You are on page 1of 11

MENINGKATKAN PERKEMBANGAN KOGNITIF PADA

ANAK USIA DINI MELALUI ALAT PERMAINAN EDUKATIF

Muhammad Busyro Karim


Siti Herlinah Wifroh
Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Trunojoyo Madura
email: Busyrokarimdz@gmail.com

Abstract: Improve Cognitive Development in Early Chidhood by Means of Education


Games. The development ia a change that lasts a lifetime with increasing structure and function of
the body is more complex in motion capability rough, smooth motion, speech and language,
socialization and independence. Cognitive development is a process of thinking is the ability to
link and consider the value of an event or events.cognitive potential is determined at conception
but realized or not depends on the environment and the opportunities presented. To determine the
understanding of the tools of educational games and to know how the implementation of the
application of learning in improving the cognitive aspects through a simple APE developed TK
Ihyausunnah Margorejo. This study is a description of using the technique of data collection by
interview and observation. The subject is a child aged 2 years later the class teacher and TK A
aged 3-4 years. Playing the role would make social capable children. While playing the role come
to learn to share, learn to queue or turns and communicate with friends. The ability to manage
emotions, including to understand the feelings of fear, upset, sad, angry and jealous. Children will
learn to manage and understand those feelings.creativity and discipline, usually the child will take
the rules and patterns of daily life and habits of the child or the parents even adults in the child‘s
immediate environment.

Key words: Cognitive Development, Early Childhood, Educational Games Tools

Abstrak : Meningkatkan Perkembangan Kognitif Pada Anak Usia Dini Melalui Alat
Permainan Edukatif. Perkembangan merupakan suatu perubahan yang berlangsung seumur
hidup dengan bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam kemampuan
gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa serta sosialisasi dan kemandirian Perkembangan
Kognitif adalah suatu proses berfikir yaitu kemampuan untuk menghubungkan, menilai dan
mempertimbangkan suatu kejadian atau peristiwa. Potensi kognitif ditentukan pada saat konsepsi
(pembuahan ) namun terwujud atau tidaknya tergantung dari lingkungan dan kesempatan yang
diberikan. Untuk mengetahui pengertian dari Alat Permainan Edukatif serta mengetahui
bagaimana pelaksanaan penerapan pembelajaran dalam meningkatkan aspek kognitif melalui APE
sederhana yang dikembangkan TK Ihyausunnah Margorejo. Penelitian ini merupakan penelitian
deskriptif menggunakan teknik pengumpulan data dengan wawancara dan observasi. Yang
menjadi subjek dari penelitian ini adalah anak usia 2 tahun kemudian Guru kelas dan anak TK A
usia 3-4 tahun. bermain peran akan membuat anak berkemampuan sosial. Sambil bermain peran
ikut belajar berbagi, belajar mengantri atau bergiliran, dan berkomunikasi dengan teman-temannya
.Kemampuan mengelola emosi, termasuk untuk memahami perasaan takut, kecewa, sedih, marah
dan cemburu. Anak akan belajar mengelola dan memahami perasaan – perasaan tersebut.
mengasah kreativitas dan disiplin, biasanya anak akan mengambil peraturan dan pola hidupnya
sehari- hari dan kebiasaan si anak atau orang tua bahkan orang dewasa di lingkungan terdekat
anak.

Kata kunci: Perkembangan Kognitif, Anak Usia Dini, Alat Permainan Edukatif

103
Jurnal PG-PAUD Trunojoyo, Volume 1, Nomor 2, Oktober 2014, hal 76-146 104

Anak tidak memisahkan antara bermain dan situasi,pembelajaran. Dalam konteks sekolah
bekerja. Bagi anak bermain merupakan seluruh sumber informasi adalah guru dan
aktifitas anak termasuk bekerja, penerimanya adalah anak. Guru dapat
kesenengannya, dan merupakan metode menggunakan media sebagai perantara dalam
bagaimana mereka mengenal dunia. Bermain menyampaikan pesan kepada anak. Media
tidak sekedar mengisi waktu, tetapi merupakan dapat menolong guru memberikan sebagian
kebutuhan anak seperti halnya makanan, informasi kepada anak. Hasil yang positif
perawatan cinta kasih, dan lain-lain. Anak dalam belajar akan didapat apabila media
memerlukan berbagai variasi permainan untuk direncanakan dengan baik dalam penggunaan
kesehatan fisik, mental dan perkembangan dikelas. Suatu kegiatan yang digemari oleh
emosinya. Melalui bermain, anak tidak hanya anak TK adalah kegiatan bermain. Walaupun
menstimulasi pertumbuhan otot-ototnya, tetapi kegiatan ini dapat dilakukan tanpa
lebih dari itu. Anak tidak sekedar melompat, menggunakan alat permainan, tetapi hampir
melempar, atau berlari. Tetapi mereka bermain semua kegiatan bermain justru menggunakan
dengan menggunakan seluruh emosinya, alat permainan edukatif (APE). Alat permainan
perasaannya, dan pikirannya. Kesenangan edukatif (APE) yang digunakan ada yang
merupakn elemen pokok dalam bermain. Anak dibuat khusus untuk kegiatan bermain. Media
akan bermain sepanjang aktifitas tersebut sangat menunjang dalam tercapainya proses
menghiburnya. Pada saat mereka bosan, belajar mengajar para siswa dituntut untuk
mereka akan berhenti bermain. Bermain adalah mempunyai kemampuan atau potensi yang
unsur yang penting untuk perkembangan anak tinggi dalam mengembangkan cara
baik dari fisik, emosi, mental, intelektual , penyampaian materi pelajaran supaya tujuan-
kreativitas dan sosialnya. Anak yang tujuan yang telah ditetapkan dalam pendidikan
mendapatkan kesempatan cukup untuk mudah tercapai.
bermain akan menjadi orang dewasa yang
mudah berteman untuk kreativitas, Peningkatan mutu pendidikan yang
Perkembangan kognitif merupakan perubahan sesuai dengan perkembangan jaman dewasa ini
kemampuan berfikir atau intelektual. Seperti guru berupaya untuk meningkatkan kualitas
juga kemampuan fisik. Dalam perkembangan pendidikan dan akan didik dalam mencapai
kognitif, berfikir kritis merupakan hal yang prestasi yang maksimal. Oleh karena itu
penting. Ketika anak tertarik pada obyek seorang guru dituntut kreatif di dalam
tertentu, ketrampilan berfikir mereka akan mengembangkan Media gambar, sehingga
lebih kompleks. Dilain pihak ketika anak mutu pendidikan akan meningkat. Dari perihal
mengalami kebigungan terhadap subyek tersebut peneliti tertarik untuk melakukan
tertentu. penelitian untuk mengetahui Bagaimana
Perkembanagan kognitif pada anak- pelaksanaan penerapan pembelajaran dalam
anak terjadi melalui urutan yang berbeda. meningkatkan aspek kognitif melalui APE
Tahapan ini membantu menerangkan cara anak sederhana yang dikembangkan TK
berfikir, menyimpan informasi dan beradaptasi Ihyausunnah Margorejo dan Apakah dengan
dengan lingkungannya. Media yang digunakan meningkatkan aspek kognitif melalui
dalam pengembangan kognitif anak TK pada permainan Edukatif sederhana dapat
dasarnya merupakan media yang tidak meningkatkan pembelajaran lebih bermakna
berbahaya dan menyenangkan. Akan tetapi
dibanyak pengalaman lapangan, seorang guru Menurut Zulkifli ―permainan merupakan
jarang memanfaatkan fungsi ini secara kesibukan yang dipilih sendiri tanpa ada unsur
optimal. Kondisi ini disebabkan oleh paksaan, tanpa didesak rasa tanggungjawab
kenyataan bahwa tugas yang diemban guru dan tidak mempunyai tujuan tertentu
sebagai perancang pembelajaran adalah sangat melainkan permainan itu sendiri.‖ Bettelheim
rumit, karena berhadapan dengan dua variabel menyatakan bahwa ―permainan adalah
diluar kontrolnya, yaitu cakupan isi kegiatan yang tidak mempunyai peraturan lain
pembelajaran yang telah diterapkan terlebih kecuali yang ditetapkan pemain sendiri dan
dahulu berdasarkan tujuan yang ingin dicapai, tidak ada hasil akhir yang dimaksudkan dalam
dan anak yang membawa serangkaian realitas luar.‖ Sedangkan Schwartzman
kemampuan awal, sikap dan karakteristik mengemukakan bahwa ―permainan bukan
perseorangan lainnya kedalam bekerja, permainan adalah pura-pura,
105 Jurnal PG-PAUD Trunojoyo, Volume 1, Nomor 2, Oktober 2014, hal 76-146

permainan bukan sesuatu yang sungguh- menunjang atau merangsang


sungguh dan bukan suatu kegiatan yang pertumbuhan fisik anak, trediri dari
produktif.‖ Moeslichatoen memberikan motorik kasar dan halus.
batasan tentang permainan yaitu ―apabila 2. Contoh alat bermain motorik kasar :
seorang anak menggunakan mainan dengan sepeda, bola, mainan yang ditarik dan
cara yang bebas tanpa tujuan yang jelas dalam didorong, tali, dll. Motorik halus :
pikirannya, kegiatannya berpura-pura dan gunting, pensil, bola, balok, lilin, dll.
menyenangkan bagi dirinya sendiri.‖ 3. Pengembangan bahasa, dengan melatih
berbicara, menggunakan kalimat yang
Dari beberapa definisi di atas dapat benar.Contoh alat permainan : buku
ditarik kesimpulan bahwa pengertian bergambar, buku cerita, majalah, radio,
permainan adalah suatu kegiatan yang tape, TV, dll.
memiliki sifat pura-pura, yang dipilih sendiri 4. Pengembangan aspek kognitif, yaitu
oleh pemain, tanpa didesak rasa dengan pengenalan suara, ukuran,
tanggungjawab dan tidak memiliki tujuan yang bentuk. Warna, dll. Contoh alat
jelas melainkan hanya untuk kesenangan. permainan : buku bergambar, buku
Adapun pengertian alat adalah benda yang cerita, puzzle, boneka, pensil warna,
dipakai sebagai sarana untuk mencapai tujuan. radio, dll.
Jadi alat permainan yang dimaksud adalah alat 5. Pengembangan aspek sosial, khususnya
yang digunakan sebagai sarana untuk bermain dalam hubungannya dengan interaksi
dalam pendidikan. Alat permainan yang ibu dan anak, keluarga dan masyarakat.
tersedia dapat dijadikan media pengajaran dan 6. Contoh alat permainan : alat permainan
dapat dijadikan sarana untuk menarik perhatian yang dapat dipakai bersama, misal kotak
siswa, pemahaman siswa serta perkembangan pasir, bola, tali, dll.
dan pertumbuhan siswa
Ada beberapa Ape atau Alat Permainan
Alat Permainan edukatif bagi anak Edukatif yang dapat digunakan untuk
adalah alat main yang dapat menstimulasi menumbuh kembangkan kemampuan anak
pancaindra dan kecerdasan anak, yang meliputi usia dini seperti (Asolihin, S.K.B., 2013) :
indra penglihatan penciuman, pengecapan,
perabaan dan pendengaran. Ape sangat variatif 1. Ape yang dikembangkan oleh para ahli
dan tidak harus yang mahal. Kita bisa dan diproduksi secara komersil oleh
membuat sendiri dengan memanfaatkan pabrik
benda-benda yang ada disekitar kita. Misalnya
kotak-kotak bekas, botol-botol plastik yang 2. Ape yang dikembangkan oleh lembaga
disusun, atau bahan dari kertas, karet, buah dan atau pendidik yang diproduksi untuk
tanaman. Kegiatan bermain air dan pasir juga kalangan sendiri
bisa dimanfaatkan sebagai permainan edukatif 3. Ape yang dikembangkan oleh orang tua
caranya biarkan sikecil memasukan air dan dirumah
pasir ke dalam wadah tertentu dengan 4. Ape Alternatif dari bahan-bahan Alam
menggunakan mangkuk atau gayung. Semua atau barang bekas yang aman dan layak
itu akan melatih hampir semua kemampuan sebagai media bermain dan belajar anak.
dasar anak yang dapat menyentuh bagian 5. Ape spontanitas, imvrovisasi kreatif
kognitif, afektif dan psikomotoriknya. yang dikembangkan anak secara trial
and error
Alat Permainan Edukatif (APE) adalah
alat permainan untuk anak usia dini yang dapat Alat Permainan Edukatif sangat
mengoptimalkan perkembangan anak, yang membantu pertumbuhan fisik dan seluruh
dapat disesuaikan penggunaannya menurut aspek perkembangan (moral & Agama, bahasa,
usianya dan tingkat perkembangan anak yang kognitif, fisik dan Sosial-Emosional). Alat
bersangkutan. Menuru dr. Soetjinigsih, 2012 permainan Edukatif dapat mendorong aktifitas
Ape yang pakai dalam membantu proses bermain berkualitas dan munculnya bakat yang
perkembangan untuk anak ini berguna untuk : dimiliki anak. Pendidik harus memiliki
pengetahuan untuk memilih APE yang tepat
1. Pengembangan aspek fisik, yaitu buat anak sesuai dengan kebutuhan dan
kegiatan-kegiatan yang dapat perkembangan anak, oleh karena itu pendidik
Jurnal PG-PAUD Trunojoyo, Volume 1, Nomor 2, Oktober 2014, hal 76-146 106

harus mengetahui kriteria memilih APE, antara terwujud atau tidaknya tergantung dari
lain (Asolihin, S.K.B., 2013) : lingkungan dan kesempatan yang diberikan.
Potensi kognitif yang dibawa sejak lahir atau
1. Mengandung unsur pendidikan. merupakan faktor keturunan yang akan
2. Alat permainan tidak berbahaya bagi menentukan batas perkembangan tingkat
anak. (intelegensi) batas maksimal (Uukumiawati.
3. Dasar pemilihan APE adalah minat dan 2012).
kebutuhan anak terhadap mainan
tersebut. Adapun proses kognisi meliputi
4. Alat permainan sebaiknya beraneka berbagai aspek seperti persepsi, ingatan,
macam, sehingga anak dapat pikiran, simbol, penalaran, dan pemecahan
bereksplorasi dengan berbagai macam masalah. Sehubungan dengan hal ini Piaget
alat permainannya. berpendapat, bahwa pentingnya pendidik
5. Tingkat kesulitan sebaiknya disesuaikan mengembangkan kognitif adalah : 1. Agar
pada rentang usia anak. Permainan tidak anak mampu mengembangkan daya
terlalu sulit dan juga tidak terlalu mudah persepsinya berdasarkan apa yang dilihat,
bagi anak. didengar dan rasakan, sehingga anak akan
6. Dasar pemilihan alat permainan lebih memiliki pemahaman yang utuh dan
ditekankan pada pertumbuhan fisik dan komprehensif, 2. Agar anak mampu melatih
tingkat perkembangan anak secara ingatannya terhadap semua peristiwa dan
individu bukan berdasarkan usia. kejadian yang pernah dialaminya 3. Agar anak
Perkembangan biologis dan fisik pada mampu mengembangkan pemikiran-
anak yang umurnya sama dapat saja pemikirannya dalam rangka menghubungkan
berbeda satu peristiwa dengan peristiwa lainnya. 4.
7. Peralatan permainan buatan sendiri Agar anak mampu memahami simbol-simbol
diupayakan yang dapat bertahan lama yang tersebar di dunia sekitarnya 5. Agar anak
atau awet, mudah dibuat, bahannya mampu melakukan penalaran-penalaran, baik
mudah diperoleh dan mudah digunakan yang terjadi secara alamiah (spontan), maupun
anak. melalui proses ilmiah (percobaan) 6. Agar
anak mampu memecahkan persoalan hidup
Yang dimaksud dengan Alat Permainan yang dihadapinya, sehingga pada akhirnya
Edukatif adalah alat permainan yang dapat anak akan menjadi individu yang mampu
mengoptimalkan perkembangan anak, yang menolong dirinya sendiri
disesuaikan dengan usianya dan tingkat
perkembangannya, serta berguna untuk : Menurut Sunaryo Kartadinata dakan
jurnal pendidikan Pedagogia Vol. 1 April 2003
a. Pengembangan aspek fisik, yaitu yang telah dikutip oleh Ahmad Susanto
keegiatan-kegiatan yang dapat menyebutkan bahwa perkembangan otak,
menunjang atau merangsang struktur otak anak tumbuh terus setelah lahir.
pertumbuhan fisik anak. Sejumlah riset menunjukkan bahwa
b. Pengembangan bahasa, dengan melatih pengalaman usia dini, imajinasi yang terjadi,
berbicara, menggunakan kalimat yang bahasa yang didengar, buku yang ditunjukkan,
benar. akan turut membentuk jaringan otak. Dengan
c. Pengembangan aspek kognitif, yaitu demikian, melalui pengembangan kognitif,
dengan pengenalan suara, ukuran, fungsi pikir dapat digunakan dengan cepat dan
bentuk, warna dan lain-lain. tepat untuk mengatasi suatu situasi untuk
d. Pengembangan aspek sosial, khususnya memecahkan suatu masalah.
dalam hubungannya dengan interaksi
antara ibu dan anak, keluarga dan Ada beberapa tokoh yang merumuskan
masyarakat. teori kognitif berdasarkan hasil penelitian
mereka masing-masing, beberapa diantaranya
Kognitif adalah suatu proses berfikir yang terkenal adalah Jean Piaget, Bruner, Lev
yaitu kemampuan untuk menghubungkan, Vygotsky.
menilai dan mempertimbangkan suatu kejadian
atau peristiwa. Potensi kognitif ditentukan
pada saat konsepsi (pembuahan ) namun
107 Jurnal PG-PAUD Trunojoyo, Volume 1, Nomor 2, Oktober 2014, hal 76-146

1. Teori Kognitif Jean Piaget untuk mempersentasikan,


Para ahli perkembangan anak mengorganisasi, dan
bersepakat bahwa anak bukan seorang menginterpretasi pengalaman kita.
dewasa kecil karena hingga mencapai usia
15 tahun, anak tidak dapat dapat membuat Piaget mendeskripsikan tiga macam
alasan atas tindakannya seperti orang susunan intelektual yaitu:
dewasa. Informasi ini didasarkan pada
karya Jean Piaget yang oleh Siti Aisyah , 1) Skema perilaku (Sensori Motor)
seorang ahli perkembangan biologi yang Skema perilaku adalah pola atau
mendedikasikan hidupnya untuk bentuk perilaku yang
mengamati dan mencatat secara dekat terorganisasi dan digunakan
kemampuan intelektual bayi, anak dan anak untuk menampilkan
adolesen. Tahapan-tahapan perkembangan kembali dan merespons suatu
yang dirumuskan oleh Piaget berhubungan benda atau pengalaman. Untuk
dengan pertumbuhan otak. Menurut Piaget, bayi berumur 9 bulan, sebuah
otak manusia tidak berkembang bola tidak diterima dengan
sepenuhnya hingga akhir masa adolesen. konsep sebuah mainan
Bahkan otak laki-laki kadang-kadang tidak berbentuk bundaryang
berkembang sepenuhnya hingga awal masa mempunyai nama resmi,
dewasa. melainkan sebuah benda yang
dapat dipeluk dan
a. Inteligensi digelindingkan oleh dia dan
intelegensi adalah dasar fungsi hidup teman-temannya.
yang membantu organisme 2) Skema simbolik
beradapatasi dengan lingkungannya. Selama tahun kedua, anak
Piaget juga mengemukakan bahwa mencapi tingkatan, dimana ia
intelegensi adalah suatu bentuk dapat memecahkan masalah dan
keseimbangan yang menjadi berpikir tentang benda dan
kecendrungan semua sturktur kejadian tanpa harus menyentuh
kognitif. Maksudnya adalah semua atau mengalaminya Mereka
kegiatan intelektual dilakukan mampu menampilkan kembali
dengan satu tujuan dalam pikirannya, pengalamannya secara mental
yaitu menghasilkan keseimbangan dan menggunakan symbol
atau keharmonisan hubungan antara mental atau skema simbolik ini
proses berpikir seseorang dengan untuk mencapai tujuan. Contoh:
lingkungannya. Piaget menekankan anak usia 16 tahun dapat
bahwa anak-anak bersifat aktif dan mencontoh perilaku buruk
merupakan penjelajah yang selalu temannya pada hari lain dan
ingin tahu. Ia secara terus menerus tidak langsung pada hari itu
merasa ditantang oleh banyak juga.
rangsangan dan kejadian yang tidak 3) Skema operasional
langsung dapat ia mengerti. Dia Menurut Piaget pikiran anak 7
meyakini bahwa ketidakseimbangan tahun dan anak yang lebih tua
antara bentuk berpikir anak dan diwarnai oleh skema
kejadian dalam lingkungannya, operasional. Pengertian operasi
memaksa anak membuat penyesuaian kognitif adalah suatu kegiatan
mental yang membuatnya dapat mental secara internal yang
memecahkan pengalaman baru yang ditunjukkan seseorang pada
membingungkan dan kemudian objek yang dipikirkannya untuk
menghasilkan keseimbangan mencapai kesimpulan yang
kognitif. logis. Contoh: anak 8 tahun akan
b. Skema Kognitif: Susunan Intelegensi berpikir bahwa pola plastisin
Piaget menggunakan istilah skema (plastisin berbentuk bola) yang
untuk mendeskripsikan model atau diratakan/dipipihkan jumlahnya
struktur mental yang kita ciptakan sama dari sebelumnya karena ia
Jurnal PG-PAUD Trunojoyo, Volume 1, Nomor 2, Oktober 2014, hal 76-146 108

akan dengan mudah 3. Teori Kognitif Lev Vygotsky


mengembalikan dalam bentuk Terdapat dua hal pokok yang
aslinya dengan tangannya. dirumuskan dalam teori kognitif yang
Namun anak yang berusia 5 dikembangkan oleh Vygotsky sebagai
tahun mugkin akan berpikir berikut:
bahwa palstisin yang diratakan
mempunyai jumlah lebih banyak a. Konsep ZPD (Zone of Proximal
dari bentuk sdebelumnya karena Development) yang diterapkan
dapat menutup area yang lebuh melalui scaffolding yaitu proses
luas. Meskipun ia dapat pemberian bimbingan pada siswa
memahami bahwa plastisin yang berdasarkan pengetahuan dan
diratakan tersebut dapat keterampilan yang telah dimiliknya
dibentuk menjadi bola kembali kepada apa yang harus diketahuinya.
namun ia tetap berpikir bahwa b. Scaffolding merupakan aspek penting
jumlah plastisin yang diratakan dalam pembelajaran, terutama dalam
lebih banyak dari jumlah pembelajaran untuk anak usia dini.
plastisin berbentuk bola.
Banyak faktor yang dapat memengaruhi
Dalam skema Piaget menyatakan perkembangan kognitif, namun sedikitnya
bahwa ketika anak berusaha membangun faktor yang memengaruhi perkembangan
pemahaman mengenai dunia, otak berkembang kognitif dijelaskan sebagai berikut (Susanto,
membentuk skema. Inilah tindakan atau 2011):
representasi mental yang mengatur
pengalaman.dalam teori Piaget, skema perilaku 1. Faktor hereditas/keturunan
( aktivitas fisik) merupakan ciri dari masa bayi Teori hereditas atau nativisme yang
dan skema mental (aktivitas kognitif) dipelopori oleh seorang ahli filsafat
berkembang pada masa kanak-kanak. Skema Schopenhauer, berpendapat bahwa manusia
bayi disusun melalui tindakan sederhana yang lahir sudah membawa potensi-potensi
bias dilakukan terhadap objek-objek, seperti tertentu yang tidak dapat dipengaruhi oleh
menyedot, melihat, dan menggenggam. Anak lingkungan. Dikatakan pula bahwa taraf
yang lebih tua mempunyai skema yang inteligensi sudah ditentukan sejak anak
meliputi strategi pengklafikasian objek dilahirkan. Para ahli psikologi Lehrin,
menurut ukuran, bentuk, atau warna . Lindzey, dan Spuhier berpendapat bahwa
taraf inteligensi 75-80% merupakan
2. Teori Kognitif Bruner warisan atau faktor keturunan.
Dalam teori perkembangan kogintif
menurut Bruner dikatakan bahwa dalam 2. Faktor lingkungan
evolusi perkembangan manusia, Bruner Teori lingkungan atau empirisme dipelopori
menemukan tiga bentuk system berpikir oleh John Locke. Meskipun teorinya masih
manusia yang menstruktur kemampuan berada dalam perdebatan, namun teorinya
manusia dalam memahami dunianya yaitu : yang disebut dengan teori tabularasa ini
belum dapat sepenuhnya dipatahkan. Teori
a. Enactive representation, yakni ini menyatakan bahwa manusia dilahirkan
membangun kemampuan berfikir dalam keadaan suci seperti kertas putih
melalui pengalaman empiric atau yang masih bersih belum ada tulisan atau
pengalaman nyata. noda sedikitpun ini. Menurut John Locke,
b. Iconic representation,berkaitan perkembangan manusia sangatlah
dengan kemampuan manusia dalam ditentukan oleh lingkungannya.
menyimpan pengalaman empiric Berdasarkan pendapat Locke, taraf
dalam ingatannya. inteligensi sangatlah ditentukan oleh
c. Symbolic representation berkaitan pengalaman dan pengetahuan yang
dengan kemampuan manusia dalam diperolehnya dari lingkungan hidupnya.
memahami konsep dan peristiwa yang Lebih lanjut, Ki Hajar Dewantoro
disajikan melalui bahasa. melengkapi pendapat ini dengan
menyebutkan bahwa seseorang dibentuk
oleh perpaduan dari dasar dan ajar. Artinya
109 Jurnal PG-PAUD Trunojoyo, Volume 1, Nomor 2, Oktober 2014, hal 76-146

bahwa seorang anak yang sudah memiliki 1. Kecerdasan linguistic (bahasa)


dasar potensi bawaaan akan menjadi siapa 2. Kecerdasan logis-matematis(berpikir
dan seperti apakah dia juga dipengaruhi induktif)
oleh faktor ekternal berupa ajar atau 3. Kecerdasan visual spasial (objek dan
penagajaran yang diperolehnya dari ruang)
lingkungan. 4. Kecerdasan musical (nada dan ritme)
5. Kecerdasan kinestetis (berkomunikasi
3. Faktor kematangan dan memecahkan masalah)
Tiap organ (fisik maupun psikis) dapat 6. Kecerdasan intrapersonal (peka terhadap
dikatakan matang jika telah mencapai perasaan diri sendiri)
kesanggupan menjalankan fungsinya 7. Kecerdasan interpersonal (peka terhadap
masing-masing. Kematangan berhubungan perasaan orang lain)
erat dengan usia kronologis (usia kalender). 8. Kecerdasan naturalistic (peka terhadap
lingkungan alam)
4. Faktor pembentukan 9. Kecerdasan eksistensional (peka
Pembentukan ialah segala keadaan di luar terhadap lingkungan kosmos)
diri seseorang yang memengaruhi
perkembangan inteligensi. Pembentukan Dogde (2002) mengemukakan bahwa
dapat dibedakan menjadi pembentukan tujuan pengembangan kognitif adalah sebagai
sengaja (sekolah formal) dan pembentukan berikut;
tidak sengaja (pengaruh alam sekitar).
Sehingga manusia berbuat inteligen karena 1. Belajar dan pemecahan masalah
untuk mempertahankan hidup ataupun 2. Berpikir logis
dalam bentuk poenyesuaian diri. 3. Berpikir menggunakan symbol.

5. Faktor minat dan bakat Media dalam Pengembangan Kognitif


Minat mengarahkan oerbuatan kepada suatu Media intruksional saat ini tidak hanya
tujuan dan merupakan dorongan utnuk berfungsi sebagai alat bantu mengajar
berbuat lebih giat dan lebih baik lagi. melainkan juga mampu berfungsi sebagai
Adapun bakat diartikan sebagai pembawa informasi atau pesan intruksional
kemampuan bawaan, sebagai potensi yang yang diperlukan anak. Fungsi guru saat ini
masih perlu dikembangkan dan dilatih agar mengarah kepada proses memberikan
dapat terwujud. Bakat seseorang akan bimbingnan kepada anak sebagai individu
memengaruhi tingkat kecerdasaannya. yang belajar. Dalam pengembangan kognitif
Artinya seseorang akan memiliki bakat anak media digunakan dalam proses belajar
tertentu, maka akan semakin mudah dana mengajar di TK adalah untuk belajar sambil
cepat memperlajarinya. bermain. Pendekatan rekreatif edukatif bisa
menghadirkan suasana yang kondusif untuk
6. Faktor kebebasan menggerakan akeakraban anak dengan alam
Kebebasan yaitu keleluasaan manusia untuk sekitarnya. Penggunaan media yan menyentuh
berpikir divergen (menyebar) yang berarti aspek kognitif juga harus mampu
bahwa manusia memilih metode-metode mengimbangi aspek afeksi. Kesimbangan
tertentu dalam menyelesaikan masalah- antara perkembangan afektif dan kognitif
masalah, juga bebas dalam memiilih sangat penting bagi perkembangan jiwa anak.
masalah sesuai kebutuhannya. Banyak manfaat yang dapat diperoleh dengan
Pengembangan kognitif merupakan memanfaatkan media dalam pembelajaran,
perkembangandari pikiran (mind). yaitu :
Howard gardner, seorang psikolog hardvard 1. Pesan/informasi pembelajaran yang
university berdasarkan penelitiannya dapat disampaikan dengan lebih jelas,
menyimpulkan bahwa setiap anak menarik, konkret dan tidak hanya dalam
dilahirkan dengan membawa kecerdasan bentuk kata-kata tertulis atau lisan
yang antara lain; belaka (verbalitas)
2. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu,
dan daya indra. Misalnya, objek yang
terlalu dasar dapat digantikan dengan
Jurnal PG-PAUD Trunojoyo, Volume 1, Nomor 2, Oktober 2014, hal 76-146 110

realitas, gambar film bingkai, atau mencapai tujuan tersebut siswa berinteraksi
model. Kejadian atau peristiwa yang dengan lingkungan belajar yang diatur guru
terjadi di masa lalu dapat ditampilkan melalui proses pengajaran. Bahan pengajaran
lagi lewat rekaman film, video, dan lain- adalah seperangkat materi keilmuan yang
lain. Objek yang terlalu kompleks dapat terdiri atas fakta, konsep, , prinsip, generalisasi
disajikan dengan model, diagram, dan suatu ilmu pengetahuan yang yang bersumbar
lain-lain. dari kurikulum dan dapat menunjang
3. Meningkatkan sikap aktif siswa dalam tercapainya tujuan pembelajaran. Untuk
belajar. mencapai tujuan tersebut guru mengupayakan
4. Menimbulkan kegairaan dan motifasi strategi dan model pembelajaran yang baik
dalam belajar. serta ketetapan dalam menggunakan media
5. Memungkinkan interaksi yang lebih pembelajaran. Untuk itu pembelajaran
langsung antara siswa dengan hendaknya dikemas dalam aktivitas yang
lingkungan dan kenyataan. menarik, bermakna, bervariasi, menantang,
6. Memungkinkan siswa belajar siswa dan sesuai dengan dunia anak.pembelajaran
belajar sendiri-sendiri menurut tersebut harus di buat sedemikian rupa
kemampuan dan nikmatnya. sehingga tampak menyenagkan anak.misalnya
7. Memberikan perangsangan, dengan permainan.
pengalaman, dan persepsi yang sama
bagi siswa. Metode yang digunakan oleh guru
adalah salah satu kunci pokok di dalam
Sementara itu kemp dan Dayton (1985) keberhasilan suatu kegiatan belajar yang
mengemukakan beberapa manfaat media dilakukan oleh anak. Pemilihan metode yang
untuk anak adalah : digunakan harus relevan dengan tujuan
penguasaan konsep, transisi dan lambang
1. Penyampaian pesan belajar dapat lebih dengan berbagai variasi materi, media dan
terstandar. bentuk kegiatan yang dilakukan. Penggunaan
2. Pembelajaran lebih menarik. metode permainan Edukatif dalam proses
3. Pembelajaran lebih interaktif dengan pembelajaran merupakan salah satu alternatif
menerapkan teori belajar. yang tepat dalam peningkatan aspek kognitif
4. Waktu pelaksanaan pembelajaran bisa pada anak usia dini di TK Ihyausunnah.
diperpendek. Adapun metode yang dapat digunakan dalam
5. Kualitas pembelajaran dapat Peningkatan aspek kognitif melalui permainan
ditinggalkan. edukatif sentra peran di TK Ihyausunnah
6. Proses pembelajaran dapat berlangsung adalah metode permainan bermain peran, dan
kapan pun dan dimana pun diperlukan. metodenya adalah:
7. Sikap positif siswa terhadap materi
pembelajaran serta proses pembelajaran 1. Metode bercerita Guru menyampaikan
dapat ditingkatkan. cerita atau memberikan penerangan
8. Peranan guru kea rah positif. kepada anak secara lisan, jenisnya antara
lain, bercerita dengan alat peraga, tanpa
Salah satu tujuan pendidikan kita adalah alat peraga dengan gambar dan lain-lain.
mengoptimalkan kemampuan anak dan 2. Metode bercakap-cakap Guru
membantu mengembangkan kemampuan anak menyampaikan bahan pengembangan
yang sempurna secara fisik, intelektual dan yang dilaksanakan melalui bercakap-
emosional. De orter dalam teorinya ―Quantum cakap dalam bentuk tanya jawab antara
Learning‖ mengungkapkan bahwa manusia anak dengan guru, atau anak dengan anak.
sebagai individu memiliki potensi untuk 3. Metode Tanya Jawab Guru memberikan
berkembang (potential to growth) hampir tidak pertanyaan-pertanyaan yang dapat
terbatas. memberikan rangsangan agar anak aktif
untuk berifikir melalui pertanyaan guru,
Tujuan pendidikan pada dasarnya anak akan berusaha untuk memahaminya
mengantarkan para siswa menuju pada dan menemukannya
perubahan-perubahan baik intelektual, moral 4. Metode Pemberian Tugas Guru
maupun sosial agar dapat hidup mandiri memberikan kegiatan belajar dengan
sebagai individu dan makhluk sosial. Dalam
111 Jurnal PG-PAUD Trunojoyo, Volume 1, Nomor 2, Oktober 2014, hal 76-146

memberikan kesempatan kepada anak 7. Dapat melatih kemampuan memerankan


untuk melaksanakan tugas yang telah suatu peran menggunakan alat tertentu
disiapkan guru. dan menyusun ide cerita.
5. Metode Demonstrasi Guru 8. Dapat melatih kemampuan percaya diri,
mempertunjukan atau memperagakan keberanian, spontanitas, kerjasama,
suatu objek atau proses dari suatu kompromi, reaksi emosi yang wajar,
kegiatan atau peristiwa. tenggang rasa, kepemimpinan, dan
6. Metode Eksperimen Guru dan murid inisiatif.
melakukan suatu percobaan dengan cara
mengamati suatu proses dan hasil dari Beberapa permain yang telah dilakukan
percobaan tersebut anak usa dini di TK Ihyausunnah Margorejo
Untuk lebih jelasnya dari penggunaan yaitu dengan bermain peran sebagai pedagang
metode permainan edukatif yaitu bermain dan pembeli atau dokter dengan pasiennya, alat
peran dapat meningkatkan aspek kognitif. yang dibutuhkan ketika bermain peran itu
Adapun kegiatan yang dilakukan oleh dilakukan seperti alat permainan edukatif
guru di Tk Ihyausunnah Margorejo untuk bentuk buah-buahan, pelaratan dokter dan lain
meningkatkan perkembangan kognitif sebagainya.
anak adalah salah satunya dengan sentra
bermain peran.

Main peran adalah main simbolik, pura- METODE


pura, make-believe, fantasi, imajinasi, atau Penelitian ini menggunakan pendekatan
main drama, sangat penting untuk deskriptif dengan memaparkan data-data yang
perkembangan kognitif, sosial, dan emosi anak telah dikumpulkan bersumber dari lapangan
pada usia 3-6 tahun. Main peran dipandang tempat peneliti melakukan observasi dan
sebagai sebuah kekuatan yang menjadi dasar wawancara. Lokasi penelitian ini adalah TK
perkembangan daya cipta, tahapan ingatan, Ihyausunnah Margorejo. Yang menjadi subjek
kerja sama kelompok, penyerapan kosa kata, dari penelitian ini adalah anak usia 2 tahun
konsep hubungan kekeluargaan, pengendalian kemudian Guru kelas dan anak TK A usia 3-4
diri, keterampilan pengambilan sudut pandang tahun. Penelliti melakukan analisis terhadap
spasial; keterampilan pengambilan sudut data-data yang diperoleh saat melakukan
pandang afeksi, keterampilan pengambilan penelitian dengan menggunakan metode
sudut pandang kognisi. Jenis main peran ada 2 wawancara kepada guru kelas dan observasi
yaitu main peran mikro dan main peran makro. secara langsung kepada objek yaitu Anak usia
Berikut ini tujuan dalam sentra main peran 3-4 tahun TK A, dengan mengkaitkan teori
1. Untuk menampilkan kembali pengalaman yang ada dalam buku.
yang didapat melalui panca indera dengan Pengumpulan Data
menampilkan dalam bentuk perilaku pura-
pura. Observasi dilakukan sebagai bentuk
2. Memberikan kekuatan sebagai dasar pengamatan dan pencatatan secara sistematik
perkembangan daya cipta, tahapan terhadap gejala yang tampak pada objek
ingatan, kerjasama kelompok, penelitian. Pengamatan dan pencatatan yang
pengendalian diri dilakukan terhadap objek di tempat terjadi atau
3. Untuk meningkatkan perkembangan berlangsungnya peristiwa. Wawancara
kognisi, sosial, dan emosi anak usia tiga merupakan salah satu prosedur terpenting
sampai enam tahun. untuk mengumpulan data dalam penelitian
4. Sebagai terapi bagi anak yang kualitatif, sebab banyak informasi yang
mendapatkan pengalaman traumatik. diperoleh peniliti melalui wawancara.
5. Mengembangkan kemampuan berbahasa
dan bermain peran atau simbolik play Wawancara dilakukan peneliti untuk
anak usia dini. memperoleh data sesuai dengan kenyataan
6. Dapat melatih kemampuan mendengar, pada saat peneliti melakukan wawancara.
berbicara, pra membaca, dan pra menulis. Wawancara dalam penelitian ini ditujukan
kepada siswa TK Bahrul Ulum Desa
Jurnal PG-PAUD Trunojoyo, Volume 1, Nomor 2, Oktober 2014, hal 76-146 112

Sidobinangun Kecamatan Deket Kabupaten 2. Pijakan Sebelum Main


lamongan dan guru kelas/teman sejawat. a) Membaca/bercerita dengan
Wawancara dalam penelitian ini menggunakan menggunakan buku yang berkaitan
jenis wawancara mendalam yang tidak dengan tema
terstruktur akan diperoleh informasi sebanyak- b) Memberikan gagasan bagaimana
banyaknya yang rahasia, dan sensitive sifatnya menggunakan bahan-bahan
sekalipun serta memungkinkan sekali dicatat c) Mendiskusikan aturan dan harapan
semua respons efektif informan yang tampak untuk pengalaman main
selama wawancara berlangsung. d) Menjelaskan rangkaian waktu main
e) Menentukan bahan main yang akan
dipilih Bermain
f) Melaporkan hasil yang sudah
HASIL DAN PEMBAHASAN dikerjakan
Pada hari pertama yaitu hari minggu g) Membereskan kembali bahan main
tepatnya tanggal 10 Agustus 2014, peneliti h) Memilih bahan main lainnya
melakukan penelitian langsung kepada objek 3. Pijakan Selama Main
penelitian, yaitu anak usia 2 tahun yang a) Memberikan anak waktu untuk
bernama ―Moh. Dwi Faizul Anwar‖. Dari sana bermain (1 jam)
Peneliti mengambil satu sample dan b) Mengembangkan dan memperluas
mengamati kegiatan yang dilakukan oleh objek bahasa anak
tersebut yaitu bermain sentra alam dengan c) Meningkatkan kemampuan sosialisasi
menggunakan air. Langkah-langkah yang melalui dukungan pada hubungan
dilakukan peneliti disini adalah : teman sebaya
1. Menyiapakan alat dan bahan seperti d) Mengamati dan mencatat
Eember, gayung, beberapa jenis botol, perkembangan dan kemajuan main
curigen, corong dan satu ember air. anak.
2. Anak diminta peneliti untuk bermain air. 4. Pijakan Setelah Main
Adapun perkembangan kognitif yang a) Merangsang anak untuk mengingat
dimiliki oleh Faiz pada saat itu ialah ia mampu kembali pengalaman main dan saling
untuk berfikir bahwa air akan tumpah ketika di menceritakan pengalaman mainnya.
isi kedalam botol dan curigen jika tidik b) Membereskan bahan dan hasil main
menggunakan corong untuk pengisi air. Untuk dengan cara pengelompokan,
hari kedua peneliti melakukan penilitian di Tk mengurutkan bahan main secara tepat.
Ihyausunnah Margorejo objek peneliti adalah Pembahasan
anak usia 3-4 tahun kelas TK A, pada saat itu
Guru memberikan pembelajaran mengenai Dari hasil observasi ini penulis dapat
sentra bermain peran dalam hal ini yang menyimpulkan bahwa bermain peran akan
dipersiapkan guru adalah membuat anak berkemampuan sosial. Sambil
bermain peran ikut belajar berbagi, belajar
Cara Pengelolaan Kegiatan Main Peran mengantri atau bergiliran, dan berkomunikasi
meliputi 4 (empat) pijakan yaitu : dengan teman-temannya .Kemampuan
1. Pijakan Lingkungan mengelola emosi, termasuk untuk memahami
a) Menata bahan-bahan yang cukup dan perasaan takut, kecewa, sedih, marah dan
beragam cemburu. Anak akan belajar mengelola dan
b) Menyediakan bahan main yang memahami perasaan – perasaan tersebut.
mendukung pengenalan keaksaraan mengasah kreativitas dan disiplin, biasanya
c) Menata kesempatan main untuk anak akan mengambil peraturan dan pola
mendukung hubungan sosial yang hidupnya sehari- hari dan kebiasaan si anak
positif. atau orang tua bahkan orang dewasa di
lingkungan terdekat anak. Serta mengasah
kecerdasan linguistik yaitu kemampuan
berbahasa hal itu terlatih secara tidak langsung
akan bertemu dengan lawan mainnya pada saat
113 Jurnal PG-PAUD Trunojoyo, Volume 1, Nomor 2, Oktober 2014, hal 76-146

bermain peran. Perkembangan kognitif untuk DAFTAR RUJUKAN


anak-anak di TK Ihyausunnah Margorejo itu
beragam ada yang perkembangan sifat sosial Latif, M. dkk. (2013). Orientasi Baru
emosionalnya dan untuk perkembangan Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: PT
bahasanya juga masih kurang. Untuk Fajar Interpramata Mandiri.
meningkatkan perkembangan kognitif Hal
tersebut bisa di lakukan dengan memberikan Susanto, A. (2011). Perkembangan Anak Usia
permainan edukatif kepada anak yang dalam Dini Pengantar Dalam Berbagai Aspek.
perkembangan kognitif (sosial emosional dan Jakarta: Kencana.
bahasa) dengan memberikan Alat permainan Soetjiningsih. (2012). Tumbuh Kembang Anak.
edukatif mbak,, seperti menggunakan alat Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
permainan Boneka-bonekaan, peralatan dokter
ataupun peralatan masak, disini nantinya anak Moeslichatoen. (2004). Metode Pengajaran Di
akan diajak oleh guru bermain peran dengan Taman Kanak-Kanak. Jakarta: PT
menggunakan alat-alat tersebut Rineka Cipta.

Suci, P. (2013). Perkembangan Kognitif Anak


Usia Dini. (online),
SIMPULAN (http://primazip.wordpress.com/2013/06
Dari pemaparan diatas dapat ditarik /08/perkembangan-kognitif-anak-usia-
kesimpulan bahwa perkembangan kognif anak dini/, diakses 23 Juli 2014).
sangat perlu untuk terus dikembangkan pada Asolihin, S. K. B. (2013). Anak PAUD
anak usia dini, Perkembangan kognitif Bermain Belajar dan Berkembang.
merupakan perubahan kemampuan berfikir (online), (http://paud-
atau intelektual. Seperti juga kemampuan fisik. anakbermainbelajar.blogspot.com/27013
Dalam perkembangan kognitif, berfikir kritis /12/filosofi-sentra.html?m=1, diakses 12
merupakan hal yang penting. Ketika anak Juni 2014).
tertarik pada obyek tertentu, ketrampilan
berfikir mereka akan lebih kompleks. Dilain Uukumiawati. (2012). Perkembangan Kognitif
pihak ketika anak mengalami kebigungan Melalui Permainan. (online),
terhadap subyek tertentu. Perkembanagan (http://uukurniawati.wordpress.com/201
kognitif pada anak-anak terjadi melalui urutan 2/12/15/perkembangan-kognitif-melalui-
yang berbeda. Tahapan ini membantu permaiana/, diakses 12 JUni 2014)
menerangkan cara anak berfikir, menyimpan
informasi dan beradaptasi dengan
lingkungannya.

Saran

Saran yang dapat peneliti sampaikan dalam


penelitian ini adalah sebagai berikut: a)
Berdasarkan penelitian yang telah
dilaksanakan maka dapat disaranka kepada
para Guru, untuk selalu meningkatkan
perkembangan kognitif pada semua anak
didiknya, dengan mengembangkan Alat
Permainan Edukatif disekitarnya. dan b) Bagi
peneliti selanjutnya diharapkan dapat
mengembangkan peningkatan kemampuan
anak melalui metode dan media pembelajaran
yang lain.

You might also like