You are on page 1of 8

Jurnal PG-PAUD Trunojoyo : Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Anak Usia Dini, Volume 6, Nomor 2,

Oktober 2019, hal 101– 108, ISSN : 2528-3553 (online), ISSN: 2407-4454 (print)

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERHITUNG DENGAN


MENGGUNAKAN METODE FINGERMATHIC
PADA ANAK USIA DINI
Norma Diana Fitri
Indaria Tri Hariani
Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini STKIP Bina Insan Mandiri
Email: normadiana@stkipbim.ac.id, indariatrihariani@stkipbim.ac.id

Received (Bulan Agustus 2019), Accepted (Bulan September 2019), Published (Bulan Oktober 2019)

Abstract: The learning process in kindergarten is still very conventional in nature. This is shown in teaching
and learning activities in kindergarten Tunas Asri Benowo Surabaya, in introducing the number of teachers still
using the lecture method, and memorizing. To count numbers children still write in the book given by their
teacher. The research is currently doing is to improve numeracy skills in children aged 5-6 years with
interesting activities for children by providing learning methods needed for children. This research method uses
Classroom Action Research. The research subjects were 13 students consisting of 7 boys and 6 girls. The data
analysis technique used is descriptive analysis technique. The results of this study indicate that the fingermathic
method can improve numeracy skills. In the pre cycle of 69.23% which is in the criteria of Not Developing, in
the first cycle the action taken through the fingermathic method increased to 53.85% in the criteria of
Developing in Accordance with Expectations, and increased in the second cycle to 84.62 % on criteria
according to Expectations and Very Good Developments. Based on the results of this study, it shows that an
increase in numeracy skills of children aged 5-6 years with fingermathic methods.

Keywords: Improvement, Counting Ability, Fingermathic Method

Abstrak: Proses pembelajaran di Taman Kanak-Kanak masih sangat bersifat konvensional. Hal ini ditunjukkan
pada kegiatan belajar mengajar di TK Tunas Asri Benowo Surabaya, dalam mengenalkan angka guru masih
menggunakan metode ceramah, dan hafalan. Untuk menghitung bilangan anak-anak masih menulis pada buku
yang diberikan oleh gurunya. Penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan berhitung pada anak usia 5-
6 tahun dengan kegiatan yang menarik bagi anak yaitu dengan memberikan metode pembelajaran yang
dibutuhkan untuk anak. Metode Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas. Subyek penelitian
berjumlah 13 anak yang terdiri dari 7 anak laki-laki dan 6 anak perempuan. Teknik analisis data yang digunakan
yaitu teknik analisis deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa metode fingermathic dapat
meningkatkan kemampuan berhitung. Pada pra siklus sebesar 69,23% yang berada pada kriteria Belum
Berkembang (BB), pada siklus I dilakukan tindakan melalui metode fingermathic meningkat menjadi 53,85%
pada kriteria Berkembang Sesuai Harapan (BSH), dan meningkat pada siklus II menjadi 84,62% pada kriteria
Berkembang Sesuai harapan (BSH) dan Berkembang Sangat Baik (BSB). Berdasarkan hasil penelitian ini,
menunjukkan bahwa terjadi peningkatan kemampuan berhitung anak usia 5-6 tahun dengan metode
fingermathic.

Kata Kunci : Peningkatan, Kemampuan Berhitung, Metode Fingermathic

PENDAHULUAN usia dini (0-6 tahun) yang dilakukan melalui


Anak usia dini atau “early childhood” pemberian berbagai rangsangan untuk
menurut National Assocition for the Education membantu pertumbuhan dan perkembangan
Young Children (NAEYC) merupakan anak baik jasmani maupun rohani agar memiliki
yang berada pada usia nol sampai dengan kesiapan untuk memasuki jenjang pendidikan
delapan tahun. Pada masa tersebut merupakan berikutnya. Melalui PAUD, diharapkan anak
proses pertumbuhan dan perkembangan dalam dapat mengembangkan seluruh potensi yang
berbagai aspek dalam rentang kehidupan dimilikinya yang meliputi pengembangan
manusia. Proses pembelajaran terhadap anak moral dan nilai-nilai agama, fisik, sosial,
harus memerhatikan karekteristik yang emosional, bahasa, seni, menguasai sejumlah
dimiliki dalam tahap perkembangan anak pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan
(Suyanto, 2013:1). perkembangan, serta memiliki motivasi dan
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) sikap, belajar untuk berkreasi
adalah pendidikan yang diberikan bagi anak (Susanto,2017:16).

101
102 Jurnal PG-PAUD Trunojoyo : Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Anak Usia Dini, Volume 6,
Nomor 2, Oktober 2019, hal 101 – 108, ISSN : 2528-3553 (online), ISSN: 2407-4454 (print)

Kognitif berasal dari kata cognition yang Berhitung merupakan dasar dari beberapa
berarti pengertian atau mengerti. Dalam ilmu yang digunakan dalam kehidupan sehari-
perkembangan selanjutnya, istilah kognitif hari seperti, penambahan, pengurangan,
berkembang meliputi setiap perilaku mental pembagian, ataupun perkalian. Untuk anak
yang berhubungan dengan masalah usia dini dapat menambah dan mengurangi
pemahaman, memperhatikan, memberikan, serta membandingkan sudah sangat baik
menyangka, pertimbangan, pengolahan setelah anak memahami bilangan dan angka
informasi, pemecahan masalah, kesengajaan, (Suyanto, 2005: 73). Pendekatan ini
pertimbangan, membayangkan, dilaksanakan melalui bermain, melibatkan
memperkirakan, berpikir, dan keyakinan anak dalam berbagai kegiatan baik kegiatan
(Indrijati, 2015:44). yang bersifat individual, kelompok kecil,
Perkembangan kognitif anak terdiri dari maupun kelompok besar. Selain itu, motivasi
tiga tahapan. Pertama, tahap sensorimotor, dan minat yang sesuai dengan anak perlu
yaitu anak sejak lahir hingga usia sekitar satu diperhatikan agar pembelajaran dapat diterima
dan dua tahun memahami objek disekitarnya anak dengan baik.
melalui sensori dan aktivitas motor atau Terkadang anak mengalami kesulitan
gerakannya. Kedua, tahap praoperasional, dalam belajar berhitung. Kesulitan anak dalam
yaitu dimana proses berpikir anak berpusat berhitung seperti menyebutkan angka 1 sampai
pada penguasaan simbol-simbol yang mampu 20, mengurutkan angka 1 sampai 20,
mengungkapkan pengalaman masa lalu. penjumlahan, pengurangan dapat disebabkan
Kesulitan yang dialami anak berkaitan dengan oleh berbagai hal antara lain kejenuhan,
perceptual centration, irreversibility, dan keterbatasan daya ingat, dan lemahnya
egosentrism. Ketiga, tahap operasional konkret konsentrasi berhitung termasuk kegiatan yang
dimana anak mulai mampu mengatasi masalah menuntut latihan terus menerus, konsentrasi,
yang berkaitan dengan conservation, dan ketekunan sehingga kerap terkesan
perceptual centration, dan egocentrism, namun membosankan bagi anak karena yang dilatih
masih bersifat konkret, yang belum yang hanya dengan lembar kerja anak dan guru
bersifat abstrak. Hal yang bersifat abstrak baru menjelaskan di papan tulis. Selain itu, tidak
dicapai pada tahap berikutnya, yaitu tahap semua anak memiliki kemampuan daya ingat
formal operasional (Piaget dalam Susanto, dan kemampuan konsentrasi yang memadai
2017:11). sehingga berhitung akan terasa sebagai beban
Kemampuan berhitung merupakan bagian yang berat bagi anak. Memahami tentang
keterampilan yang diperlukan dalam pentingnya kemampuan berhitung sejak dini,
kehidupan sehari-hari. Berhitung adalah ilmu perlunya penggunaan cara dan strategi yang
pasti yang tidak bisa diterka ataupun ditebak, tepat dalam pembelajaran berhitung pada anak
selain itu berhitung merupakan salah satu ilmu usia dini (Kusnaeni, 2005: 5).
yang dapat digunakan dalam kehidupan sehari- Berdasarkan observasi awal, kemampuan
hari, mulai dari anak-anak, orang dewasa, berhitung anak usia TK B (5-6 tahun) yaitu
sampai orang tua (Kuraesin, 2013: 1). menyebutkan lambang bilangan 1-10,
Menurut Piaget dalam Suyanto (2005), menggunakan lambang bilangan untuk
tujuan pembelajaran berhitung anak usia dini menghitung, mencocokkan bilangan dengan
sebagai logico-mathematical learning atau lambang bilangan (Permendikbud No.
belajar berpikir logis dan matematis dengan 137:2014). Menurut pengamatan peneliti,
cara yang menyenangkan dan tidak rumit. kemampuan berhitung di TK Tunas Asri
Sehingga bukan agar anak dapat menghitung Benowo Surabaya hanya 28% dari 13 siswa
sampai seratus atau seribu, tetapi memahami atau hanya sekitar 3 siswa saja yang
bahasa matematis dan penggunaannya untuk memenuhi standar tingkat pencapaian
berpikir. Tujuan pembelajaran berhitung anak perkembangan anak menurut Permendikbud
usia dini, yaitu untuk melatih anak berpikir no. 137. Sedangkan 72% sisanya atau sekitar
logis dan sistematis sejak dini dan 10 siswa belum menguasai kemampuan
mengenalkan dasar-dasar pembelajaran berhitung. Sehingga masih memerlukan
berhitung sehinga pada saatnya nanti anak bimbingan guru.
akan lebih siap mengikuti pembelajaran Berdasarkan dari hasil observasi yang
berhitung pada jenjang selanjutnya yang lebih dilakukan di TK Tunas Asri Benowo Surabaya
kompleks. peneliti mencoba menggunakan metode yang
Jurnal PG-PAUD Trunojoyo : Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Anak Usia Dini, Volume 6, Nomor 2,
Oktober 2019, hal 101 – 108, ISSN : 2528-3553 (online), ISSN: 2407-4454 (print) 103

bisa digunakan dalam pembelajaran berhitung, Dari pengertian diatas dapat diambil
dengan mempertimbangkan berdasarkan kesimpulan penelitian tindakan kelas adalah
kebutuhan anak dan sesuai dengan usia anak. penelitian yang dilakukan seorang guru
Peneliti menggunakan metode fingermathic, didalam kelasnya sendiri, yang dimaksudkan
hal ini dilakukan untuk menarik perhatian anak untuk mengumpulkan data dari satu perlakuan
agar anak tidak bosan dengan cara yang yang sudah dilakukan oleh guru sampai
menyenangkan. Metode Fingermathic ini masalah itu dapat terpecahkan yang mana
mengajak anak untuk ikut berperan aktif dalam penelitian tindakan kelas itu sendiri bertujuan
melaksanakan pembelajaran, karena di dalam untuk memperbaiki mutu pembelajaran
metode fingermathic mempunyai cara yang dikelasnya.
dapat menciptakan suasana belajar menjadi Berdasarkan gambar 1 alur pelaksanaan
efisien dan menyenangkan. tindakan yang dilakukan oleh peneliti adalah
Kegiatan pembelajaran dengan sebagai berikut tahap perencanaan,
menggunakan metode fingermathic yang pelaksanaan tindakan, observasi atau
menarik dapat memberikan stimulasi pada pengamatan, dan refleksi terhadap tindakan
anak untuk meningkatkan kemampuan yang telah dilakukan.
berhitung. Penelitian mengenai penggunaan Siklus I
metode fingermathic yang dapat meningkatkan a. Perencanaan
kemampuan berhitung anak penting untuk Perencanaan merupakan penjelasan
dikaji. Hal ini dimaksudkan agar guru tentang apa, mengapa, kapan, dimana,
mendapatkan pengetahuan baru dalam oleh siapa, dan bagaimana tindakan
menggunakan metode yang efektif untuk tersebut dilakukan. (Arikunto, 2013:138).
meningkatkan kemampuan berhitung anak. Tindakan yang direncanakan adalah
Oleh karena itu penelitian ini mengambil judul sebagai berikut :
“Peningkatan Kemampuan Berhitung Melaui 1. Mengidentifikasi permasalahan yang
Metode Fingermathic Pada Anak Usia Dini”. dihadapai guru dan siswa dalam
kegiatan pembelajaran pada observasi
METODE awal.
Penelitian ini merupakan Penelitian 2. Merancang pembelajaran berdasarkan
Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action tema untuk pemecahan masalah dalam
Research (CAR) menyatakan bahwa penelitian peningkatan kemampuan berhitung
tindakan kelas merupakan suatu bentuk dengan menggunakan metode
penelitian refleksif diri kolektif yang fingermathic pada anak usia 5-6 tahun.
dilakukan oleh para guru dalam sebuah situasi 3. Peneliti menetapkan waktu
untuk meningkatkan penalaran dan keadilan pelaksanaan dan membuat Rencana
praktik pendidikan dan praktik sosial, serta program Pembelajaran harian (RPPH)
pemahaman terhadap praktik dan terhadap dan modul pembelajaran fingermathic
situasi di tempat praktik yang dilakukan 4. Menyusun dan menyiapkan lembar
(Arikunto, 2010). obsevasi dan alat pendokumentasian
Dalam penelitian ini, peneliti ingin kegiatan pambelajaran.
mengungkapkan permasalahan tentang
peningkatan kemampuan berhitung dengan
menggunakan metode fingermathic di TK
Tunas Asri Benowo Surabaya. Penelitian ini
adalah bentuk penelitian yang dilakukan oleh
guru di dalam kelasnya secara kolaborasi
dalam proses pembelajaran guna memperbaiki
keadaan agar lebih baik lagi.
Arikunto (2010: 3) Penelitian
Tindakan Kelas merupakan suatu pencermatan
terhadap kegiatan belajar berupa sebuah Gambar 1 Model Penelitian Tindakan Kelas
tindakan, yang sengaja dimunculkan dan Suharsimi Arikunto
terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. b. Pelaksanaan Tindakan
104 Jurnal PG-PAUD Trunojoyo : Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Anak Usia Dini, Volume 6,
Nomor 2, Oktober 2019, hal 101 – 108, ISSN : 2528-3553 (online), ISSN: 2407-4454 (print)

Pelaksanaan ini dilakukan dengan menyusun rencana ulang memasuki siklus


menggunakan panduan dari perencanaan selanjutnya.
tindakan yang telah dibuat oleh peneliti d. Refleksi
dalam pelaksanaanya bersifat fleksibel Refleksi adalah kegiatan untuk
terhadap perubahan-perubahan yang mengemukakan kembali apa yang sudah
terjadi. Pada tahap ini peneliti berperan terjadi (Arikunto,2013:140). Refleksi
melakukan pengamatan jalannya proses dilakukan untuk mengevaluasi kegiatan
pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran yang telah dilakukan
lembar observasi yang telah dibuat. selain dengan cara melakukan penilaian
itu peneliti juga mengamati kegiatan terhadap masalah yang muncul dan
pembelajaran dengan modul pembelajaran tindakan apa saja yang sudah dilakukan.
yang sesuai dengan penerapan metode Refleksi ini bertujuan untuk membuat
fingermathic, adapun tindakan yang kembali rencana tindakan yang baru
dilaksanakan adalah sebagai berikut : untuk perbaikan pada siklus selanjutnya.
1) Menyiapkan lembar observasi Dari hasil refleksi ini, tindakan perbaikan
pelaksanaan pembelajaran. akan ditentukan.
2) Menyiapkan modul pembelajaran
untuk meningkatkan kemampuan Siklus II
berhitung. Tindakan yang dilakukan pada siklus II
3) Setelah berbaris, anak-anak masuk ini dilakukan setelah diperoleh hasil dari
kelas dan mengucapakan salam refleksi pada siklus I, karena hasil pada siklus
kemudian mengajak berdoa bersama. I belum sesuai dengan indikator. Sebagai
4) Tahap penyampaian materi yang akan berikut langkah-langkah yang akan dilakukan
diajarkan, yaitu peneliti mengenalkan pada siklus II :
berhitung dengan menggunakan a. Perencanaan
metode fingermathic. 1) Mengidentifikasi permasalahan
5) Peneliti menyampaikan pengajaran berdasarkan masalah pada refleksi
dengan menggunakan metode siklus II
fingermathic 2) Menyiapkan Rencana Program
6) Anak-anak berhitung dengan Pembelajaran Harian (RPPH)
menggunakan metode fingermathic. 3) Menyiapkan lembar penilaian
c. Observasi atau Pengamatan 4) menyiapkan lembar observasi
Tahap obsevasi atau pengamatan 5) Menyiapkan modul jarimatika yang
dilakukan untuk mengumpulkan menggunakan metode fingermathic.
informasi tentang proses pembelajaran b. Pelaksanaan Tindakan
yang dilakukan guru sesuai dengan Pelaksanaan tindakan kedua dilakukan
tindakan yang telah disusun (Sanjaya, pada waktu pembelajaran berlangsung,
Wina, 2011:79). Pengamatan pada yaitu :
penelitian ini dilaksanakan pada waktu 1) Peneliti mengajak anak-anak
proses pembelajaran sedang berlangsung. membilang angkan dengan
Dalam perencanaan pengamatan yang menggunakan metode fingermathic.
baik adalah pengamatan yang fleksibel 2) Peneliti dan siswa tanya jawab tentang
dan terbuka untuk mencatat gejala yang perhitungan dengan menggunakan
muncul baik yang diharapkan maupun metode fingermathic.
tidak diharapkan. 3) Anak-anak mengerjakan modul
Pengamatan dilaksanakan dengan fingermathic.
menggunakan lembar observasi yang 4) Peneliti dan anak-anak mengevaluasi
telah dibuat. Penelitian dilakukan untuk bersama hasil kegiatan anak
melihat secara langsung bahwa metode menghitung dengan menggunakan
fingermathic dapat meningkatkan metode fingermathic.
kemampuan berhitung anak. Hasil dari c. Observasi atau Pengamatan
proses pengamatan pembelajaran pada Observasi dilakukan untuk mengetahui
siklus I akan dijadikan masukan ketika peningkatan kemampuan berhitung
peneliti melakukan refleksi untuk dengan menggunakan metode
fingermathic pada anak kelompok B TK
Jurnal PG-PAUD Trunojoyo : Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Anak Usia Dini, Volume 6, Nomor 2,
Oktober 2019, hal 101 – 108, ISSN : 2528-3553 (online), ISSN: 2407-4454 (print) 105

Tunas Asri benowo Surabaya. mendapatkan sesuatu dengan buku-buku,


Pengamatan yang dilakukan yaitu dari arsip yang berhubungan dengan yang diteliti.
sebelum hingga sesudah diberikannya Dokumentasi digunakan untuk memperoleh
tindakan pada siklus II, peneliti mencatat data sekolah dan nama anak kelompok B TK
semua hasil kegiatan yang dicapai anak Tunas Asri Benowo Surabaya, serta foto
dalam lembar observasi. rekaman proses tindakan penelitian.
d. Refleksi Teknik analisis data dalam penelitian ini
Dari data-data yang diperoleh dari menggunakan analisis kuantitatif dan kualitatif.
observasi kemudian dicatat dan Data tersebut mulai dianalisis dari siklus I dan
dikumpulkan serta dianalisis. Setelah II untuk dibandingkan perolehan nilai rata-
semua idikator keberhasilan tercapai ratanya, hasil perhitungan dikonsultasikan
dengan maksimal peneliti bersepakat dengan tabel kriteria deskriptif prosentase
untuk menghentikan penelitian ini. yang dikelompokkan dalam empat kategori
Dalam penelitian ini instrumen yang belum berkembang, mulai berkembang,
digunakan adalah bentuk check list. Wina berkembang sesuai harapan, berkembang
Sanjaya (2009: 93) Check list merupakan sangat baik.
daftar pedoman observasi yang akan
digunakan oleh peneliti untuk mengamati Tabel 1. Kisi-Kisi Penilaian
aspek apa saja yang akan diobservasi, No Indikator Deskripsi Skor
berisikan daftar aspek yang akan diobservasi,
sehingga tugas sebagai observer tinggal 1 Anak Anak mampu 4
mampu menyebutkan lambang
memberi tanda (√) pada bagian yang menyebutkan bilangan lebih dari 1-20
diobservasi. lambang Anak mampu 3
bilangan menyebutkan lambang
Data yang didapat melalui observasi bilangan 1-20 dengan
ini memberikan informasi tentang peningkatan berurutan
kemampuan berhitung dengan menggunakan Anak mampu 2
metode fingermathic. Indikator yang dipakai menyebutkan lambang
dalam penelitian ini adalah menyebutkan bilangan 1-20 namun
belum berurutan
lambang bilangan, menyebutkan lambang Anak mampu 1
bilangan dengan metode fingermathic, menyebutkan lambang
menghitung antara bilangan 1-20. bilangan 1-20 tetapi
Teknik pengumpulan data yang dengan bantuan guru
digunakan pada penelitian ini yaitu observasi, 2 Anak Anak mampu 4
mampu menyebutkan lambang
dan dokumentasi. 1. Observasi. Observasi menyebutkan bilangan dengan metode
merupakan beberapa teknik yang dilaksanakan lambang fingermathic lebih dari
pada saat peneliti melaksana kan pengamatan bilangan 1-20
secara teliti dan sistematis (Arikunto, dengan Anak mampu 3
metode menyebutkan lambang
2010 :202). Pengumpulan data dalam
fingermathic bilangan dengan metode
observasi dilaksanakan sendiri oleh peneliti fingermathic 1-20
ditolong guru kelas dan kepala sekolah. Anak mampu 2
Observasi dilakukan di kelas yang diambil menyebutkan lambang
subyek penelitian agar memperoleh gambaran bilangan dengan metode
fingermathic 1-20
secara langsung kegiatan belajar anak. dengan acak
Observasi ketika dilaksanakan pada proses Anak mampu 1
belajar mengajar guru dan anak. Hal-hal yang menyebutkan lambang
di lakukan dalam observasi antara lain bilangan dengan metode
fingermathic 1-20 tetapi
kemampuan anak dalam mengkoordinasi
dengan bantuan guru
tangan dan keseimbangan tubuh terutama kaki 3 Anak Anak mampu berhitung 4
sehingga mengoptimalkan ketrampilan mampu penjumlahan dan
Berhitunganak. 2. Dokumentasi. Dokumentasi berhitung pengurangan lebih dari
adalah instrument dalam mengumpulkan data penjumlahan 1-20
dan Anak mampu berhitung 3
mengenai peristiwa masa lalu yang sudah di pengurangan penjumlahan dan
dokumentasikan (Mulyasa, 2009: 69). 1-20 pengurangan 1-20
Dokumentasi ini adalah metode untuk Anak mampu berhitung 2
106 Jurnal PG-PAUD Trunojoyo : Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Anak Usia Dini, Volume 6,
Nomor 2, Oktober 2019, hal 101 – 108, ISSN : 2528-3553 (online), ISSN: 2407-4454 (print)
penjumlahan dan
pengurangan 1-20 tetapi Pada tabel 2 dapat dilihat
dengan bantuan guru
Anak belum mampu 1 kemampuan berhitung anak yang Belum
menghitung Berkembang (BB) sebanyak 6 anak
penjumlahan dan sekitar 46,15%, Mulai Berkembang
pengurangan 1-20 sebanyak 4 anak sekitar 30,77%, dan
Berkembang Sesuai Harapan (BSH)
Indikator Keberhasilan sebanyak 3 anak sekitar 23,08 % saja.
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Hasil observasi awal menunjukan
dinyatakan berhasil apabila anak dalam bahwa kemampuan berhitung masih
menyelesaikan tugas sedikitnya 3 dari 5 tugas rendah belum dapat berkembang secara
itu benar sebanyak 75% dari jumlah anak, optimal, belum ada yang mencapai
maka pemberian tugas itu dinyatakan berhasil. Berkembang sangat Baik (BSB)
Tetapi apabila dampak dari tindakan belum prosentasenya masih 0 %. Hal ini juga
mencapai kriteria tersebut, maka kegiatan bisa dilihat pada grafik gambar 2.
penelitian akan diteruskan dengan
memperbaikinya di siklus ke II berdasarkan 2. Siklus I
refleksi proses dan hasil timdakan sebelumnya Hasil yang diperoleh dari kegiatan
untuk meningkatkan presentasi pembelajaran siklus I ini yaitu rata-rata skor
anak sebagai hasil peningkatan kemampuan kemampuan berhitung pada kelompok B
berhitung dengan menggunakan metode TK Tunas Asri Benowo Surabaya.
fingermathic pada anak kelompok B di TK. Pada tabel diatas dapat dilihat
Tunas Asri Benowo Surabaya. kemampuan berhitung anak yang Belum
Berkembang (BB) sebanyak 4 anak
HASIL DAN PEMBAHASAN sekitar 30,77%, Mulai Berkembang
Hasil sebanyak sebanyak 1 anak sekitar 7,69 %,
1. Hasil Pra Siklus Berkembang Sesuai Harapan (BSH)
Hasil yang diperoleh dari kegiatan sebanyak 7 anak sekitar 53,85 %, dan
pra siklus ini yaitu rata-rata skor berkembang sangat baik 1 saja yaitu
kemampuan berhitung pada kelompok B sekitar 7,69% .
TK Tunas Asri Benowo Surabaya. Tabel 3.
Tabel 2. Hasil Observasi Kemampuan Berhitung
Anak Siklus I
Hasil Observasi Kemampuan Berhitung Kondisi Awal
Kriteria
Anak Pra Siklus Jumlah Anak Presentase (%)
BB 4 30,77
Kondisi Awal MB 1 7,69
Kriteria BSH 7 53,85
Jumlah Anak Presentase (%)
BB 9 69,23 BSB 1 7,69
MB 1 7,69
BSH 3 23,08
BSB 0 0
Kemampuan
Berhitung
Kemampuan
10
Berhitung Kemampuan
0 Berhitung
10 BB MB BSH BSB
Kemampuan
Berhitung Gambar 3. Gambar Kemampuan Brehitung
0
BB MB BSH BSB
pada Siklus I

Gambar 2. Grafik Kemamapuan Berhitung


pada Observasi Awal
Jurnal PG-PAUD Trunojoyo : Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Anak Usia Dini, Volume 6, Nomor 2,
Oktober 2019, hal 101 – 108, ISSN : 2528-3553 (online), ISSN: 2407-4454 (print) 107

Hasil observasi siklus I menunjukkan Berdasarkan hasil pelaksanaan


ada peningkatan dari pra siklus ke siklus I. diakhir siklus II, kemampuan berhitung
Hal ini juga dapat dilihat pada grafik pada dengan menggunakan metode
gambar 3. fingermathic meningkat dengan baik,
yang mana sudah memenuhi kriteria
3. Siklus II keberhasilan yang telah ditentukan oleh
Hasil yang diperoleh dari kegiatan peneliti yaitu 75% , maka siklus berakhir
Siklus II ini yaitu rata-rata skor pada siklus II.
kemampuan berhitung pada kelompok B
TK Tunas Asri Benowo Surabaya. SIMPULAN
Pada tabel diatas dapat dilihat Berdasarkan dari hasil penelitian dan
kemampuan berhitung anak yang Belum pembahasan mengenai penelitian tindakan
Berkembang (BB) hanya 1 anak sekitar kelas (PTK) pada peningkatan kemampuan
7,69%, Mulai Berkembang juga hanya 1 berhitung dengan menggunakan metode
anak sekitar 7,69%, Berkembang Sesuai fingermathic pada anak usia dini TK Tunas
Harapan (BSH) sebanyak 3 anak sekitar Asri Benowo Surabaya, dapat disimpulkan
23,08 % dan berkembang sangat baik 8 bahwa secara keseluruhan hasil observasi
anak yaitu sekitar 61,54%.Hal ini juga penelitian kali ini menunjukkan hasil yang
dapat dilihat pada grafik pada gambar 4. sesuai dengan harapan,dimana terjadi
Setelah dilakukan tindakan peningkatan yang cukup signifikan dimulai
kemampuan berhitung dengan dari hasil pra siklus pada presentase 23,08%
menggunakan metode fingermathic pada kemudian meningkat menjadi 61,54% pada
siklus II dapat menunjukkan bahwa masa siklus 1 dan di tuntaskan pada siklus 2
metode fingermathic mampu yang mencapai keberhasilan memperoleh
meningkatkan kemampuan berhitung presentase sebesar 84,62%.
anak. Hal tersebut dibuktikan dengan
hasil prosentase kemampuan berhitung SARAN
anak sudah mencapai 84,62% dikriteria Dengan pembuktian bahwa dengan
Berkembang Sesuai harapan dan menggunakan metode fingermathic dapat
berkembang Sangat Baik. meningkatkan kemampuan berhitung
diantaranya adalah: (1). Dalam pembelajaran,
Tabel 4. diharapkan guru tidak hanya terpaku pada
Hasil Observasi Kemampuan Berhitung model yang umum dilakukan tetapi juga
Anak Siklus II mempelajari dan mencoba mempraktekkan
berbagai model, metode, maupun teknik
Kondisi Awal pembelajaran yang beragam agar dapat
Kriteria
Jumlah Anak Presentase (%) memberikan kesan khusus bagi anak terutama
BB 1 7, 69 untuk meningkatkan kemampuan membilang
MB 1 7, 69 anak usia dini; (2). Dalam pembelajaran,
BSH 3 23,08
BSB 8 61,54 guru perlu mempraktekkan ilmu yang
memiliki berbagai metode didalamnya untuk
dipilih sesuai dengan materi dan karakteristik
peserta didik; dan (3). Guru dapat
melaksanakan penelitian baru untuk
meningkatkan kemampuan berhitung anak usia
dini.

DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi dkk. 2010. Penelitian
Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Askara
Depdiknas.2003. Undang-undang RI No.20
tahun 2003.tentang sistem pendidikan
Gambar 4. Gambar Kemampuan Berhitung nasional.
pada Siklus I
108 Jurnal PG-PAUD Trunojoyo : Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Anak Usia Dini, Volume 6,
Nomor 2, Oktober 2019, hal 101 – 108, ISSN : 2528-3553 (online), ISSN: 2407-4454 (print)

E. Mulyasa. 2009. Praktik Penelitian Tindakan


Kelas. Bandung: Rosdakarya.
Kuraesin, Iis. (2013). Usia Pra Sekolah
Melalui Kartu Angka di Taman
Kanak-Kanak TK Ketilang Sukahurip
Kecamatan Cihaurbeuti Kabupaten
Ciamis.Universitas Terbuka.
Tasikmalaya.
Piaget. 1992. Prinsip Belajar dan Pembelajaran.
Jakarta. Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan.
Setiawan, Denny. 2007. Pengembangan Bahan
Ajar. Jakarta: Universitas Terbuka
Slamet Suyanto. (2003). Konsep Dasar
Pendidikan Anak Usia Dini.
Yogyakarta: Universitas Negeri
Yogyakarta.

You might also like