You are on page 1of 5

JOURNAL OF SPORT SCIENCE AND EDUCATION (JOSSAE) VOL: 3, NO: 2 OCTOBER (2018)

Journal homepage: http://journal.unesa.ac.id/index.php/jossae/index

Eksistensi Permainan Tradisional Sebagai Warisan Budaya Bangsa

Gustiana Mega Anggitaa, Siti Baitul Mukarromahb, Mohammad Arif Alic


a,b,c
Universitas Negeri Semarang, Central Java 50229, Indonesia
*
Corresponding author: mega.anggita@mail.unnes.ac.id, sitibaitul@mail.unnes.ac.id,

ARTICLE INFO ABSTRACT

Article history: Objective: to determine the existence, amount and types of traditional
Received 18 October 2018 games which are in the district of Semarang. Methods: This study was
Received in revised form 18 descriptive qualitative research with survey method. Samples from this study is
October 2018 the physical education teacher and elementary school students who are in the
Accepted 14 November 2018 district of Semarang. Data collection techniques in this study using
questionnaires, interviews and documentation. Results: The results of the study
Keywords: show the following: (1) There are various traditional games in Semarang District;
existence, tradisional games, (2) the number of traditional games contained in Semarang District of ten
nation’s cultural heritage traditional game consists of: Bentengan, Gobak Sodor, Sunda Manda, Bakiak,
Bintang Bergilir, Bola Bakar, Egrang, Rok Dodok, Kucing Tikus dan Ular Naga;
(3) traditional games which are in the district of Semarang who often played the
children of eight games consist of: Bentengan, Gobak Sodor, Sunda Manda,
Kucing Tikus, Bintang Bergilir dan Bola Bakar. Conclusion: The traditional
game contained in Semarang district as many as ten games and traditional games
are often played in Semarang district as many as six games.

Lutan (2001: 17) menyatakan perkembangan


1. Pendahuluan jasmani anak tidak semata-mata bergantung
pada proses kematangan. Perkembangan itu
Permainan dan bermain merupakan juga dipengaruhi oleh pengalaman gerak anak
bagian dari dunia anak-anak. Melalui bermain baik ditinjau dari aspek mutu maupun
permainan anak-anak dapat memperoleh banyaknya pengalaman itu. Anak harus
kesenangan. Bermain permainan merupakan memperoleh kesempatan yang banyak untuk
salahsatu jenis aktivitas fisik yang dapat bergerak dan bermain. Oleh karena itu,
membantu tumbuh kembang anak. Namun, seiring dengan adanya kemajuan IPTEK
seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan tersebut tidak semata-mata diterima tetapi
dan teknologi (IPTEK), bermain tidak lagi hatus ada pengendalian guna meminimalisir
menjadi aktivitas fisik yang mendukung dampak negatif yang terjadi dalam kehidupan
tumbuh kembang anak. Permainan yang khususnya bagi generasi penerus bangsa atau
dimainkan adalah jenis permainan sepeti anak-anak.
game online atau permainan yang terdapat Pada dasarnya anak-anak
pada gadget. Subrahmayan (Ukasyah dan membutuhkan aktivitas fisik yang memadai
Irfansyah, 2015: 125) menyatakan anak untuk merangsang pertumbuhan dan
cenderung tidak bergerak ketika memainkan perkembangan anak. Aktivitas fisik yang
permainan yang sudah memanfaatkan dilakukan juga akan bermanfaat bagi
teknologi. Anak hanya duduk di depan kesehatan dan kebugaran tubuh anak. Salah
televisi dan bermain dengan menggunakan satu aktivitas fisik yang sering dilakukan
media tanpa banyak bergerak. Hal ini pada anak-anak adalah bermain suatu permainan.
akhirnya mengakibatkan anak memiliki Dengan bermain banyak manfaat yang dapat
kecenderungan untuk mengalami obesitas. diperoleh anak misalnya, anak menjadi
Tidak hanya berdampak pada pertumbuhan senang, dapat menjalin persahabatan,
dan perkembangan fisik anak tetapi juga memperkaya gerak yang dimiliki anak dan
berdampak pada perkembangan sosial, dapat belajar keterampilan baru. Permainan
emosional dan mental anak. Lanjut Rusli tradisional merupakan salah satu sarana
bermain bagi anak. Selain bermanfaat bagi
56
Gustiana Mega Anggita, Siti Baitul Mukarromah, Mohammad Arif Ali, 3 (2) (2018) 55-59

kesehatan, kebugaran dan tumbuh kembang masyarakat kepada generasi dibawahnya.


anak, terdapat juga nilai-nilai positif yang Tatjana Kovačević and Siniša Opić (2014:
terkandung dalam permainan tradisional 109) menyatakan bahwa permainan
misalnya kejujuran, kerjasama, sportif, tolong tradisional jarang dimainkan pada jam
menolong, tanggung jawab, disiplin dan istirahat sekolah dan class meeting, hal
masih banyak lagi dimana hal-hal tersebut tersebut terjadi karena beberapa hambatan
dapat membangun karakter anak. Selain itu, yang berhubungan dengan kurangnya ruang
Permainan tradisional merupakan salah satu dan waktu untuk bermain di sekolah karena
sarana bermain bagi anak. Selain bermanfaat jumlah jumlah siswa di kelas yang banyak
bagi kesehatan, kebugaran dan tumbuh dan sedikitnya ruang untuk bermain.
kembang anak, terdapat juga nilai-nilai positif Solehudin (Jose Jjoossee, 2012) menyatakan
yang terkandung dalam permainan tradisional bermain merupakan suatu kegiatan yang
misalnya kejujuran, kerjasama, sportif, tolong memakai alat atau tidak memakai alat secara
menolong, tanggung jawab, disiplin dan spontan, fleksibel, menyenangkan, tidak
masih banyak lagi dimana hal-hal tersebut terpaksa dan mengembangkan daya imajinasi
dapat membangun karakter anak. Selain itu, anak, tanpa mempertimbangkan hasil akhir.
Permainan tradisional lebih efektif dari Dengan demikian bermain dapat diartikan
kegiatan sehari-hari dalam rangka untuk sebagai suatu aktivitas yang dilakukan baik
mengembangkan kontrol objek, kemampuan memakai alat atau tidak memakai alat yang
lokomotor dan keterampilan dasar (Hakimeh bersifat menyenangkan dan membantu
Albari dkk, 2009: 126). Permainan tradisional pertumbuhan dan perkembangan anak.
yang terstruktur sedemikian rupa secara Menurut Rochjadi Hasan (Jose Jjoossee,
langsung mempengaruhi psikomotor, 2012) bahwa dunia anak adalah dunia
perkembangan kognitif dan emosional anak. bermain, dimana bermain bagi mereka dapat
Permainan tradisional dapat mempengaruhi dikatakan Core Actifity atau atau aktifitas
peningkatan kesenangan dari pemain dan utama. Slamet Suyanto (2005: 119-121)
positif mempengaruhi perkembangan anak menyatakan bermain memiliki peranan
secara keseluruhan (Tatjana Kovačević and penting dalam perkembangan anak pada
Siniša Opić, 2014: 100). hampir semua bidang perkembangan, baik
Sebagian besar permainan tradisional perkembangan fisik-motorik, bahasa,
dan olahraga merupakan ekspresi budaya asli intelektual, moral, sosial, maupun emosional.
dan cara hidup yang memberikan kontribusi Pada dasarnya permainan tradisional
terhadap identitas umum kemanusiaan telang merupakan warisan budaya bangsa dan
menghilang dan yang masih bertahan juga warisan dari nenek moyang yang
terancam hilang atau punah karena pengaruh keberadaannya harus dilestarikan. Sebagai
globalisasi dan harmonisasi keragaman anak bangsa sudah menjadi kewajiban untuk
warisan olahraga dunia (Jogen Boro dkk, mempertahankan eksistensi dari permainan
2015: 88). Sekarang ini permainan tradisional tradisional tersebut. Permainan tradisional
sudah mulai ditinggalkan oleh anak-anak bukan semata-mata permainan saja, akan
bahkan tidak sedikit anak-anak yang tidak tetapi terdapat nilai dan unsur budaya yang
tahu apa itu permainan tradisional. Anak- melekat didalamnya. Di seluruh penjuru
anak hanya melakukan aktivitas fisik di Indoesia, setiap daerah memiliki permainan
sekolah sebagai bagian dari proses tradisional yang menjadi ciri khas dari daerah
pendidikan. William Tedi (2015: 8) tersebut. Oleh karena itu, sosialisasi
menyatakan bahwa hilangnya permainan permainan tradisional harus sering dilakukan
tradisional disebabkan oleh beberapa faktor secara berkelanjutan. Dengan kata lain harus
yaitu: (a) sarana dan tempat bermain tidak ada konservasi terhadap permainan
ada, (b) adanya penyempitan waktu, terlebih tradisional itu sendiri. Hal tersebut dilakukan
lagi semakin kompleknya tuntutan zaman untuk mengatisipasi hilangnya atau punahnya
terhadap anak yang semakin membebani, (c) permainan tradisional yang ada di Indonesia.
permainan tradisional terdesak oleh Berdasarkan uraian di atas, peneliti
permainan modern dari luar negeri dimana bermaksud melakukan identifikasi permainan
tidak memakan tempat, tak terkendala waktu tradisional yang terdapat di Indonesia
baik itu siang hari, pagi, sore ataupun malam khususnya di Kabupaten Semarang.
bisa dilakukan serta tidak perlu menunggun
orang lain untuk bermain, (d) terputusnya 2. Metode Penelitian
pewarisan budaya yang dilakukan oleh
generasi sebelumnya dimana mereka tidak Penelitian ini merupakan penelitian
sempat mencatat, mendata dan deskriptif kualitatif dengan pendekatan
mensosialisasikan sebagai produk budaya survey. Menurut Sugiyono (2007: 1) metode
Eksistensi Permainan Tradisional Sebagai Warisan Budaya Bangsa (2018) 2548–4699 57

penelitian kualitatif adalah Metode penelitian


yang digunakan untuk meneliti pada kondisi
obyek yang alamiah, (sebagai lawannya
adalah eksperimen) dimana peneliti adalah
sebagai instrumen kunci, teknik
pengumpulan data dilakukan secara
triangulasi (gabungan), analisis data bersifat
induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih
menekankan makna dari pada generalisasi.
Subyek penelitian dalam penelitian ini adalah
Guru Sekolah Dasar (SD) yang terdapat di Gambar 2. Jenis permainan tradisional Populer
Kabupaten Semarang.
Teknik pengumpulan data dalam Bermain dan permainan sangat identik
penelitian ini adalah wawancara, kuisioner, dengan anak-anak. Bermain juga merupakan salah
observasi dan dokumentasi. Instrumen satu kegiatan jasmani yang sering dilakukan anak-
pengumpulan data dalam penelitian ini anak. Melalui bermain ini anak memperoleh
disusun oleh peneliti sendiri yang berupa pengalaman gerak yang bermanfaat bagi
rubrik wawancara, rubrik observasi dan pertumbuhan dan perkembangan anak.
angket. Dalam penelitian ini terdapat dua Permainan tradisional berkembang dari kebiasaan
jenis data yang digunakan yaitu data primer masyarakat tertentu yang kemudian menjadi
dan data sekunder. Data primer dalam bentuk kegiatan permainan dan olahraga. Pada
penelitian ini terdiri dari rubrik wawancara perkembangan selanjutnya permainan tradisional
dan rubrik angket. Sedangkan data sekunder dijadikan sebagai jenis permainan yang memiliki
yang akan digunakan sebagai pendukung ciri kedaerahan asli yang disesuaikan dengan
dalam penelitian ini adalah observasi dan budaya daerah setempat. Permainan tradisional ini
dokumentasi. Teknik analisis data yang sering dimainkan anak-anak mulai dari
menggunakan reduksi data, penyajian data lingkungan sekitar rumah sampai lingkungan
dan penarikan kesimpulan. sekolah. Dengan demikian permainan tradisional
sangat penting dijaga dan dilestarikan
3. Hasil keberadaannya mengingat pentingnya manfaat
dari permainan tradisional itu sendiri dan nilai-
Berdasarkan data yang diperoleh jenis nilai budaya yang terdapat didalamnya.
permainan tradisional yang terdapat di Kota dan Berdasarkan data yang diperoleh dari
Kabupaten Semarang terdapat pada gambar 1. penelitian ini, permainan tradisional yang terdapat
di Kabupaten Semarang masih sering digunakan
sebagai media dalam proses pembelajaran penjas
Jenis permainan traditional di sekolah khususnya di sekolah dasar. Selain itu,
dari data kuisioner dan wawancara yang dilakukan
Bentengan pada guru dapat diketahui bahwa keberadaan
permainan tradisional yang ada di Kabupaten
Semarang tidak terlepas dari peran guru penjas
Gobak Sodor yang hampir pada setiap pembelajaran penjas
selalu mensisipkan permainan tradisional. Para
guru menjadikan kegiatan pembelajaran sebagai
Gambar 1. Jenis Permainan Tradisional sarana untuk mengenalkan dan melestarikan
di Kabupaten Semarang permainan tradisional yang terdapat di Kabupaten
Semarang. Oleh karena itu peran guru penjas
Berdasalkan data yang diperoleh jenis sangat penting dalam memfasilitasi anak-anak
permainan tradisional yang paling sering untuk mengenal permainan tradisional dan
dimainkan oleh anak-anak di Kabupaten berpartisipasi aktif didalamnya guna melestarikan
Semarang terdapat pada gambar 2. warisan budaya bangsa tersebut.
Permainan tradisional yang terdapat di
Kabupaten Semarang jumlahnya cukup beragam
yaitu ada sepuluh jenis permainan tradisional yang
terdiri dari Bentengan, Gobak Sodor, Sunda
Manda, Bakiak, Bintang Bergilir, Bola Bakar,
Egrang, Rok Dodok, Kucing Tikus dan Ular Naga.
Namun, permainan tradisional yang paling sering
58
Gustiana Mega Anggita, Siti Baitul Mukarromah, Mohammad Arif Ali, 3 (2) (2018) 55-59

dimainkan yaitu Bentengan, Gobak Sodor, Sunda 2. Rekomendasi


Manda, Kucing Tikus, Bintang Bergilir dan Bola
Bakar. Dapat dikatakan bahwa keberadaan Berdasarkan hasil penelitian yang telah
permainan tradisional di Kabupaten Semarang dilakukan, diketahui bahwa keberadaan
masih cukup baik walaupun sebagian besar permainan tradisiona di Kabupaten Semarang
permainan lebih sering dilakukan ketika jam dapat dikatakan masih cukup baik. Jumlah dan
pelajaran penjas di sekolah dan tidak jarang juga ragam permainan tradisional yang terdapat di
dimainkan ketika jam istirahat di sekolah. Kabupaten Semarang cukup banyak. Walaupun
Walaupun keberadaan permainan tradisional demikian, berdasarkan hasil penelitian yang telah
dirasakan masih cukup baik, namun responden dilakukan popularitas permainan tradisional di
dalam penelitian ini mengungkapkan bahwa Kabupaten Semarang mengalami penurunan dari
popularitas dari permainan tradisional tersebut masa sebelumnya. Oleh karena itu, perlu adanya
mengalami penurunan seiring dengan perhatian khusus pada permainan tradisional dari
perkembangan zaman yang semakin modern. berbagai pihak guna mempertahankan keberadaan
Dengan adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan keberlangsungan permainan tradisional yang
dan teknologi, bermain dan memainkan ada di Indonesia khususnya di Kabupaten
permainan bisa dilakukan dimana saja tanpa harus Semarang.
menyiapkan alat, sarana dan prasarana, permainan Permainan tradisional merupakan salah
tersebut dapat dimainkan dengan komputer, satu warisan budaya bangsa Indonesia dimana
laptop bahkan dapat dimainkan dengan pada setiap permainan tradisional terdapat ciri
handphone. khas dan nilai kearifan lokal dari setiap daerah
Dengan demikian dapat dikatakan yang terdapat di Indonesia. Selain itu, permainan
keberadaan permainan tradisional di Kabupaten tradisional merupakan sarana bagi anak untuk
memperoleh pengalaman gerak yang berguna bagi
Semarang masih cukup baik. Hal tersebut dapat pertumbuhan dan perkembangan fisik anak. Oleh
terlihat dari jumlah dan jenis permainan tradisional karena itu perlu adanya sosialisasi dan pelestarian
yang dimainkan anak-anak yang beragam. Jumlah permainan tradisional secara berkelanjutan.
permainan tradisional yang terdapat di Kabupaten
Semarang yaitu sepuluh jenis permainan dan Daftar Pustaka
Conny R, Semiawan. (2002). Belajar dan
permainan tradisional yang sering dimainkan oleh
pembelajaran dalam taraf usia dini.
anak-anak di Kabupaten Semarang terdiri dari
Indonesia: PT Ikrar Mandiri Abadi.
Bentengan, Gobak Sodor, Sunda Manda, Kucing
Tikus, Bintang Bergilir dan Bola Bakar. Jose Jjoossee. (2012). Bermain sambil belajar.
Perkembangan permainan tradisional di Diambil pada tanggal 18 Juni 2016 dari
Kabupaten Semarang tidak terlepas dari peran http://bermainsambilbelaja.blogspot.com/.
serta guru penjas dalam mengenalkan dan
menggunakan permainan tradisional sebagai Moniqa Siagawati, dkk. 2007. Indigenous, Jurnal
media pembelajaran penjas di sekolah. Ilmiah Berkala Psikologi volume 9, No.1,
Mei 2007: 83-95.
4. Simpulan dan Rekomendasi Slamet Suyanto. (2005). Dasar-dasar pendidikan
1. Simpulan anak usia dini. Yogyakarta: Hikayat
Publishing.
Berdasarkan hasil penelitian dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut: (1) Sugiyono. 2007. Metode penelitian kuantitatif
keberadaan atau eksistensi permainan tradisional kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.
yang terdapat di Kabupaten Semarang cukup baik,
(2) jumlah permai nan tradisional yang terdapat di
Kabupaten Semarang yaitu sepuluh jenis Syaiful Hasan, dkk. Jurnal Pendidikan Olahraga,
permainan yang terdiri dari: Bentengan, Gobak Volume 4, No. 2, Desember 2015.
Sodor, Sunda Manda, Bakiak, Bintang Bergilir,
Bola Bakar, Egrang, Rok Dodok, Kucing Tikus Haerani Nur. Jurnal Pendidikan Karakter tahun
dan Ular Naga, (3) jenis permainan tradisional III No. 1, Februari 2013: 87-9.
yang sering dimainkan anak-anak di Kabupaten Membangun Karakter Anak Melalui
Semarang cukup beragam yang terdiri dari:
Bentengan, Gobak Sodor, Sunda Manda, Kucing Permainan Anak Tradisional. Makassar.
Tikus, Bintang Bergilir dan Bola Bakar.
Eksistensi Permainan Tradisional Sebagai Warisan Budaya Bangsa (2018) 2548–4699
59

Ukasyah Q.A.P dan Irfansyah. Jurnal


Sosioteknologi Volume 14 No. 2, Agustus
2015: 124-140. Identifikasi Faktor-Faktor
Permainan Tradisional Bebentengan
sebagai Basis Perancangan Game Pemicu
Peningkatan Sistem Motorik Anak.
Bandung.

Tuti Andriani. Jurnal Sosial Budaya Volume 9 N0.


1, Januari-Juli 2012: 121-136. Permainan
Tradisional dalam Membentuk Karakter
Anak Usia Dini. Riau.

William Tedi. Sociologique Volume 3 N0. 4,


Desember 2015: 1-17. Perubahan Jenis
Permainan Tradisional menjadi
permainan Modern Anak-Anak Di Desa
Ijuk Kecamatan Belitang Hulu Kabupaten
Sekadu. Pontianak

Hakimeh Akbar et al. Iranian Journal of


Pediatrics Volume 19 No. 2, Juni 2009:
123-129. The Effect of Traditional Games
in Fundamental Motor Skill Development
in 7-9 Years Old Boys. Iran.

Tatjana Kovačević and Siniša Opić. Croatian


Journal of Education Volume 16 No. ,
2014: 95-112. Contribution of Traditional
Games to The Quality of Student Relatian
and Frequency of Student Socialization in
Primary Education. Kroasia.

Jogen Boro et al. IOSR Journal of Humanities and


Social Science (IOSR-JHSS) sVolume 20
Issue 3 Ver. V1, March 2015: 87-91.

You might also like