You are on page 1of 12

Jurnal Keperawatan Priority, Vol 1, No.

2, Juli 2018
ISSN 2614-4719

PENGARUH BERMAIN KONSTRUKSI (LEGO) TERHADAP


PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK
USIA PRASEKOLAH

Hendriyani1; Yeni Devita2; Mardalena3


1
Dosen S1 Keperawatan STIKes Payung Negeri Pekanbaru
2
Dosen S1 Keperawatan STIKes Payung Negeri Pekanbaru
3
Mahasiswa S1 Keperawatan STIKes Payung Negeri Pekanbaru
Email: yenidevita@payungnegeri.ac.id

ABSTRACT

The development of fine motor is one of the factors determining the


smoothness of the learning process both in the field of knowledge, as well as
skills. Therefore, motor development greatly supports the success of learners
learn. According to UNICEF in 2011 found 27.5 % or 3 million children
experiencing disruption of fine motor development. In TK Raudhatul Jannah of 25
children there are 13 children have delays in fine motor development. If there is a
disruption of fine motor development will lead to impaired concentration and
learning difficulties. One of the games that can improve the smooth motor
development is playing construction (lego). The game of construction (lego) can
train eye and hand coordination. The purpose of this study to determine how the
influence of playing construction (lego) to the smooth motor development of
preschoolers. This research was conducted on 22 preschool children at TK
Raudhatul Jannah Village Of Pangkalan Panduk Sub District Of Kerumutan
Pelalawan with technique total sampling. This type of research is quantitative
with quasi experimental design pre and post test without control. The analysis
used to see the effects of play construction (lego) to the development fine motor at
preschool children by using the paired samples t test and obtained the result of
fine motor average value pretest 7.05 posttest 9.45 with an average increase 2.4.
Paired samples t test result p value = 0.000 < α 5 % (p value < 0.05) the
conclusion of this study there the effect of play construction (lego) to the
development fine motor at preschool children in TK Raudhatul Jannah Village Of
Pangkalan Panduk Sub District Of Kerumutan Pelalawan. It is expected that the
community and parents always do stimulate the development of children
according to the age stage of the child, so that children develop according to the
stage of age.

Keywords: Lego, Fine Motor, Preschool

51
Jurnal Keperawatan Priority, Vol 1, No. 2, Juli 2018
ISSN 2614-4719

PENDAHULUAN dapat dilalui dengan baik, maka akan


Perkembangan merupakan mempengaruhi perkembangan
bertambahnya kemampuan atau kognitif anak, misalnya anak bisa
fungsi semua sistem organ tubuh membaca dengan baik, menulis
sebagai akibat bertambahnya dengan baik, dan memiliki
kematangan fungsi-fungsi sistem konsentrasi dengan baik
organ tubuh (Dewi, 2010). Penilaian (Aquarisnawati, dkk, 2011).
perkembangan anak pada fase awal Sebaliknya, jika terjadi Gangguan
umumnya dibagi menjadi empat pada perkembangan motorik halus
domain yaitu kepribadian atau biasanya menyebabkan anak-anak
tingkah laku sosial (Personal sosial), mengalami kesulitan belajar
bahasa (language), motorik kasar (Santrock, 2009).
(gross motor), dan motorik halus Perkembangan motorik halus
(fine motor adaptive) (Nelson, 2012). anak perlu di stimulasi, Kurangnya
Salah satu kemampuan anak yang stimulasi atau kegiatan yang bersifat
sedang berkembang adalah fisik khususnya motorik halus akan
perkembangan motorik halus mengakibatkan anak memiliki
(Indraswari, 2012). Perkembangan gangguan konsentrasi pada saat anak
motorik halus adalah gerakan yang telah duduk di sekolah dasar yang
melibatkan bagian-bagian tubuh diakibatkan karena motorik halus
tertentu dan dilakukan otot-otot kecil anak belum matang (Yusuf,
tetapi diperlukan koordinasi yang 2011).Stimulasi perkembangan
cermat. motorik halus anak dapat dilakukan
Perkembangan motorik yang dengan cara memberikan permainan
normal merupakan salah satu faktor atau bermain (Hidayat, 2008).
penentu (determinant factor) Permainan akan membantu
kelancaran proses belajar, baik dalam perkembangan gerak halus anak
bidang pengetahuan,maupun dengan cara memainkan suatu objek
keterampilan, oleh karena itu, (Riyadi & Sukarmin, 2009). Salah
perkembangan motorik sangat satu permainan yang dapat
menunjang keberhasilan belajar mengembangkan kemampuan
peserta didik (Yusuf, 2011). Apabila motorik halus anak adalah permainan
perkembangan motorik halus anak konstruksi. Contoh permainan ini

52
Jurnal Keperawatan Priority, Vol 1, No. 2, Juli 2018
ISSN 2614-4719

adalah puzzle, plastisin dan lego sekitar 248.422.956 jiwa atau sekitar
(Hanindita, 2015). 7,69% dan menunjukan bahwa 20-
Permainan lego menurut 30% anak mengalami gangguan
Sudono dalam Mutiara (2015) perkembangan motorik halus
menyatakan permainan yang (Permana, 2016).
memiliki kegiatan memasang, Berdasarkan studi
memadukan, membangun, dan pendahuluan yang peneliti lakukan
menumpuk dapat menjadikan pada anak-anak TK Rhaudhatul
kreativitas dan motorik halus Jannah Desa Pangkalan Panduk
semakin berkembang. Permainan Kecamatan Kerumutan Pelalawan
lego dapat dilakukan untuk menunjukkan bahwa dari 25 anak
meningkatkan kemampuan motorik yang dinilai dan diobservasi terdapat
halus anak karena permainan lego 13 anak (52%) terlambat dalam
merupakan permainan yang perkembangan motorik halusnya
menyenangkan bagi anak, mudah dimana anak tidak bisa menggambar
untuk dilakukan anak, media lego orang 3 bagian, anak masih bingung
ringan, memiliki warna yang cerah membedakan garis yang lebih
dan bentuknya bermacam-macam panjang, anak tidak mampu
sehingga mudah untuk di pegang, di menggambar orang 6 bagian. 12
bentuk dan di mainkan oleh anak. anak (48%) lulus atau pass dalam
Christiana (2015) melakukan penilaian perkembangan motorik
penelitian dengan judul pengaruh halusnya. Sarana dan prasarana
bermain lego adu cepat terhadap bermain untuk menstimulasi
perkembangan motorik halus anak perkembangan anak juga masih
kelompok A di TK Aisyiyah 3 kurang sehingga perkembangan
surabaya. Hasil penelitiannya motorik halus anak kurang
menunjukkan bahwa permainan lego terstimulasi.
adu cepat berpengaruh secara Berdasarkan fenomena diatas
signifikan terhadap kemampuan peneliti tertarik untuk mengetahui
motorik halus anak. Menurut data apakah ada “Pengaruh bermain
Profil Kesehatan Indonesia Tahun konstruksi (lego) terhadap
2013 jumlah anak sebanyak perkembangan motorik halus anak
19.104.193 dari jumlah penduduk

53
Jurnal Keperawatan Priority, Vol 1, No. 2, Juli 2018
ISSN 2614-4719

usia prasekolah di TK Rhaudhatul Desa Pangkalan Panduk Kecamatan


Jannah Desa Pangkalan Panduk Kerumutan Pelalawan pada tanggal
Kecamatan Kerumutan Pelalawan. 05 Juni sampai 07 Juni 2017.

METODE PENELITIAN Populasi dan Sampel Penelitian


Jenis Penelitian
Populasi dalam penelitian ini
Jenis penelitian ini
adalah seluruh anak-anak yang
merupakan penelitian kuantitatif,
memiliki keterlambatan motorik
Desain penelitian ini quasi
halus yang telah di screening
eksperimen dengan pendekatan “pre
menggunakan Denver II di TK
and post test without control”
Raudhatul Jannah Desa Pangkalan
(Dharma, 2011). Perlakuan yang
Panduk Kecamatan Kerumutan
diberikan adalah bermain konstruksi
Pelalawan yaitu TK A dan TK B
(lego) yang dilakukan oleh anak usia
sebanyak 22 orang. Teknik
prasekolah.
pengambilan sampel menggunakan
Rancangan penelitian
total populasi, artinya peneliti akan
R O1 X1 O2 meneliti keseluruhan anak yang telah
di screening menggunakan Denver II
Keterangan : yang memiliki keterlambatan
R : Responden penelitian motorik halus di TK Raudhatul
O1 : Motorik halus anak usia Jannah Desa Pangkalan Panduk
prasekolah sebelum bermain Kecamatan Kerumutan Pelalawan
konstruksi (lego) sebanyak 22 orang.
X : Bermain konstruksi (lego)
O2 : Motorik halus anak usia Instrumen Penelitian
prasekolah setelah bermain Alat pengumpulan data yang
konstruksi (lego) digunakan adalah lembar observasi
(Dharma, 2011). yang mengacu pada Denver II
dengan nilai 0-10. Digunakan alat
Lokasi dan Waktu Penelitian ukur ini karena alat ukur ini
Lokasi penelitian ini memenuhi persyaratan untuk
dilakukan di TK Raudhatul Jannah pengukuran dan perkembangan dan

54
Jurnal Keperawatan Priority, Vol 1, No. 2, Juli 2018
ISSN 2614-4719

memiliki validitas tinggi serta motorik halus kembali (posttest)


pengukurannya juga mudah dan untuk melihat apakah ada
cepat. peningkatan motorik halus anak
sebelum dan sesudah dilakukan
Tahap Pelaksanaan Penelitian bermain konstruksi (lego). Setelah
Tahap pelaksanaan ini pengumpulan data selesai, dilakukan
dimulai setelah peneliti seleksi data dan pengumpulan
menyelesaikan urusan administrasi. dokumentasi.
Peneliti kemudian mendatangi lokasi
penelitian yaitu TK Raudhatul Analisa Data
Jannah Desa Pangkalan Panduk Penelitian ini menggunakan
Kecamatan Kerumutan Pelalawan. analisis univariat dan bivariat.
Peneliti menjelaskan maksud Analisis univariat menggunakan
penelitian, dampak yang akan distribusi frekuensi, dan analisis
diperoleh responden jika bersedia bivariat menggunakan uji paired-
berpartisipasi dalam penelitian samples t test.
kepada guru-guru. Setelah itu penulis
meminta guru-guru TK untuk HASIL PENELITIAN
mengisi lembar observasi dan Bab ini menguraikan hasil
menandatangani surat persetujuan penelitian “Pengaruh Bermain
tindakan (Informed Consent), Konstruksi Lego Terhadap
kemudian peneliti melakukan Perkembangan MotorikHalus Anak
pengumpulan data dengan cara Usia Prasekolah” yang telah
langsung berhadapan dengan anak. dilakukan pada tanggal 5 Juli sampai
Pada hari pertama sebelum 7 Juli di TK Raudhatul Jannah Desa
dilakukan bermain konstruksi (lego) Pangkalan Panduk Kecamatan
dilakukan penilaian motorik halus Kerumutan Pelalawan dengan
anak (pretest) selanjutnya dilakukan melibatkan 22 responden.

bermain konstruksi (lego) selama 3 Hasil penelitian yang diperoleh

hari dalam waktu 30 menit tiap kali adalah sebagai berikut:

pertemuan. Setelah 3 hari bermain


konstruksi (lego) dilakukan penilaian

55
Jurnal Keperawatan Priority, Vol 1, No. 2, Juli 2018
ISSN 2614-4719

Analisis Univariat Tabel 4.3 menunjukkan bahwa


Karakteristik Responden rata-rata motorik halus sebelum
1. Umur Anak dilakukan intervensi yaitu 7.05
Tabel 4.1 dengan standar deviasi 1.133 dengan
Distribusi Responden
nilai min 4 dan max 9, sedangkan
Berdasarkan Umur
Persentasi rata-rata motorik halus setelah
No Umur Jumlah
(%) dilakukan intervensi 9.45 dengan
1 4 tahun 9 40.9
2 5 tahun 13 59.1 standar deviasi 0.858 dengan nilai
Total 22 100 min 7 dan max 10.
Sumber : Analisis Data Primer, 2017
Berdasarkan tabel 4.1 dapat Analisis Bivariat
Tabel 4.4
dilihat bahwa mayoritas umur anak Distribusi dan Perbandingan
Usia Prasekolah yaitu umur 5 tahun Rata-Rata Motorik Halus Sebelum
Dan Setelah Dilakukan Bermain
sebanyak 13 orang (59.1%). Konstruksi (Lego) Pada Anak Usia
2. Jenis Kelamin Prasekolah
Mean
Tabel 4.2 Perlaku- P
Variabel N Mean SD SE Diffe-
an value
Distribusi Responden ren
Berdasarkan Jenis Kelamin Motorik Sebelum 22 7.05 1.133 0.242
2.409 0.000
Jenis Persentasi halus Sesudah 22 9.45 0.858 0.183
No Jumlah
Kelamin (%) Sumber: Analisis Data Primer, 2017
1 Laki-laki 12 54.5 Berdasarkan hasil penelitian
2 Perempuan 10 45.5
Total 22 100 pada tabel 4.4 dapat dilihat bahwa
Sumber: Analisis Data Primer, 2017 rata-rata motorik halus anak usia
Berdasarkan tabel 4.2 dapat prasekolah sebelum dilakukan
dilihat bahwa mayoritas jenis bermain konstruksi (lego) yaitu 7.05
kelamin anak Usia Prasekolah yaitu dengan standar deviasi 1.133,
laki-laki sebanyak 12 orang (54.5%).
sesudah dilakukan bermain
3. Hasil Pengukuran Motorik
konstruksi (lego) menjadi 9.45
Halus Pada Anak Usia
Prasekolah dengan standar deviasi 0.858 dan
Tabel 4.3 selisih rata-rata motorik halus anak
Distribusi Rat-Rata Motorik Halus usia prasekolah sebelum dan setelah
Pada Anak Prasekolah
Variabel N Mean SD SE Min Max dilakukan bermain konstruksi (lego)
Sebelum 22 7.05 1.133 0.242 4 9
yaitu 2.409.
Sesudah 22 9.45 0.858 0.183 7 10
Sumber : Analisis Data Primer, 2017

56
Jurnal Keperawatan Priority, Vol 1, No. 2, Juli 2018
ISSN 2614-4719

Hasil uji paired-samples t test Gambaran distribusi


didapatkan p value = 0.000 lebih berdasarkan perkembangan motorik
kecil dari pada nilai α 5 % (p value< halus posttest pada penelitian ini
0.05), berarti ada pengaruh bermain dimana setelah dilakukan bermain
konstruksi (lego) terhadap konstruksi (lego) dari 22 responden
perkembangan motorik halus anak terdapat 19 (86%) responden
usia prasekolah. memiliki perkembangan motorik
halus normal dan 3 (14 %) responden
PEMBAHASAN
memiliki perkembangan motorik
1. Analisa Univariat halus meragukan. Anak bisa
Gambaran distribusi membangun menara dari kubus,
berdasarkan perkembangan motorik mampu mmebuat gambar orang 3
halus pretest dan posttest pada bagian dan mampu menggambar
penelitian ini dimana sebelum orang 6 bagian. Selisih rata-rata nilai
dilakukan bermain konstruksi (lego) pretest dan posttest adalah sebesar
dari 22 responden terdapat 1 (5%) 2.409 yang berarti adanya
responden yang memiliki peningkatan motorik halus secara
perkembangan motorik halus normal, signifikan setelah diberikan bermain
14 (63%) responden meragukan, 6 konstruksi (lego).
(27%) responden penyimpangan dan Menurut Rochmah (2008)
1 (5%) responden mengalami Kurangnya stimulasi dan peran guru
keterlambatan. Anak masih serta orang tua merupakan salah satu
membutuhkan bantuan untuk penyebab terjadinya keterlambatan
membangun menara dari kubus, anak pada anak. Anak yang mendapat
masih kesulitan menggambar orang 3 stimulasi terarah dan teratur akan
bagian dan menggambar orang 6 lebih cepat berkembang disbanding-
bagian. Hal ini dikarenakan kan dengan anak yang kurang atau
kurangnya stimulasi yang diberikan tidak mendapat stimulasi. Adanya
sekolah dan lingkungan rumah untuk rangsangan, dorongan, dan
mengasah perkembangan motorik kesempatan menggerakkan semua
halus anak. bagian tubuh akan mempercepat
perkembangan motorik anak.

57
Jurnal Keperawatan Priority, Vol 1, No. 2, Juli 2018
ISSN 2614-4719

Hasil penelitian ini sejalan kecil dari pada nilai α 5 % (p value<


dengan penelitian yang dilakukan 0.05), berarti Ada Pengaruh
oleh Christiana (2015) bahwa ada Bermain Konstruksi (Lego) terhadap
peningkatan rata-rata sebelum Perkembangan Motorik Halus Anak
dilakukan bermain lego adu cepat Usia Prasekolah di TK Raudhatul
adalah 6.91 menjadi 10.41 setelah Jannah Desa Pangkalan Panduk
diberikan intervensi bermain lego Kecamatan Kerumutan Pelalawan,
adu cepat di TK Aisyiyah 3 sehingga Ho ditolak.
Surabaya. Pada anak usia prasekolah
Menurut asumsi peneliti sudah mulai menunjukkan minat
dengan bermain konstruksi (lego) untuk bermain, sehingga dengan
dapat meningkatkan perkembangan bermain akan meningkatkan
motorik halus anak usia prasekolah perkembangan motorik halus anak
karena melalui aktivitas bermain salah satunya permainan konstruksi
konstruksi (lego) anak mampu (lego). Menurut Yulianti (2010)
memegang lego dengan jari Permainan lego merupakan
jemarinya, mampu mengkoordinasi- permainan yang memerlukan
kan tangan dan matanya, dengan kecepatan gerak tangan dan mata
bermain konstruksi (lego) anak dalam menyusun lego dan kecepatan
mampu meniru garis vertikal, berpikir dalam ketepatan penyusunan
membangun menara dari kubus, yang benar. Permainan lego terdiri
menggoyangkan ibu jari, mencontoh dari beberapa bongkahan lego,
lingkaran, menggambar orang 3 kemudian anak-anak merangkai lego
bagian, mencontoh +, memilih garis tersebut untuk menjadi sesuatu yang
yang lebih panjang, mencontoh berarti. Dimana lego itu sendiri
persegi yang ditunjukkan dan memberikan manfaat bagi anak yaitu
menggambar orang 6 bagian. anak dapat belajar menciptakan misi,
belajar mengerti pondasi, belajar
2. Analisa Bivariat
mengerti alat bantu, belajar
Hasil penelitian mengguna-
berkomunikasi dan sharing ide, dan
kan metode quasi-experiment dengan
melatih kemampuan motorik halus
menggunakan uji paired-samples T
pada anak usia prasekolah.
test didapatkan p value = 0.000 lebih

58
Jurnal Keperawatan Priority, Vol 1, No. 2, Juli 2018
ISSN 2614-4719

Permainan lego menurut bahwa persentase kemampuan


Sudono dalam Mutiara (2015) motorik halus anak pada kelompok
menyatakan permainan yang eksperimen adalah 84,75% lebih
memiliki kegiatan memasang, besar dari rata-rata persentase
memadukan, membangun, dan kemampuan motorik halus kelompok
menumpuk dapat menjadikan kontrol adalah 60% sehingga ada
kreativitas dan motorik halus pengaruh permainan konstruktif
semakin berkembang. Permainan terhadap kemampuan motorik halus
lego dapat dilakukan untuk anak kelompok A2 Rabitulmutaallim
meningkatkan kemampuan motorik Tegalinggah Singaraja.
halus anak karena permainan lego Hasil penelitian ini sejalan
merupakan permainan yang dengan penelitian yang dilakukan
menyenangkan bagi anak, mudah oleh Christiana (2015) diperoleh
untuk dilakukan anak, media lego rata-rata hasil pretest 6.91 dan
ringan, memiliki warna yang cerah posttest 10.41 dengan demikian T
dan bentuknya bermacam-macam
hitung = 0 < dari T tabel = 81
sehingga mudah untuk di pegang, di
sehingga diperoleh hasil bahwa
bentuk dan di mainkan oleh anak.
permainan lego adu cepat
Menurut Andriewongso
berpengaruh secara signifikan
(2008) dalam proses bermain lego
terhadap kemampuan motorik halus
secara tidak langsung anak berlatih
anak kelompok A di TK Aisyiyah 3
perkembangan motorik halus, karena
Surabaya.
ketika bermain lego anak melakukan
Pada saat melakukan
kegiatan meraih balok,
penelitian kemampuan motorik halus
menggenggam, menyusun atau
mayoritas meningkat pada
menempelkan satu balok dengan
kemampuan membangun menara
balok lainnya. Kecermataan antara
dari kubus dan memilih garis yang
jari jemari dan mata sangat
lebih panjang sedangkan
diperlukan untuk memegang dan
kemampuan yang tidak meningkat
menyusun lego. Penelitian ini sejalan
adalah kemampuan menggambar
dengan penelitian yang dilakukan
orang 3 bagian dan menggambar
oleh Putri (2016) menunjukkan
orang 6 bagian. Jadi, menurut asumsi

59
Jurnal Keperawatan Priority, Vol 1, No. 2, Juli 2018
ISSN 2614-4719

peneliti dari hasil penelitian 3. Hasil uji paired-samples t test


didapatkan bahwa bermain didapatkan p value = 0.000 lebih
konstruksi (lego) berpengaruh secara kecil dari pada nilai α 5 % (p
signifikan terhadap perkembangan value< 0.05), berarti Ada
motorik halus anak usia prasekolah, Pengaruh Bermain Konstruksi
karena dengan bermain konstruksi (Lego) terhadap Perkembangan
(lego) akan menstimulasi gerakan Motorik Halus Anak Usia
jari jemari dan kecermatan antara Prasekolah di TK Raudhatul
mata dan tangan dalam penyusunan Jannah Desa Pangkalan Panduk
lego yang dilakukan oleh anak usia Kecamatan Kerumutan
prasekolah. Pelalawan, sehingga Ho ditolak.

KESIMPULAN DAN SARAN Saran


Kesimpulan 1. Bagi Orang Tua
Berdasarkan hasil penelitian Bagi orang tua anak diharapkan
tentang “Pengaruh Bermain dapat menyediakan alat-alat
Konstruksi (lego) terhadap edukatif untuk menstimulasi
Perkembangan Motorik Halus Anak perkembangan motorik halus
Usia Prasekolah” yang dilakukan anak. Sehingga pekembangan
terhadap 22 orang responden di TK motorik halus anak berkembang
Raudhatul Jannah Desa Pangkalan sesuai dengan tahapan usia anak.
Panduk Kecamatan Kerumutan 2. Bagi Tempat Penelitian
Pelalawan, maka kesimpulan dari Diharapkan bagi TK Raudhatul
peneliti adalah : Jannah Desa Pangkalan Panduk
1. Rata-rata motorik halus sebelum Kecamatan Kerumutan
dilakukan bermain konstruksi Pelalawan disarankan untuk
(lego) yaitu sebesar 7.05 dengan dapat lebih mengaplikasikan
standar deviasi 1.133. permainan konstruksi (lego)

2. Rata-ratamotorik halus setelah sebagai media untuk

dilakukan bermain konstruksi menstimulasi perkembangan

(lego) yaitu sebesar 9.45 dengan motorik halus anak usia

standar deviasi 0.858.. prasekolah.

60
Jurnal Keperawatan Priority, Vol 1, No. 2, Juli 2018
ISSN 2614-4719

DAFTAR PUSTAKA Hurlock, Elizabeth B.


(2013). Perkembangan
Andrewongso. (2010). Artikel Anak Jilid 1. Jakarta: EGC
Motivasi dan Cerita Indraswari, Lolita. (2012).
Motivasi.http://www.andri Peningkatan perkembangan
ewong.com. Diakses tanggal Motorik Halus Anak Usia
11 Maret 2017. Dini Melalui Kegiatan
Aquarisnawati,dkk. (2011). Motorik Mozaik di Taman Kanak-
Halus Pada Anak Usia Kanak Pembina Agam. Jurnal
Prasekolah Ditinjau Dari Pesona PAUD Vol 1. No. 1.
Bender Gestalt. Jurnal Diakses tanggal 02 April
INSAN Vol. 13 2017.
No. 03. Diakses tanggal Muflihah, Anik. (2013). Upaya
15 Februari 2017. Mengembangkan
Christiana, M & Mahmuda. (2010). Kemampuan Motorik Halus
Skripsi Pengaruh Permainan Dengan Media Lego
Lego Adu Cepat Terhadap Konstruksi Pada Anak
Perkembangan Motorik Kelompok B Di TK
Halus Anak Kelompok A di Ba Sentono
TK Aisyiah 3 Surabaya. Ngawonggo Ceper Klaten.
Universitas Negeri Surabaya. Universitas Muhammadiyah
Diakses 11 Februari 2017. Surakarta. Diakses tanggal 11
Dewi, Vivian Nanny Lia. (2010). Februari 2017
Asuhan Neonatus Bayi Mutiah, Diana. (2010). Psikologi
dan Anak Balita. Jakarta. Bermain Anak Usia Dini.
Salemba Medika. Jakarta: Kencana Prenada
Hanindita, Meta. (2015). Play and Media Group.
Learn. Jogjakarta: Stiletto Mutiara, Sarah Nandy (2015).
book. Meningkatkan Kemampuan
Hidayat, A. A. (2010). Motorik Halus Anak
Optimalisasi Penggunaan Melalui Permainan Lego
KPSP Pada Keluarga Block. Universitas
Sebagai Upaya Pencegahan Pendidikan Indonesia.
Gangguan Perkembangan Repository.Upi.Edu. Diakses
Anak. Makalah dalam tanggal 03 April 2017
Seminar Nasional Sains, Nelson, Behrman, Kliegman &
Universitas Negeri Surabaya. Arvin. (2012). Ilmu
Diakses tanggal 25 Februari Kesehatan Anak Nelson
2017. Edisi 15 Volume 1. Jakarta:
Hidayat, Azis Alimul. (2009). EGC.
Pengantar Ilmu Keperawatan Permana, Ayi Novita.
Anak 1. Jakarta: Salemba (2016). Hubungan
Medika. Prematuritas dengan
Hidayat, Azis Alimul (2008). Perkembangan Anak di RS
Riset Keperawatan dan Teknik Umum Pusat Dr Sardjito.
Penulisan Ilmiah. Jakarta: Universitas Gadjah Mada.
Salemba Medika. Yogyakarta. Diakses tanggal
03 April 2017.

61
Jurnal Keperawatan Priority, Vol 1, No. 2, Juli 2018
ISSN 2614-4719

Putri,Ni Putu Ratna Udyani dkk. Didik. Jakarta: PT Raja


2016. Pengaruh Permainan Grafindo Persada.
Konstruktif Terhadap Yusuf, Syamsu. (2012).
Kemampuan Motorik Halus Psikologi Perkembangan
Anak Kelompok A2 Anak dan Remaja. Bandung:
Rabaitulmutaallim PT Remaja Rosdakarya.
Tegalinggah Singaraja.
e-Journal Pendidikan
Anak Usia Dini.
Universitas Pendidikan
Ganesha Volume 4 No 3
Diakses tanggal 18 Februari
2017.
Riyadi, Sujono & Sukarmin. (2009).
Asuhan Keperawatan Pada
Anak.Yogyakarta: Graha
Ilmu.
Rochmah, Y.E. (2008).
Psikologi Perkembangan.
Ponorogo; STAI Ponorogo
Press
Santrock, J.W. 2009. Perkembangan
Anak Jilid 1 Edisi Sebelas.
Jakarta: Erlangga.
Triharsono, Agung. (2013).
Permainan kreatif & edukatif
untuk anak usia dini.
Yogyakarta: ANDI
Wiyani, Novan Ardi & Barnawi.
(2014).
Wong, Donna L. (2009). Buku
Ajar Keperawatan Pediatrik
Wong, Ed. 6, Vol. 1. Jakarta:
EGC.
Yulianti, Dwi. (2010).
Bermain Sambil Belajar
Sains di Taman Kanak-
Kanak. Jakarta Barat: PT
Indeks.
Yulianty, Rani. (2010). Permainan
yang Mengembangkan
Kecerdasan. Jakarta:
Swadaya.
Yusuf, Syamsu LN dan Nani M
Sugandhi. (2011).
Perkembangan Peserta

62

You might also like