Professional Documents
Culture Documents
Abstract
The purpose of this writing is to examine more deeply the development of moral and religious values in
early childhood at PAUD Sinar Rahayu Cimincrang, Bandung City. The research method used in this
study was qualitative research in which the data was obtained using interview techniques with related
parties, namely the authorities at Sinar Rahayu PAUD, especially the teachers there. The additional data
obtained through observations in the form of notes containing all processes related to research. The
results of this study are the moral and religious values that researchers found in children at PAUD Sinar
Rahayu Cimincrang, Bandung City, including praying before doing something, saying greetings when
coming and going home from school, praying, apologizing when making mistakes, wanting to share with
others. other and help each other. These values must be developed by parents and teachers as educators.
These values are in accordance with Piaget's theory which refers to the first stage in moral development
as "the stage of moral realism" or "morality by restrictions in which at this stage the child's behavior is
determined by obedience to rules without going through reasoning or judgment.
Abstrak
Tujuan penulisan ini adalah untuk mengkaji lebih dalam mengenai perkembangan nilai-nilai moral dan
agama pada anak usia dini di PAUD Sinar Rahayu Cimincrang Kota Bandung. Adapun metode penelitian
yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang datanya diperoleh menggunakan
teknik wawancara dengan pihak terkait, yaitu para pihak yang berwenang di PAUD Sinar Rahayu
terutama guru disana. Adapun data-data tambahan didapatkan melalui hasil observasi berupa catatan-
catatan yang berisi tentang segala proses yang berkaitan dengan penelitian. Adapun hasil penelitian ini
yaitu nilai-nilai moral dan agama yang peneliti temukan pada anak di PAUD Sinar Rahayu Cimincrang
Kota Bandung diantaranya yaitu Berdoa sebelum melakukan sesuatu, mengucapkan salam ketika datang
dan pulang sekolah, sholat, meminta maaf ketika berbuat salah, mau berbagi kepada orang lain dan saling
tolong menolong. Nilai-nilai tersebut harus dikembangkan oleh orang tua maupun guru sebagai pendidik.
Nilai-nilai tersebut sesuai dengan teori Piaget yang menyebut tahap pertama dalam perkembangan moral
sebagai “tahap realism moral” atau “moralitas oleh pembatasan yang dimana pada tahap ini perilaku anak
ditentukan oleh ketaatan terhadap peraturan tanpa melalui penalaran ataupun penilaian.
PENDAHULUAN
Manusia umumnya mengalami pertumbuhan dan perkembangan, siapapun itu
baik yang berjenis kelamin perempuan maupun laki-laki. Dalam proses pertumbuhan
dan perkembangan tersebut nantinya akan “menghasilkan” sesosok manusia yang
dewasa baik itu secara fisik, pikiran, dan mental. Perkembangan manusia dimulai sejak
masa kandungan sampai akhir hayat.
Salah satu tahap perkembangan manusia adalah pada masa anak-anak yaitu
sekitar umur 2-5 tahun. Pada saat itu anak-anak memerlukan perhatian dari berbagai
pihak seperti keluarga, guru dan lainnya. Lingkungan keluarga sangat mempengaruhi
perkembangan pada anak karena di lingkungan keluarga lah anak-anak diasuh dan
dibesarkan.
Dewasa ini, kebutuhan akan pendidikan moral dan agama bukan hanya sekedar
pelengkap, melainkan menjadi isu penting dalam keseluruhan proses pendidikan.
Pentingnya pendidikan moral dan agama semakin ditekankan seiring gelombang global
materialisme dan konsumerisme yang terus menggerus nilai-nilai luhur kehidupan
manusia, tidak hanya di kota-kota besar tetapi bahkan di pelosok desa. Oleh karena itu,
terkadang sulit bagi orang tua maupun pendidik untuk menanamkan nilai-nilai agama
dan moral pada anak usia dini, terutama yang berkaitan dengan ibadah, shalat, dan etika
terhadap orang lain. Hal ini menjadi salah satu penyebab mengapa banyak orang tua dan
pendidik yang merasa belum mendidik anaknya-anaknya. Pencapaian terpenting dalam
pembelajaran nilai-nilai moral dan agama adalah bagaimana orang yang mengikuti
pembelajaran secara konsisten menunjukkan perbuatan baik.
Adapun pelaksanaan pendidikan saat ini lebh terfokus pada kegiatan akademik
seperti membaca, menulis, menghitung dan lainnya sehingga mengabaikan kegiatan
bermain sebagaimana tuntutan perkembangan anak usia dini. Seperti yang kita ketahui
bahwa masa anak usia dini adalah masa bermain. Akan tetapi sebagian besar di lembaga
pendidikan PAUD saat ini lebih mengutamakan pendidikan akademik sehingga anak
cenderung mengalami kejenuhan dalam proses pembelajaran.
Izzatun Najiha – Analisis Nilai-Nilai Moral dan Agama... | 3
Pendidikan bagi anak usia dini tidak hanya dilakukan di sekolah, melainkan juga
dirumah (lingkungan keluarga) sebagai lembaga pendidikan non formal. Orang tua
memiliki peranan yang sangat penting dalam mendidik dan mengembangkan nilai-nilai
moral dan agama pada anak. Ketika anak sudah ditanamkan nilai-nilai moral dan agama
dari rumah, maka guru pun akan lebih mudah untuk mengembangkan nilai-nilai tersebut
di sekolah.
Dari pernyataan-pernyataan diatas, maka peneliti tertarik untuk meneliti analisis nilai-
nilai moral dan agama pada anak usia dini.
METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
kualitatif. Menurut Sugiono, penelitian kualitatif adalah penelitian yang digunakan
untuk meneliti pada kondisi objek alamiyah, dimana peneliti merupakan instrumen
kunci dalam penelitian. Semakin mendalam, teliti, dan tergali suatu data yang
didapatkan, maka bisa diartikan pula semakin baik kualitas penelitian tersebut. Untuk
mendapatkan data, peneliti menggunakan teknik wawancara dengan pihak terkait, yaitu
para pihak yang berwenang di PAUD Sinar Rahayu terutama guru disana. Informasi
tambahan diperoleh melalui pengamatan ataupun observasi yang berupa catatan yang
memuat semua proses yang berkaitan dengan penelitian.
A. Pengertian Perkembangan
Secara umum, Perkembangan dapat diartikan sebagai pola perubahan yang
dimulai sejak masa konsepsi (pembuahan) dan berlangsung sepanjang hayat. 1
Dalam prosesnya, perkembangan melibatkan pertumbuhan sejak masa pembuahan
sampai akhir hayat. Pertumbuhan dan perkembangan merupakan dua hal yang
berbeda, namun pertumbuhan dan perkembangan tidak dapat dipisahkan karena
keduanya tidak bisa berdiri sendiri.
1
John W. Santrock, Perkembangan Anak ( Jakarta: Erlangga, 2007). hlm. 7.
4| Jurnal PAUD: Kajian Teori dan Praktik Pendidikan Anak Usia Dini, Vol. xx, No. xx, Thn, Hal....-....
Masa ini dimulai saat bayi berusia 2-5 tahun atau 6 tahun. Selain itu, masa
ini juga disebut sebagai tahun sekolah, karena anak-anak pada usia tersebut
biasanya datang ke sekolah untuk belajar secara resmi. Pada usia ini, anak mulai
belajar mandiri dan mengurus dirinya sendiri. Selain belajar mandiri, anak mulai
mengembangkan kemampuannya dengan mengikuti perintah di lingkungan
sekolah, belajar mengenal huruf dan angka, serta meluangkan waktu untuk
bermain bersama teman-teman mereka. Banyak yang mengatakan bahwa masa ini
berakhir ketika anak memasuki kelas satu sekolah dasar yaitu pada usia 6-7 tahun.
2
Syamsul Yusuf, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja (Bandung: Remaja Rosda Karya,
2011). hlm. 15
3
Didik Supriyanto, Perkembangan Nilai Agama dan Moral Anak dan Pendidikan Keagamaan
Orang tua, (MODELING: Jurnal Program Studi PGMI, 2015), hlm. 92.
4
Nurani Sujiono,Yuliani, Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini, (Permata Puri Media :
Jakarta, 2011), hlm. 6.
Izzatun Najiha – Analisis Nilai-Nilai Moral dan Agama... | 5
Pendidikan anak usia dini adalah pendidikan yang ditujukan kepada anak
sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun, yang dilakukan dengan memberikan
dorongan pendidikan yang menunjang pertumbuhan dan perkembangan jasmani
dan rohani agar anak siap mengikuti pendidikan lebih lanjut.
5
Didik Supriyanto, Perkembangan Nilai Agama dan Moral Anak dan Pendidikan Keagamaan
Orang Tua, (MODELING : Jurnal Program Studi PGMI, Vol. III, No. 1, 2015), hlm. 93.
6| Jurnal PAUD: Kajian Teori dan Praktik Pendidikan Anak Usia Dini, Vol. xx, No. xx, Thn, Hal....-....
Menurut Kohlberg, logika dasar ideal yang digunakan untuk menilai apakah
suatu perilaku bernilai baik atau buruk disebut dengan penalaran moral atau moral
reasoning. Dengan memiliki moral reasoning seseorang akan memiliki landasan
6
Farida Agus Setiawati, Pendidikan Moral dan Nilai-Nilai Agama Pada Anak Usia Dini: Bukan
Sekedar Rutinitas, (Jurnal Paradigma, No. 02 No. I, Juli, 2006), hlm. 45.
7
Khadijah, Pengembangan Keagamaan Anak Usia Dini, (Jurnal RAUDHAH, Vol. IV, No. 1,
2016), hlm. 36
8
Sri Yanti, Analisis Perkembangan Nilai-Nilai Agama Dan Moral Anak Usia Dini Pada Tayangan
Film Animasi Nussa Dan Rarra, (Jurnal Tazkirah: Transformasi Ilmu-ilmu Keislaman Vol. 1 No. 1,
Oktober 2020 – Maret 2021), hlm. 925.
9
Nyoman Wiraadi Tria Ariani dan I Gde Dhika Widarnandana, Penguatan Nilai Agama Dalam
Perkembangan Moral Anak Usia Dini, (Vidya Samhita: Jurnal Penelitian Agama, Vol. 1, No. 1, 2020).
Hlm, 129.
Izzatun Najiha – Analisis Nilai-Nilai Moral dan Agama... | 7
berpikir yang kuat untuk membuat sebuah keputusan untuk berperilaku baik atau
buruk. Dengan demikian, Kohlberg menegaskan bahwa moral reasoning dapat di
sebut sebagai predicator dalam berperilaku. Pada dasarnya, pemikiran moral
adalah sesuatu yang dapat dibentuk dan dikembangkan melalui pertukaran
pandangan atau pemikiran dengan orang-orang yang berada di lingkungan sekitar.
Kohlberg menjelaskan bahwa logika dan moralitas berkembang melalui tahapan
tahapan konstruktif. Pandangan dasar ini Kohlberg memperluas, dengan
menyatakan bahwa proses perkembangan moral berkaitan erat dengan keadilan
dan perkembangannya sepanjang hayat.10
b) Tahap Moralis Otonomi Atau Moralitas Oleh Kerja Sama Atau Hubungan
Timbal Balik
Pada tahap ini, anak menilai perilaku berdasarkan tujuan yang
mendasarinya. Tahap ini biasanya di mulai antara usia 7-12 tahun bahkan
bisa lebih. Antara usia 5-8 tahun, konsep anak tentang keadilan mulai
berubah secara bertahap mengenai benar dan salah yang dipelajari dari
orang tua. Akibatnya, anak akan mempertimbangkan keadaan tertentu
yang berkaitan dengan suatu pelanggaran moral. Misalnya bagi anak usia
5 tahun berbohong merupakan suatu hal yang buruk, tetapi anak yang
usianya lebih dewasa akan menyadari bahwa berbohong akan dibenarkan
dalam situasi tertentu, oleh karena itu berbohong tidak selalu buruk.
10
Indah Kemala Dewi dan Rakimahwati, Penanaman Nilai Moral Pada Anak Usia Dini Oleh
Orang Tua Dalam Keluarga Di Jorong Koto Alam, (Early Childhood: Jurnal Pendidikan, Vol. 5, No. 1,
2021), hlm. 60.
11
Lydia Margaretha ,Pengembangan Nilai Agama dan Moral Aanak Usia Dini di Kota Bengkulu, )
Al Kahfi Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini STIT Al-Khairiyah, Vol. 2, No. I, 2020), hlm. 33.
8| Jurnal PAUD: Kajian Teori dan Praktik Pendidikan Anak Usia Dini, Vol. xx, No. xx, Thn, Hal....-....
- Tingkatan Prakonvensional
Pada tingkatan ini, perilaku anak tunduk pada kendali eksternal.
Dalam tahapan pertama pada tingkat ini, anak berorientasi pada
kepatuhan dan hukuman, dan moralitas suatu tindakan dinilai atas
dasar akibat fisiknya. Kemudian pada tahap kedua, anak
menyesuaikan terhadap harapan social untuk memperoleh
penghargaan.
Perkembangan agama pada anak usia dini akan melalui beberapa fase
yaitu:
Izzatun Najiha – Analisis Nilai-Nilai Moral dan Agama... | 9
F. Analisis Perkembangan Moral Dan Agama Pada Anak Usia Dini Di Paud
Sinar Rahayu Cimincrang Kota Bandung
Adapun nilai-nilai moral dan agama yang peneliti temukan pada anak usia
dini di Paud Sinar Rahayu Cimincrang Kota Bandung diantaranya yaitu Berdoa
sebelum melakukan sesuatu, mengucapkan salam ketika datang dan pulang
sekolah, sholat, meminta maaf ketika berbuat salah, mau berbagi kepada orang
lain dan saling tolong menolong. Nilai-nilai tersebut bisa terus dikembangkan
pada peserta didik.
12
Ibid, hlm. 34-36.
10| Jurnal PAUD: Kajian Teori dan Praktik Pendidikan Anak Usia Dini, Vol. xx, No. xx, Thn, Hal....-....
3. Sholat
Dari hasil observasi yang peneliti lakukan, peneliti menemukan
bahwa peserta didik diajarkan sholat setiap hari jumat. Adapun pelajaran
sholat diberikan mulai dari tata cara berwudhu hingga gerakan dan bacaan-
bacaan sholat. Sebagian peserta didik sudah mampu menghafal bacaan dan
gerakan wudhu dan sholat. Namun ada beberapa anak yang tidak mau
mengikuti kegiatan sholat karena anak lebih tertarik untuk bermain
bersama teman-temannya. Adapun hal yang dilakukan untuk mengatasi hal
tersebut menurut hasil wawancara dengan salah seorang guru disana yakni
guru harus memberitahukan kepada anak keutamaan sholat dan larangan
meninggalkan sholat. Contohnya guru akan memberitahu jika tidak sholat
akan masuk neraka dan neraka itu panas, maka anak akan perlahan
mengikuti kegiatan sholat. Adapun menurut peneliti, hal itu bisa dilakukan
Izzatun Najiha – Analisis Nilai-Nilai Moral dan Agama... | 11
oleh orang tua terlebih dahulu yaitu mengajarkan dan membiasakan anak
untuk sholat hingga anak menjadi bisa dan terbiasa.
4. Mengaji
Selain sholat, peserta didik di PAUD Sinar Rahayu pun diajarkan
untuk membaca Iqro'. Dari hasil wawancara dan observasi yang telah
peneliti lakukan, awalnya peserta didik akan dikenalkan huruf-huruf
hijaiyah dengan memberikan poster yang bertuliskan huruf hijaiyah dan
mengajarkan dengan metode bernyanyi. Selanjutnya peserta didik akan
diajarkan untuk membaca Iqra' dari awal. Dari hasil observasi peneliti
menemukan sekitar 13 dari 24 anak mampu membaca Iqra' halaman
pertama dengan lancar, 6 orang masih terbata-bata dan sisanya masih
belum mampu membaca Iqra' karena mereka terkadang tidak mau ikut
belajar dan lebih memilih untuk bermain. Adapun yang harus dilakukan
guru supaya anak-anak tersebut mau mengikuti pelajaran baca Iqra' yaitu
guru harus menggunakan metode yang menarik serta memberikan
bimbingan khusus kepada anak tersebut.
anak yan lainnya. Selain itu guru juga akan memberikan hadiah pada anak
jika anak mau berbagi kepada temannya. Hal itu dilakukan untuk
membiasakan anak supaya selalu berbagi pada temannya.
Perkembangan moral pada anak usia dini masih berada pada tahap awal yaitu
tahap realism moral. Adapun yang dimaksud dengan tahap realism moral menurut teori
Pigaet yaitu perilaku anak ditentukan oleh ketaatan terhadap peraturan tanpa melalui
penalaran ataupun penilaian. Anak akan menganggap bahwa orang tua dan semua orang
dewasa berwenang sebagai maha kuasa dan mereka akan mengikuti peraturan-peraturan
yang diberikan tanpa mempertanyakan kebenarannya terlebih dahulu. Disini, anak akan
mematuhi perintah guru tanpa mempertanyakan terlebih dahulu mengenai alasan-alasan
mengapa mereka harus melakukan hal tersebut. Dari hasil penelitian diatas, dijelaskan
bahwa anak melakukan perintah-perintah guru seperti sholat, mengaji, meminta maaf,
mengucapkan salam dan lain sebagainya. Walaupun masih ada sebagian anak yang tidak
patuh karena lebih tertarik pada hal lain seperti permainan dan lain-lain. Untuk hal itu,
anak perlu bimbingan khusus supaya anak tersebut mau mengikuti apa yang
diperintahkan oleh guru.
Selanjutnya, pada usia 3-6 tahun fikiran anak masih dipenuhi dengan fantasi.
Sebagaimana yang dikemukakan pada teori diatas bahwa pada fase ini, konsep Tuhan
lebih banyak dipengaruhi oleh fantasi dan emosi. Pada fase ini anak menghayati konsep
ketuhanan sesuai perkembangan intelektualnya. Kehidupan pada masa ini lebih banyak
dipengaruhi oleh kehidupan fantasi sehingga dalam menanggapi agama pun anak masih
menggunakan konsep fantasi yang diliputi oleh dongeng yang kurang masuk akal.
Untuk itu guru dan orang tua harus pintar-pintar memberikan bimbingan pada tahap ini,
Izzatun Najiha – Analisis Nilai-Nilai Moral dan Agama... | 13
karena jika salah memberikan materi atau bimbingan, maka anak pun akan gagal
memahami materi yang diberikan.
Penalaran anak usia dini masih berada pada penalaran prakonvensional. Menurut
Kohlberg, penalaran ini merupakan tingkatan terendah dari penalaran moral. Pada
tingkat ini, anak akan diajarkan mana yang baik dan buruk dan akan diberikan melalui
imbalan dan hukuman. Jika diberikan hukuman maka anak akan berfikir apa yang
dilakukannya merupakan sebuah kesalahan. Begitupun sebaliknya, jika diberikan pujian
ataupun hadiah maka anak akan berfikir tindakan yang dilakukannya benar.
SIMPULAN
Piaget berpendapat bahwa perkembangan moral terjadi dalam dua tahap yang
berbeda. Piaget menyebut fase pertama "tahap realisme moral" atau "moralitas oleh
pembatasan". Tahap ini biasanya terjadi pada anak di bawah usia 6 tahun. Tahun 2-6
disebut sebagai tahun sekolah karena anak pada usia ini biasanya datang ke sekolah
untuk belajar secara formal. Pada usia ini, anak mulai belajar mandiri dan mengurus
dirinya sendiri. Selain belajar mandiri, anak mulai mengembangkan kemampuannya
dengan mengikuti perintah di lingkungan sekolah, belajar mengenal huruf dan angka,
serta meluangkan waktu untuk bermain dengan tema-temannya.
Adapun nilai-nilai moral dan agama yang terdapat pada Paud Sinar Rahayu
Cimincrang Kota Bandung diantaranya yaitu Berdoa sebelum melakukan sesuatu,
mengucapkan salam ketika datang dan pulang sekolah, sholat, meminta maaf ketika
berbuat salah, mau berbagi kepada orang lain dan saling tolong menolong. Nilai-nilai
tersebut perlu dikembangkan baik oleh orang tua maupun guru. Pengembangan nilai-nilai moral
dan agama pada anak usia dini dilakukan untuk meminimalisir kemungkinan bagi anak-anak
untuk berperilaku yang tidak sesuai dengan aturan agama sehingga tercetaklah anak-anak yang
berkarakter terpuji. Karena seperti yang kita ketahui pada zaman ini begitu banyak anak-anak
yang melakukan penyimpangan.
RUJUKAN
Didik Supriyanto, Perkembangan Nilai Agama dan Moral Anak dan Pendidikan
Keagamaan Orang Tua, (MODELING : Jurnal Program Studi PGMI, Vol. III, No.
1, 2015)
Farida Agus Setiawati, Pendidikan Moral dan Nilai-Nilai Agama Pada Anak Usia Dini:
Bukan Sekedar Rutinitas, (Jurnal Paradigma, No. 02 No. I, Juli, 2006)
14| Jurnal PAUD: Kajian Teori dan Praktik Pendidikan Anak Usia Dini, Vol. xx, No. xx, Thn, Hal....-....
Indah Kemala Dewi dan Rakimahwati, Penanaman Nilai Moral Pada Anak Usia Dini
Oleh Orang Tua Dalam Keluarga Di Jorong Koto Alam, (Early Childhood: Jurnal
Pendidikan, Vol. 5, No. 1, 2021)
Khadijah, Pengembangan Keagamaan Anak Usia Dini, (Jurnal RAUDHAH, Vol. IV, No.
1, 2016)
Lydia Margaretha ,Pengembangan Nilai Agama dan Moral Anak Usia Dini di Kota
Bengkulu,) Al Kahfi Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini STIT Al-Khairiyah,
Vol. 2, No. I, 2020)
Nurani Sujiono,Yuliani, Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini, (Permata Puri
Media : Jakarta, 2011)
Nyoman Wiraadi Tria Ariani dan I Gde Dhika Widarnandana, Penguatan Nilai Agama
Dalam Perkembangan Moral Anak Usia Dini, (Vidya Samhita: Jurnal Penelitian
Agama, Vol. 1, No. 1, 2020)
Syamsul Yusuf, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja (Bandung: Remaja Rosda
Karya, 2011)
Sri Yanti, Analisis Perkembangan Nilai-Nilai Agama Dan Moral Anak Usia Dini Pada
Tayangan Film Animasi Nussa Dan Rarra, (Jurnal Tazkirah: Transformasi Ilmu-
ilmu Keislaman Vol. 1 No. 1, Oktober 2020 – Maret 2021)