You are on page 1of 6

JURNAL CERIA

ISSN : 2614-6347 (Print) 2614-4107 (Online)


Vol.1 | No.5 | September 2018
MENGEMBANGKAN KECERDASAN INTERPERSONAL
MELALUI METODE BERMAIN PERAN PADA ANAK
USIA DINI DI RA AL HIDAYAH BANDUNG
Farida Juniarti 1, Dedah Jumiatin 2

1
IKIP SILIWANGI, Jl. Ters. Jendral Sudirman Cimahi
2
IKIP SILIWANGI, Jl. Ters. Jendral Sudirman Cimahi
1
faresoetopo@gmail.com , 2 dedahcimahi@gmail.com

Abstract
Interpersonal intelligence, also known as social ability, is part of multiple intelligences.
Compound intelligence is a potential that has existed since the age of o months. This potential
genetic potential of both parents is hereditary. Such intelligence will be increasingly apparent
if stimulated, trained and developed. Interpersonal intelligence is very important because it
relates to the level of socialization, and greatly influences life in the future, when living and
socializing in the community. Because the indicators of having interpersonal intelligence,
among others, have good social communication, have thoughts about the people around them,
and have the sensitivity to respond to the circumstances around them. Judging from the
importance of individuals to have interpersonal intelligence, it would be good to develop
early. Early childhood, are individuals in the age group 0-6, who have a potential period to
receive various learning experiences from various senses and sensory in their body. The
development of children's abilities will be more directed, planned with various methods of
applying learning in PAUD institutions. An effective learning approach to developing
interpersonal intelligence is by the role playing method. The role playing method is a method
that invites children to want to establish relationships with other people, do activities
simultaneously, listen and express language, so as to form communicative and friendly
characters. The character is an indicator part of interpersonal intelligence.

Keywords: intelligence, interpersonal intelligence, role playing method

Abstrak
Kecerdasan interpersonal, dikenal juga kemampuan secara sosial, merupakan bagian
dari kecerdasan ganda. Kecerdasan majemuk merupakan potensi yang telah ada sejak
usia o bulan. Potensi tersebut potensi genetik dari kedua orangtuanya bersifat
hereditas. Kecerdasan tersebut akan semakin nampak jika di rangsang, dilatih dan
dikembangkan. Kecerdasan interpersonal sangatlah penting karena berhubungan
dengan tingkat sosialisasi, dan sangat mempengaruhi kehidupan di masa yang akan
datang, saat hidup dan bersosialisasi di lingkungan masyarakat. Karena indikator dari
mempunyai interpersonal intelligence antara lain, mempunyai komunikasi sosial
yang baik, mempunyai pemikiran akan diri orang disekitarnya, dan mempunyai
sensitifitas untuk merespon keadaan disekelilingnya. Dilihat dari pentingnya individu
untuk mempunyai kecerdasan interpersonal, maka alangkah baiknya dikembangkan
sejak dini. Anak usia dini, adalah individu dengan kategori usia 0-6, yang mempunyai
masa potensial untuk menerima berbagai pengalaman pembelajaran dari berbagai
panca indra dan sensori pada tubuhnya. Pengembangan kemampuan anak akan lebih

1
JURNAL CERIA
ISSN : 2614-6347 (Print) 2614-4107 (Online)
Vol.1 | No.5 | September 2018
terarah, terencana dengan berbagai metode penerapan pembelajaran di lembaga
PAUD. Pendekatan pembelajaran yang efektif untuk mengembangkan kecerdasan
interpersonal ini adalah dengan metode bermain peran. Metode bermain peran,
merupakan metode yang mengajak anak untuk mau menjalin hubungan dengan orang
lain, melakukan kegiatan bersamaan, menyimak dan mengungkapkan bahasa,
sehingga membentuk karakter komunikatif dan bersahabat. Karakter tersebut bagian
indikator dari kecerdasan interpersonal.
Kata Kunci: kecerdasan, kecerdasan interpersonal, bermain peran

PENDAHULUAN Kecerdasan interpersonal harus dirangsang pada


Kecerdasan interpersonal dikenal juga dengan anak dengan usia 0 -6 tahun, karena di saat ini,
kecerdasan sosial. Kecerdasan interpersonal atau dimana terjadi pada anak-anak, yang lebih
kecerdasan sosial adalah kemampuan dalam nyaman berada sendiri, tidak mau bersosialisasi.
bersosialisasi, dan adalah bagian dari multiple Indikator berkurangnya kualitas kecerdasan
intelligence.Kecerdasan ini termasuk kecerdasan interpersonal pada anak umur tersebut, terlihat
majemuk, yang merupakan dasar bagi kehidupan dari sifat dan karakternya saat ini, yang terlihat
sosial.Indikator kecerdasan ini, pada individu lebih pasif, susah berhubungan dengan teman
antara lain, kemampuan untuk memahami seusianya, bahkan mempunyai ketakutan
pendapat dan mengamati pemikiran orang lain tersendiri saat ditinggalkan dalam lingkungan
dilingkungannya, kemampuan untuk baru.
berkomunikasi dengan baik, menjadikan mampu Hal ini, pada umumnya disebabkan oleh
untuk menjalin kontak dan mengukuhkannya kesibukan orang tua yang seharusnya
dalam waktu lama, dan kemampuan sensitifitas mendampingi, memberi pengalaman untuk
untuk merespon individu lainnya dengan bentuk menumbuhkan sikap simpati, empati dan
empati. Individu dengan karakter sosialisasi yang komunikatif pada anak.Selain itu orang tua lebih
baik mampu memotivasi dirinya dan diri lainnya, merasa senang jika anak “tenang”.Sehingga tanpa
sehingga pada umumnya merupakan individu – disadari, potensi awal yang harusnya terasah
individu yang berhasil dalam kehidupan menjadi lebih tersembunyi. Hal itu juga membuat
selanjutnya dilingkungan masyarakat. anak kehilangan karakteristiknya..
Agar individu mempunyai kecerdasan Dari uraian tersebut, dapat terlihat permasalahan
interpersonal, maka diperlukan proses, dan kurangnya pengembangan kemampuan
membutuhkan waktu.Untuk itu kecerdasan bersosialiasai pada anak dibawah usia 7 tahun
interpersonal itu dirangsang sejak dini, dilatih dan saat ini. Karena itu rangsangan dari usia dini
dikembangkan. dapat dilakukan sejak anak berusia 0-6 tahun.
Anak usia dini, merupakan individu dengan Pendidikan anak usia dini, merupakan upaya
kategori usia anak 0 – 6 tahun. Masa- masa ini untuk melakukan rangsangan, latihan untuk
diketahui sebagai masa paling berpotensi bagi melakukan peningkatan standar aspek
seorang anak, masa dimana anak begitu cepat perkembangan dasar, yaitu, aspek pengembangan
menyerap informasi, menyerap pembelajaran dan sosial emosional, aspek pengembangan bahasa,
pengalaman dari sensori dan berbagai panca indra aspek pengembangan kognitif dan fisik motorik.
yang dimilikinya. Anak sedari lahir perlu Agar lebih terencana dan terarah, maka
mendapat rangsangan sejak dalam rahim, karena dibentuklah suatu wadah pendidikan , yaitu
anak sudah mampu menerima stimulus yang PAUD, atau dikenal dengan lembaga PAUD yang
diberikan ibunya. bersifat formal, non formal.

2
JURNAL CERIA
ISSN : 2614-6347 (Print) 2614-4107 (Online)
Vol.1 | No.5 | September 2018
Pada lembaga PAUD, pembelajaran anak usia Kecerdasan atau intelegensi merupakan aktifitas
dini dimulai dari kategori 3 tahun hingga 6 tahun. mental. Pada Jamaris (2017:122) terdapat
Pembelajaran yang diberikan berdasarkan pada kutipan pernyataan Sternberg (1985) yang
asas prinsip pembelajaran anak usia dini. mengemukakan bahwa kecerdasan atau
Oleh karenanya, seorang guru PAUD harus intelegensi merupakan aktifitas mental yang
mampu memahami karakteristik, asas dan diarahkan pada kemampuan yang bertujuan untuk
prinsip anak didiknya. Sebagai upaya pemberian melakukan penyesuaian, memilih, dan
rangsangan dan latihan mampu mengembangkan membentuk lingkungan yang sesuai dengan
tingkat aspek pengembangan dasar AUD. Selain kehidupan individu.
memahami karakteristik, asas dan prinsip AUD, Gardner (1993:17) pada Sudjiono:2013
seorang guru PAUD harus mampu menguasai menyatakan bahwa kecerdasan adalah dapat
berbagai strategi, sebagai upaya pendekatan bagi menyelesaikan suatu masalah, menciptakan
anak usia dini. produk yang berharga dalam satu atau beberapa
Dari uraian sebelumnya, kecerdasan interpersonal lingkungan budaya masyarakat. Menurut
harus dirangsang pada individu sejak 0 bulan Gardner, kecerdasan harus mengakui bahwa
hingga 6 tahun, melalui rangasan sensori dan setiap manusia mempunyai kekuatan pemahaman
pendekatan pembelajaran. Metode bermain peran berbeda dan berdiri sendiri dan harus menerima
merupakan salah satu dari pendekatan bahwa setiap individu mempunyai kekuatan yang
pembelajaran anak usia dini, yang mampu berbeda dan gaya pemahaman yang kontras.
mengembangkan berbagai aspek dan juga Kecerdasan pada tiap individu berbeda,
dilakukan dengan bermain. tergantung dari potensi saat awal dilahirkan. Ada
Metode bermain peran ini, mampu menstimulasi yang mempunyai potensi kecerdasan lebih dari 1,
agar anak aktif dalam kegiatan dan mempunyai karena temuan tersebut, maka dikenal sebutan
pengalaman langsung sehingga anak mampu kecerdasan jamak
mengamati dan memahami secara langsung, yang Howard Gradner pada buku Jamaris (2017:3),
membuat pengalaman belajarnya terasa lebih menjelaskan tujuh jenis kecerdasan jamak, dan
nyata. salah satunya adalah kecerdasan interpersonal.
Metode bermain peran, merupakan metode yang Menurut Safaria (2015:23), teori kecerdasan
mengikutsertakan beberapa anak dalam satu interpersonal mempunyai tiga dimensi utama,
kegiatan, sehingga membuat anak harus mau yaitu (a) social insight, dimana anak mempunyai
menjalani interaksi dengan teman kemampuan memahami dan menemukan problem
dikelompoknya.Pendampingan guru dilakukan, solving yang efektif di dalam suatu interaksi
anak diminta, dilatih untuk belajar menyimak dan sosial. Social insight sendiri mempunyai dua
mengungkapkan bahasa.Sehingga anak fungsi yaitu monitoring dan kontroling pada
dirangsang untuk mau membangun komunikasi dirinya sendiri. (b) social sensitivity, yaitu
dengan anak lainnya. kemampuan anak untuk merasakan, memahami
Metode bermain peran karena dilakukan dan mengamati apa yang dilakukan individu lain.
bersamaan , untuk melatih anak mengerti (c) social communication, kemampuan dan
tanggung jawab saat melakukan kerjasama. keterampilan komunikasi sosial untuk menjalin
Dari deskripsi hal tersebut, terdapat hubungan relasi yang sehat.
keterhubungan antara pengembangan kecerdasan Menurut Jamaris (2017: 52) , mengungkapkan
interpersonal pada anak dengan penerapan perkembangan kecerdasan interpersonal melalui
bermain peran. perilaku, dapat ditunjukkan anak dalam
Maka peneliti mengambil judul melakukan berbagai kegiatan , antara lain: (a)
“Mengembangkan Kecerdasan Interpersonal Melakukan kegiatan bersamaan, (b)Mengikuti
Melalui Metode Bermain Peran Pada Anak Usia percakapan sesuai dengan pokok pembicaraan,
Dini” (c) Menyesuaikan diri dengan situasi baru, (d)
Memahami pikiran orang lain, (e) Mengikuti
KAJIAN TEORI DAN METODE peraturan dan disiplin, (f) Mengikuti berbagai
KECERDASAN INTERPERSONAL

3
JURNAL CERIA
ISSN : 2614-6347 (Print) 2614-4107 (Online)
Vol.1 | No.5 | September 2018
isyarat, (g) Penerimaan teman sebaya terhadap untuk memerankan tugas-tugas anggota. Dengan
diri sendiri, (f) Melakukan tanggung jawab. demikian kegiatan bermain peran, dapat di artikan
sebagai cara mendramatisasikan berperilaku
METODE BERMAIN PERAN didalam hubungan sosial.
Menurut Moeslichatoen : 1998, ,metode adalah Dari uraian diatas, terlihat keterhubungan antara
bagian dari tehnik penyampaian pembelajaran. penerapan metode bermain peran sebagai satu
Metode merupakan cara, yang dalam bekerjanya dari cara untuk pengembangan kecerdasan
berfungsi untuk mencapai tujuan kegiatan. Oleh interpersonal pada anak di lembaga PAUD.
karena itu, dalam pemilihan metode sebagai
pendekatan pembelajaran yang akan METODE PENELITIAN
dipergunakan dalam program kegiatan anak di Penelitian kualitatif deskriptif adalah penelitian
PAUD , guru perlu mempunyai tujuan yang kuat yang menjawab pertanyaan dengan penjelasan
dan mengacu pada indikator yang mendukung yang lebih berupa pemaparan, narasi, mengenai
pemilihan metode tersebut seperti karakteristik gejala seperti yang dimaksudkan dalam suatu
tujuan. permasalahan penelitian yang bersangkutan.
Bermain memberikan rangsangan bagi sosialisasi Selain itu pengertian deskriftif adalah upaya
anak ketika melakukan aktifitas dengan anak lain mendeskripsikan kondisi realita di lapangan
dan merupakan sarana yang paling utama bagi untuk memperoleh data mengenai objek – objek
pengembangan kemampuan bersosialisasi, dan penelitian. Tujuan penelitian yang diambil
mengasah rasa empati terhadap orang lain serta berdasarkan permasalahan , yaitu untuk
mengurangi sikap egosentris. Berfungsi juga mengembangkan kecerdasan interpersonal
sebagai stimultan sosialisasi anak, Indikator melalui metode bermain peran.
anak perilaku prososial seperti menunggu giliran, Penelitian dilakukan di RA Alhidayah, Jl. Logam
kerja sama , saling membantu, dan berbagi, dapat (Timah) No. 1 Bandung, pada kelompok A.
diasah melalui bermain Kelompok A, merupakan kategori anak dengan
Nama lain dari bermain peran, seni peran, atau usia 4 – 5 tahun.
bermain simbolis, pura-pura, Selama ini, kegiatan bermain peran di kelompok
fantasi,imajinasi,dan main drama, sangat penting A, RA Al Hidayah ini, jarang dilakukan sebagai
untuk pengembanganaspek kognitif, sosial pendekatan pembelajaran, mengingat jumlah anak
emosional anak usia kelompok A. Bermain peran dalam kelas sebanyak 28 orang dengan guru
adalah mengimajinasikan perilaku, watak dalam sebanyak 2 orang. Pada umumnya metode
pengulangan kejadian yang diulang kembali, bermain peran dilakukan, tetapi tidak
kejadian di waktu yang akan datang, atau dimaksudkan untuk menstimulasi kecerdasan
padasaat ini, yang penting atau situasi imajinatif. interpersonal dalam penilaian dan evaluasi, tetapi
Anak-anak menjadi tokoh pemeran, berimajinasi lebih ke arah interaksi komunikasi, dan
untuk menjadi orang lain dengan memahami pemahaman terhadap isi materi.
peran untuk menghayati tokoh yang diperankan, Saat melakukan penelitian, peneliti mengamati
sesuai dengan karakter, dan motivasi yang dan mengobservasi kegiatan bermain peran.
dibentuk oleh tokoh yang telah ditentukan. Standar Operasional harian kegiatan
Dari uraian diatas, dapat disimpulkan, bermain pembelajaran, dapat diketahui dari Perencanaan
peran merupakan pendekatan pembelajaran pembelajaran setiap harinya. Bermain peran
dimana para pemain yang menjadi tokoh-tokoh dilaksanakan setelah circle time. Tetapi saat
imajinasi atau benda-benda sekitar anak sehingga penelitian, dijadikan kegiatan utama karena
dapat mengembangkan kreatifitas imaijinasi dan sistem rolling.
penghayatan terhadap kegiatan yang
dilaksanakan, dan menjalankan fungsi tokoh yang Hasil dan Pembahasan
dipegangnya. Pra pelaksanaan bermain peran, guru melakukan
Sedangkan menurut Sudjiono Sudjiono:2010. penyamaan pandangan (apersepsi), tentang
Bermain Peran adalah kegiatan yang berfokus bermain peran sesuai tema hari itu, dilakukan
pada kegiatan dramatisasi, tempat anak bermain dengan bercakap – cakap atau tanya jawab.

4
JURNAL CERIA
ISSN : 2614-6347 (Print) 2614-4107 (Online)
Vol.1 | No.5 | September 2018
Kemudian dengan bantuan media audio visual, menjadi partnernya, tidak pemilih dalam
guru menggunakan media film animasi kartun berteman.Tanpa ragu mau berinteraksi gerak dan
durasi 2 – 4 menit, kemudian setelah itu ekspresi serta pengucapan dialog.Dan saling mau
pemantapan pemahaman melalui dialog dan bekerjasama sehingga kegiatan bermain perannya
bercakap –cakap mengenai film tersebut. berlangsung baik.
Setelah itu, pemilihan peran, bersifat bebas Dari hal tersebut, dapat dikatakan metode
terpimpin, anak yang berminat boleh bermain peran, merupakan metode pembelajaran
mengajukan, walaupun pada akhirnya guru yang yang menyenangkan, mengembangkan semua
memutuskan sesuai dengan pemahaman anak aspek secara bersamaan, serta membentuk
terhadap isi naskah.Peran pun kadang diberikan karakter meningkatkan kecerdasan interpersonal
berdasarkan pendapat lainnya.Setelah itu baru anak.
dimulai kegiatan bermain peran. Kegiatan Indikator meningkatnya kecerdasan interpersonal
bermain peran berjalan berdasarkan contoh yang anak dapat diidentifikasi melalui adanya
dilihat pada film dan dibantu dengan naskah dan perubahan dari perilaku dan interaksi
bimbingan guru. komunikasi.Misal, sebelum bermain peran
Saat kegiatan bermain peran, berlangsung terlihat kadang anak tidak mengenal banyak tentang
interaksi antar anak dalam sosialisasi dan temannya, setelah bermain peran maka anak
komunikasi.Selain itu ada interaksi ekspresi dan mampu menjelaskan identitas temannya, dan
gerak pada anak sesuai peran yang diberikan, diperankan oleh temannya.
Terlihat anak mendengarkan dengan menyimak Saat anak dalam kegiatan tersebut, mampu
bahasa yang diucapkan oleh temannya, dan dapat mengikuti alur percakapan , dan mampu
melihat secara baik hubungan antara berbagai mengeluarkan ide. Selain itu dapat terlihat jika
peran yang dimainkan bersama. Dan sebagai anak mampu menceritakan pengalaman sesuai
upaya guru agar kegiatan bermain peran berjalan dengan tema bermain peran, kemudian mampu
dengan baik, guru memberikan penguatan kepada memberikan saran dan pendapat tentang kejadian
anak yang masih pemalu atau ragu untuk yang sesuai dengan pengalamannya. Kemudian
berinteraksi.Maka guru akan membisikkan sikap empati terhadap temannya meningkat,
kalimat yang mudah diucapkan anak, atau dengan mampu mengemukakan tindakan,untuk
memberikan kalimat pertama pada anak untuk menolong ataupun memberikan perhatian
membantu anak memulai suatu dialog. terhadap orang – orang yang membutuhkan.
Salah satu manfaat interaksi komunikasi pada Peningkatan kecerdasan interpersonal terlihat
anak berkegiatan, yaitu menambah pada saat anak mengikuti peraturan , dan jika
perbendaharaan kosa kata baik yang berasal dari menolak peraturan, anak dapat mengajukan
percakapan teman atau tambahan berupa alasan rasional.
bimbingan kalimat oleh guru.
Setelah kegiatan bermain peran selesai, maka KESIMPULAN
guru memberikan apresiasi kepada para pemeran,
dan menanyakan pendapat murid lainnya yang Anak usia dini, merupakan anak yang harus
saat itu menonton.Setelah pemberian apresiasi, mendapatkan stimulasi yang baik dan terus
guru memberikan pemahaman sebagai evaluasi, menerus sesuai tahapan usia agar mampu
juga memberikan motivasi, agar anak lainnya mendapatkan pengalaman sebagai pembelajaran
mau berpartisipasi dalam bermain peran dan modalitas untuk kehidupan di masa depan.
selanjutnya. Selain aspek perkembangan yang berhubungan
Hal tersebut, dapat menstimulasi rasa percaya dengan Intelligence, Emotional, dan Spiritual
diri.Selain itu anak mau untuk lebih bersosialisasi quotient, maka pada anak terdapat potensi
dengan temannya lainnya sehingga memperluas kecerdasan lainnya, yang dikenal dengan
sosialisasi dan meningkatkan kecerdasan kecerdasan majemuk.
interpersonal. Salah satu kecerdasan ganda, yang dibutuhkan
Peningkatan interpersonal intelligence dapat oleh individu sebagai mahluk sosial, yaitu
dilihat saat anak mau menerima siapapun yang kecerdasan interpersonal.Kecerdasan

5
JURNAL CERIA
ISSN : 2614-6347 (Print) 2614-4107 (Online)
Vol.1 | No.5 | September 2018
interpersonal satu pendukung utama agar seorang DAFTAR PUSTAKA
individu mampu merespon dengan baik dan
berinteraksi dengan individu lainnya. Dan Jamaris (2017), Pengukuran Kecerdasan
berhubungan dengan semakin banyaknya Jamak,Bogor: Ghalia Indonesia.2017
pengetahuan dan pengalaman yang akan
R., Moeslichatoen (2004), Metoda Pengajaran di
diperoleh selama berinteraksi di dalam
Taman Kanak – Kanak, Rineka Cipta: Jakarta,
masyarakat.
2007.
Semakin baik tingkat sosialisasi seorang anak
Safaria, T. (2005),
pada usia dini, menunjukkan indikator baik pada
InterpersonalIntelligenceMetode
kecerdasan interpersonalnya. Dan jika terus
Pengembangan Interpersonal Anak,
menerus mendapatkan stimulasi pada
Yogyakarta: Amara Books
perkembangan kecerdasan interpersonalnya akan
Sudjiono (2010), Bermain Kreatif Berdasarkan
mampu membuat anak tersebut menjadi individu
Kecerdasan Jamak, Index: Jakarta, 2010.
yang mempunyai relasi sosial yang luas, mampu
Sudjiono (2013), Konsep Dasar Pendidikan Anak
memahami keinginan orang lain tanpa perlu
Usia Dini,Index:Jakarta,2013
berbenturan dengan keinginan sendiri, mampu
mempunyai ide, gagasan, konsep dalam
mengembangankan sesuatu, membantu sesama
dan mampu menjadi pemimpin yang baik.

You might also like