You are on page 1of 10

Nama : Aurora Putri Latifah

NIM : 201101034
Kelas : B
RESUME ICSCCP DAY 1

Materi 1
Assoc. Prof. Dr. Moohamad Ropaning Sulong, Ph D

“Microbial Bioprocess Base-Food Products:


frorm the Prespective of Science and Islam Shariah”

 Bioprocess
Involves the use of biological agents such as enzymes, microorganisms, or living cellsto
produce, transform, or preserve food. It can encompass various techniques sua as
fermentation, enzymatic, and bioconvertion.

 Microbial Bioprocess: alternative to create a variety of good quality and nutritious


products. Example product;
- Food (yogurt, cheese, tahu, tempe, kimchi and etc.)
- Biofuel
- Organic Acids & Chemicals

 Science perspective

 Adventages of bioprocess-based product


- Sustainability because many bioprocess-derived products are
biodegradable, contributing to reduced pollution and waste.
- Bioprocesses can often produce products with fewer impurities, resulting
in fewer adverse effects in pharmaceuticals and other applications.
- Cost-effectiveness due the fact that bioprocesses can use inexpensive
feedstocks, such as agricultural waste or renewable sugars, reducing
production costs.
- Flexibility since bioprocesses can be quickly modified or optimized to
respond to changing market demands or emerging technologies.
 Disadventages of bioprocess-based product
- Bioprocessing can be expensive due to factors such as the need for
specialized equipment
- Bioprocesses can be slow, especially when compared to chemical
reactions. The longer production time can be a disadvantage in industries
where quick turnaround is essential.
- Biological processes are susceptible to contamination by unwanted
microorganisms, which can compromise the purity and safety of the final
product.
- Some bioprocesses involve genetic modification or manipulation of
organisms, which can raise ethical concerns related to genetic engineering,
safety, and environmental impact.

 Islamic Shariah Perspective

Islam outlines two important standards to ensure foods consumed by mankind especially
the Muslims are Halal (lawful) and Thayyib (wholesome).

Halal Assurance Management System (HAMS)


 Focus on minimizing and eliminate the non conformace of halal requitment
 Identificatio of Halal Crirical Poin (HCP)
 Should include effective product recall procedure, effective documentation to
enable traceaillity and proper filling system

Islam support technology advancement, particularly in food industry. Nonetheless,


uncontrolled technology advancement could creat a doubtful to consumers especially
pertaining food fraudulent that compromise the Halal status as well as the quality, safety
and hygienic of products.
Materi 2
Assoc. Prof. Dr. Winai Dahlan

“The Establishment of Innovative HAL-Q+‘Halal Standaridization System for


Manufacturing Halal-Trusted Food/Cosmetic/Pharmaceutical (FCP) Products”

Ilmu pengetahuan dan teknologi sekarang lebih mementingkan suatu industri makanan
yang lebih modern dan kompleks, seperti yang dapat dilihat pada kasus:
 Skandal Disodium Inosinate (INS-631): dimana dalam proses pembentukan INS
tersebut, untuk memperoleh hidrolisat protein dari bahan baku dibutuhkan bantuan
enzim pankreas babi.
 Vaksin COVID-19 : dibutuhkan tripsin yang salah satunya didapatkan dari babi

Sehingga diperlukan ahli-ahli muslim yang paham akan standarisasi Halal untuk
menentukan status halal pada bahan baku, proses produksi, dan produk jadi.
Proses manufaktur FCP memiliki resiko tinggi akan pemalsuan status haram, sehingga
perlu pedoman infrastrutur yang tepat dalam pembuatan produk FCP. Untuk meningkatkan
‘Halal Trust’ pada konsumen muslim, perlu pemahaman penting tentang prinsip-prinsip
Islam terkait dan literasi produk FCP halal harus dibeikan kepada personel di industri, baik
untuk muslim mauun non-muslim.
Referensi terkait infrastruktur FCP halal dapat ditemukan pada Al-quran surat Al-Baqarah :
168, Yunus : 59, Al-Anbiya: 7, dan Al-kahfi: 60. Selain itu, literasi sains halal juga dapat
ditemukan pada:
 Islamic science: ilmu-ilmu agama yang dipraktikkan oleh sarjana islam untuk
membangun dan ,emafsirkan pengetahuan agama islam
 Arabic science : pengetahuan yang dikembangkan masyarakat berbahasa arab, baik
orang arab maupun non-Arab pada masa keemasan islam
 Halal science : pengetahuan sesuai syariah untuk outcome yang tidak bertentangan
dengan prinsip-prinsip islam
HAL-Q+ (Halal Assurance, Liability-Quality System Plus) didukung oleh GHP (Good
Hygiene Practice) dan HACCP (Hazard Analysis and Critical Control Point), dibagi
menjadi 4 tahap, yaitu:
1. Classroom training untuk personel yang bekerja
2. Document & production site inspection, oleh ilmuwan/ahli dan ulama
3. Production site consultation, ada 3 inovasi yang dilakukan antara lain H numbers,
Halal Forensic Laboratory (HAFOLAB), clay liquid untuk najis cleansing
Evaluasi

Materi 3
Prof. Dr. Irwandi Jaswir, M.Sc.
“Food Security and Future Technology Enablers for Halal Traceability”
 Ketahanan Pangan
Ketahanan pangan terjadi ketika semua orang, setiap saat, memiliki akses fisik dan
ekonomi terhadap pangan yang cukup, aman dan bergizi yang memenuhi kebutuhan
pangan dan preferensi pangan untuk hidup aktif dan sehat

 4 Aspek Utama
• Ketersediaan pangan
• Keterjangkauan pangan
• Aksesibilitas pangan
• Kualitas makanan

Litbang Otentikasi Halal


Spektroskopi Fourier Transform Inframerah (FTIR).
 Teknologi Hidung Elektronik (E-nose).
 Kalorimetri Pemindaian Diferensial (DSC)
 Teknik Biologi Molekuler (DNA, ELISA)
 Kromatografi (misalnya GC-FID, GC-TOF-MS, HPLC, GCMS)
 elemetri Biopotensial EEG & EKG
Materi 4
Wakil Gubernur Provinsi Sumatera Barat, Audy Joinaldy
“The Opportuity of Integrative Hala and Healthy Prodcts to Support Halal Tourism”
 Pariwisata Halal
Sumatera Barat merupakan salah satu daerah di Indonesia yang kaya akan budaya dan
sejarah, serta terkenal dengan keindahan pemandangan dan wisata alamnya.Dengan
menawarkan produk Halal dan sehat yang integratif, kami dapat mendukung
pertumbuhan pariwisata Halal di Sumatera Barat dan memberikan pengalaman perjalanan
yang unik dan otentik kepada wisatawan Muslim.
 KTT Pariwisata Halal Dunia di Abu Dhabi (UEA, 2016):
1. Destinasi Wisata Halal Terbaik Dunia
2. Destinasi Kuliner Halal Terbaik Dunia (Lamun Ombak)
3. Operator Tur Halal Terbaik Dunia (Ero Tour)

 Kekuatan Sumbar di IMTI 2023


- Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2020 tentang Penyelenggaraan Pariwisata Halal
- Komitmen yang kuat dari Pemerintah
- Pergerakan luar biasa wisata halal Penta-helix di Sumbar: perguruan tinggi,
pemerintah daerah, kabupaten, kota, Bl. KDEKS, PPHI Sumbar, pengurus masjid,
pusat perbelanjaan, mall, restoran, masyarakat dan media di Sumbar saling
mendukung menuju wisata ramah muslim
- Ada media digitalisasi: e-book Visit Sumbar Indah 2023 tentang Wisata Ramah
Muslim.
- Terdapat dokumen pendukung berupa peta jalan pariwisata halal Sumbar,
- Berbagi event pariwisata ramah muslim yang diadakan pemerintah provinsi dan
pemerintah kabupaten/kota dalam rangka “Visit Beautiful West Sumatra 2023”.
Tantangan dan Peluang
Peluang:
 Pertumbuhan ekonomi  Pariwisata Berkelanjutan
 Pelestarian Budaya  Peningkatan Infrastruktur
 Diversifikasi Pariwisata  Citra Positif
 Menarik Pemirsa Global  Will Aud Joindy-Wagub Sumbar
 Manfaat Sosial dan Komunitas  Peluang Pemasaran
Tantangan:
 Pembangunan infrastruktur :
Sistem Sertifikasi Halal, Akomodasi Ramah Halal. Fasilitas Sholat, Pilihan Tempat Makan
Halal, Sertifikasi Pariwisata Halal, Layanan Transportasi, Layanan Perbankan Islam,
Kegiatan Budaya dan Rekreasi, Fasilitas Ramah Wanita. Dukungan Bahasa, Keselamatan
dan Keamanan, Agen dan Pemandu Perjalanan,
 Inisiatif Pendidikan:
Workshop Halal, Pelatihan Jagal Halal, Dialog Lintas Agama, Pelatihan Halal Bagi
Profesional Industri Pariwisata
 Inisiatif Pendidikan;
MUI, Penyelenggara Sertifikasi Halal, Badan Pariwisata, Akademisi, Pelaku Usaha
Pariwisata.

 Pendekatan Integratif
1. Keterkaitan produk halal dan sehat dalam mendukung wisata halal
2. Strategi untuk kolaborasi antara bisnis lokal, lembaga pemerintah, dan dewan
pariwisata
3. Membangun ekosistem holistik untuk pariwisata halal dan sehat di Sumatera Barat.

RESUME ICSCCP DAY 2


Materi 5
Prof. Dr. apt. Erizal Zaini, M.Si

“Crystal Enginnering of Active Pharmaceutical Ingredient


to Improve Solubility and Dissolution Rate”

Bentuk sediaan farmasi secara umum terbentuk menjadi bentuk padat, bentuk semi-padat, dan
bentuk cair. Bentuk padat merupakan bentuk yang paling sering dijumpa di market, ini termasuk
tablet, kapsul, dan bubuk. Bentuk padat mudah dikonsumsi oleh pasien, lebih unggul secara
fisika, kimia, dan mikrobiologi stability, dan mudah diproduksi.
Strategi untuk meningkatkan kelarutan dan laju disolusi:
1. Pendekatan formulasi
2. Pendekatan rekayasa partikel
3. Pendekatan rekayasa kristal
Pendekatan co-kristal dan garam multikomponen merupakan strategi yang menjajikan untuk
memodifikasi sifat kristal API.
API dan conformer >>> struktur kristal baru dengan sifat solid state baru.
Ritonavir: contoh polimorfisme Konformasional yang luar biasa
Kemanjuran terapeutik API dalam bentuk sediaan padat oral tergantung pada kelarutan dan laju
disolusi dalam cairan Gl dan permeabilitas dalam membran saluran pencernaan.
Memodifikasi kristal API melalui pembentukan kristal multikomponennya merupakan strategi
yang menjanjikan untuk meningkatkan kelarutan dan laju disolusi API yang memiliki kelarutan
dalam air yang rendah.
Kristal API yang dimodifikasi, seperti ko-kristal, mempunyai potensi memberikan nilai
komersial untuk API dan memperpanjang umur hak ciptanya.

Materi 6
Prof. Dr. Hiroshi Kanzaki
“Microbial Conversion of An Olive Leaf Extract Constituent to Create
A Novel Antioxidate Compound B-Olivol as A Cosmetic Material”

Cari senyawa berfungsi tinggi dan penetapan konversi efektifnya dari senyawa berfungsi rendah.
Sumber daya hayati mencari sel enzim yang masuk. Kekuatan mikroba memoles senyawa kasar
untuk menghasilakn produk yang bermanfaat. Sumber daya hayati juga mencari senyawa
bioaktif yang keluar. Senyawa bioaktif melakukan pemeriksaan kedokteran agrokimia lalu
penjelasan mekanisme fenomena kehidupan pemanfaatan untuk pertanian berkelanjutan respon
terhadap masyarakat yang menua.
Buah: untuk makan (minyak, dll)
Daun: untuk kosmetik dan suplemen
1. Konversi struktural oleh mikroba terkenal sebagai metode fungsionalisasi metabolit
sekunder yang tinggi
2. Daun zaitun diketahui kaya akan metabolit sekunder secoiridoid, oleuropein, dengan
struktur unik, namun belum ada laporan konversi mikroba untuk fungsionalisasi tinggi.
Biokonversi untuk fungsi tinggi komponen daun zaitun menggunakan mikroba fermentasi
makanan.
Bahan Novel Berasal dari Zaitun 'B-Olivolj
 Nama Senyawa B:Polifenol zaitun yang direduksi secara biologis
 Nama Panggilan: B-Olivol
 Asal Nama: Namanya, B-Olivol, memiliki tiga arti "pengurangan" sebagai berikut.
1. Pengurangan konstituen daun zaitun yang dikatalisis oleh mikroba
2. Aktivitas antioksidan yang sangat baik = tindakan pereduksi
3. manfaat kembalinya rahmat zaitun kepada dunia
Materi 7
The Recent Progress on Halal Authentication Analysis of Food and
Pharmaceutical Products
Prof. Dr. Abdul Rohman, M.Si., Apt (Director of Institute for Halal Industry &
System Universitas Gadjah Mada, Indonesia)
Sertifikasi halal di Indonesia
1. Pasal 1: Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) adalah lembaga yang
dibentuk oleh pemerintah untuk menyelenggarakan Jaminan Produk halal.
2. Pasal 4: Produk yang masuk, beredar, dan diperdagangkan di wilayah Indonesia harus
bersertifikat halal.
3. Pasal 12: Lembaga Pemeriksa Halal Produk (LPH) mempunyai kesempatan yang sama
dalam membantu BPJPH memeriksa dan/atau menguji kehalalan suatu Lembaga
Pemeriksa Halal Produk.
Pangan/farmasi halal adalah produk pangan/farmasi yang mengandung bahan-bahan yang
diperbolehkan menurut hukum syariah dan memenuhi ketentuan sebagai berikut:
a. Tidak mengandung bagian atau produk hewan apa pun yang tidak halal menurut hukum
Syariah
atau bagian atau produk hewan apa pun yang tidak disembelih menurut hukum Syariah (turunan
babi).
b. Tidak mengandung najs menurut hukum syariah.
c. Aman dikonsumsi, tidak beracun, tidak memabukkan atau tidak berbahaya bagi kesehatan
sesuai
dengan takaran yang ditentukan.

d. Tidak disiapkan, diproses atau diproduksi dengan menggunakan peralatan yang terkontaminasi
najs menurut hukum Syariah.
e. Tidak mengandung bagian tubuh manusia atau turunannya yang tidak diperbolehkan menurut
hukum Syariah.
f. Selama penyiapan, pengolahan, penanganan, pengemasan, penyimpanan dan distribusi, produk
farmasi halal dipisahkan secara fisik dari produk farmasi lainnya yang tidak memenuhi
persyaratan
sebagaimana dimaksud pada butir a), b), c), d) atau e) atau barang lainnya yang telah ditetapkan
tidak halal dan najs menurut hukum Syariah.

Materi 8 :
Dr. Subandriyah, MM (Expert Policy Analyst)
Pertumbuhan sertifikasi halal pada industri farmasi cukup lambat. Hingga Maret 2021, jumlah
kelompok farmasi (obat dan vaksin) yang bersertifikat halal sebanyak 2.586 produk. Angka
tersebut sangat rendah, yaitu 0,5% dari total produk bersertifikat halal yang berjumlah 575.560
produk dari seluruh golongan.
Keputusan Kementerian Agama No. 748/2021 tentang Jenis Produk yang diperlukan Sertifikat
Halal :
1. Pengobatan tradisional.
2. Suplemen kesehatan.
3. Pengobatan semu.
4. Obat tanpa resep.
5. Obat tanpa resep yang terbatas.
6. Obat resep kecuali narkotika dan psikotropika.
7. Bahan obat.
Jumlah sertifikasi obat halal meningkat signifikan pada tahun 2019, seiring dengan penerapan
UU
No. 33 Tahun 2014 tentang Jaminan Produk Halal (UU JPH). Kemudian pada tahun 2020 terjadi
penurunan seiring dengan terbitnya aturan turunan UU JPH yaitu Peraturan Pemerintah (PP)
Nomor 39 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Bidang Jaminan Produk Halal. Dari 1.891
produk
obat pada tahun 2019, menjadi 830 produk obat pada tahun 2020.
Produk berupa obat, produk biologi, dan alat kesehatan yang akan disertifikasi halal harus
memenuhi persyaratan keamanan, manfaat/khasiat, dan mutu sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

You might also like