You are on page 1of 11

JURNAL PAUD AGAPEDIA

Journal homepage: https://ejournal.upi.edu/index.php/agapedia

MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK USIA DINI


MELALUI PERMAINAN BOMBIK DI PG RA RAIHAN
Indah Dwi Cahyawati, Intan Putri Aulia, Nabila Hanipah

Program Studi S-1 Penddikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini


Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Tasikmalaya
indahdc@upi.edu, intanputriaulia@upi.edu, nabilahani03@upi.edu

Abstract
Cognitive as a thinking process in the form of the ability to connect, assess and consider something. One of the
cognitive abilities that children can develop is recognizing the concepts of shape, color and size. Introducing the
concepts of shape, color and size to children is important because color, shape and size are the most visible features in
the world around us and can help children solve problems in life and adapt to their environment. Generally, children
aged 3-4 years can carry out daily life both at school and at home, for example wearing their own clothes, brushing
their own teeth, washing their hands, eating alone even though their mother still helps them.
The aim of this research is to develop children's cognitive abilities at the age of 3-4 years. This research is
included in field research. The approach used is a qualitative approach, namely a research procedure that results in
collecting data in the form of written or spoken words from people and observable behavior, with sources and data
consisting of primary and secondary data. From the results of research carried out by researchers, they succeeded in
observing 3-4 year olds from the variety of play in the children the researchers observed. Some children already
understand the various types of play and some children also don't understand it completely. Therefore, the researchers
repeated the children to try various kinds of games so that they could play together. The name of the kindergarten is PG
RA RAIHAN which is on Jl. Cempaka Warna No.99, Cilembang Village, Cihideung District, Tasikmalaya City, West
Java 46123. The advice that can be given from the results of this research is not to only think about one child who is
successful, even though only one child was observed by the researchers, because every child always has a feeling wants
to be able to do everything his friends his age do. Every teacher must also pay more careful attention to children's
movements when studying or playing.
Keywords: Cognitive Ability, Early Childhood, bombik game.

Abstrak
Kognitif sebagai proses berpikir berupa kemampuan menghubungkan, menilai dan mempertimbangkan sesuatu.
Salah satu kemampuan kognitif yang dapat dikembangkan anak adalah mengenal konsep bentuk, warna dan ukuran.
Mengenalkan konsep bentuk, warna, dan ukuran pada anak merupakan hal yang penting karena warna, bentuk dan
ukuran adalah fitur yang paling terlihat di dunia sekitar kita dan dapat membantu anak-anak memecahkan masalah
dalam kehidupan dan beradaptasi dengan lingkungannya. Umumnya anak usia 3-4 tahun sudah bisa melakukan
kehidupan sehari-hari baik disekolah maupun dirumah, contohnya seperti memakai pakaian sendiri, menyikat gigi
sendiri, mencuci tangan, makan sendiri walaupun masih dibantu oleh bundanya.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui strategi bombik dalam mengembangkan koordinasi antara otak dan tangan
anak usia 3-4 tahun. Penelitian ini termasuk kedalam penelitian lapangan (field research). Pendekatan yang digunakan
adalah pendekatan kualitatif, yaitu prosedur penelitian yang menghasilkan pengumpulan data berupa kata-kata tertulis
atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati, dengan sumber dan datanya yang terdiri dari data primer
dan sekunder. Dari hasil penelitian yang dilaksanakan oleh peneliti, berhasil mengamati usia 3-4 tahun dari ragam
bermain pada anak yang peneliti observasi. Sebagian anak sudah ada yang mengerti dari ragam bermain dan sebagian
anak juga belum mengerti secara menyeluruh. Maka dari itu, peneliti mengulang kembali anak untuk mencoba berbagai
macam permainan sehingga mereka bisa bermain bersama-sama. Nama TK tersebut ialah PG RA RAIHAN yang

Copyright © Jurnal PAUD Agapedia, Vol.7 No. 1 Juni 2023 page 1-15 Page 1
Indah Dwi Cahyawati, Intan Putri Aulia, Nabila Hanipah
MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK USIA DINI
MELALUI PERMAINAN BOMBIK DI PG RA RAIHAN

berada di kecamatan Cihideung kota Tasikmalaya.


Kata Kunci: Kemampuan Kognitif, Anak Usia Dini, permainan bombik.

PENDAHULUAN 6. Kecerdasan intrapersonal (peka


Kognitif adalah suatu proses individu terhadap perasaan diri sendiri)
berpikir berupa kemampuan untuk 7. Kecerdasan interpersonal (peka
menghubungkan, menilai dan terhadap perasaan orang lain)
mempertimbangkan suatu kejadian atau 8. Kecerdasan naturalistic (peka terhadap
peristiwa. Potensi kognitif ini ditentukan pada lingkungan alam)
saat konsepsi (pembuahan) namun terwujud 9. Kecerdasan eksistensional (peka
atau tidaknya tergantung dari lingkungan dan terhadap lingkungan kosmos)
kesempatan yang diberikan. Potensi tersebut Banyak faktor yang dapat memengaruhi
yang dibawa sejak lahir yang akan perkembangan kognitif, namun sedikitnya
menentukan batas perkembangan tingkat faktor yang memengaruhi perkembangan
(intelegensi) batas maksimal. (ukumiawati, kognitif dijelaskan sebagai berikut (Susanto,
2012) 2011):
Salah satu kemampuan kognitif yang 1. Faktor hereditas/keturunan
dapat dikembangkan anak yaitu mengenal Teori hereditas atau nativisme yang
konsep bentuk, warna dan ukuran. dipelopori oleh seorang ahli filsafat
Mengenalkan konsep bentuk, warna, dan Schopenhauer, berpendapat bahwa
ukuran pada anak penting dilakukan sebab manusia lahir sudah membawa
warna, bentuk dan ukuran merupakan ciri potensi-potensi tertentu yang tidak
yang paling terlihat dalam dunia sekeliling dapat dipengaruhi oleh lingkungan.
kita dan dapat membantu anak menyelesaikan Dikatakan pula bahwa taraf inteligensi
masalah dalam kehidupan, serta beradaptasi sudah ditentukan sejak anak
dengan lingkungannya. dilahirkan. Para ahli psikologi Lehrin,
Perkembangan kognitif merupakan Lindzey, dan Spuhier berpendapat
perkembangan berpikir anak dan kemampuan bahwa taraf inteligensi 75-80%
memberikan alasan. Dengan perkembangan merupakan warisan atau faktor
kognitifnya, anak mampu berpikir dan keturunan.
mengingat, mempunyai ide, gagasan, jalan 2. Faktor lingkungan
keluar, cara memecahkan masalah dan Teori lingkungan atau empirisme
menyusun strategi yang kreatif (Gardner, dipelopori oleh John Locke. Meskipun
2014). Pengembangan kognitif merupakan teorinya masih berada dalam
Perkembangan dari pikiran (mind). Howard perdebatan, namun teorinya yang
gardner, seorang psikolog hardvard disebut dengan teori tabularasa ini
university berdasarkan penelitiannya belum dapat sepenuhnya dipatahkan.
menyimpulkan bahwa setiap anak dilahirkan Teori ini menyatakan bahwa manusia
dengan membawa kecerdasan antara lain; dilahirkan dalam keadaan suci seperti
1. Kecerdasan linguistic (bahasa) kertas putih yang masih bersih belum
2. Kecerdasan logis-matematis(berpikir ada tulisan atau noda sedikitpun ini.
induktif) Menurut John Locke, perkembangan
3. Kecerdasan visual spasial (objek dan manusia sangatlah ditentukan oleh
ruang) lingkungannya. Berdasarkan pendapat
4. Kecerdasan musical (nada dan ritme) Locke, taraf inteligensi sangatlah
5. Kecerdasan kinestetis (berkomunikasi ditentukan oleh pengalaman dan
dan memecahkan masalah) pengetahuan yang diperolehnya dari
Copyright © Jurnal PAUD Agapedia, Vol.7 No. 1 Juni 2021 page 1-15 Page 2
lingkungan hidupnya.Lebih lanjut, Ki memiilih masalah sesuai
Hajar Dewantoro melengkapi kebutuhannya.
pendapat ini dengan menyebutkan Tujuan dari pengembangan kognitif anak,
bahwa seseorang dibentuk oleh yaitu agar anak dapat mengeksplorasi dunia
perpaduan dari dasar dan ajar. Artinya sekitar dengan panca indera yang dimiliki
bahwa seorang anak yang sudah untuk melangsungkan hidupnya sesuai dengan
memiliki dasar potensi bawaaan akan kodrat yaitu menjadi manusia yang utuh.
menjadi siapa dan seperti apakah dia (Gunarti, 2017).
juga dipengaruhi oleh faktor ekternal Salah satu strategi untuk mengembangkan
berupa ajar atau penagajaran yang kognitif anak di PG RA RAIHAN yaitu
diperolehnya dari lingkungan. melalui media bombik. Bombik adalah sebuah
3. Faktor kematangan bentuk seni yang dilakukan dengan cara
Tiap organ (fisik maupun psikis) merangkai benda menjadi sebuah kesatuan
dapat dikatakan matang jika telah yang menarik, bombik sendiri bukan hanya
mencapai kesanggupan menjalankan sekedar menyusun berbagai bentuk, namun
fungsinya masing-masing. terdapat pula manfaat dibaliknya. Bombik
Kematangan berhubungan erat dengan berfungsi untuk membantu mengasah
usia kronologis (usia kalender). kemampuan kognitif anak, meningkatkan
4. Faktor pembentukan kretifitas dan imajinasi anak, melatih
Pembentukan ialah segala keadaan konsentrasi dan ketelitian anak, serta melatih
di luar diri seseorang yang motorik anak. Maka peneliti tertarik untuk
memengaruhi perkembangan mengkaji bombik dalam membahas strategi
inteligensi. Pembentukan dapat tersebut.
dibedakan menjadi pembentukan
sengaja (sekolah formal) dan METODE PENELITIAN
pembentukan tidak sengaja (pengaruh Penelitian ini mengunakan metode
alam sekitar). Sehingga manusia kualitatif dengan menggunakan teknik
berbuat inteligen karena untuk wawancara dan observasi, dari respon orang
mempertahankan hidup ataupun tua serta guru di PG RA RAIHAN untuk
dalambentuk poenyesuaian diri. mengetahui lebih banyak informasi tentang
5. Faktor minat dan bakat kemampuan kognitif anak. Menurut Andriani
Minat mengarahkan oerbuatan (2015) observsi merupakan cara yang
kepada suatu tujuan dan merupakan digunakan peneliti untuk mendapat informasi
dorongan utnuk berbuat lebih giat dan dengan mencatat hal-hal penting yang
lebih baik lagi. Adapun bakat berkaitan dengan objek penelitian. Alat-alat
diartikan sebagai kemampuan bawaan, yang digunakan dalam penelitian tergantung
sebagai potensi yang masih perlu pada karakteristik penelitian yang dilakukan,
dikembangkan dan dilatih agar dapat dapat menggunakan dokumentasi berupa
terwujud. Bakat seseorang akan gambar, video, audio, tes, checklist serta
memengaruhi tingkat kecerdasaannya. computer dan lain sebagainya. Sebelum turun
Artinya seseorang akan memiliki langsung ke lapangan untuk melakukan
bakat tertentu, maka akan semakin penelitian, peneliti harus mempersiapkan jenis
mudah dana cepat memperlajarinya. alat observasi yang digunakan untuk
6. Faktor kebebasan mendapatkan informasi sebanyak-banyaknya
Kebebasan yaitu keleluasaan sesuai dengan apa yang diteliti. Pengamatan
manusia untuk berpikir divergen yang dilakukan oleh observator dengan ikut
(menyebar) yang berarti bahwa turun langsung bersama objek yang diteliti itu
manusia memilih metode-metode guna mendapatkan data yang diperlukan
tertentu dalam menyelesaikan dalam penelitian, mencatat serta mengamati
masalah-masalah, juga bebas dalam objek di tempat terjadinya peristiwa atau

Copyright © Jurnal PAUD Agapedia, Vol.7 No. 1 Juni 2023 page 1-15 Page 3
Indah Dwi Cahyawati, Intan Putri Aulia, Nabila Hanipah
MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK USIA DINI
MELALUI PERMAINAN BOMBIK DI PG RA RAIHAN

dapat disebut juga sebagai observasi (Tim PG penelitian kualitatif adalah “penelitian yang
PAUD, 2015). bermaksud untuk memahami fenomena
Observasi dilakukan sebagai bentuk tentang apa yang dialami oleh subjek
pengamatan dan pencatatan secara sistemati penelitian misalnya perilaku, persepsi,
terhadap gejala yang tampak pada objek motivasi, tindakan, dll., secara holistik, dan
penelitian. Pengamatan dan pencatatan yang dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata
dilakukan terhadap objek di tempat terjadi dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang
atau berlangsungnya peristiwa. alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai
Selain observasi, penelitian ini juga metode alamiah”.
menggunakan teknik wawancara untuk Penelitian ini menggunakan pendekatan
mendapatkan informasi dan data yang lebih dengan memaparkan data-data yang telah
akurat. Wawancara dapat berupa tanya jawab dikumpulkan bersumber dari orangtua serta
dengan seseorang yang dapat memberikan guru. Observasi yang peneliti lakukan yaitu
jawaban yang terjadi alur diskusi dua arah, dengan mengamati anak secara langsung di
yaitu beralih dari satu orang ke orang lain ruang kelas yang berkaitan dengan
(Arismunandar, 2015). perkembangan kognitif anak melalui melalui
Wawancara merupakan salah satu APE (Alat Permainan Edukatif). Wawancara
prosedur terpenting untuk mengumpulan data dilakukan terhadap orangtua dan guru sebagai
dalam penelitian kualitatif, sebab banyak bahan di dalam penelitian ini. Yang menjadi
informasi yang diperoleh peniliti melalui subjek dari penelitian ini yaitu anak usia 3-4
wawancara. Wawancara ini dilakukan peneliti tahun. Peneliti melakukan analisis terhadap
untuk memperoleh data sesuai dengan data-data yang diperoleh saat melakukan
kenyataan pada saat peneliti melakukan penelitian dengan menggunakan metode
wawancara. Wawancara dalam penelitian ini wawancara dan observasi secara langsung
ditujukan kepada orangtua dan guru di PG RA kepada objek yaitu Anak usia 3-4 tahun,
RAIHAN kecamatan Cihideung, kota dengan mengkaitkan teori yang ada dalam
Tasikmalaya. Wawancara dalam penelitian ini buku.
menggunakan jenis wawancara mendalam
yang tidak terstruktur akan diperoleh HASIL DAN PEMBAHASAN
informasi sebanyak-banyaknya yang rahasia, Artikel ini membahas mengenai strategi
dan sensitive sifatnya sekalipun serta bombik untuk meningkatkan kemampuan
memungkinkan sekali dicatat semua respons kognitif anak, tahapan anak, perkembangan
efektif informan yang tampak selama kognitif anak, manfaat kegiatan bermain yang
wawancara berlangsung. mengandung edukasi salah satunya bermain
Penelitian ini dilakukan pada Oktober dengan bombik, pemanfaatan lingkungan
2023, di PG RA RAIHAN kecamatan sekitar sebagai sarana dan sumber belajar, dan
Cihideung, kota Tasikmalaya. Menurut alat permainan edukasi (APE) untuk anak usia
Bogdan dan Taylor, penelitian kualitatif dini. Kognitif adalah suatu proses individu
adalah prosedur penelitian yang menghasilkan berpikir berupa kemampuan untuk
data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau menghubungkan, menilai dan
lisan dari orang-orang dan perilaku yang mempertimbangkan suatu kejadian atau
dapat diamati (Lexy J. Moleong, 2013:04). peristiwa. Potensi kognitif ini ditentukan pada
Penelitian ini menggunakan pendekatan saat konsepsi (pembuahan) namun terwujud
kualitatif yang digunakan untuk mengetahui atau tidaknya tergantung dari lingkungan dan
atau menggambarkan kenyataan dari kejadian kesempatan yang diberikan. Potensi tersebut
yang diteliti sehingga memudahkan yang dibawa sejak lahir yang akan
mendapatkan data yang objektif. Sugiyono menentukan batas perkembangan tingkat
(2015: p 209). Menurut Moleong (2009: p 6), intelegensi. Perkembangan kognitif

Copyright © Jurnal PAUD Agapedia, Vol.7 No. 1 Juni 2021 page 1-15 Page 4
merupakan salah satu aspek perkembangan (APE) adalah alat yang mengoptimalkan
yang perlu diberikan stimulasi sejak dini, perkembangan anak, disesuaikan dengan
berhubungan dengan pola berfikir, pemecahan usianya, dan tingkat perkembangannya, serta
masalah, dan imajinasi anak. Perkembangan berguna untuk perkembangan fisik motorik
kognitif dapat dikembangkan melalui (motorik kasar dan motorik halus), bahasa,
permainan, karena bermain merupakan hal kognitif dan sosial”. Menurut Asolihin,
yang dekat dengan dunia anak. Menurut S.K.B., 2013 mengatakan Ada beberapa Alat
Monks, (1984). “Perkembangan ialah suatu Permainan Edukatif (APE) yang dapat
proses yang kekal dan tetap yang menuju ke digunakan untuk menumbuh kembangkan
arah suatu organisasi pada tingkat integrasi kemampuan anak usia dini seperti :
yang lebih tinggi, berdasarkan proses 1. APE yang dikembangkan oleh para
pertumbuhan, kemasakan dan belajar”. Dalam ahli dan diproduksi secara komersial
bagian lain ia menyatakan: “Pertumbuhan oleh pabrik.
khusus dimaksudkan dalam ukuran-ukuran 2. APE yang dikembangkan oleh
badan dan fungsi-fungsi fisik yang murni lembaga atau pendidik yang
sedangkan perkembangan adalah lebih dapat diproduksi untuk kalangan sendiri.
mencerminkan sifat-sifat yang khas mengenai 3. APE yang dikembangkan oleh orang
gejala-gejala psikologis yang menampak”. tua dirumah.
Menurut Hurlock (Istiwidayanti dan 4. APE alternatif dari bahan-bahan alam
Soedjarwo, 1980) pada dasarnya dua proses atau barang bekas yang aman dan
perkembangan yaitu pertumbuhan atau layak sebagai media bermain dan
evolusi dan kemunduran atau involusi terjadi belajar anak.
secara serentak dalam kehidupan manusia. 5. APE spontanitas, imvrovisasi kreatiif
Perkembangan mengacu pada bagaimana yang dikembangkan anak secara trial
seorang tumbuh, beradaptasi, dan berubah and error.
disepanjang perjalanan hidupnya. Orang Usia dini atau prasekolah merupakan
tumbuh, beradaptasi, dan berubah melalui Usia yang efektif untuk mengembangkan
perkembangan fisik, perkembangan berbagai potensi yang dimiliki anak-anak.
kepribadian, perkembangan sosioemosional Ada 5 aspek perkembangan yang dimiliki
(sosial dan emosi), perkembangan kognitif anak meliputi nilai agama dan moral, fisik
(berpikir), dan perkembangan manusia motorik, bahasa, kognitif, dan sosial
menurut teori Piaget (kognitif dan moral) emosional harus dapat dikembangkan
serta teori perkembangan kognitif menurut secara optimal. Upaya pengembangan ini
Lev Vygotsky. Aliran empirisme berpendapat dapat dilakukan dengan berbagai cara
bahwa perkembangan manusia ditentukan termasuk meningkatkan kemampuan
oleh pengalaman-pengalaman yang diperoleh kognitif anak agara dapat menyelesaikan
individu, maka faktor eksogenlah yang masalah sendiri dalam kehidupannya
menentukan perkembangan anak (Ki nanti. Aspek-aspek perkembangan pada
Fudyartanta, 2011). anak usia dini dapat dioptimalkan dengan
cara mengikutsertakan anak pada
Latif dkk. (2018) Menjelaskan bahwa
program layanan PAUD yang memiliki
guru mengelola bahan dan alat main yang
peranan penting dalam mengoptimalkan
cukup (tiga tempat main untuk tiap anak)
pencapaian aspek perkembangan anak.
memenuhi 3 jenis main (main sensorik
Hal ini penting untuk dilakukan karena
motorik, main peran, dan main pembangunan)
anak usia dini merupakan masa yang
merencanakan densitas dan intensitas main
paling cemerlang atau masa keemasan
serta mendukung pengalaman keaksaraan.
(Golden Age) untuk dilakukan dan
Soetjiningsih (1995) dalam ( Aprilia, 2016)
diberikan rangsangan pendidikan (Lihat
mengatakan bahwa “alat permainan edukatif
Ramadhani dan Wulandari, 2021;

Copyright © Jurnal PAUD Agapedia, Vol.7 No. 1 Juni 2023 page 1-15 Page 5
Indah Dwi Cahyawati, Intan Putri Aulia, Nabila Hanipah
MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK USIA DINI
MELALUI PERMAINAN BOMBIK DI PG RA RAIHAN

Pramudiyanto dan Wahyuni, 2017). yang lebih kompleks. ( Matt Jarvis,


Proses pembelajaran di PAUD pada 2011: 111).
dasarnya dilakukan melalui pembelajaran Teori kontruktivisme menegaskan
tatap muka secra langsung didalam kelas bahwa suatu proses aktif dimana anak
karena pada prosesnya pembelajaran di membangun konsep atau gagasan baru
PAUD memerlukan bimbingan secara berdasarkan pada pengetahuan yang telah
langsung oleh guru. (Sulaiman, 2019) mereka peroleh. Anak memilih dan
Tahap perkembangan menurut Piaget mengubah bentu informasi, membangun
terbagi menjadi 4 tingkat perkembangan hipotesis dan membuat keputusan,
kemampuan otak untuk berpikir bersandar pada suatu struktur teori untuk
mengembangkan pengetahuan kognitif, melakukannya. Vigotsky menjelaskan
yaitu tahapan sensori motorik, bahwa anak belajar dari benda nyata dan
praoperasional konkrit, operasional bergerak.
konkrit dan operasional formal. Pada Kemampuan kognitif merupakan salah
tahap ini anak mampu mengembangkan satu dari bidang pengembangan
kemampuan untuk mengorganisasikan dan kemampuan dasar yang dipersiapkan oleh
mengkoordinasikan serta mempersepsikan guru untuk meningkatkan kemampuan
dengan gerakan-gerakan dan tindakan dan kreatifitas anak sesuai dengan tahap
fisik yaitu : perkembangannya. Pengembangan
a. Tahap sensori motorik sepanjang kemampuan kognitif bertujuan agar anak
tahap ini mulai dari lahir hingga mampu mengolah perolehan belajarnya,
berusia 2 tahun, bayi belajar tentang menemukan bermacam-macam alternatif
diri mereka sendiri dan dunia mereka pemecahan masalah, pengembangan
melalui indera yang mereka yang kemampuan logika matematika,
sedang berkembang dan melalui pengetahuan ruang waktu, kemampuan
aktivitas motorik. (Diane, E. Papalia, memilih dan mengklompokan serta
Salli Wendkost Old And Ruth Duskin persiapan pengembangan kemampuan
Vieldman, 2008 : 212). berfikir teliti.
b. Tahap Pra Operasional, pada tingkat Menurut Sudono bermain adalah
ini anak telah menunjukan aktifitas kegiatan yang dilakukan dengan atau
kognitif dalam menghadapi berbagai tanpa alat yang menghasilkan pengertian
hal diluar dirinya. Aktivitas atau memberikan informasi, memberi
berfikirnya belum mempunyai sistem kesenangan maupun mengembangkan
yang terorganisasikan. imajinasi pada anak. Menurut
c. Tahap Operasional Konkrit, pada Schwartzman, bermain adalah pura-pura
tahap ini anak sudah cukup matang dan bukan sesuatu yang sungguh-
untuk menggunakan pemikiran logika sungguh ( Sudono, 2000). Melalui
atau operasi, tetapi hanya untuk objek kegiatan bermain yang mengandung
fisik yang ada pada saat ini. Ego edukasi, daya pikir anak terangsang
sentrinya juga berkurang dan untuk merangsang perkembangan emosi,
kemampuan dalam tugas menjadi perkembangan sosial dan perkembangan
lebih baik . fisik. Setiap anak mepunyai kemampuan
d. Tahap Operasional Formal, pada dan ketertarikan bermain yang berbeda
umur 12 tahun keatas, timbul periode tergantung dari perkembangan anak.
operasi baru. Periode ini anak dapat Dalam menentukan permainan edukatif
menggunakan operasi-operasi orang tua atau pendidik harus bisa
konkritnya untuk membentuk operasi memilih permainan dan juga

Copyright © Jurnal PAUD Agapedia, Vol.7 No. 1 Juni 2021 page 1-15 Page 6
menyediakan media-media yang dapat kreativitas mereka karena anak bisa
medukung perkembangan kepribadian menghasilkan bentuk sesuai yang
anak, yang menyangkut fisik intelektual, mereka inginkan, seperti pistol-
sosial, moral dan emosional anak. pistolan, pedang-pedangan dan robot.
Pentingnya bermain bagi anak usia dini 3. Melatih dan konsentrasi ketelitian
yaitu mampu menyegarkan dan anak. Karena permainan bombik ini
mengembangkan kognitif melalui membutuhkan ketelitian dan
kreatifitas, memecahkan masalah dan konsentrasi ketika anak akan
menguasi konsep-konsep baru. Bermain memasang atau menggabungkan
juga baik untuk membangun kepercayaan bombik satu dengan bombik yang
diri anak, menumbuhkan kemauan lainnya. Kegiatan tersebut tentunya
berbagi dan mengontrol fisik, menguji akan melatih konsentrasi dan ketelitian
ketahanan fisik, melatih otot-otot tangan anak.
dan menghasilkan gerakan baru. 4. Melatih motorik halus anak. Karena
anak melakukan kegiatan yang
Salah satu permainan yang
membutuhkan koordinasi antara
menggunakan kemampuan kognitif yaitu
tangan, mata dan otak yang
bermain dengan bombik, anak-anak dapat
merupakan salah satu cara melatih
kesempatan melatih kerja sama mata dan
motorik halus.
tangan serta koordinasi fisik. Bombik
adalah mainan bongkar pasang dengan Dalam bermain anak memiliki nilai
bentuk kepingan dari bahan plastik yang kesempatan untuk mengekspresikan
memiliki bermacam-macam warna, dapat sesuatu yang ia rasakan dan ia pikirkan
disusun dan dirangkai menjadi aneka anak mempraktikan keterampilan dan
bentuk sesuai dengan keinginan mendapatkan kepuasan dalam bermain
pemakainya. Sedangkan dalam observasi yang berarti mengembangkan dirinya
ini peneliti menggunakan bombik sendiri. Selanjutnya anak dapat
modifikasi dengan modifikasi bombik mengembangkan otot kasar dan halus,
yang terbuat dari bahan plastik berbentuk meningkatkan penalaran dan memahami
bunga. Dalam bermain bombik keberadaan lingkungannya, membentuk
modifikasi ini bertujuan untuk menarik daya imajinasi, daya fantasi, dan
perhatian anak dalam meningkatkan kreativitasnya. Metode yang dapat
kemampuan kognitif anak khusus nya digunakan dalam mengembangkan
dalam ruang lingkup yang lebih khusus kognitif meliputi :
yakni kontruksi atau kemampuan anak- 1. Permainan edukatif, karna
anak berimajinasi kreatif membuat atau menggunakan permainan yang di
membangun sebuah bentuk sesuai rancang khusus untuk merangsang
khayalan mereka melalui permainan pikiran anak, seperti teka-teki
bombik ini. Fungsi dan manfaat bombik sederhana, permainan memori, atau
pada anak yaitu : permainan memasangkan warna dan
1. Membantu untuk mengasah bentuk.
kemampuan kognitif anak. Kegiatan 2. Baca buku, karna membacakan buku
ini adalah kegiatan bermain sambil cerita atau gambar kepada anak dapat
belajar karena dari permainan ini anak merangsang bahasa, imajinasi, dan
bisa mendapat banyak pengetahuan pemahaman mereka.
seperti pengetahuan tentang bentuk 3. Aktivitas seni yaitu aktivitas seperti
dan warna. mewarnai, menggambar, atau
2. Meningkatkan kretivitas dan imajinasi membuat kerajinan tangan untuk
anak. Permainan ini bisa membantu meningkatkan kreativitas
meningkatkan imajinasi dan dan keterampilan motoric halus anak.

Copyright © Jurnal PAUD Agapedia, Vol.7 No. 1 Juni 2023 page 1-15 Page 7
Indah Dwi Cahyawati, Intan Putri Aulia, Nabila Hanipah
MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK USIA DINI
MELALUI PERMAINAN BOMBIK DI PG RA RAIHAN

4. Permianan puzzle merupakan kognitif. Bombik adalah sebuah bentuk seni


permainan edukatif sederhana dengan yang dilakukan dengan cara merangkai benda
potongan yang mudah dipegang oleh menjadi sebuah kesatuan yang menarik,
tangan kecil anak yang membantu bombik sendiri bukan hanya sekedar
mereka mengembangkan pemecahan menyusun berbagai bentuk, namun terdapat
masalah dan keterampilan kognitif. pula manfaat dibaliknya. Pada tahap bermain
5. Mainan kontruksi adalah mainan bombik ini dapat disimpulkan oleh peneliti
seperti balok kayu atau kontruksi bahwa bermain bombik bisa meningkatkan
balok yang memungkinkan anak untuk kemampuan anak mengenal konsep bilangan,
berkreasi, membangun, dan mengenal warna, dapat melatih konsentrasi
mengembangkan pemahaman tentang anak, melatih koordinasi mata dan tangan, dan
bentuk dan ruang. melatih kreativitas serta imajinasi pada anak.
6. Mengajukan pertanyaan seperti Sehingga sasaran yang dituju dengan bermain
mengajukan pertanyaan sederhana bombik yaitu dapat mengembangkan kognitif
kepada anak untuk merangsang anak dalam hal berpikir logis, melatih seni
berfikir mereka misalnya, “ mengapa dan kreativitas pada anak,serta dapat
langit berwana biru?” atau “ berapa mengenalkan anak unuk berkreasi dan
banyak jari yang kamu miliki ?”. berimajiinasi pada media bombik.
7. Lingkungan bermain yang beragam Keberhasilan dalam bermain bombik ini pada
untuk memastikan akses keberagam anak usia 3-4 tahun dapat menghasilkan
jenis permainan dan pengalaman, beberapa imajinasi yang dilakukan anak
termasuk alam, musik dan sosialisasi tersebut dengan merangkai bombik untuk
dengan teman sebayanya. menyerupai bentuk pistol-pistolan, pedang-
8. Aktivitas luar ruangan seperti pedangan dan robot-robotan. Maka dari itu,
mengajak anak menjelajahi alam, permainan bombik ini berhasil
bermain di taman, atau berinteraksi mengembangkan kemampuan kognitif anak
dengan hewan peliharaan untuk dalam berimajinasi. Sesuai dengan ketentuan
merangsang pengamatan dan STTPA anak yang diteliti oleh penelti
pemahaman mereka tentang dunia mampu menjelaskan model atau karya yang
sekitar. dibuatnya seperti memberitahukan kepada
Dalam menggunakan metode seperti guru bahwa anak tersebut sudah berhasil
ini, anak usia 3-4 tahun belajar melalui membuat rangkaian bombik menyerupi
bermain dan eksplorasi sangat penting untuk bentuk pistol, pedang, dan robot serta anak
menciptakan lingkungan yang mendukung juga dapat beraktivitas dengan teman seperti
perkembangan kognitif mereka dan memberi bermain berkelompok dengan memainkan
merek kebebasan untuk bertanya dan permainan bombik. Penilaian guru terhadap
bereksperimen. Sebagai guru dapat memilih penggunaan permaianan bombik ini sebagai
salah satu atau gabungan dari beberapa media pembelajaran di PG RA RAIHAN
metode yang sesuai dengan kemampuan, dapat menghasilkan perkembangan pada
fasilitas kegiatan belajar mengajar yang kognitif anak untuk menghasilkan
disajikan, serta sesuai dengan bahan kemampuan imajinasi anak serta melatih
pengembangan dan kebutuhan, minat dan koordinasi mata dan tangan. Kelemahan
kemampuan serta lingkungan anak. permainan bombik di PG RA RAIHAN ini
yaitu kurangnya ketertarikan pada anak
Dari hasil observasi ini peneliti dapat karena membutuhkan keteilian dan
menyimpulkan dari data yang telah peneliti konsentrasi serta koordinasi dalam merangkai
dapatkan bahwa bermain bombik akan bombik, sehingga ada beberapa anak yang
membuat anak meningkatkan kemampuan masih merasa bosan dengan permainan.

Copyright © Jurnal PAUD Agapedia, Vol.7 No. 1 Juni 2021 page 1-15 Page 8
Maka upaya yang harus dilakukan oleh guru tepat dalam proses belajarnya, oleh karena itu
untuk menarik minat anak dalam bermain anak usia dini dapat berkembang di sekolah
bombik yaitu dengan mengajarkan anak yang maupun di rumah untuk meningkatkan
belum bisa secara berulang-ulang tetapi tidak
motivasi belajar dalam segala hal kegiatan
setiap hari guru mengajarkan permainan
tersebut. Namun guru juga harus berupaya yang mereka lakukan supaya anak dapat
lagi untuk memberikan permainan yang berkreasi dan mengembangkan kemampuan
berbeda-beda setiap harinya. Meskipun guru kognitif sesuai dengan pengalaman. Untuk itu
telah optimal dalam memberikan permainan peran orangtua dan guru sangat penting
edukatif pada anak, tetapi ada saja anak yang memperhatikan pergerakan anak dalam
masih merasa bosan karena anak masih belum belajar ataupun bermain. Permainan meronce
bisa menggunakan permainan tersebut dengan
bombik memiliki beberapa kekurangan,
benar.
seperti mudah cepat bosan jika aturan atau
variasi permainan tidak cukup beragam. Maka
KESIMPULAN upaya yang harus dilakukan oleh guru untuk
Berdasarkan pembahasan diatas dapat menarik minat anak dalam bermain bombik
disimpulkan sebagai berikut (1) kemampuan yaitu dengan mengajarkan anak yang belum
kognitif merupakan salah satu dari bidang bisa secara berulang-ulang tetapi tidak setiap
pengembangan kemampuan dasar yang hari guru mengajarkan permainan tersebut.
dipersiapkan oleh guru untuk meningkat Namun guru juga harus berupaya lagi untuk
kemampuan dan kreativitas anak sesuai memberikan permainan yang berbeda-beda
dengan tahap perkembangannya. (2) Terbagi setiap harinya. Meskipun guru telah optimal
menjadi 4 tingkat perkembangan kemampuan dalam memberikan permainan edukatif pada
otak untuk berpikir mengembangan anak, tetapi ada saja anak yang masih merasa
pengetahuan kognitf, yaitu tahapan sensorik bosan karena anak masih belum bisa
motorik, pr-operasional kongkrit, operasional menggunakan permainan tersebut dengan
kongkrit,dan operasional formal. (3) salah benar.
satu permainan menggunakan kemampuan
kognitif yaitu bermain dengan bombik, anak DAFTAR PUSTAKA
anak mendapat kesempatan melatih kerja Hidayat. 2002. Perkembangan Anak Usia
sama mata, tangan, serta koordinasi fisik. (4) Dini, Jakarta.
Fungsi dan manfaat bombik pada anak dapat Helena Filtri, Al-Khudri Sembiring.(2018).
membsntu untuk mengasah kemampuan Pendidikan Anak Usia 4-5 Tahun DItinjau
kognitif anak, meningkatkan kreativitas dan Dari Pendidikan Ibu Di Paud Kasih Ibu
imajinasi anak, melatih konsentrasi dan Kecamatan Rumbai.
ketelitian anak, melatih motorik halus anak.
(5) Permainan puzzle merupakan permainan Muhammad Busyro Karim, Siti Herlinah
edukatif sederhana dengan potongan yang Wifroh.(2014) Meningkatkan Kegiatan Anak
Usia Dini Melalui Alat Permainan Edukatif.
SARAN
Latif, M. dkk. (2013). Orientasi Baru
Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: PT Fajar
Guru dan orangtua sebaiknya memahami
Interpramata Mandiri.
perkembangan kognitif pada anak usia dini,
agar mampu memlilih metode pembelajaran
yang baik dan benar serta pola asuh yang
Copyright © Jurnal PAUD Agapedia, Vol.7 No. 1 Juni 2023 page 1-15 Page 9
Indah Dwi Cahyawati, Intan Putri Aulia, Nabila Hanipah
MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK USIA DINI
MELALUI PERMAINAN BOMBIK DI PG RA RAIHAN

Aisyah. 2020 .Mengembangkan Kemampuan Elfiadi. (2016). Bermain dan Permainan Bagi
Kogntif Anak Usia Dini Melalui Permainan Anak Usia Dini. Itqan: Jurnal Ilmu-Ilmu
Balok. Kependidikan, VII(1), 51–60.

Holis,Ade. 2016. Belajar Melalui Bermain Khobir, A. (2009). Upaya Mendidik Anak
Untuk Pengembangan Kreativitas dan melalui Permainan Edukatif. Forum Tarbiyah,
7(2), 195–208.
Kognitif Anak Usia Dini.

Departemen Pendidikan Nasional. (2007) . Asolihin, S. K. B. (2013). Anak PAUD


Bermain Belajar dan Berkembang.
Pengembangan Kognitif di Taman Kanak-
(online), (http://paud-
kanak. Jakarta: Direktorat Pembinaan Taman anakbermainbelajar.blogspot.com/27013
Kanak-Kanak. /12/filosofi-sentra.html?m=1, diakses 12
Juni 2014).
Hasnida. (2014). Analisis Kebutuhan Anak
Usia Dini. Jakarta Timur: PT. Luxima Metro Susanto, A. (2011). Perkembangan Anak Usia
Media. Dini Pengantar Dalam Berbagai Aspek.
Jakarta: Kencana.
Gardner. (2014). Metode Pengembangan
Kognitif. Jakarta: Universitas Terbuka. Uukumiawati. (2012). Perkembangan
Kognitif
Gunarti, Winda dkk. (2017).Metode Melalui Permainan. (online),
Pengembangan Kognitif.Jakarta: Universitas (http://uukurniawati.wordpress.com/201
Terbuka. 2/12/15/perkembangan-kognitif-melalui-
permaiana/, diakses 12 JUni 2014)
Sugiyono. (2015). Metode penelitian
pendidikan (pendekatan kuantitatif, kualitatif, Aprilia, K. (2016). the Use of Educational
dan r & d). Bandung: Penerbit Alfabeta. Game (Ape) in Developing the Ability of
Acquanting Size Toward 4-5 Year Old Kids
Moleong, L.J. (2005). Metodologi penelitian in Tk Hip Hop
kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya. Bandar Lampung.

Andriani, Durri dkk. (2015). Metode Hanafi, Z. (2014). Implementasi Metode


Penelitian. Jakarta: Universitas Terbuka. Sentra Dalam Pengembangan
Kecerdasan Majemuk Anak Usia
Arismunandar. ( 2015). Metode Penelitian. Dini TK Batitus Al-Ilmi Bekasi.
Jakarta: Universitas Terbuka. Yogyakarta: Deepublish.

Sujiono, Y N. (2012). Konsep Dasar Departemen Pendidikan Nasional. (2006).


Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Index Pedoman Penerapan Pendekatan
“Beyond Centers and Circle Time
Lestari, P. I., Prima, E., & Sulistyadewi, N. P. (BCCT)” (Pendekatan Sentra Dan
(2018). Bermain Dan Permainan Anak Usia Lingkaran) dalam Pendidikan Anak
Dini di Tempat Penitipan Anak. Seminar Usia Dini. Jakarta: Direktorat
Nasional Aplikasi Iptek (SINAPTEK), Jenderal Pendidikan Luar Sekolah
November, 103–108. Direktorat Pendidikan Anak Usia
Nurhayati, S., Pratama, M. Dini.

Copyright © Jurnal PAUD Agapedia, Vol.7 No. 1 Juni 2021 page 1-15 Page 10
Latif, dkk. (2013). Orientasi Pendidikan
Anak Usia Dini, Teori dan Aplikasi.
Jakarta : kencana Prenada Media
Group.

KI FUDYARTANTA, 2011, Psikologi


Perkembangan, Yogyakarta,
Pustaka Belajar.

F.J.Monks, Psikologi Perkembangan,


Gajah Mada University Press,
Yogyakarta, 1984, hal. 2

Suyadi & Dahlia. (2014). Implementasi dan


Inovasi Kurikulum PAUD 2013,
Program Pembelajaran Berbasis
Multiple Intelligences. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya.

Sulaiman, U. 2019. Tingkat Pencapaian


Aspek Perkembangan Anak Usia
5-6 Berdasarkan Standar Nasional
Pendidikan Anak Usia Dini. Indonesia
Journal of Childhood Education, 2(1), hal.
52-65. DOI: https://doi.org/10.24252/
nananeke.v2i1.9385

Ifrod Maksum, (2016,08 Juni). Definisi


Tujuan dan Jenis Model Pembelajaran Sentra
Anak Usia Dini.
https://www.nomifrod.com/2016/08/jenis-
model-pembelajaran-sentra-paud-tk-ra.html?
m=1

Copyright © Jurnal PAUD Agapedia, Vol.7 No. 1 Juni 2023 page 1-15 Page 11

You might also like