You are on page 1of 17

IMPLEMENTASI PENDEKATAN REGGIO EMILIA DALAM

KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN


FINGER PAINTING DI TK AL-HIDAYAH BANDAR LAMPUNG

Diani Deka Rusanti1, Hibana2, Susilo Surahman3


UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, IAIN Surakarta
dianideka43@gmail.com1, hibana@uin-suka.ac.id2, susilo-surahman@iain-
surakarta.ac.id3

Abstract

The Reggio Emilia approach is a child-centered learning, in developing


children's fine motor skills by playing, so that learning is not boring. Through
playing, children are able to train fine motor skills by building, compiling or
shaping, and creating a work. With the Finger Painting activity, children can
paint with their fingers without using tools, but the brush tool is replaced by
using their fingers. With Finger Painting activities, children can express the
feelings of a child through painting. This study aims to determine how the
implementation of the Reggio Emilia approach in developing children's fine
motor skills through Finger Painting activities at Al-Hidayah Kindergarten
Bandar Lampung. This type of research is a qualitative descriptive field, which
takes place at Al-Hidayah Kindergarten in Bandar Lampung. The data sources
used are primary data sources and secondary data sources. The data collection
method used in this research is to use the methods of observation, interviews,
and documentation. The data analysis techniques used are data reduction, data
display, and data verification. Test the validity of the data using triangulation of
sources and techniques. Based on the results of the study, it shows that the
average fine motor development of children at Al-Hidayah Kindergarten
Bandar Lampung is developing well, it can be seen from the data on the
assessment of the child development scale with the average achievement of
children's fine motor skills developing according to expectations and
developing very well. However, there are still some children whose fine motor
skills still need the help of teachers or their peers. Because there are some
children who have special needs, so they need the help of others in the process
of learning activities. During the Finger Painting activity, the child's fine motor
skills are seen when the child kneads the starch dough into a painting for each
child, and the child can tell the results of the Finger Painting work that has been
made by the child.
Keywords: Reggio Emilia Approach, Children's Fine Motor Ability. Finger
Painting Activities
Abstrak
Pendekatan Reggio Emilia merupakan suatu pembelajaran yang berpusat pada
anak, dalam mengembangkan kemampuan motorik halus anak dengan cara
bermain, agar dalam pembelajaran tidak membosankan. Melalui bermain
mampu melatih motorik halus anak adalah dengan cara membangun, menyusun
atau membentuk, serta menciptakan suatu karya. Dengan kegiatan Finger
Painting anak dapat melukis dengan jari tanpa menggunanakan alat melainkan
alat kuas digantikan menggunakan jari-jemari. Dengan kegiatan Finger
Painting anak dapat mengungkapkan perasaan seorang anak melalui lukisan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana implementasi pendekatan
Reggio Emilia dalam pengembangan kemampuanmotorik halus anak melalui
kegiatan Finger Painting di TK Al-Hidayah Bandar Lampung. Jenis penelitian
ini adalah deskripif kualitatif lapangan, yang mengambil lokasi di TK Al-
Hidayah Bandar Lampung. Sumber data yang digunakan adalah sumber data
primer dan sumber data sekunder. Metode pengumpulan data yang digunakan
dalam penlitian ini adalah menggunakan metode observasi, wawancara, dan
dokumentasi. Adapun teknik analisis data yang digunakan adalah reduksi data,
display data, dan verivikasi data. Uji keabsahan data menggunakan triangulasi
sumber dan teknik. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata
perkembangan motorik halus anak pada TK Al-Hidayah Bandar Lampung
berkembang dengan baik, hal tersebut dapat dilihat dari data penilaian skala
perkembangan anak dengan rata-rata pencapaian kemampuan motorik halus
anak adalah berkembang sesuai harapan dan berkembang sangat baik, akan
tetapi masih terdapat beberapa anak yang kemampuan motorik halusnya masih
memerlukan bantuan guru ataupun teman sebayanya. Karena ada beberapa
anak yang memiliki kebutuhan khusus, sehingga memerlukan bantuan orang
lain dalam proses kegiatan pembelajaran. Saat kegiatan Finger Painting
motorik halus anak terlihat saat anak meremas adonan tepung kanji menjadi
sebuah lukisan pada setiap anak, serta anak dapat menceritakan hasil karya
Finger Painting yang telah dibuat oleh anak.
Kata Kunci : Pendekatan Reggio Emilia, Kemampuan Motorik Halus Anak.
Kegiatan Finger Painting
PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan proses belajar mengajar antara guru, orang dewasa


kepada anak ataupun peserta didik guna mengembangkan potensi yang dimiliki
oleh anak tersebut. Potensi yang dapat dikembangkan antara lain untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta masih banyak lagi potensi yang dapat dikembangkan di dalam diri
anak 1.

Pendidikan juga diartikan sebagai dimensi kemanusiaan yang didasarkan


sebagai upaya untuk kemanusiaan dengan orientasi hakikat manusia melalui
pengembangan budaya secara optimal dalam mewujudkan jati diri manusia
seutuhnya2. Sedangkan menurut Hasan Langgulung dalam buku Pendidikan
merupakan ilmu atau pengetahuan yang dimiliki oleh manusia dimasukan kepada
mereka yang dianggap belum memiliki ilmu ataupun pengetahuan tersebut. 3

Pendidikan Anak Usia Dini merupakan cara pendidik, orangtua, ataupun


lingkungan dalam memberikan stimulasi, membimbing, mengasuh, dan mendidik
anak untuk menghasilkan suatu pembelajaran dan keterampilan yang baik.
Pendidikan anak dilakukan pada anak usia 0-7 tahun dimana pendidikan ini
hendaklah diberikan pengalaman yang nyata karena dengan pengalaman yang
nyatalah anak dapat menunjukkan aktivitas rasa ingin tahu yang tinggi. Rasa ingin
tahu anak dengan menggunakan pengalaman yang nyat menjadikan anak selalu
ingin mencoba sesuatu yang baru.4

Setiap orangtua pasti menghendaki agar anak mereka tumbuh dan


berkembang menjadi anak yang sehat, cerdas, mandiri, kreatif, taat kepada Allah
SWT, dan menjadi penunjang kehidupan mereka dimasa depan. Anak memiliki
pribadi yang unik, untuk itu dalam menghadapi pola perkembangan dan
pertumbuhan anak dibutuhkan kesabaran, pengertian serta toleransi yang

1
Desiani dan Gilar Gandana Natalina, Komunikasi Dalam PAUD, 2017.
2
Prayitno, Dasar Teori Dan Praksis Pendidikan, 2009.
3
Rudi Ahmad Suryadi, Ilmu Pendidikan Islam, 2018.
4
Ayu Fitri Fatmawati, Pengembangan Fisik Motorik Anak Usia Dini, 2020.
mendalam dalam membimbing anak. Anak dibimbing dan distimulasi sejak
berada di dalam kandungan, bayi, hingga usia enam tahun atau diebut dengan
anak usia dini.

Anak merupakan sosok manusia yang masih kecil, yang mana potensi
yang dimiliki anak itu masih perlu untuk dikembangkan. Anak memiliki berbagai
macam karakteristik yang khas dan tidak sama dengan orang dewasa, mereka
selalu aktif, dan mereka memilii sifat peniru ulung maka sebagai pendidik ataupun
orangtua hendaklah mendidik anak dengan benar dan penuh kasih sayang. Berikan
anak kebebasan untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya. Orangtua,
keluarga, pendidik perlu memperhatikan dalam pemberian layanan yang
seoptimal mungkin bagi anak usia dini.

Anak usia dini merupakan proses perkembangan yang dilakukan oleh


sosok individu secara fesat dan fundamental bagi kehidupan selanjutnya. Anak
usia dini diebut juga masa emas (golden age). Masa ini dimana perkembangan
anak terjadi hanya sekali dalam seumur hidup. Pada masa inilah anak hendaklah
diberikan stimulasi-stimulasi khusus dalam perkembangan dan pertumbuhannya.
Anak usia dini disebut juga sebagai pondasi awal bagi pertumbuhan dan
perkembangan anak. Pada masa ini anak yang bahagia merupakan dasar dari
keberhasilannya di masa kehidupannya yang akan datang begitupun sebaliknya
apabila pada pondasi awal anak sudah tudak bahagia kemungkinan untuk
kehidupannya yang akan datang akan sulit diatasi5.

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan pendidikan yang


diselenggarakan dalam bentuk satuan PAUD seperti TK, KB, TPA, dan
sebagainya untuk memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan anak secara
menyeluruh. PAUD juga merupakan pemberian kegiatan pembelajaran yang
dilakukan untuk menstimulus, mengembangkan, meningkatkan serta membimbing
agar aspek perkembangan anak dapat berkembang secara maksimal. PAUD juga
bertujuan untuk mengembangkan dan menjadikan anak yang bertaqwa kepada

5
Yuliani Sujiono Nurani, Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini, 2009.
allah SWT, menjadikan anak yang berakhlak mulia, menjadikan anak yang
berilmu, menjadikan anak kreatif, inovatif, mandiri, dan masih banyak lagi
lainnya6.

Pendidikan anak usia dini harus disesuaikan dengan nilai-nilai dan apa
yang dibutuhkan oleh anak sesuai dengan aspek tahapan perkembangan anak yang
dilaksanakan dengan suasana bermain yang menyenangkan serta dirancang untuk
mengembangkan potensi yang dimiliki anak. Peraturan Menteri Pendidikan 137
tahun 2014 pasal 13 menyatakan bahwa pelaksanaan pembelajaran yang
dilakukan di taman kanak-kanak hendaklah dialakukan melaui bermain secara
interaktif, inspiratif, kontekstual, dan berpusat pada anak untuk berpartisipasi
secara aktif dan membeikan kebebasan kepada anak untuk mengembangkan
potensi yang dimilikinya seseuai dengan minat dan bakat anak.

Pendidikan anak usia dini yang mana pemndekatan pembelajarannya yang


mendasar pada perilaku dan pendekatan perkembangan. Pendekatan perilaku
merupakan pendekatan yanf mana konsep-konsep tidaklah berasal dari dalam diri
anak dan tidak berkembang secra spontan. Sedangkan pendekatan perkembangan
yaitu pendekatan yang memberikan kerangka kepada anak untuk memahami dan
menghargai pertumbuhan alami pada anak usia dini dan mengganggap bahwa
anak usia dini merupakan anak yang bersifat aktif yan g mana terus menerus
mendpatkan informasi dunia lewat permainan.

Pendekatan perkembangan yang dianggap anak adalah pembelajar yang


kompeten sehingga mdel kurikulum yang dijalankan itu oleh anak sendiri yaitu
pendekatan pembelajaran Reggio Emilia Approach (REA). Model pembelajaran
ini dapat membentuk anak usia dini untuk terlibat lansung secara berkomunikasi
dengan orang lain ataupun teman sebayanya tanpa menggunakan kekerasan serta
dapat membangun kecerdasan dan keterampilan anak, dan dapat melatih anak

6
dan Susianty Selaras Ndari Chandrawaty, Telaah Kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini, n.d.
untuk bersosialisasi dan berkomunikasi dengan orang lain dalam waktu pendek
ataupun dalam waktu panjang.7

Pendidikan anak usia dini dalam pendekatan pembelajaran Reggio Emilia


pendidikan yang berkomitmen terhadap pembelajaran anak usia dini yang akan
meningkatkan cara pembentukan berpikir anak. Dimana cara tersebut dilakukan
dengan semua pembentukan baik itu melalui ekspresi, komunikasi serta kognitif
yang dimiliki anak. Pendekatan Reggio Emilia pada anak usia ini sangat
menghargai anak karena pada pendekatan ini anak dianggap sebagai anak yang
kuat, tangguh serta rasa ingin tahunya yang tinggi. Rasa ingin tahu anak yang
tinggi ini dapat menjadikan anak mengembangkan potensi yang milikinya dengan
lingkungan disekitar tempat anak tinggal.8

Pendekatan Reggio Emilia dalam pembelajaran pendidikan anak usia dini


tidaklah membatasi setiap kegiatan waktu belajar, anak diberikan kebebasan
dalam bereksplorasi. Pendekatan ini setiap pembelajarannya baik diskusi ataupun
komentar anak didokumentasikan serta foto krgiatan hal ini menumbuhkan
semangat bagi anak untuk menciptakan suatu kaeya yang baru dengan potensi
yang dimilikinya. Pendekatan Reggio Emilia melaksanakan suatu hungan anatara
keluarga, teman sebaya, guru, anak didik, lingkungan dan masyarakat. Pendekatan
Reggio Emilia juga memberikan kebebasan kepada anak bermain karena dengan
memberikan kebebasan bermain anak dapat bereksplorasikan yang ada
dilingkungan sekitar dan anak akan lebih berani untuk mengembangkan ide-ide
yang diperolehnya.9

Pendekatan pembelajran Reggio Emilia guru memfsilitasi setiap kegiatan


anak, guru juga hendaknya menyiapkan kegiatan apa yang akan dilakukan

7
Neneng Yeni and Ifat Fatimah Zahro, “Meningkatkan Kecerdasan Interpersonal Pada Anak Usia
4-5 Tahun Melalui Model Pembelajaran Reggio Emilia,” Jurnal Ceria (Cerdas Energik Responsif
Inovatif Adaptif) 3, no. 3 (2020): 250–59.
8
Tri Sayekti, “Analisis Kurikulum Reggio EMilia,” Journal of Physics A: Mathematical and
Theoretical 3, no. 8 (2016): 1689–99.
9
Sharina Lenny Nuraeni, “Efektivitas Pembelajaran Dengan Pendekatan Reggio Emilia Untuk
Meningkatkan Kreativitas Anak Dalam Konteks Merdeka Belajar Di Taman Kanak-Kanak Kota
Cimahi Pada Masa Pandemi Covid 19,” Jurnal Tunas Siliwangi 6, no. 2 (2020): 51–62.
sebelum memulai suatu kegiatan tersebut, guru sebagai fasilitator bagi anak,
Model pembelajarn Reggio Emilia hendaklah mampu memebrikan pembelajaran
yang semaksimal mungkin untuk anak. Maka dari itu pada saat guru memberi
kebebasan kepada anak guru hendaklah mengamati kembali kegiatan anak
tersebut sehingga anak yang perkembangannya belum mencapai maksimal maka
dapat dilakukan dengan cara mengganti kegiatan yang akan dilakukan untuk hari
esoknya.

Dalam perencanaan model pembelajaran Reggio Emilia guru hendaklah


menciptakan kondisi pembelajaran yang optimal bagi anak sehingga guru tersebut
dapat mendorong dan menumbuhkan semangat serta kekuatan-kekuatan anak
untuk mengembangkan kompetensi yang dimiliki anak baik itu komunikasi,
bahasa, kognitif, serta kreativitas anak. Dalam pembelajaran model Reggio Emilia
keluarga, guru, dan masyarakat hendaklah mendukung perkembangan dengan
menerapkan model Reggio Emilia tersebut.10

Aspek perkembangan anak menurut permendikbud 137 tahun 2013 terdiri


dari 6 aspek yaitu aspek nilai dan moral agama, aspek bahasa, aspek kognitif,
aspek sosial-emosional, aspek fisik-motorik, dan aspek seni. Motorik merupakan
yang berhubungan dengan gerakan-gerakan anggota tubuh yang melibatkan otot-
otot, syaraf, serta tangan.11 Aspek fisik-motorik terbagi menjadi dua aspek yaitu
aspek motorik kasar dan motorik halus. Motorik kasar yaitu gerakan yang
menggunakan otot-otot besar seperti menendang, berlalri, meloncat, dan lain
sebagainya. Sedangkan motorik halus yaitu gerakan yang menggunakan otot-otot
kecil antara mata dan tangan secara terkoordinasi, misalnya menggenggam,
menggambar, melukis dengan jari (finger painting), melempar, merobek, dan lain
sebagainya.

Gerakan yang menggunakan otot-otot kecil atau motorik halus lebih


menekankan pada otot-otot kecil saja, serta gerkan ini memnjadikan anak untuk

10
Studi Di and T K Mariana, “PEDAGOGI | Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan Volume XIII No.1
April 2013” XIII, no. 1 (2013): 40–46.
11
Ainna Amalia FN Siti Makhmudah, Fina Surya Anggraini, Perkembangan Motorik AUD, 2020.
menciptakan banyaknya suatu karya dengan melukis, menggambar serta melipat
suatu kertas menjadi sebuah karya lipatan yang unik atau dengan menciptakan
suatu karya dengan menganyam. Akan tetapi motorik halus bagi anak juga jika
tidak di latih atau di stimulasi akan mengakibatkan keterlambatan perkembangan
pada anak. Misal anak belum bisa memegang pensil denganbenar, atau anak
belum bisa menggunakan gunting dengan benar sehingga anak tersebut
perkembangan motorik halusnya belum berkembang secara maksimal. Maka dari
itu pendidik dan orangtua hendaklah melatih secara terus menerus dalam motorik
halus anak.12

Perkembangan motorik halus dapat menumbuhkan rasa percaya diri


terhadap anak, karena dengan menggerakkan otot-otot kecil tersebut anak dapat
membuat suatu karya yang unik dan membangkitkan semangat anak serta
perkembangan motorik halus dapat meningkatkan rasa ingin tahu anak. Rasa ingin
tahu anak yang tinggi membuat anak selalu ingin mecoba membuat suatu karya
baru. Perkembangan motorik halus ini yaitu bertujuan untuk mengembangkan
otot-otot tangan.13

Menurut Magill Richard motorik halus ialah keterampilan yang dilakukan


oleh tubuh dengan menggunakan otot-otot kecil serta dengan mengkoordinasikan
mata dan tangan untuk menumbuhkan keterampilan. Motorik halus secara umum
memerlukan kecermatan yang tinggi untuk mencapai suatu keterampilan yang
diinginkan. Contohnya mengancingkan baju, meremas kertas, menggunting
kertas, ataupun melukis dengan jari.14 Perkembangan motorik halus pada anak
hendaklah diberikan stimulasi setiap hari dimana pemberian stimulasi ini
merupakan tanda kasih sayang kepada anak. Stimulasi pada anak dapat diberikan
melalui guru ataupun orangtua, misalkan orangtua ketika memberikan stimulasi

12
Lolita Indraswari, “Peningkatan Perkembangan Motorik Halus Anak Usia Dini Melalaui
Kegiatan Mozaik Di Taman Kanak-Kanak Pembina Agam,” Jurnal Pesona PAUD 1, no. 1–13
(2012): 1–13.
13
Suriati Suriati et al., “Meningkatkan Keterampilan Motorik Halus Anak Melalui Mencetak
Dengan Pelepah Pisang,” Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini 4, no. 1 (2019): 211,
https://doi.org/10.31004/obsesi.v4i1.299.
14
Khadijah Amelia Nurul, Perkembangan Fisik Motorik Anak Usia Dini, 2020.
menggambar kepada anak orangtua membantu perlahan anak dalam kesulitan
anak ketika menggambar.15 Aspek Motorik halus sangat berpengaruh terhadap
tumbuh kembang anak ketika memasuki pendidikan dasar. Motorik halus
sangatlah signifikan karena mempengaruhi fingsional tuhuh serta fungsional
perawatn diri dan fungsi sosial.16

Perkembangan motorik halus anak memiliki fungsi yang dapat


mengembangkan otot-otot kecil anak serta dapat menjadikan anak senang ketika
melaksanakan kegiatan yang menggunakan jari-jemarinya, dengan motorik halus
anak yang tadinya belum bisa apa-apa setelah melakukan kegiatan motorik halus
serta stimulasi dalam mengembangkan motorik halus anak menjadi bisa bertahap,
dengan motorik halus anak dapat bersosialisasi dengan lingkungan, teman sebaya,
ataupun sekolahnya.17 Motorik halus anak sangatlah penting untuk diperbaiki agar
perkembangan motorik anak baik, maka hendaklah menyediakan kegiatan yang
berbagai variasi, kreatif, danmenyenangkan untuk menstimulasi motorik halus
anak.18

Kegiatan bermain pada anak merupakan kegiatan bermain yang dapat


menstimulasi aspek perkembangan anak salah satunya aspek fisik motorik.
Aspek motorik halus yang dapat dikembangkan melaui kegiatan diantaranya
kegiatan melukis dengan jari, menggambar, melipat, menganyam dan lain
sebagainya. Kegiatan Finger Painting (melukis dengan jari) merupakan kegiatan
yang menggunakan tepung kanji sebagai bahan untuk melukis, dimana anak dapat
meremas adonan tepung kanji yang sudah diberi pewarna untuk menjadi sebuah

15
Desi R Ariyana and Nur Setya Rini, “Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Perkembangan Anak
Dengan Perkembangan Motorik Kasar Dan Motorik Halus Anak Usia 4-5 Tahun Di TK Aisyiyah
Bustanul Athfal 7 Semarang,” Jurnal Keperawatan (FIKkes) 2, no. 2 (2009): 11–20.
16
Alif Muarifah and Nurkhasanah Nurkhasanah, “Identifikasi Keterampilan Motorik Halus Anak,”
Journal of Early Childhood Care and Education 2, no. 1 (2019): 14,
https://doi.org/10.26555/jecce.v2i1.564.
17
Puri Aquarisnawati, Dewi Mustami’ah, and Windah Riskasari, “Motorik Halus Pada Anak Usia
Prasekolah Ditinjau Dari Bender Gestalt,” \Jurnal Insan Media 13, no. 3 (2011): 149–56,
http://www.academia.edu/download/55153228/jurnal_Bneder_Gestalt.pdf.
18
Ai Sutini and Meti Rahmawati, “Mengembangkan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui
Model Pembelajaran Bals,” Cakrawala Dini: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini 6, no. 2 (2018):
49–60, https://doi.org/10.17509/cd.v6i2.10519.
lukisan menggunakan jari jemari anak.19 Kegiatan Finger Painting merupakan
teknik melukis yang dilakukan secara langsung tanpa menggunakan alat, kegiatan
ini menggantikan alat kuas menjadi jari jemari yang digunakan, kegiatann Finger
Painting merupakan kegiatan yang diberikan kepada anak untuk membebaskan
anak menuangkan imajinasi, serta ekspresi yang diwujudkannya melalui lukisan.20

Kegiatan Finger Painting sebenarnya kegiatan ini sangatlah mudah


karena kegiatan ini tidak memerlukan alat yang begitu banyak, kegiatan melukis
dengan jari ini tidak memerlukan banyak aturan yang baruserta anak dapat
diberikan kebebasan untuk melakukan seni melukisnya sesuai yang ia inginkan,
pendidik, guru dan orangtua hanya perlu memberikan motibasi kepada anak untuk
memberanikan diri anak melakukan kegiatan Finger Painting tersebut.21Kegiatan
Finger Painting ini merupakan kegiatan yang dapat melatih otot-otot kecil anak,
melatih jar-jemari anak, serta melatih koordinasi mata dan tangan dan dapat
meningkatkan seni kepada anak. kegiatan ini dapat menjadikan anak melukis
dengan menuangkan perasaan anak pada saat itu, baik itu sedih ataupun sedang.
Meskipun kegiatan Finger Painting ini memiliki kelemahan pada anak dimana
kegiatan ini terlihat sangat kotor dan manjadikan anak meras jijik ketika jarinya
terkena adonan tepung, akan tetapi kelemahan tersebutlah yang menjadikan
referensi agar lebih ditekankan kembali kegiatan Finger Painting.22

Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan


penelitian dengan judul : implementasi pendekatan reggio emilia dalam
kemampuan motorik halus anak melalui kegiatan Finger Painting di TK al-
hidayah bandar lampung. Rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimana

19
Jurusan Pendidikan et al., “E-Journal PG PAUD Universitas Pendidikan Ganesha” 3, no. 1
(2015).
20
Lilis Maghfuroh and Kiki Chayaning Putri, “Pengaruh Finger Painting Terhadap Perkembangan
Motorik Halus Anak Usia Prasekolah Di Tk Sartika I Sumurgenuk Kecamatan Babat Lamongan,”
Journal of Health Sciences 10, no. 1 (2018), https://doi.org/10.33086/jhs.v10i1.144.
21
A. Wulandari, “Meningkatkan Kreativitas Anak Melalui Teknik Finger Painting Di KB Al
Jannati Gampong Jawa Kota Banda Aceh.,” Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Anak Usia Dini,
5(1). 5, no. 1 (2020): 80–89.
22
Adityawarman Hidayat Resi Amelia Syarwah, Mohammad Fauziddin, “Jurnal Pendidikan
Tambusai | 936,” Jurnal Pendidikan Tambusai 3, no. 5 (2019): 936–45.
implementasi pendekatan reggio emilia dalam kemampuan motorik halus anak
melalui kegiatan Finger Painting di TK al-hidayah bandar lampung.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah deskriftif kualitatif lapangan yang mengambil


lokasi di TK Al-Hidayah Bandar Lampung. Sumber data yang digunakan adalah
sumber data primer. “Pada penelitian ini sumber data primer adalah kepala
sekolah, guru, dan orangtua anak pada TK Al-Hidayah Bandar Lampung. Sumber
data sekunder yang digunakan peneliti terdiri dari dokumen seperti sejarah singkat
singkat sekolah, profil sekolah, visi dan misi sekolah, data guru dan anak, keadaan
sekolah serta sarana sekolah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
menggunakan observasi., wawancara,dan dokumentasi. Tenkik analisis data pada
penelitian ini menggunakan reduksi data, display data serta verifikasi data. Dan
untuk menguji keabsahan data menggunakan uji triangulasi sumber dan teknik.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Implementasi pendekatan Reggio Emilia dalam pengembangan


kemampuan motorik halus anak melalui kegiatan Finger Painting di TK Al-
Hidayah Bandar Lampung, sesuai dengan data hasil observasi yang dilakukan
oleh peneliti dalam pelaksanaan pembelajaran seorang guru yang bertugas sebagai
fasilitator, perencana, dan penilaian terhadap anak didik atau peserta didik. Guru
sebagai fasilitator dan pembimbing anak ini dimaksudkan guru berperan terhadap
anak untuk membantu anak dalam menyelesaikan suatu jegiatan yang mana anak
tersebut jika sedang mengalami kesusahan dalam melakukan kegiatan Finger
Painting, tetapi tetap mengikuti kehendak anak dibebaskan untuk melukis seperti
apa yang anak inginkan. Guru menerapkan model Reggio Emilia tersebut dengan
memberikan kebebasan kepada anak dalam berkreasi dan menuangkan imajinasi
yang dimiliki anak dan guru juga memberikan media dan fasilitas yang memadai
dan mendukung dalam pembelajaran.

Peneliti juga melakukan observasi pada anak saat pembelajaran berlangsu


g di TK Al-Hidayah Bandar Lampung terlihat pada saat pembelajaran anak
merasa gembira, dan aspek perkembangan anak juga berkembang melaui kegiatan
yang telah dirancang oleh guru. Anak-anak juga merasa senang pada saat kegiatan
berlangsung serta anak dapat fokus masing-masing pada kegiatan yang ditugaskan
oleh guru. Pada saat guru melakukan tanya jawab kepada anak didik, anak dengan
semangat dan senang menjawab pertanyaan yang ditanya oleh guru mengenai
lukisan apa yang ia lukis melalui kegiatan Finger Painting serta anak mampu
menceritakan lukisan yang terdapat pada kegiatan Finger Painting tersebut.
Pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung guru juga melakukan
pengamatan kepada anak dan juga teknik pennilaian perkembangan setiap anak.
Perkembangan aspek-aspek yang berkembang atapun yang belum berkembang
pada setiap anak. Namun ketika peneliti melakukan penelitian, peneliti tidak
melakukan beberapa teknik penilaian. Dan peneliti melakukan wawancara kepada
guru di TK Al-Hidayah Bandar Lampung tersebut, dan gur tersebut menjawab
“tidak melakukan penilaian setiap sehabis melakukan pembelajaran setiap saat
melainkan melakukan teknik penilaian setiap akhir pecan saja, dikarenakan terlalu
ribet dan memakan waktu untuk melakukan penilaian tersebut.”
Pendekatan Reggio Emilia diharapkan dapat menciptakan suatu kegiatan
yang dapat menggabungkan imajinasi anak serta menjadi inspirasi untuk
membantu pendidik, orangtua, lingkungan untuk membangun pendidikan anak itu
sendiri. Pendekatan Reggio Emilia ini memberikan kebebasan kepada anak untuk
mengembangkan imajinasi, dan mengekspresikan yang dimiliki anak. Pendekatan
ini tidak membatasi waktu untuk anak melakukan suatu keguatan secara bebas
serta guru bekerja sama suntuk merumuskan suatu hipotesis tentang kemungkinan
arah anak dari suatu proyek, bahan-bahan yang diperlukan, dan orangtua atau
dukungan keterlibatan masyarakat.23
Pendekatan Reggio Emilia merupakan pendekatan yang membantu anak
untuk mengembangkan pembelajaran anak sendiri dengan menggunakan bahasa
yang konstuksif, sesuai dengan tingkatan usia anak itu sendiri serta pendekatan ini
mengarah kepada kepentingan diri anak yang dimiliki oleh anak tersebut. Proyek
23
Hulaan-menganti Gresik, “PELAKSANAAN KEGIATAN PEMBELAJARAN MODEL
REGGIO EMELIO PADA ANAK USIA 4 – 5 TAHUN DI RA ASYSYUBBANI” 1, no. 1
(2020): 26–39.
yang digunakan dalam pembelajaran ialah dari pengalaman anak itu sendiri.
Dimana pengalaman yang nyata dapat membantu proses aspek perkembangan
anak.24
Filosofi dalam pendekatan ini guru sebagai pengantar ilmu pengetahuan,
anak sebagai penerima ilmu yang disampaikan sedangkan model yaitu suatu cara
yang dijadikan sebagai suasana pembelajaran yang pasif. Model Pembelajaran
pendekata Reggio Emilia yaitu cara anak dalam mengkomunikasikan bahasa anak
yang ada di dalam pikiran anak tersebut, cara yang berbagai macam yang
dijadikan anak sebagai pengembangan aspek bahasa yang dimiliki anak. Materi
yang digunakan dalam pendektan Reggio Emilia ini disebut juga dengan materi
terbuka atau materi terlepas. Dimana anak dapat berkolaborasi, bersosialisasi,
dengan luar lingkungannya.25
Data hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata perkembangan
kemampuan motorik halus anak di TK Al-Hidayah Bandar Lampung berkembang
dengan baik, hal tersebut dapat dilihat dari data penilaian skala perkembangan
anak dengan rata-rata pencapaian kemampuan motorik halus anak adalah
berkembang sesuai harapan dan berkembang sangat baik, akan tetapi masih
terdapat beberapa anak yang kemampuan motorik halusnya masih memerlukan
bantuan guru ataupun teman sebayanya. Karena ada beberapa anak yang memiliki
kebutuhna khusus, sehingga memerlukan bantuan orang lain dalam proses
kegiatan pembelajaran. Saat kegiatan Finger Painting motorik halus anak terlihat
saat anak meremas adonanan tepung kanji menjadi sebuah lukisan pada setiap
anak, serta anak dapat menceritakan hasil karya Finger Painting yang telah dibuat
oleh anak.
Kemampuan motorik halus merupakan kegiatan yang menggunakan otot-
otot kecil tangan, dimana kegiatan tersebut melibatkan gerakan jasmaniah serta
gerakan ini lebih menekankan gerakan otor-otot kecil antara mata, dan tangan
secara terkoordinasi. Motorik halus merupakan pembelajaran yang melibatkan
24
Susanty Susanty et al., “Model Dan Metode Pembelajaran Sains Bagi Guru-Guru Pendidikan
Anak Usia Dini (Paud) Di Himpaudi Cakung Jakarta Timur,” Prosiding Seminar Nasional
Pengabdian Masyarakat LPPM UMJ, no. September 2019 (2019).
25
Sutini and Rahmawati, “Mengembangkan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Model
Pembelajaran Bals.”
tangan secara terus menerus, contoh dari kegiatan ini seperti melukis,
menggambar, menggenggam.26
Keterampilan motorik halus ini melibatkan suatu ketangkasan jari-jemari
anak, dimana ketangkasan tersebut dapat dilkukan dengan cara pemberian
stimulasi-setimulasi setiap saat. Kegiatan stimulasi tersebut dapat
mengembangkan aspek motorik halus anak. Motorik halus juga melibatkan
gerakan-gerakan kecil yang dapat melatih motorik halus salah satunya dengan
menggunting, memegang pensil ataupun pena, serta mengancingkan baju.
Motorik halus memerlukan koordinasi anatara mata dan tangan untuk memenuhi
suatu tugas –tugas perkemabangan yang membutuhkan ketepatan, kepresisian dan
ketangkasan.27
Kegiatan Finger Painting merupakan salah satu kegiatan yang dapat
menstimulus motorik halus anak. Selain itu kegiatan Finger Painting dapat
digunakan sebagai manfaat pengenalan konsep warna serta pengenalan konsep
pencampuran warna, baik warna primer ataupun warna sekunder. Kegiatn Finger
Painting dapat pula djadikan bahan pengalaman anak secara langsung, karena
kegiatan ini melibatkan anak untuk mencelupak jari jemari anak pada adonan
tepung kanji sebagai bahan kegiatan Finger Painting.28
Kegiatan Finger Painting sangat membantu dalam mengembangkan
motorik halus anak, kegiatan ini merupakan kegiatan yang dilakukan tanpa
menggunakan alat, dimana alat kuas digantikan dengan menggunakan jari jemari
serta kegiatan ini mellatih motorik halus anak dikarenakan anak meremas-remas
adonan tepung kanji secara langsung di dalam kegiatan Finger Painting tersebut.
Kegiatan Finger Painting merupakan kegiatan yang menyenangkan bagi anak,
kegiatan yang membebaskan anak untuk berekspersi melalui Finger Painting.29
26
I Nyoman Suarta Universitas Baik Nilawati Astini, Nurhasanah, Ika Rachmayani, “Identifikasi
Pemanfaatan Alat Permainan Edukatif (APE) Dalam Mengembangkan Motorik Halus Anak,”
Journal of Chemical Information and Modeling 53, no. 9 (2019): 1689–99.
27
Octavian Dwi Tanto and Aulia Humaimah Sufyana, “Stimulasi Perkembangan Motorik Halus
Anak Usia Dini Dalam Seni Tradisional Tatah Sungging,” Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak
Usia Dini 4, no. 2 (2020): 575, https://doi.org/10.31004/obsesi.v4i2.421.
28
Laili Vitamami, “Finger Painting Pada Kelompok A2 Ra Babussalam Krian Prodi Pendidikan
Guru-Pendidikan Anak Usia Dini,” 2013.
29
Selia Dwi Kurnia, “Pengaruh Kegiatan Painting Dan Keterampilan Motorik Halus Terhadap
Kreativitas Anak Usia Dini Dalam Seni Lukis,” Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini. 9, no. 2
Penelitian yang dilakukan oleh Freni Andrimeda pada anak usia 5-6 tahun
yang berjumlah 21 anak kegiatan Finger Painting memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap kemampuan mototik halus anak dibandingkan anak yang
tidak melakukan kegiatn Finger Painting.30

KESIMPULAN

Implementasi pendekatn Reggio Emilia dalam pengembangan kemampuan


motorik halus anak melalui kegiatan Finger Painting di TK Al-Hidayah Bandar
Lampung, sesuai dengan data hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti adalah
dalam pelaksanaan pembelajaran seorang guru sebagai fasilitataor, perencana, dan
penilaian anak atau peserta didik. Guru sebagai fasilitator dan pembimbing anak
ini dimaksudkan guru berperan terhadap anak untuk membantu anak dalam
menyelesaikan suatu kegiatan yang mana anak tersebut jika sedang mengalami
kesusahan dalam melakukan kegiatan Finger Painting, tetapi tetap mengikuti
kehendak anak dibebaskan untuk melukis seperti apa yang anak inginkan. Guru
menerapkan model Reggio Emilia tersebut dengan memberikan kebebasan kepada
anak dalam berkreasi dan menuangkan imajinasi yang dimiliki anak dan guru juga
memberikan media dan fasilitas yang memadai dan mendukung dalam
pembelajaran.

Data hasil penelitian menunjukan bahwa rata-rata perkembangan motorik


halus anak pada TK Al-Hidayah Bandar Lampung berkembang dengan baik, hal
tersebut dapat dilihat dari data penilaian skala perkembangan anak dengan rata-
rata pencapaian kemampuan motorik halus anak adalah berkembang sesuai
harapan dan berkembang sangat baik, akan tetapi msih terdapat beberapa anak
yang kemampuan motorik halusnya masih memerlukan bantuan guru ataupun
teman sebayanya. Karena ada beberapa anak yang memiliki kebutuhan khusus,
sehingga memerlukan bantuan orang lain dalam proses kegiatan pembelajaran.
Saat kegiatan Finger Painting motorik halus anak terlihat saat anak meremas

(2015): 285–302.
30
Pembangunan Dsn et al., “Motorik Halus Anak Kelompok B Di Tk,” 2012, 106–14.
adonan tepung kanji menjadi sebuah lukisan pada setiap anak, serta anak dapat
menceritakan hasil karya Finger Painting yang telah dibuat oleh anak.

DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Suryadi, Rudi. Ilmu Pendidikan Islam, 2018.
Amelia Nurul, Khadijah. Perkembangan Fisik Motorik Anak Usia Dini, 2020.
Aquarisnawati, Puri, Dewi Mustami’ah, and Windah Riskasari. “Motorik Halus
Pada Anak Usia Prasekolah Ditinjau Dari Bender Gestalt.” \Jurnal Insan
Media 13, no. 3 (2011): 149–56.
http://www.academia.edu/download/55153228/jurnal_Bneder_Gestalt.pdf.
Baik Nilawati Astini, Nurhasanah, Ika Rachmayani, I Nyoman Suarta Universitas.
“Identifikasi Pemanfaatan Alat Permainan Edukatif (APE) Dalam
Mengembangkan Motorik Halus Anak.” Journal of Chemical Information
and Modeling 53, no. 9 (2019): 1689–99.
Chandrawaty, dan Susianty Selaras Ndari. Telaah Kurikulum Pendidikan Anak
Usia Dini, n.d.
Di, Studi, and T K Mariana. “PEDAGOGI | Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan
Volume XIII No.1 April 2013” XIII, no. 1 (2013): 40–46.
Dsn, Pembangunan, Lawan Ds, Kedungwangi Kec, Sambeng K A B Lamongan,
Prodi Pendidikan, and Guru-pendidikan Anak Usia. “Motorik Halus Anak
Kelompok B Di Tk,” 2012, 106–14.
Fatmawati, Ayu Fitri. Pengembangan Fisik Motorik Anak Usia Dini, 2020.
Gresik, Hulaan-menganti. “PELAKSANAAN KEGIATAN PEMBELAJARAN
MODEL REGGIO EMELIO PADA ANAK USIA 4 – 5 TAHUN DI RA
ASYSYUBBANI” 1, no. 1 (2020): 26–39.
Indraswari, Lolita. “Peningkatan Perkembangan Motorik Halus Anak Usia Dini
Melalaui Kegiatan Mozaik Di Taman Kanak-Kanak Pembina Agam.” Jurnal
Pesona PAUD 1, no. 1–13 (2012): 1–13.
Kurnia, Selia Dwi. “Pengaruh Kegiatan Painting Dan Keterampilan Motorik
Halus Terhadap Kreativitas Anak Usia Dini Dalam Seni Lukis.” Jurnal
Pendidikan Anak Usia Dini. 9, no. 2 (2015): 285–302.
Lenny Nuraeni, Sharina. “Efektivitas Pembelajaran Dengan Pendekatan Reggio
Emilia Untuk Meningkatkan Kreativitas Anak Dalam Konteks Merdeka
Belajar Di Taman Kanak-Kanak Kota Cimahi Pada Masa Pandemi Covid
19.” Jurnal Tunas Siliwangi 6, no. 2 (2020): 51–62.
Maghfuroh, Lilis, and Kiki Chayaning Putri. “Pengaruh Finger Painting Terhadap
Perkembangan Motorik Halus Anak Usia Prasekolah Di Tk Sartika I
Sumurgenuk Kecamatan Babat Lamongan.” Journal of Health Sciences 10,
no. 1 (2018). https://doi.org/10.33086/jhs.v10i1.144.
Muarifah, Alif, and Nurkhasanah Nurkhasanah. “Identifikasi Keterampilan
Motorik Halus Anak.” Journal of Early Childhood Care and Education 2,
no. 1 (2019): 14. https://doi.org/10.26555/jecce.v2i1.564.
Natalina, Desiani dan Gilar Gandana. Komunikasi Dalam PAUD, 2017.
Pendidikan, Jurusan, Guru Pendidikan, Anak Usia, Dini Volume, No Tahun,
Penerapan Metode, Bermain Melalui, et al. “E-Journal PG PAUD
Universitas Pendidikan Ganesha” 3, no. 1 (2015).
Prayitno. Dasar Teori Dan Praksis Pendidikan, 2009.
R Ariyana, Desi, and Nur Setya Rini. “Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang
Perkembangan Anak Dengan Perkembangan Motorik Kasar Dan Motorik
Halus Anak Usia 4-5 Tahun Di TK Aisyiyah Bustanul Athfal 7 Semarang.”
Jurnal Keperawatan (FIKkes) 2, no. 2 (2009): 11–20.
Resi Amelia Syarwah, Mohammad Fauziddin, Adityawarman Hidayat. “Jurnal
Pendidikan Tambusai | 936.” Jurnal Pendidikan Tambusai 3, no. 5 (2019):
936–45.
Siti Makhmudah, Fina Surya Anggraini, Ainna Amalia FN. Perkembangan
Motorik AUD, 2020.
Sujiono Nurani, Yuliani. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini, 2009.
Suriati, Suriati, St Kuraedah, Erdiyanti Erdiyanti, and La Ode Anhusadar.
“Meningkatkan Keterampilan Motorik Halus Anak Melalui Mencetak
Dengan Pelepah Pisang.” Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini
4, no. 1 (2019): 211. https://doi.org/10.31004/obsesi.v4i1.299.
Susanty, Susanty, Sri Anastasia Yudistirani, Nurul Hidayati Fithriyah, and
Adiwarna Adiwarna. “Model Dan Metode Pembelajaran Sains Bagi Guru-
Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Paud) Di Himpaudi Cakung Jakarta
Timur.” Prosiding Seminar Nasional Pengabdian Masyarakat LPPM UMJ,
no. September 2019 (2019).
Sutini, Ai, and Meti Rahmawati. “Mengembangkan Kemampuan Motorik Halus
Anak Melalui Model Pembelajaran Bals.” Cakrawala Dini: Jurnal
Pendidikan Anak Usia Dini 6, no. 2 (2018): 49–60.
https://doi.org/10.17509/cd.v6i2.10519.
Tanto, Octavian Dwi, and Aulia Humaimah Sufyana. “Stimulasi Perkembangan
Motorik Halus Anak Usia Dini Dalam Seni Tradisional Tatah Sungging.”
Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini 4, no. 2 (2020): 575.
https://doi.org/10.31004/obsesi.v4i2.421.
Tri Sayekti. “Analisis Kurikulum Reggio EMilia.” Journal of Physics A:
Mathematical and Theoretical 3, no. 8 (2016): 1689–99.
Vitamami, Laili. “Finger Painting Pada Kelompok A2 Ra Babussalam Krian Prodi
Pendidikan Guru-Pendidikan Anak Usia Dini,” 2013.
Wulandari, A. “Meningkatkan Kreativitas Anak Melalui Teknik Finger Painting
Di KB Al Jannati Gampong Jawa Kota Banda Aceh.” Jurnal Ilmiah
Mahasiswa Pendidikan Anak Usia Dini, 5(1). 5, no. 1 (2020): 80–89.
Yeni, Neneng, and Ifat Fatimah Zahro. “Meningkatkan Kecerdasan Interpersonal
Pada Anak Usia 4-5 Tahun Melalui Model Pembelajaran Reggio Emilia.”
Jurnal Ceria (Cerdas Energik Responsif Inovatif Adaptif) 3, no. 3 (2020):
250–59.

You might also like