Professional Documents
Culture Documents
5R Sebagai
Proses Perbaikan
Berkesinambungan
5R as a Continuous Improvement Process
GMF Mission To provide integrated and reliable aircraft maintenance solutions for a safer sky and secured quality of life of mankind
GMF Values Concern for People, Integrity, Professional, Teamwork, Customer Focused
Juli 2016 1
Prolog
Workplace as
a Reflection of
the Work Culture
I
n aircraft maintenance activities,
implementation of 5S (Ringkas, Rapi,
Resik, Rawat, dan Rajin) is not merely
making a positive impression towards
the workplace, but also prevent aviation
Area Kerja
accidents due to the negligence of
maintenance personnel. The emergence of
FOD (Foreign Object Damage), segregation
D
seem simple, 5S has a major impact on
alam aktivitas perawatan pesawat, penerapan 5R both safety and quality. Therefore, 5S
(Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, dan Rajin) bukan sekedar implementation is an essential part of
menghasilkan impresi positif terhadap area kerja, continuous improvement.
namun mencegah terjadinya kecelakaan penerbangan In such of enormous impact, it is not
akibat kelalaian personel perawatan. Munculnya FOD (Foreign surprised that the company’s requirement
Object Damage), segregasi terhadap bahan kimia dan tata towards the implementation of 5S is higher,
letak tools yang tidak tepat akan memicu terjadinya incident/ particularly those who are improving the
accident. Hal ini menjadi bukti adanya sikap lalai karena tidak performance and productivity. Moreover,
menerapkan 5R. Meski tampak sederhana, 5R berdampak besar for an MRO organization that is being
terhadap safety maupun quality. Karena itu, 5R menjadi bagian transformed into a global company such as
penting perbaikan berkelanjutan. GMF. Therefore, the demands on excellent
Begitu besar dampak yang dihasilkan, tidak heran jika Quality, Cost, Delivery shall be realized to
kebutuhan perusahaan terhadap implementasi 5R makin tinggi, evoke customer’s trust and satisfaction. As
terutama perusahaan yang sedang meningkatkan kinerja dan the work culture, the implementation of 5S
produktivitasnya. Apalagi bagi organisasi MRO yang tengah needs support from leaders in each unit so
bertransformasi menjadi global company seperti GMF. Untuk that the 5S principles can be implemented
itu, tuntutan terhadap Quality, Cost, Delivery terbaik harus consistently.
diwujudkan untuk membangun kepercayaan dan kepuasan The 5S concept became the main topic
pelanggan. Sebagai budaya kerja, penerapan 5R membutuhkan for this July edition of Penity magazine
dukungan leader di setiap unit agar prinsip-prinsip 5R dapat since it is very relevant with the company’s
dijalankan secara konsisten. condition. This topic also reminds us that
Konsep 5R menjadi tema utama dalam penerbitan continuous improvement must be started
Penity edisi Juli 2016 karena sangat relevan dengan kondisi from the simple things around. As we all
perusahaan. Tema ini juga mengingatkan kita bahwa perbaikan know, the working area is a reflection of the
berkelanjutan harus dimulai dari hal-hal sederhana di sekitar work culture and the way we work. Happy
kita. Seperti kita pahami, area kerja merupakan cermin dari reading!y
budaya kerja dan cara kita bekerja. Selamat membaca. y
Diterbitkan oleh Quality Assurance & Safety GMF AeroAsia, Hangar 2 Lantai Dua Ruang 94,
Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Cengkareng - Indonesia, PO BOX 1303 - Kode Pos 19130,
Telepon: +62-21-5508190, Faximile: +62-21-5501257. Redaksi menerima saran, masukan,
dan kritik dari pembaca untuk disampaikan melalui email penity@gmf-aeroasia.co.id
2 Juli 2016
Opini
IOR
Responsible Unit
Responsible unit telah melakukan rektifikasi dengan memperbaiki
penutup lubang saluran yang dilakukan oleh PAP 1. After
Tanggapan Redaksi
Redaksi mengucapkan terima kasih kepada Saudara Eko yang
melaporkan hazard ini melalui IOR. Redaksi juga mengucapkan
terima kasih kepada responsible unit yang telah melakukan corrective
action dengan cepat, sehingga potensi bahaya dapat dicegah sedini
mungkin. y
Juli 2016 3
Komunitas
S
ejak pesawat terbang dioperasikan pertama
kali oleh umat manusia, kecelakaan
penerbangan datang silih berganti yang
disebabkan berbagai faktor. Jika pada
masa awal penyebab kecelakaan lebih banyak
karena faktor teknis, maka dalam kurun 20 tahun
terakhir penyebabnya bukan lagi didominasi
masalah teknis. Faktor manusia sebagai penyebab
kecelakaan menjadi lebih dominan dalam kurun
20 tahun terakhir. Dari temuan FAA, kecelakaan
penerbangan disebabkan oleh tiga faktor yakni
cuaca sebanyak 13,2% pesawat terbang sebanyak
27,1%, dan manusia 66,7%.
Perubahan faktor penyebab utama kecelakaan
penerbangan ini tidak lepas dari perkembangan
teknologi dan regulasi yang diproyeksikan
untuk menekan jumlah kecelakaan. Namun,
setelah teknologi dan regulasi semakin baik,
faktor manusia justru mendominasi sebagai
faktor pemicu terjadinya kecelakaan. Tentunya,
ada banyak hal yang menjadi latar belakang
S
ince the first aircraft operated by human problem with the interaction between humans and
beings, flight accident occurred one after the technology and regulation.
another due to various factors. In the first Starting from the above facts, human interaction
era, most accidents are due to technical with technology and regulation become one of the
factors, but in the last 20 years the cause was no main focuses of the Component Shop Department
longer dominated by technical problems. Human (TC) to help creates a better safe for flight condition.
factor as the cause of the accident has become the Implementation of this commitment is done by
dominant factor in the last 20 years. From the FAA’s performing appropriate component maintenance in
findings, flight accidents are caused by three factors: accordance with regulations as the first foundation.
the weather 13.2%; the aircraft itself 27.1%; and the Work habit based on procedures and regulations
remaining 66.7% is human. should grow up to be an inherent culture and
Changes in the main causes of flight accidents built-in inside TC personnel. On the other hand, TC
are inseparable from the development of technology Department also intensifies Safety Action Group
and regulation that is projected to reduce the (SAG) with several activities.
number of accidents. However, after development One of SAG TC activities includes replacement
of sophisticated technology and better regulation of emergency equipment sticker for component life
human factors on the contrary dominate as a trigger limitation. This improvement is triggered by findings
of the accident. Of course, there are many things in several inspections of cabin crew and maintenance
that underlying the change of this conditions such as personnel where stickers cannot be read due to
misunderstanding, mental fatigue, lack of experience fade, erased, blur, or torn. This finding is particularly
and cultural issues. This means that there is a important because it concerns the time limit of
4 Juli 2016
perubahan kondisi ini seperti kesalahpahaman, ditindaklanjuti karena menyangkut batas usia
kelelahan mental, kurangnya pengalaman maupun komponen yang boleh digunakan. Hasil investigasi
masalah budaya. Artinya ada masalah dengan menemukan stiker memiliki permukaan berbahan
interaksi antara manusia dengan teknologi dan glossy sehingga notifikasi life limitation mudah
regulasi. hilang, terhapus, dan bisa diubah oleh personel
Berangkat dari kenyataan di atas, interaksi yang bukan authorized personel dari TC.
manusia dengan teknologi dan regulasi menjadi Dari temuan ini, TC membuat perubahan yakni
salah satu fokus utama Dinas Component Shop stiker dibuat dengan permukaan berbahan doft
(TC) untuk membantu menciptakan kondisi sehingga notifikasi life limitation tidak mudah
safe for flight yang semakin baik. Implementasi hilang dan terhapus karena menyerap tinta dengan
komitmen ini dilakukan dengan melakukan baik sehingga tidak mudah terhapus. Selain itu,
perawatan komponen sesuai regulasi sebagai stiker terbaru ini tidak dapat diubah oleh orang
pondasi pertama dalam bekerja. Habit bekerja lain. Agar tidak mudah robek, permukaan stiker
berdasarkan prosedur dan regulasi ini harus dilapisi dengan milar. Bagi personel yang masih
terus ditumbuhkan sampai menjadi budaya yang menemukan stiker dengan bahan glossy diharapkan
melekat serta built in dalam diri personel TC. Di mengajukan permintaan penggantian dengan
sisi lain, Dinas TC juga mengintensifkan kegiatan stiker yang baru.
Safety Action Group (SAG) dengan beberapa Upaya yang dilakukan Dinas TC diharapkan
aktivitasnya. menjadi kontribusi mewujudkan zero accident
Salah satu satu aktivitas SAG TC antara lain pada pesawat yang menjalani perawatan di GMF.
memperbaiki emergency equipment sticker untuk Mewujudkan zero accident tidak dapat dilaksanakan
life limitation komponen. Perbaikan ini berangkat oleh satu dua unit tertentu, tapi oleh semua
dari temuan pada beberapa inspeksi oleh cabin elemen di perusahaan. Tapi, dengan menyadari
crew maupun maintenance personel di mana peran masing-masing dan kontribusi yang dapat
stiker tidak bisa dibaca karena pudar, terhapus, diberikan, zero accident bukan sesuatu yang
blur, atau robek. Temuan ini sangat penting mustahil untuk diwujudkan. y [Irham Amirullah]
components that be used. The investigation is if the sticker with a glossy material is expected to ask for
sticker has a glossy surface that make the sign is easy replacement with a new sticker.
to fade, erased, and can be altered by unauthorized Efforts made by TC Department are expected to
personnel. contribute in achieving zero accident on aircraft that
From these findings, TC has changed the stickers maintained at GMF. Achieving zero accident cannot
made from doff material so the sign will not easily be implemented by just one or two units, but by all
to be fade and erased as it absorbs ink better. In elements in the entire company. However, by realizing
addition, this new stickers cannot be changed by their respective roles and contributions, zero accident
others. The surface is also coated with plastic so that is not something impossible to be achieved. y [Irham
it won’t tear easily. For personnel who still found Amirullah]
Juli 2016 5
Persuasi
5R Sebagai 5R as a Continuous
Proses Perbaikan Improvement
Berkesinambungan Process
S O
alah satu warisan penting Henry Ford yang ne of the biggest automotive company,
dinikmati generasi saat ini bukan hanya Ford Motor Company, is not the only
perusahaan otomotif terbesar di dunia, important inheritance that Henry Ford left
Ford Motor Company. Sahabat Thomas Alfa us. This friend of Thomas Alfa Edison also
Edison ini mewariskan sebuah sistem kerja untuk passed down a working system for mass production
produk massal dengan kualitas terbaik dan harga with the best quality and affordable price, which is
terjangkau yang kita kenal dengan istilah 5S/5R. known as 5S/5R. Henry Ford was the first to devise and
Henry Ford adalah figur pertama yang menemukan implement system to manage cleanliness, neatness,
dan menerapkan sistem untuk mengatur kebersihan, work orderliness, and segregation between serviceable
kerapian, keteraturan kerja, serta pemisahan parts and unserviceable parts in 1972. The system was
serviceable part dan unserviceable part di area proved capable of mass-producing automobiles with
kerja pada tahun 1972. Sistem ini terbukti mampu controlled quality and competitive price.
menghasilkan mobil untuk produksi The basic principal of Henry Ford’s
massal dengan kualitas terjaga dan system was then made popular by
harga yang kompetitif. Hiroyuki Hirano in 1980, which is now
Prinsip-prinsip dasar dari Henry widely known as 5S (Seiri, Seiton,
Ford itu kemudian dipopulerkan Seiso, Seiketsu, and Shitsuke). In
oleh Hiroyuki Hirano yang kita general, 5S is a method of organizing
kenal dengan 5S (Seiri, Seiton, Seiso, and sustaining work area intensively
Seiketsu, Shitsuke) di tahun 1980. to improve overall company
Secara garis besar, 5S merupakan performance. These principals are
metode penataan dan pemeliharaan often implemented simultaneously
wilayah kerja secara intensif untuk with Kaizen, which means sustainable
meningkatkan kinerja perusahaan improvement process that involve the
secara menyeluruh. Prinsip 5S whole personnel, starting from the top
biasanya diterapkan bersamaan management to production personnel.
dengan Kaizen yakni proses perbaikan The implementation of 5S was shown
berkesinambungan yang melibatkan Oleh: Ahmad Sauki to bear positive effect on the company
seluruh personel mulai dari level top GM. Material Quality System performance and the quality of the
& Auditing
management hingga level pelaksana product.
di lapangan. Penerapan 5S terbukti Nowadays, this system is not
berdampak positif pada kinerja perusahaan dan limited for automotive industry only, but has been
kualitas produk yang dihasilkan. implemented for all other industries, including aircraft
Sistem yang diinisiasi Henry Ford dan maintenance. In Indonesia, this system is known as 5R
dipopulerkan oleh Hiroyuki Hirani kini tidak lagi (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, and Rajin) culture and
hanya untuk industri otomatif, tapi telah diterapkan has become an important for sustainable and the
pada semua industri, termasuk perawatan pesawat. implementation of Total Quality Management. As an
Di Indonesia, sistem ini lebih dikenal dengan budaya MRO, GMF also implements 5R because it can improve
5R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, Rajin) menjadi the product quality and improve performance while at
bagian penting perbaikan terus-menerus dan the same time making the work area safer and more
implementasi Total Quality Management. Sebagai comfortable.
organisasi perawatan pesawat, GMF juga menerapkan Due to its significance in aircraft maintenance, civil
5R karena dapat meningkatkan kualitas produk aviation authority has prescribed several items that
dan memperbaiki kinerja selain menjadikan area must be completed in accordance with 5R system in its
kerja lebih aman dan nyaman. Prinsip 5R diyakini regulation. This policy can be seen in CASR/FAR part
membantu mengubah pola pikir personel menjadi 145.103 where MRO is required to have enough space
lebih baik. and clear segregation and also protection for parts and
6 Juli 2016
Begitu signifikan peran 5R dalam aktivitas Penerapan 5R memang dimulai
perawatan pesawat, otoritas penerbangan sipil
telah menetapkan beberapa item yang termasuk
dari hal-hal sederhana, tapi
dalam pelaksanaan 5R dalam ketentuan yang harus dilakukan secara konsisten
dibuat. Aturan ini tertuang dalam CASR/FAR part dan berkesinambungan di
145.103 di mana organisasi MRO harus mempunyai
tempat/ruang yang cukup dan segregation yang
setiap area kerja.
jelas serta perlindungan terhadap komponen dan
part yang dilepas dari pesawat. Implementasi dari component that are disassembled from the aircraft.
peraturan ini mau tidak mau harus menerapkan With this regulation, the implementation of 5R
prinsip-prinsip dalam budaya 5R. became compulsory.
Untuk penerapan parts, labelling, proteksi, In implementation, labeling, protection,
preservation, segregasi dan penempatan parts preservation, segregation and placement of parts
sesuai dengan status inspeksinya dalam aktivitas in accordance with its inspection status in aircraft
perawatan pesawat juga diatur dalam RSM/RSQM maintenance is also regulated by RSM/RSQM and
dan MOE Part 2.3 dan Part 2.7. Dengan demikian, MOE Part 2.3 and Part 2.7. Hence, the implementation
implementasi 5R memiliki dasar peraturan yang of 5R has a clear foundation from the regulation and
jelas dan wajib dilaksanakan dalam kegiatan must be done for aircraft maintenance activities.
perawatan pesawat. Kewajiban menjalankan aturan This obligation is not only improving the quality and
tidak hanya meningkatkan kualitas dan aspek safety aspect but also giving positive first impression
keselamatan tapi juga memberikan kesan pertama to other parties such as auditors or customers. A clean
(first impression) yang positif bagi pihak lain seperti and orderly working environment will not provoke an
auditor dan customer. Lingkungan kerja yang auditor to ask further questions.
bersih, rapi dan teratur tidak akan mengundang The implementation of 5R starts from simple
auditor untuk mengajukan beragam pertanyaan. things but it must be done consistently and
Penerapan 5R memang dimulai dari hal-hal sustainably in all areas. Thus, it is crucial for the
sederhana, tapi harus dilakukan secara konsisten leaders to always remind their subordinates in their
dan berkesinambungan di setiap area kerja. own unit and not let them neglect it so that all
Karena itu, peran para leader sangat penting cultures related to 5R can be implemented correctly.
untuk selalu mengingatkan para subordinat di The implementation of 5R may tend to be top-down
unit kerja masing-masing dan tidak membiarkan as an enforcement to regulation. However, it is
para sub ordinatnya lalai terhadap implementasi expected that after sustainable execution in long
5R sehingga awareness terhadap kebersihan, period of time, it will become a culture.
kerapihan, identifikasi parts, proteksi, preservation, Each personnel’s willingness to carry out 5R helps
penggunaan palet/alas part yang benar, part making aircraft maintenance activities more effective
segregation dan budaya lain yang terkait 5R dapat and efficient, which lead to better performance
diterapkan dengan benar. Implementasi awal 5R and productivity. On the other hand, consistent
memang bersifat top down sebagai bagian dari implementation of 5R will cause the work area to be
penegakan peraturan. Tapi, setelah prinsip 5R in audit-ready condition at all times. As it is known,
terlaksana dengan baik setiap hari dalam waktu cleanliness and neatness can be a positive note for
yang lama dan berkesinambungan diharapkan auditor that may affect its overall audit result. As an
berubah menjadi suatu budaya. Sebagaimana MRO that holds the approval from DGCA, CASA, FAA,
Juli 2016 7
Persuasi
Pojok K3
K
etika melewati gerbang pemindaian tubuh
seperti di posko GMF, ada yang merasa
khawatir terpapar radiasi. Kekhawatiran
ini terutama dirasakan oleh ibu yang
sedang hamil karena dapat berdampak terhadap
kehamilannya. Apalagi kalau tongkat pemindai
bunyi ‘blip’blip’ ketika didekatkan ke tubuh kita. Rasa
khawatir ini wajar saja karena kita belum mengenal
jenis sinar yang digunakan.
Dalam dunia pemindaian, ada dua tipe radiasi seperti di gawang detector. Fakta lain yang perlu
yakni radiasi yang pengion dan radiasi bukan diketahui adalah radiasi hanya akan memberi efek
pengion. Radiasi pengion biasa dipakai untuk jika terpapar dalam kadar tertentu. Paparan radiasi
pemeriksaan sinar x tubuh dan harus dihindari oleh pengion dalam kadar yang masih ditolerasi seperti
ibu hamil karena dapat merusak ikatan dalam sel radiasi pengion dari kosmik karena jumlah radiasi
tubuh. Akibatnya pertumbuhan janin bisa terganggu pengion ini terus berkurang saat tiba di bumi karena
dan dapat memicu kecacatan hingga kematian. bumi memiliki atmosfir.
Sedangkan radiasi yang bukan pengion biasa Dengan mengenali tipe radiasi dan peralatan
digunakan di metal walkthrough (gawang detector) yang dapat memapar kita, maka para ibu hamil tidak
seperti di GMF. Tipe ini aman dilalui oleh ibu hamil. perlu lagi khawatir ketika melewati pintu detector
Begitu juga dengan tongkat pemindai yang tidak atau diperiksa dengan tongkat pemindai. Safety is My
menggunakan sinar x, tapi memakai medan magnet Life. y (Anteng Melani/TUK)
8 Juli 2016
Selisik
S
ebuah pesawat B737-800 menjalani perawatan
flap track #4 RH wing fuel leak di hangar salah
satu perusahaan perawatan pesawat terbang di
sebuah negara. Sesuai dengan rencana, perawatan
pesawat ini berjalan dengan lancar dan tidak mengalami
satu kendala berarti. Semua proses sejak pesawat masuk
hangar sampai perawatan dinyatakan selesai berjalan
sesuai harapan. Karena itu, pesawat pun siap dikeluarkan
dari hangar untuk segera dioperaikan oleh operator.
Setelah semua dinyatakan siap, proses mengeluarkan
pesawat pun dimulai.
Begitu pesawat bergerak keluar dari hangar, tidak
ada kejadian yang aneh sampai tiba-tiba side rudder
sebelah menabrak sekat (grid) di atap hangar. Akibatnya
side rudder rusak dan pesawat diharuskan melakukan
rektifikasi kembali dengan penggantian part side rudder.
Kejadian ini dianggap tidak lazim sehingga mendorong
dilakukan investigasi. Dari hasil pemeriksaan yang
Mendatar
2. Suatu bentuk sikap yang menunjukan
pelaksanaan maintenance task sesuai dengan
batasan kewenangan dan kompetensinya
(GMF Values ke-3).
1 4. Bentuk pelarangan atau perhatian khusus
terhadap pelaksanaan suatu maintenance
2 3
task yang apabila tidak ditaati akan
menimbulkan kerusakan pada komponen.
6. Media resmi pelaporan hazard.
4 8. Kesalahan yang terjadi pada pelaksanaan
5
maintenance tanpa didasari oleh niat
pelakunya untuk mencederakan personnel
6 atau merusakkan property.
9. Conformances to requirement atau suatu
bentuk nilai yang menunjukkan hasil
7 8
pekerjaan maintenance yang memenuhi
standart regulasi.
9 10. Kondisi yang berpotensi menimbulkan
cedera kepada personnel atau property
damage atau menghilangkan kemampuan
10 untuk bekerja.
Menurun
1. Metode yang digunakan sebagai
responterhadap event yang telah terjadi seperti
accident atau incident.
3. Basic defence dari aviasi terdiri dari tiga hal,
yaitu : training, technology , dan ......?.
5. Prosedure level 4 yang digunakan untuk
pelaksanaan proses maintenance.
7. Metode atau alat yang digunakan untuk
menginvestigasi suatu kejadian.
Juli 2016 9
Selisik
dilakukan, terungkaplah beberapa faktor yang bukan personel perusahaan MRO. Jadi, tidak
menyebabkan kejadian ini. mengherankan jika pengemudi towing car dan
Dari sisi kronologi, kejadian ini bermula dari wingman tidak familiar dengan kondisi hangar. Di
cockpitman yang melihat ground pit cover masih sisi lain, mereka juga tidak berkoordinasi dengan
terbuka dan posisinya di depan engine nose cowl. production unit dari bengkel pesawat bersangkutan
Karena itu, dia menginstruksikan groundman supaya ketika proses pre-towing.
towing car manuver ke kiri untuk menghindari Fakta lain yang terungkap adalah preparation
engine nose cowl menabrak ground pit cover. Lalu disconnect external power dan static grounding
groundman memberi informasi kepada pengemudi juga dilakukan sendiri oleh personel handling
towing car bermanuver ke kiri. Pengemudi towing dari operator pesawat. Namun personel handling
car mengikuti instruksi ini ketika proses towing tidak bisa menutup cover ground pit sehingga
out dari hangar. Pengemudi towing car ternyata tetap terbuka. Padahal posisi ground pit berada
mendapat isyarat ground clear dari groundman di depan RH engine pesawat dan kondisi pesawat
maupun wingman. adalah tail-in serta tepat berada di parking center
Sesuai instruksi, towing car diarahkan ke kiri hangar.
dan selanjutnya manuver ke kanan. Ketika posisi Dari kejadian ini tentu banyak pelajaran yang
pesawat hampir fully out, L/H side rudder menabrak dapat diraih. Selain awareness sangat diperlukan saat
grid atap hangar. Sebenarnya pengemudi towing melakukan perawatan, segrerasi semua tools dan
car sudah hati-hati dengan marka towing line, tapi equipments yang selesai dipakai menjadi perhatian
tidak mengikutinya karena mendapat instruksi dari penting. Dan, tentu saja mereka yang menjalankan
groundman untuk manuver ke kiri guna menghindari aktivitas yang terkait perawatan pesawat haruslah
menabrak ground pit cover. personel yang telah memenuhi persyaratan.
Dari investigasi juga terungkap masalah yang Termasuk, untuk aktivitas setelah perawatan selesai
lebih serius yakni semua personel yang melakukan harus dijalankan oleh personel yang qualified sesuai
hangar out ternyata berasal dari operator pesawat, dengan kompetensinya. y [Dimas]
Jawaban dapat dikirimkan melalui email Penity (penity@gmf-aeroasia.co.id) atau melalui Kotak Kuis Penity
yang tersedia di Posko Security GMF AeroAsia. Jawaban ditunggu paling akhir 10 Agustus 2016. Pemenang
akan dipilih untuk mendapatkan hadiah. Silahkan kirimkan saran atau kritik anda mengenai majalah Penity
melalui email Penity (penity@gmf-aeroasia.co.id)
10 Juli 2016
Safety Briefing Sheet
Juni
Juli 2016 11
Audit Activity
Mengenal Tahapan
Pelaksanaan Audit
S
ebagai maintenance provider, audit internal
maupun audit dari authority menjadi
bagian yang tidak terpisahkan dari GMF
AeroAsia. Audit bertujuan memastikan
semua prosedur perawatan pesawat dijalani
dengan benar sehingga kelaikan pesawat
terjamin. Di sisi lain, audit juga menjadi rangkaian
berkelanjutan dalam menjaga level kualitas yang
telah disetujui oleh otoritas penerbangan sipil. pentingnya audit, auditor biasanya menjelaskan
Secara umum, item-item yang termasuk dalam beberapa MRO yang tumbuh menjadi MRO besar
proses audit antara lain fasilitas, tools, personel, di Eropa adalah MRO yang mampu menjaga
dokumentasi, dan material. kualitas produknya secara konsisten.
Sedangkan tahapan audit sendiri secara Setelah entry meeting selesai, audit dimulai
umum terdiri dari tiga fase yakni persiapan, sesuai dengan kesepakatan. Pemeriksaan
pelaksanaan, dan penutupan. Fase persiapan mencakup fasilitas, tools, personel, dokumentasi,
merupakan langkah awal dalam menentukan dan material yang semuanya dibandingkan
keberhasilan audit karena dipilihnya dua kategori dengan standar prosedur yang berlaku. Untuk
audit yaitu procedure audit dan product audit. mengetauhi kondisi detail auditee, auditor
Procedure audit adalah audit yang dilakukan mengajukan pertanyaan yang terdiri dari 5W1H
terhadap quality system yang digunakan baik yakni What, Who, Why, Where, When, dan How.
itu pengembangan, terdokumentasi dan telah Ketika melaksanakan testing produk, auditor
diimplementasikan. Sedang produk audit adalah menjadi saksi (witnesses) untuk mengetahui
audit terhadap produk secara visual dan kriteria apakah parameter produk dan test bench sudah
yang telah ditentukan. Pada tahap ini juga sesuai dengan requirement dari approved
dilakukan pembuatan dan penggunaan check manufacure. Dari pemeriksaan ini auditor
list yang memuat semua standard dan procedure melaporkan setiap finding kepada auditee.
yang digunakan. Setelah semua item audit diperiksa, fase
Sebelum audit dilakukan, auditor menerbitkan penutupan ditandai dengan exit meeting.
notifikasi pemberitahuan ke auditee tentang Tapi, sebelum exit meeting dilakukan, auditor
audit yang akan dilakukan dengan dilampirkan melaporkan semua temuan selama audit ke
checklist item audit. Pada fase pelaksanaan ini, auditee. Jika auditee telah menerima laporan itu,
auditor dan auditee sepakat menentukan waktu maka dilanjutkan ke exit meeting untuk verifikasi
audit. Pada tanggal yang ditentukan mereka temuan apakah auditee menerima finding dan
mengadakan pertemuan atau entry meeting untuk level temuannya. Level temuan terbagi menjadi
memperkenalkan tim audit dan pendamping tiga yakni level 1, level 2, dan level 3. Jika temuan
(escort) selama audit. Dalam entry meeting ini, hanya membutuhkan corrective action, maka
auditor menjelaskan item checklist audit dan diberikan level 3. Jika temuan bersifat epidemic
melakukan review terhadap finding sebelumnya. yang memerlukan preventive action dan corrective
Sebagai proses awal, entry meeting menjadi action, maka diberikan level 2.
fase yang sangat penting sehingga keterbukaan Setelah exit meeting, auditor mengeluarkan
dan kerjasama di antara auditor dan auditee Non Conformance Report (NCR) sesuai dengan
sangat dibutuhkan. Dalam meeting ini penekanan hasil temuan dan diberi batas waktu perbaikan.
tentang pentingnya audit juga disampaikan. Jawaban auditee terhadap NCR akan diverifikasi
Dalam entry meeting biasanya dijelaskan oleh auditor apakah sudah memperbaiki
bahwa audit bukan proses untuk menghambat akar masalah (rootcause). Jika sudah, auditor
produksi namun, proses untuk menjaga dan melaksanakan closing terhadap temuan yang
mempertahankan kualitas hasil produksi terjadi. Proses ini berjalan secara simultan dalam
agar selalu terjaga yang berdampak terhadap setiap audit yang dihadapi oleh GMF sebagai
kehandalan produk. Untuk memberi gambaran bagian integral untuk meningkatkan kualitasnya. y
12 Juli 2016
Jangan pernah meremehkan 5R karena sekecil apapun tool yang
tertinggal di dalam pesawat akan berdampak sangat fatal.
“Meremehkan apapun memang tidak baik, apalagi kalau berkaitan dengan pesawat.”
Semakin kita perhatian dan menjalankan 5R, hasil kerja kita akan
semakin positif.
“5R dirancang agar hasil kerja kita semakin baik dan lingkungan kerja semakin nyaman.”
Terapkan 5R
Dari Yang Paling
Sederhana
L
ingkungan kerja yang bersih dan tertata rapi
menjadi impian setiap perusahaan karena
mampu mendukung peningkatan efisiensi
dan produktivitas. Karena itu, penerapan 5R
secara konsisten menjadi tugas yang harus
dijalankan. Semakin intensif penerapan 5R,
semakin besar kesempatan meningkatkan
kinerja. Bagi perusahaan perawatan pesawat,
penerapan 5R juga meningkatkan aspek quality
and safety yang menjadi prioritas dalam industri akan terasa di ruangan kerja, unit kerja, dan
penerbangan. pada akhirnya lingkungan perusahaan secara
Untuk menerapkan 5R, tidak ada cara lain keseluruhan. Pada akhirnya empat sasaran pokok
kecuali disiplin dan konsisten menjalankannya. industri yakni produktivitas, efisiensi, kualitas dan
Hal ini dapat dimulai dari aktivitas paling keselamatan kerja akan tercapai.
sederhana seperti membersihkan dan Mulailah menerapkan 5R dari hal
merapikan meja kerja, lalu meningkat ke ruang paling sederhana secara konsisten dan
kerja. Jika semua individu bergerak melakukan berkesinambungan jika ingin meraih manfaat
hal yang sama, maka dampak penerapan 5R yang lebih besar. y [Nuansa Chandra]
Juli 2016 13
Dodo dan Dono adalah sahabat semasa sekolah penerbangan, mereka berdua dipertemukan
kembali di perusahaan bengkel pesawat terbang. Dodo merupakan pribadi yang baik dengan
dodo&dono
kecakapan dan skill tinggi dalam bekerja ditambah sifatnya yang selalu aware dengan safety. Namun
sedikit berbeda dengan sahabatnya Dono, adalah pribadi giat bekerja dan cekatan, namun salah satu
kekurangannya adalah ceroboh. Sehingga saat bekerja bersama, Dodo sering mengingatkan Dono
untuk lebih berhati-hati dalam bekerja.
Distraction
Teliti pekerjaan apa yang sedang dilakukan dan selalu
selesaikan pekerjaan pada saat itu juga ketika menghadapi
distraction, atau tinggalkan pekerjaan dalam keadaan terbuka
dan diberikan note atau catatan pekerjaan terakhir. Sehingga
ketika akan melakukan pekerjaan dapat melanjutkan pekerjaan
tersebut. Pastikan anda melakukan step sebelumnya dengan
mengulang pekerjaan pada 3 tahap sebelumnya. y
14 Juli 2016
Safety Inspiration
Seorang Penumpang
dan Pintu Darurat Pesawat
S
ebelum pesawat tinggal landas, seorang
pramugari minta penumpang yang duduk
di samping pintu darurat membaca buku
instruksi keselamatan agar mengetahui
cara membuka pintu darurat jika dibutuhkan.
Penumpang itu setuju lalu meletakkan
kembali lembaran instruksi keselamatan tanpa
membacanya. Setelah mendapat jawaban,
pramugari itu menyelesaikan tugas lain sambil darurat itu rusak sehingga tidak bisa dibuka. Dengan
menunggu pesawat mulai take off. tenang pramugari itu bilang pintu darurat tidak rusak.
Di bandara tujuan, pesawat mendarat darurat Pintu tidak bisa dibuka karena cara membukanya yang
yang membuat penumpang panik meskipun tidak salah. Penumpang itu sadar kalau cara dia membuka
ada yang terluka atau mengalami cidera. Setelah pintu tadi memang salah. “Seharusnya ditarik, ya,”
pesawat berhenti, pramugari minta penumpang di katanya. Dia merasa malu lalu pergi meninggalkan
samping pintu darurat untuk membuka pintu darurat. pramugari yang membantu penumpang lain keluar
Dalam suasana tegang, penumpang itu berusaha dari pesawat.
mendorong pintu darurat agar terbuka. Karena gagal, Bagi sebagian orang, membaca manual mungkin
dia menendang-nendang pintu dengan harapan dianggap tidak penting. Apalagi hanya urusan
segera terbuka, tapi gagal lagi. Beruntung bantuan membuka pintu. Tapi, pintu darurat pesawat bukan
datang dan penumpang bisa keluar dari pintu pintu rumah yang bisa dibuka dengan sekali dorong.
belakang pesawat. Karena itu, jangan sekali-kali meremehkan manual
Saat berpapasan dengan pramugari di pintu kerja karena manual apapun dibuat pasti untuk
belakang, penumpang itu marah karena merasa pintu keselamatan bersama. y
Snapshoot
Juli 2016 15
Interpretasi
Kondisi di atas tidak perlu terjadi jika setiap Kedua, Seiton yakni penataan barang yang
organisasi dan individu disiplin menerapkan 5R/5S berguna supaya mudah dicari dan aman, serta diberi
(Ringkas/Seiri, Rapi/Seiton, Resik/Seiso, /Rawat/ indikasi. Di sini kita mengenal Signboard Strategy
Siketsu, dan Rajin/Shitsuke). Prinsip 5S/5R ini dapat yaitu menempatkan barang berguna secara rapih
diterapkan di semua jenis industri, termasuk juga dan teratur lalu diberikan penjelasan tempat, nama
perawatan pesawat. Karena itu, otoritas penerbangan barang, dan jumlahnya. Proses ini bisa mengurangi
sipil memberikan perhatian tentang pentingnya pemborosan waktu pencarian.
kebersihan, kerapihan, segregasi, tagging, dan lain- Ketiga, Seiso yaitu pembersihan barang yang
lainnya untuk organisasi MRO. Ketentuan ini karena telah ditata rapih agar tidak kotor, termasuk tempat
penerapan 5S/5R sangat membantu organisasi MRO kerja dan lingkungannya. Sebisa mungkin tempat
meningkatkan kualitas safety dan quality. kerja dibuat bersih dan bersinar seperti ruang
Penerapan 5R/5S di industri MRO harus merujuk pameran agar area kerja sehat dan nyaman sehingga
pada CASR 145.103, EASA Part-145.A.25, FAR-145.103. meningkatkan motivasi kerja.
Ketentuan-ketentuan ini mengatur bagaimana Keempat, Seiketsu yaitu penjagaan lingkungan
organisasi MRO memberi perhatian pada aspek kerja yang sudah rapi dan bersih menjadi suatu
kebersihan, kerapihan, pengendalian suhu ruangan, standar kerja. Standar ini harus mudah dipahami,
pemberian tag pada part atau komponen, dan lain- diimplementasikan ke seluruh anggota organisasi,
lain. Penerapan 5R/5S juga bertujuan melindungi dan di periksa secara teratur dan berkala.
material, barang, dan juga lingkungan. Bahkan, Kelima, Shitsuke yaitu penyadaran diri terhadap
untuk perlindungan lingkungan (environment), etika kerja seperti disiplin terhadap standar, saling
implementasi 5R/5S diatur khusus dalam QP-107-04. menghotmati, malu melakukan pelanggaran dan senang
Intinya kebersihan, keteraturan, kerapihan tidak hanya melakukan perbaikan. y [Makhrus | Sri Prabowo)
16 Juli 2016