You are on page 1of 8

WAHANA Volume 21, No.

1, Februari 2018

PERBANDINGAN KUALITAS LABA PERUSAHAAN


ANTARA PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI DOMESTIK
DENGAN STANDAR AKUNTANSI INTERNASIONAL
Ani Sri Murwani Kumara Kapti
Akademi Akuntansi YKPN Yogyakarta
animurwani@yahoo.co.id

ABSTRACT
International Accounting Standard have purpose for increasing comparability of financial statement
in the world. International Accounting standard also expected have ability to increasing accounting
information quality that announce from company. This research examine the changes of earnings
information quality between domestics accounting standard and International accounting standard.
The changes of earnings quality determine with using ERC (Earning Response Coefficient). ERC that
used in this research is ERC with Return Model. The coefficient in regression model that used to
calculate ERC with domestic accounting standard compared with international accounting standard.
That way used to evaluate usefulness International accounting standard.
Based on gathering data in banking companies, we have 18 companies that used in this research. We
have result that R Squared (coefficient determination) increase on the company after implemented
international standard. R Squared that result from using international standard (0,037) higher than R
Squared that result from using Domestic standard (0,020). That means the result show that under
international standard the response of announcement of earnings more highly to increasing the
capital gain. Unfornutelly, the regression coefficient decrease under international standard from
2.502 to 1.702 but the level of significancy increase, but still insignificant.

Keywords: Accounting Standard Domestic, Accounting International Standard,


Earnings Quality, ERC, Coefficient in Rregression Model, Banking Companies.

PENDAHULUAN

Tuntutan perusahaan dalam mengembangkan perusahaan telah mengalami peningkatan yang


pesat. Hal ini terlihat dari globalisasi yang telah merambah ke dunia pasar modal sehingga pasar
modal menjadi terintegrasi. Banyak perusahaan yang menjual sahamnya tidak hanya di bursa efek
tempat perusahaan tersebut berdiri namun juga menjual sahamnya di bursa efek diluar negara tempat
perusahaan tersebut berdiri. Jika suatu perusahaan memutuskan untuk listing diluar negara, maka
perusahaan tersebut harus mematuhi peraturan yang terdapat dalam perusahaan tersebut, termasuk,
tentunya, penerapan standar akuntansi yang berlaku di negara tersebut. PT Telkom misalnya, jika
perusahaan ini memutuskan untuk listing di bursa saham Amerika maka perusahaan ini harus
menggunakan standar akuntansi yang berlaku di Amerika. Jika menggunakan standar akuntansi
keuangan di Indonesia, maka informasi keuangan yang dipublikasikan melalui laporan keuangan akan
sulit di pahami oleh para investor di Amerika.
Jika suatu perusahaan menggunakan standar akuntansi yang berbeda di dua tempat, maka dapat
dimungkinkan hasil kinerja perusahaan yang dapat terlihat melalui laporan keuangan juga akan
berbeda. Misalnya, jika PT Telkom menyusun laporan keuangan dengan menggunakan standar
akuntansi domestik (Standar Akuntansi Keuangan) menghasilkan laba, sedangkan jika PT Telkom
menggunakan Standar Akuntansi di Amerika akan menghasilkan laba yang negatif (menderita rugi).
Dalam pernyataannya, pada SFAC No. 1, FASB menyatakan bahwa peran laporan keuangan
dimaksudkan untuk membantu para investor, kreditor, dan para pengguna laporan keuangan yang lain
dalam menaksir jumlah, timing, dan ketidakpastian dari prospek aliran kas bersih perusahaan. Jika
globalisasi pasar modal tidak didukung dengan suatu standar yang dapat dipahami di semua negara,

9
WAHANA Volume 21, No. 1, Februari 2018

maka para investor dan kreditor akan kesulitan dalam memahami laporan keuangan, dan bahkan,
bukan tindak mungkin akan mengambil keputusan investasi yang keliru karena komparabilitas
laporan keuangan yang rendah. Alternatif untuk mengatasi masalah diatas adalah dengan menerapkan
suatu standara akuntansi yang dapat digunakan untuk pengambilan keputusan investasi. Standar
tersebut adalah standar akuntansi internasional. Standar ini disusun lebih berdasarkan kepada prinsip
(Principal Based) bukan berdasarkan aturan (Rules Based). Dengan demikian standar tersebut akan
menghasilkan standar yang masih dapat dipahami oleh para investor meskipun standar dibebepara
negara berbeda. Tujuan utama standar akuntansi internasional adalah untuk meningkatkan
komparabilitas laporan keuangan dan memperbaiki kualitas laporan keuangan melalui pengungkapan
yang lebih banyak.
Pada awal berdirinya, penyusun standar akuntansi internasional menginginkan suatu standar
yang sama untuk semua negara (standardisasi), namun harapan ini kandas karena standar tersebut
tidak dapat diterapkan di banyak negara yang memiliki latar belakang budaya, ekonomi, serta politik
yang berbeda. Setelah menemui jalan buntu untuk menyusun satu yang dapat diterapkan di semua
negara (standardisasi), maka langkah selanjutnya adalah dengan melonggarkan standar tersebut,
standar yang sebelumnya dibuat sama persis diperlonggar menjadi satu standar yang tidak harus sama
namun hanya memiliki sedikit perbedaan dengan standar akuntansi internasional. Cara ini disebut
dengan harmonisasi. Cara ini terbukti lebih efektif dibandingkan dengan standardisasi dalam
penerapannya, yang kemudian pada akhirnya penyusun standar akuntansi internasional memutuskan
untuk konvergensi standar akuntansi yang dapat diterima seluruh negara di dunia. Cara ini terbukti
efektif untuk penerapan standar akuntansi internasional tersebut. Penyusun standar membuat standar
yang dapat diterapkan diseluruh negara, meskipun terdapat perbedaan, namun perbedaan tersebut
dapat dipahami oleh para pengguna laporan keuangan (investor & kreditor). dengan kata lain, biarkan
standar domestik tetap berbeda satu sama lain, namun perbedaan tersebut dapat dijelaskan (Kusuma
2001).
Selain meningkatkan komparabilitas laporan keuangan yang disajikan oleh perusahaan, standar
akuntansi internasional juga akan memperbaiki kualitas laporan keuangan yang disajikan oleh
perusahaan. Hal ini tercermin melalui salah satu keuntungan melalui penerapan standar akuntansi
internasional, yaitu kredibilitas laporan keuangan dari pasar modal domestik dan meningkatnya
transparansi laporan keuangan yang diterbitkan (Choi 2003). Jika penerapan standar akuntansi global
(IFRS) akan mampu meningkatkan transparansi laporan keuangan, maka tentunya kredibilitas laporan
keuangan juga akan semakin meningkat. Dengan demikian maka hal tersebut akan meningkatkan
kualitas laporan keuangan yang disusun perusahaan. Pernyataan inilah yang akan dibahas lebih lanjut
dalam penelitian ini. Penelitian ini akan memberikan hasil empiris mengenai perubahan kualitas
laporan keuangan (yang dilihat dari kualitas laba yang dihasilkan perusahaan) penerapan standar
akuntansi internasional.

KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS

Indonesia, IAI (Ikatan Akuntan Indonesia) pada khususnya, telah menjadi anggota dari
International Federation of Accountants (IFAC) sejak tahun 1977. Sebagai anggota IFAC, maka IAI
harus mematuhi peraturan terdapat dalam IFAC. Salah satu aturan yang harus patuhi adalah Statement
of Membership Obligations (SMO) yang disyaratkan oleh IFAC (SMO No. 7). Persyaratan ini mulai
diberlakukan untuk semua anggota mulai tanggal 31 Desember 2004. Dalam pernyataan tersebut,
IFAC menyatakan bahwa setiap anggota wajib berupaya secara maksimal untuk
memasukkan/menggabungkan standar akuntansi internasional serta implementasinya di masing-
masing negara para anggotanya.
Selain itu, Indonesia telah memutuskan untuk harmonisasi dengan IAS tahun 1994. Hal ini
dibuktikan melalui pernyataan Asean Development Bank tahun 1999 yang mengakui bahwa dalam hal
substansinya, sembilan puluh persen PSAK sama dengan International Accounting Standards, yang
sekarang IFRS (Media Akuntansi, 2006a dalam pidato pengukuhan Guru Besar Indra Wijaya K.).
Dengan demikian, maka dapat dipastikan bahwa penerapan Standar Akuntansi Internasional pada
tahun 2012 kelak tidak akan banyak mengalami perubahan. Hal ini disebabkan karena Indonesia,
menggunakan strategi campuran (Mixed Strategy) antara Big Bang Strategy dan Gradual Strategy

10
WAHANA Volume 21, No. 1, Februari 2018

dalam proses pengadopsian standar akuntansi. Dewan standar akuntansi keuangan selaku penyusun
PSAK secara implisit menyatakan bahwa Standar Akuntansi Keuangan akan menghilangkan
perbedaan-perbedaan dengan IFRS di akhir tahun 2008 (Media Akuntansi, 2006a).
Standar akuntansi internasional (IAS) disebarluaskan oleh International Accounting Standards
Committee (IASC). Tujuan IASC adalah untuk mengembangkan serangkaian standar pelaporan
akuntansi yang dapat diterima secara internasional untuk dapat meminimalisir adanya perbedaan
dalam prinsip akuntansi yang berterima umum domestik. Dengan menurunnya perbedaan tersebut
maka informasi keuangan antar perusahaan di beberapa negara yang berbeda akan menjadi lebih dapat
diperbandingakan. Krisis ekonomi yang terjadi di asia menunjukkan diperlukannya standar akuntansi
yang lebih reliabel dan transparan. Hal ini ditunjukkan oleh World Bank yang mendorong negara-
negara untuk mengadopsi IAS atau mengembangkan standar akuntansi domestik berdasarkan pada
IAS. Alford et al. (1993) menunjukkan bahwa perbedaan standar akuntansi di beberapa negara yang
berbeda akan mempengaruhi keinformatifan informasi keuangan yang dilaporkan oleh perusahaan.
Tekanan dari bank dunia tersebut menunjukkan bahwa IAS merupakan standar akuntansi yang lebih
reliabel dan lebih transparan dari pada standar akuntansi domestik.
Penerapan Standar Akuntansi Internasional diharapkan akan mampu mengurangi asimetri
informasi antara manajer dengan para para investor. Jika asimetri informasi antara manajer dengan
investor akan berkurang (menurun) maka manajemen laba yang bersifat oportunistik diharapkan juga
akan berkurang, dan hal ini akan mempengaruhi kualitas laba yang disajikan dalam laporan keuangan.
Berkurangnya asimetri informasi akan menurunkan tingkat kesalahan terhadap ramalan laba yang
dilakuakan oleh para analis laporan keuangan. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Barth et al. (2008)
menunjukkan bahwa praktik manajemen laba pada perusahaan yang menerapkan standar akuntansi
internasional lebih sedikit dibandingkan dengan perusahaan yang menerapkan standar akuntansi
domestik. Standar akuntansi Internasional berpengaruh negatif dengan kesalahan terhadap peramalan
laba yang dilakukan oleh para analis laporan keuangan, sehingga investor akan yang “membeli”
informasi alternatif yang akan mengambil keputusan investasi yang lebih baik (Ashbaugh and Pincus
2000).
Kualitas laba akan cenderung meningkat jika praktik manajemen laba yang bersifat oportunistik
semakin berkurang. Salah satu indikator kualitas laba adalah dengan cara melihat respon pasar yang
terjadi. Atau dengan mengukur kekuatan hubungan antara laba dengan aliran kas (Wolk et al. 2004).
Jika hal ini terjadi (turunnya tingkat manajemen laba) maka value relevance laba akan meningkat.
Artinya laba akuntansi akan mampu merefleksikan harga pasar atau return. Perusahaan yang
mengaplikasikan IFRS lebih mempunyai value relevance yang lebih tinggi dibandingkan dengan
perusahaan yang tidak mengaplikasikan IFRS (Barth et al. 2008). Selain itu, penurunan praktik
manajemen laba juga akan mengurangi biaya kontrak antara pemegang saham dengan manajer. Salah
satu kunci perusahaan untuk dapat bertahan adalah jika mereka melakukan kontrak efisien dalam
menjalankan perusahaan (Watts and Zimmerman 1986). Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa
penggunaan standar akuntansi internasional akan memperbaiki kualitas laporan keuangan yang
disajikan oleh perusahaan. Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut:
Ha: Kualitas Laba dengan menggunakan Standar Akuntansi yang konvergen dengan Standar
Akuntansi Internasional lebih tinggi dibandingkan dengan Standar Akuntansi Domestik

METODA PENELITIAN

Populasi dan Sampel


Periode waktu yang digunakan untuk penelitian ini adalah 6 periode, yaitu pada tahun 2006,
2007, 2008 dan 2009, 2010, 2011. Tahun 2006 sampai dengan tahun 2008 digunakan sebagai periode
penggunaan Standar Akuntansi Domestik, sedangkan tahun 2009 sampai dengan tahun 2011
digunakan sebagai periode penggunaan Standar Akuntansi Internasional. Data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah data sekunder yang diambil dari laporan keuangan yang dipublikasikan oleh
perusahaan (tentunya yang sudah diaudit) dan sumber-sumber data lainnya yang reliabel seperti
ICMD dan IDX Statistics.

11
WAHANA Volume 21, No. 1, Februari 2018

Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metoda sampel bertujuan (Purposive


Sampling) dengan menggunakan kriteria berdasarkan pertimbangan (judgement). Kriteria yang
digunakan adalah kriteria yang sesuai dengan data yang akan digunakan dalam penelitian, yang
meliputi: periode waktu, variabel, serta kelayakan pengambilan data sampel. Kriteria yang diinginkan
oleh peneliti dalam memperoleh sampel adalah sebagai berikut: a) Perusahaan yang terdaftar di BEI
secara konsisten selama periode yang digunakan dalam penelitian, b) Perusahaan yang bergerak
dalam industri Perbankan c) Perusahaan yang selalu menghasilkan Laba selama periode penelitian
yang digunakan.

Definisi Operasional Variabel


Penelitian ini akan menggunakan variabel independen dan variabel dependen. Variabel
dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Capital Gain, sedangkan variabel independen
yang digunakan dalam penelitian ini adalah Laba per Saham. Return dihitung berdasarkan tingkat
perubahan yang terjadi pada harga saham. Sedangkan laba per saham yang digunakan sebagai
variabel independen adalah laba per saham yang disajikan dalam laporan keuangan. Penggunaan dua
variabel tersebut akan menjelaskan kekuatan pengaruh respon para investor terhadap kenaikan harga
saham perusahaan. Jika laba yang disajikan perusahaan dalam laporan keuangan mempunyai kualitas
yang tinggi, maka kenaikan laba tersebut akan direspon oleh investor yang akan berujung pada
kenaikan harga saham peusahaan.
Kualitas laba ditentukan dengan menggunakan ERC (Earnings Response Coefficient). ERC
menentukan kualitas laba dengan melihat reaksi pasar saat pengumuman laba. Untuk menentukan
besarnya ERC yang terjadi, penelitian ini menggunakan model return. Model Return (Return Model)
dan Model Harga (Price Model) merupakan model yang dapat menunjukkan relevansi angka
akuntansi dalam menjelaskan return saham (Dimitropoulos and Asteriou 2009).

Uji Hipotesis
Uji hipotesis dilakukan dengan membandingkan nilai ERC (Earnings Response Coefficient)
dari dua model regresi yang digunakan untuk mengestimasi besarnya ERC pada kedua informasi laba
yang dihasilkan dengan menggunakan dua standar akuntansi yang berbeda. Model penelitian yang
digunakan dalan penelitian ini untuk menentukan besarnya ERC dengan menggunakan Model Return
adalah sebagai berikut:
Ht/Ht-1 = a +bLt / Ht-1+ e
Keterangan:
Ht = Harga Saham periode t
b= Koefisien Lt
Lt = Laba per Saham periode t
a= Konstanta
e= Error

Model tersebut digunakan untuk kedua karakteristik perusahaan yang menerapkan Standar
Akuntansi Domestik dengan Standar Akuntansi yang konvergen dengan Standar Akuntansi
Internasional (IFRS). Alasan menggunakan Return Model adalah untuk melihat pengaruh reaksi pasar
terhadap pengumuman saham dalam perbedaan periode saat pengumuman. Langkah pertama dalam
menguji hipotesis dilakukan dengan cara meregresikan model yang diformulasikan (menggunakan
regresi sederhana), kemudian membandingkan koefisien dari hasil regresi masing-masing
perusahaaan yang menerapkan dua standar akuntansi yang berbeda. Peningkatan terhadap koefisien
dari kedua model regresi (antara model regresi yang menggunakan data sebelum dan setelah)
merupakan salah satu indikator dari peningkatan kualitas laba. ERC digunakan untuk mengukur
kualitas laba melalui tingkat respon pasar terhadap kenaikan laba. Jika kenaikan laba direspon oleh
para investor, maka harga saham perusahaan juga akan mengalami peningkatan. Selain hal tersebut,
peningkatan kualitas laba juga dapat dilihat dari meningkatnya R Square yang merupakan koefisien
determinasi dari suatu model regresi. Jadi dapat dinyatakan bahwa peningkatan pada koefisien
determinasi akan menunjukkan peningkatan kualitas laba antara penerapan Standar Akuntansi
Domestik dengan Standar Akuntansi Internasional (IFRS).

12
WAHANA Volume 21, No. 1, Februari 2018

HASIL PENELITIAN
Model regresi pertama dalam penelitian ini digunakan untuk menentukan respon dari investor
terhadap pengumuman laba pada saat perusahaan menggunakan standar akuntansi Domestik.
Sedangkan model regresi kedua dalam penelitian ini digunakan untuk menentukan respon dari
investor terhadap pengumuman laba pada saat perusahaan menggunakan standar akuntansi yang
konvergen dengan IFRS. Kedua model regresi menggunakan data yang sudah diuji kelayakannya
dalam pengujian hipotesis.
Berdasarkan model persamaan regresi yang pertama (mengunakan data tahun 2006 s/d 2008), R
Square yang dihasilkan sebesar 0,02; Adjusted R Square sebesar -0,009. Hasil dari Adjusted R Square
yang bernilai negatif menunjukkan bahwa variabel yang independen tidak mempunyai kekuatan untuk
mendeterminasi variabel dependennya. Sedangkan koefisien regresi yang dihasilkan pada model
regresi yang pertama sebesar 2,502 menunjukkan bahwa variabel independen dalam model tersebut
mempunyai pengaruh sebesar 2,502 terhadap variabel dependennya. Namun, hasil tersebut
mempunyai tingkat signifikasi sebesar 0,411 dengan α sebesar 0,05 menunjukkan bahwa variabel
independen tersebut tidak mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen. Pada model regresi yang
kedua, R Square yang dihasilkan sebesar 0,37; Adjusted R Square sebesar 0,009. Sedangkan koefisien
regresi yang dihasilkan pada model regresi yang kedua sebesar 1,702 dengan tingkat signifikasi
sebesar 0,259 dengan α sebesar 0,05 (koefisien tersebut tidak signifikan, hal ini sama dengan yang
dihasilkan pada model regresi yang pertama).
Dari hasil analisis terhadap data yang digunakan dalam penelitian ini dapat dengan mudah
mengatakan bahwa variabel laba per saham tidak berpengaruh terhadap perubahan harga saham.
Namun, jika dilihat dari peningkatan R Square dan Adjusted R Square dapat dikatakan bahwa
penerapan standar akuntansi berpengaruh terhadap kualitas laba yang disajikan oleh perusahaan.
Meskipun koefisien regresi kedua model tidak signifikan, namun tingkat singnifikansi koefisien
regresi yang kedua mengalami peningkatan (0,259) dibandingkan dengan tingkat signifikansi pada
model regresi yang pertama (0,411) meskipun koefisien regresi model kedua mengalami penurunan.
Dari perolehan data, terlihat bahwa pada tahun 2008 dan 2009 ada beberapa perusahaan yang
mengalami peningkatan laba yang relatif besar, namun pada saat yang bersamaan harga saham
perusahaan tersebut justru mengalami penurunan. Hal ini disebabkan karena kondisi perekonomian
yang tidak stabil pada saat itu. Hasil tersebut mungkin disebabkan karena terjadinya krisis yang
melanda Yunani pada tahun 2007 yang kemudian masih berlanjut hingga tahun 2011. Pada tahun
2008 sampai dengan tahun 2010, kondisi pasar modal di seluruh negara mengalami penurunan. Hal
ini karena para investor merasa kuatir terhadap krisis yang tidak hanya terjadi pada Yunani melainkan
sudah mulai merambah ke negara-negara Eropa lainnya seperti Irlandia dan Spanyol. Krisis tersebut
juga menyebabkan kondisi perekonomian di Amerika menjadi kurang stabil. Akibatnya kekuatiran
para investor pun memicu aksi jual saham yang terjadi diseluruh dunia, termasuk pada bursa efek di
Indonesia. Dengan demikian, para perusahaan emiten yang mengalami peningkatan laba pada tahun-
tahun tersebut tidak mampu meningkatkan harga sahamnya di lantai bursa. Ini merupakan hal yang
wajar mengingat perilaku para investor yang cenderung untuk menahan dananya untuk tidak
diinvestasikan dalam pasar modal.

KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN

Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan bahwa penerapan
standar akuntansi yang telah konvergen dengan IFRS mampu meningkatkan kualitas laba yang
terlihat dari peningkatan daya pengaruh laba terhadap harga saham dari pengumuman laba yang
dilakukan oleh perusahaan. Peningkatan respon investor terhadap kenaikan laba juga dipengaruhi oleh
kualitas laba yang disajikan dalam laporan keuangan perusahaan. Meskipun semua laporan keuangan
perusahaan yang listed di BEI telah diaudit oleh auditor independen, namun masih saja terdapat
perusahaan yang menyajikan laba yang kurang berkualitas (mengingat bahwa auditor bekerja
berdasarkan standar akuntansi yang berlaku). Jadi, standar akuntansi memegang peranan penting

13
WAHANA Volume 21, No. 1, Februari 2018

dalam menciptakan informasi akuntansi yang akan digunakan oleh para investor. Jika terjadi
perubahan terhadap standar akuntansi, maka hal tersebut secara tidak langsung juga akan
mempengaruhi kualitas laba suatu perusahaan.

Keterbatasan
Penelitian ini dilakukan dengan keterbatasan data. Data yang digunakan untuk menentukan
periode penerapan standar akuntansi yang diadaptasi dari IFRS baru akan berlaku efektif pada tahun
2012. Selain hal tersebut, periode yang digunakan juga meliputi periode saat terjadinya krisis di Eropa
yang mempengaruhi kondisi bursa efek di Indonesia, bahkan di seluruh dunia melalui penurunan
harga saham.

Saran
Penelitian berikutnya hendaknya mempertimbangkan faktor kondisi perekonomian yang akan
berdampak dalam keadaan di pasar modal. Juga, menggunakan data yang lebih dapat
merepresentasikan penerapan standar akuntansi adaptasi IFRS untuk perolehan hasil penelitian yang
lebih tepat.

REFERENSI

Alford, A., J. Jones; R. Leftwich; and M. Zmijewski. “The Relative Informativeness of Accounting
Disclosures in Different Countries.” Journal of Accounting Research (Supplement 1993):
183-223.
Ashbaugh, Hollis, and Pincus, Morton, “Domestic Accounting Standards, International Accounting
Standards, and the Predictability of Earnings”, Journal of Accounting Research Vol. 39 No. 3
December 2001.
Barth, Marye., Landsman, Wayner., and Lang, Mark H., “International Accounting Standards and
Accounting Quality”, Journal of Accounting ResearchVol. 46 No. 3 June 2008.
Choi, Frederick D.S. International Finance and Accounting Handbook, Third Edition, Jhon Wiley &
Sons, Inc., 2003
Dimitropoulos Panagiotis E., and Asteriou, Dimitrios, “The Relationship between Earnings and Stock
Returns: Empirical Evidence from the Greek Capital Market”, International Journal of
Economics and Finance Vol. 1 No. 1 Febuary 2009.
Financial Accounting Standards Board (1978). Objectives of Financial Reporting by Business
Enterprises,” Statement of Financial Accounting Concepts No. 1 (FASB).
Hung, Mingyi, and Subramanyam K. R. (2004). Financial Statement Effect of Adoption International
Accounting Standards: The Case of Germany. (2004)
Kusuma, Indra Wijaya, “ Pengadopsian International Financial Reporting Standards: Implikasi
untuk Indonesia”, Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar pada Fakultas Ekonomi
Universitas Gadjah Mada 2007.
Media Akuntansi. 2006a. IFRS Hanya untuk Cross Border Listing (Wawancara dengan M Jusuf
Wibisana Ketua DSAK IAI). Media Akuntansi. Edisi September.
Watts, Ross L. and Zimmerman Jerold L., Positive Accounting Theory. Englewood Cliffs: Prentice-
Hall, Inc, 1986.
Wolk, Harry I., James L. Dodd, and Michael G. Tearney (2004). Accounting Theory: Conceptual
Issues in a Political and Economics Environment. South-Western, a division of Thomson
Learning

14
WAHANA Volume 21, No. 1, Februari 2018

LAMPIRAN

TABEL 1. Hasil Pengujian Normalitas


One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Unstandardized
Residual 1 Residual 2
N 36 36
Normal Parametersa Mean .0000000 .0000000
Std. Deviation .83404735 .44411529
Most Extreme Absolute .235 .176
Differences Positive .235 .176
Negative -.146 -.124
Kolmogorov-Smirnov Z 1.407 1.056
Asymp. Sig. (2-tailed) .038 .215
a. Test distribution is Normal.

TABEL 2. Hasil Pengujian Autokorelasi


Runs Test
Unstandardized Unstandardized
Residual Residual
Test Valuea -.04941 -.11930
Cases < Test Value 18 18
Cases >= Test Value 18 18
Total Cases 36 36
Number of Runs 13 20
Z -1.860 .169
Asymp. Sig. (2-
.063 .866
tailed)
a. Median

TABEL 3. Hasil Pengujian Heteroskedastisitas

Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) .449 .214 2.101 .043
Xd .141 2.496 .010 .056 .955
a. Dependent Variable: Abst1

Coefficientsa

15
WAHANA Volume 21, No. 1, Februari 2018

Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) .267 .112 2.382 .023
Xi .577 .989 .100 .584 .563
a. Dependent Variable: Abst2

TABEL 4. Hasil Regresi Model 1


Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of
Model R R Square Square the Estimate
1 .141a .020 -.009 .84622386
a. Predictors: (Constant), Xd
b. Dependent Variable: Yd

TABEL 4. Hasil Regresi Model 1 (Lanjutan)


Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) .851 .258 3.303 .002
Xd 2.502 3.008 .141 .832 .411
a. Dependent Variable: Yd

TABEL 5. Hasil Regresi Model 2

Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of
Model R R Square Square the Estimate
a
1 .193 .037 .009 .45059906
a. Predictors: (Constant), Xi
b. Dependent Variable: Yi
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 1.009 .168 6.016 .000
Xi 1.702 1.482 .193 1.148 .259
a. Dependent Variable: Yi

16

You might also like