You are on page 1of 10

KEMAMPUAN PENGENALAN GEOMETRI MELALUI KEGIATAN

BERMAIN BALOK ANAK USIA 5-6 TAHUN

Lathipah Hasanah1, Shinta Agung2


1
Program Studi PIAUD STAI Bani Saleh
2
Program Studi PIAUD STAI Bani Saleh

Email: latifahasanah@yahoo.com

(Received: November 2018; Accepted: November 2018; Published: Desember 2018)

ABSTRACT
The purpose of this research is improve the ability to introduction geometry in the child age
5-6 years through playing block activities. The subject of this research is children in grade B,
RA Al-Watoniyah 16 Rawa Terate Cakung, East Jakarta. The method used classroom action
research. This research used qualitative and quantitative approach according to Kemmis
model which consists of four components: planning, action, observation and reflection. The
mean value obtained in pre intervention was 35.90%. Based on these results, interventions
must be taken through playing blocks activities. After doing intervention in cycle I, The
results obtained an average score of 61.52%. Then intervention in cycle II and obtained an
average value of 80.97%. Based on these results, the child ability to introduction geometry
has increased according to determined criteria, so that intervention action is stopped. Based
on the results of research that has been implemented, playing blocks activities very effective
can improve the ability children to introduction geometry. Furthermore, this activity can also
improve the moral, cognitive, social emotional, language and motor development.

Keywords :Geometry Introduction, Block Activities, Children Aged 5-6 Years

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan mengenal geometri pada anak usia
5-6 tahun melalui kegiatan bermain balok. Subjek penelitian ini adalah anak-anak kelompok
B di RA Al-Wathoniyah 16 Rawa Terate Cakung, Jakarta Timur. Metode penelitian yang
dilakukan oleh peneliti adalah metode penelitian tindakan kelas. Pendekatan yang digunakan
adalah pendekatan kualitatif dan kuantitatif menurut model Kemmis yang terdiri dari empat
komponen, yaitu: perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Nilai rata-rata yang didapat
pada praintervensi adalah 35.90%. Berdasarkan hasil ini maka harus dilakukan tindakan
intervensi melalui kegiatan bermain balok. Setelah melakukan intervensi tindakan siklus I
maka diperoleh hasil nilai rata-rata sebesar 61.52%. Kemudian dilakukan intervensi tindakan
siklus II dan diperoleh nilai rata-rata 80.97%. Berdasarkan hasil ini maka kemampuan anak
mengenal geometri telah meningkat sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan sehingga
tindakan intervensi dihentikan. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, kegiatan
bermain balok sangat efektif dapat meningkatkan kemampuan mengenal geometri pada anak.
Selain itu, kegiatan ini juga dapat meningkatkan aspek moral, kognitif, social emosional,
bahasa dan motorik.

Kata Kunci: Pengenalan Geometri, Bermain Balok, Anak Usia 5-6 Tahun

Copyright © Jurnal PAUD Agapedia, Vol.2 No. 2 Desember 2018 Page 115
PENDAHULUAN dalam menghadapi perubahan zaman di
Usia 5-6 tahun merupakan suatu masa dalam kehidupan yang terus berkembang,
dimana seorang anak ingin mencoba melalui berbagai latihan dasar anak
berbagai hal. Pemberian stimulasi sangat diharapkan kelak mempunyai pola
dibutuhkan oleh anak-anak, karena masa pemikiran yang logis, kritis dan rasional.
ini merupakan suatu masa dimana anak Strategi penyampaian yang tepat
mampu menerima berbagai hal yang sangat dibutuhkan dalam pemahaman
diberikan oleh orang dewasa yang ada di bentuk geometri dan dalam proses belajar
sekelilingnya. Pemberian stimulasi yang mengajar agar dapat mengarahkan anak
tepat akan memudahkan anak-anak untuk untuk memahami dan menguasai bentuk-
merekam berbagai hal di dalam otak bentuk dari geometri. Dalam prakteknya,
dengan menggunakan berbagai inderanya. belajar geometri pada anak usia dini
Banyak stimulasi yang dapat diperlukan strategi pembelajaran yang
dikembangkan untuk anak. Salah satunya berfungsi untuk memudahkan peserta didik
adalah pemberian stimulasi kognitif yang untuk belajar. Setiap anak memiliki tingkat
mengarah pada pengenalan geometri untuk intelektual yang berbeda-beda sehingga
anak usia dini. perkembangan kemampuan berfikir anak
Geometri merupakan bagian dari dalam belajar pun berbeda pula. Perbedaan
matematika yang sering kita temui dalam tersebut menyebabkan perbedaan
kehidupan sehari hari. Pemahaman bentuk penguasaan dan pemahaman konsep dan
geometri pada anak usia dini dimulai dari tahapan belajar yang dialaminya sebagai
yang kongkret ke abstrak, dari segi intuisif akibat dari berbagai faktor yang
ke analisis, dari eksplorasi ke pengusaaan mempengaruhinya.
dalam jangka waktu yang lama serta dari Salah satu strategi yang dapat
tahap yang paling sederhana hingga yang diberikan guru dalam mengenalkan
tinggi. Geometri merupakan dasar dalam geometri kepada anak adalah melalui
matematika dan pembangunan. Selain kegiatan bermain balok. Kegiatan bermain
dapat menumbuhkembangkan kemampuan balok dapat menyalurkan dorongan-
berpikir logis, geometri juga efektif untuk dorongan dalam diri anak untuk
membantu menyelesaikan permasalahan berimajinasi dan mengembangkan minat
dalam banyak cabang matematika. yang diinginkannya. Bermain balok
Pengenalan geometri pada anak perlu sebagai alternatif kegiatan yang
diberikan melalui kegiatan yang menyenangkan bagi anak-anak dalam
menyenangkan, yaitu bermain. Pengenalan kegiatan belajar geometri.
geometri melalui bermain akan membuat Di dalam kegiatan bermain balok
anak menjadi rileks, tidak merasa terbebani terdapat langkah-langkah yang harus
dan berdampak positif terhadap diperhatikan guru, yaitu mulai dari
pembelajaran. Tidak hanya itu, dalam pembukaan, inti, dan penutup. Adapun
pemikiran anak pun akan terekam bahwa kegiatan yang dilakukan guru pada
pengenalan geometri sangat kegiatan pembukaan adalah guru bercakap-
menyenangkan dan tidak menakutkan. cakap mengenai materi yang akan
Dengan mengenalkan anak kepada diajarkan anak-anak dalam kegiatan
geometri, diharapkan dapat membantu bermain balok berhubungan dengan
anak-anak untuk mempersiapkan diri matematika geometri. Selanjutnya guru
Copyright © Jurnal PAUD Agapedia, Vol.2 No. 2 Desember 2018 Page 116
dan anak bercakap-cakap tentang kegiatan Perkembangan kemampuan manusia
yang akan dilakukan. Kemudian guru akan sangat dipengaruhi sekali oleh stimulasi
memberikan peraturan yang akan yang diberikan pada usia dini. Usia dini
disepakati bersama anak-anak dalam merupakan usia yang tepat untuk anak
kegiatan bermain balok. diberikan arahan, dorongan, dan
Taman kanak-kanak menjadi tempat rangsangan yang tepat agar kemampuan
bagi anak-anak untuk belajar memperluas anak berkembang secara optimal.
pergaulan dalam kegiatan bermain yang Kemampuan merupakan daya
melibatkan kemampuan anak dalam untuk melakukan suatu tindakan sebagai
pengenalan geometri. Bagi anak-anak, hasil dari pembawaan dan latihan.
bermain sebagai kegiatan yang menarik, Kemampuan menunjukkan bahwa suatu
menyenangkan dan menyalurkan energy tindakan (performance) dapat dilakukan
anak. Melalui pengalaman yang sekarang (Munandar, 2000:17). Dari
menyenangkan, tentunya anak-anak akan pernyataan di atas dapat diketahui bahwa
termotivasi untuk belajar. kemampuan pada diri seseorang perlu
Dengan demikian, diharapkan Taman diasah secara berulang-ulang demi
Kanak-Kanak dapat dijadikan sarana yang perkembangan ke arah selanjutnya.
tepat dalam membantu meningkatkan Menurut Robbins, kemampuan
kemampuan geometri anak pada usia 5-6 menunjukkan kapasitas individu untuk
tahun. Karena pada masa ini kognitif anak mewujudkan berbagai tugas dalam
memasuki fase pra-operasional yang pekerjaan (Wibowo, 2014: 93).
ditandai dengan berfungsinya kemampuan Kemampuan menyeluruh individu pada
simbolis. Refleksi dari kemampuan ini dasarnya dibentuk oleh dua kelompok
dapat dilihat dari kemampuan anak untuk faktor penting yaitu intelektual dan
membayangkan benda-benda yang berada physical abilities.
di sekitarnya secara mental. Hal ini berarti, Beth & Piaget mengatakan bahwa
anak akan dapat membayangkan bentuk yang dimaksud matematika adalah
benda walau tidak ada benda aslinya. pengetahuan yang berkaitan dengan
Bermain balok sebagai alternatif yang berbagai struktur abstrak dan hubungan
menyenangkan bagi anak-anak dalam antar struktur tersebut sehingga
kegiatan belajar pengenalan geometri. terorganisasi dengan baik (Runtukahu,
Berdasarkan uraian di atas, penelitian 1996: 15). Dengan demikian dari pendapat
ini sebagai salah satu upaya untuk tersebut dapat dikatakan bahwa
meningkatkan kemampuan anak dalam matematika itu berkaitan dengan berbagai
pengenalan geometri melalui kegiatan aktifitas dalam kehidupan manusia dan
bermain balok untuk anak kelompok B di saling terkait dengan berbagai ilmu
taman kanak-kanak. pengetahuan.
Pembelajaran matematika bukanlah
TINJAUAN PUSTAKA pembelajaran tentang menghafalkan rumus
Setiap manusia diciptakan oleh dan hitung menghitung belaka. Belajar
Allah SWT memiliki kemampuan yang matematika memerlukan kombinasi antara
berbeda-beda, ada yang berkembang panca indra dan mental pikiran dalam
dengan cepat dan ada pula yang menangkap suatu konsep atau pengetahuan
berkembang dengan lambat. yang baru. Belajar matematika merupakan
Copyright © Jurnal PAUD Agapedia, Vol.2 No. 2 Desember 2018 Page 117
operasi mental dalam pikiran untuk mengurutkan bentuk-bentuk geometri yang
memodifikasi obyek pengetahuan. satu sama yang lain berhubungan. Berikut
Menurut Skemp, matematika adalah merupakan deskripsi dari tahapan anak
bahasa simbol yang mempunyai fungsi- belajar geometri menurut Van Hiele.
fungsi tertentu dan dapat dibedakan satu
dengan yang lainnya, mengolahnya, dan Tabel 1
menjadikannya pola piker (Runtukahu, Tahapan Belajar Geometri pada Anak
1996: 17). Matematika merupakan
Tahapan menurut Van Hiele
kegiatan pembelajaran yang memerlukan No Tahap 0 Tahap 1 Tahap 2
konsentrasi dalam kegiatannya dengan . (Visualisasi) (Analisis) Deduksi
Tahap Tahap Informal
mengolah pengetahuan yang didapat, Pengenalan Analisis Tahap
sesuai apa yang dilihat dan didengar. Bentuk Bentuk Pengurutan
Geometri Geometri Bentuk
Mengenal bentuk geometri anak Geopmetri
usia dini adalah kemampuan anak 1 Anak mengenal Dapat Mengurutkan
bentuk geometri membedakan bentuk
mengenal, menunjuk, menyebutkan serta 2 dimensi yang bentuk geometri dari
ada geometri yang esar-
mengumpulkan benda-benda di sekitar dengan kecil, atau
berdasarkan bentuk geometri. bentuk yang sebaliknya
lain
Tahap pertama anak belajar 2. Menyebutkan Dapat Mampu
geometri dinamakan topologis. Mereka geometri 2 membanding menyusun
dimensi ka masing- bentuk
belum mengenal jarak, kelurusan dan yang masing geometri dari
lainnya, karena itu anak mulai belajar kelompok yang besar-
geometri kecil, atau
mengenal garis lurus, lengkungan, dan menurut dsebliknya
lengkungan pun ada berbagai macam, ada sifat-sifat
yang mereka
lengkungan tertutup, lengkungan terbuka, temukan
dan lengkungan sederhana. 3. Mengenal Dapat Dapat
benda-benda menggunaka mengambil
Van Hiele berpendapat bahwa ada geometri 3 n media benda sesuai
lima tahapan anak belajar geometri, yaitu dimensi balok dalam dengan yang
bentuk disebutkan
sebagai berikut: (a) Tahap Pengenalan. geometri.
Pada tahap ini anak sudah mengenal 4. Menyebutkan Dapat Dapat
benda-benda memilih mencocokkan
bentuk-bentuk geometri seperti segitiga, geometri 3 benda bentuk
kubus, bola, lingkaran, dan lain-lain, tetapi dimensi geometri geometri
menurut menurut
ia belum memahami sifatnya, (b) Taha warna, warna, bentuk,
Analisa. Pada tahap ini, anak sudah dapat bentuk, dan ukuran
ukurannya
memahami sifat-sifat konsep atau bentuk 5. Menunjukkan Dapoat Dapat
geometri. Misalnya, anak dapat benda-benda menciptakan membandingk
geometri 3 bentuk dari an antara
mengetahui dan mengenal bahwa sisi dimensi kepingan kelompok
geometri benda
panjang yang berhadapan itu sama geometri 1
panjang, bahwa panjang kedua dengan
kelompok
diagonalnya sama panjang dan memotong benda
satu sama lain sama panjang dan lain-lain, geometri lain
untuk
dan (c) Tahap Pengurutan. Pada tahap mengetahui
ini, anak sudah dapat mengenal bentuk- jumlahnya
6. Mengelompokk
bentuk geometri dan memahami sifat- an benda-benda
sifatnya dan anak sudah dapat geometri 3

Copyright © Jurnal PAUD Agapedia, Vol.2 No. 2 Desember 2018 Page 118
dimensi yang Balok adalah suatu alat permainan
bentuknya sama
kontruksi terstruktur yang bertujuan untuk
7. Mencari benda- Menjumpai . menyelesaikan permasalahan suatu
benda geometri dan
3 dimensi yang menggunaka bangunan balok, mengembangkan
bentuknya sama n kosakata kemampuan berbahasa ekspresif,
atau simbol-
simbol yang meningkatkan kerja sama, dan untuk
sesuai mengungkapkan representasi simbolik dan
8. Dapat Menyelesaika
menggambarka n masalah ide-ide kreatif sewaktu bermain balok
n bentuk geometri (Isbell, 2001: 46). Balok sebagai alat
geometri 2 yang dapat
dimensi mengarah bermain yang bersifat terstruktur, hal ini
untuk
mengetahui
karena dalam penggunanya balok dikontrol
dan berdasarkan bentuk dari bahan yang
menemukan
sifat-sifat
dimainkan.
suatu gambar Balok yang dibutuhkan dalam
9 Memasangkan
bentuk geometri
kegiatan bermain balok yaitu minimal
2 dimensi menggunakan 100 balok bahkan 200 balok
dengan bentuk 3
dimensi yang akan lebih baik untuk anak dan waktu yang
bentunya sama dibutuhkan 60 menit dalam setiap kegiatan
bermainnya (Depdiknas, 2004:3). Hal
Menurut Vygotsky, bermain adalah tersebut dilakukan untuk lebih
self help tool. Sering kali keterlibatan anak mengoptimalkan potensi yang ada dalam
dalam kegiatan bermain dengan sendirinya diri anak.
mengalami kemajuan dalam Kegiatan bermain balok terdiri dari
perkembangan (Tedjasaputra, 2001: 10). berbagai tahapan. Jonson mengidentifikasi
Pandangan Vygotsky mengani bermain tujuh tahap bermain balok yaitu: tahap
bersifat menyeluruh, dalam pengertian pertama adalah membawa (carrying),
selain untuk perkembangan kognisi, tahap kedua adalah menumpuk (stacking).
bermain juga mempunyai peran penting Tahap ketiga adalah jembatan (bridging),
bagi perkembangan sosial dan emosi anak. tahap keempat adalah menutup
Bruner memberi penekanan pada (enclosures) atau pagar, tahap kelima
fungsi bermain sebagai sarana adalah pola dan simetri (patterns and
mengembangkan kreativas dan symmetry), tahap keenam adalah gambaran
fleksibilitas. Dalam bermain, yang lebih awal (early representational), dan ketujuh
penting bagi anak adalah makna bermain adalah gambaran lengkap (later
dan bukan hasil akhirnya. Saat bermain, representational) (Isbell, 2001: 16).
anak tidak memikirkan sasaran yang akan Berikut deskripsi tahapan bermain balok
dicapai, sehingga dia mampu pada anak.
bereksperimen dengan memadukan
sebagai perilaku baru serta “tidak biasa”.
Bermain sangat berhubungan dengan
naratif dalam hal bagaimana seorang anak
mempresentasikan pengetahuan dalam
intensionalitas dan keaksaraannya.

Copyright © Jurnal PAUD Agapedia, Vol.2 No. 2 Desember 2018 Page 119
Tabel 2 penglihatan (Direktorat PAUD, 2004: 3).
Tahapan Bermain Balokpada Anak Artinya bermain balok dapat mempelajari
berbagai pengetahuan misalnya mengenal
No Tahapan Indikator
berbagai macam bentuk balok berdasarkan
1 Membawa Anak melakukan apa yang dilihat dan dipegangnya.
(carrying) kegiatan mengangkat
dan membawa balok METODE
dari satu tempat Metode yang digunakan adalah
ketempat lain.
penelitian tindakan kelas (classroom action
2 Menumpuk Anak mencoba research), yaitu merupakan salah satu tipe
(stacking) membangun balok
dengan menumpuk dari penelitian tindakan (action research).
dengan balok lainnya Penelitian tindakan kelas pada prinsipnya
sehingga terbentuk
suatu menara ataupun dimaksudkan untuk mengembangkan
suatu jalur-jalur dari keterampilan atau untuk memecahkan
balok yang dijajarkan
mendatar dalam posisi suatu permasalahan di kelas (Handini
tidur.
2012: 20). Hal ini ditegaskan oleh McNiff
3 Jembatan Anak mulai belajar
(bridging) mengenal konsep ruang bahwa dasar utama dari metode ini adalah
dan jarak.
4 Menutup Anak menutup balok
untuk perbaikan dan peningkatan layanan
(enclosures) atau dengan balok lainnya profesional pendidik dalam menangani
pagar untuk menutup ruang
dengan menggunakan
proses belajar mengajar dengan melakukan
variai balok lainnya. berbagai tindakan alternatif dalam
5 Pola dan simetri Anak membuat suatu
(patterns and bangunan dengan
memecahkan persoalan pembelajaran.
symmetry) menjaga keseimbangan Dalam hal ini peneliti atau guru melakukan
bangunan yang berpola
simetri agar tidak sesuatu yang arah dan tujuan penelitiannya
mudah roboh. sudah jelas, yaitu demi kepentingan peserta
6 Gambaran awal Anak membangun
(early menara, barisan, didik dalam memperoleh hasil belajar yang
representational) jembatan, menutup dan memuaskan. Dalam penelitian tindakan
pola diulang dengan
struktur yang sama terdapat dua aktivitas yang dilakukan
sesuai dengan teknik secara simultan, yaitu aktivitas tindakan
yang dilakukan
sebelumnya. (action) dan aktivitas penelitian (research)
7 Gambaran Pada tahap ini anak (Arikunto 2006: 106). Kedua aktivitas
lengkap (later sudah memiliki
representational) perencanaan yang tersebut dapat dilakukan orang yang sama
matang mengenai atau orang yang berbeda yang bekerja
bangunan yang akan
dibuatnya. sama secara kolaboratif.
Berdasarkan tahapan tersebut, Desain intervensi tindakan atau
kegiatan bermain balok memiliki manfaat rancangan siklus penelitian ini
bagi anak. Menurut Reifel, Phelps & menggunakan model Kemmis dan Taggart.
Hanline, manfaat bermain balok antara lain Prosedur kerja dalam penelitian tindakan
untuk : a) Keterampilan hubungan dengan menurut Kemmis dan Taggart dalam
teman sebaya; b) Kemampuan Arikunto, meliputi tahap-tahap sebagai
berkomunikasi; c) Kekuatan dan berikut: (a) perencanaan (planning), (b)
koordinasi motorik halus dan kasar; d) tindakan (acting), (c) observasi
konsep matematika dan geometri; e) (observing), (d) refleksi (reflecting),
pemikiran simbolik; f) pengetahuan kemudian dilanjutkan dengan perencanaan
pemetaan; g) ketrampilan membedakan ulang (replanning), tindakan, observasi,
Copyright © Jurnal PAUD Agapedia, Vol.2 No. 2 Desember 2018 Page 120
dan reflesi untuk siklus berikutnya, begitu Tabel 3
seterusnya sehingga membentuk suatu Skor Hasil Praintervensi, Siklus I dan
spiral. Siklus II
Indikator keberhasilan tindakan
PraInterven Siklus II
berupa besarnya persentase kenaikan N NAM
si Siklus I
minimal sebesar 71 %. Indikator o A
Sko % Sko Sko %
%
keberhasilan ini sesuai dengan pendapat r r r
1 ANC 28 38.89 51 70.83 61 84.72
Mills yang menyatakan bahwa the end-of 2 AU 21 29.17 36 50.00 52 72.22
3 ASA 21 29.17 35 48.61 51 70.83
survey revealed that 71% of student agreed 4 AT 22 30.55 35 48.61 54 75.00
(Mills 2003: 101). Berdasarkan pendapat 5 AA 27 37.50 51 70.83 62 86.11
6 AN 26 36.11 39 54.17 62 73.61
tersebut maka peneliti bersama dengan 7 ARS 23 31.94 35 48.61 57 79.17
8 AAF 26 36.11 39 54.17 64 75.00
kolaborator menetapkan indikator 9 23 31.94 35 48.61 57 79.17
AWB
keberhasilan penelitian tindakan kelas ini 10 DEP 28 38.89 52 72.22 60 83.33
11 ES 27 37.50 42 58.33 63 73.61
71%. Jika persentase yang diperoleh 12 FNT 27 37.50 42 58.33 60 70.83
kurang dari 71% seperti yang telah 13 GP 25 34.72 37 51.39 54 75.00
14 GBT 25 34.72 37 51.39 54 75.00
disepakati bersama maka penelitian akan 15 IG 28 38.89 43 59.72 63 73.61
16 JKP 26 36.11 38 52.78 54 75.00
dilanjutkan pada siklus selanjutnya. 17 MY 29 40.27 51 70.83 62 86.11
Penelitian ini mendeskripsikan 18 MAN 29 40.27 53 73.61 62 86.11
19 MAJ 27 37.50 42 58.33 53 73.61
bagaimana kegiatan bermain balok dapat 20 NAP 29 40.27 52 72.22 60 83.33
21 NNH 23 31.94 35 48.61 56 77.78
meningkatkan kemampuan mengenal 22 NOC 24 33.33 36 50.00 53 73.61
geometri anak usia 5-6 tahun. Sumber data 23 SFA 23 31.94 34 47.22 51 70.83
24 SA 27 37.50 42 58.33 64 76.39
dalam penelitian ini adalah anak-anak usia 25 WAA 28 38.89 43 59.72 64 72.22
26 ZAN 29 40.27 53 73.61 64 88.89
5-6 Tahun yang merupakan sumber data 27 27 37.50 42 58.33 57 79.17
ZAH
primer, kepala sekolah yang dapat JUMLAH 698
969.3 120 1679. 157 2186.
9 9 17 4 11
memberikan informasi mengenai kegiatan RATA- 25.8 35.90 44.7 62.19 58.3 80.97
pembelajaran di sekolah, dan kolaborator RATA 5 7 0

yang terlibat dalam penelitian yaitu guru


Grafik 1
kelas.
Skor Hasil Praintervensi, Siklus I dan
HASIL DAN PEMBAHASAN
Siklus II
Data penelitian ini dideskripsikan
dalam bentuk penyajian data secara
kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif Nilai (%)
100
untuk melihat persentase kenaikan pada
90
setiap siklusnya. Sedangkan data kualitatif 80
untuk menganalisis data yang diperoleh 70
melalui catatan lapangan, catatan 60 Pr
a
wawancara, dan catatan dokumentasi di 50 I…
lapangan. Hasil peningkatan kemampuan 40
pengenalan geometri melalui kegiatan 30
bermain balok pada seluruh subjek 20
penelitian dari hasil praintervensi, siklus I 10
sampai dengan hasil intervensi siklus II 0
GP
IG

NNH
ASA
AA

MY
MAJ
ARS

SFA
ANC

AWB

WAA
ES

ZAH

disajikan dalam tabel berikut: Nama Anak

Copyright © Jurnal PAUD Agapedia, Vol.2 No. 2 Desember 2018 Page 121
Tabel 4 diharapkan atau berkembang sangat baik
Nilai Rata-Rata Hasil Praintervensi, yaitu setara dengan persentase≥ 71%.
Siklus I dan Siklus II Dengan demikian pembelajaran yang
dilakukan pada siklus I dan siklus II telah
Keterangan Prosentase (%) berhasil. Peneliti dan kolaborator
menyepakati bahwa tindakan dihentikan.
Praintervensi 35.9

Siklus I 62.19 Gambar 1


Hasil Temuan Penelitian
Siklus II 80.97

Grafik 2
Nilai Rata-Rata Hasil Praintervensi,
Siklus I dan Siklus II

Nilai (%)
Nilai Rata-Rata
100 Hasil analisis data pada penelitian ini
dikatakan berhasil jika hasil kemampuan
80
pengenalan geometri pada anak sudah
60 mencapai persentase ≥71%. Berdasarkan
analisis data terjadi kenaikan hasil rata-rata
40 pada80,97siklus I dimana pada saat
62,19
20 praintervensi nilai rata-ratanya hanya
35,90
sebesar 35.9% kemudian meningkat
0 menjadi 62.19%. Nilai rata-rata
Pra-Intervensi Siklus I Siklus II
peningkatannya sebesar 26.29% setelah
diberikan tindakan pada siklus I.
Kemudian pada suklus II mengalami
Dari tabel tersebut dapat peningkatan lagi yaitu nilai rata-ratanya
disimpulkan bahwa nilai rata-rata pada menjadi 80.97% atau meningkat sebesar
setiap tindakan mengalami peningkatan 18.78% dari siklus sebelumnya atau siklus
yang signifikan. Pada tindakan I. Oleh karena itu, peneliti dan kolaborator
praintervensi nilai rata-rata sebesar 25.85 merasa hasil yang didapat telah mencapai
atau 35.9% dan meningkat pada siklus I target yang diinginkan sehingga peneliti
yaitu nilai rata-ratanya menjadi 44.77 atau dan kolaborator memutuskan untuk
62.19% kemudian mengalami peningkatan menghentikan penelitian.
lagi pada siklus II yaitu nilai rata-ratanya Hasil data kuantitatif dan kualitatif
menjadi 58.30 atau 80.97%. membuktikan bahwa penerapan kegiatan
Dari tindakan siklus II dinyatakan bermain balok dapat meningkatkan
bahwa hipotesis tindakan telah tercapai kemampuan mengenal geometri pada
sesuai dengan kriteria ketercapaian yang anak. Hal tersebut terlihat bahwa anak
sudah mampu untuk mengenal bentuk-
Copyright © Jurnal PAUD Agapedia, Vol.2 No. 2 Desember 2018 Page 122
bentuk geometri, mengelompokkan kemampuan berdoa dan mengucap salam.
menurut bentuk, ukuran maupun warna Aspek kognitif yaitu kemampuan anak
dan mencocokkan benda-benda geometri mengenal konsep bentuk, warna
dan membangun sesuatu dengan media meningkat. Aspek emosi yaitu
balok-balok. meningkatnya empati dan kesabaran anak.
Dengan demikian, hipotesis tindakan Aspek bahasa yaitu meningkatnya
yang menyatakan bahwa kegiatan bermain kemampuan berbicara dan membaca. Dan
balok dapat meningkatkan kemampuan kemudian dari aspek motorik yaitu
pengenalan geometri anak usia 5-6 tahun kemampuan memegang dan menumpuk
diterima. meningkat juga. Berdasarkan hasil tersebut
maka tindakan dihentikan dan penelitian
KESIMPULAN DAN SARAN selesai karena telah mencapai target yang
Berdasarkan hasil penelitian yang diharapkan dan sesuai dengan perencanaan
telah dilaksanakan oleh peneliti tentang yang telah ditetapkan.
peningkatkan kemampuan pengenalan Berdasarkan ikesimpulan yang telah
geometri melalui kegiatan bermain balok dipaparkan, ada beberapa saran dari
anak usia 5-6 tahun di RA Al-Wathoniyah peneliti, diantaranya:
16 Cakung Jakarta Timur, dapat 1. Bagi lembaga PAUD, agar semakin
disimpulkan bahwa kegiatan bermain mengembangkan strategi
balok dapat meningkatkan kemampuan pembelajaran, menyediakan sarana
anak dalam mengenal geometri. dan prasarana yang memadai serta
Hal ini terlihat pada saat meningkatkan kualitas sumber
praintervensi, sebanyak 27 anak nilainya daya tenaga pendidik.
tidak mencapai kriteria yang telah 2. Bagi kepala sekolah, meningkatkan
ditetapkan yaitu sebesar ≥71%. Nilai rata- profesionalisme guru serta
ratanya sebesar 25.85 atau 35.90%. keaktifan dalam kerjasama pada
Sedangkan pada siklus I, jumlah anak yang proses pembelajaran.
mencapai kriteria yang ditetapkan 3. Bagi guru, meningkatkan
sebanyak 14 anak dimana nilai rata- penguasaan materi dan
ratanya sebesar 44.77 atau 62.19% keterampilan dalam mengajar anak
sehingga perlu dilakukan tindakan didiknya.
selanjutnya atau tindakan siklus II. 4. Bagi orang tua, memberikan
Kemudian pada saat siklus II, terjadi dukungan serta stimulus yang tepat
peningkatan dimana seluruh anak dalam mengembangkan
sebanyak 27 orang memperoleh nilai kemampuan anak serta
sesuai dengan kriteria yang telah menyediakan fasilitas-fasilitas
ditetapkan. Nilai rata-ratanya sebesar untuk belajar di rumah.
58.30 atau 80.97%. 5. Bagi masyarakat, menyediakan
Secara kualitatif peningkatan sarana atau fasilitas serta
kemampuan anak dalam mengenal memberikan kesempatan pada anak
geometri juga terlihat dari meningkatnya dalam rangka mengembangkan
aspek moral agama, aspek kognitif, aspek kemampuan pengenalan geometri.
emosi, aspek bahasa, dan aspek motorik. 6. Bagi peneliti selanjutnya, dapat
Aspek moral agama meningkat yaitu melakukan penelitian mengenai
Copyright © Jurnal PAUD Agapedia, Vol.2 No. 2 Desember 2018 Page 123
peningkatan kemampuan
pengenalan geometri pada aspek- Isbell, Rebecca. 2001. The Complete
aspek yang lain dengan Learning Center Book. Maryland:
meningkatkan kualitas, baik dari Gryphon House, Inc.
segi media maupun pelaksanaan Mills, Geoffrey E. 2003. Action
sehingga dapat mencapai hasil Research: A Guide For Teacher Research.
yang lebih optimal. New Jersey: Pearson Education
Runtukahu, J Tombokan. 2000.
Pengajaran Matematika Bagi Anak
PUSTAKA RUJUKAN Berkesulitan Belajar. Jakarta: Departemen
Arikunto, Suharsimi. 2006. Penelitian Pendidikan Nasional.
Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Tedjasaputra, Mayke S. 2001.
Depdiknas. 2004. Bahan Pelatihan Bermain dan Permainan. Jakarta :
Lebih Jauh Tentang Sentra dan Saat Grasindo.
Lingkaran; Main Pembangunan Jilid 4. Utami Munandar. 2000.
Jakarta: Depdiknas. Mengembangkan Bakat dan Kreatifitas
Direktorat Pendidikan Anak Usia Anak Sekolah. Jakarta : PT. Gramedia
Dini. 2004. Main Pembangunan. Jakarta : Widiasarana
Departemen Pendidikan Nasional. Wibowo. 2013. Perilaku Dalam
Handini, Myrnawati Crie. 2012. Organisasi. PT. Rajawali Gravindo
Metodologi Penelitian untuk Pemula. Persada.
Jakarta: FIP Press.

Copyright © Jurnal PAUD Agapedia, Vol.2 No. 2 Desember 2018 Page 124

You might also like