Professional Documents
Culture Documents
2 Tahun 2020
E-ISSN: 2580-9504 DOI:
P-ISSN: 2775-4367
Kata Kunci : permainan tradisional engklek, perkembangan motorik kasar, anak usia dini.
68
Jurnal Pendidikan Anak, November 2020, p : 68-76 Vol. 6 No. 2 Tahun 2020
E-ISSN: 2580-9504 DOI:
P-ISSN: 2775-4367
70
Jurnal Pendidikan Anak, November 2020, p : 68-76 Vol. 6 No. 2 Tahun 2020
E-ISSN: 2580-9504 DOI:
P-ISSN: 2775-4367
No. Nama Skor Skor motorik halus anak sebelum dan sesudah
Inisial Pretest Posttest diberi kolase dapat dilihat melalui tabel
8. APS 32 54 dibawah ini, sebagai berikut:
9. FNS 24 56
10. RA 33 49 Tabel 3 Peningkatan Skor Pretest-
Posttest
Berdasarkan tabel 1, dapat No Nama Skor Skor Peningkatan
disimpulkan bahwa terdapat perbedaan Inisial Pretest Posttest
signifikan antara hasil pretest dan 1. RPC 27 57 30
posttest. Hasil posttest menghasilkan skor 2. DAS 30 55 25
lebih baik dibandingkan hasil pretest dan 3. AK 25 48 23
terjadi peningkatan yang cukup besar 4. DF 22 45 23
setelah diberikan modifikasi permainan 5. NP 28 50 22
tradisional engklek dibandingkan 6. MGA 35 52 17
sebelum diberikan modifikasi permainan 7. NA 29 47 18
tradisional engklek. Kemampuan motorik 8. APS 32 54 22
kasar pada anak sebelum diberi perlakuan 9. FNS 24 56 32
berada pada kategori rendah sebanyak 9 10. RA 33 49 16
anak dan berada pada kategori sedang
sebanyak 1 anak. Secara keseluruhan, Berdasarkan tabel diatas,
hasil posttest menunjukkan peningkatan perubahan yang signifikan ditunjukkan
yang cukup besar. oleh FNS yang mendapatkan 32 poin
setelah diberi perlakuan, maka anak
Tabel 2. Rata-Rata Pretest dan Posttest tersebut kemampuan motorik kasarnya
Rata-rata berada pada kategori tinggi. Namun pada
Pretest 28,50% beberapa anak apabila dilihat berdasarkan
peningkatan poin berada pada kategori
Posttest 51,30%
sedang, misalnya RA yang hanya 16 poin
saja selisih antara pretest dan posttest
Tabel 2 menunjukkan bahwa hasil peningkatannya. Hal tersebut
observasi dari 17 anak terkait dikarenakan faktor anak itu sendiri
kemampuan motorik halus, rata-rata seperti yang diungkapkan oleh Hurlock
untuk pretest yaitu 28,50 persen dan rata- (1987) bahwa anak yang memiliki
rata untuk posttest yaitu 51,30 persen. kesempatan belajar termasuk dalam
Pada rata-rata hasil observasi mengalami melakukan berbagai aktivitas yang
peningkatan sebesar 22,80 persen. Hasil berhubungan dengan kemampuan
peningkatan pada tabel 2 ditunjukkan motorik kasarnya, maka kemampuannya
oleh adanya perubahan dari 9 anak pun akan berkembang lebih pesat
kategori rendah dan 1 anak kategori daripada anak yang tidak memiliki
sedang menjadi 10 anak yang semuanya kesempatan berpraktik sebelumnya.
berada pada kategori tinggi serta tidak Berdasarkan data tersebut dapat
adanya anak yang berada pada kategori dikatakan bahwa modifikasi permainan
rendah lagi dalam kemampuan motorik tradisional engklek memiliki pengaruh
halusnya setelah diberikan perlakuan. dalam meningkatkan motorik kasar
Berdasarkan hasil tersebut, dapat dengan cukup signifikan. Melalui
disimpulkan bahwa pemberian modifikasi permainan engklek
modifikasi permainan tradisional engklek perkembangan motorik kasar anak
mampu meningkatkan kemampuan menjadi lebih baik terutama dalam
motorik kasar. Perubahan kemampuan
71
Jurnal Pendidikan Anak, November 2020, p : 68-76 Vol. 6 No. 2 Tahun 2020
E-ISSN: 2580-9504 DOI:
P-ISSN: 2775-4367
72
Jurnal Pendidikan Anak, November 2020, p : 68-76 Vol. 6 No. 2 Tahun 2020
E-ISSN: 2580-9504 DOI:
P-ISSN: 2775-4367
menggunakan satu kaki dan melompat kotak lain maka dinyatakan gugur dan
dilakukan di tanah ataupun di lantai diganti pemain kedua. Pemain pertama
dengan berbagai bentuk pola gambar. mulai melompat menggunakan satu kaki
Dapat disimpulkan bahwa permainan (kaki yang satunya diangkat, atau ditekuk
engklek merupakan salah satu permainan kebelakang) dari kotak 1 hingga
tradisional turun-temurun asli Indonesia seterusnya kemudian berhenti sejenak,
yang dilakukan pada media bidang datar lalu kembali lagi dengan mengambil
atau di atas permukaan tanah dengan gacuk yang berada di kotak 1 dengan
melakukan gerakan melompat ataupun kaki satu tetap di angkat. Setelah itu
berdiri dengan satu maupun dengan dua pemain melemparkan gacuk ke kotak
kaki, menjongkok serta dapat dilakukan yang ke 2 jika keluar dari kotak kedua
dengan cara berjalan yang dimainkan pemain dianggap gugur. Begitu
secara individu atau berkelompok. seterusnya sampai semua kotak sudah
Dalam bermain engklek ada dilempar dengan gacuk. Kemudian jika
tahapan yang harus diikuti oleh pemain. semua telah dilakukan oleh semua
Hal ini sesuai dengan pernyataan pemain maka pemain melemparkan
Mulyani (2013) dalam (Desvarosa, 2012) gacuk dengan membelakangi engkleknya
tahapan bermain engklek yaitu: (1). jika pas pada kotak yang dikehendaki
Menggambar pola engklek Permainan ini maka kotak itu akan menjadi rumahnya
memang sebuah permainan outdoor atau jika pemain berhasil mengambil
permainan yang harus dilakukan di luar gacuknya pemain kembali ke kotak yang
rumah. Permainan ini memerlukan pertama dan menjadi pemenang.
sebuah pekarangan kecil yang datar Perkembangan motorik
dengan ukuran kurang lebih 3 - 4 m2, merupakan perubahan yang terjadi secara
dapat dilakukan di atas tanah, ataupun di progressif pada kontrol dan kemampuan
ubin. Lapangan atau arena untuk melakukan gerakan yang diperoleh
sondah/engklek biasanya berupa kotak- melalui interaksi antara faktor
kotak atau persegi panjang dengan kematangan (maturation) dan latihan atau
ukuran sekitar 30 - 60 m2 Untuk pengalaman (experiences) selama
membuat lapangan, anak-anak biasanya kehidupan yang dapat dilihat melalui
menggunakan pecahan genteng atau batu. perubahan/pergerakan yang dilakukan.
Jika dilantai dapat menggunakan kapur. Senada dengan yang dipernyataan itu,
Masing-masing anak mempunyai menurut Hurlock (1987) perkembangan
“gacuk” dari pecahan genteng atau motorik adalah perkembangan
keramik, yang bentuknya pipih agar tidak pengendalian gerakan jasmani melalui
menggelinding. (2). Menentukan kegiatan pusat saraf, urat saraf, dan otot
pemainan pertama, Semua pemain atau yang terkoordinasi. Kemudian, menurut
anak berkumpul lalu melakukan Santrock (2009) menyatakan bahwa
“hompimpah” Hompimpah alaihum keterampilan motorik kasar (gross motor
gambreng, Hompimpah alaihum skill) merupakan keterampilan yang
gambreng, ataupun “suit” untuk melibatkan aktivitas otot besar seperti
menetukan siapa yang bermain dahulu, tangan seseorang untuk bergerak dan
karena cara bermainnya bergantian. Anak berjalan. Menurut Decaprio (2013)
yang pertama kali menang mulain motorik kasar adalah gerakan tubuh yang
bermain. Dan (3). Melemparkan gacuk menggunakan otot-otot besar atau
Pemain melempar gacuknya pada petak sebagian besar otot yang ada dalam tubuh
nomor satu. Gacuk yang dilempar harus maupun seluruh anggota tubuh yang
berada didalam kotak, bila meleset ke dipengaruhi oleh kematangan diri.
73
Jurnal Pendidikan Anak, November 2020, p : 68-76 Vol. 6 No. 2 Tahun 2020
E-ISSN: 2580-9504 DOI:
P-ISSN: 2775-4367
74
Jurnal Pendidikan Anak, November 2020, p : 68-76 Vol. 6 No. 2 Tahun 2020
E-ISSN: 2580-9504 DOI:
P-ISSN: 2775-4367
Motorik Kasar Anak Usia 5-6 Geometri Pada Anak Usia 5-6
Tahun. Journal of Early Tahun. PAUD Teratai. 7(2): 1–9.
Childhood Care and Education, Marzoan & Hamidi. (2017). Permainan
1(1), 18. Tradisional Sebagai Kegiatan
https://doi.org/10.26555/jecce.v1i Ekstrakurikuler untuk
1.60 Meningkatkan Kompetensi Sosial
Askalin. (2013). 100 Permainan dan Siswa. Journal An-nafs. 2(1): 62-
Perlombaan Rakyat. Yogyakarta: 82.
Nyo-nyo. Montolalu, BEF. (2005). Bermain dan
Decaprio, Ricahrd. (2013). Aplikasi Teori Permainan Anak. Jakarta:
Pembelajaran Motorik di Universitas Terbuka.
Sekolah. Yogyakarta: Divapress. Mulyani. (2016). Super Asyik Permainan
Devrizal, Rini, R., & Fatmawati, N. Tradisional Anak Indonesia.
(2019). Permainan Tradisional Yogyakarta : Diva Press.
Meningkatkan Kemampuan Munir, A. (2019). Pengaruh Permainan
Motorik Kasar Anak di PAUD Balap Karung dan Egrang
Cahaya Kartini Bandar Lampung. terhadap Peningkatan
Jurnal Pendidikan Anak, 5(2), 1– Kepercayaan Diri Anak Usia Dini
10. di PAUD Cahaya Kecamatan
Desvarosa, E. (2012). Penerapan Rambutan Kota Tebing Tinggi
Permainan Tradisional Engklek The. Jurnal Diversita, 5(2), 86–
Dalam Meningkatkan 94.
Kemampuan Kognitif Anak Usia Rahmadani A, N. K., Latiana, L., &
5-6 Tahun Di Tk Bina Guna. AEN, R. A. (2018). The Influence
Jurnal Handayani PGSD FIP of Traditional Games on The
UNIMED, 6(1), 109-116. Development of Children’s Basic
Dharmamulya, S. (2008). Permainan Motor Skills. 169 (Icece 2017),
Tradisional Jawa. Yogyakarta: 160–163.
Kepel. Press. https://doi.org/10.2991/icece-
Hayati, H. S., Myrnawati, C., & Asmawi, 17.2018.41
M. (2017). Effect of traditional Santrock, JW. 2011. Masa
games, learning motivation and Perkembangan Anak Edisi 11.
learning style on childhoods gross Jakarta: Salemba Humanika.
motor skills. International Setiani, R. E. (2019). Pemanfaatan
Journal of Education and Permainan Tradisional Dalam
Research, 5(7), 53–66. Penanaman Nilai-Nilai
Hurlock. E. B. (1987). Perkembangan Kebangsaan Di Tk Negeri
Anak. Jakarta : Erlangga Pembina 2 Purwokerto. Aṣ-
Iswinarti. (2010). Nilai-Nilai Terapeutik Ṣibyān: Jurnal Pendidikan Anak
Permainan Tradisional Engklek Usia Dini, 4(1), 39–52.
Untuk Anak Usia Sekolah Dasar. http://jurnal.uinbanten.ac.id/index
Naskah Publikasi Penelitian Dasar .php/assibyan/article/view/1963
Keilmuan. Fakultas Psikologi: Setyo, A. (2009). Permainan
Universitas Muhammadiyah Tradisional. Jakarta: Rineka
Malang: Malang. Cipta.
Malichah, LNISR. (2018). Modifikasi Sumantri, MS. (2005). Pengembangan
Permainan Engklek Terhadap Keterampilan Motorik Anak Usia
Kemampuan Mengenal Bentuk Dini. Jakarta: Dinas Pendidikan.
75
Jurnal Pendidikan Anak, November 2020, p : 68-76 Vol. 6 No. 2 Tahun 2020
E-ISSN: 2580-9504 DOI:
P-ISSN: 2775-4367
76