You are on page 1of 11

PENERAPAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

PADA ANAK USIA DINI DI PAUD NURUL ISLAM


KOTA PAGAR ALAM

Siti Hanipah
Dosen STIT Al Azhar Pagar Alam Sumatera Selatan
Email: Hanifah_70@yahoo.com

Abstract: This research raises the issue of Implementation of Islamic religious education in early childhood in
Nurul Islam Early Childhood School of Pagar Alam. This study used qualitative research methods to understand the
phenomenon of what is experienced by research subjects. Techniques of data collection that used were interviews,
observation and documentation. From the results of this study, it indicated that the implementationof Islamic religious
education in early childhood in Nurul Islam Early Childhood School of Pagar Alam by guiding and implementing the
teachings of Islam prescribed, like teaching good morals to children, fardlu prayers properly, training children to learn
the Qur’an by Iqro.Inhibiting factors in implementing early childhood religious education is an internalfactor, in the
form of awareness and understanding of each individual to perform religious teachings, such as the five daily prayers,
learn to read the Qur’an and doing good to others. While external factors, the form of guidance and attention from
parents, relationships in the community around them, and the education obtained from the school. The efforts to
overcome the obstacles in implementing early childhood religious education is to provide exemplary and attention
and affection to the child, so they can follow what was ordered by parents and teachers.
Keywords: Islamic Religious Education, Early Childhood, Early ChildhoodSchool

Abstrak: Penelitian ini mengangkat permasalahan tentang Penerapan pendidikan agama Islam pada anak usia dini
di PAUD Nurul Islam Kota Pagar Alam. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif yaitu memahami
fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah
wawancara, observasi dan dokumentasi. Dari hasil penelitian ini menunjukan bahwa Penerapan pendidikan
agama pada PAUD Nurul Islam Pagar Alam dengan membimbing dan melaksanakan ajaran-ajaran yang di-
syariatkan Islam, seperti mengajarkan akhlak kepada anak, shalat fardhu dengan baik dan benar, melatih anak
belajar Alqur’an dengan Iqro. Faktor penghambat dalam menerapkan pendidikan agama anak usia dini yaitu faktor
dari dalam (intern), berupa kesadaran dan pemahaman dari masing-masing individu untuk melaksanakan ajaran
agama, seperti salat lima waktu, belajar membaca Al-Qur’an dan berbuat baik kepada orang lain. Sedangkan
faktor dari luar (ekstern), berupa pembinaan dan perhatian dari orang tua, pergaulan di lingkungan masyarakat
di sekitar mereka, dan pendidikan yang diperoleh dari bangku sekolah. Upaya mengatasi penghambat dalam
menerapkan pendidikan agama anak usia dini adalah dengan memberikan keteladanan dan perhatian serta kasih
sayang kepada anak, sehingga dapat mengikuti yang diperintahkan oleh orang tua dan guru.

Kata kunci: Pendidikan anak usia dini, pendidikan agama Islam

Pendahuluan Sehubungan dengan hal itu, maka tugas guru


Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 28 ayat di pendidikan anak usia dini adalah membina
(1) menyebutkan ”Pendidikan Anak usia dini di- akhlak anak-anak sejak usia dini, memberi-
selenggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar. kan bimbingan, arahan dan pengajaran supaya
Pada ayat (3) disebutkan ”Pendidikan anak usia anak dapat tumbuh dan berkembang menjadi
dini pada jalur pendidikan formal berbentuk Taman pribadi yang mempunyai kecerdasan spiritual,
Kanak-kanak (TK), Raudhatul Atfhal (RA), atau intelektual, sosial dan kecerdasan emosional.
bentuk lain yang sederajat.1 Guru mengembangkan kreatifitas anak, metode-
metode yang dipilih adalah metode yang dapat
menggerakan anak untuk meningkatkan motivasai
1
Departemen Agama. Undang-undang dan peraturan
rasa ingin tahu dan mengembangkan imajinasi.
pemerintah tentang pendidikan. (Jakarta: Litbang, 2006). h.11

NUANSA Vol. IX, No. 2, Desember 2016 123


124 NUANSA Vol. IX, No. 2, Desember 2016

Dengan mengembangkan kreatifitas anak metode mulai terbentuk, tahap awal pertumbuhan dan
yang dipergunakan mampu mendorong anak men- perkembangan anak dimulai pada masa prenatal.
cari dan menemukan jawabannya, membuat Sel-sel tumbuh anak berkembang amat cepat, tahap
pertanyaan yang membantu memecahkan, me- awal perkembangan janin sangat penting untuk
mikirkan kembali, membangun kembali, dan me- mengembangkan sel-sel otak, bahkan pada saat
nemukan hubungan-hubungan baru. lahir sel otak tidak bertambah lagi3.
Pendidikan yang pertama terbentuk dalam Pendidikan anak usia dini bisa juga diartikan
keluarga merupakan landasan pokok dalam dengan anak prasekolah, adalah anak yang berusia
pembentukan akhlak anak, sekaligus menjadi antara 3-6 tahun 4. Pendidikan anak usia dini
petunjuk dan menjauhkan anak dari perbuatan- didefinisikan oleh Maimunah Hasan5,
perbuatan yang tidak baik. Oleh karena itu, orang Pendidikan Anak Usia Dini adalah jenjang
tua harus memperhatikan anak-anaknya. Orang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar, yang
tua itu harus memperhati-kan pendidikan pada merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan
anak-anaknya, karena pendidikan dari orang tua bagi anak-anak usia lahir sampai usia enam tahun,
merupakan dasar dari pembinaan kepribadian yang diberikan rangsangan untuk membantu per-
anak. Dengan kata lain, orang tua jangan sampai tumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani,
membiarkan pertumbuhan anak berjalan tanpa agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki
bimbingan. pendidikan lanjut, baik diselenggarakan melalui
Nilai-nilai agama Islam pada masa sekarang, jalur formal, nonformal maupun informal.
telah mengalami suatu perubahan yang sangat Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan
pesat akibat dari pengaruh kemajuan ilmu Nasional Nomor 20 Tahun 2003, pendidikan anak
pengetahuan dan teknologi. Tahap perubahan usia dini digambarkan bahwa, pendidikan anak
menjadi penopang dan sebagai persiapan yang usia dini merupakan suatu upaya pembinaan
mendasar untuk kehidupan dan perkembangan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai
kepribadian anak di masa mendatang. Pada tahap dengan usia eman tahun yang dilakukan melalui
pembiasaan itu lebih masa anak usia dini yaitu pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu
pada umur 4–6 tahun. Pada masa ini anak lebih pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan
banyak sifat meniru terhadap apa yang dilihat rohani agar anak memiliki kesiapan dalam me-
dan diidolakannya. masuki pendidikan lebih lanjut.
Berdasarkan uraian di atas maka permasalahan Pendidikan anak usia dini pada hakekatnya
yang hendak dibahas dalam penelitian ini yaitu merupakan suatu kegiatan yang dilakukan se-
penerapan pendidikan agama Islam pada anak seorang secara sadar dan bertanggung jawab untuk
usia dini di PAUD Nurul Islam Kota Pagaralam. memberikan pengaruh positif pada anak usia dini6.
Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui Pendidikan anak usia dini dapat dipandang juga
penerapan pendidikan agama Islam pada anak sebagai usaha sadar untuk menyiapkan peserta
usia dini di PAUD Nurul Islam Kota Pagaralam dan didik sedini mungkin melalui bimbingan, pengajaran
Untuk mengetahui penerapan pendidikan agama dan latihan bagi peranannya di masa yang akan
Islam pada anak usia dini di PAUD Nurul Islam datang.
Kota Pagaralam.
b. Pelaksanaan Pendidikan Anak Usia Dini
Landasan Teori Setiap anak berkembang dengan cara masing-
a. Pengertian Pendidikan Anak Usia Dini masing, hal ini membuat sebagian anak ada
Anak usia dini adalah anak yang berada pada yang tumbuh lebih cepat, cerdas dan kreatif di-
rentangan usia 0-6 tahun. Pada masa ini anak bandingkan dengan anak lainya. Kunci sukses
sedang mengalami pertumbuhan dan perkembangan
yang sangat pesat.2 Pada usia ini disebut juga 3
Depdiknas, Pendidikan dan Pelatihan Profesi Guru (PLPG)
dengan masa kanak-kanak, yang di dalam Bahasa Srtifikasi Guru dalam Jabatan Tahun 2008, Taman Kanak-Kanak
Arab disebut “ ‫”دور اﻃــﺎلفال‬. Pada masa ini anak (Jakarta: Depdiknas, 2008), h. 39
4
Soemiarti Patmonodewo, Pendidikan Anak Prasekolah,
(Jakarta: Rineka Cipta, 2003), h. 19
5
Maimunah Hasan, PAUD: Pendidikan Anak Usia Dini
2
A. Murti, Mendirikan dan Mengelolah PAUD: Manajemen Panduan Lengkap Manajemen Pendidikan Mutu Anak Untuk
Siti Hanipah: Penerapan Pendidikan Agama Islam Pada Anak Usia Dini 125

mendidik anak adalah peran aktif orang tua dalam Patmonodewo8, bahwa perkembangan kepribaidan
memaksimalkan perkembangan otak khususnya seseorang dengan titik berat pada perkembangan
saat di usia emas (0 – 6 tahun) baik dalam bentuk psikososial tahapan 0-1 tahun, oral sensorik
rangsangan (stimulasi) gerak atau memberikan dengan krisis emosi tahapan 3-6 tahun. Dengan
zat gizi sesuai dengan kebutuhan otak. Hasil demikian, perkembangan pada tahapan ini hanya
penelitian para ahli kesehatan di berbagai berkisar dalam pribadi anak, yakni psikomotorik
dunia menunjukkan, masa paling penting dalam dan fisiosensorik, sehingga pada tahapan ini anak
perkembangan otak manusia justru terjadi sejak lebih cenderung bermain dibandingkan berfikir
bayi dalam kandungan hingga usia enam tahun dan memecahkan masalah.
(usia emas). Sebab, pada rentang usia tersebut, Pada tahapan tersebut, dalam pelaksanaan
otak menjadi organ yang paling cepat tumbuh pendidikan yang harus diperhatikan prinsip-prinsip
dibandingkan dengan organ vital tubuh seperti pelaksanaan metode pendidikan Islam adalah
jantung, paru-paru atau lainnya. sebagai berikut:
Perkembangan motorik dan kognitif anak a) Mengetahui motifasi, kebutuhan dan minat
di usia emas berdasarkan umur adalah sebagai anaknya
berikut:
b) Mengetahui tujuan pendidikan yang sudah
a) 0 – 1 tahun: pada usia ini, anak mampu meng- ditetapkan sebelum pelaksana-an pendidikan
eksplorasi anggota tubuh dengan tangan,
c) Mengetahui tahap kematangan, perkembangan
mengenal anggota keluarga terdekat (ibu
serta perubahan pada diri anak.
dan ayah), mengeksplorasi objek yang ada
di hadapannya. d) Mengetahui perbedaan-perbedaan individu di
dalam anak.
b) 1 – 2 tahun: pada usia ini, anak mampu
bermain puzzle sederhana, menunjukkan e) Memperhatikan kepahaman, dan mengetahui
anggota badan, dan menyebutkan kata-kata hubungan-hubungan, integrasi pengalaman
sederhana. dan kelanjutannya, keaslian, pembaharuan
dan kebebasan berfikir.
c) 2 – 3 tahun: pada usia ini, anak mampu berlari,
memanjat, meloncat, naik turun tangga berkali- f) Menjadikan proses pendidikan sebagai pe-
kali, kritis menanyakan banyak hal, mengenal ngalaman yang menggembira-kan bagi anak.
symbol huruf, angka dan warna, serta mampu g) Menegakkan “uswah hasanah”.
menyusun kalimat sederhana. Dengan demikian, inti prinsip-prinsip pemakaian
d) 3 – 4 tahun: pada usia ini, anak mampu metode pendidikan Islam adalah:
menggambar orang mendekati aslinya, senang a) Pengenalan yang utuh terhadap peserta didik;
menceritakan setiap hal yang baru didapatnya umur, kepribadian, dan tingkat kemampuan
dan mengingat nama orang lain, serta ego mereka.
bermain muncul karena mulai bersosialisasi b) Berstandar kepada tujuan, karena metode
dengan teman. diaplikasikan untuk mencapai tujuan.
e) 4 – 5 tahun: pada usia ini, anak mampu c) Menegakkan contoh tauladan yang baik ter-
mengkategorikan benda atas persamaan hadap anak9.
dan perbedaan berdasarkan bentuk, berat
dan ukuran, serta mampu menggambar dan
c. Tujuan Pendidikan Islam pada Anak Usia Dini
menjelaskan bentuk orang lebih rinci dengan
Dalam aktivitas pendidikan, tujuan pendidikan
kepala, lengan dan jemari.
Islam digambarkan dua perspektif, yaitu perspektif
f) 5 – 6 tahun: pada usia ini, anak mulai me-
manusia (pribadi) ideal dan perspektif masya-
mahami konsep sebab akibat dan beberapa
rakat (makhluk sosial) ideal. Perspektif manusia
hal secara bersamaan meski tidak begitu
ideal digambarkan seperti “Insan kamil”, “muslim
detil, mampu belajar menghitung dan me-
paripurna”, “manusia bertaqwa”, dan lain sebagainya.
nulis, serta mampu menggambar dan ber-
Sedang dalam perspektif masyarakat, seperti “warga
nyanyi kecil. 7
Dari teori Erik Erikson yang dikutip oleh 8
Soemiarti Patmonodewo, Pendidikan Anak Prasekolah...,
h. 19
126 NUANSA Vol. IX, No. 2, Desember 2016

masyarakat, warga negara, masyarakat madani, dan b) Tujuan sosial yang berhubungan dengan
lain sebagainya”10. masyarakat sebagai keseluruhan, dan dengan
Tujuan pendidikan Islam atau tujuan pendidikan tingkah laku masyarakat umumnya serta
lainnya, mengandung di dalamnya suatu nilai-nilai dengan perubahan-perubahan yang diinginkan
tertentu sesuai dengan pandangan dasar masing- pada pertumbuhan pribadi, pengalaman dan
masing yang harus direalisasikan melalui proses kemajuan hidupnya.
yang terarah dan konsisten dengan menggunakan c) Tujuan profesional yang menyangkut pe-
berbagai sarana fisik dan non fisik yang sama ngajaran sebagai ilmu, seni dan profesi serta
sebangun dengan nilai-nilainya.11 bahwa pendidikan sebagai suatu kegiatan dalam kehidupan
bertujuan membentuk kepribadian manusia supaya masyarakat 13.
mempunyai kepribadian yang menjunjung tinggi Dalam proses pendidikan, ketiga tiga tujuan
spritualitas dan moralitas. di atas dicapai secara keseluruhan, tidak terpisah
Adapun tujuan proses pendidikan Islam dari satu sama lain, sehingga dapat mewujud-
adalah idealitas (cita-cita) yang mengandung nilai- kan tipe manusia paripurna (insan kamil) seperti
nilai Islami yang hendak dicapai dalam proses dikehendaki oleh ajaran agama Islam, yakni
kependidikan yang berdasarkan ajaran-ajaran Islam. tercapainya kebahagiaan hidup baik kehidupan
Oleh karena itulah, menurut Daradjat12 pendidikan di dunia maupun di akhirat.
Islam berlaku selama hidup untuk menumbuhkan, Jadi, tujuan utama pendidikan pada anak
memupuk, mengembangkan, memelihara dan bukanlah sekedar mengalihkan perilaku atau
mempertahan-kan tujuan pendidikan yang telah tabiat sebagai isi pendidikan akhlak, melainkan
dicapai. lebih merupakan suatu ikhtiar untuk menggugah
Jadi, orang yang sudah bertakwa bentuk fitrah insaniyah, sehingga peserta anak didik bisa
manusia muslim yang paripurna (Insan Kamil), menjadi penganut atau pemeluk yang taat dan
masih perlu mendapatkan pendidikan dalam rangka baik serta bermoral. Dengan kata lain, pendidikan
pengembangan dan penyempurnaan, sekurang- akhlak anak dalam Islam bertujuan agar peserta
kurangnya pemeliharaan supaya tidak luntur dan didik dapat membentuk dirinya menjadi insan
berkurang, meskipun pendidikan oleh diri sendiri kamil yang mempunyai akhlakul karimah dan
dan bukan dalam pendidikan formal. dapat mengaplikasikan-nya di dalam kehidupan
Tujuan pendidikan Islam ialah membina sehari-hari sebagai hamba Allah yang taat untuk
kesadaran atas diri manusia sendiri dan atas menggapai ridha-Nya dalam kehidupan dunia dan
sistem sosial Islami, sikap dan tanggung jawab akhirat.
sosialnya, juga terhadap alam sekitar ciptaan Allah
SWT serta kesadarannya untuk mengembangkan Metode Penelitian
dan mengelola ciptaannya bagi kepentingan Penelitian ini termasuk jenis penelitian
kesejahteraan umum bagi manusia. Dari tujuan lapangan (field research) dengan pendekatan
itu yang paling penting adalah membina makrifat deskriptif kualitatif, yakni suatu proses penelitian
kepada Allah sebagai Pencipta Alam dan beribadah yang membutuhkan rentang waktu yang cukup
kepada-Nya dengan mentaati dan menjalankan lama dalam satu lingkungan tertentu dari se-
perintah-perintah-Nya serta menjauhi segala jumlah individu di lapangan penelitian. 14 Data
larangan-Nya. yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
Mengingat tujuan pendidikan yang begitu luas, kualitatif, yakni data berupa keterangan dan uraian
tujuan tersebut dibedakan dalam beberapa bidang yang berkaitan langsung dengan tema penelitian,
menurut tugas dan fungsi manusia secara filosofis, yang menghasilkan data deskriptif yang mengkaji
yaitu sebagai berikut: tentang penerapan pendidikan agama Islam
a) Tujuan individual yang menyangkut individu, pada anak usia dini di PAUD Nurul Islam Kota
melalui proses belajar dalam rangka memper- Pagaralam.
siapkan dirinya dalam kehidupan dunia dan
akhirat.

10
Tobroni, Pendidikan Islam…, h. 50
11 13
Bashori Muchsin dan Abdul Majid, Pendidikan Islam H.M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam…, h. 42
Siti Hanipah: Penerapan Pendidikan Agama Islam Pada Anak Usia Dini 127

Pembahasan Dasar-dasar pendidikan yang diberikan kepada


1. Pelaksanaan Pendidikan Agama Pada PAUD anak di PAUD Nurul Islam Kota Pagaralam guna
Nurul Islam mewujudkan perkembangan yang berarti dalah
Pelaksanaan pendidikan anak di usia dini, sebagai berikut:
berdasarkan informasi dari hasil penelitian, bahwa a. Dasar pendidikan budi pekerti, yakni memberi
peranan PAUD Nurul Islam Kota Pagaralam pada norma pandangan hidup tertentu walaupun
pendidikan prasekolah diproyeksikan kepada: masih dalam bentuk yang sederhana kepada
a) Pembinaan ketakwaan dan akhlakul karimah anak.
yang dijabarkan dalam pembinaan kompetensi b. Dasar pendidikan sosial, yakni melatih anak
aspek keimanan, aspek keislaman, dan aspek dalam tata cara bergaul yang baik terhadap
keihsanan. lingkungan sekitarnya.
b) Mempertinggi kecerdasan dan kemampuan c. Dasar pendidikan intelek, yakni anak diajarkan
anak didik. kaida pokok dalam percakapan, bertutur
c) Meningkatkan kualitas hidup. bahasa yang baik, kesenian yang disajikan
d) Memelihara, mengembangkan, serta meningkat- dalam bentuk permainan.
kan budaya dan lingkungan. d. Dasar pembentukan pembiasaan, yakni pem-
e) Memperluas pandangan hidup sebagai manusia biasaan kepribadian yang baik dan wajar.
yang komunikatif terhadap keluarga, bangsa, e. Dasar pendidikan kewarganegaraan, yaitu mem-
sesama manusia dan makhluk lainnya. berikan norma nasionalisme dan patriotisme,
Hal ini diperkuatkan bukti bahwa di PAUD cinta tanah air dan berperikemanusiaan yang
Nurul Islam Kota Pagaralam memberikan pengertian tinggi.
tentang pentingnya mengerjakan salat , dan akhlak f. Dasar pendidikan agama, yakni melatih dan
yang baik. melalui wawancara yang dilakukan oleh membiasakan ibadah kepada Allah SWT,
penulis kepada wali murid, terungkap bahwa anak sembari meningkatkan aspek keimanan dan
didik diberikan nasehat selalu mengatakan tentang ketakwaan anaknya kepada-Nya16.
pentingan dan hikmah salat itu sendiri, tujuan Untuk dapat menjadikan anak berakhlak mulia,
mengerjakan salat . Dengan demikian mereka patuh dan taat dalam menjalankan perintah Allah
akan mengetahui tentang salat lima waktu, serta Swt, harus dimulai dari sejak dini. Di PAUD Nurul
berakhlak yang baik. Islam Kota Pagar Alam, gurulah yang berkewajiban
Hal tersebut senada yang diuraikan oleh al- untuk mengendalikan dan mengatur semuanya
Nahlawi sebagaimana dikutip oleh Mujib dan dalam mengasuh dan mendidik anak didiknya.
Mudzakkir, kewajiban pendidik dalam pendidikan Guru mempunyai fungsi yang tidak hanya
anak didiknya menurut adalah sebagai berikut: terbatas mengajar saja, dalam bidang pendidikan
a. Menegakkan hukum-hukum Allah pada guru merupakan sumber pendidikan utama. Sebab
anaknya. segala sesuatu yang membawa pertumbuhan
b. Merealisasikan ketentraman dan kesejahteraan jasmani dan kematangan intelektual, rohani dan
jiwa keluarga. mental manusia diperoleh dari guru.
c. Melaksanakan perintah agama dan perintah Hasil wawancara yang peneliti lakukan terhadap
Rasulullah SAW. wali murid di PAUD Nurul Islam Kota Pagar Alam,
ditemukan bahwa pendidikan keagamaan adalah
d. Mewujudkan rasa cinta kepada anak-anak
membimbing dan melaksanakan ajaran-ajaran yang
melalui pendidikan15.
disyariatkan Islam, seperti salat fardhu dengan baik
Dengan demikian, orang tua dituntut untuk dan benar, baca al-Qur’an, dan akhlak yang mulia
menjadi pendidik yang memberikan pengetahuan kepada sesama.
pada anak-anaknya, serta memberikan sikap dan
Di samping itu, perilaku keagamaan anak
keterampilan yang memadai, memimpin keluarga,
usia dini adalah perilaku atau tingkah laku dalam
dan megatur kehidupannya, memberikan contoh
pergaulan di lingkungannya sehari-hari yang sesuai
sebagai keluarga yang ideal, dan bertanggungjawab
dengan norma-norma ajaran Islam, sehingga dapat
dalam kehidupan keluarga, baik yang bersifat
terwujud hidup yang rukun dan damai dengan
jasmani maupun rohani.
128 NUANSA Vol. IX, No. 2, Desember 2016

berbudi pekerti, bertingkah laku sesuai dengan langkah-langkah penting antara lain berupa
ajaran Islam. Dengan kata lain, perilaku keagamaan keteladanan, nasehat dan hukuman, cerita dan
dengan tujuan untuk membentuk akhlakul karimah pujian.
kepada peserta didik. Bila pendidikan anak jauh daripada akidah
Dengan uraian di atas, diketahui bahwa Islam, terlepas dari ranah religius dan tidak
pembinaan akhlak adalah untuk membantu anak berhubungan dengan Allah, maka tidak diragukan
didik agar supaya mereka hidup sesuai dengan lagi bahwa anak akan tumbuh dewasa di atas
ajaran agama. Dengan demikian, pembinaan dasar kefasikan, penyimpangan, kesesatan dan
akhlak merupakan pembentukan etika yang bisa kekafiran. Bahkan ia akan mengikuti hawa nafsu
ditampakkan di dalam pergaulan. Dengan demikian, dan bergerak dengan motor nafsu negatif, dan
pembinaan agama terhadap anak usia dini adalah bisikan-bisikan setan, sesuai dengan tabiat, fisik,
idealitas yang mengandung nilai-nilai perilaku dan keinginan, dan tuntutannya yang rendah.17
tingkah laku agama yang hendak dicapai dalam Seperti yang dikemukakan oleh Mujib dan
proses pendidikan yang berdasarkan ajaran Islam, Mudzakkir18, bahwa orang tua dan guru dituntut
sehingga terbentuklah berakhlak yang berjiwa untuk menjadi pendidik yang memberikan penge-
tawakkal secara total kepada Tuhan. tahuan pada anak-anaknya, serta memberikan sikap
Perilaku merupakan cerminan konkret yang dan keterampilan yang memadai, dan mengatur
tampak dalam sikap, perbuatan dan kata-kata kehidupannya. Tanggung jawab kodrati adalah
(pernyataan) sebagai reaksi seseorang yang muncul tanggung jawab yang diterima secara kodrati
karena adanya pengalaman proses pembelajaran karena merekalah yang melahirkan anak tersebut.
dan rangsangan dari lingkungannya. Jadi secara Sedangkan tanggung jawab keagamaan artinya
khusus perilaku juga bias berarti suatu perbuatan tanggung jawab berdasarkan ajaran agama. Dalam
atau aktivitas. arti ada dua pokok tugas yang harus diemban oleh
Oleh karena itu pendidikan agama anak usia guru terhadap anak didiknya, yang dilaksanakan
dini banyak menggambarkan sisi-sisi batin dalam secara serentak atau secara bersamaan dengan
kehidupan yang ada kaitannya dengan sesuatu terus menerus, sehingga mampu menerima dan
yang sakral. Dari kesadaran dan pengalaman memikul semua tanggung jawab dari apa yang
agama ini pula kemudian munculnya tingkah diberikan serta diembankan kepadanya, dengan
laku keagamaannya yang diekpresikan anak-anak harapan kelak dikemudian hari anak tersebut dapat
tersebut. berguna bagi dirinya sendiri, orang lain, agama,
bangsa dan negara.
Dalam mewujudkan itu semua, PAUD Nurul
Islam Kota Pagaralam merupakan pendidikan Dengan demikian, peranan keluarga adalah
pertama bagi anak didik, karena dari sinilah anak usaha-usaha orang tua dalam mendidik anak atau
mula-mula menerima pendidikan secara formal. pelaksanaan tanggung jawab sebagai pendidik,
Dengan demikian bentuk pertama dari pendidikan pengasuh, atau pemelihara anak-anak, yang me-
terdapat dalam kehidupan masyarakat sekolah. rupakan tugas wajib yang telah ditetapkan oleh
Guru merupakan orang yang bertanggung jawab ajaran agama. Guru dalam memberikan pendidikan
menjadi pendidi didalam memelihara anak didiknya kepada anak didiknya, hendaknya berlandaskan
untuk ke jalan yang baik sesuai dengan syariat dasar pendidikan yang telah diungkapkan di atas,
agama yang dapat membentuk dan mengarahkan, karena anak merupakan amanat dan rahmat
anak-anaknya, dengan jalan menerapkan ajaran yang perlu dipelihara dan dijaga masa depannya,
Islam dengan benar. sehingga tidak melenceng dari tujuan yang hendak
dicapai.
2. Faktor Penghambat Dalam Pelaksanaan Dengan demikian, keteladanan yang dimiliki
Pendidikan Anak Usia Dini oleh guru sangat erat kaitannya dengan kepribadian
Guru mempunyai beban yang sangat berat anak didiknya. Pribadi sebenarnya adalah suatu
dalam memberikan dan menanamkan pendidikan masalah yang abstrak, yang dapat dilihat lewat
keagamaan pada anak didiknya, karena di PAUD penampilan, tindakan, ucapan, cara berpakaian,
merupakan pendidikan pertama dalam membentuk dan dalam menghadapi setiap persoalan.
akhlak anak didik, dan sekolah lembaga pendidikan
17
yang membantu dan memfasilitasi. Dalam kontek Abdullah Nashih Ulwan, Pedoman Pendidikan Anak
Siti Hanipah: Penerapan Pendidikan Agama Islam Pada Anak Usia Dini 129

Sungguh tercela guru yang mengajarkan dan dalam makan, tidur dan berpakaian.
menyerukan suatu kebaikan kepada anak didiknya b. Kedisiplinan untuk menghindarkan perbuatan
untuk dilaksanakannya, sedangkan ia itu sendiri yang tidak pantas dipandang umum dan
tidak menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. pembiasaan anak untuk berbuat hal-hal yang
Hal ini tentunya akan mempengaruhi hubungan patut sesuai dengan norma-norma agama yang
antara guru dan anak didiknya. Kepribadian merupa- berlaku.
kan unsur yang cukup menentukan kedewasaan dan c. Pembiasaan dan latihan bagi anak untuk men-
keteladanan guru. Sikap dewasa dan keteladanan jauhkan perbuatan yang tercela. Agar guru
guru akan tercermin dalam sikap dan perbuatannya dalam mendidik anak dengan pembiasaan
dalam membina hubungan dengan anak didiknya. dan latihan untuk menghindarkan dan berbuat
Dengan demikian, keteladanan dalam pelaksanaan yang tercela serta tidak sesuai dengan norma
bimbingan dan pendidikan untuk merealisasikan agama.
tujuan dengan memberi contoh keteladanan yang
d. Latihan beribadah dan mempelajari syariat
baik kepada siswa agar mereka dapat berkembang
agama Islam sedini mungkin agar orang tua
baik fisik maupun mental dan memiliki akhlak
memberikan pembiasaan dan latihan ber-
yang baik dan benar.
ibadah, seperti bersuci, salat , berdoa, dan
lain-lain.
3. Upaya Mengatasi Kendala Pelaksanaan
Pendidikan Anak Usia Dini Guru mengatasi permasalahan yang dihadapi
dalam memberikan pendidikan keagamaan pada
Pendidikan agama kepada anak-anak di usia
anak didiknnya adalah dengan bentuk keteladanan
dini oleh guru, menunjukkan hal yang positif. Hal ini
yang merupakan dapat ditiru atau dicontoh oleh
terlihat dari perilaku sehari-hari di dalam lingkungan
anak di usia dini, yang dapat dijadikan sebagai alat
sekitar, mereka bersosialisasi dan bersahabat
mendidik keagamaan anak menurut Islam, yaitu
dengan masyarakat yang ada di lingkunganya.
keteladanan yang baik, sesuai dengan pengertian
Perilaku anak sebagai dampak dari penerapan
uswah (tauladan).
pola keteladanan guru di PAUD tersebut cukup
baik, baik itu berada di luar rumah maupun di Didapatkan informasi bahwa sebagai pendidik
dalam rumah. Hal ini ditunjukkan dalam pergaulan yang menjadi panutan atau menjadi contoh bagi para
sehari-hari di lingkungan pergaulan, yang mana anak didik di usia dini, ia berusaha untuk menjaga
kami selalu bersikap dan bertingkah laku sopan, sikap, berusaha menjauhkan diri dari perbuatan
dan dilingkungan masyarakat, dengan tidak pernah tercela, berusaha sabar dalam menghadapi anak
berbuat keonaran dan kejahatan. dalam membina dan membimbing mereka. Hal
ini dilaksanakan supaya mereka dapat mencontoh
Upaya mengatasi permasalahan dalam men-
perbuatan tersebut. Dengan demikian, guru di PAUD
didik agama terhadap anak di usia dini adalah
Nurul Islam Kota Pagaralam berusaha memberikan
memberikan contoh atau tauladan yang dapat
contoh yang baik terhadap anak didiknya dalam
dijadikan panutan atau menjadi contoh bagi
mendidik.
para anak-anak, guru berusaha untuk menjaga
sikap dalam berperilaku, guru berusaha menjauh- Dalam membimbing anak, ada beberapa cara
kan diri dari perbuatan tercela, berusaha sabar yang bisa dilakukan oleh orang tua, yaitu sebagai
dalam menghadapi anak dalam membina dan berikut:
membimbing mereka. Hal ini dilaksanakan supaya
mereka dapat mencontoh perbuatan tersebut. 1. Metode Melalui Nasehat
Dari hasil penelitian, bahwa pendidikan Di dalam jiwa terdapat pembawaan untuk
agama oleh guru terhadap anak didik di PAUD terpengaruh oleh kata-kata yang didengar.
Nurul Islam Kota Pagaralam sudah baik. Dilihat Pembawaan itu biasanya tidak tetap, selalu ber-
dari perilaku orang tua mereka sehari-hari yaitu ubah-ubah, dan oleh karena itu kata-kata yang
menghindari perbuatan yang tercelah, sabar dalam disampaikan kepadanya harus diulang-ulang.
membina dan mendidik anak-anak mereka. Upaya Nasehat yang berpengaruh, membuka jalannya
pendidikan agama terhadap anak-anak di usia ke dalam jiwa secara langsung melalui perasaan19.
dini adalah:
a. Kesopanan dan kesederhanaan, dalam hal
130 NUANSA Vol. IX, No. 2, Desember 2016

Dalam bimbingan, nasehat saja tidaklah melalui kebiasaan yang baik.21


cukup bila tidak dibarengi dengan keteladanan Metode pembiasaan dalam membimbing anak
dan perantara yang memungkinkan teladan itu dapat dikatakan bahwa sebuah cara atau metode
diikuti dan diteladani. Bila tersedia suatu teladan yang dapat dilakukan untuk membiasakan anak
yang baik, maka nasehat akan sangat berpengaruh berbudi pekerti, bersikap dan bertindak sesuai
di dalam jiwa, dan akan menjadi suatu yang dengan tuntunan ajaran agama Islam. Pembiasaan
sangat besar dalam bimbingan anak. Dalam hal ini, dinilai sangat efektif jika dipenerapannya dilakukan
membimbing anak memerlukan nasehat, nasehat terhadap peserta didik yang berusia anak-anak.
yang lembut, halus, tetapi berbekas, yang biasa Karena memiliki ingatan yang kuat dan kondisi
membuat anak kembali baik dan tetap berakhlak kepribadian yang belum matang, sehingga mereka
mulia. mudah terlarut ke dalam kebiasaan-kebiasaan
Dengan demikian, nasehat yang baik amatlah yang mereka lakukan sehari-hari. Oleh karena
penting dalam membimbing anak, karena dengan itu, sebagai awal dalam proses bimbingan pada
nasehat dapat menyentuh pearasaannya, sehingga anak, pembiasaan merupakan cara yang sangat
ia akan mengikuti apa yang dikatakan kepadanya. efektif dalam menanamkan nilai moral ke dalam
Namun yang perlu diingat dalam nasehat ini ialah jiwa anak.
adanya keteladanan atau contoh yang baik dari Oleh karena itu, pendekatan pembiasaan se-
pendidik, karena demikian akan mudah me- sungguhnya sangat efektif dalam menanamkan nilai-
laksanakannya sesuai dengan yang diharapkan nilai positif ke dalam diri anak, dan sangat efisien
syariat Islam. dalam mengubah kebiasaan negatif menjadi positif.
Namun pendekatan ini akan jauh dari keberhasilan
2. Metode Melalui Contoh atau Keteladanan jika tidak diiringi dengan contoh-contoh tauladan
yang baik dari orang tua.
Keteladanan merupakan hal yang dapat ditiru
atau dicontoh oleh seseorang dari orang lain.
Namun yang dimaksud disini adalah keteladanan 4. Metode Bermain
yang dapat dijadikan sebagai alat mendidik akhlak Bermain membawa harapan dan antisipasi
anak menurut Islam, yaitu keteladanan yang baik, tentang dunia yang memberikan kegembiraan, dan
sesuai dengan pengertian uswah al-hasanah (contoh memungkinkan anak berkhayal seperti sesuatu
tauladan yang baik)20. atau seseorang. Melalui bermain, anak belajar
Untuk menciptakan anak yang berakhlakul mengendalikan diri sendiri, memahami kehidupan,
karimah, orang tua tidak cukup hanya memberikan memahami dunianya. Jadi bermain merupakan
prinsip dan teori saja, akan tetapi yang lebih cermin perkembangan anak22.
penting bagi anak adalah figur yang memberikan Beberapa fungsi bermain bagi anak-anak dalam
keteladanan dalam menerapkan prinsip-prinsip dunia pendidikan, yaitu sebagai berikut:
tersebut. Sehingga sebanyak apapun prinsip yang
a. Mempertahankan keseimbangan
diberikan tanpa disertai contoh tauladan, ia hanya
akan menjadi kumpulan resep yang tak bermakna. b. Menghayati berbagai pengalaman yang di-
peroleh dari kehidupan sehari-hari
c. Mengantisipasi peran yang akan dijalani di
3. Metode Melalui Pembiasaan
masa yang akan dating
Dalam teori perkembangan anak, pribadi
d. Menyempunakan keterampilan-keterampilan
dapat dibentuk oleh lingkungannya dan dengan
yang dipelajari
mengembangkan potensi dasar yang ada padanya.
Potensi dasar ini dapat menjadi penentu tingkah e. Menyempunakan keterampilan memecahkan
laku dengan melalui proses. Oleh Karena itu, masalah
potensi dasar harus selalu diarahkan agar tujuan f. Meningkatkan keterampilan berhubungan
pendidikan dan bimbingan dapat tercapai dengan dengan anak yang lain23.
baik. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk
mengembangkan potensi dasar tersebut adalah 21
Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan
Islam…,Op. Cit, h. 111
22
Moeslichatoen R, Metode Pengajaran di Taman Kanak-
Kanak, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), h. 32
20
Siti Hanipah: Penerapan Pendidikan Agama Islam Pada Anak Usia Dini 131

5. Metode Melalui Hukuman sendiri tentang berkepribadian akhlakul kariamah


Metode hukuman dalam bimbingan anak me- selaku orang yang berpribadi muslim sejak dini,
rupakan alat pendidikan preventif dan represif sehingga langkah-langkah kependidikannya mampu
yang paling tidak menyenangkan, karena imbalan mempengaruhi kepribadian anak.
dari perbuatan yang tidak baik dari anak. Dalam
al-Qur’an banyak dijelaskan tentang hukuman bagi Penutup
yang melakukan perbuatan yang buruk atau dosa. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan
Prinsip pokok dalam mengaplikasikan pem- pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan:
berian hukuman dalam membimbing anak yaitu 1. Penerapan pendidikan agama pada PAUD
merupakan jalan terakhir yang harus dilakukan Nurul Islam Pagaralam dengan membimbing
secara terbatas dan tidak menyakiti anak. Tujuan dan melaksanakan ajaran-ajaran yang di-
utamanya adalah untuk menyadarkan anak dari syariatkan Islam, seperti mengajarkan akhlak
kesalahan-kesalahan yang ia dilakukan. kepada anak, salat fardhu dengan baik dan
Dengan demikian, pemberian hukuman dalam benar, melatih anak belajar Alqur’an dengan
membimbing anak, bukan karena dasar balas Iqro.
dendam dan emosi, tetapi karena dasar ingin 2. Faktor penghambat dalam menerapkan pen-
menyadarkan agar anak tidak melakukan kesalahan didikan agama pada anak usia dini yaitu faktor
yang kedua kalinya. Penerapan metode ini guna dari dalam (intern), berupa kesadaran dan
memberikan keinsyafan dan rasa penyesalan pemahaman dari masing-masing individu
kepada anak terhadap kesalahan yang diperbuatnya. untuk melaksanakan ajaran agama, seperti
Dengan beberapa metode di atas, maka tidaklah salat lima waktu, belajar membaca Al-
berlebihan kalau dikatakan cara membimbing Qur’an dan berbuat baik kepada orang lain.
anak mempunyai peranan penting dalam proses Sedangkan faktor dari luar (ekstern), berupa
pendidikan, karena keberhasilan atau kegagalan pembinaan dan perhatian dari orang tua,
orang tua dalam melaksanakan bimbingan tersebut pergaulan di lingkungan masyarakat di sekitar
banyak ditentukan oleh ketepatannya dalam mereka, dan pendidikan yang diperoleh dari
memilih dan menggunakan metode mendidik bangku sekolah.
dan membimbing, dengan direalisasikan dalam 3. Upaya mengatasi penghambat dalam menerap-
kehidupan sehari-hari sehingga dapat menciptakan kan pendidikan agama anak usia dini adalah
peserta didik yang berbudi pekerti luhur (akhlakul dengan memberikan keteladanan dan perhatian
kariamah), serta terampil dalam beramal atau serta kasih sayang kepada anak, sehingga dapat
berbuat. mengikuti yang diperintahkan oleh orang tua
Dengan demikian, pendidikan anak usia dan guru.
dini tidaklah cukup bila tidak dibarengi dengan
keteladanan dan perantara yang memungkinkan Daftar Pustaka
teladan itu diikuti dan diteladani. Bila tersedia
Arief, Armai. Pengantar Ilmu dan Metodologi
suatu keteladanan yang baik, maka nasehat akan
Pendidikan Islam. Jakarta: Ciputat Pers, 2002.
sangat berpengaruh di dalam jiwa, dan akan
Daradjat, Zakiyah. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta:
menjadi suatu yang sangat besar dalam pendidikan
agama. Dalam hal ini, pendidikan agama anak Bumi Aksara, 2000.
didik memerlukan nasehat, nasehat yang lembut, Departemen Agama. Al-Qur’an dan Terjemahnya.
halus, tetapi berbekas, yang biasa membuat anak Jakarta: Depag RI, 2000.
kembali baik dan tetap berakhlak mulia. Moeslichatoen R. Metode Pengajaran di Taman
Metode pembiasaan dalam pendidikan agama Kanak-Kanak, Jakarta: Rineka Cipta, 2004.
anak di usia dini dapat dikatakan bahwa sebuah Moleong, Lexy. Metodologi Penelitian Kualitatif.
cara atau metode yang dapat dilakukan untuk Bandung: Rosda Karya, 2000.
membiasakan anak berbudi pekerti, bersikap dan Muchsin, Bashori dan Abdul Majid, Pendidikan Islam
bertindak sesuai dengan tuntunan ajaran agama Kontemporer, Bandung: PT. Refika Aditama,
Islam. Berdasarkan informasi dari lapangan bahwa, 2009.
pembiasaan diterapkan pada anak usia dini dalam
Mujib, Abdul dan Jusuf Mudzakkir. Ilmu Pendidikan
hubungannya dengan pembinaan agama pada
132 NUANSA Vol. IX, No. 2, Desember 2016

Nazir, Moh. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Yasyin, Sulchan. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia.
Indonesia, 2003. Surabaya: Amanah, 1997.
Tobroni. Pendidikan Islam, Paradigma Teologis, Zainuddin, dkk. Seluk Beluk Pendidikan dari Al-
Filosofis dan Spritualitas. Malang: UMM Press, Ghazali. Jakarta: Bumi Aksara, 1991.
2008.

You might also like