You are on page 1of 10

Permainan Halang Rintang

JURNAL PENDIDIKAN KHUSUS

PERMAINAN HALANG RINTANG TERHADAP KEMAMPUAN GERAK


DASAR LOKOMOTOR ANAK AUTIS

Oleh:
MAGHFIROTUN NISWAH
NIM: 12010044041

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN PENDIDIKAN LUAR BIASA

2016

1
Permainan Halang Rintang

PERMAINAN HALANG RINTANG TERHADAP KEMAMPUAN GERAK DASAR


LOKOMOTOR ANAK AUTIS

Maghfirotun Niswah dan Febrita Ardhianingsih


(Pendidikan Luar Biasa, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya) maghfirotun_niswah@yahoo.co.id

ABSTRACT

Autism children had motoric hindrance in the form of the appearance of stereotype behavior (such as
clapping and moving body), impulsivity, and hyperactive or adversely hypoactive. In addition there was
motoric coordination retarded, tiptoe walking, clumsiness, could play with the peers, lack of attitude
exactness and body movement, twisting, very hyperactive, jumping and flapping hands, etc. so the basic
movement of locomotor was limited compared with the peers. The basic movement of locomotor was the
movement which was done by human in general such as walking, running, jumping, leaping, etc. Every
human always did this movement in every activity. To develop the basic movement of locomotor ability the
autism children needed games modified exactly to enhance the basic movement of locomotor ability. This
research had used obstacle-block game as the exact game to enhance the basic movement of locomotor
ability for autism children.
This research used quantitative approach with pre experiment kind, and used “One group pretest –
posttest design”, with 6 autism students in SDN 7 Sidokumpul Gresik as the subject, each of them had initial:
MI, MR, HH, AN, IA, and RD. This research used the design through a test before giving treatment (O1)
once and after giving treatment (O2) twice, so there was comparison between O1 and O2 to know the
treatment effectiveness X, the treatment was given 8 times. The data obtained was analyzed by statistic non
parametric with sign test.
From the result of statistic test in the research of the influence of obstacle-block game toward the
basic movement of locomotor ability to autism children in SDN 7 Sidokumpul Gresik, it indicated that Zh
value obtained was 2,05 greater than crisis value 5% i.e. 1,96 so Ho (null hypothesis) was refused and Ha
(work hypothesis) was accepted. The work hypothesis above was proven that “The obstacle-block game
influenced toward the basic movement of locomotor ability to autism children in SDN 7 Sidokumpul
Gresik”.

Keywords: Basic movement of locomotor, obstacle-block game

Pendahuluan sangat penting bagi kebutuhan perkembangan


Pada umumnya manusia memiliki mereka (Andi, 2012: 4).
kecenderungan selalu ingin bergerak, mereka Dalam perkembangan motorik, keterampilan
melakukan gerak disetiap aktivitasnya. Sama memposisikan tubuh secara tegak dan lokomosi
halnya dengan anak-anak, mereka melakukan gerak merupakan aspek penting dan secara signifikan
sambil bersenang-senang untuk menyalurkan berkontribusi terhadap pertumbuhan kognitif,
segala potensi yang ada pada dirinya. Hal ini sangat social, maupun psikologis anak (sunardi dan
berarti bagi anak-anak untuk melatih dirinya dan sunaryo, 2007:113-114). Perkembangan motorik
dapat merangsang pertumbuhan serta adalah suatu perubahan dalam perilaku gerak yang
perkembangan anak tersebut. Gerak yang memperlihatkan interaksi dari kematangan
dilakukan oleh manusia pada umumnya adalah makhluk dan lingkungannya, pada manusia
berjalan dan berlari, di mana kedua gerak ini perkembangan motorik merupakan perubahan
termasuk dalam gerak dasar lokomotor. Setiap kemampuan gerak dari bayi sampai dewasa yang
manusia pasti akan melakukan gerak ini dalam melibatkan berbagai aspek perilaku dan
setiap kegiatan yang dilakukannya. Bagi anak, kemampuan gerak (Agus, 2006:1.3-1.4).
gerak dasar lokomotor seperti berjalan dan berlari

2
Permainan Halang Rintang

Hambatan perkembangan motorik yang permainan halang rintang bagi anak autis yaitu,
sering ditemukan pada anak autis adalah melompat dapat meningkatkan pengendalian nafas,
munculnya perilaku stereotip (seperti bertepuk kesehatan, dan kemampuan spasial. Jika anak lain
tangan dan menggoyang-goyangkan tubuh), juga terlibat, bermain dan tertawa dapat
impulsivitas, dan hiperaktif atau sebaliknya memberikan rasa kesenangan dan kepuasan bagi
hipoaktif. Disamping itu juga didapatkan adanya anak (Dwi, 2008:186).
koordinasi motorik yang terganggu, jalan berjinjit Anak yang mengalami gangguan autis
(tiptoe walking), canggung (clumsiness), kesulitan mempunyai perilaku yang berbeda dari perilaku
belajar mengikat tali sepatu, menyikat gigi, anak normal. Anak autis ini bisa berperilaku yang
memotong makanan dan mengancingkan baju berlebihan atau perilaku yang berkekurangan,
(sunardi dan sunaryo, 2007:128-129). sampai ke tingkat yang rendah atau tidak ada
Bermain merupakan kegiatan spontan anak. perilaku. Seorang anak autis bias saja mengamuk
Tidak ada peraturan yang mengikat saat anak (tantrum) karena frekuensi dan intensitasnya
bermain. Oleh karena itu, bermain memberi anak berlebihan. Perilaku mengamuk bisa terjadi karena
peluang berkembang tanpa melalui aturan ketat. hal-hal kecil, misalnya meminta anak berjalan atau
Jika seorang anak terlalu banyak dihadapkan duduk tenang, atau antri di loket. Biasanya ia
aturan, ada kemungkinan anak tumbuh menjadi menstimulus diri dengan menjerit, menendang,
individu penuh keraguan, pasif, selalu menunggu mencakar, menggigit, atau melukai dirinya sendiri,
perintah, dan tidak memiliki inisiatif (Bonny, sehingga mengganggu orang lain dan juga
2003:104). Bermain bagi anak-anak merupakan mengganggu proses belajar (Dwi, 2008:240-241).
suatu kebutuhan yang penting dalam hidupnya, Dalam penelitian ini, anak autis sedang yang
bahkan hampir sebagian dari waktunya dihabiskan dijadikan subyek penelitian adalah anak yang
untuk bermain (Andi, 2012: 4). Terapi bermain membutuhkan perhatian dan layanan khusus untuk
merupakan usaha penyembuhan untuk mencapai mengatasi permasalahan yang di alaminya.
perkembangan fisik, intelektual, emosi, dan sosial Diantara permasalahan yang perlu diperhatikan
anak secara optimal. Maksud dari mengobati atau adalah keterampilan gerak dasar lokomotor.
menyembuhkan fisik adalah mengembangkan Berdasarkan hasil observasi di Sekolah
kekuatan otot, motorik, meningkatkan ketahanan Inklusif SDN 7 Sidokumpul Gresik permasalahan
organ tubuh (jantung dan paru-paru), mencegah motorik yang dialami oleh anak autis sedang adalah
dan memperbaiki sikap tubuh kurang baik (otot- kurang terampilnya gerak dasar lokomotor seperti
otot, organ tubuh, atau motorik) (Bonny, 2003:105). ketika berjalan memantul dan terlalu banyak
Terapi bermain untuk anak autis merupakan suatu dorongan vertikal, anak sering terlihat jalan
usaha mengoptimalkan kemampuan fisik, berjinjit, anak terlihat dengan langkah kaki yang
intelektual, emosi, dan sosial anak. Maksud dari lebar. Kurangnya kemampuan aktivitas gerak,
usaha terapi bermain ini adalah untuk kurangnya minat anak untuk melakukan suatu
mengembangkan kekuatan otot, motorik, permainan, aktivitas gerak yang dilakukan
meningkatkan ketahan organ tubuh bagian dalam, cenderung berkurang dikarenakan anak lebih suka
mencegah dan memperbaiki sikap tubuh yang menyendiri/pasif ketika teman-temannya bermain.
kurang baik. Sedangkan dari aspek rohani, terapi Berdasarkan latar belakang yang telah
bermain ini adalah melepaskan anak dari energy dipaparkan, maka penelitian ini perlu merumuskan
yang berlebih yang dapat merugikan diri sendiri judul skripsi dengan judul tentang pengaruh
(Dwi, 2008:276). permainan halang rintang terhadap kemampuan
Permainan Halang Rintang merupakan gerak dasar lokomotor anak autis di SDN 7
sebuah permainan yang dimodifikasi dari pembe- Sidokumpul Gresik.
lajaran lompat tinggi. Permainan ini terdiri dari 5
pos rintangan yang harus dilewati siswa dengan
tingkat kesulitan yang bervariasi dan bertingkat.
Dengan peralatan yang sangat sederhana, murah
dan begitu mudah didapat (Bagus, 2012: 5). Manfaat

3
Permainan Halang Rintang

Tujuan X1 :Perlakuan pertama mendemonstrasikan


Untuk mengetahui pengaruh permainan kepada anak tentang cara melakukan
halang rintang terhadap kemampuan gerak dasar gerak dasar berjalan dan berlari yang
lokomotor anak autis di SDN 7 Sidokumpul Gresik. benar.
X2 :Perlakuan kedua anak diminta untuk
Metode memperhatikan cara melakukan
A. Jenis dan Rancangan penelitian
permainan halang rintang sesuai yang
Penelitian ini menggunakan pendekatan
dilakukan guru.
kuantitatif karena data dalam penelitian
X3 :Perlakuan ketiga melakukan permainan
menggunakan data yang berbentuk angka
halang rintang dilakukan oleh anak
berupa data ordinal, data interval, dan data
dengan bimbingan guru.
rasio (Sugiyono, 2012: 24). Penelitian ini
X4 :Perlakuan keempat melakukan permainan
menggunakan jenis penelitian pre eksperimen
halang rintang dilakukan anak dengan
karena dalam penelitian ini terdapat variabel
menitik beratkan pada setiap bentuk
bebas dan variabel terikat, dan sampel yang
gerakan kaki yang benar.
dipilh dalam penelitian diambil tidak secara
X5 :Perlakuan kelima melakukan permainan
random, sampel yang digunakanmerupakan
halang rintang dilakukan anak dengan
sampel kecil karena berjumlah kurang dari 30
menitik beratkan pada setiap bentuk
orang dengan jumlah sampel 6 anak (Sugiyono,
gerakan tangan yang benar.
2012: 74).Penelitian ini menggunakan
X6 :Perlakuan keenam melakukan permainan
rancangan penelitian “One Group Pretest –
halang rintang dilakukan anak dengan
Posttest Design” yaitusebuah eksperimen yang
menitik beratkan pada tubuh yang sedikit
dilaksanakan pada suatu kelompok tanpa
condong kedepan selama pola melangkah
adanya kelompok kontrol atau pembanding
saat berlari.
(Suryabrata, 2002:14). Penelitian ini
X7 :Perlakuan ketujuh melakukan permainan
menggunakan rancangan melalui tes sebelum
halang rintang dilakukan anak dengan
pemberian perlakuan (O1) dan sesudah
menitik beratkan pada lutut yang bengkok
pemberian perlakuan (O2), sehingga terdapat
hingga cukup terangkat dari bumi.
perbandingan antara O1 dan O2 untuk
X8 :Perlakuan kedelapan melakukan
mengetahui efektifitas perlakuan X.
permainan halang rintang mulai awal
Penelitian ini menggunakan rancangan One
hingga akhir dengan mengkombinasikan
Group pre test and post test Design (Arikunto,
gerakan tangan dan kaki dengan benar.
2006) sebagai berikut :
02 :Diberikan post test untuk mengukur
kemampuan gerak dasar lokomotor anak
X sesudah diberikan perlakuan dengan
Pre-test perlakuan Post-test permainan halang rintang.Posttest
diberikan kepada anak dengan tujuan
untuk mengetahui perubahan yang
Gambar 3.1
dialami subjek penelitian sesudah
Keterangan :
diberikan perlakuan. Posttest dilakukan
01 :Diberikan pretest untuk mengukur
sebanyak satu kali dengan alokasi waktu
kemampuan gerak dasar lokomotor anak
2x35 menit.
sebelum diberikan perlakuan dengan
permainan halang rintang.Pretest gerak B. Subjek penelitian
dasar lokomotor (berjalan dan berlari) Subjek penelitian yang digunakan adalah : 6
dilakukansebanyak satu kali yaitu pada siswa Autis di SDN 7 Sidokumpul Gresik
pertemuan pertama jam pelajaran
C. Variabel dan Definisi Operasional
penjaskes, dengan waktu tes selama 2x35
1. Variabel
menit.

4
Permainan Halang Rintang

a. Variabel bebas adalah variabel yang lokomotor: berjalan dan berlari.


mempengaruhi atau yang menjadi Indikator berjalan yaitu: dimulai
sebab perubahan atau timbulnya dengan mendaratkan tumit terlebih
variabel terikat, dalam penelitian ini dahulu di atas tanah, kaki bergerak
yang menjadi variabel bebas adalah secara bergatian dengan salah satu kaki
permainan halang rintang. selalu kontak dengan lantai, jari-jari
b. Variabel terikat adalah variabel yang kaki terarah lurus ke depan dan lengan
dipengaruhi atau menjadi akibat karena diayun bebas dari bahu dengan arah
adanya variabel bebas. Dalam berlawanan dengan kaki, badan tegak,
penelitian ini yang menjadi variabel lutut bengkok hingga cukup terangkat
terikat adalah kemampuan gerak dasar dari bumi. Indikator berlari yaitu:tubuh
lokomotor anak autis. sedikit condong ke depan selama pola
2. Defini Operasional melangkah, kaki diangkat ke
a. Permainan Halang Rintang depanditolakkan dengan kuat dan
Permainan halang rintang dalam cepat, angkat paha dan bengkokkan
penelitian ini, merupakan bentuk lutut, kepalkan tangan dengan rileks,
permainan yang dilakukan di lapangan kedua lengan berayun depan dan
berupa keterampilan fisik terdiri atas belakanguntuk keseimbangan.
beberapa permainan atau kegiatan yang c. Anak Autis
satu demi satu harus dikerjakan dan Anak autis penelitian ini adalah anak
dipraktekkan melalui proses. autis sedang di SDN 7 Sidokumpul
Permainan halang rintangakan Gresik dengan jumlah siswa 6 orang
disesuaikan dengan kemampuan yang dari kelas yang berbeda yaitu kelas 1, 3
dimiliki oleh anak dengan dan 4, dengan karakteristik: (1) berjalan
menempatkan berbagai macam benda jinjit, (2) langkah kaki lebar, (3)berjalan
yang digunakan sebagai sarana tidak seimbang dan membungkuk, (4)
untukmenghalang-halangi, merintangi, berjalan jinjit dan selalu menundukkan
menghambat dalam pelaksanaan tugas kepala, (5)Berjalan dengan tumit yang
pelakunya. Adapun langkah-langkah menjadi tumpuan, (6) kemampuan
permainan halang rintang dalam terhadap perintah cukup, (7)
penelitian ini yaitu: (1) berdiri di garis kemampuan melakukan gerak kurang,
start, berlari pada rintangan satu, (2) (8) anak cenderung diam/pasif
berjalan sesuai dengan lingkaran D. Instrumen Penelitian
gambar jejak kaki, (3) berlari berjingkat Dalam penelitian ini menggunakan
melewati lubang pada lingkaran ban, instrumen pengumpulan data yang terdiri dari:
(4) berlari pada tangga tidur, (5) 1. Pedoman dan sintaks permainan halang
berjalan pada lintasan sepanjang 5 rintang terhadap gerak dasar lokomotor anak
meter dengan lebar 20cm hingga autis.
mencapai finish.
2. Silabus pembelajaran dan Rencana
b. Kemampuan Gerak Dasar Lokomotor
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
Gerak dasar lokomotor dalam
penelitian ini, merupakan kemamuan 3. Instrumen penilaian berjalan dan berlari
anak dalam melakukan gerakan yang E. Teknik Pengumpulan Data
ditandai dengan pergerakan 1. Tes
seluruhtubuh, dalam proses 2. Dokumentasi
perpindahan tempat atau titik berat F. Teknik Analisis Data
badan dari satu bidang tumpu ke Analisis data merupakan cara yang
bidang tumpu lainnya. Dengan digunakan dalam proses penyederhanaan data
difokuskan pada gerak dasar kedalam data yang lebih mudah dibaca dan

5
Permainan Halang Rintang

dipresentasikan. Teknik analisis data yang indikator berlari antara 53 sampai 65, serta
digunakan dalam penelitian ini adalah teknik rata-rata antara 50,5 sampai 58,5.
analisis data statistik non parametris.Teknik b. Data Hasil Perlakuan (Treatment)
analisis data statistik non parametris yaitu Perlakuan dalam penelitian ini dilakukan
pengujian statistik yang dilakukan karena salah sebanyak 8 kali pertemuan. Pada setiap
satu asumsi normalitas tidak dapat dipenuhi. pertemuan, waktu yang diberikan 2x35
Hal ini disebabkan oleh jumlah sampel menit.
penelitian kurang dari 30 yaitu 6 sampel atau 1. Perlakuan pertama
disebut sampel kecil. Maka rumus yang mendemonstrasikan kepada anak
digunakan untuk menganalisis adalah uji tanda tentang cara melakukan gerak dasar
(sign test) berjalan dan berlari yang benar.
2. Perlakuan kedua anak diminta untuk
Hasil dan Pembahasan memperhatikan cara melakukan
A. Hasil Penelitian permainan halang rintang sesuai yang
1. Penyajian Data dilakukan guru.
Penyajian data dalam penelitian ini 3. Perlakuan ketiga melakukan
diperoleh dari metode tes yang merupakan permainan halang rintang dilakukan
hasil kemampuan gerak dasar lokomotor anak oleh anak dengan bimbingan guru.
autis di SDN 7 Sidokumpul Gresik. Adapun 4. Perlakuan keempat melakukan
hasil data yang diperoleh adalah sebagai permainan halang rintang dilakukan
berikut: anak dengan menitik beratkan pada
a. Data Hasil Pre test setiap bentuk gerakan kaki yang benar.
Hasil pre test merupakan nilai untuk 5. Perlakuan kelima melakukan
mengetahui kemampuan gerak dasar permainan halang rintang dilakukan
lokomotor anak autis sebelum diberikan anak dengan menitik beratkan pada
perlakuan menggunakan permainan setiap bentuk gerakan tangan yang
halang rintang. Pelaksanaan penelitian benar.
diawali dengan pemberian pre test kepada 6. Perlakuan keenam melakukan
6 anak di SDN 7 Sidokumpul Gresik. permainan halang rintang dilakukan
Berikut ini adalah data hasil pre test. anak dengan menitik beratkan pada
Tabel 4.1 Data hasil pre test gerak dasar tubuh yang sedikit condong kedepan
lokomotor anak autis selama pola melangkah saat berlari.
Pre test 7. Perlakuan ketujuh melakukan
Rata-
No Nama Jml
rata permainan halang rintang dilakukan
Berjalan Berlari
anak dengan menitik beratkan pada
1. MI 47 58 105 52,5
lutut yang bengkok hingga cukup
2. MR 44 59 103 51,5 terangkat dari bumi.
8. Perlakuan kedelapan melakukan
3. HH 45 65 110 55
permainan halang rintang mulai awal
4. AN 48 53 101 50,5 hingga akhir dengan
5. IA 50 62 112 56
mengkombinasikan gerakan tangan
dan kaki dengan benar.
6. RD 52 65 117 58,5
c. Data Hasil Post Test
Berdasarkan tabel 4.1 hasil pre test
Hasil post test merupakan nilai
ditemukan kemampuan gerak dasar
untuk mengetahui kemampuan gerak
lokomotor anak autis dengan rentetan nilai
dasar lokomotor anak autis setelah
indikator berjalan antara 44 sampai 52 dan
diberikan perlakuan menggunakan
permainan halang rintang. Pelaksanaan

6
Permainan Halang Rintang

post test diberikan sama dengan 3. Prosedur Analisis:


pelaksanaan pre test. Berikut ini adalah
data hasil post test. Zh =
Tabel 4.4 Data hasil post test gerak dasar
lokomotor anak autis Adapun perolehan data sebagai berikut:
Post test Diketahui: n = 6
Rata-
No Nama Jumlah p = 0,5
rata
Berjalan Berlari
Maka:
1. MI 84 85 169 84,5 X = Jumlah tanda plus (+) – p
= 6 – 0,5
2. MR 75 77 152 76
= 5,5
3. HH 82 86 168 84 Mean (µ) = n . p
4. AN 76 80 156 78 = 6 . 0,5
=3
5. IA 68 75 143 71,5
=
6. RD 72 76 148 74
=
Berdasarkan tabel 4.4 hasil post test
ditemukan kemampuan gerak dasar =
lokomotor anak autis dengan rentetan nilai = 1,22
indikator berjalan antara 72 sampai 84 dan
indikator berlari antara 75 sampai 86, serta Zh =
rata-rata antara 71,5 sampai 84,5.

2. Analisis Data Zh = 2,05


Analisis data adalah cara yang digunakan
dalam proses penyederhanaan data ke dalam 4. Pengujian Hipotesis
data yang mudah dibaca dan dipresentasikan. Dari hasil pengujian statistik dalam
Data yang diperoleh kemudian dianalisis penelitian pengaruh permainan halang rintang
menggunakan statistik non parametrik terhadap kemampuan gerak dasar lokomotor
menggunakan rumus “Uji Tanda (Sign Test)”. anak autis di SDN 7 Sidokumpul Gresik, Zh =
Tabel 4.10 Perubahan nilai pre test dan post 2,05. Karena nilai Zh = 2,05 lebih besar dari
test kemampuan gerak dasar pada nilai krisis = 1,96, maka Ho (Hipotesis
lokomotor anak autis nol) ditolak dan Ha (Hipotesis kerja) diterima.
No Nama Pre Post Perubahan Sehingga hipotesis kerja diatas benar bahwa
Test Test “permainan halang rintang berpengaruh
terhadap kemampuan gerak dasar lokomotor
1. MI 52,5 84,5 + anak autis di SDN 7 Sidokumpul Gresik”.
2. MR 51,5 76 +
B. PEMBAHASAN
3. HH 55 84 + Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai
4. AN 50,5 78 + Zh yang diperoleh yaitu 2,05 lebih besar dari
pada nilai krisis 5% yaitu 1,96. Hal ini berarti
5. IA 56 71,5 +
permainan halang rintang berpengaruh terhadap
6. RD 58,5 74 + kemampuan gerak dasar lokomotor anak autis
di SDN 7 Sidokumpul Gresik. Gerak dasar
Jumlah 324:6 468:6 X=6
lokomotor yang dinilai adalah gerak dasar
= 54 = 78
lokomotor berjalan dan berlari.

7
Permainan Halang Rintang

Pada saat pelaksanaan pretest, anak autis permainan halang rintang yang di modifikasi
mengalami kesulitan dalam gerak dasar dapat digunakan secara efektif dalam
lokomotor berupa berjalan jinjit, langkah kaki pembelajaran olahraga terutama terkait gerak
lebar, berjalan tidak seimbang dan dasar lokomotor anak autis.
membungkuk, berjalan jinjit dan selalu Setelah pre test anak di instruksi dengan
menundukkan kepala, berjalan dengan tumit permainan halang rintang secara terus menerus
yang menjadi tumpuan, kemampuan terhadap selama 8 kali pertemuan dengan durasi 30 menit
perintah cukup, kemampuan melakukan gerak perhari. Menurut Pramuka (2009: 12) permainan
kurang, anak cenderung diam/pasif. Sehingga halang rintang merupakan suatu bentuk
hasil tes yang diperoleh kurang maksimal yaitu permainan yang diadakan di tempat terbuka
hasil pre test berjalan anak autis sub indikator berupa keterampilan fisik, terdiri dari beberapa
sikap awal didapatkan rata-rata skor 3,91, rentetan, beberapa mata acara permainan yang
pelaksanaan mendapat nilai lebih tinggi yaitu satu demi satu sesuai dengan urutannya harus
rata-rata skor 3,96, serta sikap akhir didapatkan dikerjakan dan dipraktekkan dengan melalui
rata-rata skor 3,88, sedangkan hasil pre test proses yang memerlukan keberanian, ketabahan,
berlari pada anak autis sub indikator sikap awal ketekunan, ketelitian dan keseimbangan. Melalui
didapatkan rata-rata skor 4,86, pelaksanaan permainan halang rintang dapat
didapatkan rata-rata skor 2,5, serta sikap akhir mengoptimalkan gerak dasar lokomotor anak
mendapatkan nilai yang lebih tinggi yaitu rata- autis, hal ini sesuai dengan pernyataan Rahayu
rata skor 5,01. Hal ini sesuai dengan pendapat (2003: 2) bahwa permainan halang rintang
Sunardi dan sunaryo (2007:128-129) bahwa berguna untuk menstimulasi anak untuk
hambatan perkembangan motorik yang sering memperkenalkan atau melatih motorik kasar,
ditemukan pada anak autis adalah munculnya misalnya gerakan melangkah, jalan, loncat,
perilaku stereotip (seperti bertepuk tangan dan lompat, jinjit, dan meningkatkan kemampuan
menggoyang-goyangkan tubuh), impulsivitas, mengontrol gerakan tubuh dan koordinasi.
dan hiperaktif atau sebaliknya hipoaktif. Kemampuan anak meningkat dikarenakan
Disamping itu juga didapatkan adanya dalam pembelajaran olahraga melalui aktivitas
koordinasi motorik yang terganggu, jalan bermain dengan menggunakan permainan
berjinjit (tiptoe walking), canggung (clumsiness), halang rintang terhadap kemampuan gerak
kesulitan belajar mengikat tali sepatu, menyikat dasar lokomotor anak autis yang di modifikasi
gigi, memotong makanan dan mengancingkan sesuai dengan karakteristik anak autis, dapat
baju. memberikan kesibukan yang menarik bagi anak,
Berdasarkan teori tersebut, maka memberikan kesenangan dan kepuasan anak
dibutuhkan media permainan halang rintang dalam menyelesaikan kegiatan, dan
yang sesuai dengan kemampuan dan mengembangkan keterampilan melalui kegiatan
permasalahan yang dihadapi oleh anak autis di yang menarik dan menyenangkan. Hal tersebut
SDN 7 Sidokumpul Gresik guna membantu anak berkaitan dengan proses pembelajaran anak
untuk lebih mudah menyerap materi yang autis yang lebih menyukai kegiatan yang
diberikan, khususnya gerak dasar lokomotor menarik dan edukatif. Dengan hasil rekapitulasi
berjalan dan berlari. Sebagaimana pendapat pre test dan post test permainan halang rintang
DSM IV (dalam Sujarwanto, 2005: 172) bahwa terhadap kemampuan gerak dasar lokomotor
gangguan yang dialami anak autis dalam anak autis indikator berjalan pada sub indikator
penggunaan badan atau tubuh baik untuk pelaksanaan didapatkan hasil yang lebih tinggi,
gerakan koordinasi maupun gerakan-gerakan karena nilai perbedaan yang di dapatkan yaitu
yang lain sesuai dengan keadaan yang sering 2,44, sedangkan pada indikator berlari pada sub
dilakukan anak autis, misalnya ketepatan sikap indikator pelaksanaan juga didapatkan hasil
dan gerakan tubuh yang kurang, berjalan jinjit, yang lebih tinggi, karena nilai perbedaan yang di
memutar, tepuk tangan, dan sebagainya. dapatkan yaitu 2,3. Hal ini diperkuat oleh
Sehingga pembelajaran dengan menggunakan pendapat Bonny (2003 : 104) bahwa bermain

8
Permainan Halang Rintang

dapat memberi anak peluang berkembang tanpa permainan halang rintang terbukti dapat
melalui aturan yang ketat, mengatasi anak autis menghasilkan peningkatan kemampuan gerak
dilakukan dengan memberikan perhatian lebih, dasar lokomotor anak autis setelah
serta memberikan kegiatan yang menarik dan dibandingkan hasilnya antara sebelum diberikan
edukatif untuk membantu meningkatkan perlakuan (pre test) dan sesudah diberikan
kemampuan perkembangan anak autis. perlakuan (post test). Dengan demikian
Karakteristik anak autis dalam gerak dasar permainan halang rintang sangat berpengaruh
lokomotor ini lah yang menyebabkan anak autis terhadap kemampuan gerak dasar lokomotor
mengalami kesulitan dalam gerakan koordinasi. pada anak autis.
Tetapi setelah diberikan permainan halang SIMPULAN DAN SARAN
rintang secara terus menerus hasil yang A. Simpulan
diperoleh sangat meningkat, hal ini terbukti dari Berdasarkan hasil penelitian dan analisisnya,
nilai rata-rata yang diperoleh pada saat pre test dapat disimpulkan bahwa penggunaan
52,5 dan pada saat post test nilai rata-rata permainan halang rintang berpengaruh
meningkat menjadi 84,5. Peningkatan tersebut terhadap kemampuan gerak dasar lokomotor
signifikan dengan Zh = 2,05 dengan nilai krisis anak autis di SDN 7 Sidokumpul Gresik. Hal ini
5% yaitu 1,96. Gerak dasar lokomotor yang dibuktikan dengan nilai Zh yang diperoleh
dinilai adalah berjalan dan berlari. Peningkatan yaitu 2,05 lebih besar dari pada nilai krisis yaitu
kemampuan berjalan yang paling tinggi ada 1,96.
pada sub indikator pelaksanaan, sama hal nya B. Saran
dengan peningkatan kemampuan berlari yang Berdasarkan simpulan di atas, maka
paling tinggi ada pada sub indikator disarankan :
pelaksanaan juga, dengan rincian kegiatan yaitu 1. Bagi penyelenggara pendidikan anak autis
ketepatan saat menginjakkan kaki, sikap tubuh, Sebagai masukan dalam menyampaikan
ayunan lengan, pembengkokan lutut, sikap kebijakan terkait dengan pengetahuan dan
tubuh saat melayang, dan sikap kaki. keterampilan pelaksanaan untuk anak autis
Walaupun dalam penelitian ini yang terbukti efektif digunakan dalam
menunjukkan hasil peningkatan yang signifikan pembelajaran terutama terhadap gerak dasar
antara permainan halang rintang terhadap lokomotor anak autis.
kemampuan gerak dasar lokomotor anak autis, 2. Bagi guru
tetapi penelitian ini terbatas pada karakter anak Permainan halang rintang bisa dijadikan
autis yang mengalami hambatan dalam gerak sebagai alternatif metode untuk
dasar lokomotor seperti ketika berjalan meningkatkan lokomotor anak autis
memantul dan terlalu banyak dorongan vertikal, terutama pada sub indikator pelaksanaan
anak sering terlihat jalan berjinjit, anak terlihat yang meliputi ketepatan saat menginjakkan
dengan langkah kaki yang lebar, sampel dalam kaki, sikap tubuh, ayunan lengan,
penelitian ini sedikit yaitu 6 anak yang diambil pembengkokan lutut, sikap tubuh saat
tidak secara random, gerak dasar lokomotor melayang, dan sikap kaki.
hanya terbatas pada gerak berjalan dan berlari, 3. Bagi Peneliti lainnya
maka dianggap perlu untuk dilakukan penilitian Dapat dijadikan sebagai acuan untuk
berikutnya dengan karakteristik anak yang penelitian berikutnya tentang permainan
berbeda, dengan jumlah sampel yang lebih halang rintang yang dimodifikasi untuk
banyak, serta dengan gerak dasar lokomotor anak autis dengan subjek yang lebih banyak
yang lebih bervariasi. atau dengan karakteristik yang berbeda.
Dari hasil analisis data yang didapat,
peneliti memberikan gambaran bahwa DAFTAR PUSTAKA
permainan halang rintang berpengaruh terhadap
Ali, Andi. 2012. Meningkatkan Kemampuan Gerak
kemampuan gerak dasar lokomotor anak autis. Dasar Lokomotor Dalam Pembelajaran Pendidikan
Hal ini dibuktikan dari hasil penelitian bahwa Jasmani Melalui Permainan Tradisional Di Kelas

9
Permainan Halang Rintang

Iv Sdn Guntur 09 Pagi Setia budi Jakarta Selatan, Saleh, Samsubar. 1996. Statistika Non Parametik Edisi
(Online), 2. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.
(http://jurnal.pgsdunj.org/index.php/pgsd/
article/view/92/88,diaksespada 21 Oktober Sugiyono. 2010. Metode penelitian kuantitatif kualitatif
2015). dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian, Suatu Sujarwanto. 2005. Terapi Okupasi Untuk Anak
Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Berkebutuhan Khusus.

Arikunto, suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Sunar, Dwi. 2008. Biarkan Anakmu Bermain.
Pendekatan Praktik (Edisi Revisi). Jakarta: PT. Jogjakarta: Diva Press.
Rineka Cipta.
Sunardi dan Sunaryo. 2007. Intervensi Dini Anak
Budi, Tataq. 2012. Aplikasi Model Pakem Terhadap Berkebutuhan Khusus. Jakarta: Depdiknas
Peningkatan Kemampuan Gerak Dasar Anak,
(Online), Tim Penyusun. 2014. Pedoman Penulisan Skripsi
(http://download.portalgaruda.org/article.p Universitas Negeri Surabaya. Surabaya:
hp?article=109246&val=4082, di aksespada 9 Universitas Negeri Surabaya.
November 2015).
Wahyudi, Ari. 2009. Metodologi Penelitian Pendidikan
Budiani, Ayuning. 2014. Peningkatan Kelincahan Luar Biasa. Surabaya: Unesa University Press.
Melalui Aktivitas Bermain HalangRintangAnak
Kelompok B 2 Tk Negeri Pembina Panjatan Kulon Yudanto. 2005. Pengembangan Gerak Dasar Lari dan
Progo, (Online), Lompat Melalui Pendekatan Bermain Di Sekolah
(http://eprints.uny.ac.id/14320/1/SKRIPSI_ Dasar, (Online), (https:/journal.uny.ac.id,
Ayuning%20Budiani%20%2811111247039%29
diaksespada9 November 2015).
.pdf, diaksespada 21 Oktober 2015).

Danuatmaja, Bonny. 2003. Terapi Anak Autis di


Rumah. Jakarta: Puspa Swara.

Handojo. 2008. Autisma. Jakarta: PT


BhuanaIlmuPopuler.

HR, Hasdianah. 2013. Autis Pada Anak: Pencegahan,


Perawatan, Dan Pengobatan. Yogyakarta: Nuha
Medika.

Kristanto, Bagus. 2012. Lompat Tinggi Halang Rintang


Untuk Keberanian, Kesenangan Dan Percaya Diri
Kelas V, (Online),
(http://journal.unnes.ac.id/sju/index
.php/peshr/article/view/839,
diaksespada 21 Oktober 2015).

Kwartir Nasional Gerakan Pramuka.


Penyelenggaraan Melintasi Halang Rintang.
Jakarta: Tunasmedia.

Mahendra, Agus. 2007. Perkembangan dan Belajar


Motorik. Jakarta: Depdiknas.

Mufid. 2010. Mari Belajar Penjaskes untuk SD-MI kelas


II. Surabaya: Jepe Press Media Utama.

10

You might also like