You are on page 1of 12

213

Pengaruh Model Pembelajaran dan Kemampuan Gerak


Tari Terhadap Kecerdasan Emosional Anak Usia Dini
Elindra Yetti
Universitas Negeri Jakarta
Jalan Rawamangun Muka, Jakarta Timur

ABSTRACT

The objectives and targets in this study was to determine the effect of learning models and the
ability dance movement toward early childhood emotional intelligence. Emotional intelligence is the
ability to recognize emotions, managing emotions, motivating oneself, recognizing emotions of others
(empathy) and the ability to build relationships (cooperation) with other people. The research method
used in this study is the experimental method. In the experiment, there are two groups of subjects
namely experimental group and control group. Because the research hypothesis is the hypothesis of
interaction, then the most appropriate design is factorial desig;n, factorial design used was 2 x 2 fac-
torial design. Treatment variable is the learning model, are considered to be a model student center
and a teacher center, while the variable attribute is the ability to dance, dance movement capabilities
are classified into high and low dance movement. The results showed that there are significant learn-
ing model and the ability to dance on the emotional intelligence of young children. The implications
obtained in this study that the experience of dance movement with a model of student learning center
is an important cornerstone in the development of emotional intelligence since early childhood. Based
on the best learning implications Art Culture and Skills should give students experience in dance
movement. With that in mind, the potential students will be able to develop optimally.

Kata Kunci: Learning model, dance movement, and emotional intelligence

Pendahuluan

Pendidikan anak usia dini merupa- numbuhkembangkan berbagai kemam-


kan pendidikan yang paling mendasar puan fisik, kognitif, bahasa, sosio-emo-
menempati posisi yang sangat strategis tional, dan spiritual.
dalam pengembangan sumber daya ma- Proses pembelajaran pada anak usia
nusia. Rentang anak usia dini adalah dari dini harus mengupayakan penanaman
lahir sampai delapan tahun merupakan konsep-konsep dasar melalui pembela-
rentang usia kritis dan sekaligus strategis jaran yang bermakna bagi anak usia dini
dalam proses pendidikan yang dapat dan melalui pengalaman nyata. Namun
mempengaruhi proses serta hasil pendi- pada pelaksanaan pembelajaran di seko-
dikan pada tahap selanjutnya. Periode ini lah hanya diutamakan perkembangan
merupakan periode kondusif untuk me- kognitif saja; ini dapat dilihat pada setiap
Jurnal Seni & Budaya Panggung Vol. 22, No. 2, April - Juni 2012: 213 - 224 214

mata pelajaran yang diutamakan adalah Berarti anak harus mengontrol agresifitas,
hafalan, sehingga hasil belajar hanya diu- dan rasa marahnya.
kur dari aspek kognitif saja, padahal juga Emosi merupakan suatu fase alam
ada aspek lain yang tidak kalah penting pembawaan manusia yang memerlukan
yaitu aspek afektif dan psikomotor. pemahaman serta bimbingan. Untuk
Pembelajaran di sekolah seharusnya membawa alam emosional bisa terkon-
juga ditujukan untuk pembentukan karak- trol, bukan berarti bahwa emosi harus
ter anak terutama anak usia dini, karena ditekan, yang dimaksudkan adalah bah-
pembentukan karakter yang lebih dini di- wa kekuatan yang memberi motivasi e-
lakukan akan menjadikan anak nantinya mosi membutuhkan pengendalian dan
memiliki karakter yang lebih baik, selan- dibimbing ke dalam tingkah laku yang
jutnya pembelajaran di sekolah juga ditu- dilahirkan dari tujuan yang konstruktif.
jukan agar siswa memiliki keterampilan Dengan pengetahuan maka tampak arah
sosial, di mana siswa mampu berinteraksi serta kepercayaan diri, sebab pengeta-
atau bersosialisasi dengan lingkungan, se- huan membentuk keputusan serta pilihan
hingga anak dapat diterima di lingkung- individual yang memungkinkan, meme-
annya. Untuk memahami lingkungannya cahkan hambatan-hambatan dan mem-
siswa juga harus mampu memahami diri perjelas jalan bagi usaha kreatif yang
sendiri, yang oleh Gardner disebut juga efektif. Karena hubungan yang tidak
dengan kecerdasan interpersonal dan in- dapat dipisahkan antara perasaan dengan
trapersonal. gerak, maka pengetahuan alam emosi-
Kemampuan interpersonal dan in- onal dapat diperoleh melalui gerak se-
trapersonal oleh Daniel Goleman disebut bagai suatu medium pengalaman dan
juga dengan kecerdasan emosional. Gole- ekspresi yang kreatif (Margareth N.H.
man (1996:34) mengemukakan bahwa Doubler, 1985: 7).
menjadi pandai saja tidak cukup, dan ke- Otak manusia terdiri dari dua belah-
cerdasan emosional (emotional intelligence) an/hemisfer yang mempunyai kemampuan
mendapat tempat utama, karena diketa- yang berbeda sekali, Belahan otak sisi kiri
hui bahwa, banyak keberhasilan orang berfungsi sebagai pusat baca-tulis-hitung
pada masa dewasa ditentukan oleh faktor dan mempunyai pola pikir yang logis-
emosi. Faktor emosi sebagai kemampuan analitis, sedangkan belahan otak kanan
sosial dan emosional yang berkaitan den- mempunyai fungsi yang lebih luas, lebih
gan diri sendiri dan orang lain. vital dan menjadi landasan dasar dalam
Beberapa upaya untuk mengembang- kehidupan individu. Belahan kanan ini
kan emosi dengan baik adalah mengupa- menjadi pusat pemantauan dan perlin-
yakan agar anak dapat mengontrol emosi dungan diri terhadap lingkungan, sosial-
dengan cara menunda keinginan mereka. isasi, spiritualisme, pusat kesenian dan
Mengatur rasa marah, yaitu memahami emosi, pusat visualisasi, imajinasi dan
perasaan marah yang timbul, mengetahui kreativitas, serta berpola pikir holistik dan
penyebab kemarahan, mengetahui apakah intuitif.
kemarahan merugikan orang lain atau Menurut Denisson dalam Lily Djoko-
tidak. Selain itu anak juga diajarkan me- setio Sidiarto menjelaskan bahwa faktor
miliki rasa empati terhadap orang lain. esensial yang memengaruhi perkembang-
Yetti: Pengaruh Model Pembelajaran dan Kemampuan Gerak Tari 215

an otak adalah faktor internal seperti gene- yang merupakan konsekuensi dalam sua-
tik/keturunan, dan faktor eksternal berupa sana budaya atau masyarakat tertentu.
gizi seimbang, interaksi, seni dan gerakan Keterampilan memecahkan masalah mem-
(Sidiarto, 2007:142). Pendapat tersebut se- buat seseorang mendekati situasi yang sa-
makin memperjelas tentang besarnya pe- sarannya harus dicapai dan menemukan
ngaruh seni dan gerak yang dalam hal ini rute yang tepat kearah sasaran (Howard
adalah gerak tari terhadap perkembangan Gardner, 2003:34).
emosional anak. Kecerdasan emosional menurut Gard-
Pendidikan gerak tari yaitu mendi- ner adalah kecerdasan antar pribadi (in-
dik anak agar mampu mengontrol dan terpersonal) dan kecerdasan intra pribadi
mengintepretasikan gerak tubuh, mema- (intrapersonal). Kecerdasan antar pribadi
nipulasi benda-benda dan menumbuhkan yaitu berhubungan dengan kemampuan
harmoni antara tubuh dan pikiran, yang untuk bisa mengerti dan menghadapi pe-
merupakan salah satu aspek kecerdasan rasaan orang lain. Sedangkan kecerdasan
yang perlu dikembangkan. Pendidikan intra pribadi (intrapersonal) merupakan
tari anak usia dini menekankan pada kemampuan untuk memahami dan me-
gerak, keharmonisan gerak, kontrol gerak nguasai diri sendiri (Gardner, 2003:48).
motorik kasar maupun halus, yang dapat Sejalan dengan Gardner tentang ke-
mengembangkan kecerdasan anak. Gerak cerdasan intra pribadi dan antar pribadi,
tari merupakan ekspresi perasaan manu- dimana untuk mengembangkan kemam-
sia yang diubah oleh imajinasi dan diberi puan tersebut maka menurut pandangan
bentuk oleh media gerak sehingga men- Vigotsky dalam Salkin dikatakan bahwa
jadi bentuk gerak yang simbolis. perkembangan anak bergantung pada in-
Gerak tari dapat membantu perkem- teraksi anak dengan orang lain dan dengan
bangan fisik dan pola gerak anak, jika sarana-sarana tertentu yang disediakan
latihan gerak tari dilakukan anak secara oleh kultur yang membantu membentuk
bersama-sama dengan temannya, maka di- pandangan dunia anak (Neil J. Salkind,
harapkan dapat membantu mengembang- 2004:372).Menurut teori ini, proses funda-
kan kemampuan bersosialisasi, menga- mental pembelajaran berlangsung melalui
tur emosi, meningkatkan daya berpikir, interaksi anak dengan seseorang yang ber-
serta mampu menjembatani kesulitan fisik pengetahuan.
dalam penguasaan materi pembelajaran di Ada empat ide pokok yang menjadi
sekolah. dasar teori Vigotsky. Pertama, anak-anak
Berdasarkan penjelasan di atas, maka membangun pengetahuan mereka sendiri.
perlu dilakukan penelitian untuk menge- Kedua, perkembangan tidak bisa dipisah-
tahui pengaruh model pembelajaran dan kan dari konteks sosialnya. Ketiga, pembe-
kemampuan gerak tari terhadap kecer- lajaran bisa mengarahkan perkembangan.
dasan emosional anak usia dini. Perkembangan sebagai efek pembelajaran
yang menumpuk (kumulatif). Keempat,
bahasa memainkan peranan sentral dalam
Kecerdasan Emosional perkembangan mental. Dalam pandangan
Vigotsky, bahasa adalah sarana kultural
Kecerdasan menyangkut kemampuan yang memungkinkan pikiran anak untuk
menyelesaikan masalah atau produk mode tumbuh dan bertambah luas (Salkind,
Jurnal Seni & Budaya Panggung Vol. 22, No. 2, April - Juni 2012: 213 - 224 216

2004:373). dengan kecerdasan emosional adalah ke-


Seiring dengan pendapat Gardner dan mampuan siswa untuk mengenali emosi
Vigotsky, Daniel Goleman menjelaskan diri, mengelola emosi diri, memotivasi diri
bahwa kecerdasan emosional merupakan sendiri, mengenali emosi orang lain (em-
kemampuan untuk memotivasi diri sen- pati), dan kemampuan untuk membina
diri dan bertahan menghadapi frustrasi, hubungan (kerjasama) dengan orang lain.
mengendalikan dorongan hati dan tidak
melebih-lebihkan kesenangan, mengatur
suasana hati dan menjaga agar beban Anak Usia Dini
stres tidak melumpuhkan kemampuan
berpikir, berempati dan berdoa (Gole- Ditinjau dari sisi usia kronologis, anak
man, 1996:44-45). usia dini adalah kelompok anak yang ber-
Akar kata emosi adalah movere, kata ada pada rentang usia 0-8 tahun menurut
kerja Bahasa Latin yang berarti ”mengge- kesepakatan UNESCO, sedangkan ber-
rakkan, bergerak”, ditambah awalan ”e-” dasarkan UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003
untuk memberi arti ”bergerak menjauh”, rentang anak usia dini adalah 0-6 tahun.
menyiratkan bahwa kecenderungan ber- Perbedaan rentang usia antara UNESCO
tindak merupakan hal mutlak dalam e- dan UU. RI. No. 20 Tahun 2003 tentang
mosi. Bahwasanya emosi memancing tin- Sisdiknas adalah terletak pada prinsip
dakan (Goleman, 1996:7). pertumbuhan dan perkembangan anak
Menurut Goleman ciri-ciri kecerdasan di mana usia 6-8 tahun merupakan usia
emosional adalah: (1) memiliki kesadaran transisi dari masa anak-anak yang masih
diri, (2) penguasaan diri, (3) empati, dan(4) memerlukan bantuan (dependen) ke masa
membina hubungan (Goleman, 1996: 46-
anak-anak yang mulai mampu mandiri (in-
111).
dependen), baik dari segi fisik, mental, so-
Berdasarkan beberapa penjelasan ten-
sial, emosional maupun intelektual. Oleh
tang kecerdasan emosional di atas, dapat
sebab itu, UNESCO menetapkan bahwa
disimpulkanbahwa kecerdasan emosional
rentang usia anak 0-8 tahun masih berada
mencakup pengendalian diri, semangat,
pada jalur Early Chilhood Education atau
dan ketekunan, serta kemampuan un-
PAUD. Sedangkan dalam Undang-Un-
tuk memotivasi diri sendiri dan bertahan
dang RI No. 20 tahun 2003 tentang Sisdik-
menghadapi frustrasi, kesanggupan un-
nas khususnya BAB I tentang Ketentuan
tuk mengendalikan dorongan hati dan
Umum pasal 1`ayat 14 dikatakan bahwa
emosi tidak melebih-lebihkan kesenangan,
anak usia dini adalah anak yang berada
mengatur suasana hati dan menjaga agar
pada rentang usia lahir sampai 6 tahun
beban stress tidak melumpuhkan kemam-
(Undang-Undang RI No. 20, 2003:6), se-
puan berpikir, untuk membaca perasaan
hingga di Indonesia anak yang telah beru-
terdalam orang lain (empati) dan berdoa,
sia di atas 6 tahun sudah berada pada jalur
untuk memelihara hubungan dengan se-
pendidikan dasar (elementary school).
baik-baiknya, kemampuan untuk menyele-
saikan konflik, serta untuk memimpin diri Untuk mengatasi perbedaan ini maka
dan lingkungan sekitarnya. Keterampilan di Indonesia pada anak yang duduk di Ke-
ini dapat diajarkan kepada anak-anak. las awal (Kelas 1,2, dan 3 Sekolah Dasar)
Dalam penelitian ini yang dimaksud Departemen Pendidikan Nasional (seka-
Yetti: Pengaruh Model Pembelajaran dan Kemampuan Gerak Tari 217

rang Dikbud RI) melalui Pusat Kurikulum telah matang (mature) yang memberi tan-
(PUSKUR) mengeluarkan kebijakan ten- da bahwa anak telah siap untuk mengerti
tang penggunaan pembelajaran tematik, orang lain dan siap untuk menyesuaikan
yaitu proses pembelajaran yang dilakukan diri dengan instruksi kelompoknya dan
melalui tema-tema yang sesuai dengan dapat bekerja secara individu (Laverne
tingkat pertumbuhan dan perkembangan Warner and Judith Sower, 2005:245). Se-
anak usia 6-8 tahun. dangkan pada usia 7 tahun dimana anak
Dilihat dari aspek perkembangan ilmu telah berada pada kelas dua (second grade)
psikologi, anak usia dini berada dalam dan 8 tahun pada kelas tiga dikatakan
masa keemasan sepanjang rentang usia anak lebih mampu pada aspek kemandiri-
perkembangan anak. Usia keemasan meru- annya dan memiliki kemampuan lebih
pakan masa yang disebut oleh Montessori dalam menangkap pembelajaran yang
dengan sensitive periode di mana anak mu- lebih kompleks seperti halnya topik-topik
lai peka untuk menerima berbagai stimu- pelajaran yang lebih detail (Warner and Ju-
lasi dan berbagai upaya pendidikan dari dith Sower, 2005:285). Pada sisi lain, anak
lingkungannya, baik disengaja maupun yang berada pada usia 7 tahun dikatakan
tidak disengaja (Elizabeth G. Hainstock, anak yang sangat mandiri (very indepen-
1999:10). dent) dan dapat bekerja dalam periode
Pada masa peka inilah terjadi pema- waktu yang lama secara individu di dalam
tangan fungsi fisik dan psikis sehingga penyelesaian proyek di kelasnya. (Laverne
anak siap merespons pada stimulasi dan Warner and Judith Sower, 2005:323). Oleh
berbagai upaya-upaya pendidikan yang sebab itu anak usia 7-8 tahun merupa-
dirangsang oleh lingkungan. Sedang- kan kelompok usia yang secara sosial dan
kan berdasarkan aspek pedagogis, masa emosional telah mampu untuk diberikan
usia dini merupakan masa peletak dasar pembelajaran secara terjadwal karena
(pondasi awal) bagi pertumbuhan dan anak sudah memiliki kemampuan untuk
perkembangan selanjutnya. Untuk itu, bekerja secara mandiri dalam waktu yang
agar pertumbuhan dan perkembangan relatif lama.
tercapai secara optimal, maka dibutuhkan Dalam penelitian ini digunakan po-
situasi dan kondisi yang kondusif pada pulasi siswa yang berada di kelas III di
saat memberikan stimulasi dan upaya- mana usianya dibatasi hanya berada di
upaya pendidikan yang sesuai dengan ke- antara usia 7-8 tahun. Ini memungkinkan
butuhan anak. untuk dijadikan dalam satu kelompok
Jika dilihat dari berbagai pendapat usia karena pada umumnya mereka masih
yang telah dikemukakan oleh para ahli di- memiliki suatu karakteristik yang sama.
atas, khususnya pada usia 6-8 tahun meru-
pakan usia yang telah siap baik dari aspek
sosial maupun aspek emosional. Seperti Model Pembelajaran
yang dikemukakan oleh Laverne Warner
dan Judith Sower bahwa anak usia 6 ta- Model pembelajaran menurut Arends
hun dikatakan bahwa anak telah siap me- adalah mencakup pendekatan pembelajar-
masuki usia kelas awal (first grade) karena an secara keseluruhan, yang luas, dan bu-
secara sosial dan emosionalnya mereka kan strategi atau teknik tertentu. Artinya
Jurnal Seni & Budaya Panggung Vol. 22, No. 2, April - Juni 2012: 213 - 224 218

model adalah pedoman untuk memikir- nusia. Gerak tidak hanya terdapat pada de-
kan dan membicarakan tentang pembela- nyutan-denyutan di seluruh tubuh manu-
jaran (Richard I. Arend, 2008: 259). sia yang memungkinkan manusia hidup,
Dalam model pembelajaran yang ber- tetapi gerak juga terdapat pada ekspresi
pusat pada siswa ada beberapa strategi dari semua pengalaman emosional manu-
pembelajaran yang dapat diterapkan, sia.
yakni pembelajaran kooperatif, diskusi, Untuk mengenali gerak secara lebih
dan pembelajaran yang berbasis masalah. mendalam dan lebih dapat mengembang-
Dalam penelitian ini difokuskan pada pe- kannya, terdapat 5 macam gerak dasar yang
nerapan strategi pembelajaran kooperatif terdiri atas koordinasi tubuh, kelincahan,
karena pembelajaran kooperatif merupa- kekuatan, keseimbangan, serta koordinasi
kan sebuah pembelajaran yang melibatkan mata dengan tangan dan kaki (David L.
siswa bekerja secara berkolaborasi untuk Gallahue and John C. Ozmun, 1998:16).
mencapai tujuan bersama (Paul D. Eggen Gerak atau lazimnya disebut kineste-
and Kauchack, 1996: 279). tik, menurut Gardner merupakan suatu
Model Pembelajaran Berpusat Pada kehidupan yang melibatkan perasaan be-
Guru (Teacher centered Learning) adalah rupa pemberian kesadaran atas posisi ge-
model pembelajaran langsung (direct in- rak dengan pengontrolan yang dilakukan
struction model) yaitu model pembelajaran oleh otak (Gardner, 1983: 210).
yang difokuskan untuk membantu siswa Seni tari merupakan salah satu bagian
mempelajari berbagai keterampilan dan dari kesenian. Seni tari, salah satunya,
pengetahuan dasar yang dapat diajarkan adalah keindahan gerak anggota-ang-
secara langkah demi langkah (Arends, gota badan manusia yang bergerak, beri-
2008: 294). Model pembelajaran langsung rama dan berjiwa yang harmonis (Bagong
dapat diterapkan pada mata pelajaran apa Kussudiar-djo, 1981: 16). Artinya seni tari
pun, tetapi paling tepat untuk mata pe- merupakan gerak yang dilakukan oleh
lajaran yang berorientasi kinerja, seper- manusia yang merupakan ekspresi dari
ti seni, membaca, menulis, matematika, jiwa manusia itu sendiri dan memiliki un-
sampai zoologi. sur keindahan, berirama, berjiwa, dan har-
Berdasarkan penjelasan di atas bahwa monis.
model pembelajaran kooperatif memberi- Thraves dan Williamson menjelaskan
kan kesempatan pada anak untuk beker- bahwa pada dasarnya tari berasal dari ge-
jasama secara kelompok, sehingga dapat rak bekerja, gerak binatang atau tumbuhan
memberikan pengalaman pada anak un- yang ada di sekitar, atau gerak yang dimi-
tuk dapat berinteraksi dengan teman atau liki oleh manusia yang dapat dikembang-
lingkungan. Jadi model pembelajaran ini kan menjadi tari. Sesuai dengan pendapat
dapat mempengaruhi kecerdasan emo- tersebut, John Martin menyatakan bahwa
sional anak. materi dasar dari tari adalah gerak (John
Martin, 1989:8). Sedangkan tari terdiri atas
unsur-unsur gerak, ruang, tenaga, waktu,
Kemampuan Gerak Tari ekspresi, dan iringan tari.
Kemampuan gerak tari merupakan
Gerak merupakan pengalaman fisik kemampuan anak dalam bergerak yang
yang paling elementer dari kehidupan ma- terdiri atas kemampuan koordinasi tubuh,
Yetti: Pengaruh Model Pembelajaran dan Kemampuan Gerak Tari 219

kelincahan, kekuatan, keseimbangan, dan fungsi-fungsi khusus seperti bahasa, kon-


koordinasi mata dengan tangan dan kaki, septualisasi, dan berpola pikir yang logis-
serta penjiwaan setiap gerakan yang di- analitis. Sedangkan belahan otak kanan
lakukan sesuai dengan tema geraknya. mempunyai fungsi yang lebih luas, dan
Berdasarkan teori dan konsep gerak menjadi landasan dasar dalam kehidupan
tari di atas, maka dapat disimpulkan individu.
bahwa gerak tari memiliki beberapa ele- Hubungan antara gerak dengan ber-
men dasar yaitu gerak, ruang, tenaga, dan pikir dipertegas oleh neurolog Robert Dow
waktu yang sangat mempengaruhi dalam yang menyatakan bahwa ada hubungan
tari. Gerak tari merupakan ekspresi jiwa antara gerakan dan berpikir (serta cerebe-
manusia yang diungkapkan melalui gerak llum dan cerebrum) mulai terlihat jelas, hal
yang ritmis dan memiliki unsur keindah- ini dapat dikenali bahwa sub bagian dari
an. Artinya dengan melakukan gerak tari, otak (cerebellum) sejak lama diketahui sa-
hal ini merupakan latihan untuk mengem- ngat berperan dalam postur, koordinasi,
bangkan kepekaan akan rasa gerak dan keseimbangan, dan gerakan (Robert L.,
rasa irama. Penekanan pada rasa diarah- Solso, dkk., 2008: 251)
kan pada penghayatan keindahan. Arti- Cerebrum terdiri atas empat bagian uta-
nya setiap ungkapan gerak lebih dihayati ma yang disebut lobe (lobus): keempat ba-
dan mempunyai rasa, sehingga gerak gian tersebut adalah lobe bagian belakang
tersebut kelihatan indah dan bermakna. (lobus occipital), bagian depan (lobus fron-
Ungkapan rasa berkaitan dengan emosi, tal), lobus parietal, dan lobus temporal(lihat
sehingga pengalaman anak dalam berge- gambar 1). Lobus occipitalterletak sedikit
rak tari merupakan latihan pengendalian di belakang bagian otak dan terutama ber-
emosi. Jadi pengalaman bergerak tari per- tanggungjawab pada penglihatan. Lobus
lu diberikan pada anak semenjak dini agar frontal terletak di wilayah sekitar kening
anak juga mendapat pengalaman dalam dan punya andil terhadap tindakan-tin-
pengendalian emosi. dakan yang disengaja seperti memberi pe-
nilaian, kreativitas, penyelesaian masalah,
dan perencanaan.
Neurosains
Lobus parietal terletak pada bagian atas
Pengaruh gerak tari terhadap kecer- dari porsi otak manusia, dengan tugas
dasan emosional anak dapat dilihat dan memroses sesuatu yang berhubungan de-
dilandasi oleh teori Neurosains, yakni pe- ngan sensori yang lebih tinggi dan fungsi-
nelusuran perkembangan otak atau upaya fungsi bahasa. Lobus temporal (bagian kiri
memusatkan kajian pada otak. dan kanan) berada di atas dan di sekitar
Penelitian belah otak yang dilakukan telinga manusia. Bagian ini terutama ber-
oleh Roger Sperry (1924-1994) serta pene- tanggung jawab terhadap pendengaran,
liti lain bahwa otak terdiri dari dua belah- memori, pemaknaan, dan bahasa, meski-
an/hemisfer yaitu belahan/hemisfer kiri dan pun ada beberapa fungsi yang saling tum-
belahan/hemisfer kanan yang mempunyai pang tindih antara masing-masing lobus
kemampuan yang berbeda sekali, bah- ini (Robin Arnold, 2004:190-191).
kan bertentangan satu dengan yang lain- Gerakan dasar dipantau oleh sistem
nya. Belahan otak kiri terasosiasi dengan motorik yang berpusat di permukaan otak
Jurnal Seni & Budaya Panggung Vol. 22, No. 2, April - Juni 2012: 213 - 224 220

Lobus Lobus sensoris. Hal ini dapat meningkatkan ke-


Frontal Parietal
seimbangan, harga diri, percaya diri, dan
Lobus kontrol diri; dan semua ini merupakan in-
occipital
dikator kecerdasan emosional
Lobus Berdasarkan uraian tersebut jelas bah-
Temporal
wa gerak atau motorik sangat dapat me-
Gambar 1
Empat bagian Lobus mantau perasaan emosi, dengan demikian
kemampuan gerak tari dapat mempenga-
ruhi perkembangan kecerdasan emosional
bagian atas-depan (lobus presentral) dan anak usia dini.
bagian depan otak (lobus frontal). Ganglia
basal mengatur postur dan gerakan tubuh
dalam ruang dan memproduksi gerakan Metode Penelitian
kompleks. Cerebellum memantau gerakan
halus, koordinasi gerakan dan tonus otot. Penelitian ini dilaksanakan di SDSN 01
Selain itu, Cerebellum mempunyai hubung- Ujung Menteng dan SDSN 04 Pagi Ujung
an erat dengan sistem vestibuler yang Menteng Jakarta Timur. Kemiripan kedua
mempunyai fungsi keseimbangan. Cerebel- sekolah ini dapat memberikan gambar-
lum juga mempunyai pengaruh terhadap an tentang perbedaan dan interaksi an-
fungsi sistem limbik yang memantau pera- tara variabel yang diberikan perlakuan
saan emosi (Sidiarto, 2007: 133). tertentu. Metode yang digunakan dalam
Berdasarkan penjelasan di atas, maka penelitian ini adalah metode eksperi-
dapat dipertegas bahwa ada hubungan men yangterdapat dalam dua kelompok
antara gerak dengan fungsi otak yang ber- subyek, yaitu kelompok eksperimen dan
hubungan langsung dengan emosi. Tentu kelompok kontrol. Hipotesis penelitian
saja gerakan yang dilakukan terkoordina- adalah hipotesis interaksi, maka desain
si, teratur, dan dengan perasaan senang. yang digunakan adalah desain faktorial
Menurut A.J. Ayres (1979:83), bahwa ge- 2 x 2 (Donald Ary dkk, 1996: 310).Variabel
rakan tubuh atau anggota tubuh mempu- perlakuan model pembelajaran, diklasifi-
nyai tujuan dan terdiri dari gerakan yang kasikan menjadi model Student centered
terkoordinasi. Gerakan yang terkoordi- dan teacher centered, sedangkan variabel
nasi ini akan menstimulus produksi zat atribut adalah kemampuan gerak tari, di-
kimiawi neurotrophins yang merangsang klasifikasikan menjadi kemampuan gerak
tumbuhnya sel-sel otak dan memperba- tari tinggi dan gerak tari rendah. Matriks
nyak hubungan antar sel otak, sehingga desain eksperimen dapat dilihat pada ta-
dapat meningkatkan performa otak. Pada bel 1.
setiap gerakan diperlukan perhatian, kon- Permasalahan dalam penelitian ini
sentrasi dengan penuh kegembiraan dan adalah sejauh mana terjadi perbedaan dan
penghayatan sikap setiap anggota tubuh, interaksi terhadap perlakuan yang diberi-
pengenalan di mana posisi anggota tubuh kan kepada kedua subyek penelitian, se-
berada. Latihan ini dipadukan dengan hingga dapat diketahui perbedaan kecer-
stimulasi sensoris (pendengaran, pengli- dasan emosional anak usia dini baik pada
hatan, perabaan), yang disebut integrasi kelompok eksperimen maupun kelompok
Yetti: Pengaruh Model Pembelajaran dan Kemampuan Gerak Tari 221

Model Pem- Model Model Sumber db JK RK=JK/ Fh=RK/ Ft


belajaran Pembelajaran Pembelajaran Variasi db RKD
(A) Student centered teacher centered Antar Baris (b1) b-1 = 1 3655,13 3655,13 62,31* 4,20
Kemampuan
(A1) (A2) Antar Baris (b2) b-1 = 1 4933,25 1644,42 28,03* 2,95
Antar Kolom (k) k-1 = 1 1250,00 1250,00 21,39* 4,20
Gerak Tari (B) Interaksi (b x k) 1x1 = 1 28,13 28,13 4,79* 4,20
Kemampuan Dalam 28 164,25 5,87
Gerak tari tinggi A1B1 A2B1
(B1) Total Direduksi 31 5097,50

Kemampuan Keterangan:
Gerak tari ren A1B2 A2B2 db = Derajat bebas
dah (B2) Fh = Fhitung
Ft = Ftabel
Total A1 A2 *) = signifikan
Tabel 1
Desain Eksperimen Faktorial 2 x 2 Tabel 2
Rekapitulasi Perhitungan ANAVA Dua Jalur
untuk Model pembelajaran Student centered
dan Teacher centered
kontrol. Teknik pengumpulan data di-
lakukan dengan menggunakan instrumen
kecerdasan emosional dan instrumen ke- dan mengintervensi siswa jika diperlukan
mampuan gerak tari. untuk mencegah mereka salah jalan atau
mengembangkan konsepsi yang salah,
dan pembelajaran juga dapat melalui te-
Hasil dan Pembahasan
man sebaya tetapi juga dapat dilakukan
dengan bantuan guru, sehingga dengan
Hasil perhitungan dengan menggu-
menerapkan pembelajaran berpusat pada
nakan ANAVA dua jalur dapat dilihat
siswa lingkungan dapat membentuk anak
pada tabel 2.
untuk melakukan interaksi sosial. Jadi
Berdasarkan hasil perhitungan yang
untuk optimalisasi kecerdasan emosional
telah dipaparkan, maka hasil uji hipotesis
dapat dilakukan dengan penerapan pem-
dapat dijelaskan sebagai berikut:
belajaran Student centered.
1) Kecerdasan emosional siswa yang
Sedangkan model pembelajaran ber-
belajar dengan model pembelajaran Stu-
pusat pada guru (teacher centered) adalah
dent centered lebih tinggi dari pada siswa
pembelajaran yang difokuskan untuk
yang belajar dengan model pembelajaran
membantu siswa mempelajari berbagai
teacher centered.
keterampilan dan pengetahuan dasar yang
Dari hasil perhitungan dengan meng-
dapat diajarkan secara langkah demi lang-
gunakan ANAVA terlihat bahwa Fhitung =
kah, dimana peran guru sangat dominan
21,39 yang ternyata lebih besar dari nilai
karena guru sebagai model tunggal dalam
Ftabel = 4,20 (Fh= 21,39> Ft = 4,20). Hal ini
proses pembelajaran, siswa dikondisikan
berarti H0 ditolak dan H1 diterima, sehing-
untuk mendengar, mengikuti dan meniru
ga terdapat perbedaan yang signifikan.
apa yang dilakukan oleh guru, sehingga
Artinya Model pembelajaran yang
lingkungan tidak membentuk terjadinya
berpusat pada siswa (Student centered)
interaksi antara siswa dengan guru dan
dapat meningkatkan kecerdasan emo-
siswa dengan siswa.
sional anak karena dengan pembelajaran
Berdasarkan penjelasan tersebut maka
berpusat pada anak merupakan pembela-
kecerdasan emosional anak meningkat
jaran yang melibatkan siswa secara aktif,
dengan menggunakan model pem-
guru hanya membimbing pembelajaran
Jurnal Seni & Budaya Panggung Vol. 22, No. 2, April - Juni 2012: 213 - 224 222

belajaran student centered dibandingkan yang belajar dengan model pembelajaran


dengan kecerdasan emosional anak yang student centered.
menggunakan model pembelajaran teacher Dari hasil perhitungan dengan meng-
centered. gunakan ANAVA terlihat bahwa Fhitung
2) Kecerdasan emosional siswa yang = 28,03 yang ternyata lebih besar dari nilai
memiliki kemampuan gerak tari tinggi Ftabel = 2,95 (Fh= 28,03 > Ft = 2,95). Hal ini
yang belajar dengan model pembelajaran berarti H0 ditolak dan H1 diterima, sehing-
Student centered lebih tinggi dari pada ga terdapat perbedaan yang signifikan.
siswa yang belajar dengan model pembe- Artinya Perbedaan kemampuan gerak
lajaran teacher centered. tari siswa dapat dipengaruhi sejauh mana
Dari hasil perhitungan dengan meng- siswa dapat membuat perencanaan ge-
gunakan ANAVA terlihat bahwa Fhitung = rakan (motor planning), dan juga melaku-
62,31 yang ternyata lebih besar dari nilai kan latihan gerak (motor learning). Siswa
Ftabel = 4,20 (Fh = 62,31 > Ft =4,20). Hal ini dengan kemampuan gerak tari tinggi
berarti H0 ditolak dan H1 diterima, sehing- lebih mampu melakukan eksplorasi gerak
ga terdapat perbedaan yang signifikan. secara mandiri, sehingga model pembela-
Artinyauntuk memperoleh keteram- jaran yang tepat dilakukan adalah model
pilan motorik tertentu atau kemampuan pembelajaran student centered, karena
gerak tari yang tinggi dibutuhkan peren- siswa lebih aktif melakukan eksplorasi
canaan gerakan (motor planning), dan juga gerak secara mandiri atau bekerjasama
dibutuhkan latihan gerak. Keterampilan dengan teman sejawat dalam melakukan
motorik dipengaruhi oleh banyak fak- eskplorasi gerak.
tor, antara lain keseimbangan (balance), Sedangkan siswa dengan kemampuan
kelincahan, fleksibelitas, dan koordinasi. gerak tari rendah memerlukan bimbing-
Keterampilan motorik atau kemam- an dalam melakukan eksplorasi gerak,
puan gerak tari yang tinggi akan memban- sehingga model pembelajaran yang tepat
tu pemantauan perasaan emosi, sehingga diberikan adalah model pembelajaran
memberikan pengaruh yang baik terha- teacher centered, karena pembelajaran teach-
dap perkembangan kecerdasan emosional er centered guru lebih aktif dan sebagai
anak. model dalam melakukan eskplorasi gerak
Berdasarkan penjelasan tersebut anak dan murid meniru gerakan yang dilaku-
yang memiliki kemampuan gerak tari kan guru.
tinggi yang belajar dengan mengguna- Berdasarkan penjelasan tersebut,
kan model pembelajaran Student centered maka anak yang memiliki kemampuan
memiliki kecerdasan emosional tinggi gerak tari rendah yang diajarkan dengan
dibandingkan dengan anak yang memiliki menggunakan model pembelajaran teacher
kemampuan gerak tinggi yang diajarkan centered memiliki kecerdasan emosional
dengan menggunakan model pembelajar- tinggi dibandingkan dengan anak yang
an teacher centered. memiliki kemampuan gerak tari rendah
3) Kecerdasan emosional siswa yang yang diajarkan dengan menggunakan
memiliki kemampuan gerak tari rendah model pembelajaran student centered.
yang belajar dengan model pembelajaran 4) Terdapat interaksi antara model
teacher centered lebih tinggi dari pada siswa pembelajaran dengan kemampuan gerak
Yetti: Pengaruh Model Pembelajaran dan Kemampuan Gerak Tari 223

tari terhadap kecerdasan emosional siswa. baik belajar dengan model pembelajaran
Dari hasil perhitungan dengan menggu- teacher centered, karena dengan model
nakan ANAVA terlihat bahwa Fhitung = pembelajaran teacher centered pembelajar-
4,79 yang ternyata lebih besar dari nilai an difokuskan untuk membantu siswa
Ftabel = 4,20 (Fh = 4,79 > Ft = 4,20). Hal ini mempelajari berbagai keterampilan dasar
berarti H0 ditolak, sehingga terdapat per- yang dapat diajarkan secara langkah demi
bedaan yang signifikan. langkah.
Artinya berdasarkan kajian teori- Pengalaman gerak tari merupakan as-
tis dan ketiga kerangka berpikir di atas, pek penting dalampengembangan kecer-
maka penerapan model pembelajaran Stu- dasan emosional anak sejak dini. Penga-
dent centered dan teacher centered memiliki laman dan kemampuan gerak tari siswa
pengaruh yang berbeda-beda terhadap ke- pada saat masuk sekolah dapat dijadikan
cerdasan emosional siswa. Siswa dengan pertimbangan guru untuk memulai materi
kemampuan gerak tari tinggi akan cende- pembelajaran. Pengalaman kemampuan
rung memiliki kecerdasan emosional yang gerak yang diberikan sejak dini akan ter-
lebih baik bila diajarkan dengan model rekam lebih lama dalam memori otak
pembelajaran student center, sementara siswa sehingga membantu pertumbuhan
siswa dengan kemampuan gerak tari ren- dan perkembangan berpikir karena gerak
dah akan cenderung memiliki kecerdasan yang dilakukan oleh anak berhubungan
emosional yang baik bila diajarkan dengan dengan sensor motorik hasil dari kerja
menggunakan model pembelajaran teacher panca indra. Idealnya sejak usia dini sudah
centered. Berdasarkan penjelasan tersebut, dikenalkan pembelajaran gerak tari secara
maka terdapat interaksi antara model baik dan benar sehingga dapat membantu
pembelajaran dan kemampuan gerak tari kecerdasan berpikir dan juga kecerdasan
dalam pengaruhnya terhadap kecerdasan emosional anak.
emosional siswa. Pembelajaran student centeredyang di-
lakukan oleh guru memiliki pengaruh ter-
hadap kecerdasan emosional siswa yang
Penutup memiliki kemampuan gerak tinggi. Untuk
itu model pembelajaran Student centered ti-
Kecerdasan emosional siswa yang dak hanya menggunakan satu jenis strategi
menggunakan model pembelajaran Stu- saja tetapi dapat dikombinasikan dengan
dent centered berbeda dengan siswa yang strategi pembelajaran lain. Strategi pem-
menggunakan model pembelajaran teach- belajaran kooperatif dengan pendekatan
er centered. Kecerdasan emosional siswa eksploratif merupakan salah satu alterna-
yang belajar dengan model pembelajar- tif dalam pembelajaran tari.
an Student centered lebih tinggi daripada
siswa yang belajar dengan model pembe-
lajaran teacher centered. Kecerdasan emo- DAFTAR PUSTAKA
sional siswa yang belajar dengan model
pembelajaran Student centered tidak sela- Arends, Richard I.
manya tinggi, karena siswa yang memi- 2008 Learning to Teach. Terj. Helly Pra-
liki kemampuan gerak tari rendah lebih jitno. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Jurnal Seni & Budaya Panggung Vol. 22, No. 2, April - Juni 2012: 213 - 224 224

Arnold, Robin. Goleman, Daniel


2004 Body Atlas. Australia: The Five Mi- 1996 Emotional intelligence. Terj. Herma-
le Press. ya. Jakarta : PT.Gramedia.

Ary, Donald, Lucy Cheser Jacobs and Ash- Hainstock, Elizabeth G.


gar Razavieh. 1999 Metode Pengajaran Montessori untuk
1996 Introduction to Research in Educati- Anak Sekolah Dasar. Terj. Hermes.
on. fort worth: TX. Harcourt Brace Jakarta: Pustaka Delapratasa.
College Pubhlisers.
Lily Djokosetio Sidiarto
Ayres, A.J. 2007 Perkembangan Otak dan Kesulitan
1979 Sensory Integration and The Child. Belajar pada Anak. Jakarta: UI Press.
Los Angeles: Western Psychologi-
cal Service. Salkind, Neil J.
2004 An Introduction to theories of Human
Bagong Kussudiardjo Development. Terj. M. Khozim.
1981 Tentang Tari. Yogyakarta: Nur Cah- Bandung: Nusa Media.
ya.
Solso, Robert L, Otto H.Maclin, M.Kimberly
Eggen Paul.D. and Kauchack Maclin.
1996 Strategies for Teachers Teaching Con- 2008 Cognitive Psichology. Terj. Mikael
tent and Thinking Skills. Boston: Al- Rahardanto. Jakarta: Erlangga.
lyn and Bacon.
Warner, Laverne and Judith Sower
Gallahue, David L. and John C. Ozmun. 2005 Educating Young Children From Pre-
1998 Understanding Motor Development. school Through Primary Grade. Bos-
USA: The McGraw-Hill Compa- ton, USA: Paerson Education, Inc.
nies.

Gardner, Howard
1983 Frames of Mind. New York: Basic Sumber Lain:
Book Publication.
Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003
---------------, tentang: Sistem Pendidikan Nasional/SIS-
2003 Multiple Intelegences. Terj. Alexan- DIKNAS. Jakarta: BP. Cipta Jaya.
der Sindoro. Jakarta: Interaksara.

You might also like