Professional Documents
Culture Documents
ABSTRACT
The objectives and targets in this study was to determine the effect of learning models and the
ability dance movement toward early childhood emotional intelligence. Emotional intelligence is the
ability to recognize emotions, managing emotions, motivating oneself, recognizing emotions of others
(empathy) and the ability to build relationships (cooperation) with other people. The research method
used in this study is the experimental method. In the experiment, there are two groups of subjects
namely experimental group and control group. Because the research hypothesis is the hypothesis of
interaction, then the most appropriate design is factorial desig;n, factorial design used was 2 x 2 fac-
torial design. Treatment variable is the learning model, are considered to be a model student center
and a teacher center, while the variable attribute is the ability to dance, dance movement capabilities
are classified into high and low dance movement. The results showed that there are significant learn-
ing model and the ability to dance on the emotional intelligence of young children. The implications
obtained in this study that the experience of dance movement with a model of student learning center
is an important cornerstone in the development of emotional intelligence since early childhood. Based
on the best learning implications Art Culture and Skills should give students experience in dance
movement. With that in mind, the potential students will be able to develop optimally.
Pendahuluan
mata pelajaran yang diutamakan adalah Berarti anak harus mengontrol agresifitas,
hafalan, sehingga hasil belajar hanya diu- dan rasa marahnya.
kur dari aspek kognitif saja, padahal juga Emosi merupakan suatu fase alam
ada aspek lain yang tidak kalah penting pembawaan manusia yang memerlukan
yaitu aspek afektif dan psikomotor. pemahaman serta bimbingan. Untuk
Pembelajaran di sekolah seharusnya membawa alam emosional bisa terkon-
juga ditujukan untuk pembentukan karak- trol, bukan berarti bahwa emosi harus
ter anak terutama anak usia dini, karena ditekan, yang dimaksudkan adalah bah-
pembentukan karakter yang lebih dini di- wa kekuatan yang memberi motivasi e-
lakukan akan menjadikan anak nantinya mosi membutuhkan pengendalian dan
memiliki karakter yang lebih baik, selan- dibimbing ke dalam tingkah laku yang
jutnya pembelajaran di sekolah juga ditu- dilahirkan dari tujuan yang konstruktif.
jukan agar siswa memiliki keterampilan Dengan pengetahuan maka tampak arah
sosial, di mana siswa mampu berinteraksi serta kepercayaan diri, sebab pengeta-
atau bersosialisasi dengan lingkungan, se- huan membentuk keputusan serta pilihan
hingga anak dapat diterima di lingkung- individual yang memungkinkan, meme-
annya. Untuk memahami lingkungannya cahkan hambatan-hambatan dan mem-
siswa juga harus mampu memahami diri perjelas jalan bagi usaha kreatif yang
sendiri, yang oleh Gardner disebut juga efektif. Karena hubungan yang tidak
dengan kecerdasan interpersonal dan in- dapat dipisahkan antara perasaan dengan
trapersonal. gerak, maka pengetahuan alam emosi-
Kemampuan interpersonal dan in- onal dapat diperoleh melalui gerak se-
trapersonal oleh Daniel Goleman disebut bagai suatu medium pengalaman dan
juga dengan kecerdasan emosional. Gole- ekspresi yang kreatif (Margareth N.H.
man (1996:34) mengemukakan bahwa Doubler, 1985: 7).
menjadi pandai saja tidak cukup, dan ke- Otak manusia terdiri dari dua belah-
cerdasan emosional (emotional intelligence) an/hemisfer yang mempunyai kemampuan
mendapat tempat utama, karena diketa- yang berbeda sekali, Belahan otak sisi kiri
hui bahwa, banyak keberhasilan orang berfungsi sebagai pusat baca-tulis-hitung
pada masa dewasa ditentukan oleh faktor dan mempunyai pola pikir yang logis-
emosi. Faktor emosi sebagai kemampuan analitis, sedangkan belahan otak kanan
sosial dan emosional yang berkaitan den- mempunyai fungsi yang lebih luas, lebih
gan diri sendiri dan orang lain. vital dan menjadi landasan dasar dalam
Beberapa upaya untuk mengembang- kehidupan individu. Belahan kanan ini
kan emosi dengan baik adalah mengupa- menjadi pusat pemantauan dan perlin-
yakan agar anak dapat mengontrol emosi dungan diri terhadap lingkungan, sosial-
dengan cara menunda keinginan mereka. isasi, spiritualisme, pusat kesenian dan
Mengatur rasa marah, yaitu memahami emosi, pusat visualisasi, imajinasi dan
perasaan marah yang timbul, mengetahui kreativitas, serta berpola pikir holistik dan
penyebab kemarahan, mengetahui apakah intuitif.
kemarahan merugikan orang lain atau Menurut Denisson dalam Lily Djoko-
tidak. Selain itu anak juga diajarkan me- setio Sidiarto menjelaskan bahwa faktor
miliki rasa empati terhadap orang lain. esensial yang memengaruhi perkembang-
Yetti: Pengaruh Model Pembelajaran dan Kemampuan Gerak Tari 215
an otak adalah faktor internal seperti gene- yang merupakan konsekuensi dalam sua-
tik/keturunan, dan faktor eksternal berupa sana budaya atau masyarakat tertentu.
gizi seimbang, interaksi, seni dan gerakan Keterampilan memecahkan masalah mem-
(Sidiarto, 2007:142). Pendapat tersebut se- buat seseorang mendekati situasi yang sa-
makin memperjelas tentang besarnya pe- sarannya harus dicapai dan menemukan
ngaruh seni dan gerak yang dalam hal ini rute yang tepat kearah sasaran (Howard
adalah gerak tari terhadap perkembangan Gardner, 2003:34).
emosional anak. Kecerdasan emosional menurut Gard-
Pendidikan gerak tari yaitu mendi- ner adalah kecerdasan antar pribadi (in-
dik anak agar mampu mengontrol dan terpersonal) dan kecerdasan intra pribadi
mengintepretasikan gerak tubuh, mema- (intrapersonal). Kecerdasan antar pribadi
nipulasi benda-benda dan menumbuhkan yaitu berhubungan dengan kemampuan
harmoni antara tubuh dan pikiran, yang untuk bisa mengerti dan menghadapi pe-
merupakan salah satu aspek kecerdasan rasaan orang lain. Sedangkan kecerdasan
yang perlu dikembangkan. Pendidikan intra pribadi (intrapersonal) merupakan
tari anak usia dini menekankan pada kemampuan untuk memahami dan me-
gerak, keharmonisan gerak, kontrol gerak nguasai diri sendiri (Gardner, 2003:48).
motorik kasar maupun halus, yang dapat Sejalan dengan Gardner tentang ke-
mengembangkan kecerdasan anak. Gerak cerdasan intra pribadi dan antar pribadi,
tari merupakan ekspresi perasaan manu- dimana untuk mengembangkan kemam-
sia yang diubah oleh imajinasi dan diberi puan tersebut maka menurut pandangan
bentuk oleh media gerak sehingga men- Vigotsky dalam Salkin dikatakan bahwa
jadi bentuk gerak yang simbolis. perkembangan anak bergantung pada in-
Gerak tari dapat membantu perkem- teraksi anak dengan orang lain dan dengan
bangan fisik dan pola gerak anak, jika sarana-sarana tertentu yang disediakan
latihan gerak tari dilakukan anak secara oleh kultur yang membantu membentuk
bersama-sama dengan temannya, maka di- pandangan dunia anak (Neil J. Salkind,
harapkan dapat membantu mengembang- 2004:372).Menurut teori ini, proses funda-
kan kemampuan bersosialisasi, menga- mental pembelajaran berlangsung melalui
tur emosi, meningkatkan daya berpikir, interaksi anak dengan seseorang yang ber-
serta mampu menjembatani kesulitan fisik pengetahuan.
dalam penguasaan materi pembelajaran di Ada empat ide pokok yang menjadi
sekolah. dasar teori Vigotsky. Pertama, anak-anak
Berdasarkan penjelasan di atas, maka membangun pengetahuan mereka sendiri.
perlu dilakukan penelitian untuk menge- Kedua, perkembangan tidak bisa dipisah-
tahui pengaruh model pembelajaran dan kan dari konteks sosialnya. Ketiga, pembe-
kemampuan gerak tari terhadap kecer- lajaran bisa mengarahkan perkembangan.
dasan emosional anak usia dini. Perkembangan sebagai efek pembelajaran
yang menumpuk (kumulatif). Keempat,
bahasa memainkan peranan sentral dalam
Kecerdasan Emosional perkembangan mental. Dalam pandangan
Vigotsky, bahasa adalah sarana kultural
Kecerdasan menyangkut kemampuan yang memungkinkan pikiran anak untuk
menyelesaikan masalah atau produk mode tumbuh dan bertambah luas (Salkind,
Jurnal Seni & Budaya Panggung Vol. 22, No. 2, April - Juni 2012: 213 - 224 216
rang Dikbud RI) melalui Pusat Kurikulum telah matang (mature) yang memberi tan-
(PUSKUR) mengeluarkan kebijakan ten- da bahwa anak telah siap untuk mengerti
tang penggunaan pembelajaran tematik, orang lain dan siap untuk menyesuaikan
yaitu proses pembelajaran yang dilakukan diri dengan instruksi kelompoknya dan
melalui tema-tema yang sesuai dengan dapat bekerja secara individu (Laverne
tingkat pertumbuhan dan perkembangan Warner and Judith Sower, 2005:245). Se-
anak usia 6-8 tahun. dangkan pada usia 7 tahun dimana anak
Dilihat dari aspek perkembangan ilmu telah berada pada kelas dua (second grade)
psikologi, anak usia dini berada dalam dan 8 tahun pada kelas tiga dikatakan
masa keemasan sepanjang rentang usia anak lebih mampu pada aspek kemandiri-
perkembangan anak. Usia keemasan meru- annya dan memiliki kemampuan lebih
pakan masa yang disebut oleh Montessori dalam menangkap pembelajaran yang
dengan sensitive periode di mana anak mu- lebih kompleks seperti halnya topik-topik
lai peka untuk menerima berbagai stimu- pelajaran yang lebih detail (Warner and Ju-
lasi dan berbagai upaya pendidikan dari dith Sower, 2005:285). Pada sisi lain, anak
lingkungannya, baik disengaja maupun yang berada pada usia 7 tahun dikatakan
tidak disengaja (Elizabeth G. Hainstock, anak yang sangat mandiri (very indepen-
1999:10). dent) dan dapat bekerja dalam periode
Pada masa peka inilah terjadi pema- waktu yang lama secara individu di dalam
tangan fungsi fisik dan psikis sehingga penyelesaian proyek di kelasnya. (Laverne
anak siap merespons pada stimulasi dan Warner and Judith Sower, 2005:323). Oleh
berbagai upaya-upaya pendidikan yang sebab itu anak usia 7-8 tahun merupa-
dirangsang oleh lingkungan. Sedang- kan kelompok usia yang secara sosial dan
kan berdasarkan aspek pedagogis, masa emosional telah mampu untuk diberikan
usia dini merupakan masa peletak dasar pembelajaran secara terjadwal karena
(pondasi awal) bagi pertumbuhan dan anak sudah memiliki kemampuan untuk
perkembangan selanjutnya. Untuk itu, bekerja secara mandiri dalam waktu yang
agar pertumbuhan dan perkembangan relatif lama.
tercapai secara optimal, maka dibutuhkan Dalam penelitian ini digunakan po-
situasi dan kondisi yang kondusif pada pulasi siswa yang berada di kelas III di
saat memberikan stimulasi dan upaya- mana usianya dibatasi hanya berada di
upaya pendidikan yang sesuai dengan ke- antara usia 7-8 tahun. Ini memungkinkan
butuhan anak. untuk dijadikan dalam satu kelompok
Jika dilihat dari berbagai pendapat usia karena pada umumnya mereka masih
yang telah dikemukakan oleh para ahli di- memiliki suatu karakteristik yang sama.
atas, khususnya pada usia 6-8 tahun meru-
pakan usia yang telah siap baik dari aspek
sosial maupun aspek emosional. Seperti Model Pembelajaran
yang dikemukakan oleh Laverne Warner
dan Judith Sower bahwa anak usia 6 ta- Model pembelajaran menurut Arends
hun dikatakan bahwa anak telah siap me- adalah mencakup pendekatan pembelajar-
masuki usia kelas awal (first grade) karena an secara keseluruhan, yang luas, dan bu-
secara sosial dan emosionalnya mereka kan strategi atau teknik tertentu. Artinya
Jurnal Seni & Budaya Panggung Vol. 22, No. 2, April - Juni 2012: 213 - 224 218
model adalah pedoman untuk memikir- nusia. Gerak tidak hanya terdapat pada de-
kan dan membicarakan tentang pembela- nyutan-denyutan di seluruh tubuh manu-
jaran (Richard I. Arend, 2008: 259). sia yang memungkinkan manusia hidup,
Dalam model pembelajaran yang ber- tetapi gerak juga terdapat pada ekspresi
pusat pada siswa ada beberapa strategi dari semua pengalaman emosional manu-
pembelajaran yang dapat diterapkan, sia.
yakni pembelajaran kooperatif, diskusi, Untuk mengenali gerak secara lebih
dan pembelajaran yang berbasis masalah. mendalam dan lebih dapat mengembang-
Dalam penelitian ini difokuskan pada pe- kannya, terdapat 5 macam gerak dasar yang
nerapan strategi pembelajaran kooperatif terdiri atas koordinasi tubuh, kelincahan,
karena pembelajaran kooperatif merupa- kekuatan, keseimbangan, serta koordinasi
kan sebuah pembelajaran yang melibatkan mata dengan tangan dan kaki (David L.
siswa bekerja secara berkolaborasi untuk Gallahue and John C. Ozmun, 1998:16).
mencapai tujuan bersama (Paul D. Eggen Gerak atau lazimnya disebut kineste-
and Kauchack, 1996: 279). tik, menurut Gardner merupakan suatu
Model Pembelajaran Berpusat Pada kehidupan yang melibatkan perasaan be-
Guru (Teacher centered Learning) adalah rupa pemberian kesadaran atas posisi ge-
model pembelajaran langsung (direct in- rak dengan pengontrolan yang dilakukan
struction model) yaitu model pembelajaran oleh otak (Gardner, 1983: 210).
yang difokuskan untuk membantu siswa Seni tari merupakan salah satu bagian
mempelajari berbagai keterampilan dan dari kesenian. Seni tari, salah satunya,
pengetahuan dasar yang dapat diajarkan adalah keindahan gerak anggota-ang-
secara langkah demi langkah (Arends, gota badan manusia yang bergerak, beri-
2008: 294). Model pembelajaran langsung rama dan berjiwa yang harmonis (Bagong
dapat diterapkan pada mata pelajaran apa Kussudiar-djo, 1981: 16). Artinya seni tari
pun, tetapi paling tepat untuk mata pe- merupakan gerak yang dilakukan oleh
lajaran yang berorientasi kinerja, seper- manusia yang merupakan ekspresi dari
ti seni, membaca, menulis, matematika, jiwa manusia itu sendiri dan memiliki un-
sampai zoologi. sur keindahan, berirama, berjiwa, dan har-
Berdasarkan penjelasan di atas bahwa monis.
model pembelajaran kooperatif memberi- Thraves dan Williamson menjelaskan
kan kesempatan pada anak untuk beker- bahwa pada dasarnya tari berasal dari ge-
jasama secara kelompok, sehingga dapat rak bekerja, gerak binatang atau tumbuhan
memberikan pengalaman pada anak un- yang ada di sekitar, atau gerak yang dimi-
tuk dapat berinteraksi dengan teman atau liki oleh manusia yang dapat dikembang-
lingkungan. Jadi model pembelajaran ini kan menjadi tari. Sesuai dengan pendapat
dapat mempengaruhi kecerdasan emo- tersebut, John Martin menyatakan bahwa
sional anak. materi dasar dari tari adalah gerak (John
Martin, 1989:8). Sedangkan tari terdiri atas
unsur-unsur gerak, ruang, tenaga, waktu,
Kemampuan Gerak Tari ekspresi, dan iringan tari.
Kemampuan gerak tari merupakan
Gerak merupakan pengalaman fisik kemampuan anak dalam bergerak yang
yang paling elementer dari kehidupan ma- terdiri atas kemampuan koordinasi tubuh,
Yetti: Pengaruh Model Pembelajaran dan Kemampuan Gerak Tari 219
Kemampuan Keterangan:
Gerak tari ren A1B2 A2B2 db = Derajat bebas
dah (B2) Fh = Fhitung
Ft = Ftabel
Total A1 A2 *) = signifikan
Tabel 1
Desain Eksperimen Faktorial 2 x 2 Tabel 2
Rekapitulasi Perhitungan ANAVA Dua Jalur
untuk Model pembelajaran Student centered
dan Teacher centered
kontrol. Teknik pengumpulan data di-
lakukan dengan menggunakan instrumen
kecerdasan emosional dan instrumen ke- dan mengintervensi siswa jika diperlukan
mampuan gerak tari. untuk mencegah mereka salah jalan atau
mengembangkan konsepsi yang salah,
dan pembelajaran juga dapat melalui te-
Hasil dan Pembahasan
man sebaya tetapi juga dapat dilakukan
dengan bantuan guru, sehingga dengan
Hasil perhitungan dengan menggu-
menerapkan pembelajaran berpusat pada
nakan ANAVA dua jalur dapat dilihat
siswa lingkungan dapat membentuk anak
pada tabel 2.
untuk melakukan interaksi sosial. Jadi
Berdasarkan hasil perhitungan yang
untuk optimalisasi kecerdasan emosional
telah dipaparkan, maka hasil uji hipotesis
dapat dilakukan dengan penerapan pem-
dapat dijelaskan sebagai berikut:
belajaran Student centered.
1) Kecerdasan emosional siswa yang
Sedangkan model pembelajaran ber-
belajar dengan model pembelajaran Stu-
pusat pada guru (teacher centered) adalah
dent centered lebih tinggi dari pada siswa
pembelajaran yang difokuskan untuk
yang belajar dengan model pembelajaran
membantu siswa mempelajari berbagai
teacher centered.
keterampilan dan pengetahuan dasar yang
Dari hasil perhitungan dengan meng-
dapat diajarkan secara langkah demi lang-
gunakan ANAVA terlihat bahwa Fhitung =
kah, dimana peran guru sangat dominan
21,39 yang ternyata lebih besar dari nilai
karena guru sebagai model tunggal dalam
Ftabel = 4,20 (Fh= 21,39> Ft = 4,20). Hal ini
proses pembelajaran, siswa dikondisikan
berarti H0 ditolak dan H1 diterima, sehing-
untuk mendengar, mengikuti dan meniru
ga terdapat perbedaan yang signifikan.
apa yang dilakukan oleh guru, sehingga
Artinya Model pembelajaran yang
lingkungan tidak membentuk terjadinya
berpusat pada siswa (Student centered)
interaksi antara siswa dengan guru dan
dapat meningkatkan kecerdasan emo-
siswa dengan siswa.
sional anak karena dengan pembelajaran
Berdasarkan penjelasan tersebut maka
berpusat pada anak merupakan pembela-
kecerdasan emosional anak meningkat
jaran yang melibatkan siswa secara aktif,
dengan menggunakan model pem-
guru hanya membimbing pembelajaran
Jurnal Seni & Budaya Panggung Vol. 22, No. 2, April - Juni 2012: 213 - 224 222
tari terhadap kecerdasan emosional siswa. baik belajar dengan model pembelajaran
Dari hasil perhitungan dengan menggu- teacher centered, karena dengan model
nakan ANAVA terlihat bahwa Fhitung = pembelajaran teacher centered pembelajar-
4,79 yang ternyata lebih besar dari nilai an difokuskan untuk membantu siswa
Ftabel = 4,20 (Fh = 4,79 > Ft = 4,20). Hal ini mempelajari berbagai keterampilan dasar
berarti H0 ditolak, sehingga terdapat per- yang dapat diajarkan secara langkah demi
bedaan yang signifikan. langkah.
Artinya berdasarkan kajian teori- Pengalaman gerak tari merupakan as-
tis dan ketiga kerangka berpikir di atas, pek penting dalampengembangan kecer-
maka penerapan model pembelajaran Stu- dasan emosional anak sejak dini. Penga-
dent centered dan teacher centered memiliki laman dan kemampuan gerak tari siswa
pengaruh yang berbeda-beda terhadap ke- pada saat masuk sekolah dapat dijadikan
cerdasan emosional siswa. Siswa dengan pertimbangan guru untuk memulai materi
kemampuan gerak tari tinggi akan cende- pembelajaran. Pengalaman kemampuan
rung memiliki kecerdasan emosional yang gerak yang diberikan sejak dini akan ter-
lebih baik bila diajarkan dengan model rekam lebih lama dalam memori otak
pembelajaran student center, sementara siswa sehingga membantu pertumbuhan
siswa dengan kemampuan gerak tari ren- dan perkembangan berpikir karena gerak
dah akan cenderung memiliki kecerdasan yang dilakukan oleh anak berhubungan
emosional yang baik bila diajarkan dengan dengan sensor motorik hasil dari kerja
menggunakan model pembelajaran teacher panca indra. Idealnya sejak usia dini sudah
centered. Berdasarkan penjelasan tersebut, dikenalkan pembelajaran gerak tari secara
maka terdapat interaksi antara model baik dan benar sehingga dapat membantu
pembelajaran dan kemampuan gerak tari kecerdasan berpikir dan juga kecerdasan
dalam pengaruhnya terhadap kecerdasan emosional anak.
emosional siswa. Pembelajaran student centeredyang di-
lakukan oleh guru memiliki pengaruh ter-
hadap kecerdasan emosional siswa yang
Penutup memiliki kemampuan gerak tinggi. Untuk
itu model pembelajaran Student centered ti-
Kecerdasan emosional siswa yang dak hanya menggunakan satu jenis strategi
menggunakan model pembelajaran Stu- saja tetapi dapat dikombinasikan dengan
dent centered berbeda dengan siswa yang strategi pembelajaran lain. Strategi pem-
menggunakan model pembelajaran teach- belajaran kooperatif dengan pendekatan
er centered. Kecerdasan emosional siswa eksploratif merupakan salah satu alterna-
yang belajar dengan model pembelajar- tif dalam pembelajaran tari.
an Student centered lebih tinggi daripada
siswa yang belajar dengan model pembe-
lajaran teacher centered. Kecerdasan emo- DAFTAR PUSTAKA
sional siswa yang belajar dengan model
pembelajaran Student centered tidak sela- Arends, Richard I.
manya tinggi, karena siswa yang memi- 2008 Learning to Teach. Terj. Helly Pra-
liki kemampuan gerak tari rendah lebih jitno. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Jurnal Seni & Budaya Panggung Vol. 22, No. 2, April - Juni 2012: 213 - 224 224
Gardner, Howard
1983 Frames of Mind. New York: Basic Sumber Lain:
Book Publication.
Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003
---------------, tentang: Sistem Pendidikan Nasional/SIS-
2003 Multiple Intelegences. Terj. Alexan- DIKNAS. Jakarta: BP. Cipta Jaya.
der Sindoro. Jakarta: Interaksara.