Professional Documents
Culture Documents
DI KOTA PEKANBARU
Abstract: This study aims to see the business competition of the coffee powder industry in
Pekanbaru City and to find out alternative strategies to increase sales of coffee powder in
Pekanbaru City. The approach method used in this study uses a quantitative descriptive
approach. The types of data used in this study are primary and secondary data. Where the
primary data is obtained directly from the respondents through interviews, questionnaires,
documentation. While the secondary data is obtained through government agencies such as
the Central Statistics Agency for Pekanbaru City and the Pekanbaru City Industry and Trade
Department. The analytical methods used are CR4 market structure, HHI and Porter's
analysis. The results showed that the market structure showed a CR4 value of 83.01%. This
indicates that the level of concentration of small coffee powder industry businesses in
Pekanbaru City is in a tight oligopoly market condition. And the HHI value shows a value of
2,078.63. This means that the market is moderately concentrated, which means that small
coffee powder industry business competition is in a oligopoly. The results of Porter's analysis
research can be seen that the competition for small coffee powder industries in Pekanbaru
City is quite high, because the number of coffee powder industries is large, both licensed and
unlicensed. From the supplier variable, it is quite strong coming from inside and outside the
region. From the newcomer variable, there are not too many obstacles to entering the
business such as the amount of capital, the same type of business that has lasted a long time,
as well as price competition and product quality. From the substitute product substitution
variables that threaten the existence of the coffee powder business in Pekanbaru City, namely
the existence of packaged coffee and packaged tea with relatively cheap prices and good
product quality.
positif sebesar 5,55 % secara tahunan atau Tabel 1 Data Perkembangan Industri
year on year. Salah satu industri kecil Kecil dan Menengah di Kota
menengah (IKM) yang memiliki potensi Pekanbaru Tahun 2017-2020
dalam memacu pertumbuhan sektor industri N Jumlah Perusahaan (Unit)
o Kecamatan
di Kota Pekanbaru adalah industri 2017 2018 2019 2020
pengolahan bubuk kopi. Menurut 1 Tampan 15 10 11 21
Kementrian Perindustrian (2019), industri 2 Payung Sekaki 29 17 12 22
3 Bukit raya 5 5 3 3
pengolahan kopi ini memiliki peluang 4 Marpoyan damai 19 3 4 9
untuk berkembang karena industri bubuk 5 Tenayan raya 6 9 3 8
6 Lima puluh 3 3 1 1
kopi di dukung dengan bahan baku yang 7 Sail - 1 - -
memadai. Oleh karena itu diperlukan 8 Pekanbaru kota 7 - 4 -
strategi dan upaya agar produksi bubuk 9 Sukajadi 15 5 6 4
10 Senapelan 7 2 3 5
kopi terus meningkat. Salah satu hal 11 Rumbai 6 - 4 6
pendorong tingkat produksi bubuk kopi di 12 Rumbai pesisir 5 - 1 1
Jumlah 117 54 52 80
Pekanbaru adalah semakin banyaknya cafe-
cafe yang berdiri setiap tahunnya. Semakin Sumber: Dinas Perindustrian dan
banyaknya cafe-cafe yang berdiri di setiap Perdagangan Kota Pekanbaru,
tahunnya maka secara tidak langsung 2021.
kebutuhan akan bubuk kopi
meningkat,sehingga persaingan bubuk kopi Tabel 2 Data Perkembangan Usaha
di Kota Pekanbaru juga meningkat. Bubuk Kopi Berizin di Kota
Kopi merupakan minuman yang Pekanbaru dari Tahun 2016-
populer saat ini bukan hanya dari aroma 2020
No Tahun Jumlah Usaha (Unit)
tetapi juga cita rasanya yang disukai oleh 1 2016 17
semua kalangan. Selain untuk di minum, 2 2017 11
3 2018 9
kopi juga banyak digunakan sebagai 4 2019 12
alternatif pewangi ruangan. Jika dilihat dari 5 2020 9
segi harga kopi masih bersifat ekonomis Sumber: Dinas Perindustrian dan
atau terjangkau oleh semua kalangan Perdagangan Kota Pekanbaru,
masyarakat, khususnya pada kalangan anak 2021.
muda. Dengan semakin banyaknya cafe- Industri bubuk kopi termasuk salah
cafe yang bermunculan di Kota Pekanbaru satu jenis usaha kecil yang dapat diolah
khususnya cafe yang menjual aneka oleh masyarakat di rumah atau home
minuman kopi menunjukan bahwa kopi industry. Dalam menjalankan usaha ini
menunjukan bahwa kopi sukai oleh perlu adanya campur tangan dari
kalangan muda hingga tua. pemerintah dalam hal pemberian modal
Industri kecil dan menengah (IKM) dan juga dalam penentuan kebijakan-
memegang peran yang sangat penting kebijakan yang dapat mendukung usaha
dalam memberikan kontribusi yang besar ini berlangsung. Berikut disajikan data
bagi perekonomian negara tersebut, baik di permasalahan yang dihadapi oleh industri
negara maju maupun di negara berkembang kecil bubuk kopi di Kota Pekanbaru.
termasuk di Indonesia, karena dengan Dalam fenomena tersebut adanya
adanya IKM masalah penyerapan tenaga penjualan yang tidak sesuai dengan
kerja dapat teratasi, sehingga dapat menjadi produksi dan persaingan usaha yang ketat
sumber pendapatan utama bagi masyarakat. sehingga setiap pemilik usaha perlu untuk
Berikut disajikan data jumlah mengetahui strategi bersaing. Menurut
perkembangan industri kecil dan menengah Porter (1980), persaingan tidak hanya
di Kota Pekanbaru tahun 2017-2020. bertolak ukur pada keberhasilan dalam
mengambil keuntungan saja tetapi
bagaimana sebuah pemilik usaha
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari usaha yang ketat sehingga rekomendasi
sehingga diperoleh informasi tentang hal solusi yang paling tepat yaitu promosi dari
tersebut kemudian ditarik kesimpulannya setiap usahanya lebih ditingkatkan.
(Sugiyono, 2013). Gambaran-gambaran Permasalahan yang paling banyak
keadaan dan kondisi tentang persaingan dihadapi oleh industri kecil bubuk kopi di
Kota Pekanbaru yaitu penjualan yang
usaha industri bubuk kopi di Kota Pekanbaru.
menurun dengan persentase paling besar
Dilihat dari bentuk struktur pasar (CR4, dan yaitu 45%, kemudian permasalahan
IHH) dan Analisis Porter Five Forces Model persaingan usaha berada pada urutan kedua
yaitu 5 kekuatan kompetitif Porter variabel dengan persentase 25%. Selanjutnya
persaingan usaha, variabel pemasok, variabel masalah yang dihadapi oleh pengusaha
pembeli, variabel pendatang baru dan bubuk kopi di Kota Pekanbaru yaitu Belum
variabel sustitusi yang dikaitkan teori yang adanya inovasi kemasan karena belum
ada hubungannya dengan permasalahan- adanya mesin dengan persentase 15%.
permasalahan yang dibahas. Dan juga Kemudian permasalahan dengan persentase
disajikan variabel pendukung seperti aspek paling kecil yaitu produksi masih
menggunakan mesin sederhana dan bahan
ekonomi, aspek sumber daya, aspek
baku langka yaitu 1 industri kecil bubuk
keuangan. Berikut tabel operasional tabel kopi dengan persentase sebesar 5%.
usaha industri kecil bubuk kopi yang ada di Permasalahan yang paling banyak
Kota Pekanbaru. yaitu penjualan bubuk kopi menurun di
setiap usahanya, persaingan yang ketat di
Metode Analisis Data setiap usaha bubuk kopi yang ada di Kota
Dalam penelitian ini, peneliti Pekanbaru. Penjualan produk bubuk kopi
menganalisis persaingan usaha industri lokal yang menurun tetapi di Kota
Pekanbaru sendiri dari tahun 2020-2022
bubuk kopi menggunakan analisis deskriptif
pertumbuhan jumlah café-café dan kedai-
kuantitatif. Analisis deskriptif dilakukan kedai kopi semakin meningkat. Hal ini
dengan menganalisis struktur pasar CR4, disebabkan oleh pola usaha dari pemilik
IHH dan Analisis Porter Five Forces Model. usaha bubuk kopi yang berbeda dengan
Analisis kuantitatif adalah analisis dengan usaha café-café dan kedai-kedai kopi.
menampilkan model matematis untuk Pemilik usaha bubuk kopi yang ada di Kota
melihat seberapa nilai dan persentase pada Pekanbaru memasarkan produknya hanya
variabel yang akan diteliti. pada perorangan sehingga penjualan kurang
maksimal. Sedangakan pola usaha pada
IV. ANALISA DATA pemilik usaha café-café dan kefai-kedai
kopi yaitu meroasting/menggiling sendiri
bubuk kopi yang akan disajikan kepada
Analisis Masalah Yang Dihadapi Pelaku
pembeli/konsumen. Pola usaha selanjutnya
Usaha Dan Rekomendasi untuk
dari café-café dan kefai-kedai kopi yaitu
Mengatasinya Pada Usaha Industri Kecil
para pemilik usaha memiliki jaringan
Bubuk Kopi di Kota Pekanbaru
tersendiri dalam memasok bubuk kopi.
Dalam menjalankan usahanya pemilik
usaha bubuk kopi di Kota Pekanbaru banyak
Struktur Pasar Pada Usaha Industri
menhadapi masalah. Berikut disajikan data Kecil Bubuk Kopi di Kota Pekanbaru
permasalahan yang dihadapi oeh setiap usaha
bubuk kopi di Kota Pekanbaru, masalah yang
Pangsa Pasar (Market Share)
paling banyak dihadapi oleh pengusaha
Penguasaan pasar paling tinggi
bubuk kopi di Kota Pekanbaru yaitu berdasarkan konsentrasi penjualan yaitu
Penjualan yang menurun serta persaingan bubuk kasel dengan market share 31,67% .
Sedangkan penguasaan pasar paling rendah pesaing industri yang sama pada usaha
atau tingkat konsentrasi penjualan paling industri kecil bubuk kopi di Kota
rendah yaitu kopi curah dengan market share Pekanbaru dilihat dari tahun berdirinya
0,06%. Persaingan ini disebabkan oleh kebanyakan usaha yang telah lama berdiri.
kapasitas produksi, persaingan harga, jumlah Selanjutnya faktor variabel
penjualan setiap industri bubuk kopi yang persaingan ini yaitu harga bubuk kopi.
berbeda-beda. Harga merupakan faktor yang sangat
penting dalam persaingan industri kecil
Perhitungan Rasio Konsentrasi 4 bubuk kopi di Kota Pekanbaru. Para
Perusahaan Terbesar (CR4)
pengusaha bubuk kopi menjual produknya
Perhitungan rasio konsentrasi CR4
dengan harga yang relatif terjangkau dan
pada usaha industri kecil bubuk kopi di Kota
Pekanbaru yaitu sebesar 83,01%. Hal ini bervariasi tergantung pada target pasarnya.
menunjukan tingkat konsentrasi usaha Penentuan harga yang tepat sangat
industri kecil bubuk kopi di Kota Pekanbaru berpengaruh terhadap tingkat minat
berada pada kondisi pasar ologopoli ketat konsumen untuk membeli suatu produk
dengan nilai 60 ≤ CR4 ≤ 90. oleh karena itu suatu usaha harus
memperhatikan harga jual produknya.
Perhitungan HHI (Herfindahl - Hirschman Pada usaha kecil bubuk
Index) Harga bubuk kopi dapat dilihat
Perhitungan HHI usaha industri kecil berbagai macam harga bubuk kopi yang ada
bubuk kopi di Kota Pekanbaru nilai HHI di Kota Pekanbaru, bubuk kopi yang paling
mahal yaitu bubuk kopi kayana dengan
yaitu 2.078,63. Dengan demikian nilai HHI
harga jual yaitu Rp.152.000/Kg dan harga
pada industri kecil bubuk kopi berdasarkan bubuk kopi yang paling murah yaitu bubuk
pendekatan HHI < 1500 < HHI < 2500 kopi curah yaitu Rp.65.000/Kg. Tabel
artinya pasar yang terkonsentrasi, yang diatas juga menunjukan kualitas dari bubuk
berarti persaingan usaha industri kecil bubuk kopi yang ada di Kota Pekanbaru dimana
kopi berada pada pasar persaingan oligopoli. konsumen membeli sesuai dengan harga
Pemilik usaha industri kecil bubuk kopi pada yang ada dan selera racikan bubuk kopi dari
HHI pertama yaitu bubuk kasel dengan HHI usaha tersebut.
sebesar 1.002,89. Produksi pada usaha bubuk kopi
yang ada di Kota Pekanbaru berbeda di
Analisis Porter Five Forces Model setiap usahanya. Dimana jumlah produksi
paling banyak yaitu bubuk kasel yakni
Persaingan usaha industri bubuk kopi 4.300 Kg. Selanjutnya jumlah produksi
di Kota Pekanbaru dapat dilihat melalui paling kecil yaitu pada usaha bubuk kopi
beberapa variabel yang mempengaruhi curah yakni 10 Kg setiap bulannya.
terjadinya persaingan. Variabel-variabel
tersebut dianalisis berdasarkan analisis Variabel Pemasok
Michael Porter. Variabel yang Cara memperoleh bahan baku
mempengaruhi persaingan usaha industri pemilik usaha industri kecil bubuk kopi di
kecil bubuk kopi di Kota Pekanbaru adalah Kota Pekanbaru tergolong mudah dengan
sebagai berikut: yaitu dengan jumlah usaha 8. Sedangkan
cara memperoleh bahan baku yang
tergolong sulit yaitu 1 usaha. Selanjutnya
Variabel Persaing dilihat dari sumber bahan baku yang berasal
Jumlah usaha industri kecil bubuk dari dalam daerah yaitu seperti Rangsang
kopi di Kota Pekanbaru yaitu 9 unit usaha dan Kampar Kiri, dan bahan baku yang
dan telah berizin. Berdasarkan lama berasal dari luar daerah seperti Medan,
berdirinya usaha kopi bubuk kayana yang Bengkulu, Jambi.
paling lama yaitu tahun 2001 sedangkan
usaha bubuk kopi yang berdiri 4 tahun yaitu
ayah kupi. Dapat disimpulkan tidak banyak
dilakukan dengan personal selling atau dari Kekuatan pasar (market power) yaitu
mulut ke mulut saja. kondisi dimana satu atau beberapa
Untuk kendala persaingan usaha yang perusahaan memiliki kemampuan dalam
ketat, pemilik usaha industri kecil bubuk kopi mempengaruhi harga output baik secara
yang ada di Kota Pekanbaru harus memilik langsung atau tidak langsung sehingga
branding produk mereka. Karena jika brand mempengaruhi penawaran (supply) dan
sebuah produk telah dikenal oleh masyarakat permintaan (demand) yang ada didalam
maka sebuah produk akan tetap dicintai dan suatu pasar. Oleh karena itu, perusahaan-
dipilih oleh konsumen. perusahan yang beroperasi pada pasar
Untuk kendala kemasan yang belum oligopoli secara umum memiliki
memilik inovasi karena keterbatasan mesin keuntungan yang lebih besar dibandingkan
cetakan rekomendasi solusinya yaitu perusahaan-perusahaan yang beroperasi
membeli mesin cetakan dengan harga yang pada pasar persaingan sempurna atau pasar
relatif terjangkau. Usahakan menanyakan persaingan monopolistik.
sebanyak mungkin informasi yang
diperlukan sebelum memutuskan untuk Analisis Persaingan Usaha Industri Kecil
membeli sebuah produk. Bubuk Kopi di Kota Pekanbaru menurut
Untuk kendala modal para pelaku Porter Five Forces Model
usaha harus pandai mencari infomasi sumber Berdasarkan hasil penelitian yang
dana bantuan untuk UMKM, sebagai contoh dilakukan aspek persaingan merupakan
bantuan pemerintah yang sangat mendukung masalah yang paling sering dihadapi oleh
adanya UMKM dan pemerintah juga sangat pemilik usaha bubuk kopi yang ada di Kota
mengharapakan kemajuan dari UMKM yang Pekanbaru, akibatnya penjualan dari setiap
ada, sehingga menjadi sumber pendapatan usaha menjadi turun karena kalah saing
bagi masyarakat. dengan produk lain. Kondisi persaingan ini
Untuk kendala bahan baku para semakin ketat ditandai dengan naik
pelaku usaha bisa mencari informasi tentang turunnya jumlah usaha industri kecil bubuk
pemasok yang terdekat, hal ini selain kopi yang ada di Kota Pekanbaru.
menghemas ongkos kirim juga sebagai kerja Persaingan industri kecil bubuk kopi
sama yang baik dengan pemasok yang ada semakin tinggi karena adanya bubuk kopi
didalam daerah sehingga pendapatan dari yang datang dari luar daerah.
pemasok juga meningkat. Pada hakekatnya usaha industri
kecil bubuk kopi yang ada di Kota
Analisis Struktur Pasar Usaha Industri Pekanbaru untuk meningkatkan
Kecil Bubuk Kopi di Kota Pekanbaru produksinya memerlukan bahan baku yang
Berdasarkan hasil penelitian yang memadai. Karena dengan adanya bahan
dilakukan persaingan usaha bubuk kopi yang baku yang memadai maka akan
ada di Kota Pekanbaru dengan menggunakan memperlancar jalannya produksi. Pemasok
alat analisis konsentrasi 4 perusahaan bahan baku berupa biji kopi berasal dari
terbesar CR4 dan HHI (Herfindahl- dalam dan luar daerah Riau.
Hirschman Index). Perhitungan dengan Dari segi pembelian, harga bubuk
menggunakan konsentrasi 4 perusahaan kopi yang ada di Kota Pekanbaru
terbesar CR4 mendapatkan hasil sebesar merupakan harga yang paling bersaing.
83,01%. Hal ini menunjukan tingkat Harga bubuk kopi ditentukan oleh pemilik
konsentrasi usaha industri kecil bubuk kopi usaha itu sendiri karena semakin bagus
di Kota Pekanbaru berada pada kondisi pasar kualitas dari bubuk kopi yang dihasilkan
oligopoli ketat dengan nilai 60 ≤ CR4 ≤ 90. maka semakin mahal pula harga bubuk kopi
Oligopoli yaitu pasar yang paling banyak tersebut. Akan tetapi kualitas bubuk kopi
dibahas dalam ekonomi industri karena yang rendah maka akan rendah pula harga
berkaitan dengan kekuatan pasar perusahaan. bubuk kopi tersebut. Hal ini harus diikuti