You are on page 1of 6

Journal of Education

Educatio and Management Studies


Vol. 3, No. 6, Desember 2020 Hal. 47-52
e-ISSN:
ISSN: 2654-5209e

PERANAN MAJELIS DZIKIR MADZKHURRAH DALAM PEMBENTUKAN AKHLAK


REMAJA YANG RELIGIUS
(Studi Kasus Di Dusun Mojodadi Desa Selorejo Kecamatan Mojowarno)

Asrul Ardiyan Syah


Mahasiswa/Pendidikan Agama Islam/Mahasiswa
Fakultas Agama Islam/Universitas KH.
K A. Wahab Hasbullah
Email: kiechun85@gmail.com

©2018 –JoEMSMS Universitas KH. A. Wahab Hasbullah Jombang ini adalah artikel dengan
akses terbuka dibawah lisensi
li CC BY-NC-4.0 (https://creativecommons.org/licenses/by
https://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0/ ).

ABSTRACT
This research is included in research with a qualitative approach, which is a scientific study that
aims to understand a phenomenon in a social context scientifically by promoting a deep
communication interaction process between the researcher and the phenomenon
phenomenon under study. Then
seen from the subject matter under study, it can be said that this research belongs to the type of
case study. Data collection techniques in this study using interview, observation and document
techniques. From the research results,
results, it can be seen that the process of the MADZKHURRAH
dzikir assembly in order to form the morals of religious adolescents in Mojodadi hamlet is running
well even though there are inhibiting factors. This is due to the existence of a program and strategy
that
at is supported by all related parties in an effort to form religious adolescent morals in Mojodadi
village where realizing this first begins by developing various religious programs, involving
teenagers directly in various religious activities, give good advice. The role of the
MADZKHURRAH dzikir council in shaping the morals of religious adolescents in Mojodadi hamlet
is as a trigger for the spirit of adolescent religious learning and as a medium for youth moral
development.

Keywords: MADZKHURRAH dhikr assembly,


a Moral Education.

ABSTRAK

Penelitian ini termasuk dalam penelitian dengan pendekatan kualitatif, yaitu suatu penelitian ilmiah yang
bertujuan untuk memahami suatu fenomena dalam konteks sosial secara ilmiah dengan mengedepankan
proses interaksi komunikasi yang mendalam antara peneliti dengan fenomena yang diteliti. Kemudian
dilihat dari pokok masalah yang diteliti, dapat dikatakan penelitian ini tergolong ke dalam jenis studi
kasus. Teknik penggumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik wawancara, observasi dan
dokumen. Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa proses majelis dzikir MADZKHURRAH dalam
rangka membentuk akhlak remaja yang religius di dusun Mojodadi berjalan dengan baik meskipun
terdapat faktor-faktor
faktor penghambat. Hal ini dikarenakan
dikarenakan adanya sebuah program dan strategi yang
didukung oleh seluruh pihak-pihak
pihak yang terkait dalam upaya membentuk akhlak remaja yang religius di
dusun Mojodadi dimana dalam merealisasikan hal tersebut pertama dimulai dengan mengembangkan
program-program
gram keagamaan yang bervariasi, melibatkan para remaja secara langsung dalam berbagai
kegiatan keagamaan, memberikan nasehat yang baik. Adapun peran majelis dzikir MADZKHURRAH
dalam pembentukan akhlak remaja yang religius di dusun Mojodadi adalah sebagai pemantik semangat
belajar agama remaja dan sebagai media pembinaan akhlak remaja.

Kata Kunci: Majelis


ajelis dzikir MADZKHURRAH, Pembentukan Akhlak.

PENDAHULUAN
Asrul Ardiyan Syah
Peranan Majelis Dzikir Madzkhurrah Dalam Pembentukan Akhlak Remaja Yang Religius

Pendidikan agama menyangkut manusia pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti,


secara utuh, pembekalan pada siswa tidak hanya penambah, atau pelengkap pendidikan formal
pengetahuan agama saja atau kecerdasan siswa dalam rangka mendukung pendidikan sepanjang
terhadap agama saja. Akan tetapi pendidikan hayat. Dan pendidikan non formal ini juga
agama menyangkut seluruh diri pribadi siswa, tercamtum secara eksplisit pada undang-undang
mulai dari amaliah keseharian siswa, baik yang Sisdiknas dengan sebutan majlis ta’lim”.
menyangkut hubungan dengan Allah swt, dengan Majlis dzikir juga merupakan lembaga
manusia, dengan alam serta dengan diri siswa pendidikan masyarakat yang tumbuh dan
sendiri. berkembang dari kalangan masyarakat Islam itu
Nilai-nilai yang berada dalam sendiri yang kepentingannya untuk kemaslahatan
Pendidikan Agama Islam sangat berguna dalam umat manusia. Oleh karena itu majelis taklim
rangka menghantarkan siswa mencapai adalah lembaga swadaya masyarakat yang
kebahagian hidup di dunia dan di akhirat. Maka hidupnya didasarkan kepada “ta’awun” (tolong
dari itu siswa perlu mempelajari dan menghayati menolong) dan “ruhamau bainahum” (belas
nilai-nilai yang terkandung dalam Al-Qur’an dan kasihan di antara mereka).
Hadits. Misalnya, siswa dapat merasakan manfaat Majlis dzikir yang dipimpin oleh seorang
dari shalat dalam kehidupannya sehari-hari. tokoh masyarakat di Dusun Mojodadi Desa
Karena dalam shalat terdapat manfaat diantarnya, Selorejo Kecamatan Mojowarno Ustadz Ali
mencegah dari perbuatan keji dan mungkar, Shodiq S.Pd.I, yang dimana jama’ahnya
menghilangkan rasa cemas dan gelisah, mengikis dinamakan Majelis Dzikir, Khotmil Qur’an dan
kebakhilan dan ketamakan. Tadzkirah atau biasa yang disebut masyarakat
Oleh karena itu permasalahan adalah (MADZKHURRAH), selain itu
pendidikan agama Islam, baik makna dan jama’ahnya berjumlah puluhan orang yang hadir
tujuannya haruslah mengacu pada penanaman untuk duduk bersama beliau yang membaca
nilai-nilai Islam dan tidak dibenarkan melupakan Istighotsah, surat Yasin dan membaca Shalawat
etika sosial atau moralitas sosial. Sebagaimana untuk mendapatkan keberkahan sang Nabi di Hari
dikemukan oleh Abdul Majid dan Dian Andayani kiamat nanti, serta kajian kitab kuning.
yakni: “Pendidikan Agama Islam baik makna Melalui kegiatan majlis dzikir dan, para
maupun tujuannya haruslah mengacu pada generasi muda memperoleh pengatahuan tentang
penanaman nilai-nilai Islam dan tidak dibenarkan dasar-dasar dan wawasan keislaman, seperti
melupakan etika sosial atau moralitas sosial. masalah ibadah, aqidah, fiqih, ahkhlak, yang
Penanaman nilai-nilai ini juga dalam rangka dipimpin oleh seorang tokoh masyarakat di Dusun
menuai keberhasilan hidup di dunia bagi siswa Mojodadi Desa Selorejo Kecamatan Mojowarno
yangkemudian akan mampu membuahkan yaitu Ustadz Ali Shodiq S.Pd.I yang dimana
kebaikan di akhirat kelak”.1 jama’ahnya mayoritas anak muda, bapak, remaja,
Majlis ta’lim sebagai sebuah lembaga semuanya, tetapi yang difokuskan adalah remaja
pendidikan yang bersifat non formal bidang karena anak muda penerus bangsa masa depan.
keagamaan diharapkan dapat menjalankan Dan pembinaan akhlak merupakan bagian integral
fungsinya dalam mengembangkan system nilai dan dan tak terpisahkan dalam dunia pendidikan,
norma yang dimiliki Islam.2 Senantiasa karena tujuan pendidikan dalam Islam adalah
menanamkan akhlak yang luhur dan mulia, menciptakan manusia yang beriman dan bertaqwa
meningkatkan kemajuan ilmu pengetahuan, serta melalui ilmu pengetahuan, keterampilan, dan
memberantas kebodohan umat Islam agar berprilaku sesuai dengan nilai-nilai Islam.
memperoleh kehidupan yang bahagia, sejahtera Berawal dari banyak tanggapan dan usulan
dan di ridhai oleh Allah swt. dari warga sekitar mengenai bentuk kenakalan
Di dalam undang-undang Sistem remaja yang meresahkan mereka seperti, minuman
Pendidikan Nasional tahun 2003 dikatakan: keras dan sebagainya. Maka dengan adanya Majlis
“Bahwa pendidikan non formal diselenggarakan dzikir di Dusun Mojodadi Desa Selorejo
bagi warga masyarakat yang memerlukan layanan Kecamatan Mojowarno khususnya sekarang lebih
indah, lebih nyaman, lebih nikmat dengan adanya
1
Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan
seorang tokoh masyarakat yang mendirikan majlis
Agama Islam Berbasis Kompetensi (konsep dan Implementasi dzikir.
Kurikulum 2004), (Bandung: Remaja Rosdakarya,2006), Bertitik tolak dari masalah inilah yang
cet.3, 136. mendorong penulis mencoba menyusun penelitian
2
Jurnal Pondok pesantren, Mihrab, (Departemen dengan judul “Peranan Majlis Dzikir
Agama RI,Vol,II,No,1,Maret,2008),71
Journal of Education and Management Studies (JoESM) 49
Vol. 3, No. 6, Desember 2020 Hal. 47-52

“Madzkhurrah” Dalam Pembentukan Akhlak banyak ilmu pengetahuan yang diterima seorang
Remaja Yang Religius” (Studi Kasus di Dusun murid haruslah bertambah dekat kepada Allah dan
Mojodadi Desa Selorejo Kecamatan semakin tekun beribadah juga semakin semangat
Mojowarno). untuk mengamalkannya.6 Maka ciri-ciri manusia
yang berakhlak mulia adalah banyak malu, sedikit
KAJIAN TEORI menyakiti orang, banyak perbaikan, lidah banyak
Pengertian Akhlak yang benar sedikit bicara banyak kerja, sedikit
Akhlak berasal dari kamus bahasa Arab, terperosok kepada hal-hal yang tidak perlu,
yaitu ‫ اﺧﻼﻗﺠﺎﻟﺨﻠﻖ‬yang artinya “tabi’at budi berbuat baik, menyambung silaturrahim, lemah
perkerti”.3 tingkah laku, perangai, watak, moral. lembut, banyak berterima kasih, dan murah hati
Dilihat dari segi terminologi “Akhlak ialah pada fakir miskin, tidak mengutuk orang dan
keadaan gerak jiwa yang mendorong untuk sebagainya.
melakukan perbuatan-perbuatan tanpa melalui
pertimbangan pemikiran terlebih dahulu. Ilmu Faktor-faktor yang mempengaruhi
akhlak adalah ilmu yang menentukan batas antara terbentuknya pendidikan Akhlaq
baik dan buruk, terpuji dan tercela, tentang Pada dasarnya faktor ini terdiri dari 2
perkataan atau perbuatan manusia, lahir dan batin.4 macam yaitu;
Sedangkan Akhlak menurut Prof. Dr. Hj. a. Faktor dari luar dirinya.
Zakiyah Daradjat adalah : Kelakuan yang timbul 1) Lingkungan
dari hasil perpaduan antara hati nurani, pikiran, 2) Rumah tangga dan sekolah
perasaan, bawaan, dan kebiasaan yang menyatu, 3) Pergaulan taman dan sahabat
membentuk sesuatu kesatuan tindak akhlak yang 4) Penguasa atau pemimpin
dihayati dalam kenyataan hidup keseharian. Dari b. Faktor dari dalam dirinya
kelakuan itulah lahirlah perasaan moral yang 1) Instink
terdapat di dalam manusia sebagai fitrah, sehingga 2) Kepercayaan
ia mampu membedakan mana yang baik dan mana 3) Keiginan
yang jahat, mana yang bermanfaat dan mana yang 4) Hati nurani
tidak berguna, mana yang cantik dan mana yang 5) Hawa nafsu.7
buruk.5
Jadi pada hakikatnya akhlak sifat yang Fungsi Pendidikan Akhlak
tertanam dalam jiwa manusia, yang akan muncul pendidikan akhlaq dalam konteks
secara spontan bilamana diperlukan, tanpa keagamaan juga berfungsi sebagai berikut :
memerlukan pemikiran atau pertimbangan terlibih a. Penanaman nilai arti pandangan hidup yang
dahulu, serta tidak memerlukan dorongan dari kelak mewarnai perkembangan jasmani dan
luar, dan sifat itu dapat lahir berupa baik atau akalnya.
buruk sesuai dengan pembinaannya. b. Penanaman sikap yang kelak menjadi basis
dalam menghormati dan bisa menghargai
Ruang Lingkup Akhlaq sesama.
Menurut Al Ghozali dalam bukunya c. Sebagai media pembenahan diri untuk
Abidin Ibnu Rusna mengatakan bahwa ruang menjadi muslim yang baik.
lingkup pendidikan akhlaq adalah suatu Dari pendidikan yang baik dan terarah
pendidikan yang bertujuan untuk mendekatkan diri yang telah dilaksanakan di dalam lembaga forman
kepada Allah dengan dilandasi pandangan maupun non formal akan muncul manusia-
terhadap manusia bahwa pekerjaan yang paling manusia yang berakhlaq mulia.
mulia adalah mendidik, menjadi guru.
Menasehatkan agar murid-murid dalam belajar Tujuan Akhlak
bertujuan menjadi ilmuan yang sanggup Tujuan Akhlak dalam ajaran Islam agar
menyebarluaskan demi nilai-nilai kemanusiaan. setiap orang berbudi pekerti (berakhlak),
Semakin lama waktu belajarnya dan semakin berperingai atau beradat istiadat yang baik, yang
sesuai dengan ajaran Islam.

3
Ahmad Warson Munawir, Kamus Al- 6
Munawir,364. Abidin Ibnu Rusna, 1998 Pemikiran Al- Ghozali
4
Barmawie Umary, Materia Akhlak,1. Tentang Pendidikan. PT. Rustaka Pelajar Yogyakarta.
5 7
Zakiyah Daradjat, Pendidikan Islam Keluarga dan Djadmika Rahmat, 1987, Sistem Etika
Sekolah, (Jakarta: PT Remaja Rosdakarya, 1995),cet 2,10 Islam(Akhlak Mulia), Pustaka Islami, Surabaya,73
Asrul Ardiyan Syah
Peranan Majelis Dzikir Madzkhurrah Dalam Pembentukan Akhlak Remaja Yang Religius

Mustafa Zahri sebagaimana yang dikutip (pemaksaan), al-ihsan (kebajikan), al-adat


oleh Abudin Nata dalam buku “Akhlak Tasawuf” (kebiasaan), al-ibadat (pengabdian), al-qahr wa
mengatakan bahwa “Akhlak bertujuan untuk al-sulthan (kekuasaan dan pemerintahan), al-
membersihkan kalbu (hati) dan kotoran-kotoran tadzallul wa al-khudu (tunduk dan patuh), al-
hawa nafsu dan amarah sehingga hati menjadi suci tha’at (taat), al-islam al-tauhid (penyerahan dan
bersih, bagaikan cermin yang dapat Nur cahaya mengesakan Tuhan).12
Tuhan.”8 Dalam kehidupan sehari-hari, dikenal
Keterangan tersebut memberi petunjuk istilah religi (religio, bahasa Latin; religion,
bahwa akhlak bertujuan memberikan panduan bahasa inggris), agama, dan din (al-diin, bahasa
kepada manusia agar mampu menilai dan Arab). Walaupun secara etimologis memiliki arti
menentukan suatu perbuatan untuk selanjutnya sendiri-sendiri, namun secara terminologis dan
menentukan bahwa perbuatan tersebut termasuk teknis istilah-istilah di atas berinti makna sama.
perbuatan yang baik atau yang buruk.
METODE
Pengertian Remaja Dalam penelitian ini peneliti
Orang Barat menyebut remaja dengan menggunakan pendekatan penelitian kualitatif
istilah “puber”, sedangkan orang Amerika dengan jenis penelitian studi kasus. Penelitian ini
menyebutnya “Adolesensi”. Dalam kamus dilasanakan di dusun Mojodadi desa Selorejo
Psikologi puberty (pubertas) adalah periode dalam kecamatan Mojowarno Jombang. Adapun
kehidupan dimana terjadi kematangan organ-organ beberapa metode yang peneliti gunakan adalah
seks mencapai tahap menjadi fungsi onal.9 observasi, wawancara dan dokumentasi,
Sedangkan di Negara kita ada yang menggunakan sedangkan analisis data yang digunakan dalam
istilah “Agil Baligh”, “Pubertas”, dan yang paling penelitian ini adalah analisis data deskriptif, yaitu
banyak menyebutnya “Remaja”. cara analisa yang cenderung menggunakan kata-
Sementara itu, di lihat dari segi pandang kata untuk menjelaskan fenomena atau data yang
hukum dan Perundang Undangan, remaja adalah diperoleh.
“di atas 12 tahun dan di bawah 18 tahun serta
belum menikah. Maksudnya adalah apabila terjadi HASIL DAN PEMBAHASAN
suatu pelanggaran hukum dari seseorag dalam usia
tersebut, maka hukum baginya tidak sama dengan Majlis ta’lim dan majelis dzikir sebagai
orang biasa. sebuah lembaga pendidikan yang bersifat non
formal bidang keagamaan diharapkan dapat
Pengertian Religius menjalankan fungsinya dalam mengembangkan
Kata religi (latin) atau relegere berarti system nilai dan norma yang dimiliki Islam.
mengumpulkan dan membaca, sedangkan religare Senantiasa menanamkan akhlak yang luhur dan
berarti mengikat.10 Kata agama dapat disamakan mulia, meningkatkan kemajuan ilmu pengetahuan,
dengan kata religion dalam bahasa Inggris, religie serta memberantas kebodohan umat Islam agar
dalam bahasa Belanda, keduanya berasal dari memperoleh kehidupan yang bahagia, sejahtera
bahasa Latin, religio dari akar kata religare yang dan di ridhai oleh Allah swt.
berarti mengikat.11 Keduanya juga merupakan lembaga
Dalam bahasa Arab, agama di kenal pendidikan masyarakat yang tumbuh dan
dengan kata al-din dan al-milah. Kata al-din berkembang dari kalangan masyarakat Islam itu
sendiri mengandung berbagai arti. Ia bisa berarti sendiri yang kepentingannya untuk kemaslahatan
al-mulk (kerajaan), al-khidmat (pelayanan), al-izz umat manusia. Oleh karena itu majelis taklim dan
(kejayaan), al-dzull (kehinaan), al- ikrah majelis dzikir adalah lembaga swadaya masyarakat
yang hidupnya didasarkan kepada “ta’awun”
8 (tolong menolong) dan “ruhamaau bainahum”
Abudin Nata, .Akhlak Tasawuf, (Jakarta: PT
(belas kasihan di antara mereka).
Ramadhani, 1993), 13.
9 Majlis dzikir yang dipimpin oleh seorang
J.P.Chaplin, Kamus lengkap Psikologi,
tokoh masyarakat di Dusun Mojodadi Desa
(Jakarta: PT Raja Grapindo Persada, 2004), cet. Ke-9
Selorejo Kecamatan Mojowarno Ustadz Ali
409
10
Jalaluddin, Psikologi Agama, (Jakarta: PT. Shodiq S.Pd.I, yang dimana jama’ahnya
Rajagrafindo Persada, 2010), 12 dinamakan Majelis Dzikir, Khotmil Qur’an dan
11
Dadang Kahmad, Sosiologi Agama,
12
(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), 13 Dadang Kahmad, Sosiologi......,13
Journal of Education and Management Studies (JoESM) 51
Vol. 3, No. 6, Desember 2020 Hal. 47-52

Tadzkirah atau biasa yang disebut masyarakat pembentukan akhlak remaja yang religius di
adalah (MADZKHURRAH), selain itu jama’ahnya dusun Mojodadi, antara lain yaitu sebagai
berjumlah puluhan orang yang hadir untuk duduk pemantik belajar agama remaja dan sebagai
bersama beliau yang membaca Istighotsah, surat media pembinaan akhlak remaja.
Yasin dan membaca Shalawat untuk mendapatkan 3. Faktor-faktor pendukung dan penghambat
keberkahan sang Nabi di Hari kiamat nanti, serta pelaksanaan Majlis Dzikir “Madzkhurrah”
kajian kitab kuning. dalam pembentukan akhlak remaja yang
Melalui kegiatan majlis dzikir dan majelis religious di Dusun Mojodadi Desa Selorejo
ta’lim, para generasi muda memperoleh Kecamatan Mojowarno
pengatahuan tentang dasar-dasar dan wawasan Adapun yang menjadi faktor-faktor
keislaman, seperti masalah ibadah, aqidah, fiqih, pendukung kegiatan majlis dzikir
ahkhlak, yang dipimpin oleh seorang tokoh MADZKHURRAH tersebut adalah sebagai
masyarakat di Dusun Mojodadi Desa Selorejo berikut:
Kecamatan Mojowarno yaitu Ustadz Ali Shodiq a. Adanya perhatian dari orang tua, tokoh
S.Pd.I yang dimana jama’ahnya mayoritas anak masyarakat seperti kepala desa dan
muda, bapak, remaja, semuanya, tetapi yang kepala dusun, remaja masjid/musholla
difokuskan adalah remaja karena anak muda dan berbagai tokoh lain yang mempunyai
penerus bangsa masa depan. Dan pembinaan perhatian terhadap pelaksanaan kegiatan
akhlak merupakan bagian integral dan tak majlis dzikir tersebut
terpisahkan dalam dunia pendidikan, karena tujuan b. Adanya motivasi dari diri sendiri dari
pendidikan dalam Islam adalah menciptakan para remaja untuk mengikuti kegiatan
manusia yang beriman dan bertaqwa melalui ilmu majelis dzikir MADZKHURRAH
pengetahuan, keterampilan, dan berprilaku sesuai c. Adanya kepatuhan dari masyarakat
dengan nilai-nilai Islam. dalam melaksanakan syari’at Islam
d. Adanya kesadaran dan kesabaran yang
SIMPULAN DAN SARAN tinggi yang ditunjukkan oleh para
Kesimpulan pengurus majlis dzikir
Dari hasil penelitian yang telah peneliti e. Adanya fasilitas yang cukup membantu
lakukan di dusun Mojodadi, berkenaan dengan dalam melaksanakan kegiatan
peranan majelis dzikir, khotmil quran, dan keagamaan tersebut
tadzkirah (MADZKHURRAH) dalam Sedangkan yang menjadi kendala
pembentukan akhlak remaja yang religius di dusun atau faktor penghambat dalam pelaksanaan
Mojodadi, maka dapat diambil kesimpulan kegiatan majlis dzikir MADZKHURRAH di
berdasarkan hasil dari analisis data yang telah dusun Mojodadi adalah sebagai berikut:
penulis utarakan, yaitu sebagai berikut: a. Kurangnya dorongan dan motivasi orang
1. pelaksanaan kegiatan majelis dzikir tua
“Madzkhurrah” di Dusun Mojodadi Desa b. Perekonomian
Selorejo Kecamatan Mojowarno di Dusun c. Kurangnya sumber daya manusia
Mojodadi Desa Selorejo Kecamatan d. Pengaruh teknologi
Mojowarno. Saran
Berdasarkan temuan dan paparan data Berdasarkan hasil penelitian yang telah
peneliti menyimpulkan bahwa pelaksanaan dilakukan oleh penulis di dusun Mojodadi desa
kegiatan majelis dzikir “Madzkhurrah” di Selorejo kecamatan Mojowarno, maka penulis
Dusun Mojodadi Desa Selorejo Kecamatan dapat memberikan beberapa saran sebagai berikut:
Mojowarno di Dusun Mojodadi Desa Selorejo 1. Pembina, pengasuh dan pengurus majelis
Kecamatan Mojowarno adalah kegiatan dzikir MADZKHURRAH
mingguan, kegiatan bulanan dan kegiatan a. Pada dasarnya proses majelis dzikir
tahunan. MADZKHURRAH dalam rangka
2. Peranan majlis dzikir (MADZKHURRAH) membentuk akhlak remaja yang religius
dalam membentuk akhlak remaja yang di dusun Mojodadi sudah terlaksana
religius di Dusun Mojodadi Desa Selorejo dengan sangat baik, akan tetapi perlu
Kecamatan Mojowarno adanya peningkatan dalam bentuk
Berdasarkan temuan dan paparan data bimbingan, pengawasan dan penilaian
peneliti menyimpulkan bahwa peran majelis serta adanya pengembangan kegiatan,
dzikir MADZKHURRAH dalam
Asrul Ardiyan Syah
Peranan Majelis Dzikir Madzkhurrah Dalam Pembentukan Akhlak Remaja Yang Religius

praktik keagamaan yang lebih Mulyana, Deddy. Metode Penelitian Kualitatif.


kontemporer, edukatif dan kreatif Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010.
b. Hendaknya ada kerjasama dengan
Pendidikan, Departemen dan Kebudayaan, Kamus
pemerintah, dengan berbadan hukum
Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Pustaka,
secara resmi sehingga memiliki kekuatan
1999, cet. Ke-10.
hukum dalam menjalankan aktivitas
dakwahnya Purwati, Eni dkk. Pendidikan Karakter. Surabaya:
c. Hendaknya para pengurus lebih PT Masmedia Buana Pustaka. 2012.
bertanggung jawab lagi terhadap tugas- Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta:Kalam
tugas yang telah diberikan Mulia, 1994, Cet,ke-1.
d. Hendaknya semua kegiatan keagamaan
dilaksanakan dengan terencana, Sulthani, Mawardi, Labay El-“Zikir dan Doa
terprogram dan dievaluasi sehingga apa Dalam Kesibukan’’ Departemen Penerangan RI
yang diharapkan sesuai dengan visi dan 1992.
misi majelis dzikir MADZKHURRAH Sudjana, Nana. Penelitian dan Penilaian
sebagai perwujudan pembentukan akhlak Pendidikan. Bandung: Sinar Baru Algensindo,
yang religius 2014.
e. Besar harapan hasil penelitian ini bisa
dijadikan bahan pertimbangan yang pada Sugiono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif
akhirnya dapat bermanfaat bagi dan R&D. Bandung: Alfabeta, 2015.
suksesnya peran majelis dzikir Undang-Undang RI. No. 20 Tahun 2003 tentang
MADZKHURRAH dalam pembentukan SISDIKNAS, Bandung: citra unbara,2006.
akhlak remaja yang religius di dusun
Mojodadi Yanis, Nur Panduan Pendidikan Agama Islam
2. Remaja yang mengikuti kegiatan keagamaan Pada Masyarakat, Jakarta: 2003.
pada majelis dzikir MADZKHURRAH
Kepada remaja hendaknya mengikuti
kegiatan ini secara rutin, disiplin, dan menaati
peraturan yang telah disepakati bersama serta
agar mengamalkan apa-apa yang telah didapat
selama mengikuti kegiatan keagamaan yang
dijalankan oleh majelis dzikir
MADZKHURRAH.

DAFTAR RUJUKAN
Departemen Agama RI. Alquran dan Terjemah.
Bandung: Sygma Exagrafika
Ahmad, Munawir, Warson Kamus Al-Munawir,
Surabaya, Pustaka Progressif, 1997.
Ardani, Moh. Nilai-nilai Akhlak/Budi pekerti
dalam Ibadah, Jakarta: CV Karya Mulia,2001.
Anwar, Rosihon. Akhlak Tasawuf. Bandung: CV
Pustaka Setia. 2010.
Alim, Muhammad. Pendidikan Agama Islam:
Upaya Pembentukan Pemikiran dan
Kepribadian Muslim. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2006.
Mustofa. Akhlak Tasawuf. Bandung: CV Pustaka
Setia. 2014.
Nata, Abudin. Akhlak Tasawuf. Jakarta:
Rajagrafindo Persada. 2006.

You might also like