You are on page 1of 12

ANALISIS PERSAINGAN INDUSTRI KECIL BUBUK KOPI

DI KOTA PEKANBARU

ANALISIS PERSAINGAN INDUSTRI KECIL BUBUK KOPI


DI KOTA PEKANBARU

Jeni Novita1), Jahrizal2), Mardiana2)


1) Mahasiswa Jurusan Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis, Universitas Riau
2) Dosen Jurusan Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis, Universitas Riau
Email : jeni.novita1844@student.unri.ac.id

Abstract: This study aims to see the business competition of the coffee powder industry in
Pekanbaru City and to find out alternative strategies to increase sales of coffee powder in
Pekanbaru City. The approach method used in this study uses a quantitative descriptive
approach. The types of data used in this study are primary and secondary data. Where the
primary data is obtained directly from the respondents through interviews, questionnaires,
documentation. While the secondary data is obtained through government agencies such as
the Central Statistics Agency for Pekanbaru City and the Pekanbaru City Industry and Trade
Department. The analytical methods used are CR4 market structure, HHI and Porter's
analysis. The results showed that the market structure showed a CR4 value of 83.01%. This
indicates that the level of concentration of small coffee powder industry businesses in
Pekanbaru City is in a tight oligopoly market condition. And the HHI value shows a value of
2,078.63. This means that the market is moderately concentrated, which means that small
coffee powder industry business competition is in a oligopoly. The results of Porter's analysis
research can be seen that the competition for small coffee powder industries in Pekanbaru
City is quite high, because the number of coffee powder industries is large, both licensed and
unlicensed. From the supplier variable, it is quite strong coming from inside and outside the
region. From the newcomer variable, there are not too many obstacles to entering the
business such as the amount of capital, the same type of business that has lasted a long time,
as well as price competition and product quality. From the substitute product substitution
variables that threaten the existence of the coffee powder business in Pekanbaru City, namely
the existence of packaged coffee and packaged tea with relatively cheap prices and good
product quality.

Keywords: Business Competition, Coffee Powder, CR4, HHI, porter

I. PENDAHULUAN Salah satu aspek yang mendukung


Indonesia adalah salah satu dari pembangunan nasional adalah sektor
beberapa negara berkembang di Asia industri. Dimana sektor ini memiliki
Tenggara yang sedang giat-giatnya hubungan yang sangat penting bagi
melakukan pembangunan secara nasional, pertumbuhan dan pembangunan suatu
dimana tujuan utama dari pembangunan ini negara. Sektor industri merupakan sektor
berguna untuk mewujudkan kesejahteraan yang paling banyak bersaing di Indonesia
masyarakat. Dengan adanya pembangunan yang ditandai dengan munculnya berbagai
nasional diharapkan dapat mengurangi industri kecil dan industri menengah di
berbagai masalah yang dihadapi oleh berbagai daerah di Indonesia.
negara diantaranya kemiskinan, tingkat Pekanbaru merupakan sentra
pengangguran yang tinggi, pemerataan pemerintahan di Provinsi Riau. Kota
ekonomi, dan masalah-masalah lainnya. Pekanbaru menjadi tujuan utama para
Pembangunan ekonomi adalah pencari pekerjaan baik dari dalam maupun
pertumbuhan ekonomi yang diikuti oleh luar daerah. Saat ini kondisi
perubahan dalam struktur maupun corak perekonomian Pekanbaru sedang
kegiatan ekonomi dengan mempercepat mengalami pertumbuhan yang diukur dari
pertumbuhan ekonomi dan pemerataan produk domestik regional bruto (PDRB)
pendapatan (Sukirno, 2011). dengan harga berlaku RP 199,55 triliun
dimana terdapat pertumbuhan ekonomi

JURNAL ECONOMICA 111


Vol. X No 2, Oktober 2022
ANALISIS PERSAINGAN INDUSTRI KECIL BUBUK KOPI
DI KOTA PEKANBARU

positif sebesar 5,55 % secara tahunan atau Tabel 1 Data Perkembangan Industri
year on year. Salah satu industri kecil Kecil dan Menengah di Kota
menengah (IKM) yang memiliki potensi Pekanbaru Tahun 2017-2020
dalam memacu pertumbuhan sektor industri N Jumlah Perusahaan (Unit)
o Kecamatan
di Kota Pekanbaru adalah industri 2017 2018 2019 2020
pengolahan bubuk kopi. Menurut 1 Tampan 15 10 11 21
Kementrian Perindustrian (2019), industri 2 Payung Sekaki 29 17 12 22
3 Bukit raya 5 5 3 3
pengolahan kopi ini memiliki peluang 4 Marpoyan damai 19 3 4 9
untuk berkembang karena industri bubuk 5 Tenayan raya 6 9 3 8
6 Lima puluh 3 3 1 1
kopi di dukung dengan bahan baku yang 7 Sail - 1 - -
memadai. Oleh karena itu diperlukan 8 Pekanbaru kota 7 - 4 -
strategi dan upaya agar produksi bubuk 9 Sukajadi 15 5 6 4
10 Senapelan 7 2 3 5
kopi terus meningkat. Salah satu hal 11 Rumbai 6 - 4 6
pendorong tingkat produksi bubuk kopi di 12 Rumbai pesisir 5 - 1 1
Jumlah 117 54 52 80
Pekanbaru adalah semakin banyaknya cafe-
cafe yang berdiri setiap tahunnya. Semakin Sumber: Dinas Perindustrian dan
banyaknya cafe-cafe yang berdiri di setiap Perdagangan Kota Pekanbaru,
tahunnya maka secara tidak langsung 2021.
kebutuhan akan bubuk kopi
meningkat,sehingga persaingan bubuk kopi Tabel 2 Data Perkembangan Usaha
di Kota Pekanbaru juga meningkat. Bubuk Kopi Berizin di Kota
Kopi merupakan minuman yang Pekanbaru dari Tahun 2016-
populer saat ini bukan hanya dari aroma 2020
No Tahun Jumlah Usaha (Unit)
tetapi juga cita rasanya yang disukai oleh 1 2016 17
semua kalangan. Selain untuk di minum, 2 2017 11
3 2018 9
kopi juga banyak digunakan sebagai 4 2019 12
alternatif pewangi ruangan. Jika dilihat dari 5 2020 9
segi harga kopi masih bersifat ekonomis Sumber: Dinas Perindustrian dan
atau terjangkau oleh semua kalangan Perdagangan Kota Pekanbaru,
masyarakat, khususnya pada kalangan anak 2021.
muda. Dengan semakin banyaknya cafe- Industri bubuk kopi termasuk salah
cafe yang bermunculan di Kota Pekanbaru satu jenis usaha kecil yang dapat diolah
khususnya cafe yang menjual aneka oleh masyarakat di rumah atau home
minuman kopi menunjukan bahwa kopi industry. Dalam menjalankan usaha ini
menunjukan bahwa kopi sukai oleh perlu adanya campur tangan dari
kalangan muda hingga tua. pemerintah dalam hal pemberian modal
Industri kecil dan menengah (IKM) dan juga dalam penentuan kebijakan-
memegang peran yang sangat penting kebijakan yang dapat mendukung usaha
dalam memberikan kontribusi yang besar ini berlangsung. Berikut disajikan data
bagi perekonomian negara tersebut, baik di permasalahan yang dihadapi oleh industri
negara maju maupun di negara berkembang kecil bubuk kopi di Kota Pekanbaru.
termasuk di Indonesia, karena dengan Dalam fenomena tersebut adanya
adanya IKM masalah penyerapan tenaga penjualan yang tidak sesuai dengan
kerja dapat teratasi, sehingga dapat menjadi produksi dan persaingan usaha yang ketat
sumber pendapatan utama bagi masyarakat. sehingga setiap pemilik usaha perlu untuk
Berikut disajikan data jumlah mengetahui strategi bersaing. Menurut
perkembangan industri kecil dan menengah Porter (1980), persaingan tidak hanya
di Kota Pekanbaru tahun 2017-2020. bertolak ukur pada keberhasilan dalam
mengambil keuntungan saja tetapi
bagaimana sebuah pemilik usaha

112 JURNAL ECONOMICA


Vol. X No 2, Oktober 2022
ANALISIS PERSAINGAN INDUSTRI KECIL BUBUK KOPI
DI KOTA PEKANBARU

memanfaatkan kekuatan/potensi yang Pada umumnya, semakin maju tingkat


dimiliki oleh pengusaha untuk bersaing perkembangan perindustrian di suatu negara
dalam industri yang ada sehingga atau daerah, maka semakin banyak jumlah
keuntungan yang di dapat bisa secara terus dan macam industri, dan makin kompleks
menerus dan tidak kalah saing dengan pula sifat kegiatan dan usaha tersebut. Cara
berbagai produk yang baru bermunculan. penggolongan atau pengklasifikasian
Beberapa permasalahan utama industri pun berbeda-beda. Tetapi pada
dalam usaha bubuk kopi adalah Modal dasarnya, pengklasifikasian industri
usaha yang kurang untuk membeli bahan didasarkan pada kriteria yaitu berdasarkan
baku, pengolahan bubuk kopi masih bahan baku, tenaga kerja, pangsa pasar,
menggunakan alat tradisional, pembeli modal, atau jenis teknologi yang
yang kurang disebabkan banyaknya digunakan.Selain faktor-faktor tersebut,
pesaing bubuk kopi, sehingga tidak mampu perkembangan dan pertumbuhan ekonomi
mempertahankan dan meningkatkan jumlah suatu negara dapat juga menentukan
pembelinya dan mengakibatkan penjualan keanekaragaman industri negara tersebut,
bubuk kopi menurun. Dengan adanya semakin besar dan kompleks kebutuhan
fenomena persaingan yang semakin ketat, masyarakat yang harus dipenuhi, maka
pemilik/pengelola usaha dituntut untuk semakin beraneka ragam jenis industrinya.
terus berupaya mampu menjual produknya,
mempunyai kemampuan untuk bersaing Jenis-Jenis Industri
dalam usaha bubuk kopi, meningkatkan BPS Kota Pekanbaru Menyebutkan
loyalitas produk dan menciptakan kesan bahwa definisi industri dibedakan menjadi
merek produk yang baik pada pembelinya. industri pengolahan dan industri jasa.
Sehingga jumlah pembeli tidak menurun Industri pengolahan (manufaktur) adalah
tetapi semakin meningkat, karena suatu kegiatan ekonomi yang melakukan
masyarakat sebagai konsumen mempunyai pengolahan bahan dasar secara
selera yang beragam untuk memenuhi kimia,mekanis atau dengan tangan sehingga
tingkat kepuasannya sendiri. menghasilkan barang yang nilainya menjadi
jadi lebih tinggi kepada pemakai akhir.
II. KERANGKA TEORI Sedangkan industri jasa adalah kegiatan
yang dalam pelaksanaannya mengerjakan
Teori Industri keperluan orang lain yang berupa barang
Menurut Hasibuan (2012) pengertian dan menerima sejumlah uang atau barang
industri dibagi dalam ruang lingkup mikro lain sesuai kesepakatan sebagai balas jasa.
(kecil) dan makro (besar).Secara mikro, Pada kegiatan ini konsumen menyediakan
industri adalah sebagai kumpulan dari bahan baku dan produsen sebagai pihak
perusahaan yang menghasilkan barang- pengolahnya saja dan nanti nya akan
barang sejenis (homogen) atau barang yang menerima balas jasa berupa uang (upah).
dapat menggantikan sangat barang lain.
Sedangkan Secara makro industri adalah Pengertian Produksi
suatu kegiatan ekonomi yang menciptakan Produksi merupakan suatu kegiatan
nilai yang kemudian dapat dipergunakan atau yang mengubah input menjadi output
dengan kata lain memiliki nilai tambah. Jadi Kegiatan input dan output tersebut dalam
batasan industri secara mikro adalah ekonomi bisa dinyatakan dalam fungsi
sekumpulan perusahaan yang menghasilkan produksi. Fungsi produksi menunjukkan
barang dan secara makro kegiatan ekonomi jumlah maksimum output yang dapat
yang membentuk pendapatan. dihasilkan dari pemakaian sejumlah input
Industri merupakan kegiatan ekonomi dengan menggunakan teknologi tertentu
yang luas maka jumlah dan macam industri (Sugiarto, 2007).
berbeda-beda untuk tiap negara atau daerah.

JURNAL ECONOMICA 113


Vol. X No 2, Oktober 2022
ANALISIS PERSAINGAN INDUSTRI KECIL BUBUK KOPI
DI KOTA PEKANBARU

Penjualan Struktur Pasar Industri


Menurut Wiharta dan Sugiharto Struktur pasar merupakan elemen
(2013) Penjualan atau selling yaitu suatu strategis yang relatif permanen dari
kegiatan dimana ditujukan untuk mencari lingkungan perusahaan yang mempengaruhi
pembeli, mempengaruhi dan memberikan dan dipengaruhi oleh perilaku dan kinerja
petunjuk pada pembeli untuk membeli suatu didalam pasar (Dumairy, 2000). Struktur
produk yang ditawarkan perusahaan sesuai pasar yaitu bahasan yang penting untuk
dengan kebutuhannya serta adanya mengetahui perilaku dan kinerja suatu
kesepakatan mengenai harga antara penjual industri. Struktur pasar biasanya
dan pembeli. menunjukkan atribut pasar yang
mempengaruhi sifat persaingan. Struktur
Bubuk Kopi pasar biasanya dapat dinyatakan dalam
Menurut Bastian (2015) Kopi ukuran distribusi perusahaan pesaing.
merupakan salah satu komoditi perkebunan Elemen struktur pasar adalah pangsa pasar
yang sudah sejak lama dibudidsakan oleh (market share) dan Konsentrasi
masyarakat dan memiliki nilai ekonomis (Concentration). Sifat yang kompetitif dari
yang cukup tinggi sehingga memiliki peran pasar menunjukkan seberapa jauh masing-
yang cukup penting dalam kemajuan masing perusahaan untuk mempengaruhi
perekonomian nasional. Bubuk kopi pasar tempat ia menjual produknya. Makin
merupakan proses pengolahan kopi yang kecil kekuatan yang dimiliki makin
paling sederhana. Dimana biji kopi yang kompetitif pasar itu. Bentuk yang ekstrim
telah melalui beberapa tahapan dan dari sifat kompetitif adalah jika perusahaan
kemudian dikemas, pembuatan kopi bubuk sama sekali tidak mempunyai kekuatan-
biasanya banyak dilakukan oleh petani, kekuatan pasar (Dumairy, 2000).
pedagang pengecer, industri kecil dan pabrik.
Namun pembuatan bubuk kopi rumahan Teori Persaingan Lima Kekuatan Porter
(home industry) hanya dilakukan secara Menurut Porter (1980),
tradisional dan alat-alat sederhana. mendefinisikan tentang keunggulan
Jenis kopi yang dipergunakan dalam bersaing adalah jantung kinerja perusahaan
produksi bubuk kopi yang ada di Kota didalam pasar bersaing. Selain itu
Pekanbaru yaitu kedua jenis kopi diatas yang keunggulan bersaing yang juga berpengaruh
memalui beberapa tahapan. Tahapan pertama adalah strategi perusahaan, struktur dan
setelah biji kopi dibeli kepada produsen yaitu para pesaing yang ada. Atau, dalam
proses pengeringan selama 1 minggu. persaingan tingkat daerah dan nasional.
Biasanya pengeringan secara manual Kehadiran pesaing lokal sangat
menggunakan cahaya matahari dan bisa berpengaruh terhadap pengembangan
menggunakan mesin pengeringan. Tahap inovasi. Pesaing lokal memiliki rangsangan
selanjutnya yaitu proses penyangraian yaitu lebih besar daripada pesaing asing untuk
proses pembentukan rasa dan aroma kopi melakukan peningkatan pada usaha mereka.
biasanya dilakukan menggunakan mesin
proses ini biasanya berlangsung 2-3 jam Kerangka Pemikiran
hingga berwarna kecokelatan. Pada proses Gambar 1 Skema Kerangka Pemikiran
penyangraian ini memerlukan keahlian
khusus dikarena tekstur kopi yang berbeda-
beda. Proses selanjutnya yaitu biji kopi
yang telah melalui proses penyangraian
kemudian didiamkan hingga dingin.
Selanjutnya proses pengahalusan biji kopi
menjadi bubuk kopi. Tahapan yang terahir
yaitu proses pengemasan.

114 JURNAL ECONOMICA


Vol. X No 2, Oktober 2022
ANALISIS PERSAINGAN INDUSTRI KECIL BUBUK KOPI
DI KOTA PEKANBARU

III. METODOLOGI Data Sekunder


Data sekunder adalah data yang
Lokasi dan Waktu Penelitian berasal dari instansi atau dinas-dinas yang
Penelitian ini dilakukan di Kota terkait langsung atau tidak langsung dalam
Pekanbaru, dipilihnya usaha bubuk kopi di penelitian ini, yaitu Dinas Perindustrian dan
Pekanbaru sebagai lokasi penelitian karena Perdagangan Kota Pekanbaru. Data
kota Pekanbaru merupakan salah satu kota di sekunder yang digunakan dalam penelitian
Provinsi Riau dan juga merupakan ibu kota ini dapat berupa dokumen-dokumen atau
dari Provinsi Riau. Disamping itu juga literatur literatur dari website, jurnal,
terpilihnya Pekanbaru sebagai lokasi skripsi, dan lain sebagainya yang berkaitan
penelitian dikarenakan memiliki dengan penelitian ini.
perkembangan dan pertumbuhan
perindustrian yang sedang pesat dan juga Teknik Pengumpulan Data
didukung oleh perkembangan cafe-cafe di Di dalam pengumpulan data-data
kota Pekanbaru. Waktu yang digunakan yang diperlukan, digunakan teknik sebagai
dalam penelitian ini sejak tanggal berikut:
dikeluarkannya izin tugas penelitian dalam a. Kuesioner, Kuesioner adalah sejumlah
kurun waktu 2021-2022. pertanyaan tertulis yang digunakan
untuk memperoleh informasi dari
Populasi dan Sampel responden dalam arti laporan tentang
Populasi dalam penelitian ini adalah pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui
yaitu keseluruhan usaha industri di kota (Arikunto, 2010). Dalam penelitian ini
Pekanbaru yang berjumlah 9 usaha industri kuesioner digunakan untuk
bubuk kopi. Pengambilan sampel dengan memperoleh data primer. Metode ini
metode survei yakni 9 unit usaha yang dilakukan dengan cara membuat daftar
menjadi responden karena kenyataan di pertanyaan untuk kuesioner yang
lapangan. Jadi pengambilan sampel dalam kemudian diisi oleh responden sesuai
penelitian ini adalah 9 unit usaha industri dengan pertanyaan dan dijawab sesuai
bubuk kopi di Kota Pekanbaru. dengan keadaan yang sebenarnya.
b. Wawancara, Wawancara adalah teknik
Jenis dan Sumber Data pengumpulan data yang dilakukan
Jenis data yang digunakan adalah data dengan cara mengadakan tanya jawab
gabungan yaitu penggabungan dari data untuk memperoleh informasi dari
primer dan data sekunder yang kemudian wawancara (Arikunto, 2010).
diolah sesuai dengan kebutuhan dalam Diperoleh dengan cara mewawancarai
penelitian ini, data-data tersebut diperoleh pemilik usaha industri bubuk kopi
dari dinas perindustrian dan perdagangan mengenai hal-hal yang berhubungan
Kota Pekanbaru. dengan penelitian bubuk kopi dan
Data Primer menggunakan daftar yang telah disusun
Data primer adalah data yang sebelumnya.
diperoleh langsung dari subjek penelitian,
dalam hal ini peneliti memperoleh data atau Definisi Operasional Variabel dan
informasi langsung dengan menggunakan Pengukuran Variabel
instrumen-instrumen yang telah ditetapkan. Variabel penelitian adalah konsep
Data primer dikumpulkan oleh peneliti untuk
atau construct yang dapat diukur dengan
menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian.
Dalam penelitian ini metode pengambilan berbagai macam nilai untuk memberikan
data primer diperoleh dari kuesioner dan gambaran yang nyata mengenai fenomena
wawancara langsung terhadap informan. yang terjadi dalam industri. Variabel adalah
segala sesuatu yang berbentuk apa saja

JURNAL ECONOMICA 115


Vol. X No 2, Oktober 2022
ANALISIS PERSAINGAN INDUSTRI KECIL BUBUK KOPI
DI KOTA PEKANBARU

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari usaha yang ketat sehingga rekomendasi
sehingga diperoleh informasi tentang hal solusi yang paling tepat yaitu promosi dari
tersebut kemudian ditarik kesimpulannya setiap usahanya lebih ditingkatkan.
(Sugiyono, 2013). Gambaran-gambaran Permasalahan yang paling banyak
keadaan dan kondisi tentang persaingan dihadapi oleh industri kecil bubuk kopi di
Kota Pekanbaru yaitu penjualan yang
usaha industri bubuk kopi di Kota Pekanbaru.
menurun dengan persentase paling besar
Dilihat dari bentuk struktur pasar (CR4, dan yaitu 45%, kemudian permasalahan
IHH) dan Analisis Porter Five Forces Model persaingan usaha berada pada urutan kedua
yaitu 5 kekuatan kompetitif Porter variabel dengan persentase 25%. Selanjutnya
persaingan usaha, variabel pemasok, variabel masalah yang dihadapi oleh pengusaha
pembeli, variabel pendatang baru dan bubuk kopi di Kota Pekanbaru yaitu Belum
variabel sustitusi yang dikaitkan teori yang adanya inovasi kemasan karena belum
ada hubungannya dengan permasalahan- adanya mesin dengan persentase 15%.
permasalahan yang dibahas. Dan juga Kemudian permasalahan dengan persentase
disajikan variabel pendukung seperti aspek paling kecil yaitu produksi masih
menggunakan mesin sederhana dan bahan
ekonomi, aspek sumber daya, aspek
baku langka yaitu 1 industri kecil bubuk
keuangan. Berikut tabel operasional tabel kopi dengan persentase sebesar 5%.
usaha industri kecil bubuk kopi yang ada di Permasalahan yang paling banyak
Kota Pekanbaru. yaitu penjualan bubuk kopi menurun di
setiap usahanya, persaingan yang ketat di
Metode Analisis Data setiap usaha bubuk kopi yang ada di Kota
Dalam penelitian ini, peneliti Pekanbaru. Penjualan produk bubuk kopi
menganalisis persaingan usaha industri lokal yang menurun tetapi di Kota
Pekanbaru sendiri dari tahun 2020-2022
bubuk kopi menggunakan analisis deskriptif
pertumbuhan jumlah café-café dan kedai-
kuantitatif. Analisis deskriptif dilakukan kedai kopi semakin meningkat. Hal ini
dengan menganalisis struktur pasar CR4, disebabkan oleh pola usaha dari pemilik
IHH dan Analisis Porter Five Forces Model. usaha bubuk kopi yang berbeda dengan
Analisis kuantitatif adalah analisis dengan usaha café-café dan kedai-kedai kopi.
menampilkan model matematis untuk Pemilik usaha bubuk kopi yang ada di Kota
melihat seberapa nilai dan persentase pada Pekanbaru memasarkan produknya hanya
variabel yang akan diteliti. pada perorangan sehingga penjualan kurang
maksimal. Sedangakan pola usaha pada
IV. ANALISA DATA pemilik usaha café-café dan kefai-kedai
kopi yaitu meroasting/menggiling sendiri
bubuk kopi yang akan disajikan kepada
Analisis Masalah Yang Dihadapi Pelaku
pembeli/konsumen. Pola usaha selanjutnya
Usaha Dan Rekomendasi untuk
dari café-café dan kefai-kedai kopi yaitu
Mengatasinya Pada Usaha Industri Kecil
para pemilik usaha memiliki jaringan
Bubuk Kopi di Kota Pekanbaru
tersendiri dalam memasok bubuk kopi.
Dalam menjalankan usahanya pemilik
usaha bubuk kopi di Kota Pekanbaru banyak
Struktur Pasar Pada Usaha Industri
menhadapi masalah. Berikut disajikan data Kecil Bubuk Kopi di Kota Pekanbaru
permasalahan yang dihadapi oeh setiap usaha
bubuk kopi di Kota Pekanbaru, masalah yang
Pangsa Pasar (Market Share)
paling banyak dihadapi oleh pengusaha
Penguasaan pasar paling tinggi
bubuk kopi di Kota Pekanbaru yaitu berdasarkan konsentrasi penjualan yaitu
Penjualan yang menurun serta persaingan bubuk kasel dengan market share 31,67% .

116 JURNAL ECONOMICA


Vol. X No 2, Oktober 2022
ANALISIS PERSAINGAN INDUSTRI KECIL BUBUK KOPI
DI KOTA PEKANBARU

Sedangkan penguasaan pasar paling rendah pesaing industri yang sama pada usaha
atau tingkat konsentrasi penjualan paling industri kecil bubuk kopi di Kota
rendah yaitu kopi curah dengan market share Pekanbaru dilihat dari tahun berdirinya
0,06%. Persaingan ini disebabkan oleh kebanyakan usaha yang telah lama berdiri.
kapasitas produksi, persaingan harga, jumlah Selanjutnya faktor variabel
penjualan setiap industri bubuk kopi yang persaingan ini yaitu harga bubuk kopi.
berbeda-beda. Harga merupakan faktor yang sangat
penting dalam persaingan industri kecil
Perhitungan Rasio Konsentrasi 4 bubuk kopi di Kota Pekanbaru. Para
Perusahaan Terbesar (CR4)
pengusaha bubuk kopi menjual produknya
Perhitungan rasio konsentrasi CR4
dengan harga yang relatif terjangkau dan
pada usaha industri kecil bubuk kopi di Kota
Pekanbaru yaitu sebesar 83,01%. Hal ini bervariasi tergantung pada target pasarnya.
menunjukan tingkat konsentrasi usaha Penentuan harga yang tepat sangat
industri kecil bubuk kopi di Kota Pekanbaru berpengaruh terhadap tingkat minat
berada pada kondisi pasar ologopoli ketat konsumen untuk membeli suatu produk
dengan nilai 60 ≤ CR4 ≤ 90. oleh karena itu suatu usaha harus
memperhatikan harga jual produknya.
Perhitungan HHI (Herfindahl - Hirschman Pada usaha kecil bubuk
Index) Harga bubuk kopi dapat dilihat
Perhitungan HHI usaha industri kecil berbagai macam harga bubuk kopi yang ada
bubuk kopi di Kota Pekanbaru nilai HHI di Kota Pekanbaru, bubuk kopi yang paling
mahal yaitu bubuk kopi kayana dengan
yaitu 2.078,63. Dengan demikian nilai HHI
harga jual yaitu Rp.152.000/Kg dan harga
pada industri kecil bubuk kopi berdasarkan bubuk kopi yang paling murah yaitu bubuk
pendekatan HHI < 1500 < HHI < 2500 kopi curah yaitu Rp.65.000/Kg. Tabel
artinya pasar yang terkonsentrasi, yang diatas juga menunjukan kualitas dari bubuk
berarti persaingan usaha industri kecil bubuk kopi yang ada di Kota Pekanbaru dimana
kopi berada pada pasar persaingan oligopoli. konsumen membeli sesuai dengan harga
Pemilik usaha industri kecil bubuk kopi pada yang ada dan selera racikan bubuk kopi dari
HHI pertama yaitu bubuk kasel dengan HHI usaha tersebut.
sebesar 1.002,89. Produksi pada usaha bubuk kopi
yang ada di Kota Pekanbaru berbeda di
Analisis Porter Five Forces Model setiap usahanya. Dimana jumlah produksi
paling banyak yaitu bubuk kasel yakni
Persaingan usaha industri bubuk kopi 4.300 Kg. Selanjutnya jumlah produksi
di Kota Pekanbaru dapat dilihat melalui paling kecil yaitu pada usaha bubuk kopi
beberapa variabel yang mempengaruhi curah yakni 10 Kg setiap bulannya.
terjadinya persaingan. Variabel-variabel
tersebut dianalisis berdasarkan analisis Variabel Pemasok
Michael Porter. Variabel yang Cara memperoleh bahan baku
mempengaruhi persaingan usaha industri pemilik usaha industri kecil bubuk kopi di
kecil bubuk kopi di Kota Pekanbaru adalah Kota Pekanbaru tergolong mudah dengan
sebagai berikut: yaitu dengan jumlah usaha 8. Sedangkan
cara memperoleh bahan baku yang
tergolong sulit yaitu 1 usaha. Selanjutnya
Variabel Persaing dilihat dari sumber bahan baku yang berasal
Jumlah usaha industri kecil bubuk dari dalam daerah yaitu seperti Rangsang
kopi di Kota Pekanbaru yaitu 9 unit usaha dan Kampar Kiri, dan bahan baku yang
dan telah berizin. Berdasarkan lama berasal dari luar daerah seperti Medan,
berdirinya usaha kopi bubuk kayana yang Bengkulu, Jambi.
paling lama yaitu tahun 2001 sedangkan
usaha bubuk kopi yang berdiri 4 tahun yaitu
ayah kupi. Dapat disimpulkan tidak banyak

JURNAL ECONOMICA 117


Vol. X No 2, Oktober 2022
ANALISIS PERSAINGAN INDUSTRI KECIL BUBUK KOPI
DI KOTA PEKANBARU

Variabel Pembeli Variabel Pendatang Baru


Upaya promosi yang dilakukan oleh Tabel 5 Pesaing Pelaku usaha Bubuk Kopi
pemilik usaha industri bubuk kopi di Kota di Kota Pekanbaru
Pekanbaru sebagian besar masih dari mulut Pesaing Pelaku usaha Bubuk Kopi
ke mulut sehingga penjualan kurang efektif. Persaingan Usaha Sejenis
1. Lokasi Persaingan Harga dan Kualitas Produk
Persaingan Modal
Tabel 3 Nama Usaha dan Lokasi Usaha Sumber : Data Olahan, 2022.
Bubuk Kopi di Kota Pekanbaru
No Nama Lokasi Indikator Berdasarkan tabel diatas dapat
Usaha Usaha disimpulkan bahwa pesaing pendatang baru
1 Bubuk Jl. Melati Strategi pada usaha industri kecil bubuk kopi di
Kasel Kota Pekanbaru yaitu persaingan usaha
2 Kopi Jl. Tirtoyadi Tidak sejenis, persaingan harga dan kualitas
Bubuk Strategis produk serta persaingan modal.
Kayana
3 Na Coffee JL. Strategis Variabel Substitusi
Nurmalis Menurut pelaku usaha bubuk kopi di
4 Kopi Jl. Jati Strategi Kota Pekanbaru terdapat beberapa produk
Bubuk substitusi seperti kopi kemasan dan teh
Sidikalang kemasan. Dimana sebanyak 9 pelaku usaha
Cap yang menjawab kopi Kemasan dan the
Rumah kemasan menggantikan produk bubuk kopi
Kopi olahan mereka dengan persentase 100%.
5 Kopi Estra Jl. Among Strategis
Labuh Baru Permasalahan dan Rekomendasi Solusi
6 Kopi Jl. Kartama Strategis Untuk Mengatasi Permasalahan Pada
Hendri Usaha Industri Kecil Bubuk Kopi di
7 Nang Jl. Strategis Kota Pekanbaru
Coffee Adisucipto Masalah adalah segala sesuatu yang
8 Ayah Kupi Jl. Perwira Strategis dapat menghambat tercapainya suatu tujuan
9 Kopi Jl. T Bey Sangat atau kesenjangan yang terjadi anatara
Curah Strategis tujuan dan hasil yang akan dicapai.
Sumber : Data Olahan, 2022. Kesenjangan itu dapat berupa teknologi,
sumber daya manusia, ekonomi sosial
2. Produk politik dan budaya. Masalah dalam usaha
adalah suatu kendala yang dihadapi ketika
Tabel 4 Jenis Bubuk Kopi Pada Usaha seseorang wirausahawan dalam mencapai
Industri Bubuk Kopi di Kota target dalam sebuah usaha. Setiap jenis
Pekanbaru usaha pasti memiliki kendala, bagi yang
No Jenis Bubuk Kopi Jumlah Unit bisa mengatasi kendala maka usahanya
Usaha dapat bertahan dan akan terus maju.
(Orang) Untuk kendala penjualan yang
1 Bubuk Kopi Murni 9 menurun rekomendasi solusi yang paling
2 Bubuk Kopi 9 tepat yaitu melakukan promosi atau
Campuran memperkenalkan produk kepada
Sumber : Data Olahan, 2022. masyarakat dan pembeli. Promosi dapat
dilakukan dengan menggunakan media
sosial seperti facebook, instagram, e-
commerce lainnya. Promosi tidak hanya

118 JURNAL ECONOMICA


Vol. X No 2, Oktober 2022
ANALISIS PERSAINGAN INDUSTRI KECIL BUBUK KOPI
DI KOTA PEKANBARU

dilakukan dengan personal selling atau dari Kekuatan pasar (market power) yaitu
mulut ke mulut saja. kondisi dimana satu atau beberapa
Untuk kendala persaingan usaha yang perusahaan memiliki kemampuan dalam
ketat, pemilik usaha industri kecil bubuk kopi mempengaruhi harga output baik secara
yang ada di Kota Pekanbaru harus memilik langsung atau tidak langsung sehingga
branding produk mereka. Karena jika brand mempengaruhi penawaran (supply) dan
sebuah produk telah dikenal oleh masyarakat permintaan (demand) yang ada didalam
maka sebuah produk akan tetap dicintai dan suatu pasar. Oleh karena itu, perusahaan-
dipilih oleh konsumen. perusahan yang beroperasi pada pasar
Untuk kendala kemasan yang belum oligopoli secara umum memiliki
memilik inovasi karena keterbatasan mesin keuntungan yang lebih besar dibandingkan
cetakan rekomendasi solusinya yaitu perusahaan-perusahaan yang beroperasi
membeli mesin cetakan dengan harga yang pada pasar persaingan sempurna atau pasar
relatif terjangkau. Usahakan menanyakan persaingan monopolistik.
sebanyak mungkin informasi yang
diperlukan sebelum memutuskan untuk Analisis Persaingan Usaha Industri Kecil
membeli sebuah produk. Bubuk Kopi di Kota Pekanbaru menurut
Untuk kendala modal para pelaku Porter Five Forces Model
usaha harus pandai mencari infomasi sumber Berdasarkan hasil penelitian yang
dana bantuan untuk UMKM, sebagai contoh dilakukan aspek persaingan merupakan
bantuan pemerintah yang sangat mendukung masalah yang paling sering dihadapi oleh
adanya UMKM dan pemerintah juga sangat pemilik usaha bubuk kopi yang ada di Kota
mengharapakan kemajuan dari UMKM yang Pekanbaru, akibatnya penjualan dari setiap
ada, sehingga menjadi sumber pendapatan usaha menjadi turun karena kalah saing
bagi masyarakat. dengan produk lain. Kondisi persaingan ini
Untuk kendala bahan baku para semakin ketat ditandai dengan naik
pelaku usaha bisa mencari informasi tentang turunnya jumlah usaha industri kecil bubuk
pemasok yang terdekat, hal ini selain kopi yang ada di Kota Pekanbaru.
menghemas ongkos kirim juga sebagai kerja Persaingan industri kecil bubuk kopi
sama yang baik dengan pemasok yang ada semakin tinggi karena adanya bubuk kopi
didalam daerah sehingga pendapatan dari yang datang dari luar daerah.
pemasok juga meningkat. Pada hakekatnya usaha industri
kecil bubuk kopi yang ada di Kota
Analisis Struktur Pasar Usaha Industri Pekanbaru untuk meningkatkan
Kecil Bubuk Kopi di Kota Pekanbaru produksinya memerlukan bahan baku yang
Berdasarkan hasil penelitian yang memadai. Karena dengan adanya bahan
dilakukan persaingan usaha bubuk kopi yang baku yang memadai maka akan
ada di Kota Pekanbaru dengan menggunakan memperlancar jalannya produksi. Pemasok
alat analisis konsentrasi 4 perusahaan bahan baku berupa biji kopi berasal dari
terbesar CR4 dan HHI (Herfindahl- dalam dan luar daerah Riau.
Hirschman Index). Perhitungan dengan Dari segi pembelian, harga bubuk
menggunakan konsentrasi 4 perusahaan kopi yang ada di Kota Pekanbaru
terbesar CR4 mendapatkan hasil sebesar merupakan harga yang paling bersaing.
83,01%. Hal ini menunjukan tingkat Harga bubuk kopi ditentukan oleh pemilik
konsentrasi usaha industri kecil bubuk kopi usaha itu sendiri karena semakin bagus
di Kota Pekanbaru berada pada kondisi pasar kualitas dari bubuk kopi yang dihasilkan
oligopoli ketat dengan nilai 60 ≤ CR4 ≤ 90. maka semakin mahal pula harga bubuk kopi
Oligopoli yaitu pasar yang paling banyak tersebut. Akan tetapi kualitas bubuk kopi
dibahas dalam ekonomi industri karena yang rendah maka akan rendah pula harga
berkaitan dengan kekuatan pasar perusahaan. bubuk kopi tersebut. Hal ini harus diikuti

JURNAL ECONOMICA 119


Vol. X No 2, Oktober 2022
ANALISIS PERSAINGAN INDUSTRI KECIL BUBUK KOPI
DI KOTA PEKANBARU

dengan adanya promosi atau V. KESIMPULAN DAN SARAN


memperkenalkan produk kepada konsumen, Kesimpulan
agar konsumen tertarik untuk membeli bubuk Berdasarkan hasil penelitian
kopi sesuai dengan selera dan kebutuhan mengenai analisis persaingan usaha
yang diinginkan. industri kecil bubuk kopi di Kota
Dalam penelitian ini didukung oleh Pekanbaru, maka penulis menarik
penelitian Surbakti (2020) dengan judul kesimpulan sebagai berikut:
penelitian “Analisis Persaingan Usaha 1. Masalah yang dihadapi oleh usaha
Industri Tepung Sagu Di Kecamatan Merbau industri kecil bubuk kopi di Kota
Kabupaten Kepulauan Meranti”. Alat analisis Pekanbaru yaitu turunnya penjualan
yang digunakan dalam penelitian ini adalah disetiap usaha, persaingan usaha yang
Struktur Pasar CR4 dan IHH, Deskriptif ketat karena kurangnya menggunakan
Porter’s Five Force Model. Hasil teknologi seperti sosial media dan
penelitiannya yaitu struktur pasar iklan lainnya dalam memperkenalkan
menunjukkan CR4 51,62 % ini masuk dalam
produk kepada konsumen. Alasan lain
kategori pasar menengah kebawah yaitu
struktur pasar Persaingan monopolistik atau penjualan menurun dikarenakan
oligopoli longgar. Dan nilai indeks persaingan usaha dengan produk
Herfindahl-Hirschman menunjukkan bahwa pengganti seperti kopi dan the
1.045,95 ini masuk dalam kategori pasar kemasan dengan kualitas yang bagus
persaingan efektif atau monopoli. Hasil dan harga yang relatif terjangkau.
penelitian analisis porter dapat diketahui 2. Berdasarkan persaingan usaha
kondisi persaingan pada industri tepung industri kecil kopi di Kota Pekanbaru
sagu di Kecamatan Merbau Kabupaten menggunakan struktur pasar dengan
Kepulauan Meranti cukup tinggi. Santika mengukur tingkat konsentrasi 4
(2020) dalam penelitiannya yang berjudul perusahaan terbesar atau CR4 bernilai
“Analisis Persaingan Usaha Roti di Kota 83,01% yang berarti hal ini
Pekanbaru”. Hasil temuannya menjelaskan menunjukan konsentrasi usaha bubuk
persaingan usaha industri Mie Basah kopi di Kota Pekanbaru berapada
bersaing dengan faktor harga jual produk, pada kondisi pasar oligopoli ketat
pemasok, pembeli, pendatang baru serta dengan nilai 60 ≤ CR4 ≤ 90.
ancaman produk substitusi yang tinggi. Sedangkan perhitungan HHI yaitu
Pengukuran CR4 dan IHH dalam bentuk 2.078,63. Dengan demikian nilau HHI
struktur pasar industri persaingan oligopoli pada usaha industri kecil bubuk kopi
longgar dan perusahaan didominasi dengan
di Kota Pekanbaru berdasarjan
competitive fringe atau monopoli.
Menurut Porter (1980) jika suatu pendekatan HHI < 1500 < HHI <
industri memiliki keuntungan yang maksimal 2500 yang berarti persaingan usaha
dalam jangka panjang maka para pelaku industri kecil bubuk kopi di Kota
usaha harus mengetahui lima kekuatan Pekanbaru berada pasar persaingan
kompetitif (Porter’s Five Force Model) yang oligopoli.
ada di pasar tersebut. Menurut Porter sebuah 3. Berdasarkan analisis Model Lima
industri tidak hanya bersaing pada industri Kekuatan Porter antara lain: (1)
sejenis saja, oleh karena itu para pelaku Variabel Persaingan, persaingan
usaha harus memanfaatkan peluang-peluang usaha industri kecil bubuk kopi di
usaha, mengetahui persaingan saat ini dan Kota Pekanbaru cukup ketat karena
masa yang akan datang, sehingga memiliki terdapat 9 usaha yang telah memiliki
market power dalam suatu industri dan tidak izin usaha dan terdaftar di Dinas
salah mengambil keputusan dimasa yang Perindustrian dan Perdagangan Kota
akan datang. Pekanbaru. (2) Variabel Pemasok,
pengusaha usaha industri kecil bubuk
kopi di Kota Pekanbaru memiliki

120 JURNAL ECONOMICA


Vol. X No 2, Oktober 2022
ANALISIS PERSAINGAN INDUSTRI KECIL BUBUK KOPI
DI KOTA PEKANBARU

beberapa pemasok yang berasal baik meningkatkan pangsa pasar,


dari dalam kota maupun dari luar kota. konsentrasi rasio, dan untuk
Sumber bahan baku yang berasal dari menambah keuntungan yang lebih
dalam daerah yaitu seperti Rangsang besar bagi para pengusaha industri
dan Kampar Kiri, dan bahan baku yang bubuk kopi.
berasal dari luar daerah seperti Medan, 2. Untuk Pemerintahan dan instansi-
Bengkulu, Jambi. (3) Variabel instansi yang terkait diharapkan dapat
Pembeli, dari segi pembeli bubuk kopi memperhatikan pertumbuhan usaha
di Kota Pekanbaru banyak yang berasal industri kecil bubuk kopi di Kota
dari dalam daerah namun juga ada Pekanbaru dan memberikan modal
beberapa yang datang dari luar kota. dan pelatihan yang cukup agar
Cara meningkatkan penjualan usaha industri bubuk kopi yang pangsa
industri kecil bubuk kopi di Kota pasarnya kecil dapat bersaing dan
Pekanbaru yaitu memanfaatkan secara bertahan di pasaran.
optimal media sosial seperti facebook, 3. Rekomendasi untuk riset selanjutnya,
instagram dan e-commerce. Sehingga terkait dengan analisis persaingan
produk dikenal oleh para pecinta kopi. usaha industri bubuk kopi dengan
Hal lain yang perlu diperhatikan yaitu menggunakan lima kekuatan M.
meningkatkan kualitas produk namun Porter dan memperdalam pembahasan
dengan harga yang masih terjangkau mengenai strategi yang digunakan
oleh konsumen. (4) Variabel Pendatang untuk menghadapi persaingan antar
Baru, untuk variabel pendatang baru industri bubuk kopi yang satu
usaha industri kecil bubuk kopi di Kota dengan industri bubuk kopi lainnya.
Pekanbaru tidak terlalu banyak
dikarenakan hambatan memasuki usaha VI. DAFTAR PUSTAKA
seperti jumlah modal, usaha jenis yang
telah bertahan lama, serta persaingan Arikunto, S,. 2010, Prosedur Penelitian
harga dan kualitas produk. (5) Variabel Suatu Pendekatan Praktek.
Substitusi, produk pengganti yang Jakarta: Penerbit Rineka Cipta.
mengancam adanya usaha bubuk kopi
yang ada di Kota Pekanbaru yaitu Bastian, J., 2015, Analisis Pendapatan Dan
adanya kopi kemasan dan teh kemasan Keuntungan Usaha Pada Industri
dengan harga yang relatif murah dan Bubuk Kopi Tradisional Aceh Di
kualitas produk yang baik. Kecamatan Johan Pahlawan
Kabupaten Aceh Barat.Skripsi
Saran Universitas Teuku Umar
Berdasarkan kesimpulan diatas, Meulaboh, Aceh Barat.
maka dapat diberikan saran sebagai berikut:
1. Untuk pengusaha usaha industri kecil Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota
bubuk kopi di Kota Pekanbaru Pekanbaru, 2021.
sebaiknya melakukan inovasi dengan
meningkatkan pemasaran, promosi Dumairy, 2000, Perekonomian Indonesia.
dan kualitas produksi agar dapat Jakarta, Penerbit Erlangga.
memberikan kepuasan bagi konsumen.
Hasibuan, M., 2012, Manajemen Sumber
Promosi dapat dilakukan menggunakan
Daya Manusia. Jakarta, Penerbit
sosial media seperti facebook,
Bumi Aksara.
instagram dan e-commerce lainnya
sehingga hasil penjualan sesuai dengan Porter, M., .1980. Industry Structure and
hasil produksi dan penjualan Competitive Strategy, Francis:
meningkat. Karena ini dapat Taylor.

JURNAL ECONOMICA 121


Vol. X No 2, Oktober 2022
ANALISIS PERSAINGAN INDUSTRI KECIL BUBUK KOPI
DI KOTA PEKANBARU

Santika, Y. A., 2020. Analisis persaingan


Usaha Roti di Kota Pekanbaru.
Skripsi Fakultas Ekonomi dan
Bisnis.Universitas Riau. Pekanbaru.

Sugiarto, A., 2007, Ekonomi Mikro Sebuah


Kajian Komprehensif. Jakarta,
Penerbit Gramedia Pustaka Utama.

Surbakti, M. A.S., 2020. Analisis Persaingan


Usaha Industri Tepung Sagu Di
Kecamatan Merbau Kabupaten
Kepulauan Meranti. Fakultas
Ekonomi dan Bisnis.Universitas
Riau. Pekanbaru.

Sukirno, S., 2011, Mikro Ekonomi Teori


Pengantar. Jakarta, Penerbit Raja
Grafindo Persada.

Wiharta. W.P., & Sugiharto, S., 2013. Jurnal


Manajemen Pemasaran. Universutas
Kristen Petra: Surabaya

122 JURNAL ECONOMICA


Vol. X No 2, Oktober 2022

You might also like