You are on page 1of 9

Jurnal Candra Sangkala

Vol 3, No 2, September 2021

KRIMINALITAS DI JAWA PADA MASA KOLONIAL


Fardan Tifaransyah1, Anita Safitri2, Prirobani Setyawan3, Dharu Sinar Mustikasari4, Eka
Wahyu Lejaringtyas5
Program Studi Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang
Email: tifaransyah@students.unnes.ac.id1, anitasafitri191@students.unnes.ac.id2,
prirobani@students.unnes.ac.id3, mustikasari2nd@gmail.com4,
ekawahyutyas123@students.unnes.ac.id5

Artikel info
Abstract. Criminal act must have happened in any region and in any
Keywords: period, with no exception during the colonial era in Indonesia. The crime
that occurred at that time was generally a landmark. The culprit is the
Perbanditan, Jawa, Kolonial majority from farmers and lower indigenous people living in the
countryside. There were several reasons behind this incident, but the
main reason was that the rural people lost hope because of continued
poverty, oppression, and various pressures from the colonial authorities.
But this unique act of reliability does not merely take possessions for
enrichment alone. There is something like that, but in fact there is also a
robin hood-style signature act, which is the signature that will later be
distributed to people in need. This action was also made an expression of
impiety and a symbol of the people's resistance to colonialism. The
reason why this event occurred in the village is one of them is that in the
village the protection of the colonial side tends to be small, not as large
as in the city center so the colonial side cannot control various crimes
that occur. But the benchmarking that happened was just social
benchmarking only, no benchmarking has yet been aimed at politically
seizing colonizing power. This writing aims to explain the events of java's
popularity during the colonial era and examine the reason for the event.
Based on these objectives, this study uses related library study methods to
obtain information.

Abstrak. Tindak kriminalitas pasti terjadi di setiap daerah manapun


dan di zaman apapun, tak terkecuali saat era kolonial di Indonesia.
Tindak kriminalitas yang terjadi saat itu umumnya berupa perbanditan.
Pelakunya mayoritas dari kalangan petani dan rakyat pribumi bawah
yang tinggal di pedesaan. Ada beberapa alasan yang melatarbelakangi
kejadian ini, namun alasan utamanya adalah karena rakyat pedesaan
kehilangan harapan karena terus di landa kemiskinan, penindasan, dan
berbagai tekanan dari pihak kolonial. Tetapi uniknya tindakan
perbanditan ini tidak semata-mata hanya mengambil harta untuk
memperkaya diri saja. Memang ada yang seperti itu, namun pada
kenyataannya ada juga tindakan perbanditan ala robin hood, yakni
perbanditan yang nanti hasilnya akan di bagikan kepada orang yang
membutuhkan. Aksi ini juga di jadikan sebagai ekspresi ketidak puasan
dan simbol perlawanan rakyat kepada kolonial. Alasan mengapa
peristiwa ini terjadi di desa adalah salah satunya karena di desa
perlindungan dari pihak kolonial cenderung kecil, tidak sebesar di pusat
kota sehingga pihak kolonial tidak bisa mengendalikan berbagai tindak
kejahatan yang terjadi. Namun perbanditan yang terjadi hanya sekedar
perbanditan sosial saja, belum ada perbanditan yang bertujuan politis
untuk merebut kekuasaan penjajah. Tulisan ini bertujuan untuk
menjelaskan tentang peristiwa perbanditan di jawa saat era kolonial dan
menelaah alasan terjadinya peristiwa tersebut. Dengan berdasar pada
tujuan tersebut, kajian ini menggunakan metode studi kepustakaan terkait
untuk memperoleh informasi.

Coresponden author:
Email: tifaransyah@students.unnes.ac.id

Jurnal Candra Sangkala | 15


16 | Jurnal Candra Sangkala

A. PENDAHULUAN lain, yaitu tindak kriminal kekerasan dan


Tindakan kriminal adalah semua juga pemerasan.
sesuatu yang melanggar hukum. Kriminal Era kolonial, Jawa menurut
menjadi masalah suatu negara yang Gubernur Thomas Stamford Raffles
mengharapkan keteraturan dan kedamaian. memiliki reputasi yang aman dan damai,
Akan tetapi kriminalitas biasanya juga di akan tetapi itu salah besar. Sering terjadi
kelola negara untuk mempertahankan suatu pergolakan dan pertentangan antara Hindia
kekuasaan. Pulau Jawa menjadi pusat Belanda dengan rakyat Indonesia atau
perekonomian dan perindustrian di antar rakyat Indonesia itu sendiri setiap
Indonesia dari dulu hingga sekarang. waktu. Penjajahan ini tidak hanya
Akibatnya perpindahan penduduk selalu menimbulkan masalah politik, melainkan
terjadi dan menjadi faktor terjadinya masalah sosial juga seperti yang terjadi di
kriminalitas. Biasanya ekonomi yang desa yaitu pencurian, pembunuhan,
berpenghasilan rendah, menganggur atau perampokan, pembakaran rumah, dan
kondisi miskin, menjadi alasan pelaku pembakaran kebun. Pencurian adalah
untuk mencuri atau merampok. Kebutuhan pengambilan properti milik orang lain
pokok sehari-hari seperti sandang, pangan secara ilegal tanpa izin dengan pemiliknya.
dan papan tidak dapat dipenuhi dengan Pedesaan di era kolonial rentan atau mudah
pendapatan yang sedang atau tidak terjadi kriminalitas, alasannya yaitu karena
mencukupi. Sementara itu, kebutuhan tingkat pengangguran dan kemiskinan di
keluarga meningkat dari hari ke hari dan pedesaan yang masih tinggi. Kriminalitas
jumlah tanggungan yang signifikan, yang tinggi membuat masyarakat merasa
menemukan berbagai cara untuk resah dan takut untuk bepergian. Tindak
menghasilkan pendapatan tambahan di kriminal ini tidak hanya dilakukan oleh
mana keterampilan dan pendidikan sangat satu orang saja, melainkan berkelompok (2
rendah. Oleh karena itu, satu-satunya cara orang atau lebih).
untuk mendapatkan penghasilan tambahan
adalah dengan melakukan kejahatan seperti B. METODE
pencurian, perampokan, atau penipuan. Metode penelitian yang digunakan
Dalam karya sejarawan Suhartono, ialah metode penelitian kualitatif yang
perbanditan di saat itu adalah tindak menggunakan pendekatan studi kasus
kriminal yang berkembang di masyarakat. (case studi). Data studi kasus diperoleh
Perbanditan dapat di artikan sebagai dari berbagai sumber. Dalam hal ini
merampas harta milik orang lain. Biasanya sumber yang digunakan adalah sumber
perbanditan ini ditujukan sebagai aksi data sekunder. Sumber data sekunder
protes sosial terhadap pemerintah Hindia merupakan sumber informasi yang secara
Belanda, bukan untuk memperkaya diri tidak langsung mempunyai wewenang dan
tetapi untuk kepentingan sosial. Kejahatan tanggung jawab terhadap informasi yang
kriminal di masa sekarang tidak jauh ada padanya. Selain itu, teknik
berbeda dengan kejahatan kriminal di masa pengumpulan data ini menggunakan studi
lalu. Di masa lalu tindak kriminal ada pustaka dengan mengumpulkan data-data
berbagai macam, seperti perbanditan mengenai penelitian dan hal-hal atau
(sekarang disebut premanisme) dan begal. variabel yang berupa catatan transkip,
Perbanditan di Jawa sudah terjadi sejak buku, jurnal dan sumber-sumber lain yang
dulu yang terjadi di beberapa Kota seperti dinilai relevan dengan penelitian.
Batavia, Surakarta dan Yogyakarta, dan
juga Probolinggo dan Pasuruan. Tindak C. HASIL DAN PEMBAHASAN
kriminal perbanditan dan juga pembegalan Pemicu Kriminalitas di Jawa
ini juga mencakup tindak kriminal yang Pulau Jawa selalu dikenal sebagai
kepulauan yang subur dengan keragaman
17 | Jurnal Candra Sangkala

tumbuhan yang dimiliki, namun dalam pendapatan tambahan dengan jalan pitas
sejarah pulau Jawa mengandung banyak seperti menjadi bandit.
peristiwa yang penuh dengan berbagai Berbagai upaya dalam
gejolak, konflik hingga peperangan. memperebutkan kekuasaan juga menjadi
Terjadinya kekerasan dan kriminalitas di pemicu terjadinya aksi kekerasan politik
suatu daerah pasti berkaitan dengan yang dipengaruhi oleh tercipanya state of
masalah-masalah sosial, budaya, dan violence atau negara kekerasan. State of
ekonomi. Pada abad ke sembilan belas violenc yang lahir pada masa pemerintahan
sejak masa pemerintahan kolonial, kolonial ini telah menjadi akar dari
berbagai bentuk tindak kekerasan dan munculnya berbagai tindak kekerasan dan
kriminalitas kian marak terjadi terutama di kriminalitas bahkan pada
daerah Jawa seperti penipuan, pencurian, perkembangannya pemerintah kolonial
pencopetan, penjambretan, perampasan, mulai menerapkan rigime of fear (rezim
pembegalan hingga penodongan. Para ketakutan) yang mana hal tersebut
pelaku aksi-aksi tersebut biasanya disebut memberikan kesempatan kepada kelompok
sebagai bandit yang mana kehadirannya kriminal untuk berkembang dan menyebar
dirasa menggangu keamanan dan secara luas (Pribadi, 2012, p. 60). Berbagai
ketentraman masyarakat. Namun, menurut macam hukum diskriminatif dibuat untuk
Ari Kurnia (Kurnia, 2012), bagi mengatur mereka dengan cara paksa.
masyarakat luas, bandit dipandang sebagai Yanwar Pribadi (Pribadi, 2014)
seorang pahlawan atau pembela mengemukakan, perbedaan ini yang
masyarakat yang mengalami berbagai berdasarkan kepada status ras seseorang
tekanan dari pemerintah kolonial, penguasa menentukan di mana seseorang bisa hidup,
pribumi maupun penguasa perkebunan pajak apa yang harus dibayar, dan juga
swasta. hukuman apa yang diterapkan jika mereka
Melalui pernyataan dari Ari melanggar hukum.
Kurnia tersebut dapat dikatakan bahwa Selain itu terdapat alasan lainnya
fenomena perbanditan merupakan bentuk yang menjadi faktor munculnya fenomena
protes sosisal akibat dari kemiskinan, kekerasan dan kriminalitas yakni peranan
penindasan, dan berbagai tekanan dari pemerintah kolonial dalam berupaya untuk
pihak kolonial. Bandit sebagai pelaku aksi memodernisasi kota dengan menerapkan
kekerasan dan kriminalitas ini merupakan standar penataan kota barat, hal ini
pandangan dari pemerintah kolonial bermaksud untuk memperbaiki kampung
melalui hukum formal yang dilanggar oleh kumuh, menata kota agar teratur, tertib,
para bandit, sedangkan menurut pandangan dan makmur (Wijayati, 2020).
masyarakat sebagian bandit dipandang Transformasi dari kota tradisinonal ke kota
sebagai seorang pahlawan yang berani modern ini telah membentuk kelompok
menentang kebijakan dari pemerintah pada tatanan sosial di perkotaan yakni
kolonial seperti sistem tanam paksa, pemukiman kampung kota yang ditempati
pelaksanaan politik liberal, dan perluasan oleh masyarakat kalangan atas seperti
perkebunan di pedesaan (Kurnia, 2012). pejabat kolonial dalam lingkup wilayah
Tekanan yang diterima oleh para petani ruang privat dan ruang publik diperuntukan
mulai dari upah yang rendah, kebutuhan penduduk kota maupun luar kota dengan
hidup yang meningkat, beban kerja wajib, berbagai kelengkapan infrastruktur kota
hingga beratnya pajak yang harus dilunasi seperti infrastruktur politik, budaya dan
telah menggambarkan bahwa mereka ekonomi. Kemajuan tersebut mampu
hidup dalam kemiskinan dengan kehidupan meningkatkan kepadatan aktivitas
yang tidak terkendali hal tersebut penduduk, namun peningkatan tersebut
mendorong mereka untuk mencari juga tidak terlepas dari aksi-aksi para
bandit yang melancarkan kegiatannya
18 | Jurnal Candra Sangkala

ditengah kepadatan aktivitas tersebut. para bandit yang berasal dari kaum tani
Seperti yang dikemukakan oleh Putri Agus sebelum menjadi bandit mereka berguru di
Wijayati (Wijayati, 2020), bahwa tingkat lembaga keagamaan untuk belajar ilmu,
kriminalitas cenderung terkonsentrasi di baik itu ilmu pengetahuan maupun ilmu
ruang pasar, sekitar pasar, jalan-jalan yang bela diri dan gaib.
dilalui oleh orang-orang yang Akan pergi Karena tindak perbanditan ini
atau pulang dari pasar. adalah bagian dari protes sosial, dalam
Secara garis besar, pemicu dari prakteknya mereka tidak hanya mengambil
munculnya aksi kekerasan dan kriminalitas harta saja, tapi juga sering kali merusak
dari para bandit ini dikarenakan berbagai aset milik perusahaan yang
keterhimpitan masyarakat secara ekonomi dimiliki oleh penguasa saat itu. Contohnya
dan sosial. Rendahnya pendapatan serta di beberapa tempat ditemukan perusakan
banyaknya tuntutan kebijakan dari terhadap kebun tebu, saluran irigasi, los
pemerintah kolonial menjadikan tembakau, gudang, dan beberapa bangunan
masyarakat hidup dalam kemiskinan lain milik perusahaan itu. Di beberapa
sehingga memaksa mereka untuk daerah banyak bermunculan para “kecu”
menambah pendapatan dengan Cara lebih yang menjadi aktor dari perbanditan ini. Di
cepat yakni menjadi bandit. Vorstenlanden (Yogyakarta dan Surakarta)
misalnya, sasaran perampokan adalah
Bentuk-Bentuk Kriminalitas pihak perkebunan, pabrik, dan orang
Pada saat masa kolonial, daerah Tionghoa. Ada juga di Batavia, sasarannya
pedesaan di Nusantara terutama di Jawa adalah para Tuan tanah dan orang
mengalami masa sulit. Daerah pedesaan Tionghoa. Lalu di Probolinggo dan
secara umum terpisah dengan daerah Pasuruan banyak terjadi pembakaran
lainnya. Pemerintah kolonial juga terkesan kebun tebu dan bedeng tempat
abai dengan daerah pedesaan karena penyimpanan tembakau (Subarkah, 2019).
tampak kurang memberi perhatian juga Ternyata selain bentuk
perlindungan terhadap warga di pedesaan perbanditan seperti yang sudah dipaparkan
(Pribadi, 2014). Akibatnya di pedesaan sebelumnya, ada juga bentuk perbanditan
banyak terjadi tindak kriminalitas, lain yang sedikit berbeda, yaitu
umumnya adalah tindak perbanditan, perbanditan yang dikaitkan dengan hal
walaupun ada juga bentuk kriminalitas mistis. Biasanya perbanditan jenis ini
yang lain. ditandai dengan adanya orang yang
Seorang sejarawan sosial bernama mengklaim dirinya sebagai utusan tuhan
Eric Hobsbawn membagi tiga jenis dan bertujuan untuk membebaskan rakyat
perbanditan, yang pertama perampok dari penindasan (Subarkah, 2019). Contoh
bermartabat seperti Robin Hood, yang perbanditan jenis ini adalah perbanditan
kedua kelompok gerilya, dan yang terakhir yang dilakukan oleh Mas Zakaria dari
kelompok penebar teror. Di Jawa sendiri Banten, Entong Gendut di Batavia, serta
tindak perbanditan di masa itu sudah lazim para kelompok kecu di Surakarta dan
terjadi sebagai bentuk protes sosial dari Yogyakarta.
para petani. Bahkan karena sampai Terkait perbanditan di Jawa ini,
membuat pihak berwenang kesulitan Heri Priyatmoko yang merupakan seorang
menanganinya, tindak perbanditan ini sejarawan berpendapat bahwa di masa itu
sampai dikategorikan sebagai tindak ada muncul perbanditan ala Robin Hood
pemberontakan sederhana. Di era ini yang membagikan hasil rampokannya
tokoh-tokoh pemimpin informal seperti kepada rakyat miskin.target dari
kyai atau guru agama sangat berpengaruh, perbanditan ini adalah orang kaya
bahkan bisa diasumsikan sebagai tokoh Tionghoa, tuan tanah pribumi, ataupun
politik yang sangat dihormati. Kebanyakan
19 | Jurnal Candra Sangkala

bangsawan yang suka sewenang-wenang


menarik pajak dan menyengsarakan rakyat. Dampak Perbanditan Dalam Bidang
Dalam praktiknya, para bandit Sosial dan Ekonomi
memiliki jabatan dan tugas maisng-masing. Berbagai masalah sosial dan
a. Benggol, merupakan jabatan ekonomi telah menjadi faktor yang melatar
tertinggi dalam struktur belakangi terjadinya perilaku menyimpang
organisasi bandit. Biasanya seperti tindak kejahatan kriminalitas.
seorang benggol memiliki Makin maraknya kriminalitas yang terjadi
semacam kesaktian atau ilmu di Jawa pada masa Kolonial dapat dilihat
yang mana ilmu itu akan dari lahirnya bentuk-bentuk komunitas
diajarkan kepada para perbanditan yang dibagi menjadi tiga jenis
anggotanya. Tujuan dari adanya oleh Eric Hobsbawn, yakni Robin Hood,
ilmu itu adalah untuk Gerilya, dan Penebar teror. Perbanditan
memperkuat kelompok dalam tersebut tentu saja memberikan dampak
menjalankan aksinya. Benggol dalam bidang sosial dan ekonomi.
juga biasanya bersikap ramah Dalam bidang sosial, dampak dari
kepada masyarakat untuk aksi perbanditan sangat dirasakan oleh
tujuan menarik simpati mereka. pemerintah kolonial dan pemilik
b. Wakil benggol, seperti tugas perusahaan perkebunan swasta.
wakil pada umumnya, wakil Perbanditan yang berkembang sebagai
benggol berperan sebagai orang bentuk perilaku menyimpang tentunya
kepercayaan dari benggol dan menimbulkan keresahan masyarakat.
yang akan menggantikan peran Akibat dari maraknya perbanditan
benggol jika sang benggol terutama di daerah sekitar perkebunan
sedang berhalangan. yang menjadi sasaran para bandit dalam
c. Pemegang harta rampokan, menjalankan aksinya mengakibatkan
seperti namanya tugas mereka banyak kematian. Sehingga, tingkat
adalah untuk bertanggung keresahan masyarakat terhadap tindak
jawab terhadap harta rampokan. perbanditan makin meningkat dan
Termasuk dalam menyimpan mempengaruhi rendahnya pertumbuhan
dan mendistribusikan harta penduduk di daerah perkebunan (Kurnia,
rampokan. Bisa ke ke para 2012). Kehadiran para bandit-bandit yang
anggota lain maupun kepada dianggap mengganggu stabilitas keamanan
masyarakat yang daerah ternyata bertolak belakang dengan
membutuhkan. anggapan masyarakat luas terhadap tindak
d. Telik sandi, bertugas untuk perbanditan yang terjadi. Memiliki rasa
memantau keadaan lingkungan sepenanggunan senasib antara masyarakat
sekitar target yang akan dan bandit menjadikan hubungan mereka
dirampok. berjalan dengan baik. Para bandit kerap
e. Cunguk, bertugas memantau kali membantu para petani sebagai pemilik
keadaan saat melakukan aksi lingkungan dan masyarakat pun ikut
perampokan. Mereka juga yang mendukung aksi-aksi dari perbanditan.
memberi isyarat kapan mulai Oleh sebab itu, bagi masyarakat luas bandit
dan berhentinya perampokan dianggap sebagai pahlawan atau pembela
f. Bala-bala, bertugas sebagai masyarakat yang bersama-sama melawan
kelompok yang akan pihak-pihak yang merugikan masyarakat
menghadapi serangan dari para seperti pemerintah kolonial, penguasa
korban. Selain itu juga bertugas pribumi dan penguasa perkebunan swasta.
untuk mengangkut hasil Pengaruh perbanditan dalam
rampokan bidang ekonomi dapat dilihat dari dampak
20 | Jurnal Candra Sangkala

yang diterima oleh pemerintah kolonial Melihat melonjaknya kasus


dan masyarakat miskin serta para petani. kriminalitas di Jawa pemerintah kolonial
Pihak-pihak yang sering merugikan melakukan berbagai macam upaya untuk
masyarakat menjadi pihak yang dirugikan memberantas kasus kriminalitas di Jawa.
secara finansial atas kegiatan dari Seperti yang dijabarkan oleh Yanwar
perbanditan. Pemerintah kolonial, Pribadi (Pribadi, 2014) dalam bukunya
penguasa pribumi dan penguasa yang berjudul Strongmen dan Kelompok
perkebunan swasta menjadi sasaran para Kekerasan di Jawa, pemerintah kolonial
bandit dalam mejalankan aksinya dengan mengirimkan Marsose untuk memberantas
mencuri uang dan barang-barang mereka para bandit serta rampok di Jawa.
lalu kabur dan bersembunyi di hutan Pemerintah kolonial memanfaatkan
sampai ke daerah-daerah terpencil. Agar penguasa-penguasa lokal serta ajudan-
lolos dari pengejaran, bandit melakukan ajudannya untuk menginvestigasi atau kata
penyamaran sebagai anggota organisasi lainnya memata-matai tindak kriminalitas
desa bersama dengan para bandit lainnya. di desa-desa di wilayahnya. Selain hal
Hidup dalam keadaan sosial-ekonomi yang tersebut pemerintah kolonial juga
sama, masyarakat dan para petani menjadi membentu polisi-polisi desa atau disebut
pihak yang mendapat keuntungan dari sebagai jagabaya, mereka diberikan tugas
kegiatan perbanditan. Sebab, hasil dari oleh pemerintah kolonial untuk mencegah
perbanditan tersebut sebagian dibagikan pelanggaran yang berkaitan langsung
kepada masyarakat miskin dan para petani dengan tindak kejahatan berat seperti
sehingga mereka dapat kembali memenuhi pembunuhan, pencurian, pembakaran,
kebutuhan hidup sehari-hari. perampokan serta perkelahian yang terjadi
pada warga desa. Jagabaya sendiri
Peran Pemerintah Kolonial Dalam bukanlah masyarakat desa biasa mereka
Memberantas Perbanditan di Jawa memiliki kemampuan dalam ilmu ghaib
Kasus kriminalitas di Jawa pada dan memiliki kemampuan bela diri yang
masa kolonial sangatlah tinggi, mulai dari mumpuni dan mereka bekerja pada orang-
perbanditan, perampokan, serta tindak orang yang membayar mereka. Para
kekerasan yang dilakukan oleh para pemerintah kolonial ini mempercayai
kelompok kecu. Kasus perbanditan dan tradisi lama Jawa yakni menangkap
perampokan merupakan suatu teror bagi pencuri dengan pencuri sehingga mereka
masyarakat pribumi khususnya bagi para yakin bahwa menggunakan jasa para
petani. Ancaman perebutan lahan serta jagabaya ini adalah hal yang paling efektif
tindak kekerasan yang dilakukan oleh para dalam memberantas perbanditan di Jawa.
bandit atau rampok menimbulkan sebuah Selain bekerjasama dengan jagabaya,
kecemasan dan ketakutan bagi para petani. pemerintah kolonial melakukan pengejaran
Para bandit ini biasanya melakukan terhadap para kelompok bandit atau kecu.
aksinya secara berkelompok, mereka Seperti contohnya pada masa pemerintahan
mendatangi para petani secara terang- Sultan Hamengku Buwono V, sekelompok
terangan dan melakukan perusakan perampok yang memiliki Nama Gobang
terhadap aset-aset yang dimiliki oleh para Kinosek ditangkap dan kepalanya
petani dan melakukan tindak penganiayaan dipenggal lalu ditunjukkan kepada para
dan kekerasan tanpa pandang bulu. bandit-bandit besar lainnya sebagai
Banyaknya rampok, bandit, dan orang- ancaman dan peringatan bahwa hukuman
orang yang menyalahgunakan yang diberikan kepada para bandit-bandit
kekuasaannya pada era tersebut yang berbahaya seperti mereka tidaklah
mengakibatkan melonjaknya kasus main-main.
kriminalitas di Jawa pada masa kolonial. Selain hal di atas upaya lainnya
yang dilakukan pemerintah untuk
21 | Jurnal Candra Sangkala

mengatasi kasus-kasus kriminalitas adalah oleh para warga, dan apabila isyarat-isyarat
dengan dilakukannya ronda malam, para tersebut dibunyikan maka para warga akan
pemerintah kolonial mengumumkan sesegera mungkin keluar rumah untuk
tentang bahayanya kecu dan cara memberikan pertolongan pada korban atau
pencegahannya kepada para masyarakat peronda, (Hanggoro, 2019).
diantaranya adalah membuat pagar di Berbagai macam upaya yang telah
sekeliling rumah, menutup akses masuk ke dilakukan oleh pemerintah kolonial dalam
desa di malam hari dan melakukan memberantas kasus perampokan,
penjagaan di pos jaga, penjagaan tersebut pencurian dan perbanditan di Jawa. Akan
dilakukan dengan cara bergiliran oleh para tetapi, jika ditelisik lebih jauh lagi upaya-
jawara yang telah direkrut oleh Pemerintah upaya tersebut hanya berhasil pada daerah-
kolonial. Dalam pelaksanaannya para daerah Jawa yang terdapat penduduk
peronda diperbolehkan untuk membawa Eropa. Perampokan, pencurian, serta
senjata sebagai alat untuk menjaga diri, kekerasan yang terjadi pada perkampungan
senjata-senjata yang dibawa biasanya Jawa yang tidak terdapat sama sekali
adalah granggang (tombak yang berasal penduduk Eropa tetap saja terjadi dan
dari kayu aren) dengan mata tombak yang terdapat beberapa desa yang malah
berbeda-beda, pentungan, dan tali diberikan perlindungan oleh pemimpin
dadhung, selain alat-alat untuk menjaga bandit dengan tujuan agar desa tersebut
diri, para peronda juga diwajibkan untuk tidak mengalami kasus pencurian,
membawa alat pemadam kebakaran, yang perampokan, serta kekerasan oleh bandit-
tidak lain adalah tepas besar yang terbuat bandit yang lain. Hal ini dapat disimpulkan
dari rotan ataupun bambu, kain lap, ruas bahwa kebijakan Pemerintah Kolonial
bambu sebagai penampung air, dan ganthol belum bisa dikatakan berhasil dalam
yakni tangkai panjang yang digunakan membebaskan desa-desa di Jawa dari kasus
untuk menarik sasaran. Warga tidak kriminalitas seperti pencurian,
diperbolehkan untuk mengatasi sendiri perampokan, serta kekerasan.
apabila terdapat aksi kriminalitas di Aksi-aksi perbanditan ini lambat
daerahnya, mereka harus melaporkan aksi laun kian menurun bukan dikarenakan
kriminalitas tersebut dengan beberapa kebijakan-kebijakan pemerintah kolonial,
isyarat bunyi yang dilakukan dengan cara kasus perbanditan ini mulai menurun
memukul kentongan dengan ritme yang dimana mulai munculnya organisasi-
berbeda. Terdapat beberapa makna dari organisasi modern pada awal abad ke-20.
ritme pukulan kentongan. Pertama, apabila Organisasi-organisasi tersebut
pukulan dilakukan secara berkali-kali atau menyalurkan suara rakyat atau Wong cilik,
disebut kenthong titir hal tersebut seperti petani, buruh, dan kuli perkebunan.
menandakan adanya kasus kecu. Kedua, Dengan adanya organisasi-organisasi ini
apabila ketongan dipukul dua kali atau mewakili tuntutan rakyat mengenai
disebut kenthong loro hal ini menandakan penertrasi perkebunan.
adanya kasus pencurian. Ketiga, apabila Contoh-contoh organisasi modern
kenthongan dipukul sebanyak tiga kali atau yang mewakili suara rakyat mengenai
disebut kenthong telu hal ini berarti kehidupan-kehidupan perkebunan di
menandakan terjadinya kebakaran. antaranya adalah Personeel Fabriek Bond
Keempat, apabila kenthongan dipukul (PFB) Di Yogyakarta, organisasi ini
sebanyak empat kali atau disebut kenthong merupakan organisasi serikat buruh yang
papat hal ini menandakan terjadinya banjir. memiliki tujuan untuk membela
Terakhir, apabila kenthongan dipukul kepentingan kaum buruh, organisasi ini
sebanyak lima kali atau kenthong lima hal sebenarnya lebih dikenal sebagai sarekat
ini menandakan telah terjadi pencurian tani (Ratna, 2016). Di pasuruan dan
hewan. Isyarat ini tentunya telah dipahami Probolinggo, para petani bergabung
22 | Jurnal Candra Sangkala

dengan organisasi Sarekat Islam yang saja, melainkan berkelompok (2 orang atau
sejalan dengan protes para petani pada lebih). Pulau Jawa selalu dikenal sebagai
penetrasi perkebunan. Setelah kemunculan kepulauan yang subur dengan keragaman
Organisasi Sarikat Islam ini pembakaran tumbuhan yang dimiliki, namun dalam
perkebunan di daerah Probolinggo dan sejarah pulau Jawa mengandung banyak
Pasuruan ini semakin lama semakin peristiwa yang penuh dengan berbagai
menurun (Purwaningsih & Aji, 2020). Hal gejolak, konflik hingga peperangan.
ini menunjukkan bahwa dengan Terjadinya kekerasan dan kriminalitas di
munculnya organisasi-organisasi modern suatu daerah pasti berkaitan dengan
ini aspirasi masyarakat telah tersampaikan masalah-masalah sosial, budaya, dan
dengan baik, sehingga sejak saat itulah ekonomi. Pada abad ke sembilan belas
kasus kriminalitas perbanditan sosial sejak masa pemerintahan kolonial,
menghilang dan hanya menyisakan kasus berbagai bentuk tindak kekerasan dan
kasus perbanditan biasa. kriminalitas kian marak terjadi terutama di
daerah Jawa seperti penipuan, pencurian,
C. KESIMPULAN pencopetan, penjambretan, perampasan,
Tindakan kriminal adalah semua pembegalan hingga penodongan. Para
sesuatu yang melanggar hukum. Kriminal pelaku aksi-aksi tersebut biasanya disebut
menjadi masalah suatu negara yang sebagai bandit yang mana kehadirannya
mengharapkan keteraturan dan kedamaian. dirasa menggangu keamanan dan
Akan tetapi kriminalitas biasanya juga di ketentraman masyarakat. Beberapa
kelola negara untuk mempertahankan suatu dampak yang ditimbulkan dari tindak
kekuasaan. Kejahatan kriminal di masa kriminal yaitu menimbulkan keresahan
sekarang tidak jauh berbeda dengan terutama pemerintah kolonial, sedangkan
kejahatan kriminal di masa lalu. Di masa bagi masyarakat bandit dianggap sebagai
lalu tindak kriminal ada berbagai macam, pahlawan. Dalam bidang ekonomi
seperti perbanditan (sekarang disebut perbanditan merugikan para petani karena
premanisme) dan begal. Perbanditan di menjadi sasaran untuk mencuri uang dan
Jawa sudah terjadi sejak dulu yang terjadi barang berharga lainnya.
di beberapa kota seperti Batavia, Surakarta
dan Yogyakarta, dan juga Probolinggo dan Daftar Pustaka
Pasuruan. Era kolonial, Jawa menurut Agus Wijayati, Putri. Kekerasan dan
Gubernur Thomas Stamford Raffles Kriminalitas di Kota Semarang:
memiliki reputasi yang aman dan damai, Antara Negara Kolonial dan Otoritas
akan tetapi itu salah besar. Sering terjadi Lokal. Makassar: Al-Qalam, 2019.
pergolakan dan pertentangan antara Hindia Kurnia, Ari. Perbanditan Sosial di Klaten
Belanda dengan rakyat Indonesia atau Tahun 1870-1900. Surakarta: Digital
antar rakyat Indonesia itu sendiri setiap Library UNS, 2012.
waktu. Penjajahan ini tidak hanya Pribadi, Yanwar. Akar Sejarah Kekerasan
menimbulkan masalah politik, melainkan Di Indonesia: Pengaruh Asing Atau
masalah sosial juga seperti yang terjadi di Tradisi Local?. Banten: Tsaqofah,
desa yaitu pencurian, pembunuhan, 2012.
perampokan, pembakaran rumah, dan Pribadi, Yanwar. Strongmen dan
pembakaran kebun. Pedesaan di era Kelompok Kekerasan di Jawa;
kolonial rentan atau mudah terjadi Perkembangan dan Realisasinya
kriminalitas, alasannya yaitu karena tingkat dengan Kekerasan Masa dalam
pengangguran dan kemiskinan di pedesaan Bingkai Budaya dan Politik di
yang masih tinggi. Kriminalitas yang Indonesia. Serang: FTK Banten Press
tinggi membuat masyarakat merasa resah & LP2M IAIN Sultan Maulana
dan takut untuk bepergian. Tindak kriminal Hasanuddin Banten, 2014.
ini tidak hanya dilakukan oleh satu orang
23 | Jurnal Candra Sangkala

Purwaningsih, Sri Mastuti dan Thomas


Nugroho Aji. Sejarah Sosial.
Surabaya: Unesa University Press,
2020.
Ratna, Dewi. (2016). Organisasi Buruh
dan Sejarah Perjuangannya di
Indonesia. Merdeka.
https://www.merdeka.com/pendidikan
/organisasi-buruh-dan-sejarah-
perjuangannya-di-indonesia.html (Di
akses pada 23 November 2021).
Subarkah, Muhammad. (2019). Ratu Adil,
Rusuh Sosial: Perbanditan Jawa
Masa Kolonial. Republika.
https://www.republika.co.id/berita/q0
v0x6385/ratu-adil-rusuh-sosial-
perbanditan-jawa-masa-kolonial (Di
akses pada 23 November 2021).
Tri Hanggoro, Hendaru. Cara Pemerintah
Kolonial Redam Bandit Sosial.
Historia.
https://www.republika.co.id/berita/q0
v0x6385/ratu-adil-rusuh-sosial-
perbanditan-jawa-masa-kolonial (Di
akses pada 23 November 2021).

You might also like