Professional Documents
Culture Documents
Artikel info
Abstract. Criminal act must have happened in any region and in any
Keywords: period, with no exception during the colonial era in Indonesia. The crime
that occurred at that time was generally a landmark. The culprit is the
Perbanditan, Jawa, Kolonial majority from farmers and lower indigenous people living in the
countryside. There were several reasons behind this incident, but the
main reason was that the rural people lost hope because of continued
poverty, oppression, and various pressures from the colonial authorities.
But this unique act of reliability does not merely take possessions for
enrichment alone. There is something like that, but in fact there is also a
robin hood-style signature act, which is the signature that will later be
distributed to people in need. This action was also made an expression of
impiety and a symbol of the people's resistance to colonialism. The
reason why this event occurred in the village is one of them is that in the
village the protection of the colonial side tends to be small, not as large
as in the city center so the colonial side cannot control various crimes
that occur. But the benchmarking that happened was just social
benchmarking only, no benchmarking has yet been aimed at politically
seizing colonizing power. This writing aims to explain the events of java's
popularity during the colonial era and examine the reason for the event.
Based on these objectives, this study uses related library study methods to
obtain information.
Coresponden author:
Email: tifaransyah@students.unnes.ac.id
tumbuhan yang dimiliki, namun dalam pendapatan tambahan dengan jalan pitas
sejarah pulau Jawa mengandung banyak seperti menjadi bandit.
peristiwa yang penuh dengan berbagai Berbagai upaya dalam
gejolak, konflik hingga peperangan. memperebutkan kekuasaan juga menjadi
Terjadinya kekerasan dan kriminalitas di pemicu terjadinya aksi kekerasan politik
suatu daerah pasti berkaitan dengan yang dipengaruhi oleh tercipanya state of
masalah-masalah sosial, budaya, dan violence atau negara kekerasan. State of
ekonomi. Pada abad ke sembilan belas violenc yang lahir pada masa pemerintahan
sejak masa pemerintahan kolonial, kolonial ini telah menjadi akar dari
berbagai bentuk tindak kekerasan dan munculnya berbagai tindak kekerasan dan
kriminalitas kian marak terjadi terutama di kriminalitas bahkan pada
daerah Jawa seperti penipuan, pencurian, perkembangannya pemerintah kolonial
pencopetan, penjambretan, perampasan, mulai menerapkan rigime of fear (rezim
pembegalan hingga penodongan. Para ketakutan) yang mana hal tersebut
pelaku aksi-aksi tersebut biasanya disebut memberikan kesempatan kepada kelompok
sebagai bandit yang mana kehadirannya kriminal untuk berkembang dan menyebar
dirasa menggangu keamanan dan secara luas (Pribadi, 2012, p. 60). Berbagai
ketentraman masyarakat. Namun, menurut macam hukum diskriminatif dibuat untuk
Ari Kurnia (Kurnia, 2012), bagi mengatur mereka dengan cara paksa.
masyarakat luas, bandit dipandang sebagai Yanwar Pribadi (Pribadi, 2014)
seorang pahlawan atau pembela mengemukakan, perbedaan ini yang
masyarakat yang mengalami berbagai berdasarkan kepada status ras seseorang
tekanan dari pemerintah kolonial, penguasa menentukan di mana seseorang bisa hidup,
pribumi maupun penguasa perkebunan pajak apa yang harus dibayar, dan juga
swasta. hukuman apa yang diterapkan jika mereka
Melalui pernyataan dari Ari melanggar hukum.
Kurnia tersebut dapat dikatakan bahwa Selain itu terdapat alasan lainnya
fenomena perbanditan merupakan bentuk yang menjadi faktor munculnya fenomena
protes sosisal akibat dari kemiskinan, kekerasan dan kriminalitas yakni peranan
penindasan, dan berbagai tekanan dari pemerintah kolonial dalam berupaya untuk
pihak kolonial. Bandit sebagai pelaku aksi memodernisasi kota dengan menerapkan
kekerasan dan kriminalitas ini merupakan standar penataan kota barat, hal ini
pandangan dari pemerintah kolonial bermaksud untuk memperbaiki kampung
melalui hukum formal yang dilanggar oleh kumuh, menata kota agar teratur, tertib,
para bandit, sedangkan menurut pandangan dan makmur (Wijayati, 2020).
masyarakat sebagian bandit dipandang Transformasi dari kota tradisinonal ke kota
sebagai seorang pahlawan yang berani modern ini telah membentuk kelompok
menentang kebijakan dari pemerintah pada tatanan sosial di perkotaan yakni
kolonial seperti sistem tanam paksa, pemukiman kampung kota yang ditempati
pelaksanaan politik liberal, dan perluasan oleh masyarakat kalangan atas seperti
perkebunan di pedesaan (Kurnia, 2012). pejabat kolonial dalam lingkup wilayah
Tekanan yang diterima oleh para petani ruang privat dan ruang publik diperuntukan
mulai dari upah yang rendah, kebutuhan penduduk kota maupun luar kota dengan
hidup yang meningkat, beban kerja wajib, berbagai kelengkapan infrastruktur kota
hingga beratnya pajak yang harus dilunasi seperti infrastruktur politik, budaya dan
telah menggambarkan bahwa mereka ekonomi. Kemajuan tersebut mampu
hidup dalam kemiskinan dengan kehidupan meningkatkan kepadatan aktivitas
yang tidak terkendali hal tersebut penduduk, namun peningkatan tersebut
mendorong mereka untuk mencari juga tidak terlepas dari aksi-aksi para
bandit yang melancarkan kegiatannya
18 | Jurnal Candra Sangkala
ditengah kepadatan aktivitas tersebut. para bandit yang berasal dari kaum tani
Seperti yang dikemukakan oleh Putri Agus sebelum menjadi bandit mereka berguru di
Wijayati (Wijayati, 2020), bahwa tingkat lembaga keagamaan untuk belajar ilmu,
kriminalitas cenderung terkonsentrasi di baik itu ilmu pengetahuan maupun ilmu
ruang pasar, sekitar pasar, jalan-jalan yang bela diri dan gaib.
dilalui oleh orang-orang yang Akan pergi Karena tindak perbanditan ini
atau pulang dari pasar. adalah bagian dari protes sosial, dalam
Secara garis besar, pemicu dari prakteknya mereka tidak hanya mengambil
munculnya aksi kekerasan dan kriminalitas harta saja, tapi juga sering kali merusak
dari para bandit ini dikarenakan berbagai aset milik perusahaan yang
keterhimpitan masyarakat secara ekonomi dimiliki oleh penguasa saat itu. Contohnya
dan sosial. Rendahnya pendapatan serta di beberapa tempat ditemukan perusakan
banyaknya tuntutan kebijakan dari terhadap kebun tebu, saluran irigasi, los
pemerintah kolonial menjadikan tembakau, gudang, dan beberapa bangunan
masyarakat hidup dalam kemiskinan lain milik perusahaan itu. Di beberapa
sehingga memaksa mereka untuk daerah banyak bermunculan para “kecu”
menambah pendapatan dengan Cara lebih yang menjadi aktor dari perbanditan ini. Di
cepat yakni menjadi bandit. Vorstenlanden (Yogyakarta dan Surakarta)
misalnya, sasaran perampokan adalah
Bentuk-Bentuk Kriminalitas pihak perkebunan, pabrik, dan orang
Pada saat masa kolonial, daerah Tionghoa. Ada juga di Batavia, sasarannya
pedesaan di Nusantara terutama di Jawa adalah para Tuan tanah dan orang
mengalami masa sulit. Daerah pedesaan Tionghoa. Lalu di Probolinggo dan
secara umum terpisah dengan daerah Pasuruan banyak terjadi pembakaran
lainnya. Pemerintah kolonial juga terkesan kebun tebu dan bedeng tempat
abai dengan daerah pedesaan karena penyimpanan tembakau (Subarkah, 2019).
tampak kurang memberi perhatian juga Ternyata selain bentuk
perlindungan terhadap warga di pedesaan perbanditan seperti yang sudah dipaparkan
(Pribadi, 2014). Akibatnya di pedesaan sebelumnya, ada juga bentuk perbanditan
banyak terjadi tindak kriminalitas, lain yang sedikit berbeda, yaitu
umumnya adalah tindak perbanditan, perbanditan yang dikaitkan dengan hal
walaupun ada juga bentuk kriminalitas mistis. Biasanya perbanditan jenis ini
yang lain. ditandai dengan adanya orang yang
Seorang sejarawan sosial bernama mengklaim dirinya sebagai utusan tuhan
Eric Hobsbawn membagi tiga jenis dan bertujuan untuk membebaskan rakyat
perbanditan, yang pertama perampok dari penindasan (Subarkah, 2019). Contoh
bermartabat seperti Robin Hood, yang perbanditan jenis ini adalah perbanditan
kedua kelompok gerilya, dan yang terakhir yang dilakukan oleh Mas Zakaria dari
kelompok penebar teror. Di Jawa sendiri Banten, Entong Gendut di Batavia, serta
tindak perbanditan di masa itu sudah lazim para kelompok kecu di Surakarta dan
terjadi sebagai bentuk protes sosial dari Yogyakarta.
para petani. Bahkan karena sampai Terkait perbanditan di Jawa ini,
membuat pihak berwenang kesulitan Heri Priyatmoko yang merupakan seorang
menanganinya, tindak perbanditan ini sejarawan berpendapat bahwa di masa itu
sampai dikategorikan sebagai tindak ada muncul perbanditan ala Robin Hood
pemberontakan sederhana. Di era ini yang membagikan hasil rampokannya
tokoh-tokoh pemimpin informal seperti kepada rakyat miskin.target dari
kyai atau guru agama sangat berpengaruh, perbanditan ini adalah orang kaya
bahkan bisa diasumsikan sebagai tokoh Tionghoa, tuan tanah pribumi, ataupun
politik yang sangat dihormati. Kebanyakan
19 | Jurnal Candra Sangkala
mengatasi kasus-kasus kriminalitas adalah oleh para warga, dan apabila isyarat-isyarat
dengan dilakukannya ronda malam, para tersebut dibunyikan maka para warga akan
pemerintah kolonial mengumumkan sesegera mungkin keluar rumah untuk
tentang bahayanya kecu dan cara memberikan pertolongan pada korban atau
pencegahannya kepada para masyarakat peronda, (Hanggoro, 2019).
diantaranya adalah membuat pagar di Berbagai macam upaya yang telah
sekeliling rumah, menutup akses masuk ke dilakukan oleh pemerintah kolonial dalam
desa di malam hari dan melakukan memberantas kasus perampokan,
penjagaan di pos jaga, penjagaan tersebut pencurian dan perbanditan di Jawa. Akan
dilakukan dengan cara bergiliran oleh para tetapi, jika ditelisik lebih jauh lagi upaya-
jawara yang telah direkrut oleh Pemerintah upaya tersebut hanya berhasil pada daerah-
kolonial. Dalam pelaksanaannya para daerah Jawa yang terdapat penduduk
peronda diperbolehkan untuk membawa Eropa. Perampokan, pencurian, serta
senjata sebagai alat untuk menjaga diri, kekerasan yang terjadi pada perkampungan
senjata-senjata yang dibawa biasanya Jawa yang tidak terdapat sama sekali
adalah granggang (tombak yang berasal penduduk Eropa tetap saja terjadi dan
dari kayu aren) dengan mata tombak yang terdapat beberapa desa yang malah
berbeda-beda, pentungan, dan tali diberikan perlindungan oleh pemimpin
dadhung, selain alat-alat untuk menjaga bandit dengan tujuan agar desa tersebut
diri, para peronda juga diwajibkan untuk tidak mengalami kasus pencurian,
membawa alat pemadam kebakaran, yang perampokan, serta kekerasan oleh bandit-
tidak lain adalah tepas besar yang terbuat bandit yang lain. Hal ini dapat disimpulkan
dari rotan ataupun bambu, kain lap, ruas bahwa kebijakan Pemerintah Kolonial
bambu sebagai penampung air, dan ganthol belum bisa dikatakan berhasil dalam
yakni tangkai panjang yang digunakan membebaskan desa-desa di Jawa dari kasus
untuk menarik sasaran. Warga tidak kriminalitas seperti pencurian,
diperbolehkan untuk mengatasi sendiri perampokan, serta kekerasan.
apabila terdapat aksi kriminalitas di Aksi-aksi perbanditan ini lambat
daerahnya, mereka harus melaporkan aksi laun kian menurun bukan dikarenakan
kriminalitas tersebut dengan beberapa kebijakan-kebijakan pemerintah kolonial,
isyarat bunyi yang dilakukan dengan cara kasus perbanditan ini mulai menurun
memukul kentongan dengan ritme yang dimana mulai munculnya organisasi-
berbeda. Terdapat beberapa makna dari organisasi modern pada awal abad ke-20.
ritme pukulan kentongan. Pertama, apabila Organisasi-organisasi tersebut
pukulan dilakukan secara berkali-kali atau menyalurkan suara rakyat atau Wong cilik,
disebut kenthong titir hal tersebut seperti petani, buruh, dan kuli perkebunan.
menandakan adanya kasus kecu. Kedua, Dengan adanya organisasi-organisasi ini
apabila ketongan dipukul dua kali atau mewakili tuntutan rakyat mengenai
disebut kenthong loro hal ini menandakan penertrasi perkebunan.
adanya kasus pencurian. Ketiga, apabila Contoh-contoh organisasi modern
kenthongan dipukul sebanyak tiga kali atau yang mewakili suara rakyat mengenai
disebut kenthong telu hal ini berarti kehidupan-kehidupan perkebunan di
menandakan terjadinya kebakaran. antaranya adalah Personeel Fabriek Bond
Keempat, apabila kenthongan dipukul (PFB) Di Yogyakarta, organisasi ini
sebanyak empat kali atau disebut kenthong merupakan organisasi serikat buruh yang
papat hal ini menandakan terjadinya banjir. memiliki tujuan untuk membela
Terakhir, apabila kenthongan dipukul kepentingan kaum buruh, organisasi ini
sebanyak lima kali atau kenthong lima hal sebenarnya lebih dikenal sebagai sarekat
ini menandakan telah terjadi pencurian tani (Ratna, 2016). Di pasuruan dan
hewan. Isyarat ini tentunya telah dipahami Probolinggo, para petani bergabung
22 | Jurnal Candra Sangkala
dengan organisasi Sarekat Islam yang saja, melainkan berkelompok (2 orang atau
sejalan dengan protes para petani pada lebih). Pulau Jawa selalu dikenal sebagai
penetrasi perkebunan. Setelah kemunculan kepulauan yang subur dengan keragaman
Organisasi Sarikat Islam ini pembakaran tumbuhan yang dimiliki, namun dalam
perkebunan di daerah Probolinggo dan sejarah pulau Jawa mengandung banyak
Pasuruan ini semakin lama semakin peristiwa yang penuh dengan berbagai
menurun (Purwaningsih & Aji, 2020). Hal gejolak, konflik hingga peperangan.
ini menunjukkan bahwa dengan Terjadinya kekerasan dan kriminalitas di
munculnya organisasi-organisasi modern suatu daerah pasti berkaitan dengan
ini aspirasi masyarakat telah tersampaikan masalah-masalah sosial, budaya, dan
dengan baik, sehingga sejak saat itulah ekonomi. Pada abad ke sembilan belas
kasus kriminalitas perbanditan sosial sejak masa pemerintahan kolonial,
menghilang dan hanya menyisakan kasus berbagai bentuk tindak kekerasan dan
kasus perbanditan biasa. kriminalitas kian marak terjadi terutama di
daerah Jawa seperti penipuan, pencurian,
C. KESIMPULAN pencopetan, penjambretan, perampasan,
Tindakan kriminal adalah semua pembegalan hingga penodongan. Para
sesuatu yang melanggar hukum. Kriminal pelaku aksi-aksi tersebut biasanya disebut
menjadi masalah suatu negara yang sebagai bandit yang mana kehadirannya
mengharapkan keteraturan dan kedamaian. dirasa menggangu keamanan dan
Akan tetapi kriminalitas biasanya juga di ketentraman masyarakat. Beberapa
kelola negara untuk mempertahankan suatu dampak yang ditimbulkan dari tindak
kekuasaan. Kejahatan kriminal di masa kriminal yaitu menimbulkan keresahan
sekarang tidak jauh berbeda dengan terutama pemerintah kolonial, sedangkan
kejahatan kriminal di masa lalu. Di masa bagi masyarakat bandit dianggap sebagai
lalu tindak kriminal ada berbagai macam, pahlawan. Dalam bidang ekonomi
seperti perbanditan (sekarang disebut perbanditan merugikan para petani karena
premanisme) dan begal. Perbanditan di menjadi sasaran untuk mencuri uang dan
Jawa sudah terjadi sejak dulu yang terjadi barang berharga lainnya.
di beberapa kota seperti Batavia, Surakarta
dan Yogyakarta, dan juga Probolinggo dan Daftar Pustaka
Pasuruan. Era kolonial, Jawa menurut Agus Wijayati, Putri. Kekerasan dan
Gubernur Thomas Stamford Raffles Kriminalitas di Kota Semarang:
memiliki reputasi yang aman dan damai, Antara Negara Kolonial dan Otoritas
akan tetapi itu salah besar. Sering terjadi Lokal. Makassar: Al-Qalam, 2019.
pergolakan dan pertentangan antara Hindia Kurnia, Ari. Perbanditan Sosial di Klaten
Belanda dengan rakyat Indonesia atau Tahun 1870-1900. Surakarta: Digital
antar rakyat Indonesia itu sendiri setiap Library UNS, 2012.
waktu. Penjajahan ini tidak hanya Pribadi, Yanwar. Akar Sejarah Kekerasan
menimbulkan masalah politik, melainkan Di Indonesia: Pengaruh Asing Atau
masalah sosial juga seperti yang terjadi di Tradisi Local?. Banten: Tsaqofah,
desa yaitu pencurian, pembunuhan, 2012.
perampokan, pembakaran rumah, dan Pribadi, Yanwar. Strongmen dan
pembakaran kebun. Pedesaan di era Kelompok Kekerasan di Jawa;
kolonial rentan atau mudah terjadi Perkembangan dan Realisasinya
kriminalitas, alasannya yaitu karena tingkat dengan Kekerasan Masa dalam
pengangguran dan kemiskinan di pedesaan Bingkai Budaya dan Politik di
yang masih tinggi. Kriminalitas yang Indonesia. Serang: FTK Banten Press
tinggi membuat masyarakat merasa resah & LP2M IAIN Sultan Maulana
dan takut untuk bepergian. Tindak kriminal Hasanuddin Banten, 2014.
ini tidak hanya dilakukan oleh satu orang
23 | Jurnal Candra Sangkala