You are on page 1of 9

Preschool: Jurnal Perkembangan dan Pendidikan Anak Usia Dini

Journal Home Page: http://ejournal.uin-malang.ac.id/index.php/preschool


E-ISSN 2725-3622

PENANAMAN PENDIDIKAN MORAL PADA ANAK USIA DINI PASCA


PANDEMI DI TK DHARMA WANITA PERSATUAN 02 PRINGU

Ameilina Esafitri1, Arina Manasikana2, Ila Rokhmatul Fanani3, M. Irfan Nur Ridho4, Raifatul
Maulah5, Riska Aulia6, Zulfa Tsalisatul Aning Hikmah7

Jl. Gajayana No. 50, Dinoyo, Kec. Lowokwaru, Kota Malang, Jawa Timur 65144, (0341) 551354

e-mail: esftriaa@gmail.com1, arinamanasikna04@gmail.com2, ilarokhmatul04@gmail.com3,


irfanridhlo@gmail.com4, mraifatul@gmail.com5, riskaaulia980@gmail.com6, zulfatsalisatul@gmail.com7

Abstract: Education is an effort to change children's behavior for the better, especially in
educating early childhood morals. The cultivation of moral education in early childhood
involves many parties, namely: parents at home and teachers in educational institutions.
Parents act as the first teachers for children. Behavior, speech, and appearance of parents
will be imitated by children. Early Childhood Education is expected to be able to provide
various stimulations to support the development and growth of children, one of which is by
creating a conducive learning environment for children. Moral development in children can
take place through direct education, imitation, and the process of trying. The pandemic
period was determined by the government in March so that this made all existing activities
both in Indonesia and abroad to learn to continue to carry out education, economy and
industry patterns running online. In the world of education, a lot of online media are used,
including Classroom, Whatspap, Youtube, Goggle Meet, Zoom Meeting. With various
obstacles but moral education must still be given to children so that children have a good
direction for the future.
Keywords: Moral education, early childhood, pandemic
Abstrak: Pendidikan sebagai upaya pengubahan perilaku anak untuk menjadi lebih baik,
terutama dalam mendidik moral anak usia dini. Penanaman pendidikan moral pada anak
usia dini melibatkan banyak pihak, yaitu: orang tua di rumah dan guru di lembaga
pendidikan. Orang tua berperan sebagai guru pertama bagi anak. Tingkah laku, tutur kata,
dan penampilan orang tua akan ditiru oleh anak. Pendidikan Anak Usia Dini diharapkan
mampu memberikan berbagai stimulasi untuk mendukung perkembangan dan pertumbuhan
anak, salah satunya dengan menciptakan lingkungan belajar yang kondusif untuk anak.
Perkembangan moral pada anak dapat berlangsung melalui pendidikan langsung, peniruan,
dan proses mencoba. Masa pandemi ditetapkan oleh pemerintah pada bulan maret sehingga
hal ini membuat semua kegiatan yang ada baik di indonesia maupun luar negeri menjadi
belajar untk tetap melaksanakan pola pendidian, ekomoni dan industri berjalan secara
online. Dalam dunia pendidikan banyak sekali media online yang digunakan, antara lain
Classroom, Whatspap, Youtube, Goggle Meet, Zoom Meeting. Dengan berbagai kendala
akan tetapi pendidikan moral harus tetap diberikan kepada anak agar anak mempunyai arah
yang baik untuk kedepannya.
Kata kunci: Pendidikan moral, anak usia dini, pandemi

PENDAHULUAN

Anak usia dini merupakan masa keemasan atau yang biasa kita sebut dengan istilah
golden age. Masa golden age ini terjadi hanya sekali dalam perkembangan manusia. Masa
ini adalah masa yang dibibilang masa kritis bagi anak, oleh karena itu harus
dipertimbangkan secara baik-baik dari segi pendidikan, kesehatan, pengasuhan dan
sebagainya secara maksimal. Anak usia dini dipandang sebagai individu yang baru mulai
mengenal dunia. Ia belum mengetahui tentang adap, aturan, norma, etika dan berbagai hal
lain yang berhubungan dengan kehidupan duniawi. Dalam pendidikan terutama pada anak
usia dini, sejak sedini mungkin harus diajarkan akan pentingnya pendidikan moral.
Diharapkan pada proses perkembangannya anak usia dini mampu untuk membedakan mana
hal yang seharusnya benar dan mana hal yang seharusnya salah. Dikarenakan hal tersebut
sangat penting bagi kehidupannya sekarang ataupun kehidupan saat ia besar nantinya,
khususnya pada lingkungan masyarakat. Salah satu cara untuk menanamkan nilai moral
sejak dini dengan memberikan fasilitas kepada anak dengan menempuh pendidikan sedini
mungkin.
Hal ini bertujuan agar anak lebih maksimal untuk kedepannya. Seperti lembaga
pendidikan TK, PAUD atau bahkan KB dan lembaga TPA. Lembaga-lembaga tersebut
merupakan salah satu fasilitas untuk anak mendapatkan pendidikan dan pengajaran nilai
sejak usia dini. Dari lembaga tersebut anak akan mendapatkan pendidikan, salah satunya
yaitu pendidikan nilai moral yang tentunya akan maksimal dalam proses
perkembangannya.Taman kanak-kanak merupakan salah satu bentuk satuan pendidikan
anak usia dini jalur formal yang menyelenggarakan program pendidikan untuk anak usia 4-
6 tahun. Satuan pendidikan ini memiliki tujuan untuk menanamkan nilai-nilai, perilaku dan
sikap yang baik. Selain itu pendidikan anak usia dini bertujuan untuk membimbing dan
mengembangkan potensi setiap anak agar dapat berkembang secara optimal dan sesuai
dengan kecerdasannya.
Usia dini merupakan masa dimana seorang anak memerlukan adanya bimbingan
agar mampu memahami berbagai hal tentang kehidupan dunia dan segala isinya. Untuk
membimbing dan mengembangkan potensi anak usia dini perlu memilih metode yang tepat
serta sesuai dengan perkembangan sikap dan perilaku. Mengembangkan sikap anak bisa
saja dengan metode yang tentunya cocok bagi anak dan memungkinkan untuk membentuk
kebiasaan yang berlandaskan nilai moral agar anak menjalani kehidupan sesuai dengan
norma yang berlaku di masyarakat. Dan perlu diingat bahwa setiap anak memiliki
karakteristik dan caranya sendiri yang tentu berbeda-beda di masing-masing anak sehingga
setiap guru harus menyesuaikan pada tiap masing-masing anak tersebut yang tentunya
dengan menggunakan metode yang harusnya selaras dan sesuai dnegan kebutuhan dan
minat anak.
Seorang anak usia dini tergolong pada tahap perkembangan pra-operasional
kongkret, yang mana nilai-nilai moral bagi anak masih bersifat abstrak sehingga anak belum
bisa menerimanya secara mentah. Maka dari itu peran guru sangatlah penting untuk
menentukan bagaimana pendidikan nilai moral tersebut dapat diterima oleh si anak. Namun,
pada saat ini sedang terjadi serangan pandemi yang terjadi di seluruh dunia. Wabah covid-
19 yang terjadi di seluruh dunia menyebabkan berhentinya aktivitas-aktivitas yang
seharusnya di lakukan di luar rumah. Karena wabah ini menular, maka pemerintah
Indonesia memberikan himbauan kepada masyarakat Indonesia agar melakukan aktivitas di
rumah saja. Salah satunya yaitu, belajar dari rumah atau belajar daring (dalam jaringan).
Terjadinya pandemic ini berdampak dalam segala hal. Salah satunya bidang
pendidikan, yang mengaharuskan semua siswa dari TK hingga Perguruan Tinggi harus
melaksanakan belajar dari dari rumah atau daring. Hal ini sangat berpengaruh pada
pendidikan anak usia dini, sebagaimana dalam proses pembelajarannya harus benar-benar
di temani oleh orang tua ataupun orang yang lebih dewasa. Karena anak belum bisa
menggunakan gawai atau alat elektronik lainnya yang bisa digunakan untung daring dengan
baik dan benar. Setelah hampir dua tahun pembelajaran dilakukan secara daring, akhirnya
pemerintah memberikan himbauan bahwa untuk pendidikan anak usia dini dilakukan
bertatap muka kembali dengan syarat mematuhi protocol kesehatan yaitu dengan mencuci
tangan, memakai masker dan menjaga jarak.
Adanya pandemi menyebabkan diadakannya program belajar dalam jaringan
(daring) ini, mengakibatkan penurunan sikap pendidikan moral pada anak ketika mereka
mulai bersekolah yang pada dasarnya pendidikan moral ini sudah diberikan atau sudah
diterapkan kepada anak sebelum pandemi. Fenomena tersebut melatar belakangi tujuan
peneliti untuk mengetahui cara menanamkan kembali pendidikan moral pada anak usia dini
yang bersekolah di TK Dharma Wanita Persatuan 02 Pringo. Karena pendidikan nilai-nilai
moral dalam program PAUD merupakan landasan yang kokoh dan sangat penting untuk
dimiliki, jika sudah benar mengakar dengan baik sejak usia dini, maka merupakan awal
yang baik mendidik anak-anak bangsa yang akan diikuti.

METODE PENELITIAN

A. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data menurut Burhan Bungin (20013: 42), yaitu dengan cara
apa dan bagaimana data yang peneliti perlukan dapat dikumpulkan sehingga hasil akhir
penelitian mampu menyajikan informasi yang valid dan reliable. Suharsimi Arikunto
(2002:136), juga berpendapat bahwa “metode penelitian adalah berbagai cara yang
digunakan peneliti dalam mengumpulkan daga peneliyiannya. Data yang dimaksud yaitu
dengan menggunakan wawancara dan studi dokumentasi.

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi :

1. Metode Wawancara
Wawancara adalah cara untuk mengumpulkan bahan keterangan yang
dilakukan dengan tanya jawab secara lisan dan berhadapan muka. Untuk kondisi
pandemi saat ini wawancara bisa dilakukan dengan mengunakan vidio call atau
yang lainnya. Menurut Anas Sudjiono (1996 : 82) ada beberapa kelebihan
pengumpulan data melalui wawancara, diantaranya pewawancara dapat
melakukan kontak langsung dengan peserta yang akan dinilai, fata diperoleh
secara mendal, yang diinterview bisa mengungkapkan pemikirannya secara
langsung dan secara lebih luas, pertanyaan yang tidak jelas bisa diulang dan
diarahkan yang lebih bermakna.
Wawancara dilakukan secara mendalam dan tidak terstruktur kepasa subjek
penelitian dengan pedoman yang telah dibuat. Teknik wawancara digunakan
untuk mengungkapkan data tentang bentuk partisipasi siswa, berlangsungnya
bentuk partisipasi, manfaat partisipasi orang tua siswa dan faktor yang
mempengaruhi partisipasi orang tua siswa dalam pembelajaran.
2. Metode Dokumentasi
Dokumentasi yaitu mengumpulkan dokumen dan data-data yang diperlukan
dalam permasalahan penelitian lalu ditelaah kepercayan dan pembuktian suatu
kejadian. Hasil observasi atau wawancara akan lebih kredibel atau dapat
dipercaya jika didukung oleh dokumen yang terkait dengan fokus penelitian
(Satori, 2009:14).

Dengan teknik pengumpulan data dokumentasi ini, peneliti dapat memperoleh informasi
bukan dari orang narasumber, tetapi mereka memperoleh informasi dari macam-macam
sumber yang tertulis atau dari dokumen yang ada pada informan. Teknik dokumentasi
dalam penelitian kualitatif merupakan pelengkap dari penggunaan metode wawancara.

B. Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis
kualitatif dengan model interaktif. Pemilihan metode ini karena data yang diperoleh adalah
data yang berbentuk kata-kata dan tidak berbentuk angka, sehingga dalam analisisnya tetap
menggunakan kata-kata, yang biasanya disusun ke dalam teks yang diperluas. Proses
analisis ini terdiri dari empat proses yakni; pengumpulan data, reduksi data, penyajian data
dan penarikan kesimpulan (Miles dan Huberman, 1992):

1. Melakukan proses pengumpulan data dilapangan melalui proses observasi,


interview dan pengumpulan dokumentasi yang berkaitan dengan topik
penelitian.
2. Melakukan reduksi data yang merupakan proses seleksi atas data yang telah
diperoleh dari tahap pertama dengan membuat transkrip hasil wawancara,
observasi dan pengumpulan dokumentasi. Pada tahap ini, nantinya sangat
dimungkinkan penulis akan kembali lagi ke lapangan apabila terdapat data yang
dinilai belum lengkap.
3. Proses penyajian data dilakukan dalam bentuk membuat kutipan (transkrip hasil
wawancara, observasi dan pengumpulan dokumentasi).
4. Terakhir, membuat kesimpulan sementara dari hasil pengumpulan

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pandemi saat ini memiliki dampak yang sangat besar di seluruh dunia, salah satunya
yaitu di Indonesia. Wabah covid-19 yang terjadi menyebabkan berhentinya aktivitas-
aktivitas yang seharusnya dilakukan di luar rumah. Karena wabah ini menular, maka
pemerintah Indonesia memberikan himbauan kepada masyarakat Indonesia agar melakukan
aktivitas di rumah saja. Salah satunya yaitu, belajar dari rumah atau daring.

Terjadinya pandemic ini berdampak sekali dalam segala bidang. Salah satunya yaitu
bidang pendidikan, yang mengaharuskan semua siswa belajar dari rumah. Dimulai dari
pendidikan anak usia dini hingga perguruan tinggi harus melaksanakan belajar dari rumah
atau daring. Pembelajaran daring ini sangat memiliki dampak bagi pendidikan anak usia
dini. Dimana proses pembelajarannya harus ditemani oleh orang tua atau orang dewasa.

Kurang lebih 2 tahun pembelajaran secara daring, akhirnya pemerintah


mengumumkan pembelajaran secara offline. Akibat dari dari pandemic ini yaitu banyak
sekali kebiasaan-kebiasaan siswa yang sudah diterapkan itu luntur. Salah satunya yaitu,
menurunnya sikap pendidikan moral pada anak, yang sebenarnya pendidikan moral ini
sudah diberikan atau sudah diterapkan kepada anak sebelum masa pandemic.

Nilai moral memang harus ditanamkan kepada anak sejak usia dini, baik dari cara
pengasuhan orang tua ataupun guru. Salah satunya yaitu dengan memberikan fasilitas
kepada anak dengan memberikan pendidikan sedini mungkin. Hal ini bertujuan agar anak
lebih maksimal untuk kedepannya. Seperti lembaga yang sudah menyediakan pendidikan
anak usia dini seperti TK, RA, PAUD dan KB dan lembaga lainnya. Lembaga-lembaga
tersebut merupakan salah satu fasilitas untuk anak mendapatkan pendidikan sejak usia dini.
Moral di artikan sebagai kebiasaan dalam bertingkah laku yang baik. Seorang
individu dapat dikatakan baik secara moral yang ada. Sebaliknya jika perilaku individu itu
tidak sesuai dengan kaidah-kaidah moral yang ada, maka ia akan dikatakan jelek secara
mental dan moralitas. Penalaran mpral menekankan menagpa suatu tindakan dilakukan,
bukan sekedar makna dari suatu tindakan,sehingga seorang dapat menilai apakah tindakan
tersebut baik atau buruk.

Bagian yang perlu mendapat perhatian terkait pendidikan yang diberikan sejak usia
dini adalah penanaman nilai-nilai moral melalui pendidikan taman kanak-kanak. Pendidikan
nilai dan moral dilakukan sejak usia dini, bertujuan agar pada tahap perkembangan
selanjutnya anak akan mampu membedakan baik dan buruk, sehingga dapat diterapkan
dalam kehidupan sehari-hari.

Tk Dharma Wanita Persatuan 02 Pringo, merupakan salah satu lembaga pendidikan


anak usia dini yang ada di Desa Pringo. Proses penanaman moral pada anak usia dini di
kelas A1 TK Dharma Wanita Persatuan 02 Pringo bertujuan untuk mendidik anak agar
memiliki moral yang sesuai dengan agama dan adat budaya di lingkungannya baik di
sekolah maupun dirumah.

Proses Penanaman Moral pada Anak

Berdasarkan langkah-langkah analisis data yang telah dilakukan dalam penelitian


ini, data yang berupa hasil wawancara melalui beberapa pertanyaan yang diajukan kepada
guru kelas A1 selaku informan penelitian. Proses penanaman nilai moral pada anak usia dini
di kelas A1 TK Dharma Wanita Persatuan 02 Pringo bertujuan untuk mendidik anak agar
memiliki moral yang sesuai dengan agama dan adat budaya di lingkungannya, baik di
sekolah maupun di rumah. Nilai-nilai yang ditanamkan kepada anak, meliputi nilai
keagamaan, kedisiplinan, dan sopan santun melalui berbagai kegiatan yang ada pada
kegiatan belajar mengajar di sekolah, seperti setiap hari anak-anak dibiasakan sebelum
masuk ke dalam kelas melakukan kegiatan membaca doa bersama di halaman, kemudian
dilanjutkan dengan berbaris rapi dan bergantian untuk salim serta memberi salam kepada
guru.

Guru kelas maupun guru-guru lainnya sudah menanamkan nilai-nilai moral pada
anak kelas A1 TK Dharma Wanita Persatuan 02 Pringo. Akan tetapi, pada saat kegiatan di
kelas ada beberapa anak yang masih mencerminkan kurangnya moral mereka. Hal ini
disebabkan karena anak-anak masih memerlukan waktu untuk kembali beradaptasi dengan
budaya sekolah setelah sekian lama melakukan kegiatan belajar di rumah. Guru juga tidak
dapat memaksakan anak untuk segera merubah perilakunya, tetapi juga terus didampingi
untuk belajar memperbaiki.

Hasil Penanaman Moral pada Anak

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara, didapatkan hasil penanaman nilai


moral pada anak usia dini di TK Dharma Wanita Persatuan 02 Pringo. Hasil penanaman
nilai moral ini didasarkan pada PERMENDIKNAS nomor 58 tahun 2009 dengan
perkembangan nilai agama dan moral pada usia 3-4 tahun. Mengetahui perilaku yang
berlawanan meskipun berlum selalu dilakukan seperti pemahaman perilaku baik-buruk,
benar salah, sopan-tidak sopan. Tingkat pencapaian perkembangan ini telah dilewati anak
yang dibuktikan dengan hasil observasi berikut:

“anak mau membenarkan perilakunya (menurunkan kakinya dari kursi) ketika


sudah diberitahu bahwa perilaku tersebut tidak terpuji.”

Mengetahui arti kasih sayang kepada ciptaan Tuhan, Tingkat pencapaian perkembangan
ini belum terlewati anak yang dibuktikan dengan hasil observasi berikut:

“anak belum mampu mengetahui arti kasih sayang kepada ciptaan Tuhan karena
belum terdapat pembiasaan yang mencerminkan perilaku tersebut.”

Mulai meniru do’a pendek sesuai dengan agamanya. Tingkat pencapaian perkembangan
ini telah dilewati anak yang dibuktikan dengan hasil observasi berikut:

“anak-anak selalu dibiasakan untuk membaca do’a sehari-hari sebagai kegiatan awal anak
di sekolah. Kegiatan ini dilaksanakan secara bersama-sama di halaman sekolah sebelum
masuk ke dalam kelasnya masing-masing.”

Keterbatasan Penelitian

Terdapat hambatan yang ditemukan di lapangan ketika melakukan penelitian yaitu


sulitnya menemukan waktu luang guru kelas untuk di wawancarai karena penelitian
dilakukan pada akhir semester sehingga guru kelas sedang sibuk untuk membuat penilaian
akhir untuk siswa.
KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian tentang penanaman nilai moral pada anak usia dini di
lingkungan lokalisasi sunan kuning, menghasilkan simpulan sebagai berikut:

Penanaman nilai moral dilakukan dengan cara mengajarkan nilai-nilai keagamaan


melalui pembacaan do’a sehari-hari sebelum memulai kegiatan di sekolah, mengajarkan
kedisiplinan melalui pembiasaan berbaris rapi ketika hendak mask ke dalam kelas,
mengajarkan sopan santun kepada orang lain dan orang tua, serta mengajarkan sopan santun
melalui pembiasaan salim serta memberi salam pada guru ketika hendak masuk kelas. Akan
tetapi anak usia dini masih memerlukan waktu untuk kembali beradaptasi dengan budaya
sekolah setelah sekian lama melakukan kegiatan belajar di rumah. Guru juga tidak dapat
memaksakan anak untuk segera merubah perilakunya tetapi juga terus didampingi untuk
belajar memperbaiki.

Berdasarkan hasil observasi tingkat pencapaian perkembangan anak dalam lingkup


perkembangan nilai agama dan moral belum berkembang maksimal. Hal ini karena ada
indikator yang belum terlampaui, seperti mengetahui arti kasih sayang terhadap ciptaan
Tuhan karena belum adanya pembiasaan pada anak.

DAFTAR RUJUKAN

“Anekant Journal of Humanities and Social Sciences Vol.III, Issue I, August, 2020,” 2020, 6.
Balakrishnan, Vishalache, dan Nadarajan Thambu. “USING MORAL AND ETHICAL STORIES
TO INCULCATE VALUES AMONG PRESCHOOLERS” 2 (1 Juni 2017): 8–15.
Dewi, Indah Indah Kemala, dan Rakimahwati Rakimahwati. “PENANAMAN NILAI MORAL
PADA ANAK USIA DINI OLEH ORANG TUA DALAM KELUARGA DI JORONG
KOTO ALAM.” EARLY CHILDHOOD : JURNAL PENDIDIKAN 5, no. 1 (30 Mei
2021): 56–65.
Maharani, L. (2014). PERKEMBANGAN MORAL PADA ANAK. 02, 93–98.

Murdiono, M. (n.d.). METODE PENANAMAN NILAI MORAL UNTUK ANAK USIA DINI. 18.

“Vol. 6 No. 1 (2021): Juni | Jurnal Moral Kemasyarakatan.” Diakses 17 Desember 2021.
https://ejournal.unikama.ac.id/index.php/JMK/issue/view/468.
Widya, Rika. “METODE PENANAMAN NILAI MORAL DAN AGAMA PADA ANAK USIA
DINI DI PAUD UMMUL HABIBAH DESA KELAMBIR V KEBUN.” Jurnal Abdi
Ilmu 12, no. 2 (19 Desember 2019): 58–63.
Yuliana, L. 2013. Penanaman Nilai-Nilai Moral pada Anak Usia Dini. Jurnal Ilmiah WUNY . 15(1),
5-6.

Yusof, Hamidah, Mohd Asri Mohd Noor, Abdul Norasibah, Mahaliza Mansor, dan Marinah Awang.
“Nurturing Moral Values in Primary School.” International Journal of Academic
Research in Business and Social Sciences 8 (10 Juli 2018).
https://doi.org/10.6007/IJARBSS/v8-i7/4562.

You might also like