You are on page 1of 13

HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN SIKAP SOSIAL

SISWA KELAS XI AKUNTANSI SMK NEGERI 3 PONTIANAK

ARTIKEL PENELITIAN

OLEH:
WEGI AGUSTI
NIM F1141141017

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PONTIANAK
2018
0
HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN SIKAP SOSIAL SISWA
KELAS XI AKUNTANSI SMK NEGERI 3 PONTIANAK

Wegi Agusti, Purwanti, Sri Lestari


Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP Untan Pontianak
Email: wegiagusti2@gmail.com

Emotional intelligence is a person's ability to express and control emotions in the right
way. A person's attitude is strongly influenced by emotions or ways of expressing
emotions. Likewise the connection with social attitudes which is a manifestation of the
expression of one's emotions in carrying out relationships or social interactions. Attitude
is a follow-up to even the manifestation of one's emotions. This study aims to determine
the relationship of Emotional Intelligence with Social Attitude Students Class XI
Accounting in SMK Negeri 3 Pontianak. The method used is descriptive method and
research form using relationship study. The population in this study as many as 155
students and samples 48 students class XI Accounting. This study uses a quantitative
approach. Data collection techniques used indirect communication techniques and data
collection tools using questionnaires. Data analysis techniques using the formula
percentage and product moment correlation. Based on the results of this study stated that
there is a Relationship of Emotional Intelligence With Social Attitude Students Class XI
Accounting at SMK Negeri 3 Pontianak which is included in the category of "Very
Strong". This shows that emotional intelligence has a very strong relationship with
students' social attitudes.

Keyword: Emotional Intelligence, Social Behavior

PENDAHULUAN emosi dengan cara dan dalam waktu yang


Kecerdasan sangatlah penting dimiliki tepat. Kecerdasan emosi dapat dipelajari dan
oleh setiap individu sebagai penunjang ditingkatkan dengan cara belajar emosi
keberhasilan, baik itu keberhasilan dibidang melalui coba dan ralat, meniru/imitasi,
belajar maupun sosial. Kita tentu mengenal mempersamakan diri/identifikasi,
ada banyak sekali kecerdasan, diantaranya pengkondisian dan pelatihan.
yang paling sering disebutkan adalah Kecedasan emosional salah satu yang
kecerdasan intelektual, kecerdasan sangat penting dan harus ada dalam setiap
emosional, dan kecerdasan spiritual. orang, agar ia bisa mengontrol dirinya dengan
Selama ini banyak orang yang baik, terlebih dari emosi-emosi negatif yang
berpendapat bahwa untuk meraih mungkin saja bisa membahayakan dirinya
keberhasilan yang tinggi diperlukan sendiri maupun orang lain dan juga
kecerdasan intelektual (IQ) yang tinggi. berdampak bagi keberhasilannya dimasa
Namun, menurut hasil penelitian terbaru di mendatang. Keberhasilan yang ditekankan
bidang psikologi membuktikan bahwa IQ disini bukan tentang nilai, atau juara kelas,
bukanlah satu-satunya faktor yang bukan juga pernghargaan yang diperoleh
mempengaruhi keberhasilan seseorang, tetapi karena prestasinya. Keberhasilan yang
ada banyak faktor lain yang mempengaruhi dimaksud adalah tentang bagaimana ia
salah satunya adalah kecerdasan emosional. bergaul dilingkungannya serta sikap yang
Menurut Khoerunnisa (2011:31) Kecerdasan ditampilkannya ketika berinteraksi dengan
emosional merupakan kemampuan seseorang orang lain.
untuk mengekspresikan dan mengendalikan

1
Menurut Goleman (2000:44) bahwa Ada bereaksi dengan cara tertentu jika dihadapkan
banyak perkecualian terhadap pemikiran yang dengan suatu masalah atau objek.” Agar bisa
menyatakan bahwa IQ meramalkan bereaksi dan berinteraksi dengan orang lain
kesuksesan-banyak (atau lebih banyak) diperlukan yang namanya sikap sosial. “Sikap
perkecualian daripada kasus yang cocok sosial adalah kesadaran individu untuk
dengan pemikiran itu. Setinggi-tingginya, IQ bertindak secara nyata dan berulang-ulang
menyumbangang kira-kira 20 persen bagi terhadap objek sosial berdasarkan
faktor -faktor yang menentukan sukses dalam pengalamannya.” (Arifin, 2015:125)
hidup, maka yang 80 persen diisi oleh Sikap seseorang terhadap suatu objek
kekuatan-kekuatan lain. atau subjek dapat bersifat positif atau negatif.
Lalu Goleman (2000:47) menyatakan Perwujudan sikap terlihat dari tanggapan
lagi bahwa Kecerdasan akademis praktis seseorang apakah ia menerima atau menolak,
tidak menawarkan persiapan untuk setuju atau tidak setuju terhadap objek atau
menghadapi gejolak atau kesempatan yang subjek. (Kulsum dan Jauhar, 2014:120)
ditimbulkan oleh kesulitan-kesulitan hidup. Berdasarkan hasil wawancara dengan
Namun, bahkan IQ yang tinggi pun tidak guru mata pelajaran dan guru Bimbingan dan
menjamin kesejahteraan, gengsi, atau Konseling, banyak siswa yang sikap
kebahagiaan hidup. Sekolah dan budaya kita sosialnya kurang baik dikarenakan keadaan
lebih menitikberatkan pada kemampuan emosi yang kurang stabil. Emosi kurang
akademis, mengabaikan kecerdasan stabil yang dimaksudkan disini adalah adanya
emosional, yaitu serangkaian ciri-ciri siswa yang kurang mampu mengendalikan
sebagian ada yang menyebutnya karakter diri ketika diganggu oleh temannya, ada pula
yang juga sangat besar pengaruhnya terhadap siswa yang bertindak berlebihan terhadap
nasib kita. orang lain, tidak pandai menempatkan
Kecerdasan emosional ada yang positif keadaan ketika berhadapan dengan orang
(baik) dan ada yang negatif (buruk). Siswa lain. Ada juga ditemukan beberapa siswa
yang kecerdasan emosionalnya positif, ia yang suka murung dan menjauhkan diri dari
akan mampu mengendalikan dirinya dalam pergaulan karena mungkin gengsi atau
bertindak. Namun, siswa yang kecerdasan minder terhadap temannya.
emosionalnya negatif ia akan bertindak Hal tersebut tampak pada siswa-siswi
semaunya tanpa memikirkan orang kelas XI Akuntansi yang mana beberapa
disekitarnya. diantara mereka kurang baik dari segi
Sikap seseorang sangat dipengaruhi oleh emosionalnya. Mereka dikenal sebagai siswa
emosi atau cara mengekspresikan emosi. yang unggul dibandingkan jurusan yang
Begitupun kaitannya dengan sikap sosial lainnya. Prestasi yang dimiliki juga banyak
yang merupakan perwujudan dari ekspresi sekali. Namun, dari sikap sosialnya mereka
emosi seseorang dalam melaksanakan cenderung tertutup dan kurang
hubungan atau interaksi sosial. Sikap itu memperhatikan sikap sosial terhadap orang
sendiri merupakan tindak lanjut bahkan lain.
perwujudan dari emosi seseorang. Sejalan Penelitian ini dilakukan karena melihat
dengan pendapat menurut Ellis yang dikutip banyak sekali siswa yang kurang mampu
oleh Purwanto (2010:141) dalam Sudrajat, bersosialisasi dengan baik disebabkan emosi
dkk (2015: 4) menyatakan bahwa yang sangat yang kurang baik. Dengan begitu,
memegang peranan penting di dalam sikap berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti
ialah faktor perasaan atau emosi. Oleh berusaha untuk melihat Hubungan
karenanya baik sikap maupun emosi memiliki Kecerdasan Emosional Dengan Sikap Sosial
keterkaitan satu sama lain. Siswa Kelas XI Akuntansi di SMK Negeri 3
Dalam bukunya, Arifin (2015:124) Pontianak Tahun 2017/2018.
menyebutkan “Sikap adalah kesiapan yang Kecerdasan berasal dari kata cerdas
senantiasa cenderung berperilaku atau yang berarti sempurna akal budi untuk

2
berpikir, mengerti, dan tajam pikiran (Kamus Sikap pada manusia tidak terbentuk
Besar Bahasa Indonesia, 2005:209). begitu saja, tetapi terbentuk secara berangsur-
Kecerdasan atau intelengensi dapat diartikan angsur sejalan dengan perkembangan
sebagai kemampuan yang bersifat umum kehidupannya. Artinya, pembentukan sikap
untuk memperoleh suatu kecakapan yang perlu melalui suatu proses yang panjang serta
mengandung berbagai komponen (Ketut, dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor. Sikap
1989: 49 dalam Nurdin, 2009: 97). mempunyai peran besar sebab sikap yang
Kecerdasan emosional adalah kemampuan sudah terbentuk pada diri manusia turut
yang ada dalam diri seseorang yang berguna menentukan tingkah lakunya dalam
untuk dapat mengendalikan emosinya serta menghadapi suatu objek.
mengekspresikannya dengan cara yang wajar Sikap tentu berkaitan dengan yang
dan dapat diterima oleh orang lain. Mayer namanya emosional. Salah satu komponen
dan Salovey, yang memperkenalkan EI yang terdapat didalam sikap yaitu komponen
(dalam Alder, 2000:5) yaitu (1) Mengenali afektif. Komponen afektif ini menurut Arifin
emosi-emosi diri, (2) Mengelola dan (2015:128) “Berwujud proses yang berkaitan
mengekspresikan emosi, (3) Memotivasi diri, dengan perasaan tertentu, seperti ketakutan,
(4) Mengenali emosi orang lain, dan (5) kedengkian, simpati, antipasti, dan
Membina hubungan. sebagainya yang ditujukan pada objek-objek
Sikap sosial adalah suatu sikap yang tertentu.” Ketakutan, kedengkian, simpati,
objeknya adalah kehidupan sosial manusia, dan antipasti tersebut merupakan suatu
baik di dalam kelompok atau di luar bentuk emosi. Dengan adanya komponen
kelompok. Kehidupan sosial menyangkut emosional atau perasaan di dalam sikap, bisa
aturan-aturan dan nilai-nilai sosial. Sikap menunjukkan bahwa emosional berpengaruh
sosial juga tidak terlepas dari interaksi sosial. pada terbentuknya sikap seseorang.
Interaksi akan membentuk sikap sosial Didalam bukunya, Kulsum dan Jauhar
seseorang, demikian pula interaksi (2014:124) bahwa salah satu faktor yang
membentuk sikap sosial siswa. Kemudian mempengaruhi sikap adalah pengaruh faktor
Lestari (2015:25) menyatakan bahwa sikap emosional. Ia menyatakan “Tidak semua
sosial merupakan tindakan spontan yang sikap dipengaruhi oleh situasi lingkungan dan
dilakukan oleh seseorang dalam menanggapi pengalaman pribadi seseorang. Kadang-
orang lain di dalam lingkungannya. Oleh kadang, bentuk sikap merupakan pernyataan
karena itu, sikap sosial dapat dilihat dari cara yang didasari oleh emosi yang berfungsi
seseorang memperlakukan orang lain saat sebagai penyaluran frustasi atau pengalihan
melakukan interaksi. Bentuk-bentuk sikap bentuk mekanisme pertahanan ego.”
sosial ada yang positif dan ada yang negatif. Pernyataan tersebut telah sedikit mendukung
Yang termasuk sikap sosial positif yaitu (1) bahwa emosional atau kecerdasan emosional
Kerjasama, (2) Solidaritas, dan (3) Tenggang berhubungan sikap seseorang.
Rasa, sedangkan yang termasuk sikap sosial Dasar berlangsungnya interaksi sosial
negatif yaitu (1) Egoisme, (2) Prasangka seperti dituliskan oleh Kulsum dan Jauhar
Sosial, (3) Rasisme, (4) Rasialisme, dan (5) (2014:130) salah satunya adalah empati.
Stereotip. Empati merupakan proses ikut serta
Sikap merupakan masalah yang penting merasakan sesuatu yang dialami orang lain.
karena sikap seseorang akan memberikan “Empati yang merupakan kemampuan
warna atau corak pada perilaku atau memahami dan merasakan apa yang terjadi
perbuatan orang yang bersangkutan. pada orang lain merupakan potensi dasar
Seseorang dapat menduga repons atau yang penting bagi tumbuhnya sikap
perilaku yang akan diambil oleh orang yang menolong. (Muryadi dan Matulessy,
bersangkutan terhadap suatu masalah atau 2012:546)
keadaan yang dihadapkan kepadanya dengan Sikap tidak terlepas dari yang namanya
menetahui sikapnya. interaksi karena sikap akan berguna dan

3
mengalami perubahan melalui interaksi. lain disekitarnya, ia akan banyak mengalami
Begitu pula yang dikatakan dengan sikap kebahagiaan dan menerima perlakukan yang
sosial, dimana setiap tindakan yang dilakukan baik dari orang lain karena orang merasa
atau yang disebut sikap sosial itu dapat nyaman dengan keberadaannya.
diwujudkan dengan cara berinteraksi dengan
orang lain, dan tidak bisa dilakukan dengan METODE PENELITIAN
sendiri. Karena sikap sosial dan interaksi Metode yang digunakan dalam
sosial itu berkaitan, maka tidak menutup penelitian ini adalah metode deskriptif.
kemungkinan juga kecerdasan emosional bisa Nawawi (2015:66) menyatakan Penelitian
mengambil peran di dalamnya. deskriptif adalah prosedur pemecahan
Goleman (1995) dalam Muryadi dan masalah yang diselidiki dengan
Matulessy (2012:546) menyatakan menggambarkan/melukiskan keadaan
“Kecerdasan emosional sebagai kemampuan subyek/obyek penelitian (seseorang, lembaga,
untuk mengenali dan mengelola emosi diri masyarakat dan lain-lain) pada saat sekarang
dalam hubungannya dengan orang lain. berdasarkan fakta-fakta yang tampak, atau
Seseorang yang memiliki kecerdasan emosi sebagaimana adanya. bentuk penelitian yang
tinggi berkemampuan sosial tinggi dalam dipakai adalah dengan menggunakan studi
bentuk empati, kesediaan bekerjasama dan hubungan, karena penelitian ini sesuai dengan
memiliki kepribadian altruistik.” Karena tujuan penelitian yaitu Hubungan Kecerdasan
empati adalah dasar interaksi sosial, dan Emosional dengan Sikap Sosial Siswa. Dalam
interaksi sosial adalah cara seseorang untuk hal ini Nawawi (2015:80) menjelaskan bahwa
menentukan dan mewujudkan sikap sosialnya “Penelitian dengan cara ini bermaksud
terhadap orang lain, maka jelas bahwa dalam mengungkapkan hubungan timbal balik
keberlangsungan sikap sosial berkaitan dengan variabel yang diselidiki”. Jadi,
dengan kecerdasan emosional di dalamnya. penelitian ini menggunakan studi hubungan
Dengan melihat praktek sosial yang (interrelationship studies) karena untuk
terjadi dilingkungan masyarakat, manusia melihat hubungan diantara kedua variabel
tidak terlepas dari interaksi dengan tersebut.
menerapkan sikap sosial didalamnya. Tentu Populasi adalah keseluruhan obyek
bisa dilihat bagaimana seseorang yang penelitian yang berada pada wilayah tetentu
bertindak tanpa berpikir, mengenyampingkan yang mempunyai karakteristik tertentu yang
peran emosi dalam bertindak, maka ia lebih berkaitan dengan masalah penelitian.
banyak mengalami kekecewaan dan Populasi dalam penelitian ini adalah siswa
keterpurukan dalam hidupnya. Sedangkan kelas XI Akuntansi di SMK Negeri 3
seseorang yang bisa mengendalikan emosi Pontianak yang berjumlah 155 orang siswa,
untuk bertindak dan bergaul dengan orang terdapat pada tabel berikut.

Tabel 1. Distribusi Populasi Penelitian


Jenis Kelamin
Kelas Jumlah
Laki-Laki Perempuan
XI AK 1 12 26 38
XI AK 2 14 25 39
XI AK 3 11 29 40
XI AK 4 16 22 38
Jumlah 53 102 155

4
Dalam penelitian ini, penarikan sampel memperoleh kesempatan untuk menjadi salah
yang akan dilakukan peneliti menggunakan satu dari anggota sampel. Adapaun
persentase sebanyak 30% dari jumlah perhitungan persentase untuk penarikan
populasi setiap kelas dan peneliti sampel dalam penelitian ini dapat diiihat pada
menggunakan teknik random sampling yang tabel 2 dengan jumah sampel 48 siswa.
dilakukan secara acak sehingga setiap siswa

Tabel 2. Distribusi Sampel Penelitian


Jumlah Siswa
No Kelas Jumlah
Laki-Laki Perempuan
30 30
1 XI AK 1 x 12 = 4 x 26 = 8 12
100 100
30 30
2 XI AK 2 x 14 = 4 x 25 = 8 12
100 100
30 30
3 XI AK 3 x 11 = 3 x 29 = 9 12
100 100
30 30
4 XI AK 4 x 16 =5 x 22 =7 12
100 100

Total Siswa Kelas XI Akuntansi 48

Dalam penelitian ini menggunakan Akuntansi SMK Negeri 3 Pontianak. Hal


teknik komunikasi tak langsung. Teknik tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
komunikasi tak langsung merupakan teknik 1. Kecerdasan Emosional Siswa Kelas XI
utama yang digunakan untuk mengumpulkan Akuntansi SMK Negeri 3 Pontianak
data. Alat pengumpul data yang sesuai Untuk menjawab sub masalah nomor
dengan teknik yang digunakan adalah satu dapat menggunakan rumus persentase.
kuesioner (angket). secara keseluruhan kecerdasan emosional
Adapun teknik analisis data yang mencapai skor aktual sebesar 11320 dari skor
digunakan adalah: (1) Untuk menjawab sub maksimal ideal sebesar 17040 dengan
masalah nomor 1 dan 2 menggunakan teknik persentase 66% sehingga berada pada
persentase; (2) Selanjutnya menjawab sub kategori “Cukup”.
masalah nomor 3 melalui rumus korelasi Untuk melihat kecerdasan emosional
product moment; (3) Untuk menjawab siswa secara rinci, dapat dijelaskan sebagai
besarnya hubungan kecerdasan emosional berikut: (a) Mengenali emosi diri mencapai
dengan sikap sosial siswa, menggunakan skor aktual 2258 dari skor ideal 3360 dengan
koefisien determinasi (Kd) dengan rumus Kd persentase 67% termasuk dalam kategori
= r² x 100% “Cukup”. Ini berarti dalam mengenali emosi
diri siswa belum baik karena masih berada
HASIL PENELITIAN DAN dalam kategori cukup atau bisa disebut
PEMBAHASAN berada pada tingkat rata-rata; (b) Mengelola
Hasil Penelitian dan mengekspresikan emosi mencapai skor
Berdasarkan hasil pengolahan data aktual 2342 dari skor ideal 3600 dengan
dengan menggunakan rumus presentase dan persentase 65% termasuk dalam kategori
SPSS terdapat hubungan kecerdasan “Cukup”. Ini berarti dalam mengelola dan
emosional dengan sikap sosial siswa kelas XI mengekspresikan emosi diri belum baik
karena masih berada dalam kategori cukup

5
atau bisa disebut berada pada tingkat rata- ideal sebesar 10560 dengan persentase 81%
rata; (c) Memotivasi diri sendiri mencapai sehingga berada pada kategori “Baik”.
skor aktual 2094 dari skor ideal 3120 dengan Untuk melihat sikap sosial siswa secara
persentase 67% termasuk dalam kategori rinci, dapat dijelaskan sebagai berikut: (a)
“Cukup”. Ini berarti dalam memotivasi diri Bentuk sikap sosial positif mencapai skor
sendiri belum baik karena masih berada aktual 3438 dari skor ideal 4224 dengan
dalam kategori cukup atau bisa disebut persentase 81% termasuk dalam kategori
berada pada tingkat rata-rata; (d) Mengenali “Baik”. Ini berarti siswa sudah baik dalam
emosi orang lain mencapai skor 2248 dari menerapkan sikap sosial yang positif; (b)
skor 3360 dengan persentase 67% termasuk Bentuk sikap sosial negatif mencapai skor
dalam kategori “Cukup”. Ini berarti dalam aktual 5159 dari skor ideal 6336 dengan
mengenali emosi orang lain belum baik persetase 81% termasuk dalam kategori
karena masih berada dalam kategori cukup “Baik. Ini berarti siswa sudah baik dalam
atau bisa disebut berada pada tingkat rata- menghadapi sikap sosial yang negatif.
rata; dan (e) Membina hubungan mencapai
skor aktual 2351 dari skor ideal 3600 dengan 3. Hubungan Kecerdasan Emosional
persentase 65% termasuk dalam kategori dengan Sikap Sosial Siswa Kelas XI
“Cukup”. Ini berarti dalam membina Akuntansi SMK Negeri 3 Pontianak
hubungan belum baik karena masih berada Untuk mengetahui hubungan antara
dalam kategori cukup atau bisa disebut kecerdasan emosional dengan sikap sosial
berada pada tingkat rata-rata. siswa dilakukan teknis analisis korelasi
product moment dari Pearson untuk
2. Sikap Sosial Siswa Kelas XI Akuntansi memperoleh besarnya koefisien korelasi
SMK Negeri 3 Pontianak dengan menggunakan program SPSS
Untuk menjawab sub masalah nomor (Statistical Product and Service Solution)
satu dapat menggunakan rumus persentase. versi 16.0 for windows. Hasil yang didapat
secara keseluruhan sikap sosial mencapai dari analisis korelasi product moment seperti
skor aktual sebesar 8597 dari skor maksimal terdapat pada tabel 3 sebagai berikut.

Tabel 3. Korelasi Kecerdasan Emosional Terhadap Sikap Sosial


Descriptive Statistics
Mean Std. Deviation N
Kecerdasan Emosional 2.3583E2 24.79819 48
Sikap Sosial 1.7910E2 20.01302 48

Correlations
Kecerdasan Emosional Sikap Sosial
Kecerdasan Emosional Pearson Correlation 1 .918**
Sig. (2-tailed) .000
N 48 48
Sikap Sosial Pearson Correlation .918** 1
Sig. (2-tailed) .000
N 48 48
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

6
Pada tabel 3 dilakukan penelitian Untuk dapat memberikan penafsiran
terhadap 48 responden yang sesuai dengan mengenai besar kecilnya koefisien korelasi,
karakteristik populasi dan dipilih secara acak dapat berpedoman pada ketentuan yang
dengan db = n – 2 = 48 – 2 = 46, dengan taraf dikemukakan oleh Sugiyono (2015:257) yang
signifikansi 0,01 maka diperoleh hasil terdapat pada tabel 4 sebagai berikut.
rhitung = 0, 918 dan signifikan pada 0,000.

Tabel 4. Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi


Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199 Sangat Rendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,000 Sangat Kuat

Berdasarkan pedoman interprestasi Emosi adalah suatu gejala psiko-


koefisien korelasi, maka hubungan kecedasan fisiologis yang menimbulkan efek pada
emosional dengan sikap sosial siswa kelas XI persepsi, sikap, dan tingkah laku, serta
Akuntansi di SMK Negeri 3 Pontianak berada mengarah pada bentuk ekspresi tertentu.
pada kategori “Sangat Kuat”. Emosi dirasakan secara psiko-fisik karena
Selanjutnya, untuk mengetahui besarnya terkait langsung dengan jiwa dan fisik. Ketika
hubungan kecerdasan emosional dengan sikap emosi bahagia meledak-ledak, ia secara psikis
sosial siswa menggunakan koefisien memberi kepuasan, tapi secara fisiologis
determinasi (Kd) dengan rumus sebagai membuat jantung berdebar-debar atau langkah
berikut Kd = r² x 100% di dapatkan hasil kaki terasa ringan, juga tak terasa ketika
sebesar 84%. Berdasarkan hasil perhitungan berteriak puas kegirangan.
tersebut, dapat dilihat bahwa hubungan Goleman (2000:411) dalam bukunya
kecerdasan emosional sebanyak dengan sikap menyatakan bahwa emosi merujuk pada suatu
sosial siswa sebanyak 84%. Jadi dapat perasaan dan pikiran-pikiran khasnya, suatu
dinyatakan bahwa kecerdasan emosional dan keadaan biologis dan psikologis, dan
sikap sosial siswa mempunyai hubungan yang serangkaian kecenderungan untuk bertindak.
sangat kuat. Nurdin (2009: 99) mengartikan
“Kecerdasan emosional sebagai suatu dimensi
Pembahasan kemampuan yang berupa keterampilan
1. Kecerdasan Emosional emosional dan sosial yang kemudian
Hasil penelitian mengatakan bahwa membentuk watak dan karakteristik
kecerdasan emosional siswa kelas XI didalamnya terkandung beberapa kemampuan
Akuntansi di SMK Negeri Pontianak berada seperti kemampuan mengendalikan diri,
pada kategori “Cukup” yang berarti siswa empati, motivasi, semangat, kesabaran,
masih belum baik dalam memahami emosinya ketekunan dan keterampilan sosial.”
sendiri, mengelola dan mengekspresikannya, Goleman (2000:45) menyatakan bahwa
dan tak hanya mengenai emosi diri tapi juga kecerdasan emosional adalah kemampuan
emosi orang lain. Karena berada pada kategori seperti kemampuan untuk memotivasi diri
cukup bukan berarti siswa tidak memiliki sendiri dan bertahan menghadapi frustasi;
kemampuan dalam kecerdasan emosional, mengendalikan dorongan hati dan tidak
namun kecerdasan emosional yang dimiliki melebih-lebihkan kesenangan; mengatur
oleh siswa tersebu perlu lebih ditingkatkan suasana hati dan menjaga agar beban stress
lagi agar lebih baik. tidak melumpuhkan kemampuan berpikir;
berempati dan berdoa.

7
Melihat dari pendapat yang disampaikan siswa sudah mampu menentukan sikap
Goleman dan Nurdin diatas, kecerdasan sosialnya terhadap keadaan yang terjadi
emosional dapat berupa memotivasi diri disekitarnya.
sendiri dan berempati. Hal tersebut sudah Hal tersebut juga berkaitan dengan yang
dimiliki oleh siswa, namun dalam penelitian disampaikan oleh Lestari (2015:25) yang
ini kecerdasan emosional siswa masih berada menyatakan bahwa sikap sosial merupakan
pada kategori cukup yang mana siswa sudah tindakan spontan yang dilakukan oleh
memiliki kecerdasan emosional didalam seseorang dalam menanggapi orang lain di
dirinya namun perlu lebih ditingkatkan lagi dalam lingkungannya. Oleh karena itu, sikap
agar kecerdasan emosional siswa menjadi baik sosial dapat dilihat dari cara seseorang
dan lebih baik lagi. memperlakukan orang lain saat melakukan
interaksi.
2. Sikap Sosial Melihat dari pendapat tersebut diatas,
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sikap sosial yang dimiliki oleh siswa disini
sikap sosial siswa kelas XI Akuntansi di SMK sudah baik dan sesuai dengan keadaan yang
Negeri Pontianak berada pada kategori diharapkan agar siswa bisa melakukan
“Baik” yang berarti siswa memiliki sikap tindakan dalam menanggapai seseorangg atau
sosial yang baik dan telah mampu untuk suatu keadaan yang terjadi dilingkungannya
berinteraksi dengan baik terhadap lingkungan baik di dalam kelompok maupun diluar
sekitar terutama sekali lingkungan sosial baik kelompok.
disekolah maupun diluar sekolah.
Sikap adalah suatu bentuk perwujudan 3. Hubungan Kecerdasan Emosional
dari hasil perbuatan atau perasaan yang mana dengan Sikap Sosial Siswa
sikap tersebut dapat menentukan tindakan Berdasarkan hasil penelitian pada siswa
seseorang. “Sikap bukanlah sekadar rekaman kelas XI Akuntansi di SMK Negeri 3
masa lampau, namun juga menentukan apakah Pontianak, menunjukkan bahwa sikap sosial
seseorang harus setuju atau tidak setuju yang terjadi dalam interaksi sosial siswa
terhadap sesuatu; menentukan apa yang berhubungan dengan kecerdasan emosional.
disukai, diharapkan, dan diinginkan, dan Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan
mengenyampingkan apa yang tidak diinginkan bahwa terdapat hubungan kecerdasan
dan apa yang harus dihindari.” (Sobur, emosional dengan sikap sosial siswa kelas XI
2013:361) Akuntansi di SMK Negeri 3 Pontianak.
Manusia sebagai makhluk individu Adanya hubungan kecerdasan emosional
maupun makhluk sosial tentu memiliki sikap dengan sikap sosial siswa di dalam penelitian
masing-masing untuk bertindak. Sikap tersebut sesuai dengan pendapat yang
tersebut yang akan ditampilkan oleh individu disampaikan oleh Kulsum dan Jauhar
dalam kegiatan interaksi sosial. Sikap dapat (2014:124) bahwa salah satu faktor yang
dibedakan dalam sikap sosial dan sikap mempengaruhi sikap adalah pengaruh faktor
individual. “Sikap sosial adalah suatu sikap emosional. Ia menyatakan “Tidak semua sikap
yang objeknya adalah kehidupan sosial dipengaruhi oleh situasi lingkungan dan
manusia, baik di dalam kelompok atau di luar pengalaman pribadi seseorang. Kadang-
kelompok. Kehidupan sosial menyangkut kadang, bentuk sikap merupakan pernyataan
aturan-aturan dan nilai-nilai sosial.” yang didasari oleh emosi yang berfungsi
(Sandjiwana dkk, 2015:2) sebagai penyaluran frustasi atau pengalihan
Dalam penelitian ini, sesuai dengan bentuk mekanisme pertahanan ego.”
pendapat diatas bahwa sikap sosial bisa Goleman (1995) dalam Muryadi dan
dilakukan baik dalam kelompok ataupun luar Matulessy (2012:546) menyatakan
kelompok. Dalam penelitian ini juga sikap “Kecerdasan emosional sebagai kemampuan
sosial yang dimiliki siswa berada pada untuk mengenali dan mengelola emosi diri
kategori baik, sehingga bisa diihat bahwa dalam hubungannya dengan orang lain.

8
Seseorang yang memiliki kecerdasan emosi umum hasil penelitian menunjukkan bahwa
tinggi berkemampuan sosial tinggi dalam terdapat hubungan yang positif antara
bentuk empati, kesediaan bekerjasama dan kecerdasan emosional dengan sikap sosial
memiliki kepribadian altruistik.” Karena siswa. Hasil penelitian secara khusus dapat
empati adalah dasar interaksi sosial, dan dijabarkan bahwa: (1) Kecerdasan emosional
interaksi sosial adalah cara seseorang untuk siswa kelas XI Akuntansi SMK Negeri 3
menentukan dan mewujudkan sikap sosialnya Pontianak termasuk ke dalam kategori
terhadap orang lain, maka jelas bahwa di “Cukup”, artinya bahwa siswa masih belum
dalam keberlangsungan sikap sosial ada baik dalam memahami emosinya sendiri,
hubungannya dengan kecerdasan emosional. mengelola dan mengekspresikannya, dan tak
Kecerdasan emosional bukanlah satu- hanya mengenai emosi diri tapi juga emosi
satunya yang berpengaruh terhadap sikap orang lain. Karena berada pada kategori cukup
sosial. Namun peneliti lebih menekankan bukan berarti siswa tidak memiliki
kecerdasan emosional karena melihat dari kemampuan dalam kecerdasan emosional,
fenomena yang ada dilingkungan sekitar namun kecerdasan emosional yang dimiliki
dimana orang yang kurang dalam segi oleh siswa tersebu perlu lebih ditingkatkan
kecedasan emosional akan kurang juga dalam lagi agar lebih baik; (2) Sikap sosial siswa
hal berinteraksi sosial yang mana di dalamnya kelas XI Akuntansi SMK Negeri 3 Pontianak
dilakukan sikap sosial. Hal ini dikarenakan termasuk dalam kategori “Baik”, artinya
dorongan emosi dari dalam diri yang tidak bahwa siswa memiliki sikap sosial yang baik
terkontrol bisa menyebabkan sikap sosial yang dan telah mampu untuk berinteraksi dengan
ditampilkan juga tidak baik. baik terhadap lingkungan sekitar terutama
Berhubungannya kecerdasan emosional sekali lingkungan sosial baik disekolah
dengan sikap sosial siswa ini sesuai dengan maupun diluar sekolah; dan (3) Terdapat
yang dituliskan oleh Kulsum dan Jauhar hubungan kecerdasan emosional dengan sikap
(2014:130) bahwa dasar berlangsungnya sosial siswa kelas XI Akuntansi di SMK
interaksi sosial salah satunya adalah empati. Negeri 3 Pontianak dan termasuk dalam
Kemudian dilanjutkan oleh Muryadi dan kategori “Sangat Kuat”, artinya bahwa
Matullessy (2012:546) “Empati merupakan kecerdasan emosional mempunyai hubungan
kemampuan memahami dan merasakan apa yang sangat kuat dengan sikap sosial di dalam
yang terjadi pada orang lain merupakan keberlangsungan berinteraksi dengan orang
potensi dasar yang penting bagi tumbuhnya lain. Dengan adanya kecerdasan emosional
sikap menolong.” Sikap menolong yang didalam diri siswa maka dalam melakukan
diungkapkan tersebut tentu saja sebagai salah sikap sosial akan berjalan dengan baik.
satu contoh dari sikap sosial manusia. Semakin baik kecerdasan emosional siswa
Dengan adanya kecerdasan emosional maka semakin baik pula sikap sosialnya, dan
didalam diri siswa maka dalam melakukan sebaliknya semakin tidak baik kecerdasan
sikap sosial akan berjalan dengan baik. emosional siswa maka semakin tidak baik pula
Semakin baik kecedasan emosionalnya, maka sikap sosialnya, baik itu dilingkungan
semakin baik pula sikap sosialnya. Sebaliknya, keluarga, sekolah, maupun lingkungan
semakin semakin tidak baik kecerdasan masyarakat.
emosional siswa maka semakin tidak baik pula
sikap sosialnya, baik itu dilingkungan Saran
keluarga, sekolah, maupun lingkungan Berdasarkan dari hasil penelitian, maka
masyarakat. dapat diberikan saran-saran: (1) Diharapkan
bagi siswa untuk lebih mampu mengelola dan
SIMPULAN DAN SARAN mengekspresikan emosinya ketika berhadapan
Simpulan dengan orang lain. Terutama dalam hal
Berdasarkan hasil penelitian dan mengendalikan marah. Siswa harus mampu
pengolahan data yang telah dilakukan, secara menahan dirinya, bisa menempatkan kapan

9
harus meluapkan dan menahan emosinya. Lestari, Nur Dwi. 2015. Identifikasi Sikap
Siswa juga harus tahu bagaimana mengelola Sosial. Skripsi. Universitas Negeri
emosi yang dimilikinya agar bisa terkontrol Yogyakarta.
dengan baik; (2) Diharapkan sikap sosial Muryadi dan Matulessy, Andik. 2012.
positif yang dimiliki siswa dapat Religiusitas, Kecerdasan Emosi dan
dipertahankan dan dikembangkan dengan baik Perilaku Prososial Guru. Jurnal
bagi keberlangsungan interaksi sosial. Selain Psikologi. Vol 7, No 2. Hal 544-561.
itu juga siswa bisa mengubah sikap sosial Nawawi, Hadari. 2015. Metode Penelitian
yang negatif menjadi sikap sosial yang positif Bidang Sosial. Yogyakarta: Gajah Mada
agar siswa lebih bisa berinteraksi dengan lebih University Press.
baik terhadap lingkungan sekitarnya; dan (3) Nurdin. 2009. Pengaruh Kecerdasan
Dengan adanya hubungan kecerdasan Emosional terhadap Penyesuaian
emosional dengan sikap sosial siswa, maka Sosial Siswa di Sekolah. Jurnal
diharapkan agar lebih diperhatikan lagi Administrasi Pendidikan.Vol IX, No. 1.
bagaimana kecerdasan emosional siswa yang Halaman 97.
dari hasil penelitian masih berada dalam Sanjiwana, dkk. 2015. Analisis Sikap Sosial
kategori “Cukup” agar guru Bimbingan dan Siswa Kelas V pada Pembelajaran
Konseling bisa lebih meningkatkan lagi dengan Kurikulum 2013. E-Journal
kecerdasan emosional siswa. Untuk PGSD Universitas Pendidikan Ganesha.
meningkatkan kecerdasan emosional siswa Vol 3. Nomor 1.
tersebut, jika terdapat beberapa siswa maka Sobur, Alex. 2003. Psikologi Umum dan
bisa diberikan layanan bimbingan kelompok Lintasan Sejarah. Bandung: CV Pustaka
tentang kecerdasan emosional, tetapi jika Setia.
dalam jumlah yang banyak bisa diberikan Stein, Steven J. dan Salovey, Peter. 1950.
layanan informasi dalam bentuk klasikal. Emotional Intelligence For Dummies.
Diusahakan agar setiap tindakan yang Canada.
dilakukan bisa terkontrol emosinya, agar sikap Sudrajat, Ajat., dkk. 2015. Hubungan Antara
individual maupun sikap sosial yang Kecerdasan Emosional dengan Sikap
ditampilkan bisa lebih baik dan tidak Belajar Siswa. Skripsi. Bogor.
menyimpang dari apa yang diharapkan. Sugiyono. 2015. Metode Penelitian
Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
DAFTAR RUJUKAN
Alder, Harry. 2001. Boost Your Inteligence
(Pacu EQ dan IQ Anda). Jakarta:
Erlangga.
Arifin, Bambang Syamsul. 2015. Psikologi
Sosial. Bandung: CV Pustaka Setia.
Goleman, Daniel. 2000. Emotional
Intelligence Kecerdasan Emosional
(Mengapa EI lebih penting daripada
IQ). Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Khoerunnisa. 2011. Pengaruh Kecerdasan
Emosional Siswa terhadap Akhlak
Siswa. Jurnal Pendidikan Universitas
Garut. Vol 5, Halaman 30-43.
Kulsum, Umi dan Jauhar, Mohammad. 2014.
Pengantar Psikologi Sosial. Jakarta:
Prestasi Pustaka.

10
11

You might also like