You are on page 1of 8

JURNAL CERIA

ISSN : XXXX-XXXX (Print) XXXX-XXXX (Online)


Vol.1 | No.1 | Januari 2018

PENGARUH KETERAMPILAN PROSES SAINS


TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR LOGIS PADA
ANAK USIA DINI
1
Restu Ilma Nurqolbi, 2Arifah A Riyanto, 3Ririn Hunafa Lestari
IKIP Siliwangi, Jl. Terusan Jendral Sudirman, Cimahi
1

IKIP Siliwangi, Jl. Terusan Jendral Sudirman, Cimahi


2
3
IKIP Siliwangi, Jl. Terusan Jendral Sudirman, Cimahi
1
ilmarestu@gmail.com, 2arifahastim@yahoo.com, 3ririnhunafa@ikipsiliwangi.ac.id

Abstract
One aspect of development that can be developed in early childhood through the field of early
childhood education is the aspect of cognitive development. In the cognitive aspect there are
capabilities that must be developed, namely the ability to think logically which can be developed
through science learning methods for early childhood, one of them through science process
skills, where children will learn experiments, explore, and identify the surrounding environment
to build their own knowledge with curiosity high so that later it will be useful in his adult life.
This research uses quantitative research methods using quasi-experimental research using a
nonquivalent group design research design. This study aims to determine the effect of science
process skills on children's logical thinking skills. Based on the results of the study it was found
that the average gain of the experimental class was 76.14 while the average gain value of the
control class was 5.60, which meant that the use of science process skills was effective to
improve the logical thinking skills of early childhood. Therefore, this research is recommended
to early childhood educators so that science process skills can be used as one of the lessons to
improve children's logical thinking skills.
Keywords: ability to think logically, process science skills

Abstrak
Salah satu aspek perkembangan yang dapat dikembangankan pada anak usia dini melalui bidang
pendidikan anak usia dini adalah aspek perkembangannya kognitif. Dalam aspek kognitif
terdapat kemampuan yang harus dikembangkan yaitu kemampuan berpikir logis yang dapat
dikembangkan melalui metode pembelajaran sains untuk anak usia dini salah satunya melalui
keterampilan proses sains, dimana anak akan belajar eksperimen, bereksplorasi, dan
mengidentifikasi lingkungan sekitar untuk membangun suatu pengetahuannya sendiri dengan
rasa keingintahuannya yang tinggi sehingga nantinya akan bermanfaat pada masa dewasanya.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan menggunakan jenis penelitian
kuasi eksperimen dengan menggunakan desain penelitian kelompok kontrol non-ekuivalen (the
nonequivalent grup design). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh keterampilan
proses sains terhadap kemampuan berpikir logis anak. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh
bahwa rata-rata nilai gain kelas eksperimen 76,14 sedangkan rata-rata nilai gain kelas kontrol
5,60 yang artinya penggunaan keterampilan proses sains efektif untuk meningkatkan
kemampuan berpikir logis anak usia dini. Maka dari itu, penelitian ini direkomendasikan kepada
pendidik anak usia dini agar keterampilan proses sains dapat dijadikan sebagai salah satu
pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan berpikir logis anak.
Kata Kunci: kemampuan berpikir logis, keterampilan proses sains

1
JURNAL CERIA
ISSN : XXXX-XXXX (Print) XXXX-XXXX (Online)
Vol.1 | No.1 | Januari 2018
PENDAHULUAN sekitar melalui panca inderanya,
Pendidikan anak usia dini sangat sehingga dengan pengetahuan yang
penting diberikan kepada anak sebagai didapatkannya tersebut anak-anak dapat
bentuk penyelenggara yang berfokus melangsungkan hidupnya dan menjadi
pada peletakkan dasar bagi pembentukan manusia yang utuh sesuai kodratnya
kepribadian manusia secara utuh, yang sebagai makhluk Tuhan yang harus
ditandai dengan perkembangan karakter memberdayakan apa yang ada di dunia
yang positif, budi pekerti luhur, pandai untuk dirinya dan orang lain. Adapun
dan terampil. Pendidikan untuk anak proses kognitif meliputi berbagai aspek,
usia dini pada dasarnya meliputi seluruh seperti persepsi, ingatan, pikiran, simbol,
upaya dan tindakan yang dilakukan oleh penalaran, dan pemecahan masalah.
orang tua, guru dan masyarakat sebagai Hurlock (dalam Susanto, 2011)
pendidik melalui proses perawatan, berpendapat bahwa untuk membuat anak
pengasuhan, serta pemberian pendidikan kecil mengerti akan lebih baik jika
dengan menciptakan kondisi lingkungan dikenalkan berbagai konsep-konsep
yang dapat mengeksplorasi pengalaman menjadi konkret dan realistis.
dan memberikan kesempatan kepada Pembelajaran untuk anak usia dini harus
anak untuk mengetahui dan memahami diberi pemahaman melalui contoh-
pengalaman belajar yang diperolehnya contoh nyata, peragaan langsung, dan
melalui proses pengamatan, meniru, dan dikemas melalui bermain. Dengan cara
melakukan kegiatan eksperimen yang ini, maka secara tidak langsung mereka
dilakukan secara berulang-ulang dan dapat menerima apa yang diajarkan
melibatkan seluruh potensi dan kepada mereka. Perkembangan kognitif
kecerdasan anak usia dini. (Mursid, menunjukkan pada proses dan produk
2015; Mursid, 2016) dari dalam akal pikiran, daya pikir dan
Menurut Susanto (2011, hal. 12) cara berpikir logis manusia yang
menyatakan bahwa munculnya potensi membawanya untuk tahu. Berdasarkan
anak usia dini memang bergantung pada pernyataan Mursid (2015, hal. 9), daya
stimulus yang diberikan. Karena itu, pikir atau berpikir logis disebut juga
wajib bagi orang tua atau pendidik untuk sebagai kemampuan seorang anak usia
menggali sekaligus mengembangkan dini untuk mengamati, melihat
potensi anak sejak dini. Makin dini anak hubungan-hubungan, kegiatan yang
menerima stimulasi akan makin baik. megakibatkan seorang anak usia dini
Seluruh potensi anak usia dini yang memperoleh pengetahuan baru yang
harus dikembangkan meliputi beberapa banyak didukung oleh kemampuannya
aspek yaitu aspek kognitif, bahasa, fisik bertanya.
motorik, sosial emosional dan moral Menurut Yulianti (2010) jika
(Susanto, 2011, hal.48). ingin anak-anak kita mempunyai kinerja
Aspek perkembangan kognitif yang baik disekolah lanjutan, maka anak
mempunyai peranan sangat penting bagi usia dini hendaknya dibiasakan
keberhasilan anak dalam belajar, karena bereksperimen sains, jika tidak, berarti
sebagian besar aktivitas dalam belajar guru mempersulit anak mengenali sains
selalu berhubungan dengan masalah untuk kehidupan selanjutnya. Sains
mengingat dan berpikir (Muslihuddin & adalah produk dan proses (Yulianti,
Agustin, 2008, hal. 11). Pada dasarnya 2010 : 18). Menurut Nugraha (2008, hal.
mengembangkan perkembangan kognitif 125) secara teoritis anak usia dini usia
dimaksudkan agar anak usia dini mampu dini seyogyanya memiliki keterampilan
melakukan eksplorasi terhadap dunia proses sains yang memadai seperti

2
JURNAL CERIA
ISSN : XXXX-XXXX (Print) XXXX-XXXX (Online)
Vol.1 | No.1 | Januari 2018
keterampilan mengobservasi meliputi yang rendah. Mengetahui adanya kondisi
mengidentifikasi ciri suatu benda, tersebut peneliti mencoba mendeteksi
mengidentifikasi perbedaan dan apa penyebab ketidaktercapaian tujuan
persamaan benda, mencocokan gambar tersebut antara lain disebabkan cara
dengan tulisan, mengurutkan dan penerapan pembelajaran sains hanya
memberikan uraian tentang benda dan sekedar kumpulan teori saja dan proses
peristiwa tertentu. pembelajaran masih menggunakan
Selain itu, dalam keterampilan metode ceramah dan kurang bervariasi,
menggolongkan anak usia dini kurangnya lingkungan yang melibatkan
diharapkan mampu menggolongkan dan anak dalam kegiatan keterampilan proses
mengamati persamaan, perbedaan dan sains, proses pembelajaran masih kaku
hubungan berdasarkan kesesuaian dan kurang menarik minat anak untuk
dengan tujuan. Pada keterampilan mengikuti kegiatan, sehingga anak usia
mengkomunikasikan anak usia dini dini khususnya terlihat jenuh dengan
diharapkan mampu menyampaikan pembelajaran yang terjadi sekarang ini,
sesuatu baik secara lisan maupun tulisan, yang akibatnya anak kurang aktif dalam
sedangkan dalam keterampilan berpikir sehingga anak tidak memiliki
memprediksi anak usia dini diharapkan sifat berpikir logis.
mampu membuat dugaan berdasarkan sebagai suatu proses untuk
pola-pola tertentu (sebab-akibat) suatu memperoleh pengetahuan. Rangkaian
peristiwa berdasarkan pola. Menurut proses yang dilakukan dalam kegiatan
Conant, Fisher (dalam Mursid, 2015) sains tersebut, saat ini dikenal dengan
mengartikan sains sebagai suatu sebutan metode ilmiah.
kumpulan pengetahuan yang diperoleh Secara teoritis anak usia dini usia
dengan menggunakan metode dini seyogyanya memiliki keterampilan
pengamatan dengan penuh ketelitian. proses sains yang memadai seperti
Kaitannya dengan program pembelajaran keterampilan mengobservasi meliputi
sains untk anak usia dini, sains dapat mengidentifikasi ciri suatu benda,
dikembangkan menjadi tiga substansi mengidentifikasi perbedaan dan
mendasar, yaitu pendidikan dan persamaan benda, mencocokan gambar
pembelajaran sains yang memfasilitasi dengan tulisan, mengurutkan dan
penguasaan proses sains, penguasaan memberikan uraian tentang benda dan
produk sains, serta program yang peristiwa tertentu (Nugraha. 2008, hal.
memfasilitasi pengembangan sikap 125). Keterampilan menggolongkan
sains. Pentingnya pengembangan anak usia dini diharapkan mampu
keterampilan proses sains pada anak usia menggolongkan dan mengamati
dini dapat memberikan berbagai persamaan, perbedaan dan hubungan
pengalaman yang bermakna bagi anak berdasarkan kesesuaian dengan tujuan.
sehingga akan dibawa oleh anak selama Keterampilan mengkomunikasikan anak
hidupnya. usia dini diharapkan mampu
Berdasarkan hasil obsevasi awal menyampaikan sesuatu baik secara lisan
diperoleh informasi tentang kondisi maupun tulisan. Keterampilan
keterampilan proses sains anak memprediksi anak usia dini diharapkan
kelompok B masih jauh dari harapan. mampu membuat dugaan berdasarkan
Seperti pada keterampilan proses sains pola-pola tertentu (sebab-akibat) suatu
mengamati, mengklasifikasikan, peristiwa berdasarkan pola.
membuat kesimpulan dan Menurut Mursid (2015, hal 9)
mengkomunikasikan menunjukkan hasil menyatakan bahwa daya pikir atau

3
JURNAL CERIA
ISSN : XXXX-XXXX (Print) XXXX-XXXX (Online)
Vol.1 | No.1 | Januari 2018
berpikir logis disebut juga sebagai dipergunakan pendidik untuk
kemampuan seorang anak usia dini meningkatkan kecerdasan kognitif
untuk mengamati, melihat hubungan- terutama untuk meningkatkan
hubungan, kegiatan yang megakibatkan kemampuan berpikir logis anak usia dini
seorang anak usia dini memperoleh yaitu melalui pembelajaran sains
pengetahuan baru yang banyak didukung melalui keterampilan proses sains,
oleh kemampuannya bertanya. Berpikir dimana keterampilan proses sains
logis perlu dikembangkan sedini sebagai suatu proses untuk memperoleh
mungkin karena apa yang diperoleh pengetahuan. Rangkaian proses yang
dalam satu periode akan sangat dilakukan dalam kegiatan sains tersebut,
membantu pengembangan berpikir logis saat ini dikenal dengan sebutan metode
pada periode selanjutnya. Menurut ilmiah.
Budiningsih (2005, hal. 114) bahwa
“kecerdasan logika sering disebut METODE
berpikir ilmiah, termasuk berpikir Metode penelitian yang digunakan
deduktif dan induktif.” Menurut adalah penelitian eksperimen dengan
pendapat ini bahwa kemampuan berpikir menggunakan jenis kuasi eksperimen
logis merupakan proses berpikir ilmiah dan menggunakan desain penelitian
dalam menyelesaikan suatu masalah kelompok kontrol non-ekuivalen (the
dengan berdasarkan pada kebenaran nonequivalent grup design). Kuasi
logika. eksperimen ini subjek tidak
Berdasarkan penjelasan diatas dikelompokan secara acak, tetapi peneliti
dapat disimpulkan bahwa kemampuan menerima keadaan subjek seadanya.
berpikir logis pada dasarnya melibatkan Menurut Ruseffendi (2010: 52), pada
kemampuan-kemampuan menganalisis penelitian ini digunakan dua kelas. Kelas
masalah secara logika, menemukan, yang pertama sebagai kelas eksperimen
menciptakan dan menyelidiki sesuatu yang akan menerima treatment
secara ilmiah yang dimaksudkan agar (perlakuan) sebanyak 15 anak diberikan
anak usia dini mampu melakukan pembelajaran dengan menggunakan
eksplorasi terhadap dunia sekitar melalui keterampilan proses sains, sedangkan
seluruh panca inderanya, sehingga kelas yang kedua sebagai kelas kontrol
dengan pengetahuan yang didapatkannya sebanyak 13 anak dengan menggunakan
tersebut anak dapat menjadi manusia pembelajaran biasa (konvensional).
yang utuh sesuai kodratnya sebagai Variabel dalam penelitian ini terdiri dari
makhluk Tuhan yang harus variabel terikat dan variabel
memberdayakan apa yang ada di dunia bebas.Variabel terikat dalam penelitian
untuk dirinya dan orang lain. ini adalah kemampuan berpikir logis,
Berdasarkan latar belakang di sedangkan variabel bebas dalam
atas, maka peneliti ingin menguji metode penelitian ini adalah keterampilan proses
eksperimen sebagai alternatif sains. Subjek penelitian dalam penelitian
pembelajaran dalam mengembangkan ini adalah anak usia dini kelompok B1
kemampuan berpikir logis anak usia dan kelompok B2 dengan rentang usia
dini. Dalam upaya mencetak anak usia lima sampai enam tahun. Instrumen
dini yang baik maka pendidik sangat penelitian ini menggunakan pedoman
perlu menggunakan metode observasi penilaian menggunakan skala
pembelajaran yang kreatif dan inovatif likert. yaitu : Belum Berkembang (BB),
agar suasana pembelajaran tidak jenuh Mulai Berkembang (MB), Berkembang
dan bosan. Diantara banyak metode yang Sesuai Harapan (BSH), Berkembang

4
JURNAL CERIA
ISSN : XXXX-XXXX (Print) XXXX-XXXX (Online)
Vol.1 | No.1 | Januari 2018
Sangat Baik (BSB). Untuk kontrol 1,543 karena 1,543> α 0,05
mengungkapkan kejelasan suatu sikap maka data tersebut bervarian homogen.
atau sifat yang diteliti. Jawaban Hasil penelitian uji normalitas dan
responden skor tertinggi bernilai 4 dan homogenitas diperoleh bahwa data
skor terendah 1. Misalnya BB (1), MB berdistribusi normal dan homogen.Oleh
(2), BSH (3), BSB (4). (Analisis data karena itu analisis data selanjutnya
yang digunakannya mana?) menggunakan uji t independen.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 1
Hasil Hasil Uji t Independen Data Pre test
Pada penelitian ini perlu Kelompok Eksperimen dan Kontrol
dilakukan uji normalitas dan uji dengan SPSS 23 (2-tailed)
homogenitas. Berdasarkan perhitungan
uji normalitas kolmogrov-smirnov nilai
Sig. pada kelompok eksperimen
menunjukkan hasil signifikan 0,051
karena 0,051 > α 0,05 maka hasil pre test
kelompok eksperimen datanya
berdistribusi normal. Perhitungan uji
normalitas kolmogrov-smirnov nilai Sig Berdasarkan Tabel 1.1 terlihat
pada kelompok kontrol diperoleh hasil bahwa diperoleh nilai sig (2 tailed)
signifikan 0,200 karena 0,200 > α 0,05 adalah 0,001 maka signifikasi satu
maka data hasil pre test pada kelompok 0,001
pihaknya adalah = 0,0005 dengan
kontrol berdistribusi normal. Adapun 2
perhitungan uji normalitas kolmogorov- demikian nilai tersebut kurang dari 0,05
smirnov untuk data post test yang artinya peningkatan kemampuan berpikir
menunjukkan hasil nilai Sig pada logis anak usia dini dengan
kelompok eksperimen menunjukkan menggunakan keterampilan proses sains
hasil signifikan 0,200 karena 0,200 > α terdapat perbedaan dengan anak yang
0,05 maka hasil post test kelompok menggunakan pembelajaran biasa. Hal
eksperimen datanya berdistribusi ini berarti bahwa pada saat pre test
normal. Perhitungan uji normalitas (sebelum perlakuan) tingkat kemampuan
kolmogrov-smirnov nilai Sig pada berpikir logis antara kelompok
kelompok kontrol diperoleh hasil ekperimen dan kelompok kontrol sudah
signifikansi 0,116 karena 0,116 > α 0,05 terdapat perbedaan.
maka data hasil post test pada kelompok Tabel 2
kontrol berdistribusi normal. Selain uji Hasil Uji t Independen Data Post test
normalitas, peneliti menguji data Kelompok Eksperimen dan Kontrol
homogenitas pada data pre test dan post dengan SPSS 23 (2-tailed)
test. Berdasarkan hasil data, diperoleh
hasil uji homogenitas hasil data pre test
kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol 0,614 karena 0,614 > α 0,05
maka data tersebut bervarian homogen.
Adapun hasil data post test, berdasarkan
hasil SPSS diperoleh hasil uji
homogenitas hasil data post test Berdasarkan Tabel 1.2 terlihat
kelompok eksperimen dan kelompok bahwa diperoleh nilai sig (2 tailed)

5
JURNAL CERIA
ISSN : XXXX-XXXX (Print) XXXX-XXXX (Online)
Vol.1 | No.1 | Januari 2018
adalah 0,000 maka signifikasi satu keterampilan proses sains efektif untuk
0,000 meningkatkan kemampuan berpikir logis
pihaknya adalah = 0 , dengan
2 pada anak usia dini. Dengan demikian,
demikian nilai tersebut kurang dari 0,05 analisis perbedaan kemampuan berpikir
artinya peningkatan kemampuan berpikir logis anak usia dini pada kelas
logis anak usia dini dengan eksperimen yang pembelajarannya
menggunakan keterampilan proses sains menggunakan keterampilan proses sains
terdapat perbedaan dibandingkan jauh lebih meningkat dibanding kelas
dengan anak yang menggunakan metode kontrol yang mengunakan pembelajaran
pembelajaran konvensional. Hal ini biasa, walaupun pada hasilnya kelas
menunjukan bahwa setelah diberikan kontrolpun memiliki peningkatan.
perlakuan yang berbeda yaitu kelompok Dengan menggunakan keterampilan
eksperimen dengan metode kuasi proses sains diharapkan anak usia dini
eksperimen dan kelompok kontrol dapat memperoleh pengalaman belajar
dengan metode konvensional yang menyenangkan, sehingga
menunjukkan hasil yang berbeda pada kemampuan kognitifnya berkembang
tingkat berpikir logis antara kelompok khususnya kemampuan berpikir kritis
ekperimen dan kelompok kontrol. dan kreatif, sehingga dapat mengolah
Berdasarkan hasil data pre test dan perolehan belajarnya, dapat menemukan
post test antara kelompok eksperimen bermacam-macam alternatif pemecahan
dan kelompok kontrol didapatkan hasil masalah, mampu mengembangkan
uji gain. Hasil uji gain diperoleh dari kemampuan logika, pemecahan masalah
jumlah data post test dikurang jumlah dan membantu meningkatkan
data pre test, menunjukkan bahwa nilai kemampuan berpikir logis (Yulianti,
rata-rata N-Gain skor untuk kelas 2010).
eksperimen adalah sebesar 0,76148 atau
76,14% termasuk dalam kategori efektif. Pembahasan
Dengan nilai N-Gain skor minimal 56% Berdasarkan hasil analisis yang
dan maksimal 88,23%. Sementara untuk telah dijelaskan sebelumnya, bahwa hasil
rata-rata N-Gain skor untuk kelas kontrol tes awal (pre test) kemampuan berpikir
adalah sebesar 0,0560 atau 5,60% logis anak usia dini kelas eksperimen
termasuk dalam kategori tidak efektif. dan kelas kontrol telah terdapat
Dengan nilai N-Gain skor minimal perbedaan yang signifikan menunjukkan
2,70% dan maksimal 14,63%. Maka bahwa data yang diperoleh dari
dapat disimpulkan bahwa penggunaan penelitian di lapangan yaitu nilai
keterampilan proses sains efektif untuk kemampuan berpikir logis antara kedua
meningkatkan kemampuan berpikir logis kelas sudah terdapat perbedaan, sehingga
anak usia dini. harus dilakukan penilaian uji N-Gain
Setelah kedua kelas diberi perlakuan skor untuk mengetahui analisis
yang berbeda selama delapan kali perbedaan peningkatan nilai antara kelas
pertemuan, yaitu kelas eksperimen eksperimen dan kelas kontrol.
menggunakan keterampilan proses sains Setelah kedua kelas diberi
dan kelas kontrol menggunakan perlakuan yang berbeda selama delapan
pembelajaran biasa (konvensional) kali pertemuan, yaitu kelas eksperimen
diperoleh hasil uji N-Gain yang menggunakan keterampilan proses sains
menunjukkan bahwa kemampuan dan kelas kontrol menggunakan
berpikir logis anak usia dini yang pembelajaran biasa (konvensional)
pembelajarannya menggunakan diperoleh hasil uji N-Gain yang

6
JURNAL CERIA
ISSN : XXXX-XXXX (Print) XXXX-XXXX (Online)
Vol.1 | No.1 | Januari 2018
menunjukkan bahwa kemampuan sesuatu, selalu ingin mencoba hal-hal
berpikir logis anak usia dini yang baru, maka diperlukan media belajar
pembelajarannya menggunakan untuk memenuhi kebutuhan anak
keterampilan proses sains efektif untuk tersebut, namun upaya peneliti dalam
meningkatkan kemampuan berpikir logis mengaplikasikan keterampilan proses
pada anak usia dini. Dengan demikian, sains adalah untuk membuat strategi atau
analisis perbedaan kemampuan berpikir metode serta bahan atau media yang
logis anak usia dini pada kelas digunakan harus menarik serta diikuti
eksperimen yang pembelajarannya oleh anak sehingga dengan begitu anak
menggunakan keterampilan proses sains tidak terasa memperoleh konsep sains
jauh lebih meningkat dibanding kelas melalui belajar agar anak dapat
kontrol yang mengunakan pembelajaran memperoleh pembelajaran yang
biasa, walaupun pada hasilnya kelas menyenangkan dan bermakna (Yulianti,
kontrolpun memiliki peningkatan. 2010).
Dengan menggunakan Berdasarkan penelitian yang
keterampilan proses sains diharapkan dilakukan oleh Kurniasari (2017) dengan
anak usia dini dapat memperoleh Judul Penggunaan Media Alam Sekitar
pengalaman belajar yang dan Kemampuan Berpikir Logis Anak
menyenangkan, sehingga kemampuan Usia Dini hasil penelitian menunjukkan
kognitifnya berkembang khususnya bahwa ada hubungan yang signifikan
kemampuan berpikir kritis dan kreatif, antara penggunaan media alam sekitar
sehingga dapat mengolah perolehan dengan kemampuan berpikir logis anak
belajarnya, dapat menemukan usia dini dengan penggunaan uji korelasi
bermacam-macam alternatif pemecahan SpearmanRank. Penelitian ini bertujuan
masalah, mampu mengembangkan untuk mengetahui kemampuan kognitif
kemampuan logika, pemecahan masalah anak usia dini.
dan membantu meningkatkan Hal ini terbukti pada saat
kemampuan berpikir logis (Yulianti, pembelajaran berlangsung dengan
2010). beragam kegiatan atau media yang
Dari hasil pengamatan penelitian, digunakan atau diberikan oleh guru
faktor meningkatnya kemampuan sangat beragam, tidak hanya sekedar
berpikir logis anak usia dini dengan teori. Guru mulai paham bahwa
menggunakan keterampilan proses sains pentingngnya pengembangan
adalah karena pembelajaran seperti ini kemampuan berpikir logis sebagai dasar
dirancang melalui bermain sehingga seseorang menangkap informasi,
sangat efektif membuat anak aktif seperti keingintahuan baru yang didapat, dan
halnya anak belajar bereksperimen, dapat menyimpulkan sebagai landasan
bereksplorasi, dan mengidentifikasi berpikir seseorang. Pembelajarannya pun
lingkungan sekitarnya sehingga anak dapat dikenalkan dengan sangat menarik
sendirilah yang akan membangun seperti melalui bermain atau
pengetahuannya sendiri melalui rasa keterampilan proses sains.
keingintahuannya yang tinggi. Dengan
melakukan percobaan dan menemukan KESIMPULAN
konsep sendiri, anak akan lebih mudah Kesimpulan hasil penelitian pengaruh
mengingat informasi yang didapat dan keterampilan proses sains
tidak mudah lupa. Selain itu karena anak terhadap kemampuan berpikir logis pada
usia dini pada umumnya memiliki anak usia dini, dipaparkan sebagai
dorongan yang kuat untuk mengetahui berikut; (1) Dilihat dari penilaian data

7
JURNAL CERIA
ISSN : XXXX-XXXX (Print) XXXX-XXXX (Online)
Vol.1 | No.1 | Januari 2018
pre test eksperimen menunjukan bahwa Karena, pada metode ini semua anak
penilaian anak usia dini sudah terlibat dalam segala prosesnya dan
berkembang, rata-rata anak berada pada dapat menyelesaikan dengan baik seperti
penilaian Berkembang Sesuai Harapan keterampilan mengobservasi,
(BSH), kemampuan berpikir logis pre menggolongkan, mengkomunikasikan,
test anak usia dini sudah berkembang, dan memprediksi.
menunjukkan bahwa data yang diperoleh DAFTAR PUSTAKA
dari penelitian di lapangan yaitu nilai
kemampuan berpikir logis antara kedua Budiningsih. (2005). Belajar dan
kelas sudah terdapat perbedaan. (2) Pembelajaran. Jakarta : PT Rineka
Dilihat dari penilaian data post test Cipta.
eksperimen menunjukan bahwa Kurniasari. (2017). Penggunaan Media
peningkatan kemampuan berpikir logis Alam dan Kemampuan Berpikir Logis
anak usia dini dengan menggunakan Anak Usia Dini. Tersedia di
keterampilan proses sains terdapat http://jurnal.fkip.unila.ac.id/index.php/P
AUD/article/download/15163/11071.
perbedaan dibandingkan dengan anak
Di akses pada 21 Juli 2019.
yang menggunakan pembelajaran Mursid. (2015). Belajar dan Pembelajaran
konvensional. (3) Penelitian ini PAUD. Bandung : PT Remaja
membuktikan bahwa melalui Rosdakarya.
keterampilan proses sains, kemampuan Mursid. (2016). Pengembangan
berpikir logis anak pada kelompok Pembelajaran PAUD. Bandung : PT
eksperimen terdapat perbedaan yang Remaja Rosdakarya.
signifikan dibandingkan dengan profil Muslihuddin & Agustin, M. (2008).
kemampuan berpikir logis anak pada Mengenali Dan Mengembangkan
kelompok kontrol yang menggunakan Potensi Kecerdasan Jamak Anak Usia
metode konvensional. Hal ini dapat Taman Kanak-Kanak Raudhatul Athfal.
Bandung : Rizqi Press.
dilihat dari hasil nilai rata-rata gain data
Nugraha, A. (2008). Pengembangan Sains
pre test dan data post test pada kelompok Pada Anak Usia Dini. Bandung : Jilsi
eksperimen nilai rata-rata gain memiliki Foundation Pembelajaran.
hasil lebih besar dibandingkan nilai rata- Ruseffendi, E.T. (2010). Dasar-Dasar
rata gain kelompok kontrol. (4) Penelitian Pendidikan Bidang Non
Implementasi pembelajaran dengan Eksakta lainnya. Bandung: Tarsito.
menggunakan keterampilan proses sains Susanto, A. (2011). Perkembangan Anak
sudah terlaksana dengan baik sesuai Usia Dini. Jakarta : Kencana.
dengan rencana yang sudah dirancang Yulianti, D. (2010). Bermain Sambil Belajar
peneliti, dimana anak usia dini terlihat Sains Di Taman Kanak-Kanak. Jakarta:
lebih mengerti dengan pembelajaran. PT Indeks.

You might also like