You are on page 1of 9

GENERASI EMAS

Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini P-ISSN: 2615-4560


E-ISSN: 2620-5270
Volume 3 Nomor 2, Oktober 2020
************************************************************************************************

PENGEMBANGAN NILAI AGAMA PADA ANAK USIA DINI


DALAM PERSPEKTIF ISLAM

Dina Lestari, Muqowim


Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, Indonesia
dinalest14@gmail.com, muqowimk@gmail.com

Submit: Juni 2020 Proses Review: September2020


Diterima: Oktober 2020 Publikasi: Oktober 2020

Abstract
This study discusses the development of religious values for young children
to become individuals who have ways of thinking, words, actions, morals,
purpose in life, ways of looking at and weighing on all matters prudently and
in accordance with Islamic religion. And it is expected to be a guideline for
children as they grow older and in dealing with the development of the times
in this modern era, so as to avoid deviant deeds. By doing so, through the
development of religious values in children from an early age, it is expected
to minimize the possibility for children to behave that are not in accordance
with religious rules so that the children of the nation are printed with
commendable characters. The method used in research is the method of
library research, which refers to previous research, journals, books related
to research. This research was conducted by examining the results of
previous studies and gathering all information and theories relevant to the
study. The results of the study indicate that there are several ways that can
be done in developing religious values in early childhood in an Islamic
perspective, namely good examples, habituation, and moral guidance.
Keyword: Religious Values, Early Childhood, Islamic

Abstrak
Penelitian ini membahas tentang pengembangkan nila agama kepada anak
usia dini agar menjadi pribadi yang memiliki cara berpikir, tutur kata,
perbuatan, akhlak, tujuan hidup, cara memandang dan menimbang segala
masalah penuh kehati-hatian dan sesuai dengan agama Islam. Diharapkan
bisa menjadi pedoman bagi anak-anak ketika beranjak dewasa serta dalam
menghadapi perkembangan zaman di era modern ini, agar terhindar dari
perbuatan yang menyimpang. Dengan begitu, melalui pengembangan nilai
agama pada anak sejak dini, diharapkan bisa meminimalisir kemungkinan
bagi anak-anak untuk berperilaku yang tidak sesuai dengan aturan agama
sehingga tercetaklah anak-anak bangsa yang berkarakter terpuji. Metode
yang digunakan dalam penelitian ialah metode penelitian kepustakaan, yang
merujuk pada penelitian terdahulu, jurnal, buku-buku yang berkaitan
dengan penelitian. Penelitian ini dilakukan dengan cara menelaah hasil
penelitian terdahulu serta mengumpulkan semua informasi dan teori-teori
yang relevan dengan penelitian. Hasil kajian menunjukkan bahwa terdapat
beberapa cara yang bisa dilakukan dalam mengembangkan nilai agama
pada anak usia dini dalam perspektif Islam, yaitu teladan yang baik,
pembiasaan, dan pembinaan akhlak.
Kata Kunci: Nilai Agama, Anak Usia Dini, Perspektif Islam

Dina Lestari, Muqowim, Pengembangan Nilai Agama pada Anak Usia Dini
dalam Perspektif Islam 77
GENERASI EMAS
Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini P-ISSN: 2615-4560
E-ISSN: 2620-5270
Volume 3 Nomor 2, Oktober 2020
************************************************************************************************
PENDAHULUAN
Anak usia dini merupakan anak film horor, aksi anak-anak remaja yang
yang berada pada usia 0-6 tahun. Pada melakukan pelecehan seksual kepada
masa ini, anak mengalami pertumbuhan teman kelasnya di lingkungan sekolah
dan perkembangan yang begitu pesat dan dengan dalih perbuatan tersebut adalah
hanya terjadi satu kali dalam kehidupan candaan, dan masih banyak lagi kasus
setiap individu. Oleh karena itu, masa ini kekerasan, tawuran, bullying, intoleransi,
seringkali disebut dengan golden age atau pelecehan seksual yang melibatkan anak-
masa keemasan. Agar masa keemasan anak di bawah umur, sebagai pelaku
anak tidak terlewatkan dengan sia-sia, ataupun korban yang sering menjadi
maka penting sekali memberikan pemberitaan di media cetak ataupun
pendidikan sejak dini untuk menstimulus elektronik serta media sosial. Dari
tumbuh kembang anak agar fenomena tersebut, baik yang terjadi di
berkembangan secara optimal. Jika tidak lingkungan keluarga, sekolah maupun
adanya stimulasi serta lingkungan yang masyarakat tersebut, mengindikasikan
tidak mendukung tumbuh kembang anak, betapa mirisnya karakter anak-anak
maka hal tersebut akan mempengaruhi penerus bangsa sekarang. Jika bibit-bibit
tumbuh kembang anak, sehingga penerus bangsa tersebut tidak ditangani
menyebabkan perkembangan anak tidak dengan serius, maka tinggal menunggu
berkembang secara optimal dan akan waktu akan terjadinya kehancuran pada
berdampak pada tahap kehidupan anak bangsa ini.
selanjutnya. Penyebab terjadinya penyimpangan
Oleh sebab itu, dengan pemberian pada anak di bawah umur tersebut,
pendidikan sejak dini akan membantu tentunya dipengaruhi oleh beberapa
anak dalam menghadapi tahap kehidupan faktor. Salah satunya adalah faktor
selanjutnya, terutama pada pendidikan kurangnya penanaman nilai agama sejak
nilai agama. Sangat penting sekali dini. Karena, jika seorang anak sudah
menanamkan nilai agama sejak dini, ditanamkan nilai-nilai agama sejak dini,
mengingat di tengah perkembangan yang kecil kemungkinan bagi anak untuk
semakin pesat, kemajuan teknologi yang melakukan perbuatan yang menyimpang
semakin canggih sehingga membuat anak tersebut. Hal ini dikarenakan sudah
dengan mudah mengakses segala sesuatu memiliki pedoman bahwasannya agama
mengenai dunia luar tanpa batasan dan melarang untuk melakukan perbuatan
diperparah dengan tidak adanya tercela. Sehingga ketika beranjak dewasa
pengawasan dari orang tua. Tentunya dan berada di tempat yang baru, tidak
akan memberikan pengaruh yang besar mudah terpengaruh oleh lingkungan
bagi anak. tersebut, dikarenakan sudah mengetahui
Contohnya, pemberitaan yang tentang syari’at agama, bahwasanya
sempat heboh akhir-akhir ini mengenai setiap apapun yang dilakukan, suatu saat
kasus seorang anak di bawah umur yang nanti akan dipertanggungjawabkan.
melakukan aksi pembunuhan pada balita Oleh sebab itu, menanamkan nilai
dan ternyata memiliki hobby menonton agama kepada anak sejak dini sangat

Dina Lestari, Muqowim, Pengembangan Nilai Agama pada Anak Usia Dini
dalam Perspektif Islam 78
GENERASI EMAS
Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini P-ISSN: 2615-4560
E-ISSN: 2620-5270
Volume 3 Nomor 2, Oktober 2020
************************************************************************************************
penting sebagai pedoman bagi anak “Kewajiban orang tua kepadda
ketika mereka beranjak dewasa. Sehingga anaknya ialah memberi nama
anak menjadi pribadi yang cara yang baik, mendidik sopan
santun dan mengajari tulis
berpikirnya, tutur katanya, perbuatannya,
menulis, renang, memanah,
akhlaknya, tujuan hidupnya, cara memberi makan dengan makanan
memandang dan menimbang segala yang baik serta
masalah penuh kehati-hatian dan sesuai meengawinkannya apabila ia
dengan agamanya. Dengan begitu, maka telah mencapai dewasa”
kecil kemungkinan bagi anak-anak untuk (HR Muslim) (Taubah, 2015).
berperilaku menyimpang sehingga
tercetaklah anak-anak bangsa yang METODOLOGI
berkarakter terpuji. Karena pada dasarnya Metode yang digunakan peneliti
Islam mengajarkan umat manusia dalam penelitian adalah metode
menjadi rahmat bagi seluruh alam. penelitian kepustakaan atau library
Peneliti tertarik untuk meneliti research yaitu peneltian yang dalam
bagaimana mengembangkan nilai agama menyelesaikan masalah penelitian
pada anak usia dini dalam perspektif menggunakan data-data atau bahan-
Islam agar mengantisipasi atau bahan yang berasal dari perpustakaan,
meminimalisir anak dari perbuatan baik itu berupa buku, ensklopedia,
menyimpang, tercela, melanggar norma kamus, jurnal, dokumen, majalah dan
agama, serta agar anak memiliki sikap sebagainya (Harahap, 2014). Sedangkan
toleransi yang tinggi. Sehingga penelitian ini membahas tentang
mengurangi terjadinya tindakan bagaimana cara mengembangkan nilai
kekerasan yang marak kali terjadi di agama dalam perspektif Islam kepada
tengah masyarakat, baik itu kekerasan anak usia dini, yang dilakukan dengan
secara seksual, fisik, maupun verbal. cara menelaah hasil penelitian terdahulu,
Padahal agama Islam sendiri serta mengumpulkan semua informasi
mengajarkan kasih sayang sesama umat dan teori-teori yang relevan dengan
manusia. Sehingga tercetaklah anak- penelitian yang dikaji dari beberapa
anak bangsa yang berprestasi, dan sumber seperti buku, jurnal, dan lain
berkarakter baik. sebagainya.
Rasulullah SAW bersabda yang
HASIL DAN PEMBAHASAN
artinya:
“Semua anak dilahirkan Nilai Agama
membawa fitrah atau bakat Pendidikan nilai bagi anak usia dini
keagamaan, maka terserah
pada saat ini sangatlah penting,
kepada orang tuanya untuk
menjadikannya beragama dikarenakan pada era modern ini anak
Yahudi, atau Nasrani atau akan banyak menghadapi berbagai
Majusi” (HR Muslim). pilihan tentang nilai yang mungkin
dianggapnya baik. Karena nilai bersifat
Selanjutnya, Rasulullah juga
relatif, sehingga membuat masyarakat
menegaskan dalam sabdanya, artinya :
memiliki suatu sudut pandang yang
berbeda terhadap nilai-nilai yang
Dina Lestari, Muqowim, Pengembangan Nilai Agama pada Anak Usia Dini
dalam Perspektif Islam 79
GENERASI EMAS
Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini P-ISSN: 2615-4560
E-ISSN: 2620-5270
Volume 3 Nomor 2, Oktober 2020
************************************************************************************************
dianutnya. Hal ini sesuai dengan norma perkembangan zaman yang semakin
dan adat-istiadat yang berlaku di pesat.
masyarakat tersebut. Misalnya, nilai yang Penanaman pendidikan agama
dianggap baik bagi suatu kelompok sejak dini diharapkan bisa menjadi
masyarakat belum tentu cocok bagi pengendali bagi anak dalam menghadapi
budaya masyarakat yang lain, begitupun segala keinginan atau dorongan-dorongan
sebaliknya (Sabiati, 2016). Oleh sebab yang timbul. Sehingga keyakinan agama
itu, penting sekali menanamkan nilai menjadi bagian dari kepribadian dalam
agama pada anak usia dini serta mengatur sikap atau tingkah laku
mengenalkan anak tentang keberagaman seseorang secara otomatis dari dalam
budaya dan agama yang ada di luar mereka. Ketika tidak mau melakukan
lingkungannya. Tujuan dari mengenalkan penyimpangan, bukan karena takut akan
ha tersebut agar anak bisa toleransi ketahuan dan dikucilkan oleh masyarakat,
terhadap perbedaan yang ada di luar akan tetapi lebih takut karena kemarahan
lingkungannya. atau kehilangan ridho dari Allah (Sabiati,
Tidak hanya itu, agama juga 2016).
sebagai pijakan umat manusia yang Nilai agama sangat penting
memiliki peran penting dalam dikembangkan bagi kehidupan suatu
kelangsungan kehidupan selanjutnya. bangsa, hal ini berfungsi untuk
Untuk itu, agama bisa menjadi benteng memperbaiki kehidupan bangsa. Karena
pertahan diri anak dalam menghadapi apabila pengembangan nilai agama
berbagai tantangan dikehidpuan mereka, diabaikan, maka terjadi pemujaan pada
serta mengarahkan anak dari ilmu pengetahuan secara berlebihan dan
keterbelakangan mental dan peradaban membuat seseorang menjadi
dunia (Akmal, 2018). individualistis dan egoistis, sehingga
Sedangkan cara anak dalam akan menimbukan pertarungan di antara
memahami nilai-nilai agama tersebut sesamanya. Akan tetapi pengembangan
yaitu dengan melakukan proses ilmu akademik juga penting. Sehingga
pengamatan dari lingkungan terdekat, dengan adanya kolaborasi antara
misalnya dengan mengamati orang tua, pengembangan nilai agama dan ilmu
guru atau orang-orang yang ada akademik, maka akan menghasilkan
disekelilingnya. Dari pengamatan yang generasi yang beragama, bermoral,
dilakukan anak, hal tersebut merupakan beradab dan bermartabat (Inawati, 2017).
bagian dari proses pembelajaran bagi Mengembangkan nilai agama pada
anak usia dini dalam memahami nilai- anak usia dini, orang tua atau pendidik
nilai agama (Inawati, 2017). Oleh sebab harus memperhatikan beberapa hal dalam
itu, agar anak tidak mengalami kesuliatan mengenalkan atau mengajarkan anak,
dalam menentukan pilihan ketika mereka yakni sesuai dengan tahap usia
beranjak dewasa, ada baiknya perkembangan mereka. Oleh sebab itu,
mengembangkan nilai agama sejak dini. orang tua atau pendidik penting sekali
Sehingga, tidak terpengaruh untuk memiliki pengetahuan mengenai tahap
berbuat menyimpang walaupun perkembangan anak, hal ini agar
membantu orang tua atau guru dalam
Dina Lestari, Muqowim, Pengembangan Nilai Agama pada Anak Usia Dini
dalam Perspektif Islam 80
GENERASI EMAS
Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini P-ISSN: 2615-4560
E-ISSN: 2620-5270
Volume 3 Nomor 2, Oktober 2020
************************************************************************************************
mengembangkan perkembangan pada a. Mengenal Tuhan melalui
anak. Sehingga perkembangan anak dapat agama yang dianutnya
berkembang secara optimal dan b. Meniru gerakan beribadah
maksimal. Begitupun dengan c. Mengucapkan doa sebelum
perkembangan nilai agama, yang atau sesudah melakukan
merupakan salah satu perkembangan sesuatu
yang memberikan dampak besar bagi d. Mengenal perilaku baik atau
kehidupan anak selanjutnya. Karena sopan dan buruk
agama merupakan pedoman bagi anak e. Membiasakan diri berperilaku
dalam menjalani kehidupan selanjutnya. baik
Oleh sebab itu, orang tua atau guru f. Mengucapkan salam dan
diharapkan dapat mengembangkan nilai membalas salam
agama anak dengan baik, yang membuat 4. Usia 5 – 6 tahun
anak mudah untuk memahami atau a. Mengenal agama yang dianut
menerima segala sesuatu tersebut dengan b. Membiasakan diri beribadah
senang hati. c. Memahami perilaku mulia
Tahap-tahap perkembangan nilai- (jujur, penolong, sopan,
nilai moral-kegamaan pada anak usia dini hormat dan sebagainya)
menurut Peraturan Menteri Pendidikan d. Membedakan perilaku baik
Nasional Republik Indonesia Nomor 58 dan buruk
Tahun 2009 tentang Standar Pendidikan e. Mengenal ritual dan hari
Anak Usia Dini, yaitu: besar agama
1. Usia 2 - < 3 tahun: f. Menghormati agama lain
a. Mulai meniru gerakan
Sedangkan, menurut Hernest
berdoa/sembahyang sesuai
perkembangan agama dibagi menjadi tiga
dengan agamanya
tahap, yaitu (Ghufron, 2011):
b. Mulai meniru doa pendek
1. The fairtale stage (tingkat dongeng)
sesuai dengan agamanya
Tahap ini teradi pada usia 3-6 tahun.
c. Mulai memahami kapan
Pada usia tersebut, gambaran tentang
mengucapkan salam, terima
Tuhan masih dipengaruhi oleh emosi
kasih, maaf, dan sebagainya.
dan fantasi dikarenakan pemahaman
2. Usia 3 - < 4 tahun
anak tentang ajaran agamanya masih
a. Mulai memahami perilaku
bersumber dari dongeng.
yang berlawanan meskipun
2. The realistic stage (tingkat
belum selalu dilakukan
kenyataan)
seperti pemahaman perilaku
Tahap ini terjadi saat anak masuk
baik-buruk, sopan-tidak
sekolah dasar sampai remaja. Pada
sopan
usia tersebut, pemahaman tentang
b. Mulai memahami arti kasihan
ajaran agama didapatkan anak dari
dan sayang kepada ciptaan
orang tua, orang lain, lembaga
Tuhan.
kegamaan, sekolah, dan lain-lainnya.
3. Usia 4 - < 5 tahun
Sehingga, pemahaman tentang

Dina Lestari, Muqowim, Pengembangan Nilai Agama pada Anak Usia Dini
dalam Perspektif Islam 81
GENERASI EMAS
Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini P-ISSN: 2615-4560
E-ISSN: 2620-5270
Volume 3 Nomor 2, Oktober 2020
************************************************************************************************
agama didasarkan pada konsep yang Pengembangan Nilai Agama dalam
sesuai dengan kenyataan. Pesrpektif Islam
3. The individual stage (tingkat Pengembangan nilai agama sejak
individual) dini penting sekali dilakukan dan banyak
Pada tahap ini, pemahaman pada cara atau metode yang bisa digunakan
ajaran agama dipengaruhi oleh orang tua atau guru dalam
lingkungan serta perkembangan mengembangkannya. Hal ini bisa
internal, sehingga bersifat khas. dilakukan dengan cara membaca buku
Anak yang mendapatkan mengenai parenting, mengikuti seminar
pengembangan nilai agama sejak dini yang berkaitan dengan parenting, serta
dari lingkungannya, akan tumbuh
mencari informasi di internet dan lain
menjadi anak yang religius, yakni anak sebagainya. Sedangkan dalam perspektif
yang memiliki sikap dan perilaku yang Islam, mengembangkan nilai agama pada
patuh dalam melaksanakan ajaran agama anak usia dini bisa dilakukan dengan cara
yang dianutnya. Sehingga menjadi memberikan teladan yang baik,
toleran terhadap perbedaan yang ada di pembiasaan, dan pembinaan akhlak.
luar lingkungannya, baik itu agama, Pendapat ini didapatkan peneliti
budaya, rasa, suku dan lain sebagainya berdasarkan telaah dari beberapa
(Jumiatmoko, 2018). Dan menjadikan penelitian terdahulu serta teori-teori yang
pribadi yang bisa mengendalikan setiap berkaitan dengan kajian penelitian.
perilaku mereka dari perbuatan yang
menyimpang dan dilarang agama, Teladan yang Baik
dikarenakan keyakinan dalam diri Teladan yaitu patut ditiru atau
masing-masing bukan pengaruh dari lain. dicontoh. Sedangkan dalam Bahasa Arab,
Faktor-faktor yang mempengaruhi istilah keteladanan diungkapkan dengan
tumbuh kembang anak, baik itu dari uswah yang artinya penyembuhan dan
individu anak diri sendiri atau dari perbaikan (Hidayat, 2015). Sehingga
lingkungannya. Seperti perkembangan keteladanan bisa dijadikan metode dalam
zaman yang semakin pesat dan seiring mengembangkan nilai agama kepada
dengan kemajuan teknologi yang anak sejak dini.
canggih, membuat anak bebas dalam Sesuai dengan pendapat Abdullah
mengakses dunia luar dengan mudah. Nashih „Ulwan („Ulwan, 2017), bahwa
Serta pengaruh pergaulan di lingkungan keteladanan dalam pendidikan adalah
sekolah atau bermainnya. cara yang paling efektif dan berhasil
Jika anak tidak dibekali nilai agama dalam mempersiapkan anak dari segi
sejak dini, dikhawatirkan anak akan akhlak, membentuk mental, dan
terpengaruh oleh lingkungan yang buruk. sosialnya. Dan pentingnya keteladanan
Dan hal tersebut akan membuat anak dalam mendidik anak juga menjadi pesan
untuk melakukan perilaku menyimpang. kuat dari al-Qur‟an. Sebab keteladanan
Oleh sebab itu, penting sekali adalah sarana penting dalam
mengembangkan nilai agama sejak dini, pembentukan karakter religius seorang
agar anak tumbuh menjadi pribadi yang anak. Satu kali perbuatan baik
baik ketika dewasa. dicontohkan lebih baik dari seribu kata

Dina Lestari, Muqowim, Pengembangan Nilai Agama pada Anak Usia Dini
dalam Perspektif Islam 82
GENERASI EMAS
Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini P-ISSN: 2615-4560
E-ISSN: 2620-5270
Volume 3 Nomor 2, Oktober 2020
************************************************************************************************
yang diucapkan. Sebagaimana Allah Peranan agama dalam memperkuata
SWT juga memberikan contoh-contoh keyakinan diri sehingga menimbulkan
Nabi atau orang yang bisa dijadikan rasa tenang (Wahyuni, 2011) dalam
teladan dalam kehidupan atau peringatan melaksanakan kegiatan sehari-hari.
agar tidak menirunya (Syarbini, 2016). Karena anak pada dasarnya suka meniru
Metode keteladanan merupakan apa yang lihat. Dengan begitu, jika orang
metode yang sangat berpengaruh dalam tua atau pendidik menjadi teladan yang
mengembangkan kecerdasan anak, sosial- baik, maka anak juga akan menjadi
emosional, serta nilai moral dan agama. pribadi yang baik, begitu juga sebaliknya.
Jika hal ini ditanamkan sejak anak kecil, Jika orang tua atau pendidik memberikan
maka anak akan tumbuh menjadi pribadi contoh yang buruk bagi anak, maka anak
yang jujur, berakhlak mulia, religius, akan tumbuh menjadi pribadi yang buruk
serta menjauhkan diri dari hal-hal yang pula.
bertentangan dengan agama. Oleh karena
itu, anak membutuhkan orang tua atau Pembiasaan
pendidik yang mampu menjadi teladan Menerapkan metode pembiasaan
yang baik dan patut dicontoh (Suyadi, dalam mengembangkan nilai agama pada
2013). anak usia dini sangat baik. Karena jika
Hal ini dikarenakan orang tua atau anak dibiasakan sejak kecil dalam
pendidik yang selalu berada di melakukan kegiatan yang berkaitan
lingkungan anak-anak bisa menjadi dengan pengembangan nilai agama, maka
panutan atau idola, dengan begitu anak ketika anak beranjak dewasa, sudah
akan mengikuti tingkah laku orang tua terbiasa dan tidak merasa terbebani ketika
atau pendidik, meniru akhlaknya, baik melakukan kegiatan tersebut. Bahkan,
disadari maupun tidak. Bahkan, semua jika anak meninggalkan kebiasaan
bentuk perkataan dan perbuatan orang tua tersebut, akan merasa ada yang kurang.
atau pendidik akan terpatri dalam diri Pembiasaan yang bisa dilakukan
anak dan menjadi bagian dari dalam mengembangkan nilai agama pada
persepsinya, diketahui ataupun tidak anak usia dini, misalnya berdoa sebelum
(„Ulwan, 2017). Karena anak tidak akan dan sesudah belajar, berdoa sebelum
melaksanakan nasihat yang diberikan makan dan minum, mengucap salam
orang tua atau pendidik, jika dilihatnya kepada guru dan teman, merapikan
pemberi nasihat tersebut tidak mainan setelah belajar, berbaris sebelum
melaksanakannya juga, karena anak tidak masukan kelas dan sebagainya.
butuh teoritis saja namun dari segi Hendaknya, pembiasaan yang dilakukan
praktislah yang akan mampu memberikan kepada anak haruslah konsisten dan jika
pengaruh bagi anak (Suhono, 2017). anak melanggar maka berilah peringatan
Mengembangkan nilai agama pada (Sabi‟ati, 2016).
anak, maka orang tua, pendidik maupun Kegiatan pembiasaan pada anak
orang-orang yang ada di sekitar anak terutama dalam mengembangkan nilai
harus memberikan contoh yang baik bagi agama kepada anak, ada baiknya guru
anak, baik itu dalam perbuatan maupun dan orang tua saling bekerja sama.
perkataan. Dengan begitu, anak menjadi terbiasa
Dina Lestari, Muqowim, Pengembangan Nilai Agama pada Anak Usia Dini
dalam Perspektif Islam 83
GENERASI EMAS
Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini P-ISSN: 2615-4560
E-ISSN: 2620-5270
Volume 3 Nomor 2, Oktober 2020
************************************************************************************************
melakukan suatu kegiatan tesebut, tanpa (Akmal, 2018). Dan alasan
mengenal lingkungan di mana berada. dikembangkannya nilai agama sejak dini,
Karena, jika orang tua dan guru tidak karena pada masa ini anak mudah sekali
bekerja sama, maka hal tersebut tidak menerima apa yang dengar dan lihat. Dan
berjalan optimal dan akan berpengaruh tidak hanya itu, pada masa ini juga
pada anak. karakter seorang anak akan terbentuk,
sehingga akan menentukan kehidupan
Melalui Pembinaan Akhlak
seorang anak untuk menjadi apa ke
Pembinaan yaitu suatu proses belajar
depannya.
dalam upaya mengembangkan dan
Mengembangkan nilai agama pada
meningkatkan pengetahuan,
anak, banyak sekali ragam cara yang bisa
keterampilan, dan sikap yang bertujuan
digunakan orang tua atau pendidik dan
untuk lebih meningkatkan kemampuan
dari pembahasan di atas merupakan
seseorang atau kelompok. Sedangkan
sebagian cara yang digunakan dalam
akhlak adalah keadaan yang melekat pada
Islam. Dalam memilih metode yang
jiwa, yang menjadikan manusia dapat
digunakan, orang tua atau pendidik harus
berbuat dengan mudah, tanpa melalui
memperhatikan kondisi anak. Karena
pemikiran dan pertimbangan, yang mana
sebagian metode tidak efektif digunakan
terdiri dari akhlak terpuji dan akhlak
pada anak, dan sebaliknya, tidak semua
tercela. Oleh sebab itu, pembinaan akhlak
anak cocok menggunakan metode
dalam mengembangkan nilai-nilai agama
tertentu. Oleh sebab itu, orang tua atau
kepada anak sangat penting karena anak
pendidik harus bijak dan pintar dalam
usia dini sangat cepat meningkat serta
memilih metode yang tepat untuk anak.
menirukan apa yang dipelajarinya,
Hal ini agar memudahkan anak dalam
sehingga orang tua maupun pendidik
menerima pendidikan tersebut.
harus cermat dalam membina akhlak
anak agar menjadi seseorang yang
SIMPULAN
memiliki budi pekerti dan berakhlak
mulia (Abdurrahman, 2018). Berdasarkan penjelasan di atas,
Pengembangan dan pembinaan maka dapat disimpulkan bahwa penting
akhlak pada anak, diharapkan anak sekali mengembangkan nilai agama
memiliki akhlak yang terpuji. Sehingga kepada anak usia dini agar tidak
anak selalu melakukan kebaikan kepada mengalami kesulitan dalam menghadapi
siapapun tanpa memandang ras, suku dan sutau masalah dan untuk mengantisipasi
agama. Dengan begitu, angka tindakan atau meminimalisir anak dari perbuatan
kekerasan yang ada di masyarakat menyimpang, tercela, melanggar norma
menurun. agama, serta agar anak memiliki sikap
Secara umum, tujuan dari toleransi yang tinggi. Terdapat beberapa
mengembangkan nilai-nilai agama pada cara yang bisa dilakukan dalam
anak, agar anak tumbuh menjadi seorang mengembangkan nilai agama dalam
muslim sejati, beriman teguh, beramal perspektif Islam, yaitu dengan
sholeh, berakhlak mulia, dan berguna memberikan teladan yang baik bagi anak
bagi masyarakat, agama dan negara usia dini, pembiasaan, dan melalui

Dina Lestari, Muqowim, Pengembangan Nilai Agama pada Anak Usia Dini
dalam Perspektif Islam 84
GENERASI EMAS
Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini P-ISSN: 2615-4560
E-ISSN: 2620-5270
Volume 3 Nomor 2, Oktober 2020
************************************************************************************************
pembinaan akhlak. Dari semua cara buruk. Oleh sebab itu, orang tua atau
tersebut, bahwasanya dalam mengajarkan pendidik haruslah menjadi teladan yang
anak dalam perspektif Islam yaitu dengan baik serta menjaga sikap di ketika berada
cara memberikan contoh yang baik. di depan anak.
Karena anak suka meniru apa yang lihat
dan dengar baik itu hal yang baik atau

DAFTAR PUSTAKA

„Ulwan, A N. (2017). Pendidikan Anak dalam Islam. Semarang: Insan Kamil.


Abdurrahman, A. (2018). Peningkatan Nilai-nilai Agama pada Anak Usia Dini melalui
Pembinaan Akhlak. Jurnal Penelitian Keislaman, 14(1), 64-71.
Akmal, A. (2018). Penerapan Metode Demonstrasi dalam Meningkatkan Kemampuan
Berwudhu pada Kelompok B3 TK Islam YLPI Marpoyan. Generasi Emas: Jurnal
Pendidikan Islam Anak Usia Dini, 1(1), 62-78.
Ghufron, M N. dan Risnawati, R.(2011). Teori-teori Psikologi. Yogyakarta: Ar Uzz Media.
Harahap, N. (2014). Penelitian Kepustakaan. Iqra': Jurnal Perpustakaan dan
Informasi, 8(1), 68-74.
Hidayat, N. (2015). Metode keteladanan dalam pendidikan Islam. Ta'allum: Jurnal
Pendidikan Islam, 3(2), 135-150.
Inawati, A. (2017). Strategi Pengembangan Moral dan Nilai Agama untuk Anak Usia
Dini. Al-Athfal: Jurnal Pendidikan Anak, 3(1), 51-64.
Indonesia, P. M. P. N. R. (2015). Nomor 58 Tahun 2009, tentang Standar Pendidikan Anak
Usia Dini. http://www.paudni.kemdikbud.go.id/wp-
content/uploads/2012/08/permen_58_2009-ttg-standar-PAUD.pdf.
Jumiatmoko, J. (2018). Implementasi Toleransi Beragama pada Pendidikan Anak Usia
Dini. Raudhatul Athfal: Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini, 2(2), 45-59.
Sabi'ati, A. (2016). Membangun Karakter AUD dalam Pengembangan Nilai Agama dan
Moral di RA Masyithoh Pabelan Kabupaten Semarang. Al-Athfal: Jurnal Pendidikan
Anak, 2(1), 1-14.
Suhono, S., & Utama, F. (2017). Keteladanan Orang Tua dan Guru dalam Pertumbuhan
dan Perkembangan Anak Usia Dini. Elementary: Jurnal Ilmiah Pendidikan
Dasar, 3(2), 107-119.
Suyadi., & Ulfah, M. (2013). Konsep Dasar PAUD. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Syarbini, Amirulloh. (2016). Pendidikan Karakter Berbasis Keluarga (Studi tentang Model
Pendidikan Karakter dalam Perspektif Islam). Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Taubah, M. (2015). Pendidikan Anak dalam Keluarga Perspektif Islam. Jurnal Pendidikan
Agama Islam (Journal of Islamic Education Studies), 3(1), 109-136.
Wahyuni, I. W. (2011). Hubungan Kematangan Beragama dengan Konsep Diri. Al-
Hikmah: Jurnal Agama dan Ilmu Pengetahuan, 8(1), 1-8.

Dina Lestari, Muqowim, Pengembangan Nilai Agama pada Anak Usia Dini
dalam Perspektif Islam 85

You might also like