacentre/facts
menurut [27]. yaitu dikarenakan stimulasi heets/fs332/en. Diakses pada 03
yang diberikan kepada anak berupa senam November 2016
bayi dapat merangsang kelenjar hipofise
anterior yang mampu meningkatkan
pengeluaran hormon somathotropin (Growth [5] Kusyairi. (2006). Panduan Senam Bayi;
Hormone) dimana terjadi peningkatan Puspa Swara, Anggota IKAPI, Jakarta
timbunan protein oleh sel kondrositik dan sel
osteogenik yang menyebabkan pertumbuhan [6] Probosuseno. (2007). Agar Olahraga
tulang menjadi lebih cepat. Senam juga Bermanfaat Untuk Kesehatan.
membantu meningkatkan sirkulasi darah yang http://www.republika.co.id. Diakses
menyebabkan pasokan oksigen ke seluruh pada 15 Februari 2017
tubuh menjadi teratur dan berdampak pada
perkembangan otot, pertumbuhan sel [7] Arti, A.B. (2009). Pengaruh Pemberian
meningkat, koordinasi dan keseimbangan serta Musik Klasik Pada Senam Bayi
kewaspadaan lebih optimal, sehingga Terhadap Kemampuan Motorik Kasar
perkembangan motorik kasar lebih optimal Bayi.
atau sesuai dengan usianya, juga menguatkan http://download.portalgaruda.org/arti
otot-otot dan sendi-sendi pada bayi sebagai cle.php?article=80638&val=4892.
persiapan bayi untuk duduk, berdiri, dan Diakses pada 03 November 2016
berjalan.
Selain itu bahwa Senam bayi [8] Slepin. (2006) Pengantar Imu Keperawatan
ditujukan untuk perkembangan saraf motorik Anak . Jakarta : Salemba Medika
dan sensorik, juga untuk kecerdasan majemuk.
Selain itu senam bayi berguna untuk
mengoptimalkan fungsi pendengaran, [9] Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI).
penglihatan dan tumbuh kembang bayi [26]. Indonesian Pediatric Society. Nilai
Nutrisi Air Susu Ibu. c 2013.
http://idai.or.id. Diakses pada 03
REFERENSI November 2016

[10] Adriana, D. (2013). Tumbuh Kembang dan


[1] Kementrian Kesehatan RI. (2009). Pedoman Terapi Bermain Pada Anak. Jakarta:
pelaksanaan stimulasi, deteksidan Salemba Medika.
intervensi dini tumbuh kembang anak [11] Adriana, D. (2011). Tumbuh Kembang dan
di tingkat pelayanan kesehatan dasar. Therapy Bermain Pada Anak. Jakarta:
Jakarta: Kementrian Kesehatan RI. Salemba Medika.

[12] Desmita, R. (2008). Psikologi


[2] Aryunani, & Wilianarti, P. F. (2016). Perkembangan. Bandung: PT.Remaja
Pengaruh Stimulasi Dengan Metode Rosdakarya.

13
Jurnal Ilmiah Fisioterapi (JIF) Volume 03 Nomor 01 Februari 2020

sejak lahir hingga usia dua tahun).


Jakarta: Serambi Ilmu Semesta.
[13] Depkes RI. (2006). Pedoman Pelaksanaan
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi [24] Swandari, A. (2015). Pengaruh Senam Bayi
Dini. Terhadap Kecepatan Kemampuan
Motorik Kasar Pada Bayi Usia 5
Bulan. Jurnal Insan Cendekia.
[14] Hurlock, Elizabeth B. (1998). Volume 1 No 2 Mei 2015.
Perkembangan Anak. Jakarta :
Erlangga [26] Asri, S. Purnama, D. & Hanafi, F. (2011).
Pengaruh Olah Raga Bayi Untuk
[15] Lismadiana. (2013). Peran Perkembangan Perkembangan Motorik Kasar Dan
Motorik pada Anak Usia Dini. Jurnal Motorik Halus Di Kelurahan Mataram
ISSA. (3) : 102-06. Timur Kecamatan Mataram Kodya
Mataram. Buletin Penelitian Sistem
Kesehatan – Vol. 14 No. 1 Januari 2011:
[16] Hurlock, Elizabeth B. (1978). 7–16
Perkembangan Anak. Jakarta:
Penerbit Erlangga
[27] Aminarti, D. (2013). Pijat dan senam untuk
[17] Sunardi dan Sunaryo. (2007). Intervensi bayi & balita, cetakan ke-1.
Dini Anak Berkebutuhan Khusus. Yogyakarta: Brilliant Books.
Jakarta: Depdiknas.
[18] Soetjiningsih. (2012). Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Tumbuh Kembang [28] Ferlys, P.A. (2015). Pengaruh Senam Bayi
Anak. In: Ranuh IGNG, penyunting. terhadap Perkembangan Motorik Kasar pada
Tumbuh Kembang Anak. Edisi 2. Bayi Usia 4-12 Bulan di Posyandu
Jakarta: EGC. Kelurahan Celep Kecamatan Sidoarjo.
SKRIPSI: STIKES Hang Tua Surabaya.
[19] Sukamti, E.R. (2007). Diktat
Perkembangan Motorik. Yogyakarta:
FIK UNY.

[20] Gusti, A.P. (2014). Children Care Center di


Yogyakarta.
http://e-journal.uajy.ac.id/5093/.
Diakses pada 17 Februari 2017

[21] Nugroho, H.S.W. (2009). Petunjuk Praktis


DDST. Penerbitan Buku Kedokteran.
EGC: Jakarta.

[22] Sumini. (2014). Hubungan Status Gizi


dengan Usia Menarche pada Siswi
Sekolah Dasar Kelas 4, 5 dan 6 di
Sekolah Dasar Negeri Grabahan
Kecamatan Karangrejo Kabupaten
Magetan. Jurnal Delima Harapan,
Vol 3 No 2

[23] Syifa, S. (2014). Protokol Panduan


Pemberian Baby Gym pada Usia 6-12
bulan dalam Bentuk Brosur.
http://digilib.esaunggul.ac.id/public/U
EU-Undergraduate-2898-full.pdf.
Diakses pada 2 Maret 2017
[24] Huber. (2007). The Baby Book ( segala hal
yang anda ketahui tenteng bayi anda

14

You might also like